Perencanaan Badminton Training Center Di Kabupaten Berau Wahyu Saputra1, Arman Efendi, ST., MT.2, Mahdalena Risnawaty, ST., MT.3 1Mahasiswa Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Pembimbing 1, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, 3Dosen Pembimbing 2, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Alamat Email Penulis : [email protected] 2Dosen ABSTRAK Perencanaan ini bertujuan untuk mengembangkan prestasi olahraga Di Kabupaten Berau khususnya dalam cabang olahraga Badminton yang dilengkapi dengan sarana dan fasilitas pelatihan badminton untuk remaja usia 12 s/d 17 tahun. Selain itu dilengkapi dengan fasilitas sekolah tempat siswa belajar serta wisma atlet untuk siswa dari luar kota dan tempat tinggal untuk pelatih. Dengan demikian proses pelatihan dapat berjalan dengan lancar dan dapat mencetak bibit-bibit atlet badminton di Kabupaten Berau. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga adalah kegiatan yang dapat memberikan kesehatan dan kesenangan kepada manusia. Selain itu olahraga merupakan suatu keharusan dari aspek biologis manusia untuk kesehatan tubuh yang bersifat menyeluruh, pembentukan keterampilan hidup, keterampilan sosial, keterampilan berfikir, pembentukan prestasi, serta penghayatan nilai-nilai sportifitas. Pembinaan atlet Bulutangkis di Kabupaten Berau masih menggunakan gedung Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, sehingga pelatih harus memungut bayaran dari para atlet untuk membayar sewa gedung setiap bulannya. Cara seperti ini sangat tidak efisien untuk membina atlet, selain memberatkan dan merugikan para atlet dengan membayar setiap bulan, cara tersebut juga tidak adil, karena para atlet dilatih untuk bertanding dan membawa nama harum Kabupaten Berau. Tetapi sampai saat ini fasilitas khusus pembinaan atlet bulutangkis belum disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Berau. Oleh sebab itu untuk mempercepat regenerasi atlet dan mengembalikan prestasi pebulutangkis Indonesia di mata dunia yang dahulu pernah mengalami kejayaan, serta meningkatkan kemampuan dan prestasi atlet di Kalimantan Timur, khususnya di Kabupaten Berau diperlukan suatu fasilitas pusat pelatihan bulutangkis untuk remaja usia 12 s/d 17 tahun, yang dilengkapi dengan lapangan bulutangkis, ruang kelas teori, perpustakaan, serta wisma atlet dan wisma pelatih. Selain itu dilengkapi fasilitas penunjang lainnya seperti mini market, ruang makan, serta fasilitas laundri bagi para atlet. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana Merencanakan gedung “Badminton Training Center” sesuai standar bangunan olahraga indoor serta fasiltas penunjangnya ? 1.3 Batasan Masalah Dalam Perencanaan Badminton Training Center ini hanya dibatasi pada permasalahan teknis kearsitekturan saja. 1.4 Tujuan Merencanakan sebuah karya desain gedung “Badminton Training Center” yang dilengkapi dengan fasilitas untuk melatih bibit-bibit atlet olahraga bulutangkis. 1.5 Sasaran Merencanakan “Badminton Training Center” dengan penekanan dan pendekatan arsitektur modern. 