PREFERENSI MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP IKLAN ESIA VERSI SURABAYA Oleh: Lintang Purnawestri (070517635) [email protected] ABSTRACT The study was conducted to determine the preferences of Surabaya on advertising Esia version of "Surabaya" through print, billboard and radio. This study involved 272 respondents in Surabaya. The data was collected using a questionnaire with quantitative descriptive research type and sampling techniques using multi-stage random cluster. The results of the descriptive statistics indicate that the preference for ad esia version of "Surabaya" in print (newspapers) as much as 95.2% of good and bad 4.8%, in response to media billboards good as 90.1% and bad response by 9, 9%, while in the medium of radio as much as 89% good feedback and bad feedback as much as 11%. The results showed that the preferences of the respondents were positive in which the analysis of preferences that is formed is known that most of the respondents had a good response to the advertising component. Keywords: Preferences, Advertising, Advertising components PENDAHULUAN Preferensi memainkan peranan utama dalam membentuk perilaku, preferensi mengevaluasi suatu kegiatan pemasaran yang akan dilasanakan. Memahami preferensi masyarakat saat ini membantu dalam kegiatan periklanan yang lebih baik. Preferensi merek dikatakan mendapatkan nilai poositif apabila merek tersebut lebih disukai, merek lebih diingat, dan merek tersebut lebih dipilih dibandingkan merek pesaing (Tiil dan Baack, 2005). Oleh karena itu preferensi merupakan hal penting bagi pemasar karena preferensi menyimpulkan evaluasi konsumen terhadap suatu objek (merek, perusahaan dan lain-lain) dan menunjukkan perasaan positif dan negatif serta kecederungan perilaku. Ketertarikan pemasar pada preferensi didasarkan atas asumsi bahwa preferensi memiliki hubungan dengan perilaku pembelian konsumen (Morissan: 2006). Iklan yang telah diluncurkan oleh Esia di Surabaya adalah iklan dalam bentuk audio lewat radio, iklan cetak lewat majalah, koran, serta iklan luar ruang 1 yang mencakup billboard dan spanduk. Iklan tersebut merupakan iklan khusus yang diluncurkan di wilayah Jawa Timur khususnya Surabaya dan Malang dengan mengusung karakteristik budaya setempat. Penelitian ini tidak membatasi pada jenis media yang digunakan oleh Esia dalam iklan Esia versi “Surabaya”. Iklan Esia Versi “Surabaya” merupakan program kampanye yang dilakukan pihak Esia khusus untuk menerpa masyarakat di Surabaya selama periode akhir tahun 2010 sampai akhir tahun 2012. Salah satu strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk menawarkan produk mereka dan menarik minat konsumen terhadap produk tersebut adalah melalui iklan. Seiring pertumbuhan ekonomi, iklan menjadi sangat penting karena konsumen potensial akan memperhatikan iklan dari produk yang ia akan beli. Fungsi iklan selain sebagai promosi juga berfungsi menginformasikan suatu produk atau jasa ataupun profit perusahaan dan sebagai media untuk mengingatkan konsumen terhadap suatu produk atau jasa (Kotler : 2007). Menurut Belch, dalam bukunya Advertising and Promotion: An Integrated Marketing Communiactions Perspective, ada lima alat pemasaran (Marketing Tools) yang digunakan oleh pemasar dalam kegiatan komunikasi pemasaran, yaitu advertising, public relations, sales promotion, personal selling dan direct marketing. Kelima alat pemasaran tersebut juga sering disebut sebagai promotional tools, karena tujuannya untuk mempromosikan sebuah