A. PENDAHULUAN Good governance (tata pemerintahan yang baik)

advertisement
MATA KULIAH KEWARGANEGARAAN
GOOD GOVERNANCE
Fakultas
Program Studi
Ekonomi dan Bisnis
Manajemen
On Line
12
Kode MK
Disusun Oleh
90003
Panti Rahayu, SH, MH
Abstract
Good Governance adalah suatu prinsip dimana organisasi pemerintahan dijalankan dengan :
Transparan, akuntabel, bertanggung jawab dan adil. Prinsip akan membawa kehidupan berbangsa
dan bernegara secara lebih baik dan dapat membawa kepada kesejahteraan.
Kompetensi
Melaksanakan prinsip Good Governance dalam segala bidang baik di organisasi Pemerintahan
maupun swastaberperan dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat di Indonesia.
GOOD GOVERNANCE
Pengertian Good Governance
1. Good governance bermakna tata kepemerintahan yang baik.
2. Good Governance dapat diartikan sebagai tindakan untuk mengarahkan,
mengendalikan, atau mempengaruhi masalah publik. Ranah Good
Governance tidak terbatas pada negara atau birokrasi pemerintahan, tetapi
juga pada ranah masyarakat sipil org non pemerintah & swasta.
3. Pemerintahan yang baik adalah: baik dalam proses maupun hasilnya. Semua
unsur dalam pemerintahan bisa bergerak secara sinergis, tidak saling
berbenturan, memperoleh dukungan dari rakyat dan lepas dari gerakangerakan anarkis yang bisa menghambat pembangunan.
Dalam hal ini termasuk juga pengaturan/pengurusan/pemerintahan suatu organisasi,
perusahaan dan tentunya instansi dalam Pemerintahan (Penyelenggara Negara)
Latar Belakang GG
2014
2
Kewarganegaraan
PANTI RAHAYU, SH, MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Tuntutan eksternal: Globalisasi memaksa kita untuk menerapkan GG (semakin
tumbuh dan berkembangnya kehidupan masyarakat Internasional yang
membutuhkan kerjasama yang sangat baik yang dilandasi pada etika kejujuran,
keadilan dan tanggung jawab sebagai landasan utama disebuah pergaulan
internasional yang melibatkan banyak pihak (dalam hal ini yang terlibat adalah
Negara dimana masing-masing Negara membawa masyarakatnya sendiri-sendiri)
2. Tuntutan Internal:terjadinya abuse of power yang terwujud KKN (Masyarakat
semakin lama sudah semakin pandai dan terdidik dengan baik, sehingga sudah
mengetahui dan dapat menilai pemerintahan seperti apa yang diinginkan untuk
membawanya kepada kedamaian dan kesejahteraan. Kekerasan dan Intimidasi
politik sudah tidak mempan lagi untuk menekan masyarakat agar menjadi menuruti
kemauan penguasa)
Prinsip GG
1. Akuntabilitas; (setiap kegiatan ada pertanggungjawaban). Apa yang dilakukan
oleh setiap pihak harus dipertanggungjawabkan baik dari segi keuangan maupun
segala akibat yang ditimbulkannya. Pertanggungjawaban dilakukan dengan cara
mempublikasikannya kepada semua pihak yang terlibat melalui berbagai media yang
tersedia dalam masyarakat dan memang merupakan sarana yang dibenarkan oleh
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
2. Transparansi; (setiap pengeluaran dipertanggungjawabkan dan dilaporkan
untuk semua pihak). Dengan adanya keterlibatan semua pihak dalam
penyelenggaraan Negara maka menjadi hak semua pihak yang terlibat untuk
mengetahui setiap kegiatan dan pengeluaran yang ada.
3. Responsif; (memberikan kesempatan kepada anggota untuk peran serta dan
memberikan saran). Berkaitan dengan semakin terdidiknya masyarakat maka
kesempatan masyarakat untuk berperan aktif dalam kehidupan bernegara semakin
terbuka lebar, sehingga masyarakat menjadi bagian dari proses penyelenggaraan
Negara.
