MATA KULIAH KEWARGANEGARAAN GOOD GOVERNANCE Fakultas Program Studi Ekonomi dan Bisnis Manajemen On Line 12 Kode MK Disusun Oleh 90003 Panti Rahayu, SH, MH Abstract Good Governance adalah suatu prinsip dimana organisasi pemerintahan dijalankan dengan : Transparan, akuntabel, bertanggung jawab dan adil. Prinsip akan membawa kehidupan berbangsa dan bernegara secara lebih baik dan dapat membawa kepada kesejahteraan. Kompetensi Melaksanakan prinsip Good Governance dalam segala bidang baik di organisasi Pemerintahan maupun swastaberperan dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat di Indonesia. GOOD GOVERNANCE Pengertian Good Governance 1. Good governance bermakna tata kepemerintahan yang baik. 2. Good Governance dapat diartikan sebagai tindakan untuk mengarahkan, mengendalikan, atau mempengaruhi masalah publik. Ranah Good Governance tidak terbatas pada negara atau birokrasi pemerintahan, tetapi juga pada ranah masyarakat sipil org non pemerintah & swasta. 3. Pemerintahan yang baik adalah: baik dalam proses maupun hasilnya. Semua unsur dalam pemerintahan bisa bergerak secara sinergis, tidak saling berbenturan, memperoleh dukungan dari rakyat dan lepas dari gerakangerakan anarkis yang bisa menghambat pembangunan. Dalam hal ini termasuk juga pengaturan/pengurusan/pemerintahan suatu organisasi, perusahaan dan tentunya instansi dalam Pemerintahan (Penyelenggara Negara) Latar Belakang GG 2014 2 Kewarganegaraan PANTI RAHAYU, SH, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 1. Tuntutan eksternal: Globalisasi memaksa kita untuk menerapkan GG (semakin tumbuh dan berkembangnya kehidupan masyarakat Internasional yang membutuhkan kerjasama yang sangat baik yang dilandasi pada etika kejujuran, keadilan dan tanggung jawab sebagai landasan utama disebuah pergaulan internasional yang melibatkan banyak pihak (dalam hal ini yang terlibat adalah Negara dimana masing-masing Negara membawa masyarakatnya sendiri-sendiri) 2. Tuntutan Internal:terjadinya abuse of power yang terwujud KKN (Masyarakat semakin lama sudah semakin pandai dan terdidik dengan baik, sehingga sudah mengetahui dan dapat menilai pemerintahan seperti apa yang diinginkan untuk membawanya kepada kedamaian dan kesejahteraan. Kekerasan dan Intimidasi politik sudah tidak mempan lagi untuk menekan masyarakat agar menjadi menuruti kemauan penguasa) Prinsip GG 1. Akuntabilitas; (setiap kegiatan ada pertanggungjawaban). Apa yang dilakukan oleh setiap pihak harus dipertanggungjawabkan baik dari segi keuangan maupun segala akibat yang ditimbulkannya. Pertanggungjawaban dilakukan dengan cara mempublikasikannya kepada semua pihak yang terlibat melalui berbagai media yang tersedia dalam masyarakat dan memang merupakan sarana yang dibenarkan oleh ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 2. Transparansi; (setiap pengeluaran dipertanggungjawabkan dan dilaporkan untuk semua pihak). Dengan adanya keterlibatan semua pihak dalam penyelenggaraan Negara maka menjadi hak semua pihak yang terlibat untuk mengetahui setiap kegiatan dan pengeluaran yang ada. 3. Responsif; (memberikan kesempatan kepada anggota untuk peran serta dan memberikan saran). Berkaitan dengan semakin terdidiknya masyarakat maka kesempatan masyarakat untuk berperan aktif dalam kehidupan bernegara semakin terbuka lebar, sehingga masyarakat menjadi bagian dari proses penyelenggaraan Negara. 4. Aturan Hukum; (kegiatan berdasarkan hukum yang berlaku). Hal ini sesuai dengan perkembangan Negara yang semakin menjunjung prinsip Demokrasi dimana diantaranya proses penegakan hokum (Rule of Law) dan Penerapan Hukum (Law of Enforcement) menjadi tiang utama bagi terselenggaranya kehidupan demokrasi yang baik. 2014 3 Kewarganegaraan PANTI RAHAYU, SH, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Konsepsi GG: 1. Good governance adalah penyelenggaraan pemerintahan negara yang solid dan bertanggungjawab, serta efisien dan efektif, dengan menjaga kesinergisan interaksi yang konstruktif diantara domain-domain negara, sektor swasta dan masyarakat. 