produk atau jasa. Peneliti tertarik pada salah satu promotional tools di atas, yaitu advertising atau iklan. Iklan mempengaruhi minat beli konsumen dalam tindakannya dan keyakinannya akan merek produk yang ditawarkan perusahaan. Peran iklan dalam mempengaruhi penjualan seperti yang terlihat dari berbagai teknik periklanan televisi dengan tingkat eksposur iklan memberikan image tersendiri bagi konsumen (Lutz: 1995). Perusahaan berharap konsumen potensial akan berperilaku seperti yang diharapkan melalui iklan komersialnya. Melalui penelitian ini, peneliti ingin melihat preferensi yang terbentuk berdasarkan iklan yang telah diluncurkan Esia yaitu Iklan Esia versi “Surabaya”. peneliti menggunakan model komunikasi Belch dan Belch yang menyatakan bahwa komuniksi merupakan proses penyampaian informasi, pertukaran ide-ide atau proses menetapkan sesuatu yang umum atau khusus dalam kerangka persepsi antara pengirim dan penerima. (Belch: 2004) Iklan Esia versi “Surabaya” memiliki karakteristik khusus dengan mengusung budaya Jawa Timur, hal ini ditunjukkan dengan bahasa yang digunakan dalam teksnya berupa bahasa Jawa yang khas akan nuansa Surabaya. Berdasarkan keterangan dari situs resmi Esia, iklan tersebut memang iklan versi khusus yang diluncurkan oleh Esia untuk merambah wilayah Jawa Timur khususnya Surabaya dan Malang. Selain mengusung budaya sebagai karakteristik khusus, Jhony, Promo Coordinator Esia East Java mengakui bahwa iklan Esia versi “Surabaya” tersebut juga mengandung sindiran kepada flexi sebagai saingan utama dalam bidang Jaringan CDMA khususnya di Surabaya. Iklan dibuat untuk mengkomunikasikan tentang apa saja yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen. Periklanan adalah dunia yang sangat menantang. Di satu sisi ia dituntut untuk menghasilkan karya iklan kreatif yang menghibur, di sisi lain juga harus mampu meningkatkan penjualan produk yang diiklankan. Tabel 1.1 dibawah ini adalah daftar biaya iklan yang dikeluarkan oleh perusahaan telekomunikasi pada tahun 2010. Tabel 1.1 Biaya Iklan Operator Seluler tahun 2010 Bisa kita lihat pada tabel 1.1 diatas, Esia berada diperingkat paling bawah yang artinya Esia adalah perusahaan dengan biaya Iklan paling rendah dibanding perusahaan lainnya.Iklan dibuat oleh perusahaan untuk mendukung programprogram marketing yang secara agresif dilaksanakan untuk mendorong pertumbuhan costumer based, meretensi pelanggan eksisting maupun peningkatan usage Esia. Program marketing yang dilaksanakan pada pertengahan 2010 adalah meraih pasar Jawa Timur, dimulai dari Surabaya dan Malang. Program ini mempunyai sasaran memacu penjualan sekaligus menggalakkan minat masyarakat Surabaya untuk memanfaatkan kehandalan produk Esia dan beralih dari provider yang lain. Besarnya angka yang dikeluarkan tersebut tidak menjamin iklan tersebut berjalan efektif. Banyaknya pesan iklan yang diterima konsumen setiap harinya membuat efektifitas iklan semakin berkurang. Namun, memang sulit untuk mengukur apakah suatu iklan efektif atau tidak. Ukuran yang menjadi dasar dalam melihat efektifitas periklanan sering berbeda pandangan antara produsen atau pengiklan dengan perusahaan periklanan. Namun, terdapat dua sudut pandang yaitu pertama dilihat dari dampak komunikasi (communication effect), yaitu pengaruhnya pada kesadaran, pengetahuan atau preferensi konsumen, dan kedua, dampaknya terhadap penjualan (sales effect). Esia sebagai salah satu merek layanan operator yang dikeluarkan oleh PT. Bakrie Telecom Tbk hingga kuartal