Tabel 3.9 - Journal | Unair

advertisement
PREFERENSI MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP
IKLAN ESIA VERSI SURABAYA
Oleh: Lintang Purnawestri (070517635)
[email protected]
ABSTRACT
The study was conducted to determine the preferences of Surabaya on advertising
Esia version of "Surabaya" through print, billboard and radio. This study involved
272 respondents in Surabaya. The data was collected using a questionnaire with
quantitative descriptive research type and sampling techniques using multi-stage
random cluster. The results of the descriptive statistics indicate that the preference
for ad esia version of "Surabaya" in print (newspapers) as much as 95.2% of good
and bad 4.8%, in response to media billboards good as 90.1% and bad response by
9, 9%, while in the medium of radio as much as 89% good feedback and bad
feedback as much as 11%. The results showed that the preferences of the
respondents were positive in which the analysis of preferences that is formed is
known that most of the respondents had a good response to the advertising
component.
Keywords: Preferences, Advertising, Advertising components
PENDAHULUAN
Preferensi memainkan peranan utama dalam membentuk perilaku, preferensi
mengevaluasi suatu kegiatan pemasaran yang akan dilasanakan. Memahami
preferensi masyarakat saat ini membantu dalam kegiatan periklanan yang lebih
baik. Preferensi merek dikatakan mendapatkan nilai poositif apabila merek
tersebut lebih disukai, merek lebih diingat, dan merek tersebut lebih dipilih
dibandingkan merek pesaing (Tiil dan Baack, 2005). Oleh karena itu preferensi
merupakan hal penting bagi pemasar karena preferensi menyimpulkan evaluasi
konsumen terhadap suatu objek (merek, perusahaan dan lain-lain) dan
menunjukkan perasaan positif dan negatif serta kecederungan perilaku.
Ketertarikan pemasar pada preferensi didasarkan atas asumsi bahwa preferensi
memiliki hubungan dengan perilaku pembelian konsumen (Morissan: 2006).
Iklan yang telah diluncurkan oleh Esia di Surabaya adalah iklan dalam
bentuk audio lewat radio, iklan cetak lewat majalah, koran, serta iklan luar ruang
1
yang mencakup billboard dan spanduk. Iklan tersebut merupakan iklan khusus
yang diluncurkan di wilayah Jawa Timur khususnya Surabaya dan Malang dengan
mengusung karakteristik budaya setempat. Penelitian ini tidak membatasi pada
jenis media yang digunakan oleh Esia dalam iklan Esia versi “Surabaya”. Iklan
Esia Versi “Surabaya” merupakan program kampanye yang dilakukan pihak Esia
khusus untuk menerpa masyarakat di Surabaya selama periode akhir tahun 2010
sampai akhir tahun 2012.
Salah satu strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk menawarkan
produk mereka dan menarik minat konsumen terhadap produk tersebut adalah
melalui iklan. Seiring pertumbuhan ekonomi, iklan menjadi sangat penting karena
konsumen potensial akan memperhatikan iklan dari produk yang ia akan beli.
Fungsi iklan selain sebagai promosi juga berfungsi menginformasikan suatu
produk atau jasa ataupun profit perusahaan dan sebagai media untuk
mengingatkan konsumen terhadap suatu produk atau jasa (Kotler : 2007).
Menurut Belch, dalam bukunya Advertising and Promotion: An Integrated
Marketing Communiactions Perspective, ada lima alat pemasaran (Marketing
Tools) yang digunakan oleh pemasar dalam kegiatan komunikasi pemasaran, yaitu
advertising, public relations, sales promotion, personal selling dan direct
marketing. Kelima alat pemasaran
tersebut juga sering disebut sebagai
promotional tools, karena tujuannya untuk mempromosikan sebuah produk atau
jasa.
Peneliti tertarik pada salah satu promotional tools di atas, yaitu advertising
atau iklan. Iklan mempengaruhi minat beli konsumen dalam tindakannya dan
keyakinannya akan merek produk yang ditawarkan perusahaan. Peran iklan dalam
mempengaruhi penjualan seperti yang terlihat dari berbagai teknik periklanan
televisi dengan tingkat eksposur iklan memberikan image tersendiri bagi
konsumen (Lutz: 1995). Perusahaan berharap konsumen potensial akan
berperilaku seperti yang diharapkan melalui iklan komersialnya.