1043 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Olahraga Badminton Bulutangkis atau istilah internasionalnya disebut dengan badminton diambil dari nama badminton house, suatu tempat milik bangsawan Beaufort yang menempati rumah di Gloucestershire, Inggris. Berawal dari suatu hari yang hujan di akhir tahun 1860, dalam suatu pesta. Dalam pesta ini kemudian disertakan pula satu permainan dari anak-anak hingga dewasa, dan permainan ini memakai peralatan yang dilengkapi dengan senar yang berfungsi untuk memukul bola dan juga dibentangkan net yang membagi area permainan menjadi dua yang dilalui oleh bola yang disebut shuttlecock. Shuttlecock harus dipukul melintasi atas net untuk menyatakan bola masih dalam keadaan hidup. Tujuan awalnya adalah menjaga shuttlecock tetap di udara dalam waktu selama mungkin. Dan diawal kemunculan dari olahraga ini ditujukan hanya untuk kesenangan semata. Dalam perkembangan selanjutnya tujuan dari aksi memukul bola berubah. tujuan tidak untuk kesenangan lagi, melainkan membuat lawan yang berada di sisi lain lapangan menjadi sulit untuk dapat mengembalikannya. Aksi saling memukul ini dilakukan oleh dua orang atau regu dengan saling melempar dan menerima bola. Permainan tidak lagi sederhana dan berubah menjadi cepat serta membutuhkan ketangkasan dan teknik. Dari sinilah muncul cikal bakal permainan modern bulutangkis hingga saat ini. III. ANALISA KEBUTUHAN RUANG Gambar : Analisa alur kegiatan Atlet Sumber: Analisa Pribadi 3.3 Analisa Kebutuhan Ruang Dan Besaran Ruang Analisa Besaran Ruang merupakan metode untuk mengetahui besaran ruang yang dibutuhkan serta mengetahui jumlah ruang yang dibutuhkan. Adapun analisanya adalah sebagai berikut : 1) Lapangan Berlatih Dan Tribun 2) Ruang Kelas Teori. Setelah itu berlanjut kepada proses penghitungan luas ruang dan fasilitas yang dibutuhkan dalam ruang tersebut DAN ANALISA SITE 3.1 Kebutuhan Ruang Analisa Kebutuhan Ruang ini merupakan cara untuk mengetahui ruang-ruang yang dibutuhkan, melalui analisa kegiatan dan aktifitas pengguna sejak pengguna datang, beraktifitas hingga pulang. Dari analisa tersebut dapat diketahui kegiatan dan ruang apa saja yang dibutuhkan. Adapun proses analisa tersebut meliputi : 3.2 Alur Kegiatan Dari analisa alur kegiatan ini dapat menyimpulkan bahwa setiap kegiatan yang ada di dalam sebuah bangunan selalu membutuhkan ruang. Berikut ini adalah analisa alur kegiatan : 1044 Pulau Derawan, Maratua, Sambaliung, Tanjung Redeb, Gunung Tabur, Segah, Teluk Bayur, Batu Putih dan Biatan. Gambar: Peta Kabupaten Berau Sumber: Dinas Badan Statistik Kabupaten Berau Tahun 2015 3.4 Pola Hubungan Ruang Pola Hubungan Ruang Merupakan salah satu metode untuk menganalisa hubungan antar ruang yang saling berdekatan, serta pola hubungan ruang yang digunakan. Kabupaten Berau terletak antara 10 sampai 2033” Lintang Utara (LU) dan 1660 sampai 1190 Bujur Timur (BT). Batas Administrasi Kabupaten Berau di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bulungan, di sebelah Timur berbatasan dengan Laut Sulawesi, di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kutai Timur dan di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat, Kutai Kartanegara dan Malinau. Secara kependudukan Kabupaten Berau terbagi atas 13 Kecamatan dan 107 Kelurahan dengan total populasi (2015) 220.954 jiwa. Gambar: Peta Kecamatan Di Kabupaten Berau Sumber: Dinas Badan Statistik Kabupaten Berau Tahun 2015 3.5 Analisa Pemilihan Site Kabupaten Berau mempunyai luas wilayah 34.127 km2, terdiri dari 13 kecamatan yaitu Kecamatan Kelay, Tabalar, Talisayan, Biduk-biduk, Ibu