pertama atau akhir Maret 2009 lalu mencapai 8 juta pelanggan atau naik 78,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 4,5 juta pelanggan. Dan meraih 12,1 juta pelanggan pada kuartal ketiga (2010). Gambar I.1 Perbandingan jumlah pengguna jaringan CDMA di Jakarta Sumber: diolah dari www.marsnewsletter.com Gambar I.2 Perbandingan jumlah pengguna jaringan CDMA di Surabaya Sumber: diolah dari www.marsnewsletter.com Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa Esia memiliki jumlah pelanggan terbesar di Jakarta, sedangkan Surabaya dikuasai oleh Flexi yang memiliki lebih dari 80% pelanggan. Kejayaan Flexi di Surabaya cukup beralasan mengingat disitulah produk Telkom pertama kali diluncurkan. Sementara Esia tidak masuk 3 besar di kota tersebut. Perkembangan pesat terus diraih Esia hingga akhirnya mendapatkan anugerah sebagai Brand Equity Chapion Operator CDMA 2011 oleh majalah Marketeers dan MarkPlus Insght. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui perihal preferensi masyarakat surabaya terhadap promosi yang dilakukan oleh Esia. Iklan Esia versi “Surabaya” merupakan iklan khusus yang diluncurkan untuk wilayah Surabaya, dimana kota Surabaya merupakan “daerah kekuasaan” flexi. Penggunaan iklan yang mengusung unsur proximity atau kedekatan dengan menggunakan atribut budaya setempat diharapkan dapat tepat sasaran. Preferensi adalah kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi terhadap penawaran produk dalam masalah yang baik maupun kurang baik secara konsisten, dalam hal ini bentuk penawaran produk berupa iklan Esia versi “Surabaya” melalui media luar ruang. Preferensi menguraikan evaluasi, perasaan, dan kecenderungan diri seseorang terhadap obyek serta menempatkan seseorang dalam suatu kerangka pemikiran mengenai menyukai-tidak menyukai atau mendekati-menjauhi suatu obyek tertentu. Perubahan evaluasi dan keyakinan akan berpengaruh secara positif terhadap preferensi, artinya semakin besar evaluasi dan atau keyakinan konsumen, maka semakin besar pula preferensi konsumen untuk berperilaku. Melalui penelitian ini, peneliti ingin melihat preferensi konsumen terhadap produk Esia berdasarkan terpaan dari iklan. Dalam penelitian ini penulis tertarik untuk meneliti bagaimanakah preferensi dari konsumen terhadap promosi dalam bentuk iklan yang dilakukan Esia di Surabaya. PEMBAHASAN Deskriptif Preferensi Responden Atas Komponen Iklan Esia Versi “Surabaya” Preferensi responden atas komponen iklan didasarkan pada nilai rata-rata dari skor jawaban yang mereka berikan untuk tiap media iklan yang pernah dilihat. Rata-rata dari preferensi responden dikategorikan berdasarkan rumus berikut menjadi 4 kriteria sebagai berikut: Interval Kelas dari preferensi: Tabel 3.9 Kategori Mean Preferensi Responden Mean 3.25 – 4.00 2.50 – < 3.25 1.75 – < 2.50 1.00 – < 1.75 Kategori Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Sumber : Walpole, p. 214 Media Cetak Preferensi responden atas komponen iklan Esia Versi “Surabaya” yang melalui media cetak (koran) adalah sebagai berikut: Tabel 3.10 Distribusi Preferensi Responden Atas Komponen Iklan Melalui Koran Pertanyaan Kategori Kata Terdengar Kata-kata yang digunakan dalam iklan esia versi Surabaya jelas dan mudah diingat Saya dapat memahami kata-kata yang digunakan dalam iklan esia versi Surabaya Kata-kata yang digunakan dalam iklan esia versi Surabaya membuat anda tertarik Informasi mengenai keunggulan produk tercantum dengan jelas Informasi mengenai kelebihan produk dibandingkan produk lain