Melalui penelitian ini, peneliti ingin melihat preferensi yang terbentuk
berdasarkan iklan yang telah diluncurkan Esia yaitu Iklan Esia versi “Surabaya”.
peneliti menggunakan model komunikasi Belch dan Belch yang menyatakan
bahwa komuniksi merupakan proses penyampaian informasi, pertukaran ide-ide
atau proses menetapkan sesuatu yang umum atau khusus dalam kerangka persepsi
antara pengirim dan penerima. (Belch: 2004)
Iklan Esia versi “Surabaya” memiliki karakteristik khusus dengan
mengusung budaya Jawa Timur, hal ini ditunjukkan dengan bahasa yang
digunakan dalam teksnya berupa bahasa Jawa yang khas akan nuansa Surabaya.
Berdasarkan keterangan dari situs resmi Esia, iklan tersebut memang iklan versi
khusus yang diluncurkan oleh Esia untuk merambah wilayah Jawa Timur
khususnya Surabaya dan Malang. Selain mengusung budaya sebagai karakteristik
khusus, Jhony, Promo Coordinator Esia East Java mengakui bahwa iklan Esia
versi “Surabaya” tersebut juga mengandung sindiran kepada flexi sebagai saingan
utama dalam bidang Jaringan CDMA khususnya di Surabaya.
Iklan dibuat untuk mengkomunikasikan tentang apa saja yang ditawarkan
perusahaan kepada konsumen. Periklanan adalah dunia yang sangat menantang.
Di satu sisi ia dituntut untuk menghasilkan karya iklan kreatif yang menghibur, di
sisi lain juga harus mampu meningkatkan penjualan produk yang diiklankan.
Tabel 1.1 dibawah ini adalah daftar biaya iklan yang dikeluarkan oleh perusahaan
telekomunikasi pada tahun 2010.
Tabel 1.1
Biaya Iklan Operator Seluler tahun 2010
Bisa kita lihat pada tabel 1.1 diatas, Esia berada diperingkat paling bawah
yang artinya Esia adalah perusahaan dengan biaya Iklan paling rendah dibanding
perusahaan lainnya.Iklan dibuat oleh perusahaan untuk mendukung programprogram marketing yang secara agresif dilaksanakan untuk mendorong
pertumbuhan costumer based, meretensi pelanggan eksisting maupun peningkatan
usage Esia. Program marketing yang dilaksanakan pada pertengahan 2010 adalah
meraih pasar Jawa Timur, dimulai dari Surabaya dan Malang. Program ini
mempunyai
sasaran
memacu
penjualan
sekaligus
menggalakkan
minat
masyarakat Surabaya untuk memanfaatkan kehandalan produk Esia dan beralih
dari provider yang lain.
Besarnya angka yang dikeluarkan tersebut tidak menjamin iklan tersebut
berjalan efektif. Banyaknya pesan iklan yang diterima konsumen setiap harinya
membuat efektifitas iklan semakin berkurang. Namun, memang sulit untuk
mengukur apakah suatu iklan efektif atau tidak. Ukuran yang menjadi dasar dalam
melihat efektifitas periklanan sering berbeda pandangan antara produsen atau
pengiklan dengan perusahaan periklanan. Namun, terdapat dua sudut pandang
yaitu pertama dilihat dari dampak komunikasi (communication effect), yaitu
pengaruhnya pada kesadaran, pengetahuan atau preferensi konsumen, dan kedua,
dampaknya terhadap penjualan (sales effect).
Esia sebagai salah satu merek layanan operator yang dikeluarkan oleh PT.
Bakrie Telecom Tbk hingga kuartal pertama atau akhir Maret 2009 lalu mencapai
8 juta pelanggan atau naik 78,8% dibandingkan periode yang sama tahun
sebelumnya yang tercatat 4,5 juta pelanggan. Dan meraih 12,1 juta pelanggan
pada kuartal ketiga (2010).
Gambar I.1
Perbandingan jumlah pengguna jaringan CDMA di Jakarta
Sumber: diolah dari www.marsnewsletter.com
Gambar I.2
Perbandingan jumlah pengguna jaringan CDMA di Surabaya
Sumber: diolah dari www.marsnewsletter.com
Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa Esia memiliki jumlah
pelanggan terbesar di Jakarta, sedangkan Surabaya dikuasai oleh Flexi yang
memiliki lebih dari 80% pelanggan. Kejayaan Flexi di Surabaya cukup beralasan
mengingat disitulah produk Telkom pertama kali diluncurkan. Sementara Esia
tidak masuk 3 besar di kota tersebut.