kota Kabupaten Berau terletak di Tanjung Redeb. Tanjung Redeb sebagai pusat bisnis dan perniagaan dipilih karena akses yang mudah dicapai oleh pendatang dari luar kota karena dekat dengan mandar udara dan pelabuhan kapal. Selain itu Tanjung Redeb mempunyai utilitas kota yang 1045 lengkap baik listrik, air bersih, maupun jaringan telepon. Di dalam struktur tata ruang kota, terdapat wilayah pembangunan berdasarkan administratif wilayah di Kecamatan Tanjung Redeb untuk kebijaksanaan pembangunan, dan pemerataan pembangunan. Berdasarkan pembangunan wilayah tersebut, maka pembangunan dan pengembangan wilayah dibagi menjadi beberapa Sub Bagian Wilayah Perkotaan (Sub BWP), Ruang Terbuka Hijau (RTH), Dan Blok-blok pembangunan. BWP atau Bagian Wilayah Perkotaan adalah pembagian wilayah-wilayah berdasarkan struktur kota, sistem jaringan jalan, dan efisiensi pemanfaatan lahan. Kota Tanjung Redeb dibagi menjadi 8 Sub Bagian Wilayah Perkotaan (Sub BWP) dan Blok-blok pecahan dari Sub BWP. Gambar : Peta Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Tanjung Redeb Tahun 2033 Sumber: Dinas Perumahan Dan Tata Ruang Kabupaten Berau Dari peta RDTR diatas dapat diketahui rencana pembangunan sarana olahraga di Sub BWP I, IV, dan VI. Pada pemilihan site ini terdapat 3 alternatif site. Yang masing-masing site mempunyai kekurangan dan kelebihan. Adapun alternatif lokasi site tersebut adalah : Gambar : Peta Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Tanjung Redeb Kabupaten Berau Sumber: Dians Perumahan Dan Tata Ruang Kabupaten Berau Gambar di atas menunjukkan pembagian Sub BWP dan pusat Sub BWP di Kabupaten Berau. Jika melihat dari fungsi Sub BWP berdasarkan pengembangan pusat pelayanan kota Tanjung Reeb, maka daerah potensial untuk bangunan pendidikan olahraga adalah Sub BWP I, Sub BWP IV, dan Sub BWP VI. Hal tersebut dapat dilihat dari peta Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) kawasan Tanjung Redeb di bawah ini. Gambar : Peta Alternatif Lokasi Site Sumber: Google Earth, Pencitraan 2015 Sub BWP I : Jl. Pemuda – Kecamatan Tanjung Redeb. Sub BWP IV : Jl. Jend. Gatot Subroto – Kecamatan Bedungun Sub BWP VI : Jl. Bukit Berbunga - Kecamatan Sambaliung Karakteristik Sub BWP mempunyai garis sempadan bangunan yang diatur oleh Bupati Berau No 29 Tahun 2005 Tentang Garis Sempadan Bangunan dan Garis Sempadan Pagar. Adapun isi dari peraturan tersebut yaitu : A. B. C. D. Jalan Arteri Primer : 20 meter dari as jalan Jalan Arteri Sekunder : 18 meter dari as jalan Jalan Kolektor Primer : 16 meter dari as jalan Jalan Kolektor Sekunder : 14 meter dari as jalan 1046 E. Jalan Lokal Primer : 12 meter dari as jalan F. Jalan Lokal Sekunder : 10 meter dari as jalan G. Jalan Lingkungan/gang : 4,5 meter dari as jalan A. Kriteria Pemilihan Lokasi Site Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi Perencanaan Badminton Training Center ini adalah : a. Kondisi topografi pada lokasi harus mendukung perencanaan dari segi konstruksi dan ekonomi. b. Dekat dengan sekolah, mengingat para atlet harus sekolah dmi tercapainya program pemerintah untuk mencerdaskan bangsa. c. Dekat dengan pusat kota atau Ibu Kota Kabupaten Berau. Agar mudah dicapai oleh atlet maupun peserta pertandingan dari luar daerah. d. Harus tersedianya jaringan Utilitas kota, seperti air bersih, listrik, dan