pemanfaatan objek langsung untuk meningkatkan keterampilan

advertisement
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 1
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014
PEMANFAATAN OBJEK LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI SISWA
KELAS XD SMA NEGERI 1 KINTAMANI
Ni Kadek Ariustini, I Nengah Martha, I Nyoman Seloka Sudiara
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: {[email protected],[email protected],
[email protected]}
ABSTRAK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan (1) mendeskripsikan langkah-langkah
pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan pemanfaatan objek langsung pada
siswa kelas XD SMA Negeri 1 Kintamani; (2) mendeskripsikan peningkatan
keterampilan menulis paragraf deskripsi dengan pemanfaatan objek langsung pada
siswa kelas XD SMA Negeri 1 Kintamani; dan (3) mendeskripsikan respons siswa
kelas XD SMA Negeri 1 Kintamani terhadap pemanfaatan objek langsung dalam
menulis paragraf deskripsi. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas
XD SMA Negeri 1 Kintamani yang berjumlah 29 orang. Objek penelitian ini adalah
kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskripsi, langkah-langkah pembelajaran,
dan respons siswa terhadap pemanfaatan objek langsung dalam menulis paragraf
deskripsi. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi, tes, angket kuesioner, dan wawancara. Data yang didapatkan dianalisis
dengan teknik deskriptif-kualitatif dan deskriptif-kuantitatif. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa (1) terdapat beberapa langkah yang efektif untuk meningkatkan
keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa; (2) pemanfaatan objek langsung
dapat meningkatkan keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa hal ini dapat
dilihat dalam perbandingan skor rata-rata klasikal yang diperoleh sebelum tindakan,
siklus I, dan siklus II, yakni pada pratindakan skor rata-rata klasikal 70 {cukup}, siklus
I memperoleh skor rata-rata klasikal 76,7 {cukup}, sedangkan pada siklus II nilai ratarata klasikal siswa menjadi 82,6 {baik}; (3) siswa memberikan respons sangat positif
terhadap pemanfaatan objek langsung dalam menulis paragraf deskripsi siswa. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kepada guru bahasa dan sastra Indonesia
di SMA Negeri 1 Kintamani agar menerapkan model pembelajaran pemanfaatan
objek langsung untuk meningkatkan keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa
sesuai dengan langkah yang ditemukan dalam penelitian.
Kata kunci : objek langsung, menulis paragraf deskripsi
ABSTRACT
This classroom action research is aimed at (1) describing the learning
steps in writing descriptive paragraph using direct object at grade XD
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 2
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014
of students in SMA Negeri 1 Kintamani; (2) describing the students’
improvement in writing descriptive paragraph by using direct object at
grade XD of in SMA Negeri 1 Kintamani; (3) describing the students’
responses toward the use of direct object in writing descriptive
paragraph. The subjects in this research were the teacher and 29 of
students at grade XD of SMA Negeri 1 Kintamani. The objects of this
research were students’ abilities in writing descriptive paragraph, the
learning steps, and the students’ responses toward the use of direct
object in writing descriptive paragraph. The methods of this research
were observation, test, questionnaire, and interview. The data analysis
used were descriptive-qualitative and descriptive-quantitative analysis.
The result of this research showed that (1) there were some effective
steps to improve students’ skill in writing descriptive paragraph; (2) the
use of direct object could improve students’ ability in writing descriptive
paragraph. This can be seen from the classical average score before
the implementation of the strategy, cycle I, and cycle II, in which, in
pre-implementation, the classical average score was 70 {enough}, in
cycle I the classical average score was 76,7 {enough}, meanwhile in
cycle II the classical average score was 82,6 {good}; (3) the students
gave positive responses toward the use of direct object in writing
descriptive paragraph. Therefore, the researcher suggests to the
Indonesian language and literature teacher in SMA Negeri 1 Kintamani
to apply the direct object learning model to improve the students’ skill
in writing descriptive paragraph based on the steps which were found
in this research.
Key words: direct object, writing descriptive paragraph
PENDAHULUAN
Kurikulum merupakan sumber atau
salah satu alat dalam proses pendidikan.
Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional telah memberlakukan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) pada setiap jenjang pendidikan
secara serentak di seluruh wilayah Indonesia mulai tahun 2007. Kurikulum ini
dapat memberikan dasar-dasar pengetahuan, keterampilan dan pengalaman
belajar. KTSP dapat dikembangkan pada
setiap sekolah sesuai dengan kondisi
sekolah yang bersangkutan. Hal ini dilakukan pemerintah berdasarkan pemikiran bahwa setiap sekolah memiliki
kondisi dan kebutuhan yang berbeda dan
hanya sekolah itu sendiri yang dapat
mengetahui secara pasti hal yang dibutuhkan oleh para siswanya.