4. Aturan Hukum; (kegiatan berdasarkan hukum yang berlaku). Hal ini sesuai
dengan perkembangan Negara yang semakin menjunjung prinsip Demokrasi dimana
diantaranya proses penegakan hokum (Rule of Law) dan Penerapan Hukum (Law of
Enforcement) menjadi tiang utama bagi terselenggaranya kehidupan demokrasi yang
baik.
2014
3
Kewarganegaraan
PANTI RAHAYU, SH, MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Konsepsi GG:
1. Good governance adalah penyelenggaraan pemerintahan negara yang solid
dan bertanggungjawab, serta efisien dan efektif, dengan menjaga kesinergisan
interaksi yang konstruktif diantara domain-domain negara, sektor swasta dan
masyarakat.
2. ”Kepemerintahan yang mengemban akan dan menerapkan prinsip-prinsip
profesionalitas, akuntabilitas, transparansi, pelayanan prima, demikrasi,
efisiensi, efektivitas, supremasi hukum dan dapat diterima oleh seluruh
masyarakat”.
3. Unsur GG: Pemerintah, Swasta dan Masyarakat
Karakteristik GG:
1. Diakuinya semangat pluralisme. Kesadaran tentang pluralisme (keragaman dalam
masyarakat) merupakan syarat penting bagi terselenggaranya GG
2. Tingginya sikap toleransi. Apabila sudah memiliki kesadaran akan pluralisme
maka tumbuh sikap toleransi yang tinggi, sikap ini adalah sikap yang mamu tidak
mau harus diambil agar masyarakat hidup dalam kenyamanan, ketertiban dan
ketentraman.
3. Tegaknya prinsip demokrasi. Kesadaran akan pluralisme dan sikap toleransi
menjadi dasar dan pilar utama atas tegaknya demokrasi, dimana kebebasan
berpendapat dan penghargaan terhadap pihak lain adalah merupakan prinsip
demokrasi yang utama.
Penerapan GG: Sektor Pemerintahan:
1. Perubahan sistem politik kearah yang demokratis, partisipatif & egaliter
2. Reformasi dalam sistem birokrasi militer (TNI)
3. Reformasi dalam bidang administrasi publik perlu diarahkan pada peningkatan
profesionalisme bierokrasi pemerintah
4. Reformasi pemerintahan : perubahan dari pola sentralisasi ke desentralisasi
5. Menciptakan pemerintah yang bersih (clean goverment) : bersih KKN; Disiplin
penerimaan dan pengeluaran anggaran; akuntabilitas publik
2014
4
Kewarganegaraan
PANTI RAHAYU, SH, MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dalam prakteknya ketentuan dari nomor 1 sampai nomor 5 masih belum dapat
diterapkan dengan sebaik-baiknya (jika kita lihat dalam berbagai kasus yang terjadi
dalam masyarakat), namun demikian semua ini adalah proses menuju sebuah citacita yang diharapakan oleh semua masyarakat Internasional. Sehingga sebagai
bagian dari masyarakat dunia Internasional juga harus mempunyai keinginan dan
cita-cita yang sama menuju masyarakat yang sejahtera yang didasarkan pada sistem
pemerintahan yang baik.
GG Pada sektor Swasta (Good Corporate Governance)
1. Transparansi
2. Kemandirian
3. Akuntabilitas
4. Pertanggungjawaban
5. Kewajaran (fairness)
Sebelum GG
Sesudah GG
Struktur bersifat
Struktur bersifat:
1. Birokratik
1.
non birokratik, sedikit aturan
2. Multilevel
2.
lebih sedikit level
3. Disorganisasi dengan manajemen
3.
manajemen berfungsi baik
4. Kebijakan, program dan prosedur ruwet
4.
Kebijakan, program dan prosedur
sederhana, tidak menimbulkan
ketergantungan
Sistem:
Sistem:
1. Tergantung pada beberapa sistem
informasi kinerja
2. distribusi informasi terbatas pada
eksekutif
2014
5
Kewarganegaraan
PANTI RAHAYU, SH, MH
1.
tergantung pada sistem informasi
kinerja
2.
distribusi informasi luas
3.
memberikan pelatihan kepada
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. pelatihan manajemen hanya pada
karyawan yang membutuhkan
karyawan senior
Budaya organisasi:
Budaya Organisasi:
1. orientasi kedalam
1.
orientasi keluar
2. tersentralisasi
2.
memberdayakan sumberdaya
3. lambat dlm pengambilan keputusan
3.
pengambilan keputusan cepat
4. realistis-idiologi
4.
terbuka dan berintegrita
5. kurang berani mengambil keputusan.