telepon. Semua alur gerak baik untuk orang/pejalan kaki maupun kendaraan roda dua atau roda empat harus dipisah untuk tercapainya kondisi aman dan nyaman ketika berada dalam lokasi bangunan. B. Pemilihan alternatif lokasi site Pemilihan ini bertujuan untuk memilih site lokasi yang terbaik dari segi pencapaian menggunakan kendaraan maupun pejalan kaki, serta utilitas kota pendukung bangunan. Adapun di bawah ini analisa masing-masing lokasi berdasarkan kekurangan dan kelebihannya : a. Lokasi Site 1 Sebelah Selatan, berbatasan dengan Dinas Sosial Kabupaten Berau Sebelah Timur, berbatasan langsung dengan Jl. Anggur Sebelah Barat, berbatasan langsung dengan Jl. Pemuda Gambar : Kondisi Eksisting Alternatif Site 1 Di Jl. Pemuda Sumber: Foto Pribadi Alternatif lokasi site 1 ini berada di Sub Bagian Wilayah Perkotaan I (Sub BWP I), dengan peruntukan sebagai lahan pusat bisnis, bangunan pendidikan, olahraga, dan perdagangan. Beberapa potensi yang dimiliki alternatif lokasi site 1 yaitu : Berada di kawasan Pusat Kota Tanjung Redeb Jl. Pemuda yang sangat strategis. Memiliki kriteria sebagai tempat didirikannya bangunan olahraga, berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Tanjung Redeb tahun 2033. Aksebilitas yang mudah dicapai, karena berada di Jl. Pemuda yang merupakan jalan raya utama. Kemudahan sarana transportasi umum. Ketersediaan jaringan utilitas kota yang lengkap dalam memenuhi kriteria bangunan gedung olahraga. Berkontur relatif datar. Gambar: Peta Alternatif Lokasi Site 1 di Jl. Pemuda Sumber: Google Earth, Pencitraan 2015 Alternatif site 1 berada diantara Jl. Pemuda dan Jl. Manggis. Luas site ialah 62.530,32 m2, dengan batasbatas sebagai berikut : Sebelah Utara, berbatasan dengan perumahan penduduk 1047 b. Lokasi Site 2 Gambar : Peta Alternatif Lokasi Site 2 di Jl. Jenral Gatot Subroto Sumber: Google Earth, Pencitraan 2015 Memiliki kriteria sebagai tempat didirikannya bangunan olahraga, berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Tanjung Redeb tahun 2033. Aksebilitas yang mudah dicapai, karena berada di Jl. Jendral Gatot Subroto yang merupakan jalan raya utama. Ketersediaan jaringan utilitas kota yang lengkap dalam memenuhi kriteria bangunan gedung olahraga. Berkontur landai. c. Lokasi Site 3 Alternatif site 2 berada diantara Jl. Jend. Gatot Subroto. Luas site ialah 98.552,15 m2, dengan batasbatas sebagai berikut : Sebelah Utara, berbatasan dengan pertokoan dan perumahan penduduk Sebelah Selatan, berbatasan dengan Jl. Jend. Gatot Subroto Sebelah Timur, berbatasan dengan langsung dengan Dinas Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Berau Sebelah Barat, berbatasan pertokoan dan perumahan penduduk. Gambar : Peta Alternatif Lokasi Site 3 di Jl. Bukit Berbunga Sumber: Google Earth, Pencitraan 2015 Alternatif site 3 berada diantara Jl. Bukit Berbunga. Luas site ialah 72.724,5 m2, dengan batasbatas sebagai berikut : Sebelah Utara, berbatasan langsung Jl. Bukit Berbunga. Sebelah Selatan, berbatasan dengan tanah milik rakyat. Sebelah Timur, berbatasan dengan tanah milik rakyat. Sebelah Barat, berbatasan dengan lapangan Sepak Bola Kecamatan Sambaliung Gambar : Kondisi Eksisting Alternatif Site 2 Di Jl. Jenral Gatot Subroto Sumber: Foto Pribadi Alternatif lokasi site 2 ini berada di Sub Bagian Wilayah Perkotaan IV (Sub BWP IV), dengan peruntukan sebagai lahan permukiman, olahraga, dan perdagangan. Beberapa potensi yang dimiliki alternatif lokasi site 2 yaitu : Berada di Jl. Jendral Gatot Subroto yang berdekatan dengan Dinas Pemuda Dan Olahraga. 