Selain itu, kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran
untuk mencapai tujuan tertentu. Kurikulum
dalam pendidikan sangat memegang
peranan penting. Dikatakan demikian,
karena pada hakikatnya pendidikan berlangsung dalam suatu proses. Proses
tersebut berupa trasformasi nilai-nilai,
pengetahuan, teknologi, dan keterampilan.
Dalam proses belajar mengajar, yang
menerima proses pembelajaran adalah
siswa yang sedang tumbuh dan berkembang menuju arah pendewasaan kepribadian dan penguasaan pengetahuan
(Arsjad dan Mukni, 1991:12). Demi
tercapainya hal tersebut, kurikulum yang
berlaku harus mampu memberikan pedoman agar bisa mencapai tujuan. Melalui
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 3
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014
kurikulum inilah akan diturunkan SI
(Standar Isi), SK (Standar Kompetensi),
dan KD (Kompetensi Dasar).
Pada KTSP, pembelajaran bahasa
Indonesia mengarahkan siswa untuk
dapat mengusai empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Menulis merupakan
salah satu keterampilan yang penting untuk dikuasai. Sebagai salah satu komponen keterampilan berbahasa dan
bersastra, menulis memiliki kedudukan
yang strategis dalam pendidikan dan pengajaran. Keberhasilan siswa dalam
mengikuti pelajaran di sekolah banyak
ditentukan oleh keterampilan menulis.
Selain dapat memudahkan siswa berpikir
secara kritis, menulis juga dapat digunakan siswa untuk mengomunikasikan
perasaan, pendapat, dan pengalaman
kepada orang lain. Pada era globalisasi
yang serba modern ini, keterampilan menulis dapat meningkatkan taraf hidup.
Oleh karena itu perlu dilakukan pembinaan yang intensif terhadap kemampuan menulis dengan tidak mengabaikan
aspek bahasa yang lain. Hal ini senada
dengan pernyataan Tarigan (1986:1), bahwa
keterampilan
menulis
bersifat
fungsional terhadap pengembangan diri
siswa, baik untuk studi maupun untuk terjun di masyarakat. Dengan keterampilan
menulis yang dimiliki, siswa dapat
mengembangkan kreativitas dan dapat
mempergunakan bahasa sebagai sarana
menyalurkan kreativitasnya dalam kehidupan sehari-hari.
Keraf (2001:34) menyatakan bahwa
menulis adalah mengungkapkan fakta-fakta, perasaan, sikap dan isi pikiran secara
jelas dan efektif. Weaver (dalam Tarigan,
1986:27) mengklasifikasikan menulis menjadi empat bentuk, yaitu narasi, deskripsi,
eksposisi, dan argumentasi. Keterampilan
menulis paragraf deskripsi merupakan salah satu keterampilan yang penting
dikuasai karena melalui deskripsi seseorang dapat memberikan gambaran
tentang suatu keadaan, peristiwa atau
kejadian.
Salah satu keterampilan menulis yang
sangat penting adalah keterampilan menulis paragraf deskripsi. Paragraf deskripsi
adalah pemaparan atau penggambaran
dengan kata-kata suatu benda, tempat,
suasana atau keadaan (Marahimin,
2005:45). Tujuan penulisan paragraf deskripsi adalah memaparkan atau menggambarkan suatu benda, tempat, suasana, atau keadaan. Seorang penulis deskripsi
mengharapkan
pembacanya,
melalui tulisannya, dapat ‘melihat’ sesuatu
yang dilihatnya dan dapat ‘mendengar’
sesuatu yang didengarnya. Melalui pembelajaran tentang menulis paragraf
deskripsi, siswa diharapkan dapat mengembangkan keterampilannya dalam menulis paragraf karena hal tersebut sangat
bermanfaat baik dalam pengembangan
ilmu pengetahuan maupun dalam pengembangan diri siswa. Kenyataan di
lapangan siswa cenderung enggan mengembangkan kemampuannya dalam menulis paragraf dan siswa masih mengalami
kesulitan menyampaikan gagasan dalam
bahasa tulis. Hal itu bisa terjadi karena
dalam penggunaan bahasa tulis banyak
hal yang perlu dipertimbangkan. SK keterampilan menulis deskripsi yang muncul
dalam mata pelajaran bahasa Indonesia di
SMA kelas X adalah “mengungkapkan
informasi dalam berbagai bentuk paragraf
(naratif, deskriptif, eksposisi)”.