tercantum dengan jelas Kategori Kata Terlihat Kata-kata yang terlihat dalam iklan esia Melihat Koran Saja Ketiganya Koran Saja Ketiganya Koran Saja Ketiganya Koran Saja Ketiganya Koran Saja Ketiganya Koran Frekuensi Skor Jawaban 1 2 3 4 Mean 5 27 4 0 1,97 31 108 13 0 1,88 7 27 2 0 1,86 35 107 10 0 1,84 2 28 6 0 2,11 5 112 35 0 2,20 2 20 14 0 2,33 7 90 55 0 2,32 2 24 10 0 2,22 5 117 30 0 2,16 6 29 1 0 1,86 versi Surabaya dapat terbca dengan jelas Kata-kata yang terlihat dalam iklan esia versi Surabaya mudah dimengerti Slogan iklan esia versi Surabaya mudah untuk diingat dan dipahami Kategori Gambar Pemilihan Kartolo sebagai Brand ambassador dalam iklan sudah tepat mewakili karakter masyarakat Surabaya Pemilihan kata dalam iklan sudah tepat dalam menggambarkan karakteristik esia untuk masyarakat Surabaya Susunan gambar pada iklan informatif dan dapat anda ingat hingga kini Tata letak gambar dan tulisan menarik Huruf yang digunakan sudah cocokk Ukuran huruf yang digunakan pada iklan dapat dibaca dengan mudah Saja Ketiganya Koran Saja Ketiganya Koran Saja Ketiganya Koran Saja Ketiganya Koran Saja Ketiganya Koran Saja Ketiganya Koran Saja Ketiganya Koran Saja Ketiganya Koran Saja Ketiganya 26 119 7 0 1,88 5 26 5 0 2,00 10 113 29 0 2,13 3 25 8 0 2,14 5 122 25 0 2,13 6 24 6 0 2,00 27 113 12 0 1,90 3 31 2 0 1,97 29 110 13 0 1,89 6 24 6 0 2,00 10 118 24 0 2,09 4 26 6 0 2,06 10 100 42 0 2,21 2 31 3 0 2,03 7 126 19 0 2,08 6 28 2 0 1,89 28 113 11 0 1,89 Kategori Warna Komposisi warna dalam iklan esia terlihat mencolok dan menarik Penggunaan warna font antara tulisan “Esia” dan “bukan telepon biasa” memperjelas berbedaan merek yang ditonjolkan dalam iklan esia versi Surabaya Penggunaan warna putih sebagai background gambar memperjelas tampilan iklan secara keseluruhan Koran Saja Ketiganya Koran Saja 1 27 8 0 2,19 13 104 35 0 2,14 4 31 1 0 1,92 Ketiganya 34 111 7 0 1,82 2 32 2 0 2,00 4 138 10 9 2,04 Koran Saja Ketiganya Dari hasil pendeskripsian preferensi responden atas komponen iklan yang pernah dilihat di media iklan cetak (koran), selanjutnya dapat dikategorikan preferensi responden tersebut menjadi 2 kategori yaitu preferensi baik dan buruk berdasarkan pengkategorian rata-rata pada Tabel 10. Berikut adalah kategori preferensi dari 272 responden penelitian Tanggapan Atas Komponen Iklan di Koran Valid Baik Buruk Total Frequency 259 13 272 Percent 95,2 4,8 100,0 Valid Percent 95,2 4,8 100,0 Cumulative Percent 95,2 100,0 Dari Tabel tersebut diketahui bahwa 95,2% responden menilai komponen atas iklan Esia versi ‘Surabaya” di media cetak memberikan preferensi yang baik atas komponen iklan dan hanya 4,8% dari keseluruhan responden sebanyak 272 yang memberikan preferensi buruk pada komponen iklan Esia versi “Surabaya” versi media cetak. Billboard Preferensi responden atas komponen iklan Esia Versi “Suirabaya” yang melalui bilboard adalah sebagai berikut: Tabel 3.11 Distribusi Preferensi Responden Atas Komponen Iklan Melalui Bilboard Pertanyaan Kategori Jangkauan Billboard Iklan Esia versi “Surabaya” berada ditempat yang banyak dilewati Penepatan billboard tersebut sudah tepat dan dapat dilihat jelas oleh pengguna jalan Lokasi billboard berada ditempat strategis yang dilewati banyak orang setiap harinya Kategori Ukuran Ukuran dari billboard dapat dilihat dari jarak 100-500 m Ukuran billboard sudah sesuai dan dapat dilihat dengan jelas oleh pengguna jalan Ukuran billboard sudah sesuai dalam menampilkan gambar dan informasi secara jelas Kategori Warna Komposisi