1048 Gambar : Kondisi Eksisting Alternatif Site 3 Di Jl. Bukit Berbunga Sumber: Foto Pribadi Alternatif lokasi site 2 ini berada di Sub Bagian Wilayah Perkotaan IV (Sub BWP IV), dengan peruntukan sebagai lahan permukiman, olahraga, dan perdagangan. Beberapa potensi yang dimiliki alternatif lokasi site 2 yaitu : Memiliki kriteria sebagai tempat didirikannya bangunan olahraga, berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Tanjung Redeb tahun 2033. Aksebilitas yang agak sulit dicapai, karena berada di lereng gunung yang merupakan jalan raya utama. Ketersediaan jaringan utilitas kota yang lengkap dalam memenuhi kriteria bangunan gedung olahraga. Berkontur cukup landai. C. Alternatif Site Yang Terpilih Alternatif lokasi site yang terpilih berdasarkan penilaian melalui kriteria adalah sebagai berikut: Gambar : Alternatif Lokasi Site Terpilih di Jl. Pemuda Sumber: Analisa Pribadi Lokasi site terpilih berada di Jl. Pemuda Kecamatan Tanjung Redeb. Luas site ialah 62.530,32 m2, dengan batas-batas sebagai berikut : Sebelah Utara, berbatasan dengan perumahan penduduk Sebelah Selatan, berbatasan dengan Dinas Sosial Kabupaten Berau Sebelah Timur, berbatasan langsung dengan Jl. Anggur Sebelah Barat, berbatasan langsung dengan Jl. Pemuda Berikut ini adalah analisa lokasi site beserta analisa iklim dan utilitas kota terhadap tapak. a. Pencapaian Dan Sirkulasi Site Pencapaian ke dalam site dapat melalui Jl. Pemuda yang berada di sebelah utara tapak. Akses jalan dua arah memungkinkan untuk mengontrol kepadatan kendaraan pada jam-jam tertentu. Gambar : Pencapaian Lokasi Site di Jl. Pemuda Sumber: Analisa Pribadi Lokasi terpilih dengan kriteria pemilihan terlengkap adalah alternatif lokasi site 1 yang berlokasikan di Kecamatan Tanjung Redeb jalan Pemuda. D. Analisa Situasi Site Plan Terpilih Gambar : Main entrance dan side entance site Sumber: Analisa Pribadi Main Entrance atau pintu masuk utama berada disebelah kanan site, agar mudah untuk diakses. Selain itu untuk memudahkan proses sirkulasi di dalam site ketika kendaraan mencari parkir yang kososng atau sekedar mengantar penumpang/pengunjung lalu pergi. Adapun pengelompokan parkir dibedakan berdasarkan pelaku dan jenis jenis kendaraannya, yaitu parkir pengelola, parkir pengunjung, parkir kendaraan roda 2, parkir kendaraan roda 4. Sirkulasi kendaraan 1049 dan pejalan kaki dipisahkan dengan pertimbangan kenyamanan dan keselamatan pejalan kaki serta kemudahan lalu lintas kendaraan bermotor. Gambar : Sirkulasi di dalam site Sumber: Analisa Pribadi b. Sistem Drainase Site Sistem drainase pada site sangat mempengaruhi kelancaran aktifitas yang ada di dalam site, terutama pada waktu turun hujan. Gambar di bawah ini adalah analisa sistem drainase terhadap site. Badminton Training Center ini berada di pusat kota, dimana terdapat banyak pusat-pusat perkantoran dan perdagangan yang memang selalu sibuk 24 jam. Sebelah utara tapak tepatnya jalan raya adalah sumber kebisingan yang lebih besar. Oleh karena itu untuk mengurangi atau mereduksi polusi suara dari luar tapak diperlukan tanaman pelindung yang