Pembelajaran menulis dianggap sebagai keterampilan yang sangat sulit bagi
siswa. Hal ini sejalan dengan pernyataan
yang dikemukakan oleh Nurgiyantoro
(2001:294), bahwa dibandingkan dengan
keterampilan berbahasa yang lain, keterampilan menulis lebih sulit dikuasai
bahkan oleh penutur asli bahasa yang
bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan oleh kemampuan menulis
menghendaki penguasaan berbagai unsur
kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu
sendiri yang menjadi isi karangan. Baik
unsur bahasa maupun unsur isi haruslah
terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan karangan yang runtut dan padu.
Hal ini juga diungkapkan oleh Tarigan
(1986:8) bahwa menulis menuntut gagasan yang tersusun logis, diekspresikan
secara jelas, dan ditata secara menarik.
Berdasarkan wawancara dengan guru
bidang studi bahasa Indonesia yang mengajar di kelas XD SMA Negeri 1 Kin-
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 4
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014
tamani diperoleh informasi bahwa siswa
masih mengalami kesulitan pada saat
menulis paragraf deskripsi. Skor rata-rata
yang diperoleh siswa dalam menulis
paragraf deskripsi adalah 70, namun KKM
yang telah ditetapkan oleh guru adalah 78.
Hal ini disebabkan oleh beberapa kendala
yang dialami oleh siswa. Kendala-kendala
tersebut antara lain dari segi kejelasan
tulisan, pengungkapan ide atau pokok pikiran dengan kurang jelas, dan organisasi
ide belum logis dan belum sistematis.
Kenyataan ini tidak sesuai dengan standar
penulisan paragraf deskripsi bahwa dalam menulis deskripsi dituntut adanya cara
berpikir yang logis dan sistematis. Selain
itu, tulisan yang dibuat siswa juga belum
dilengkapi dengan adanya penyajian fakta
untuk memperkuat ide. Padahal, dalam
menulis paragraf deskripsi dituntut pemberian gambaran untuk memperkuat ide
atau gagasan.
Kesulitan yang dialami dalam menulis
paragraf deskripsi di kelas XD SMA Negeri 1 Kintamani disebabkan oleh tidak
tepatnya strategi yang digunakan guru
dalam mengajar. Dengan strategi pembelajaran monoton yang digunakan oleh
guru dalam pembelajaran, tentu siswa
cenderung bosan dan kurang memperhatikan materi yang disampaikan
sehingga mengakibatkan aktivitas belajarmengajar kurang memadai karena tidak
adanya variasi yang dilakukan oleh guru
saat mengajar di kelas. Jadi, untuk mencapai tujuan tertentu dalam pembelajaran
perlu dilakukan sesuatu yang dapat membantu proses pembelajaran agar berjalan
dengan lancar.
Penelitian mengenai pembelajaran
menulis paragraf deskripsi sudah pernah
dilakukan oleh beberapa peneliti, seperti
halnya penelitian yang dilakukan oleh Ni
Nyoman Pura Lasmini pada tahun 2013
dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Bermedia Gambar
untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis
Karangan Deskriptif Siswa kelas VIII3
SMP Laboratorium Undiksha Singaraja”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemampuan
menulis karangan deskriptif siswa kelas
VIII3 SMP Laboratorium Undiksha.
Penelitian lain juga dilakukan oleh
Made Weda Satwika pada tahun 2012.
Penelitian tersebut berjudul “Penggunaan
Teknik Menulis Semiterpimpin dengan
Kartu Kata untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi Siswa
Kelas XD.7 SMA Negeri 2 Singaraja”.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
penggunaan teknik semiterpimpin dapat
meningkatkan
kemampuan
menulis
paragraf deskripsi siswa XD.7 SMA Negeri
2 Singaraja.
Penelitian-penelitan di atas memang
sejenis dengan penelitian yang penulis
lakukan. Namun, penelitian-penelitian tersebut memiliki nuansa yang berbeda
dengan penelitian yang penulis laksanakan ini, terutama dari segi media,
subjek, ataupun tempat penelitian. Untuk
melengkapi sisi lain penelitian-penelitian
tersebut, sangatlah perlu dilakukan
penelitian dengan fokus yang berbeda.
Untuk itulah, peneliti melakukan penelitian
tentang pemanfaatan objek la-ngsung
untuk meningkatkan keterampilan menulis
paragraf
deskripsi.
Penelitian
ini,
difokuskan pada kemampuan siswa
mengenai pembelajaran menulis paragraf
deskripsi dengan pemanfaatan objek
langsung, langkah-langkah pembelajaran
menulis paragraf
deskripsi dengan
pemanfaatan objek langsung, serta
respons siswa terhadap pembelajaran
menulis paragraf
deskripsi dengan
pemanfaatan objek langsung.
Pemanfaatan objek langsung dapat
meningkatkan
keterampilan
menulis
paragraf deskripsi. Melalui objek langsung,
siswa dapat melihat objek tulisan secara
langsung sehingga mempermudah siswa
untuk menulis paragraf deskripsi. Selain
itu, pemanfaatan objek langsung dipandang sebagai langkah terbaik untuk
mengatasi masalah tersebut. Hal ini juga
dipertegas
oleh
Rohani
(1997:17).