5.
berani mengambil resiko
Berikut ini adalah referensi untuk menambah pengertian tentang Good Governance di
Indonesia.
PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI INDONESIA
OleH : Goto Kuswanto, SIP.MM - WIDYAISWARA MADYA KANTOR DIKLAT KABUPATEN
BANYUMAS
A. PENDAHULUAN
Good governance (tata pemerintahan yang baik) sudah lama menjadi mimpi buruk banyak
orang di Indonesia. Kendati pemahaman mereka tentang good governance berbeda-beda,
namun setidaknya sebagian besar dari mereka membayangkan bahwa dengan good
governance mereka akan dapat memiliki kualitas pemerintahan yang lebih baik. Banyak di
antara mereka membayangkan bahwa dengan memiliki praktik good governance yang lebih
baik, maka kualitas pelayanan publik menjadi semakin baik, angka korupsi menjadi semakin
rendah, dan pemerintah menjadi semakin peduli dengan kepentingan warga (Dwiyanto,
2005).
Dewasa ini permasalahan yang dialami oleh bangsa Indonesia semakin komplek dan
semakin sarat. Oknum-oknum organisasi pemerintah yang seyogyanya menjadi panutan
rakyat banyak yang tersandung masalah hukum. Eksistensi pemerintahan yang baik atau
yang sering disebut good governance yang selama ini dielukan-elukan faktanya saat ini
masih menjadi mimpi dan hanyalah sebatas jargon belaka. Indonesia harus segera
2014
6
Kewarganegaraan
PANTI RAHAYU, SH, MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
terbangun dari tidur panjangnya. Revolusi disetiap bidang harus dilakukan karena setiap
produk yang dihasilkan hanya mewadahi kepentingan partai politik, fraksi dan sekelompok
orang. Padahal seharusnya penyelenggaraan negara yang baik harus menjadi perhatian
serius. Transparansi memang bisa menjadi salah satu solusi tetapi apakah cukup hanya itu
untuk mencapai good governance.
Sebagai negara yang menganut bentuk kekuasaan demokrasi. Maka kedaulatan berada di
tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar seperti disebutkan dalam
UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 1 ayat (2). Negara seharusnya
memfasilitasi keterlibatan warga dalam proses kebijakan publik. Menjadi salah satu bentuk
pengawasan rakyat pada negara dalam rangka mewujudkan good governance. Memang
akan melemahkan posisi pemerintah. Namun, hal itu lebih baik daripada perlakukan otoriter
dan represif pemerintah.
B.
Good Governance
Terdapat tiga terminologi yang masih rancu dengan istilah dan konsep good governance,
yaitu: good governance (tata pemerintahan yang baik), good government (pemerintahan
yang baik), dan clean governance (pemerintahan yang bersih). Untuk lebih dipahami makna
sebenarnya dan tujuan yang ingin dicapai atas good governance, maka adapun beberapa
pengertian dari good governance, antara lain :
1.
Menurut Bank Dunia (World Bank) Good governance merupakan cara kekuasaan yang
digunakan dalam mengelola berbagai sumber daya sosial dan ekonomi untuk
pengembangan masyarakat (Mardoto, 2009).
2.
Menurut UNDP (United National Development Planning)
Good governance merupakan praktek penerapan kewenangan pengelolaan berbagai
urusan. Penyelenggaraan negara secara politik, ekonomi dan administratif di semua
tingkatan. Dalam konsep di atas, ada tiga pilar good governance yang penting, yaitu:
a.
Kesejahteraan rakyat (economic governance).
b.
Proses pengambilan keputusan (political governance).
c.
Tata laksana pelaksanaan kebijakan (administrative governance) (Prasetijo, 2009).
3.
Kunci utama memahami good governance, menurut Masyarakat Transparansi
Indonesia (MTI), adalah pemahaman atas prinsip-prinsip yang mendasarinya. Bertolak dari
prinsip-prinsip ini didapat tolok ukur kinerja suatu pemerintah. Prinsip-prinsip tersebut
meliputi (Hardjasoemantri, 2003):
a.