2. ”Kepemerintahan yang mengemban akan dan menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas, transparansi, pelayanan prima, demikrasi, efisiensi, efektivitas, supremasi hukum dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat”. 3. Unsur GG: Pemerintah, Swasta dan Masyarakat Karakteristik GG: 1. Diakuinya semangat pluralisme. Kesadaran tentang pluralisme (keragaman dalam masyarakat) merupakan syarat penting bagi terselenggaranya GG 2. Tingginya sikap toleransi. Apabila sudah memiliki kesadaran akan pluralisme maka tumbuh sikap toleransi yang tinggi, sikap ini adalah sikap yang mamu tidak mau harus diambil agar masyarakat hidup dalam kenyamanan, ketertiban dan ketentraman. 3. Tegaknya prinsip demokrasi. Kesadaran akan pluralisme dan sikap toleransi menjadi dasar dan pilar utama atas tegaknya demokrasi, dimana kebebasan berpendapat dan penghargaan terhadap pihak lain adalah merupakan prinsip demokrasi yang utama. Penerapan GG: Sektor Pemerintahan: 1. Perubahan sistem politik kearah yang demokratis, partisipatif & egaliter 2. Reformasi dalam sistem birokrasi militer (TNI) 3. Reformasi dalam bidang administrasi publik perlu diarahkan pada peningkatan profesionalisme bierokrasi pemerintah 4. Reformasi pemerintahan : perubahan dari pola sentralisasi ke desentralisasi 5. Menciptakan pemerintah yang bersih (clean goverment) : bersih KKN; Disiplin penerimaan dan pengeluaran anggaran; akuntabilitas publik 2014 4 Kewarganegaraan PANTI RAHAYU, SH, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dalam prakteknya ketentuan dari nomor 1 sampai nomor 5 masih belum dapat diterapkan dengan sebaik-baiknya (jika kita lihat dalam berbagai kasus yang terjadi dalam masyarakat), namun demikian semua ini adalah proses menuju sebuah citacita yang diharapakan oleh semua masyarakat Internasional. Sehingga sebagai bagian dari masyarakat dunia Internasional juga harus mempunyai keinginan dan cita-cita yang sama menuju masyarakat yang sejahtera yang didasarkan pada sistem pemerintahan yang baik. GG Pada sektor Swasta (Good Corporate Governance) 1. Transparansi 2. Kemandirian 3. Akuntabilitas 4. Pertanggungjawaban 5. Kewajaran (fairness) Sebelum GG Sesudah GG Struktur bersifat Struktur bersifat: 1. Birokratik 1. non birokratik, sedikit aturan 2. Multilevel 2. lebih sedikit level 3. Disorganisasi dengan manajemen 3. manajemen berfungsi baik 4. Kebijakan, program dan prosedur ruwet 4. Kebijakan, program dan prosedur sederhana, tidak menimbulkan ketergantungan Sistem: Sistem: 1. Tergantung pada beberapa sistem informasi kinerja 2. distribusi informasi terbatas pada eksekutif 2014 5 Kewarganegaraan PANTI RAHAYU, SH, MH 1. tergantung pada sistem informasi kinerja 2. distribusi informasi luas 3. memberikan pelatihan kepada Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 3. pelatihan manajemen hanya pada karyawan yang membutuhkan karyawan senior Budaya organisasi: Budaya Organisasi: 1. orientasi kedalam 1. orientasi keluar 2. tersentralisasi 2. memberdayakan sumberdaya 3. lambat dlm pengambilan keputusan 3. pengambilan keputusan cepat 4. realistis-idiologi 4. terbuka dan berintegrita 5. kurang berani mengambil keputusan. 