Menurutnya, cara terbaik dan termudah
dikerjakan untuk mendeskripsikan objek
tertentu adalah dengan berhadapan
langsung, karena dengan media ini siswa
dapat mendengar, melihat, merasakan
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 5
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014
secara langsung objek yang akan
dibicarakan.
Berpijak pada uraian latar belakang
masalah di atas, peneliti tertarik untuk
mengaji lebih luas permasalahan ini, yaitu
dengan penelitian yang berjudul “Pemanfaatan Objek Langsung untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Paragraf
Deskripsi Siswa kelas XD SMA Negeri 1
Kintamani”.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian
ini membahas (1) langkah-langkah pembelajaran menulis paragraf deskripsi
dengan pemanfaatan objek langsung, (2)
peningkatan keterampilan menulis paragraf deskripsi dengan pemanfaatan
objek langsung, dan (3) respons siswa
terhadap pemanfaatan objek langsung
dalam menulis paragraf deskripsi. Sejalan
dengan rumusan masalah tersebut di atas,
tujuan penelitian ini adalah
(1) mendeskripsikan la-ngkah-langkah pembelajaran menulis paragraf deskripsi de-ngan
pemanfaatan objek langsung pada siswa
kelas XD SMA Negeri 1 Kintamani, (2)
mendeskripsikan
peningkatan
keterampilan menulis pa-ragraf deskripsi
dengan pemanfaatan objek langsung pada
siswa kelas XD SMA Negeri 1 Kintamani,
dan (3) mendes-kripsikan respons siswa
kelas XD SMA Negeri 1 Kintamani
terhadap pemanfaatan objek langsung
dalam menulis paragraf deskripsi. Hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan manfaat bagi peneliti, bagi
peneliti lain, bagi guru bahasa Indonesia,
dan bagi siswa. Bagi peneliti, penelitian ini
dapat menambah pe-ngalaman dan
pengetahuan mengenai pembelajaran
keterampilan
menulis,
serta
model
pembelajaran bahasa Indonesia yang
menarik minat siswa dalam me-ningkatkan
prestasi belajar. Bagi peneliti lain,
penelitian ini diharapkan dapat menjadi
bandingan dan sebagai referensi yang
membantu peneliti lain dalam melakukan
penelitian sejenis. Bagi guru bahasa
Indonesia, penelitian ini diharapkan dapat
menjadi pertimbangan untuk memilih
model pembelajaran yang sesuai agar
mampu menarik minat siswa dan dapat
menjadi masukan dalam menyusun
perencanaan pembelajaran yang lebih
bervariasi. Bagi siswa, Penelitian ini
diharapkan memberikan pengalaman dan
pengetahuan yang lebih baik sehingga
dapat meningkatkan keterampilan menulis
siswa, khususya dalam menulis paragraf
deskripsi.
METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilaksanakan ini
adalah penelitian tindakan kelas (PTK)
atau sering disebut dengan classroom
action research. Artinya, penelitian yang
dilakukan di dalam kelas. Penelitian
tindakan kelas merupakan suatu cara
seseorang atau kelompok dalam mengorganisasikan kondisi tertentu untuk
mempelajari pengalaman dan membuat
pengalaman itu dapat diakses oleh orang
lain (Sukardi, 2007:210). Sesuai dengan
pernyataan tersebut, dalam penelitian ini,
peneliti melakukan suatu tindakan baru
dalam rangka memecahkan masalah yang
ada di dalam kelas dan meningkatkan
kualitas pembelajaran. Dalam penelitian
ini, peneliti merancang metode penelitian
yang meliputi, rancangan penelitian,
subjek dan objek penelitian, prosedur
penelitian, rincian prosedur penelitian, instrumen dan metode pengumpulan data,
teknik analisis data dan kriteria keberhasilan. Subjek dalam penelitian ini
adalah guru mata pelajaran bahasa Indonesia dan siswa kelas XD SMA Negeri
1 Kintamani. Siswa tersebut dipilih
sebagai subjek penelitian karena pada
kenyataannya siswa mengalami kesulitan
dalam
menulis
paragraf
deskripsi.
Berdasarkan wawancara peneliti dengan
guru mata pelajaran bahasa Indonesia
kelas XD, peneliti memperoleh informasi
bahwa skor siswa dalam menulis paragraf
deskripsi rata-rata 70, padahal kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yang semestinya diperoleh siswa dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi
adalah 78. Objek penelitian ini adalah penelitian yang dibedakan atas dua macam,
yaitu objek yang mencerminkan proses
dan objek yang mencerminkan produk.