Partisipasi masyarakat: semua warga masyarakat mempunyai suara dalam
pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembagalembaga perwakilan
yang sah yang mewakili kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun
2014
7
Kewarganegaraan
PANTI RAHAYU, SH, MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
berdasarkan kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat, serta kepastian untuk
berpartisipasi secara konstruktif.
b.
Tegaknya supremasi hukum: kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa
pandang bulu, termasuk didalamnya hukum-hukum yang menyangkut hak asasi manusia.
c.
Transparasi: transparansi dibangun atas dasar informasi yang bebas. Seluruh proses
pemerintah, lembaga-lembaga, dan informasi perlu
d.
dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus
memadai agar dapat dimengerti dan dipantau.
e.
Peduli dan stakeholder: lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintah harus
berusaha melayani semua pihak yang berkepentingan.
f.
Berorientas pada consensus: tata pemerintahan yang baik menjembatani kepentingan-
kepentingan yang berbeda demi terbangunnya suatu consensus menyeluruh dalam hal apa
yang terbaik bagi kelompok-kelompok masyarakat, dan bila mungkin, konsensus dalam hal
kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur
g.
Kesetaraan: semua warga masyarakat mempunyai kesempatan memperbaiki atau
mempertahankan kesejahteraan mereka.
h.
Efektifitas dan efisiensi: proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga
membuahkan hasil sesuai kebutuhan warga masyarakat dan dengan menggunakan
sumber-sumber daya yang ada seoptimal mungkin.
i.
Akuntabilitas: para pengambil keputusan di pemerintah, sektor swasta, dan organisasi
masyarakat bertanggungjawab, baik kepada masyarakat maupun kepada lembaga-lembaga
yang berkepentingan.
j.
Visi strategis: para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jauh ke
depan atas tata pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, serta kepekaan akan
apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan tersebut. Selain itu mereka
juga harus memiliki pemahaman atas kompleksitas kesejarahan, budaya, dan sosial yang
menjadi dasar bagi perspektif tersebut.
Dalam proses memaknai peran kunci stakeholders (pemangku kepentingan), mencakup 3
domain good governance, yaitu:
1.
Pemerintah yang berperan menciptakan iklim politik dan hukum yang kondusif.
2.
Sektor swasta yang berperan menciptakan lapangan pekerjaan dan pendapatan.
3.
Masyarakat yang berperan mendorong interaksi sosial, konomi, politik dan mengajak
seluruh anggota masyarakat berpartisipasi (Efendi, 2005).
Makna dari governance dan good governance pada dasarnya tidak diatur dalam sebuah
undang-undang (UU). Tetapi dapat dimaknai bahwa governance adalah tata pemerintahan,
2014
8
Kewarganegaraan
PANTI RAHAYU, SH, MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
penyelenggaraan negara, atau management (pengelolaan) yang artinya kekuasaan tidak
lagi semata-mata dimiliki atau menjadi urusan pemerintah. Governance itu sendiri memiliki
unsur kata kerja yaitu governing yang berarti fungsi pemerintah bersama instansi lain (LSM,
swasta dan warga negara) yang dilaksanakan secara seimbang dan partisipatif. Sedangkan
good governance adalah tata pemerintahan yang baik atau menjalankan fungsi
pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (struktur, fungsi, manusia, aturan, dan lainlain). Clean government adalah pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Good corporate
adalah tata pengelolaan perusahaan yang baik dan bersih. Governance without goverment
berarti bahwa pemerintah tidak selalu di warnai dengan lembaga, tapi termasuk dalam
makna proses pemerintah (Prasetijo, 2009).
Istilah good governance lahir sejak berakhirnya Orde Baru dan digantikan dengan gerakan
reformasi. Sejak itu pula sering diangkat menjadi wacana atau tema pokok dalam setiap
kegiatan pemerintahan. Namun meski sudah sering terdengar ditelinga legislatif,
pengaturan mengenai good governance belum diatur secara khusus dalam bentuk sebuah
produk, UU misalnya. Hanya terdapat sebuah regulasi yaitu UU No. 28 tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme yang
mengatur penyelenggaraan negara dengan Asas Umum Pemerintahan Negara yang Baik
(AUPB).