berfungsi sebagai pereduksi dari sumber kebisingan. Badminton Training Center merupakan pusat pelatihan khusus olahraga bulutangkis yang mempunyai wadah atau wisma tempat tinggal bagi para peserta didik atau atlet dari luar kota. Salahsatu kegiatan diwisma tersebut adalah beristirahat, tentunya istirahat sangat memerlukan ketenangan. Oleh karena itu penempatan wisma di area belakang sangat berpengaruh terhadap kenyamanan dalam beristirahat, karena jauh dari sumber kebisingan. Gambar : Penempatan wisma atlet Sumber: Analisa Pribadi d. Iklim Angin Gambar : Sistem drainase di dalam site Sumber: Analisa Pribadi Pada area tengah site dibuat lebih tinggi dari sisisisi samping agar memudahkan air mengalir langsung ke pembuangan kota. c. Kebisingan Gambar : Analisa Arah Mata Angin Sumber: Analisa Pribadi Gambar : Analisa Sumber Kebisingan Sumber: Analisa Pribadi Arah angin pada umumnya berhembus dari arah selatan dan utara. Arah angin mempunyai 2 dampak yaitu positif dan negatif. Dampak positifnya adalah proses penghawaan yang alami dan stabil dapat diciptakan dengan memanfaatkan arah mata angin dan seberapa banyak bukaan pada bangunan. Sebaliknya, polusi udara yang disebabkan oleh kendaraan bermotor dapat membawa debu dan karbon (asap sisa pembakaran) menuju kedalam bangunan. Agar udara disekitar tapak bisa 1050 dimanfaatkan secara maksimal perlu adanya filter untuk menyaring udara. Untuk mengatasi penghawaan pada bangunan, agar suhu di dalam ruangan tetap stabil, diperlukan teknik pengontrol udara alami. Udara mempunyai massa, ketika udara tersebut panas, ia cenderung berada di atas. Itu karena berat massa udara panas lebih ringan dibandingkan dengan udara dingin. Oleh sebab itu udara dingin cenderung berada dibagian bawah dan udara panas cenderung berada di atas. Solusi dari sifat udara tersebut yaitu membuat ventilasi silang agar tercipta sirkulasi udara yang baik. e. Analisa Utilitas Kota Terhadap Site Air Bersih Air merupakan kebutuhan manusia sehari-hari, baik untuk mandi ataupun untuk dikonsumsi. Pengadaannya langsung dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) atau memanfaatkan air hujan yang dialirkan ke bak penampungan, yang nantinya akan digunakan sebagai kebutuhan penyiraman tanaman dan Lintasan Matahari persiapan untuk pencegah kebakaran. Gambar : Analisa Kebutuhan Air Bersih Sumber: Analisa Pribadi Gambar : Analisa Arah Matahari Pagi Dan Sore Sumber: Analisa Pribadi Sebagaimana diketahui, arah matahari pagi datang dari arah timur yang menyebabkan perbedaan suhu maupun kenyamanan pengguna jika dibandingkan dengan cahaya matahari sore yang datang dari sisi barat. Sehingga perlu diperhatikan banyaknya bukaan dan perletakan bukaan terutama yang sifatnya transparan dan menyerap panas. Untuk menghindari panas akibat radiasi cahaya matahari maka perlu adanya pelindung dan penyerap dari panas itu sendiri. Untuk mengurangi cahaya yang masuk dapat menggunakan sunscreen pada daerah bukaan atau jendela yang sifatnya transparan. Sedangkan untuk penyerap panas dari cahaya matahari dapat menggunakan tanaman yang bersifat peneduh. Listrik Sumber aliran listrik utama yang digunakan diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk seluruh bangunan dalam tapak. Selain itu sumber jaringan listrik cadangan adalah Generator Set yang digunakan untuk