warna dalam billboard harmonis dan menarik untuk dilihat Frekuensi Skor Jawaban 1 2 3 4 Mean Bilboard Ketiganya Bilboard 5 12 2 30 119 25 2 21 7 0 0 0 1,92 2,06 2,05 Ketiganya 8 110 34 0 2,17 Bilboard 1 32 4 0 2,08 Ketiganya 2 116 34 0 2,21 Bilboard Ketiganya Bilboard 1 1 4 33 127 28 3 24 5 0 0 0 2,05 2,15 2,03 Ketiganya 7 101 44 0 2,24 Bilboard 1 29 7 0 2,16 Ketiganya 6 112 34 0 2,18 Bilboard Ketiganya 0 2 31 113 6 37 0 0 2,16 2,23 Melihat Penggunaan warna font dalam yang berbeda-beda pada kalimat dalam iklan billboard semakin memperjelas informasi iklan Penggunaan warna putih sebagai background gambar memperjelas tampilan iklan secara keseluruhan Bilboard 3 26 8 0 2,14 Ketiganya 16 114 22 0 2,04 Bilboard 0 32 5 0 2,14 Ketiganya 6 116 30 0 2,16 Dari hasil pendeskripsian preferensi responden atas komponen iklan yang pernah dilihat di media billboard, selanjutnya dapat dikategorikan preferensi responden tersebut menjadi 2 kategori yaitu preferensi baik dan buruk berdasarkan pengkategorian rata-rata pada Tabel 11. Berikut adalah kategori preferensi dari 272 responden penelitian Tanggapan Atas Komponen Iklan di Billboard Valid Baik Buruk Total Frequency 245 27 272 Percent 90,1 9,9 100,0 Valid Percent 90,1 9,9 100,0 Cumulative Percent 90,1 100,0 Dari Tabel tersebut diketahui bahwa 90,1% responden menilai komponen atas iklan Esia versi ‘Surabaya” di billboard memberikan preferensi yang baik atas komponen iklan dan hanya 9,9% dari keseluruhan responden sebanyak 272 yang memberikan preferensi buruk pada komponen iklan Esia versi “Surabaya” di billboard. Radio Preferensi responden atas komponen iklan Esia Versi “Suirabaya” yang melalui radio adalah sebagai berikut: Tabel 3.12 Distribusi Preferensi Responden Atas Komponen Iklan Melalui Radio Pertanyaan Kategori Kejelasan Penggunaan kata-kata dalam iklan Esia versi “Surabaya” di radio terdengar jelas Penggunaan bahasa khas Surabaya (bahasa jawa) dalam iklan Esia mudah Frekuensi Skor Jawaban 1 2 3 4 Mean Radio 5 39 3 0 1,96 Ketiganya 16 120 16 0 2,00 Radio Ketiganya 1 11 34 121 12 20 0 0 2,23 2,06 Melihat dimengerti dan dipahami Ide cerita dalam dalam iklan Esia versi “Surabaya” di radio mudah dimengerti dan informative Kategori Kelincahan Logat yang digunakan oleh pengisi suara dalam iklan radio mencerminkan bahasa Surabaya dengan tepat Penggunaan bahasa dan logat khas Surabaya membuat iklan menarik dan membuat pendengar lebih merasa dekat dengan iklan tersebut Kategori Kenakeragaman Kalimat-kalimat serta intonasi yang segar dalam iklan esia versi Surabaya di radio membuat iklan menarik untuk didengarkan Penggunaan istilah “bukan telepon biasa” dimengerti oleh pendengar sebagai slogan dari kompetitor Esia Iklan Esia versi “Surabaya” menghibur pendengar dengan tema humor Radio 6 26 15 0 2,19 Ketiganya 5 113 34 0 2,19 Radio 8 35 4 0 1,91 Ketiganya 27 112 13 0 1,91 Radio 2 30 15 0 2,28 Ketiganya 7 115 30 0 2,15 Radio 4 33 10 0 2,13 Ketiganya 3 126 23 0 2,13 Radio 5 33 9 0 2,09 Ketiganya 11 124 17 0 2,04 Radio 0 34 13 0 2,28 Ketiganya 5 120 27 0 2,14 Dari hasil pendeskripsian preferensi responden atas komponen iklan yang pernah dilihat di media radio, selanjutnya dapat dikategorikan preferensi responden tersebut menjadi 2 kategori yaitu preferensi baik dan buruk berdasarkan pengkategorian rata-rata pada Tabel 12. Berikut adalah kategori preferensi dari 272 responden penelitian Tanggapan Atas Komponen Iklan di Radio Valid Baik Buruk Total Frequency 242 30 272 Percent 89,0 11,0 100,0 Valid Percent 89,0 11,0 100,0 Cumulative Percent 89,0 100,0 Dari tabel tersebut diketahui bahwa 89,0% responden menilai komponen atas iklan Esia versi ‘Surabaya” di radio memberikan preferensi yang baik atas komponen iklan dan hanya 11,0% dari keseluruhan responden sebanyak 272 yang memberikan preferensi buruk pada komponen iklan Esia versi “Surabaya” di radio. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan hasil penelitian ini adalah: Berdasarkan analisis data secara deskriptif dengan menggunakan tabulasi frekuensi diketahui bahwa responden yang memberikan preferensi baik terhadap iklan esia versi “Surabaya” di media cetak (koran) sebanyak 95,2% responden dan yang memberikan preferensi buruk sebanyak 4,8%. Pada media billboard, responden yang memberikan preferensi baik sebanyak 90,1% responden dan yang memberikan preferensi buruk sebanyak 9,9%. Sedangkan pada media radio, responden yang memberikan preferensi baik sebanyak 89,0% dan yang memberikan preferensi buruk sebanyak 11,0%. Responden yang memberikan preferensi baik terhadap iklan esia versi “Surabaya” dikarenakan iklan iklan esia versi “Surabaya” mampu membuat responden tertarik, antara lain pada media cetak, misalnya penggunaan huruf yang sudah tepat, selain itu komposisi warna pada iklan memperjelas tampilan iklan secara keseluruhan. Pada media billboard, responden memberikan preferensi baik antara lain karena ukuran billboard iklan esia versi “Surabaya” sudah sesuai sehingga reponden mampu melihat dengan jelas iklan tersebut, serta komposisi warna dalam billlboard harmonis dan menarik untuk dilihat. Pada media radio responden memberikan preferensi baik antara lain karena iklan esia versi “Surabaya” di radio dianggap menghibur dengan tema humor dan penggunaan kata-kata dalam iklan yang terdengar jelas. Responden yang memberikan preferensi buruk terhadap iklan esia versi “Surabaya” dikarenakan reponden menganggap kata-kata yang digunakan dalam iklan kurang dapat dipahami pada media cetak, hal ini mungkin terjadi karena penggunaan bahasa Jawa dalam tulisan iklan esia versi “Surabaya” belum terlalu familiar dibaca oleh masyarakat Surabaya. Sedangkan untuk media billboard, responden memberikan preferensi buruk pada penggunaan warna font yang berbeda-beda pada kalimat dalam billboard membuat informasi iklan kurang jelas, dan untuk media radio, responden memberikan preferensi buruk pada penggunaan logat oleh pengisi suara dalam iklan radio dianggap belum terlalu mencerminkan bahasa Surabaya dengan tepat. DAFTAR PUSTAKA Assael, henry. 1995. Consumer Behavior & Marketing Action 5th Edition. International Thomson Publishing. Engel, Blackwell, and Miniard. 2992. Consumer Behavior. Prentice Hall Inc. Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kasali, Rhenald. (1993). Manajemen Periklanan Cetakan Ketiga. Jakarta: Pustaka Utama Grfiti. Kotler, Philip. 2003. “Manajemen Pemasaran”. jilid 1. Edisi ke 2. Indeks. Jakarta. Kotler, Philip. 2005. “Manajemen Pemasaran”. jilid 2. Edisi ke 2. Indeks. Jakarta. Morissan, MA (2010). Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Mowen, Jhon C dan Michael Minor (2002). Perilaku Konsumen. Edisi Kelima, jilid I. Jakarta: Penerbit Erlangga Ruslan, Rosady. 2008. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Schiffman, Leon G, Leslie Lazar Kanuk. 2004. Consumer Behavior 8th Edition. Prentice Hall International. Silalahi, Ulber. (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama. Simamora, Bilson (2002). Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.