Good governance sebagai upaya untuk mencapai pemerintahan yang baik maka harus
memiliki beberapa bidang yang dilakukan agar tujuan utamanya dapat dicapai, yang meliputi
(Efendi, 2005):
1.
Politik
Politik merupakan bidang yang sangat riskan dengan lahirnya msalah karena seringkali
menjadi penghambat bagi terwujudnya good governance. Konsep politik yang kurang
bahkan tidak demokratis yang berdampak pada berbagai persoalan di lapangan. Krisis
politik yang saat ini terjadi di Indonesia dewasa ini tidak lepas dari penataan sistem politik
yang kurang demokratis. Maka perlu dilakukan pembaharuan politik yang menyangkut
berbagai masalah penting seperti:
a.
UUD NRI 1945 yang merupakan sumber hukum dan acuan pokok penyelenggaraan
pemerintahan maka dalam penyelenggaraannya harus dilakukan untuk mendukung
terwujudnya good governance. Konsep good governance itu dilakukan dalam pemilihan
presiden langsung, memperjelas susunan dan kedudukan MPR dan DPR, kemandirian
lembaga peradilan, kemandirian kejaksaan agung dan penambahan pasal-pasal tentang hak
asasi manusia.
b.
Perubahan UU Politik dan UU Keormasan yang lebih menjamin partisipasi dan
mencerminkan keterwakilan rakyat.
2014
9
Kewarganegaraan
PANTI RAHAYU, SH, MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
c.
Reformasi agraria dan perburuhan.
d.
Mempercepat penghapusan peran sosial politik TNI.
e.
Penegakan supremasi hokum.
2.
Ekonomi
Ekonomi Indonesia memang sempat terlepas dari krisis global yang bahkan bisa menimpa
Amerika Serikat. Namun keadaan Indonesia saat ini masih terbilang krisis karena masih
banyaknya pihak yang belum sejahtera dengan ekonomi ekonomi rakyat. Hal ini
dikarenakan krisis ekonomi bisa melahirkan berbagai masalah sosial yang bila tidak teratasi
akan mengganggu kinerja pemerintahan secara menyeluruh. Permasalahan krisis ekonomi
di Indonesia masih berlanjut sehingga perlu dilahirkan kebijakan untuk segera .
3.
Sosial
Masyarakat yang sejahtera dengan terwujudnya setiap kepentingan masyarakat yang
tercover dalam kepentingan umum adalah perwujudan nyata good governance. Masyarakat
selain menuntut perealisasikan haknya tetapi juga harus memikirkan kewajibannya dengan
berpartisipasi aktif dalam menentukan berbagai kebijakan pemerintahan. Hal ini sebagai
langkah nyata menjalankan fungsi pengawasan yang efektif dalam pelaksanaan
penyelenggaraan pemerintahan. Namun keadaan Indonesia saat ini masih belum mampu
memberikan kedudukan masyarakat yang berdaya di hadapan negara. Karena diberbagai
bidang yang didasari kepentingan sosial masih banyak timbul masalah sosial. Sesuai
dengan UUD NRI Pasal 28 bahwa “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang”.
Masyarakat diberikan kesempatan untuk membentuk golongan dengan tujuan tertentu
selama tidak bertentangan dengan tujuan negara. Namun konflik antar golongan yang masih
sering terjadi sangat kecil kemungkinan good governance bisa ditegakkan. Maka good
governance harus ditegakkan dengan keadaan masyarakat dengan konflik antar golongan
tersebut.
4.
Hukum
Dalam menjalankan pemerintahan pejabat negara memakai hukum sebagai istrumen
mewujudkan tujuan negara. Hukum adalah bagian penting dalam penegakan good
governance. Setiap kelemahan sistem hukum akan memberikan influence terhadap kinerja
pemerintahan secara keseluruhan, karena good governanance tidak akan dapat berjalan
dengan baik dengan hukum yang lemah. Penguatan sistem hukum atau reformasi hukum
merupakan kebutuhan mutlak bagi terwujudnya good governance. Hukum saat ini lebih
dianggap sebagai komiditi daripada lembaga penegak keadilan dan kalangan kapitalis
2014
10
Kewarganegaraan
PANTI RAHAYU, SH, MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
lainnya. Kenyataan ini yang membuat ketidakpercayaan dan ketidaktaatan pada hukum oleh
masyarakat.