Perkembangan pesat terus diraih Esia hingga akhirnya mendapatkan
anugerah sebagai Brand Equity Chapion Operator CDMA 2011 oleh majalah
Marketeers dan MarkPlus Insght.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui perihal
preferensi masyarakat surabaya terhadap promosi yang dilakukan oleh Esia. Iklan
Esia versi “Surabaya” merupakan iklan khusus yang diluncurkan untuk wilayah
Surabaya, dimana kota Surabaya merupakan “daerah kekuasaan” flexi.
Penggunaan iklan yang mengusung unsur proximity atau kedekatan dengan
menggunakan atribut budaya setempat diharapkan dapat tepat sasaran. Preferensi
adalah kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi terhadap penawaran produk
dalam masalah yang baik maupun kurang baik secara konsisten, dalam hal ini
bentuk penawaran produk berupa iklan Esia versi “Surabaya” melalui media luar
ruang. Preferensi menguraikan evaluasi, perasaan, dan kecenderungan diri
seseorang terhadap obyek serta menempatkan seseorang dalam suatu kerangka
pemikiran mengenai menyukai-tidak menyukai atau mendekati-menjauhi suatu
obyek tertentu. Perubahan evaluasi dan keyakinan akan berpengaruh secara positif
terhadap preferensi, artinya semakin besar evaluasi dan atau keyakinan konsumen,
maka semakin besar pula preferensi konsumen untuk berperilaku.
Melalui penelitian ini, peneliti ingin melihat preferensi konsumen terhadap
produk Esia berdasarkan terpaan dari iklan. Dalam penelitian ini penulis tertarik
untuk meneliti bagaimanakah preferensi dari konsumen terhadap promosi dalam
bentuk iklan yang dilakukan Esia di Surabaya.
PEMBAHASAN
Deskriptif Preferensi Responden Atas Komponen Iklan Esia Versi
“Surabaya”
Preferensi responden atas komponen iklan didasarkan pada nilai rata-rata
dari skor jawaban yang mereka berikan untuk tiap media iklan yang pernah
dilihat. Rata-rata dari preferensi responden dikategorikan berdasarkan rumus
berikut menjadi 4 kriteria sebagai berikut:
Interval Kelas dari preferensi:
Tabel 3.9
Kategori Mean Preferensi Responden
Mean
3.25 – 4.00
2.50 – < 3.25
1.75 – < 2.50
1.00 – < 1.75
Kategori
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
Sumber : Walpole, p. 214
Media Cetak
Preferensi responden atas komponen iklan Esia Versi “Surabaya” yang
melalui media cetak (koran) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.10
Distribusi Preferensi Responden Atas Komponen Iklan Melalui Koran
Pertanyaan
Kategori Kata Terdengar
Kata-kata yang digunakan dalam iklan
esia versi Surabaya jelas dan mudah
diingat
Saya dapat memahami kata-kata yang
digunakan dalam iklan esia versi
Surabaya
Kata-kata yang digunakan dalam iklan
esia versi Surabaya membuat anda
tertarik
Informasi mengenai keunggulan produk
tercantum dengan jelas
Informasi mengenai kelebihan produk
dibandingkan produk lain tercantum