Sehubungan dengan pernyataan tersebut,
objek proses dalam penelitian ini adalah
pemanfaatan objek langsung untuk me-
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 6
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014
ningkatkan keterampilan menulis paragraf
deskripsi dan respons siswa terhadap
pemanfaatan objek langsung untuk meningkatkan keterampilan menulis paragraf
deskripsi. Objek yang berkaitan dengan
produk adalah kemampuan atau hasil
belajar siswa dalam menulis paragraf
deskripsi.
Setelah terkumpul, selanjutnya akan
data dianalisis dengan menggunakan
teknik analisis data. Teknik analisis data
ini adalah langkah terpenting untuk
mendapatkan jawaban dari masalah yang
ingin dipecahkan. Analisis data penelitian
ini disajikan secara deskriptif kualitatif dan
kuantitatif. Teknik analisis deskriptif
kualitatif adalah teknik analisis data yang
menggunakan paparan sederhana yang
berwujud kata-kata, sedangkan, teknik analisis kuantitatif adalah teknik analisis data
dengan mendeskripsikan data yang berwujud angka-angka.
Teknik yang digunakan peneliti
adalah teknik analisis deskriptif kualitatif
dan deskriptif kuantitatif. Deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis data
hasil wawancara yang dii-nterprestasikan
menggunakan kata-kata. Data yang
diperoleh dari hasil observasi, penilaian
kemampuan menulis siswa, dan respons
siswa dianalisis dengan me-nggunakan
teknik deskriptif kuantitatif dan kualitatif.
Penelitian tindakan kelas yang
digunakan bersifat penelitian kolaborasi.
Dalam hal ini, peneliti dan guru secara
bersama-sama mempersiapkan rancangan pembelajaran. Guru bertindak langsung dalam proses pembelajaran untuk
mengatasi permasalahan-permasalahan
yang dihadapi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Sementara itu, peneliti sebagai pengamat dan bersama guru
melakukan refleksi guna melihat kelebihan
dan kelemahan tindakan yang telah
dilakukan untuk merencanakan pembelajaran pada siklus berikutnya. Secara
umum, penelitian ini bertujuan meningkatkan keterampilan menulis paragraf
deskripsi siswa kelas XD SMA Negeri 1
Kintamani.
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini
mengandung data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kualitatif berupa data
aktivitas guru dan siswa selama proses
pembelajaran menulis paragraf deskripsi
dengan pemanfaatan objek langsung dan
hasil wawancara. Data kuantitatif berupa
tingkat kemampuan siswa yang ditunjukkan dengan skor tes menulis
paragraf deskripsi, aktivitas, dan respons
siswa. Sesuai dengan data tersebut,
penelitian
ini
menggunakan
empat
metode, yakni metode tes, observasi, metode angket/kuesioner, dan wawancara.
Penelitian ini menggunakan instrumen
sebagai alat untuk mendukung penggunaan metode tersebut. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes
praktik menulis paragraf deskripsi, lembar
observasi aktivitas belajar siswa, lembar
angket/kuesioner respons siswa, dan
pedoman wawancara tak terstruktur.
Instrumen tes praktik menulis paragraf
deskripsi digunakan dalam metode tes.
Instrumen lembar observasi digunakan
dalam metode observasi, instrumen lembar angket digunakan dalam metode
angket/kuesioner, sedangkan pedoman
wawancara digunakan dalam metode
wawancara.
Kriteria keberhasilan yang diguna-kan
sebagai patokan dalam mengakhiri penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, Kriteria keberhasilan pelaksanaan
tindakan (yang menggambarkan perbaikan kualitas pembelajaran) adalah 75%
tindakan yang dilaksanakan sudah
tercapai. Kedua, Kriteria respons siswa
terhadap pemanfaatan objek langsung
dalam rangka meningkatkan keterampilan
menulis paragraf deskripsi dianggap
berhasil apabila 80% dari jumlah siswa
memberikan respons positif. Ketiga, standar keterampilan menulis paragraf
deskripsi 78% siswa mampu memproleh
nilai 78-100, yaitu sesuai de-ngan standar
ketuntasan minimal pel-ajaran bahasa
Indonesia yang ditetapkan di kelas XD
SMA Negeri 1 Kintamani.
HASIL DAN PEMBAHASAN
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 7
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014
Pembahasan ini difokuskan pada
temuan
yang
dapat
meningkatkan
keterampilan menulis paragraf deskripsi
dengan pemanfaatan objek langsung,
yaitu (1) terdapat beberapa langkah
pembelajaran dalam model pembelajaran
dengan pemanfaatan objek langsung
untuk meningkatkan keterampilan menulis
paragraf
deskripsi
(2)
tercapainya
peningkatan dan ketuntasan hasil belajar
menulis paragraf deskripsi siswa kelas XD
SMA Negeri 1 Kintamani dengan model
pembelajaran pemanfaatan objek langsung, dan (3) siswa memberikan respons
sangat positif terhadap model pembelajaran dengan pemanfaatan objek
langsung. Temuan-temuan tersebut diuraikan sebagai berikut.