5. berani mengambil resiko Berikut ini adalah referensi untuk menambah pengertian tentang Good Governance di Indonesia. PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI INDONESIA OleH : Goto Kuswanto, SIP.MM - WIDYAISWARA MADYA KANTOR DIKLAT KABUPATEN BANYUMAS A. PENDAHULUAN Good governance (tata pemerintahan yang baik) sudah lama menjadi mimpi buruk banyak orang di Indonesia. Kendati pemahaman mereka tentang good governance berbeda-beda, namun setidaknya sebagian besar dari mereka membayangkan bahwa dengan good governance mereka akan dapat memiliki kualitas pemerintahan yang lebih baik. Banyak di antara mereka membayangkan bahwa dengan memiliki praktik good governance yang lebih baik, maka kualitas pelayanan publik menjadi semakin baik, angka korupsi menjadi semakin rendah, dan pemerintah menjadi semakin peduli dengan kepentingan warga (Dwiyanto, 2005). Dewasa ini permasalahan yang dialami oleh bangsa Indonesia semakin komplek dan semakin sarat. Oknum-oknum organisasi pemerintah yang seyogyanya menjadi panutan rakyat banyak yang tersandung masalah hukum. Eksistensi pemerintahan yang baik atau yang sering disebut good governance yang selama ini dielukan-elukan faktanya saat ini masih menjadi mimpi dan hanyalah sebatas jargon belaka. Indonesia harus segera 2014 6 Kewarganegaraan PANTI RAHAYU, SH, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id terbangun dari tidur panjangnya. Revolusi disetiap bidang harus dilakukan karena setiap produk yang dihasilkan hanya mewadahi kepentingan partai politik, fraksi dan sekelompok orang. Padahal seharusnya penyelenggaraan negara yang baik harus menjadi perhatian serius. Transparansi memang bisa menjadi salah satu solusi tetapi apakah cukup hanya itu untuk mencapai good governance. Sebagai negara yang menganut bentuk kekuasaan demokrasi. Maka kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar seperti disebutkan dalam UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 1 ayat (2). Negara seharusnya memfasilitasi keterlibatan warga dalam proses kebijakan publik. Menjadi salah satu bentuk pengawasan rakyat pada negara dalam rangka mewujudkan good governance. Memang akan melemahkan posisi pemerintah. Namun, hal itu lebih baik daripada perlakukan otoriter dan represif pemerintah. B. Good Governance Terdapat tiga terminologi yang masih rancu dengan istilah dan konsep good governance, yaitu: good governance (tata pemerintahan yang baik), good government (pemerintahan yang baik), dan clean governance (pemerintahan yang bersih). Untuk lebih dipahami makna sebenarnya dan tujuan yang ingin dicapai atas good governance, maka adapun beberapa pengertian dari good governance, antara lain : 1. Menurut Bank Dunia (World Bank) Good governance merupakan cara kekuasaan yang digunakan dalam mengelola berbagai sumber daya sosial dan ekonomi untuk pengembangan masyarakat (Mardoto, 2009). 2. Menurut UNDP (United National Development Planning) Good governance merupakan praktek penerapan kewenangan pengelolaan berbagai urusan. Penyelenggaraan negara secara politik, ekonomi dan administratif di semua tingkatan. Dalam konsep di atas, ada tiga pilar good governance yang penting, yaitu: a. Kesejahteraan rakyat (economic governance). b. Proses pengambilan keputusan (political governance). c. Tata laksana pelaksanaan kebijakan (administrative governance) (Prasetijo, 2009). 3. Kunci utama memahami good governance, menurut Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI), adalah pemahaman atas prinsip-prinsip yang mendasarinya. Bertolak dari prinsip-prinsip ini didapat tolok ukur kinerja suatu pemerintah. Prinsip-prinsip tersebut meliputi (Hardjasoemantri, 2003): a. Partisipasi masyarakat: semua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembagalembaga perwakilan yang sah yang mewakili kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun 2014 7 Kewarganegaraan PANTI RAHAYU, SH, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id berdasarkan kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat, serta kepastian untuk berpartisipasi secara konstruktif. b. Tegaknya supremasi hukum: kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa pandang bulu, termasuk didalamnya hukum-hukum yang menyangkut hak asasi manusia. c. Transparasi: transparansi dibangun atas dasar informasi yang bebas. Seluruh proses pemerintah, lembaga-lembaga, dan informasi perlu d. dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan dipantau. e. Peduli dan stakeholder: lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintah harus berusaha melayani semua pihak yang berkepentingan. f. Berorientas pada consensus: tata pemerintahan yang baik menjembatani kepentingan- kepentingan yang berbeda demi terbangunnya suatu consensus menyeluruh dalam hal apa yang terbaik bagi kelompok-kelompok masyarakat, dan bila mungkin, konsensus dalam hal kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur g. Kesetaraan: semua warga masyarakat mempunyai kesempatan memperbaiki atau mempertahankan kesejahteraan mereka. h. Efektifitas dan efisiensi: proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga membuahkan hasil sesuai kebutuhan warga masyarakat dan dengan menggunakan sumber-sumber daya yang ada seoptimal mungkin. i. Akuntabilitas: para pengambil keputusan di pemerintah, sektor swasta, dan organisasi masyarakat bertanggungjawab, baik kepada masyarakat maupun kepada lembaga-lembaga yang berkepentingan. j. Visi strategis: para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jauh ke depan atas tata pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, serta kepekaan akan apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan tersebut. Selain itu mereka juga harus memiliki pemahaman atas kompleksitas kesejarahan, budaya, dan sosial yang menjadi dasar bagi perspektif tersebut. Dalam proses memaknai peran kunci stakeholders (pemangku kepentingan), mencakup 3 domain good governance, yaitu: 1. Pemerintah yang berperan menciptakan iklim politik dan hukum yang kondusif. 2. Sektor swasta yang berperan menciptakan lapangan pekerjaan dan pendapatan. 3. Masyarakat yang berperan mendorong interaksi sosial, konomi, politik dan mengajak seluruh anggota masyarakat berpartisipasi (Efendi, 2005). Makna dari governance dan good governance pada dasarnya tidak diatur dalam sebuah undang-undang (UU). Tetapi dapat dimaknai bahwa governance adalah tata pemerintahan, 2014 8 Kewarganegaraan PANTI RAHAYU, SH, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id penyelenggaraan negara, atau management (pengelolaan) yang artinya kekuasaan tidak lagi semata-mata dimiliki atau menjadi urusan pemerintah. Governance itu sendiri memiliki unsur kata kerja yaitu governing yang berarti fungsi pemerintah bersama instansi lain (LSM, swasta dan warga negara) yang dilaksanakan secara seimbang dan partisipatif. Sedangkan good governance adalah tata pemerintahan yang baik atau menjalankan fungsi pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (struktur, fungsi, manusia, aturan, dan lainlain). Clean government adalah pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Good corporate adalah tata pengelolaan perusahaan yang baik dan bersih. Governance without goverment berarti bahwa pemerintah tidak selalu di warnai dengan lembaga, tapi termasuk dalam makna proses pemerintah (Prasetijo, 2009). Istilah good governance lahir sejak berakhirnya Orde Baru dan digantikan dengan gerakan reformasi. Sejak itu pula sering diangkat menjadi wacana atau tema pokok dalam setiap kegiatan pemerintahan. Namun meski sudah sering terdengar ditelinga legislatif, pengaturan mengenai good governance belum diatur secara khusus dalam bentuk sebuah produk, UU misalnya. Hanya terdapat sebuah regulasi yaitu UU