dengan jelas
Kategori Kata Terlihat
Kata-kata yang terlihat dalam iklan esia
Melihat
Koran
Saja
Ketiganya
Koran
Saja
Ketiganya
Koran
Saja
Ketiganya
Koran
Saja
Ketiganya
Koran
Saja
Ketiganya
Koran
Frekuensi Skor
Jawaban
1
2
3
4
Mean
5
27
4
0
1,97
31
108
13
0
1,88
7
27
2
0
1,86
35
107
10
0
1,84
2
28
6
0
2,11
5
112
35
0
2,20
2
20
14
0
2,33
7
90
55
0
2,32
2
24
10
0
2,22
5
117
30
0
2,16
6
29
1
0
1,86
versi Surabaya dapat terbca dengan jelas
Kata-kata yang terlihat dalam iklan esia
versi Surabaya mudah dimengerti
Slogan iklan esia versi Surabaya mudah
untuk diingat dan dipahami
Kategori Gambar
Pemilihan Kartolo sebagai Brand
ambassador dalam iklan sudah tepat
mewakili karakter masyarakat Surabaya
Pemilihan kata dalam iklan sudah tepat
dalam menggambarkan karakteristik
esia untuk masyarakat Surabaya
Susunan gambar pada iklan informatif
dan dapat anda ingat hingga kini
Tata letak gambar dan tulisan menarik
Huruf yang digunakan sudah cocokk
Ukuran huruf yang digunakan pada
iklan dapat dibaca dengan mudah
Saja
Ketiganya
Koran
Saja
Ketiganya
Koran
Saja
Ketiganya
Koran
Saja
Ketiganya
Koran
Saja
Ketiganya
Koran
Saja
Ketiganya
Koran
Saja
Ketiganya
Koran
Saja
Ketiganya
Koran
Saja
Ketiganya
26
119
7
0
1,88
5
26
5
0
2,00
10
113
29
0
2,13
3
25
8
0
2,14
5
122
25
0
2,13
6
24
6
0
2,00
27
113
12
0
1,90
3
31
2
0
1,97
29
110
13
0
1,89
6
24
6
0
2,00
10
118
24
0
2,09
4
26
6
0
2,06
10
100
42
0
2,21
2
31
3
0
2,03
7
126
19
0
2,08
6
28
2
0
1,89
28
113
11
0
1,89
Kategori Warna
Komposisi warna dalam iklan esia
terlihat mencolok dan menarik
Penggunaan warna font antara tulisan
“Esia” dan “bukan telepon biasa”
memperjelas berbedaan merek yang
ditonjolkan dalam iklan esia versi
Surabaya
Penggunaan warna putih sebagai
background gambar memperjelas
tampilan iklan secara keseluruhan
Koran
Saja
Ketiganya
Koran
Saja
1
27
8
0
2,19
13
104
35
0
2,14
4
31
1
0
1,92
Ketiganya
34
111
7
0
1,82
2
32
2
0
2,00
4
138
10
9
2,04
Koran
Saja
Ketiganya
Dari hasil pendeskripsian preferensi responden atas komponen iklan yang
pernah dilihat di media iklan cetak (koran), selanjutnya dapat dikategorikan
preferensi responden tersebut menjadi 2 kategori yaitu preferensi baik dan buruk
berdasarkan pengkategorian rata-rata pada Tabel 10. Berikut adalah kategori
preferensi dari 272 responden penelitian
Tanggapan Atas Komponen Iklan di Koran
Valid
Baik
Buruk
Total
Frequency
259
13
272
Percent
95,2
4,8
100,0
Valid Percent
95,2
4,8
100,0
Cumulative
Percent
95,2
100,0
Dari Tabel tersebut diketahui bahwa 95,2% responden menilai komponen
atas iklan Esia versi ‘Surabaya” di media cetak memberikan preferensi yang baik
atas komponen iklan dan hanya 4,8% dari keseluruhan responden sebanyak 272
yang memberikan preferensi buruk pada komponen iklan Esia versi “Surabaya”
versi media cetak.