beberapa bangunan utama yang sangat memerlukan aliran listrik pada saat aliran listrik dari PLN padam. Gambar : Analisa Kebutuhan Listrik Sumber: Analisa Pribadi Jaringan Telepon Sumber jaringan telepon diperoleh dari PT. Telkom. yang digunakan Gambar : Analisa Pemanfaatan Cahaya Alami Sumber: Analisa Pribadi 1051 Gambar : Organisasi Terklaster Sumber: Analisa Pribadi Penempatan banguanan hunian dan aktifitas latihan dipisahkan agar mendapatkan kenyamanan dalam beristirahat. Selain itu penempatan bangunan hunian (wisma atlet) ditempatkan di area yang jauh dari sumber kebisingan. 4.2 Konsep Bentuk Gambar : Analisa Jaringan Telepon Sumber: Analisa Pribadi Hydrant Halaman Sistem pencegah kebakaran yang diterapkan di dalam bangunan menggunankan sprinkler, smoke detector, dan hose rack. Sedangkan pencegah kebakaran pada luar bangunan menggunakan hydrant yang diletakkan pada area yang dapat menjangkau seluruh bagian bangunan. Selain itu jalur sirkulasi dalam tapak menyesuaikan ruang sirkulasi untuk kendaraan pemadam kebakaran. Gambar : Analisa Sistem Pencegah Kebakaran Tapak Sumber: Analisa Pribadi IV. KONSEP 4.1 Gubahan Massa Gubahan massa adalah pengolahan komposisi beberapa bangunan dalam satu tapak. Faktor utama yang dapat mempengaruhi gubahan massa adalah : Fungsi dan pengguna Lokasi Tapak Iklim Konsep bentuk merupakan pengolahan bentuk pada suatu bangunan melalui berbagai pendekatan perubahan bentuk. Arsitektur modern pada umumnya mempunyai ciri dengan bentuk minimalis dan sedikit ornamen pada tampilan bangunannya. Bangunan ini menggunakan konsep analogi yang menyerupai sebuah bentuk yang erat kaitannya dengan olahraga bulutangkis. 4.3 Konsep Struktur Dalam suatu bangunan, struktur merupakan sarana untuk menyalurkan beban kedalam tanah. Beberapa persyaratan struktur bangunan antara lain adalah sebagai berikut : A. Keseimbangan dan kestabilan, agar massa bangunan tidak bergerak akibat gangguan alam ataupun gangguan lain. B. Kekuatan, yaitu kemampuan untuk menerima beban bangunan serta beban yang ditopangnya. C. Ekonomis dalam pelaksanaan maupun pemeliharaan. D. Estetika, struktur dapat menjadi ekspresi arsitektur. Pola dalam perancangan struktur pada bagian bawah bangunan ini adalah pola grid yang biasa digunakan pada bangunan gedung bertingkat tinggi. 1052 Gambar : Struktur Baja Space Frame Sumber: Dokumen Pribadi 4.4 Konsep Utilitas Gambar : Organisasi Grid Sumber: Ching, Francis. D.K. 2007. Arsitektur Bentuk Ruang dan Tatanannya A. Air Bersih Air merupakan kebutuhan manusia sehari-hari, baik untuk mandi ataupun untuk dikonsumsi. Pengadaannya langsung dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Gambar : Pengaplikasian organisasi grid kepada struktur Sumber: Analisa Pribadi Gambar : Distribusi air bersih di dalam tapak Sumber: Analisa Pribadi Gambar : Pengaplikasian organisasi grid kepada struktur Sumber: Analisa Pribadi Sedangkan struktur pada bangunan bagian atas menggunakan baja space frame. Struktur baja ini dapat digunakan pada bangunan bentang lebar dan berliku. Gambar : Gambaran distribusi air bersih di dalam tapak Sumber: Analisa Pribadi Gambar : Alur distribusi air bersih di dalam tapak Sumber: Analisa Pribadi Gambar : Strutur Baja Space Frame Sumber: Dokumen Pribadi B. Air Kotor Bahan buangan berupa air kotor langsung dialirkan ke sumur resapan sedangkan bahan buangan berupa kotoran padat dialirkan ke septic tank terlebih dahulu kemudian dialirkan ke sumur resapan. 