Pemanfaatan objek langsung dapat
memberikan peluang kepada siswa untuk
menuangkan ide atau gagasan. Dalam menulis siswa lebih bebas dan tidak
terbebani sehingga aktivitas menulis menjadi aktivitas yang menyenangkan.
Pemanfaatan objek langsung menjadikan
siswa tidak malas dan tidak bosan dalam
mengikuti pelajaran. Rohani (1997:17)
mengemukakan bahwa cara terbaik dan
termudah
dikerjakan
untuk
mendeskripsikan objek tertentu adalah dengan berhadapan langsung, karena
dengan media ini siswa dapat mendengar,
melihat, merasakan secara langsung
objek yang akan dibicarakan. Pernyataan
tersebut menandakan bahwa pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan pemanfaatan objek langsung dapat
merangsang dan memudahkan dalam
menulis.
Temuan pertama adalah terdapat
beberapa langkah pembelajaran yang
ditempuh guru dalam menerapkan model
pembelajaran dengan pemanfaatan objek
langsung
untuk
meningkatkan
keterampilan menulis paragraf deskripsi.
Adapun beberapa langkah utama yang harus ditempuh oleh guru dalam pemanfaatan objek langsung untuk meningkatkan keterampilan menulis paragraf
deskripsi, antara lain terletak pada (1) kegiatan awal, (2) kegiatan inti, dan (3)
kegiatan akhir. Pemanfaatan objek langsung diaplikasikan pada saat siswa
mengikuti kegiatan inti pembelajaran
menulis paragraf deskripsi. Pada kegiatan
awal, guru melakukan tanya jawab
bersama siswa terkait dengan materi dan
aspek penilaian yang belum dipahami
siswa. Guru juga memaparkan secara
jelas pembuatan kerangka tulisan kepada
siswa sebelum siswa diminta untuk
membuat paragraf deskripsi. Setelah itu,
langkah yang dilakukan guru adalah membangkitkan semangat belajar siswa,
memfasilitasi kegiatan siswa menemukan
ide/gagasan berdasarkan objek yang dipilh, memfasilitasi siswa berdiskusi untuk
mengembangkan topik/gagasan, memfasilitasi siswa dengan lebih menekankan
pada penyusunan kerangka paragraf
deskripsi, memfasilitasi siswa untuk
bertanya apabila ada hal-hal yang kurang
jelas tentang paragraf deskripsi, memfasilitasi siswa untuk membacakan hasil
paragraf deskripsi mereka (satu kelompok
satu orang), dan membimbing siswa untuk
menyimpulkan materi pembelajaran hari
itu.
Temuan kedua adalah hasil penelitian
menunjukkan terjadi peningkatan kemampuan menulis paragraf deskripsi
siswa dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I
rata-rata hasil menulis paragraf deskripsi
siswa 76,7 sedangkan rata-rata hasil menulis paragraf deskripsi siswa pada siklus
II adalah 82,6. Peningkatan yang terjadi
sebesar 5,9.
Tabel 1. Perbandingan antara skor ratarata kelas sebelum dilakukan
tindakan, pada siklus I, dan pada
siklus II
Pelaksanaan
Pratindakan
Siklus I
Siklus II
Skor ratarata kelas
70
76,7
82,6
Kategori
Cukup
Cukup
Baik
Temuan di atas sejalan dengan
temuan pada penelitian yang dilakukan
oleh Made Weda Satwika pada tahun
2012. Penelitian tersebut berjudul “Penggunaan Teknik Menulis Semiterpimpin
dengan Kartu Kata untuk Meningkatkan
Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 8
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014
Siswa Kelas XD.7 SMA Negeri 2 Singaraja”. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa penggunaan teknik semiterpimpin
dapat meningkatkan kemampuan menulis
paragraf deskripsi siswa XD.7 SMA Negeri
2 Singaraja.
Faktor lainnya adalah pemberian
bimbingan dan penghargaan oleh guru
dapat mendorong siswa menjadi lebih
aktif. Guru memiliki peranan yang amat
penting dalam keseluruhan proses pembelajaran. Upaya guru dalam membimbing
siswa harus didasari dengan kesabaran
dan keiklhasan. Guru harus tetap
menghargai usaha siswa baik yang belum
berhasil maupun yang sudah berhasil.