No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme yang mengatur penyelenggaraan negara dengan Asas Umum Pemerintahan Negara yang Baik (AUPB). Good governance sebagai upaya untuk mencapai pemerintahan yang baik maka harus memiliki beberapa bidang yang dilakukan agar tujuan utamanya dapat dicapai, yang meliputi (Efendi, 2005): 1. Politik Politik merupakan bidang yang sangat riskan dengan lahirnya msalah karena seringkali menjadi penghambat bagi terwujudnya good governance. Konsep politik yang kurang bahkan tidak demokratis yang berdampak pada berbagai persoalan di lapangan. Krisis politik yang saat ini terjadi di Indonesia dewasa ini tidak lepas dari penataan sistem politik yang kurang demokratis. Maka perlu dilakukan pembaharuan politik yang menyangkut berbagai masalah penting seperti: a. UUD NRI 1945 yang merupakan sumber hukum dan acuan pokok penyelenggaraan pemerintahan maka dalam penyelenggaraannya harus dilakukan untuk mendukung terwujudnya good governance. Konsep good governance itu dilakukan dalam pemilihan presiden langsung, memperjelas susunan dan kedudukan MPR dan DPR, kemandirian lembaga peradilan, kemandirian kejaksaan agung dan penambahan pasal-pasal tentang hak asasi manusia. b. Perubahan UU Politik dan UU Keormasan yang lebih menjamin partisipasi dan mencerminkan keterwakilan rakyat. 2014 9 Kewarganegaraan PANTI RAHAYU, SH, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id c. Reformasi agraria dan perburuhan. d. Mempercepat penghapusan peran sosial politik TNI. e. Penegakan supremasi hokum. 2. Ekonomi Ekonomi Indonesia memang sempat terlepas dari krisis global yang bahkan bisa menimpa Amerika Serikat. Namun keadaan Indonesia saat ini masih terbilang krisis karena masih banyaknya pihak yang belum sejahtera dengan ekonomi ekonomi rakyat. Hal ini dikarenakan krisis ekonomi bisa melahirkan berbagai masalah sosial yang bila tidak teratasi akan mengganggu kinerja pemerintahan secara menyeluruh. Permasalahan krisis ekonomi di Indonesia masih berlanjut sehingga perlu dilahirkan kebijakan untuk segera . 3. Sosial Masyarakat yang sejahtera dengan terwujudnya setiap kepentingan masyarakat yang tercover dalam kepentingan umum adalah perwujudan nyata good governance. Masyarakat selain menuntut perealisasikan haknya tetapi juga harus memikirkan kewajibannya dengan berpartisipasi aktif dalam menentukan berbagai kebijakan pemerintahan. Hal ini sebagai langkah nyata menjalankan fungsi pengawasan yang efektif dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan. Namun keadaan Indonesia saat ini masih belum mampu memberikan kedudukan masyarakat yang berdaya di hadapan negara. Karena diberbagai bidang yang didasari kepentingan sosial masih banyak timbul masalah sosial. Sesuai dengan UUD NRI Pasal 28 bahwa “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang”. Masyarakat diberikan kesempatan untuk membentuk golongan dengan tujuan tertentu selama tidak bertentangan dengan tujuan negara. Namun konflik antar golongan yang masih sering terjadi sangat kecil kemungkinan good governance bisa ditegakkan. Maka good governance harus ditegakkan dengan keadaan masyarakat dengan konflik antar golongan tersebut. 