ADAPTASI EKOLOGI DAN PERSEPSI MASYARAKAT PESISIR DALAM UPAYA KONSERVASI MANGROVE DI DUSUN KLAYAR PACIRAN LAMONGAN OLEH : NURIL AHMAD LATAR BELAKANG DAN PERSMASALAHAN KONVERSI AREAL MANGROVE YANG DIGUNAKAN UNTUK PERMUKIMAN, PERTAMBAKAN, DAN INDUSTRI. AKIBAT KONEVRSI TERSEBUT MENIMBULKAN PERUBAHAN LINGKUNGAN BIOTIK DAN ABIOTIK PADA WILAYAH DUSUN KLAYAR DESA SIDOKELAR PACIRAN LAMONGAN RUMUSAN MASALAH 1) Bagaimana adaptasi ekologi (strategi, proses, dan dampak), sejak dicanangkannnya program konservasi mangrove tahun (2003) sampai dilaksanakan penelitian tahun 2011? 2) Bagaimana persepsi masyarakat pesisir dalam upaya konservasi mangrove di pesisir Di Dusun Klayar Desa Sidokelar Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan ? 3) Apakah dalam perubahan lingkungan abiotik dan biotik mangrove yang didekati dengan teori persepsi ini dapat ditemukan titik kritis adaptasi ekologi yang menjadi tanda konservasi mangrove menjadi berhasil atau sebaliknya ? TUJUAN : 1) Menganalisis adaptasi ekologi (strategi, proses dan dampak), sejak dicanangkannya program konservasi mangrove (2003) sampai dengan kondisi pada saat dilakukannya penelitian di Dusun Klayar pada tahun 2011. 2) Menganalisis persepsi masyarakat pesisir secara umum dalam upaya melaksanakan konservasi mangrove sebagai bagian integral masyarakat dan lingkungan Di Dusun Klayar Desa Sidokelar Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. 3) Menentukan titik-titik kritis adaptasi ekologi masyarakat pesisir, yaitu : suatu titik menjadi pembatas perubahan lingkungan biotik dan abiotik yang luas menjadi sempit atau sebaliknya, dalam perubahan masyarakat pesisir yang berlangsung dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan tujuan nomor 1 FOKUS PENELITIAN : 1) 2) 3) MENDESKRIPSIKAN ADAPTASI EKOLOGI MASYARAKAT SEJAK DICANANGKANNYA PROGRAM KONSERVASI MANGROVE 2003-2011 MENDESKRIPSIKAN PERSEPSI MASYARAKAT PESISIR DALAM UPAYA KONSERVASI MANGROVE MENDESKRIPSIKAN PERUBAHAN LINGKUNGAN BIOTIK DAN ABIOTIK (TITIK KRITIS ADAPTASI EKOLOGI ) TINJAUAN PUSTAKA LINGKUNGAN BIOTIK MANUSIA Setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of discrimination) dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, manusia membutuhkan sesuatu dalam kehidupannya sebagai alat untuk memenuhi kepekaan (sense) dalam membedakan (sense of discrimination). Keinginan untuk hidup dapat juga diperoleh dari lingkungan, baik lingkungan biofisik maupun lingkungan sosial. MANGROVE Mangrove merupakan istilah umum untuk pohon yang hidup di daerah yang berlumpur, basah dan terletak di perairan pasang surut daerah tropis. LANJUTAN … LINGKUNGAN ABIOTIIK Pesisir adalah wilayah yang unik, karena dalam konteks bentang alam, wilayah pesisir merupakan tempat bertemunya daratan dan lautan. Lebih jauh, wilayah pesisir merupakan wilayah yang penting ditinjau dari berbagai sudut pandang perencanaan dan pengelolaan. Transisi antara daratan dan lautan di wilayah pesisir telah membentuk ekosistem yang beragam dan sangat produktif serta memberikan nilai ekonomi yang luar biasa terhadap manusia. ADAPTASI EKOLOGI DAN INTERAKSI MASYARAKAT DENGAN LINGKUNGAN Berguna untuk memaknai dan memahami fenomena dan fakta hubungan interaksional manusia dan alam serta perubahan sosial dan ekologis (ecological change) yang terjadi di alam. Perubahan ekologis itu, terutama berkenaan dengan munculnya destabilitas ekosistem dan digunakan mahluk hidup untuk bertahan hidup dan berkembangan biak secara alami. Landasan operasional dalam penelitian ini digunakan teori ekologi budaya Julian Steward (1950) dan persepsi Paul A Bell ( 1978) KERANGKA KONSEP PENELITIAN 1. ADAPTASI EKOLOGI Aktifitas Manusia Energy, material, informasi System Sosial ( Pengetahuan, teknologi, populasi, organisasi sosial, nilai-nilai) Ekosistem Mangrove ( tumbuhan, hewan, air, mikrooragnisme, populasi, tanah, udara) Energy, materi, informasi Ekosistem memberikan Gambar 1. Interaksi system sosial dan ekosistem mangrove 2. PERSEPSI MASYARAKAT Lingkungan Persepsi Pengetahuan umpan balik Tindakan yang diambil Struktur logika Evaluasi Pembuatan keputusan Rutin masa silam Factor Eksternal Gambar 2. Persepsi Masyarakat Dalam Konservasi Mangrove TITIK KRITIS ADAPTASI EKOLOGI ADAPTASI EKOLOGI Persepsi Batas Optimal Batas Minimial Homeostatis Stress Coping Behavior Maladaptasi Adaptasi Gambar 3. Focus pengamatan penelitian (Paul A. Bell, dkk. 1978) Punah METODE PENELITIAN PENDEKATAN PENELITIAN MENGGGUNAKAN KUALITATIF POSIVOSTIK DAN PENELITIAN DILAKSANAKAN DI DUSUN KLAYAR DESA SIDOKELAR PACIRAN LAMONGAN, PADA TANGGAL 15 SEP-15 DES 2011 TAHAP PENELITIAN, YAITU : 1. KAJIAN PUSTAKA PENELITIAN DI LOKASI, 2. STUDI PENDAHULUAN TENTANG PERSEPSI MASYARAKAT, 3. PENENTUAN TITIK KRITIS ADAPTASI EKOLOGI BERDASARKAN TOERI PERSEPSI PENGAMBILAN DATA DENGAN TEKNIK PURPOSIF SAMPLING, TEKNIK PENGUMPULAN DATA MENGGUNAKAN DENGAN WAWANCARA MENDALAM, OBSERVASI PARTISIPAN, DAN STUDI DOKUMENTASI KEMUDIAN DILAKUKAN TRIANGULASI DATA Wawancara mendalam Observasi partisipan Sumber data Dokumentasi ANALISIS DATA Penyajian Data Pengumpulan Data Reduksi Data Kesimpulan-kesimpulan : Penarikan/verifikasi Gambar 5. Komponen analisis data ; model interaktif ( Miles dan Haberman, 1992) 1. ADAPTASI EKOLOGI ; HASIL PENELITIAN Periode 2003-2006, YAITU : 1.Pengadaan Bibit Mangrove, 2. Membuat Persemaian bibit, 3. Membuat media semai bibit, 4. Penyemaian bibit, 5. Pemilihan bibit, 6. Penyapihan bibit, 7. Pengangkutan, 8. Pengayaan dan Penanaman, 9.Pemeliharaan dan pemantauan tanaman Periode 2007-2011, YAITU : 1. Pengayaan dan penanaman bibit, 2. Pemeliharaan dan pemantauan tanaman 2. PERSEPSI : 1) Memperoleh informasi dari warga akan pentingnya mangrove 2) Mendapatkan sosialisasi dari KPLH dan BLH Lamongan 3) Menerima informasi dari media eletronik dan cetak 4) Memperoleh informasi dari rapat atau pertemuan warga 5) Buklet yang diberikan dari Badan Lingkungan Hidup Lamongan 3. TITIK KRITIS ADAPTASI EKOLOGI : 1. Kurang bernilai ekonomis, 2. Kurang mengetahui fungsi mangrove, 3. Kebutuhan ekonomi, 4. Kurang informasi, 5. Kebanyakan berbasis proyek, 6. Partisipasi masyarakat rendah, 7. Kebutuhan lahan permukiman PEMBAHASAN 1. ADAPTASI EKOLOGI MASYARAKAT PESISIR Adaptasi ekologi yang dilakukan oleh masyarakat dusun Klayar desa Sidokelar Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan mengacu pada berbagai aktivitas yang berbeda (termasuk tindakan teknis, kelembagaan, hukum, kebudayaan dan pendidikan), yang diterapkan oleh kelompok peduli lingkungan hidup (KPLH) dalam memfasilitasi kegiatan konservasi lingkungan mangrove. Masyarakat dusun Klayar mengembangkan strategi adaptasi ekologi dalam upaya konservasi mangrove; antara lain : 1. Pengadaan bibit, 2. Membuat tempat semai, 3. Membuat media semai, 4. Penyamian Bibit, 5. Pemeliharaan Bibit, 6. Penyapihan Bibit, 7. pengangkutan bibit, 8. Pengayaan dan penanaman bibit, 9. Pemeliharaan dan Pemantauan. 