Bimbingan yang diberikan guru dalam
menulis
paragraf
deskripsi
dapat
mempermudah siswa, dalam memahami
pelajaran yang diberikan. Kesulitan yang
dialami siswa dalam pembelajaran dapat
segera teratasi karena bimbingan yang
diberikan oleh guru. Guru adalah orang
yang mampu memotivasi siswanya untuk
belajar. Djamarah (2002:182) menyatakan
“motivasi memegang peranan penting
dalam belajar. Seorang siswa tidak akan
dapat belajar dengan baik dan tekun jika
tidak ada motivasi dalam dirinya. Bahkan
tanpa motivasi, seorang siswa tidak akan
melakukan kegiatan belajar”. Maka dari
itu, guru perlu memberikan motivasi
kepada siswa selama proses belajar
berlangsung.
Selain itu, guru juga memegang
peranan penting dalam memengaruhi
peningkatan hasil belajar siswa. Motivasi
belajar oleh guru dalam melaksanakan
pembelajaran di kelas dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya
dalam mengemukakan pendapat secara
lisan. Mudjiono (2006:85) menyatakan
bahwa motivasi memiliki manfaat untuk
membangkitkan,
meningkatkan,
dan
memelihara semangat siswa untuk belajar
sampai berhasil. Dalam penelitian ini, guru
mulai memberikan motivasi kepada siswa
saat siswa mengalami hambatan. Motivasi
yang diberikan guru, tidak hanya di depan
kelas, melainkan langsung mendekati dan
berkomunikasi dengan siswa. Dari pelaksanaan langkah-langkah yang diterapkan, guru telah berupaya semaksimal
mungkin untuk mengaktifkan siswa dalam
kegiatan pembelajaran.
Temuan ketiga, yaitu siswa menjadi
sangat senang dan aktif mengikuti
pembelajaran menulis paragraf deskripsi.
Ini merupakan temuan yang terakhir
dalam penelitian ini. Rasa senang dan
aktif tersebut dapat dilihat dari rata-rata
respons yang diberikan oleh siswa dalam
pembelajaran ini. Sebagian besar siswa
memberikan respons yang positif terhadap
tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran. Pada siklus I skor rata-rata
respons siswa adalah 43 (positif), kemudian skor rata-rata respons siswa meningkat menjadi 46 (sangat positif) pada
siklus II. Siswa merasa senang melakukan
kegiatan
pembelajaran
ini
karena
divariasikan. Apabila individu berada
dalam situasi yang betul-betul bebas dari
berbagai bentuk tekanan atau hambatan
yang dapat mengganggu sikapnya, dapat
diharapkan bahwa bentuk-bentuk perilaku
yang ditampakkannya merupakan ekspresi sikap yang sebenarnya (Azwar,
2003:18).
Jadi, pemanfaatan objek langsung
dapat meningkatkan keterampilan menulis
paragraf deskripsi siswa. Hal ini dapat
dilihat dari peningkatan hasil tes
keterampilan menulis pada siklus II
dibandingkan dengan hasil tes pada siklus
I dan peningkatan hasil belajar dapat pula
dilihat dari perbandingan nilai awal siswa
terhadap siklus I. Aktivitas belajar siswa
juga mengalami peningkatan yang terlihat
pada siklus I dan siklus II. Untuk mengatasi beragam permasalahan yang
ditemukan oleh guru ataupun siswa dalam
pembelajaran menulis paragraf deskripsi,
guru dapat mengaplikasikan pembelajaran
dengan pemanfaatan objek langsung yang
dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan
(alternatif) dalam upaya meningkatkan
keterampilan menulis paragraf deskripsi
siswa.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pembahasan di atas,
ada beberapa hal yang menjadi simpulan
dalam penelitian ini.
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 9
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014
Pertama,
langkah-langkah
yang
ditempuh dalam model pembelajaran
dengan pemanfaatan objek langsung
untuk
meningkatkan
ke-terampilan
menulis paragraf deskripsi sangat efektif.
Langkah-langkah tersebut sebagai berikut.
Pertama, guru melakukan apersepsi
terkait dengan materi yang diajarkan.
Kedua, guru memfasilitasi siswa dengan
memberikan umpan balik terkait dengan
materi yang belum mereka pahami.
Ketiga, guru menjelaskan kembali materi
pelajaran yang belum dipahami siswa.
Keempat, guru tidak hanya menjelaskan
materi pelajaran, tetapi juga mengajak
siswa menganalisis ejaan dan tata bahasa
yang belum dipahami siswa. Kelima, guru
mengelompokkan siswa dengan kemampuan bervariasi dalam satu kelompok
(masing-masing kelompok berjumlah 5--6
orang). Keenam, guru menjelaskan
kepada siswa bahwa mereka ditugaskan
untuk mendeskripsikan objek yang berada
di
sekitar
kelas.