C.
Mewujudkan Good Governance di Indonesia
Mewujudkan konsep good governance dapat dilakukan dengan mencapai keadaan yang
baik dan sinergi antara pemerintah, sektor swasta dan masyarakat sipil dalam pengelolaan
sumber-sumber alam, sosial, lingkungan dan ekonomi. Prasyarat minimal untuk mencapai
good governance adalah adanya transparansi, akuntabilitas, partisipasi, pemberdayaan
hukum, efektifitas dan efisiensi, dan keadilan. Kebijakan publik yang dikeluarkan oleh
pemerintah harus transparan, efektif dan efisien, serta mampu menjawab ketentuan dasar
keadilan. Sebagai bentuk penyelenggaraan negara yang baik maka harus keterlibatan
masyarakat di setiap jenjang proses pengambilan keputusan (Hunja, 2009).
Konsep good governance dapat diartikan menjadi acuan untuk proses dan struktur
hubungan politik dan sosial ekonomi yang baik.
Human interest adalah faktor terkuat yang saat ini mempengaruhi baik buruknya dan
tercapai atau tidaknya sebuah negara serta pemerintahan yang baik. Sudah menjadi bagian
hidup yang tidak bisa dipisahkan bahwa setiap manusia memiliki kepentingan. Baik
kepentingan individu, kelompok, dan/atau kepentingan masyarakat nasional bahkan
internasional. Dalam rangka mewujudkan setiap kepentingan tersebut selalu terjadi
benturan. Begitu juga dalam merealisasikan apa yang namanya “good governance”
benturan kepentingan selalu lawan utama. Kepentingan melahirkan jarak dan sekat antar
individu dan kelompok yang membuat sulit tercapainya kata “sepakat”.
Good governance pada dasarnya adalah suatu konsep yang mengacu kepada proses
pencapaian keputusan dan pelaksanaannya yang dapat dipertanggungjawabkan secara
bersama. Sebagai suatu konsensus yang dicapai oleh pemerintah, warga negara, dan
sektor swasta bagi penyelenggaraan pemerintahaan dalam suatu negara. Negara berperan
memberikan pelayanan demi kesejahteraan rakyat dengan sistem peradilan yang baik dan
sistem pemerintahan yang dapat dipertanggungjawaban kepada publik. Meruju pada 3 (tiga)
pilar pembangunan berkelanjutan. Dalam pembangunan ekonomi, lingkungan, dan
pembangunan manusia. Good governance menyentuh 3 (tiga) pihak yaitu pihak pemerintah
(penyelenggara negara), pihak korporat atau dunia usaha (penggerak ekonomi), dan
masyarakat sipil (menemukan kesesuaiannya). Ketiga pihak tersebut saling berperan dan
mempengaruhi dalam penyelenggaraan negara yang baik. Sinkronisasi dan harmonisasi
antar pihak tersebut menjadi jawaban besar. Namun dengan keadaan Indonesia saat ini
masih sulit untuk bisa terjadi (Efendi, 2005).
2014
11
Kewarganegaraan
PANTI RAHAYU, SH, MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dengan berbagai statement negatif yang dilontarkan terhadap pemerintah atas keadaan
Indonesia saat ini. Banyak hal mendasar yang harus diperbaiki, yang berpengaruh terhadap
clean and good governance, diantaranya (Efendi, 2005):
1.
Integritas Pelaku Pemerintahan
Peran pemerintah yang sangat berpengaruh, maka integritas dari para pelaku pemerintahan
cukup tinggi tidak akan terpengaruh walaupun ada kesempatan untuk melakukan
penyimpangan misalnya korupsi.
2.
Kondisi Politik dalam Negeri
Jangan menjadi dianggap lumrah setiap hambatan dan masalah yang dihadirkan oleh
politik. Bagi terwujudnya good governance konsep politik yang tidak/kurang demokratis yang
berimplikasi pada berbagai persoalan di lapangan. Maka tentu harus segera dilakukan
perbaikan.
3.