4. Hukum Dalam menjalankan pemerintahan pejabat negara memakai hukum sebagai istrumen mewujudkan tujuan negara. Hukum adalah bagian penting dalam penegakan good governance. Setiap kelemahan sistem hukum akan memberikan influence terhadap kinerja pemerintahan secara keseluruhan, karena good governanance tidak akan dapat berjalan dengan baik dengan hukum yang lemah. Penguatan sistem hukum atau reformasi hukum merupakan kebutuhan mutlak bagi terwujudnya good governance. Hukum saat ini lebih dianggap sebagai komiditi daripada lembaga penegak keadilan dan kalangan kapitalis 2014 10 Kewarganegaraan PANTI RAHAYU, SH, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id lainnya. Kenyataan ini yang membuat ketidakpercayaan dan ketidaktaatan pada hukum oleh masyarakat. C. Mewujudkan Good Governance di Indonesia Mewujudkan konsep good governance dapat dilakukan dengan mencapai keadaan yang baik dan sinergi antara pemerintah, sektor swasta dan masyarakat sipil dalam pengelolaan sumber-sumber alam, sosial, lingkungan dan ekonomi. Prasyarat minimal untuk mencapai good governance adalah adanya transparansi, akuntabilitas, partisipasi, pemberdayaan hukum, efektifitas dan efisiensi, dan keadilan. Kebijakan publik yang dikeluarkan oleh pemerintah harus transparan, efektif dan efisien, serta mampu menjawab ketentuan dasar keadilan. Sebagai bentuk penyelenggaraan negara yang baik maka harus keterlibatan masyarakat di setiap jenjang proses pengambilan keputusan (Hunja, 2009). Konsep good governance dapat diartikan menjadi acuan untuk proses dan struktur hubungan politik dan sosial ekonomi yang baik. Human interest adalah faktor terkuat yang saat ini mempengaruhi baik buruknya dan tercapai atau tidaknya sebuah negara serta pemerintahan yang baik. Sudah menjadi bagian hidup yang tidak bisa dipisahkan bahwa setiap manusia memiliki kepentingan. Baik kepentingan individu, kelompok, dan/atau kepentingan masyarakat nasional bahkan internasional. Dalam rangka mewujudkan setiap kepentingan tersebut selalu terjadi benturan. Begitu juga dalam merealisasikan apa yang namanya “good governance” benturan kepentingan selalu lawan utama. Kepentingan melahirkan jarak dan sekat antar individu dan kelompok yang membuat sulit tercapainya kata “sepakat”. Good governance pada dasarnya adalah suatu konsep yang mengacu kepada proses pencapaian keputusan dan pelaksanaannya yang dapat dipertanggungjawabkan secara bersama. Sebagai suatu konsensus yang dicapai oleh pemerintah, warga negara, dan sektor swasta bagi penyelenggaraan pemerintahaan dalam suatu negara. Negara berperan memberikan pelayanan demi kesejahteraan rakyat dengan sistem peradilan yang baik dan sistem pemerintahan yang dapat dipertanggungjawaban kepada publik. Meruju pada 3 (tiga) pilar pembangunan berkelanjutan. Dalam pembangunan ekonomi, lingkungan, dan pembangunan manusia. Good governance menyentuh 3 (tiga) pihak yaitu pihak pemerintah (penyelenggara negara), pihak korporat atau dunia usaha (penggerak ekonomi), dan masyarakat sipil (menemukan kesesuaiannya). Ketiga pihak tersebut saling berperan dan mempengaruhi dalam penyelenggaraan negara yang baik. Sinkronisasi dan harmonisasi antar pihak tersebut menjadi jawaban besar. Namun dengan keadaan Indonesia saat ini masih sulit untuk bisa terjadi (Efendi, 2005). 2014 11 Kewarganegaraan PANTI RAHAYU, SH, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dengan berbagai statement negatif yang dilontarkan terhadap pemerintah atas keadaan Indonesia saat ini. Banyak hal mendasar yang harus diperbaiki, yang berpengaruh terhadap clean and good governance, diantaranya (Efendi, 2005): 1. Integritas Pelaku Pemerintahan Peran pemerintah yang sangat berpengaruh, maka integritas dari para pelaku pemerintahan cukup tinggi tidak akan terpengaruh walaupun ada kesempatan untuk melakukan penyimpangan misalnya korupsi. 2. Kondisi Politik dalam Negeri Jangan menjadi dianggap lumrah setiap hambatan dan masalah yang dihadirkan oleh politik. Bagi terwujudnya good governance konsep politik yang tidak/kurang demokratis yang berimplikasi pada berbagai persoalan di lapangan. Maka tentu harus segera dilakukan perbaikan. 3. Kondisi Ekonomi Masyarakat Krisis ekonomi bisa melahirkan berbagai masalah sosial yang bila tidak teratasi akan mengganggu kinerja pemerintahan secara menyeluruh. 