2. PERSEPSI MASYARAKAT PESISIR Masyarakat dusun Klayar memandang bahwa konservasi sangat bermanfaat bagi masyarakat, terutama masyarakat yang tempat tinggalnya dekat dengan pantai. Konservasi mangrove juga dipandang memberikan manfaat yang sangat penting sebagai pelindung pantai dari abrasi, penahan gelombang laut dan juga secara ekonomi, sosial-budaya dan sebagai pengendali kelestarian keanekaragaman hayati serta masyarakat menyadari bahwa lingkungan mangrove berpengaruh dalam kehidupannya sehingga terjadi hubungan timbal balik. 3. TITIK KRITIS ADAPTASI EKOLOGI MASYARAKAT PESISIR Adaptasi ekologi masyarakat ini ditandai dengan munculnya stimulus atau rangsangan dari luar yang dipersepsikan oleh masyarakat dusun Klayar yang ditentukan oleh pengalaman, kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, sikap dan tindakan yang dilakukan masyarakat karena dilatar belakangi oleh pembauran sifat (kebudayaan) yang dimiliki sehingga memicu proses faal secara terus menerus dalam diri masyarakat, dan kondisi psikologis masyarakat yang ditandai dengan perubahan sikap. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN. Adaptasi ekologi, persepsi, dan titik kritis adaptasi ekologi masyarakat pesisir dusun Klayar desa Sidokelar sangat berkaitan erat dengan mekanisme sosial-ekonomi, sosial-budaya, teknologi, peran organisasi sosial (local), dan pembauran sifat yang berkembang di di dalam masyarakat dan lingkungan yang ada disekitarnya sehingga terbangun hubungan timbal balik antara keduanya serta masyarakat dusun Klayar dapat mengembangkan strategi adaptasi ekologi dengan baik. SARAN Masyarakat, aparat pemerintah Dusun, Desa Kecamatan, Kabaupaten, DU/DI dapat berperan aktif dalam menjag keseimbangan lingkungan pesisir terutama lingkungan mangrove. PHOTONE KANG MUHAJIR KARO BOLO KABEH… DAFTAR PUSTAKA Anonymous, 2010. Profil Desa Sidokelar. Desa Sidokelar Paciran Kabupaten Lamongan Arikunto, S.1998. Presedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta Ahmad, N. et.al. 2003. Action Learning ; Coastel Management in Lamongan. Bejis Projek AusAid Programe. Jakarta …………... 2004. Studi Komunitas Mangrove Di Pantai Sidokelar Paciran Lamongan. Yayasan Mitra Lingkungan. Lamongan. Diplublikasikan dalam bentuk komik seri pendidikan lingkungan pesisir yang diterbitkan oleh Bejis Projek-AusAid Programe. 2004. …………, 2001. Kajian Kandungan Gizi Sea urchin jenis Tripneutes gratella dan Mespilia globulus Di Pantai Balekambang Malang. Skripsi FMIPA UINSMA. Tidak dipublikasikan Anwar, C. dan Hendra Gunawan. 2006. Peranan ekologis dan sosial ekonomis hutan mangrove Dalam mendukung pembangunan wilayah pesisir. Proseding Espos hasil-hasil Penelitian PUSLITBANG Hutan dan Konservasi SDA. Bogor Anwar, C. 1998. Akumulasi di Bawah Tegakan Mangrove. Prosiding Expose Hasil Penelitian BTPDAS Surakarta, Februari 1998: 105115. BTPDAS Surakarta, Solo TERIMA KASIH