Kondisi Ekonomi Masyarakat
Krisis ekonomi bisa melahirkan berbagai masalah sosial yang bila tidak teratasi akan
mengganggu kinerja pemerintahan secara menyeluruh.
4.
Kondisi Sosial Masyarakat
Masyarakat yang solid dan berpartisipasi aktif akan sangat menentukan berbagai kebijakan
pemerintahan. Khususnya dalam proses penyelenggaraan pemerintahan yang merupakan
perwujudan riil good governance. Masyarakat juga menjalankan fungsi pengawasan yang
efektif dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan. Namun jika masyarakat yang
belum berdaya di hadapan negara, dan masih banyak timbul masalah sosial di dalamnya
seperti konflik dan anarkisme kelompok, akan sangat kecil kemungkinan good governance
bisa ditegakkan.
5.
Sistem Hukum
Menjadi bagian yang tidak terpisahkan disetiap penyelenggaraan negara. Hukum
merupakan faktor penting dalam penegakan good governance. Kelemahan sistem hukum
akan berpengaruh besar terhadap kinerja pemerintahan secara keseluruhan. Good
governanance tidak akan berjalan dengan baik di atas sistem hukum yang lemah. Oleh
karena itu penguatan sistim hukum atau reformasi hukum merupakan kebutuhan mutlak
bagi terwujudnya good governance.
Mencari orang yang jujur dan memilik integritas tinggi sama halnya dengan mencari jarum
dalam tumpukan jerami. Memilih aparatur atau pelaku pemerintahan yang unggul akan
berpengaruh baik dengan penyelenggaraan negara. Korupsi yang masih tetap eksis sampai
saat ini adalah salahsatu faktor yang mempersulit dicapainya good governance.
Pemberantasan Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) menjadi agenda wajib yang tidak
pernah lelah untuk dilakukan. Inilah satu hal yang tidak boleh dilewatkan untuk mencapai
2014
12
Kewarganegaraan
PANTI RAHAYU, SH, MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pemerintahan yang baik.
Mencegah (preventif) dan menanggulangi (represif) adalah dua upaya yang dilakukan.
Pencegahan dilakukan dengan memberi jaminan hukum bagi perwujudan pemerintahan
terbuka (open government). Jaminan kepada hak publik seperti hak mengamati perilaku
pejabat, hak memperoleh akses informasi, hak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
dan hak mengajukan keberatan bila ketiga hak di atas tidak dipenuhi secara memadai.
Jaminan yang diberikan jika memang benar-benar bisa disosialisasikan dengan baik kepada
masyarakat (Hardjasoemantri, 2003).
DAFTAR PUSTAKA
Dwiyanto, Agus. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik. Yogyakarta:
Gajahmada Universiti Press.
Effendi, Sofian. 2005. Membangun Budaya Birokrasi Untuk Good Governance. Makalah
Seminar Lokakarya Nasional Reformasi Birokrasi Diselenggarakan Kantor Menteri Negara
PAN 22 September 2005.
Hardjasoemantri, Koesnadi. 2003. Good Governance Dalam Pembangunan Berkelanjutan
Di Indonesia. Makalah Untuk Lokakarya Pembangunan Hukum Nasional ke VIII di Bali,
tanggal 15 Juli 2003.
Mardoto. 2009. Mengkritisi Clean And Good Governance Di Indonesia. Dalam
http://mardoto.com.
Prasetijo. 2009. Good Governance Dan Pembangunan Berkelanjutan dalam
http://prasetijo.wordpress.com.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 1999
tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme
Undang-Undang Nomor 9 tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 5
tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara
2014
13
Kewarganegaraan
PANTI RAHAYU, SH, MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
1. Srijanti, A Rahman HI dan Purwanto SK, 2009. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk
Mahasiswa. Graha Ilmu, Jakarta.
2. Goto Kuswanto, SIP.MM - WIDYAISWARA MADYA KANTOR DIKLAT KABUPATEN
BANYUMAS
2014
14
Kewarganegaraan
PANTI RAHAYU, SH, MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2014
15
Kewarganegaraan
PANTI RAHAYU, SH, MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2014
16
Kewarganegaraan
PANTI RAHAYU, SH, MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
2014
17
Kewarganegaraan
PANTI RAHAYU, SH, MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download