4. Kondisi Sosial Masyarakat Masyarakat yang solid dan berpartisipasi aktif akan sangat menentukan berbagai kebijakan pemerintahan. Khususnya dalam proses penyelenggaraan pemerintahan yang merupakan perwujudan riil good governance. Masyarakat juga menjalankan fungsi pengawasan yang efektif dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan. Namun jika masyarakat yang belum berdaya di hadapan negara, dan masih banyak timbul masalah sosial di dalamnya seperti konflik dan anarkisme kelompok, akan sangat kecil kemungkinan good governance bisa ditegakkan. 5. Sistem Hukum Menjadi bagian yang tidak terpisahkan disetiap penyelenggaraan negara. Hukum merupakan faktor penting dalam penegakan good governance. Kelemahan sistem hukum akan berpengaruh besar terhadap kinerja pemerintahan secara keseluruhan. Good governanance tidak akan berjalan dengan baik di atas sistem hukum yang lemah. Oleh karena itu penguatan sistim hukum atau reformasi hukum merupakan kebutuhan mutlak bagi terwujudnya good governance. Mencari orang yang jujur dan memilik integritas tinggi sama halnya dengan mencari jarum dalam tumpukan jerami. Memilih aparatur atau pelaku pemerintahan yang unggul akan berpengaruh baik dengan penyelenggaraan negara. Korupsi yang masih tetap eksis sampai saat ini adalah salahsatu faktor yang mempersulit dicapainya good governance. Pemberantasan Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) menjadi agenda wajib yang tidak pernah lelah untuk dilakukan. Inilah satu hal yang tidak boleh dilewatkan untuk mencapai 2014 12 Kewarganegaraan PANTI RAHAYU, SH, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id pemerintahan yang baik. Mencegah (preventif) dan menanggulangi (represif) adalah dua upaya yang dilakukan. Pencegahan dilakukan dengan memberi jaminan hukum bagi perwujudan pemerintahan terbuka (open government). Jaminan kepada hak publik seperti hak mengamati perilaku pejabat, hak memperoleh akses informasi, hak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan hak mengajukan keberatan bila ketiga hak di atas tidak dipenuhi secara memadai. Jaminan yang diberikan jika memang benar-benar bisa disosialisasikan dengan baik kepada masyarakat (Hardjasoemantri, 2003). DAFTAR PUSTAKA Dwiyanto, Agus. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gajahmada Universiti Press. Effendi, Sofian. 2005. Membangun Budaya Birokrasi Untuk Good Governance. Makalah Seminar Lokakarya Nasional Reformasi Birokrasi Diselenggarakan Kantor Menteri Negara PAN 22 September 2005. Hardjasoemantri, Koesnadi. 2003. Good Governance Dalam Pembangunan Berkelanjutan Di Indonesia. Makalah Untuk Lokakarya Pembangunan Hukum Nasional ke VIII di Bali, tanggal 15 Juli 2003. Mardoto. 2009. Mengkritisi Clean And Good Governance Di Indonesia. Dalam http://mardoto.com. Prasetijo. 2009. Good Governance Dan Pembangunan Berkelanjutan dalam http://prasetijo.wordpress.com. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme Undang-Undang Nomor 9 tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara 2014 13 Kewarganegaraan PANTI RAHAYU, SH, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka 1. Srijanti, A Rahman HI dan Purwanto SK, 2009. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa. Graha Ilmu, Jakarta. 2. Goto Kuswanto, SIP.MM - WIDYAISWARA MADYA KANTOR DIKLAT KABUPATEN BANYUMAS 2014 14 Kewarganegaraan PANTI RAHAYU, SH, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2014 15 Kewarganegaraan PANTI RAHAYU, SH, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2014 16 Kewarganegaraan PANTI RAHAYU, SH, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka 2014 17 Kewarganegaraan PANTI RAHAYU, SH, MH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id