1053 hose rack dan fire extinguisher. Sprinkler dan hose rack dipasang pada area lapangan bulutangkis, sedangkan fire extinguisher akan dipasang pada area kantor, asrama, dan service. Gambar : Gambaran pengolahan air kotor Sumber: Analisa Pribadi Gambar : Sprinkler (kiri), hoserack (tengah), dan fire extinguisher (kanan) Sumber: google.com/image Gambar : Alur pengolahan air kotor Sumber: Analisa Pribadi C. Listrik Sumber aliran listrik utama yang digunakan diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk seluruh bangunan dalam tapak. Selain itu sumber jaringan listrik cadangan adalah Generator Set yang digunakan untuk beberapa bangunan utama yang sangat memerlukan aliran listrik pada saat aliran listrik dari PLN padam. Peralatan di luar bangunan, yaitu hydrant. Hydrant ditempatkan di titik- titik strategis di luar bangunan. Gambar : Gambaran Instalasi Kelistrikan gedung Sumber: Analisa Pribadi Gambar : Hydrant Sumber: google.com/image Gambar : Alur Instalasi Kelistrikan gedung Sumber: Analisa Pribadi D. Sistem Pencegah Kebakaran Peralatan penanggulangan kebakaran yang dipergunakan pada Pusat Pelatihan Bulutangkis ini dikategorikan menjadi dua yaitu: Peralatan di dalam bangunan, yaitu sprinkler, V. KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Badminton Training Center merupakan bangunan pemerintah yang dibawahi langsung oleh Dinas Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Berau dan di dalamnya aktifitas pelatihan serta pembelajaran materi lanjutan untuk menuju PLATNAS (pelatihan nasional). Sesuai dengan hasil analisa dan konsep pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa dalam 1054 mendukung perkembangan atlet di Kabupaten Berau dibutuhkan suatu wadah serta fasilitas untuk tempat berlatih olahraga bulutangkis dan tempat tinggal sementara untuk atlet yang berasal dari luar kota Tanjung Redeb. Dan untuk siswa yang bersekolah, Badminton Training Center menyediakan alat transportasi berupa bus antar jemput. Sehingga memudahkan para siswa untuk berlatih namun tetap mengenyam pendidikan di sekolah. DAFTAR PUSTAKA Anonoim (1994), SNI 03-3647-1994 Tentang Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung Olahraga, Badan Standarisasi Nasional. Ching, Francis. D.K. 199. Arsitektur Bentuk Ruang dan Tatanannya. Dinas Perumahan Dan Tata Ruang Kabupaten Berau. Rencana Detail Tata Ruang Kota Tanjung Redeb 2033. Kapupaten Berau. 2015. Dinas Badan Pusat Statistik. Kabupaten Berau Dalam Angka. Kabupaten Berau. 2014. Helmy Fuad. 2009. Badminton Training Center (HIGH TECH), Departemen Arsitektur. Universitas Sumatera Utara. Husein Ibrahim Shaleh. 2014. Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Bulutangkis Usia Dini Di Semarang, Program Studi Arsitektur. Universitas Diponegoro Semarang. Neufert, Ernst. 1993. Data Arsitek I. Jakarta: Erlangga. Neufert, Ernst. 1993. Data Arsitek II. Jakarta: Erlangga. Republik Indonesia. 2005. Undang-undang Nomor 3 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Jakarta: Sekretariat Negara. Vincencia Firda W. 2006. Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Bulutangkis Di Semarang, Program Studi Arsitektur. Universitas Diponegoro Semarang. 1055