Billboard
Preferensi responden atas komponen iklan Esia Versi “Suirabaya” yang
melalui bilboard adalah sebagai berikut:
Tabel 3.11
Distribusi Preferensi Responden Atas Komponen Iklan Melalui Bilboard
Pertanyaan
Kategori Jangkauan
Billboard Iklan Esia versi “Surabaya”
berada ditempat yang banyak dilewati
Penepatan billboard tersebut sudah
tepat dan dapat dilihat jelas oleh
pengguna jalan
Lokasi billboard berada ditempat
strategis yang dilewati banyak orang
setiap harinya
Kategori Ukuran
Ukuran dari billboard dapat dilihat
dari jarak 100-500 m
Ukuran billboard sudah sesuai dan
dapat dilihat dengan jelas oleh
pengguna jalan
Ukuran billboard sudah sesuai dalam
menampilkan gambar dan informasi
secara jelas
Kategori Warna
Komposisi warna dalam billboard
harmonis dan menarik untuk dilihat
Frekuensi Skor
Jawaban
1
2
3
4
Mean
Bilboard
Ketiganya
Bilboard
5
12
2
30
119
25
2
21
7
0
0
0
1,92
2,06
2,05
Ketiganya
8
110
34
0
2,17
Bilboard
1
32
4
0
2,08
Ketiganya
2
116
34
0
2,21
Bilboard
Ketiganya
Bilboard
1
1
4
33
127
28
3
24
5
0
0
0
2,05
2,15
2,03
Ketiganya
7
101
44
0
2,24
Bilboard
1
29
7
0
2,16
Ketiganya
6
112
34
0
2,18
Bilboard
Ketiganya
0
2
31
113
6
37
0
0
2,16
2,23
Melihat
Penggunaan warna font dalam yang
berbeda-beda pada kalimat dalam
iklan billboard semakin memperjelas
informasi iklan
Penggunaan warna putih sebagai
background gambar memperjelas
tampilan iklan secara keseluruhan
Bilboard
3
26
8
0
2,14
Ketiganya
16
114
22
0
2,04
Bilboard
0
32
5
0
2,14
Ketiganya
6
116
30
0
2,16
Dari hasil pendeskripsian preferensi responden atas komponen iklan yang
pernah dilihat di media billboard, selanjutnya dapat dikategorikan preferensi
responden tersebut menjadi 2 kategori yaitu preferensi baik dan buruk
berdasarkan pengkategorian rata-rata pada Tabel 11. Berikut adalah kategori
preferensi dari 272 responden penelitian
Tanggapan Atas Komponen Iklan di Billboard
Valid
Baik
Buruk
Total
Frequency
245
27
272
Percent
90,1
9,9
100,0
Valid Percent
90,1
9,9
100,0
Cumulative
Percent
90,1
100,0
Dari Tabel tersebut diketahui bahwa 90,1% responden menilai komponen
atas iklan Esia versi ‘Surabaya” di billboard memberikan preferensi yang baik
atas komponen iklan dan hanya 9,9% dari keseluruhan responden sebanyak 272
yang memberikan preferensi buruk pada komponen iklan Esia versi “Surabaya” di
billboard.
Radio
Preferensi responden atas komponen iklan Esia Versi “Suirabaya” yang
melalui radio adalah sebagai berikut:
Tabel 3.12
Distribusi Preferensi Responden Atas Komponen Iklan Melalui Radio
Pertanyaan
Kategori Kejelasan
Penggunaan kata-kata dalam iklan
Esia versi “Surabaya” di radio
terdengar jelas
Penggunaan bahasa khas Surabaya
(bahasa jawa) dalam iklan Esia mudah
Frekuensi Skor
Jawaban
1
2
3
4
Mean
Radio
5
39
3
0
1,96
Ketiganya
16
120
16
0
2,00
Radio
Ketiganya
1
11
34
121
12
20
0
0
2,23
2,06
Melihat
dimengerti dan dipahami
Ide cerita dalam dalam iklan Esia versi
“Surabaya” di radio mudah dimengerti
dan informative
Kategori Kelincahan
Logat yang digunakan oleh pengisi
suara dalam iklan radio mencerminkan
bahasa Surabaya dengan tepat
Penggunaan bahasa dan logat khas
Surabaya membuat iklan menarik dan
membuat pendengar lebih merasa
dekat dengan iklan tersebut
Kategori Kenakeragaman
Kalimat-kalimat serta intonasi yang
segar dalam iklan esia versi Surabaya
di radio membuat iklan menarik untuk
didengarkan
Penggunaan istilah “bukan telepon
biasa” dimengerti oleh pendengar
sebagai slogan dari kompetitor Esia
Iklan Esia versi “Surabaya”
menghibur pendengar dengan tema
humor
Radio
6
26
15
0
2,19
Ketiganya
5
113
34
0
2,19
Radio
8
35
4
0
1,91
Ketiganya
27
112
13
0
1,91
Radio
2
30
15
0
2,28
Ketiganya
7
115
30
0
2,15
Radio
4
33
10
0
2,13
Ketiganya
3
126
23
0
2,13
Radio
5
33
9
0
2,09
Ketiganya
11
124
17
0
2,04
Radio
0
34
13
0
2,28
Ketiganya
5
120
27
0
2,14
Dari hasil pendeskripsian preferensi responden atas komponen iklan yang
pernah dilihat di media radio, selanjutnya dapat dikategorikan preferensi