Ketujuh,
guru
memfasilitasi siswa berdiskusi untuk
mengembangkan ide atau gagasan yang
akan dideskripsikan. Kedelapan, guru memfasilitasi siswa dengan lebih menekankan pada penyusunan kerangka
paragraf deskripsi. Kesembilan, selama
proses pembelajaran, guru mengamati
aktivitas belajar siswa (kedisiplinan,
tanggung jawab). Kesepuluh, guru memfasilitasi siswa untuk bertanya apabila ada
hal-hal yang kurang jelas tetang paragraf
deskripsi. Kesebelas, guru memfasilitasi
siswa untuk membacakan hasil paragraf
deskripsi mereka (satu kelompok satu
orang). Keduabelas, guru menugaskan
siswa
untuk
menyimpulkan
materi
pembelajaran hari itu. Ketigabelas, guru
mengadakan refleksi.
Kedua, adanya peningkatan hasil belajar
siswa
hingga
ter-capainya
tingkat
ketuntasan hasil belajar siswa pada
kegiatan menulis paragraf deskripsi
sisiswa kelas XD SMA Negeri 1 Kintamani
dengan pemanfaatan objek langsung
terlihat pada perolehan skor tes menulis
paragraf deskripsi siswa pada siklus I dan
siklus II yang mengalami peningkatan dan
mencapai KKM, yaitu 78. Pada setiap
tahap pembelajaran skor siswa selalu
mengalami peningkatan, baik dari refleksi
awal , siklus I, dan siklus II. Perolehan
skor rata-rata yang dicapai siswa pada
refleksi awal adalah 70, skor rata-rata
yang dicapai siswa pada siklus I
meningkat menjadi 76,7, dan perolehan
skor rata-rata pada siklus II menjadi 82,6.
Ketiga, model pembelajaran dengan
pemanfaatan objek langsung dalam
menulis paragraf deskripsi ternyata
menumbuhkan respons positif siswa
terhadap pembelajaran bahasa Indonesia.
Sebagian besar siswa memberikan
respons yang positif terhadap tindakan
yang dilakukan dalam pembelajaran. Pada
siklus I skor respons siswa adalah 43 yang
tergolong positif, kemudian skor rata-rata
respons siswa meningkat menjadi 46 yang
tergolong sangat positif pada siklus II.
Siswa merasa senang melakukan kegiatan pembelajaran karena diterapkannya model pembelajaran dengan
pemanfaatan objek langsung.
Dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi, guru hendaknya menerapkan model pembelajaran dengan pemanfaatan objek langsung. Model pembelajaran ini dapat memberikan kesempatan berdiskusi yang baik bagi siswa,
merangsang siswa lebih peka terhadap
objek yang ada di sekitar, memberi siswa
kesenangan dalam pembelajaran, dan
dapat dijadikan strategi mengajar yang
efektif. Dengan demikian, siswa akan lebih
aktif, tertarik dan lebih memahami
paragraf deskripsi yang akan dibuat.
Masih banyak hal yang belum dibahas
dalam penelitian ini. Oleh karena itu,
peneliti mengharapkan peneliti lain untuk
mengadakan penelitian lanjutan yang
sejenis dengan penelitian ini, sehingga
diperoleh hasil yang lebih meyakinkan
serta sebagai sumbangan bagi guru untuk
bahan kajian dan peningkatan mutu
pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin. 2003. Sikap Manusia;
Teori dan Pengukurannya (Edisi ke
2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 10
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014
Arsjad, Maidar. G. dan Mukti U.S. 1991.
Pembinaan Kemampuan Berbahasa Indonesia Jakarta: Erlaga.
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.
Keraf,
Gorys. 2001. Eksposisi dan
Deskripsi. Ende Flores: Nusa
Indah
Lasmini, Nyoman Pura .2013. “Penerapan
Model pembelajaran Kontekstual
Bermedia Gambar untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis
Karangan Deskriptif Siswa kelas
VIII3 SMP Laboratorium Undiksha Singaraja”. Skripsi (tidak
diterbitkan). Jurusan PBSI, FBS,
Undiksha.
Marahimin. 2005. Menulis Secara Populer.
Bandung: Dunia Pustaka Jaya.
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian
dalan Pengajaran Bahasa
dan Sastra. Yogyakarta:
BPFE.
Rohani, Ahmad. 1997. Media Instruksional
Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Satwika, Made Weda. 2012. “Penggunaan
Teknik Menulis Semiterpimpin
dengan Kartu Kata untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis
Paragraf Deskripsi Siswa Kelas
XD.7 SMA Negeri 2 Singaraja”.
Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan PBSI,FBS,Undiksha.
Sukardi. 2007. Metodologi Penelitian
Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis
Sebagai Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa
Download