responden tersebut menjadi 2 kategori yaitu preferensi baik dan buruk
berdasarkan pengkategorian rata-rata pada Tabel 12. Berikut adalah kategori
preferensi dari 272 responden penelitian
Tanggapan Atas Komponen Iklan di Radio
Valid
Baik
Buruk
Total
Frequency
242
30
272
Percent
89,0
11,0
100,0
Valid Percent
89,0
11,0
100,0
Cumulative
Percent
89,0
100,0
Dari tabel tersebut diketahui bahwa 89,0% responden menilai komponen
atas iklan Esia versi ‘Surabaya” di radio memberikan preferensi yang baik atas
komponen iklan dan hanya 11,0% dari keseluruhan responden sebanyak 272 yang
memberikan preferensi buruk pada komponen iklan Esia versi “Surabaya” di
radio.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya,
maka kesimpulan hasil penelitian ini adalah:
Berdasarkan analisis data secara deskriptif dengan menggunakan tabulasi
frekuensi diketahui bahwa responden yang memberikan preferensi baik terhadap
iklan esia versi “Surabaya” di media cetak (koran) sebanyak 95,2% responden dan
yang memberikan preferensi buruk sebanyak 4,8%. Pada media billboard,
responden yang memberikan preferensi baik sebanyak 90,1% responden dan yang
memberikan preferensi buruk sebanyak 9,9%. Sedangkan pada media radio,
responden yang memberikan preferensi baik sebanyak 89,0% dan yang
memberikan preferensi buruk sebanyak 11,0%.
Responden yang memberikan preferensi baik terhadap iklan esia versi
“Surabaya” dikarenakan iklan iklan esia versi “Surabaya” mampu membuat
responden tertarik, antara lain pada media cetak, misalnya penggunaan huruf yang
sudah tepat, selain itu komposisi warna pada iklan memperjelas tampilan iklan
secara keseluruhan.
Pada media billboard, responden memberikan preferensi baik antara lain
karena ukuran billboard iklan esia versi “Surabaya” sudah sesuai sehingga
reponden mampu melihat dengan jelas iklan tersebut, serta komposisi warna
dalam billlboard harmonis dan menarik untuk dilihat.
Pada media radio responden memberikan preferensi baik antara lain
karena iklan esia versi “Surabaya” di radio dianggap menghibur dengan tema
humor dan penggunaan kata-kata dalam iklan yang terdengar jelas.
Responden yang memberikan preferensi buruk terhadap iklan esia versi
“Surabaya” dikarenakan reponden menganggap kata-kata yang digunakan dalam
iklan kurang dapat dipahami pada media cetak, hal ini mungkin terjadi karena
penggunaan bahasa Jawa dalam tulisan iklan esia versi “Surabaya” belum terlalu
familiar dibaca oleh masyarakat Surabaya. Sedangkan untuk media billboard,
responden memberikan preferensi buruk pada penggunaan warna font yang
berbeda-beda pada kalimat dalam billboard membuat informasi iklan kurang jelas,
dan untuk media radio, responden memberikan preferensi buruk pada penggunaan
logat oleh pengisi suara dalam iklan radio dianggap belum terlalu mencerminkan
bahasa Surabaya dengan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Assael, henry. 1995. Consumer Behavior & Marketing Action 5th Edition.
International Thomson Publishing.
Engel, Blackwell, and Miniard. 2992. Consumer Behavior. Prentice Hall Inc.
Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi.
Kasali, Rhenald. (1993). Manajemen Periklanan Cetakan Ketiga. Jakarta: Pustaka
Utama Grfiti.
Kotler, Philip. 2003. “Manajemen Pemasaran”. jilid 1. Edisi ke 2. Indeks. Jakarta.
Kotler, Philip. 2005. “Manajemen Pemasaran”. jilid 2. Edisi ke 2. Indeks. Jakarta.
Morissan, MA (2010). Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Mowen, Jhon C dan Michael Minor (2002). Perilaku Konsumen. Edisi Kelima,
jilid I. Jakarta: Penerbit Erlangga
Ruslan, Rosady. 2008. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Schiffman, Leon G, Leslie Lazar Kanuk. 2004. Consumer Behavior 8th Edition.
Prentice Hall International.
Silalahi, Ulber. (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.
Simamora, Bilson (2002). Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Download