disini

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Tinjauan Umum
2.1.1
Pusat Perawatan Hewan Peliharaan
Pusat perawatan hewan peliharaan merupakan sebuah fasilitas kesehatan khusus
hewan peliharaan. Tujuan utama adanya fasilitas seperti ini tentunya untuk
memajukan standarisasi kesehatan hewan peliharaan, didukung dengan adanya
tenaga medis dan tenaga ahli yang menangani perawatan secara langsung.
Pengadaan fasilitas kesehatan inipun menjadi hal yang semakin penting untuk
dikembangkan, seiring semakin meningkatnya peminat hobi memelihara hewan
peliharaan.
Munculnya fasilitas-fasilitas kesehatan khusus hewan tentu berhubungan dengan
perkembangan ilmu kedokteran hewan di Indonesia. Diawali dengan tingginya
intensitas
hubungan
manusia
dengan
hewan
yang
dirasakan
saling
menguntungkan, akhirnya menimbulkan hubungan keterikatan yang cukup kuat.
Kebutuhan akan fasilisasi kesehatan bagi hewan pun sudah menjadi kebutuhan
dasar utama yang menunjang kualitas kehidupan bagi hewan.
Berbeda dengan fasilitas kesehatan untuk manusia, fasilitas kesehatan untuk
hewan terlebih dahulu di awali dengan adanya klinik, yang merupakan tempat
praktek gabungan para dokter hewan. Hingga akhirnya dirasakan klinik lebih
condong memberikan pelayanan kepada hewan peliharaan dikarenakan lokasi
yang kurang strategis dan luas area yang cenderung kecil, maka munculah rumah
sakit hewan, untuk menangani hewan dari berbagai jenis, seperti hewan ternak,
hewan langka, dan juga termasuk hewan peliharaan.
Munculnya praktek-praktek dokter hewan yang bersifat swasta pun sangat
menjamur, terutama dengan tingginya permintaan akan jasa dari profesi tersebut.
Hingga akhirnya munculah sebuah badan yang mewadahi komunitas dokter-
7
dokter hewan di Indonesia yang mengatur dan menjadi badan pelindung bagi
komunitas dokter hewan, yang muncul dengan nama PDHI (Persatuan Dokter
Hewan Indonesia).
A.
Persyaratan Usaha Pelayanan Jasa Medik Veteriner di Indonesia
Dalam mendirikan sebuah fasilitas seperti pusat perawatan hewan peliharaan, ada
beberapa persyaratan yang harus diperhatikan mengenai prakteknya di Indonesia.
Peraturan ini dibuat oleh Menteri Pertanian dalam rangka menjaga standarisasi
minimum fasilitas kesehatan khusus hewan.
1. Persyaratan Umum
Dalam usaha pelayanan jasa medik veteriner terdapat beberapa persyaratan
umum yang telah ditentukan oleh Menteri Pertanian Indonesia (Fakultas
Kedokteran
Hewan
Pelayanan Medis
Universitas
Brawijaya.
(2012).
Manual Prosedur
Klinik Hewan, Malang), persyaratan tersebut adalah
sebagai berikut :


Memiliki surat-surat perizinan
Memiliki tempat praktek yang sekurang-kurangnya harus dilengkapi
dengan ;
-
papan nama dengan mencantumkan bentuk usaha pelayanan jasa
medik veteriner, alamat yang jelas, serta dengan ukuran yang memadai
-
tempat untuk menunggu klien dan pasien yang memadai
-
ruang kerja untuk meletakkan meja periksa, uji sederhana, peralatan
medik, serta peralatan untuk menangani limbah pelayanan kesehatan
hewan
-
sistem penerangan dan sirkulasi udara yang memadai sesuai dengan
kapasitas
-
sumber air bersih, sistem drainase, sistem penanganan limbah, sistem
keamanan untuk menjamin kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan
8

sistem komunikasi
Memiliki fasilitas pelayanan medik veteriner yang sekurang-kurangnya
harus terdiri dari ;
-
peralatan untuk mengendalikan hewan
-
peralatan untuk mendiagnosa secara klinis
-
peralatan penunjang diagnose laboratorium (secara sederhana)
-
peralatan pengobatan dan penyimpanan
-
peralatan untuk administrasi kantor dan rekam medis
-
peralatan untuk keselamatan petugas
-
peralatan untuk menangani limbah pelayanan kesehatan hewan

Memiliki dokter hewan praktek, sekurang-kurangnya harus ;
Jelas kompetensi dan kedudukannya dalam manajemen usaha pelayanan jasa
medik veteriner tersebut
-
Memiliki kontrak penyeliaan dengan tenaga kesehatan hewan yang
menjadi tanggung jawabnya terhadap tindakan medik veteriner yang boleh
dilakukannya
-
Mengetahui haknya dan melaksanakan kewajibannya dalam pelayanan
jasa medik veteriner sebagai bahan integral dari sistem kesehatan hewan
nasional
-
Siap bekerja sama berdasarkan hubungan etikal keprofesionalan
dengan sesama kolega lainnya dalam mengembangkan ciri profesi belajar
sepanjang hayat, mewujudkan pelayanan prima jasa medik veteriner serta
berpartisipasi aktif dalam pembinaan praktek dokter hewan
-
Memiliki rujukan operasional yang baku, rujukan pustaka, dan rujukan
laboratorium dalam menentukan diagnosa dan prognosa.
9

Memiliki dokter hewan praktek sebagai penanggung jawab usaaha
pelayanan jasa medik veteriner.

Menggunakan obat hewan dalam pelayanan medik veterineer yang
terdaftar kecuali yang diberikan izin khusus dari instansi yang berwenang

Ruangan-ruangan yang khususnya digunakan untuk menangani pasien
haruslah mudah disucihamakan dan memenuhi standar kesehatan dan
keselamatan kerja
2. Persyaratan Khusus
Dalam persyaratan khusus, pendirian usaha klinik hewan memiliki
standarisasi sebagai berikut ;

Usaha klinik hewan harus memenuhi persyaratan umum yang telah
ditetapkan

Memiliki izin usaha klinik hewan dari Bupati/Walikota

Memiliki kode etik klinik hewan internal dalam memberikan pelayanan
jasa medik veteriner secara prima

Masing-masing tenaga medik veteriner memiliki izin praktik dari
Bupati/Walikota

Memiliki kandang untuk observasi atau kandang rawat inap
3. Persyaratan Minimal untuk Fasilitas Kategori Klinik Hewan
Persyaratan fasilitas yang harus tersedia dalam klinik hewan adalah sebagai
berikut ;
-
Ruang Pelayanan
o Ruang tunggu
o Ruang periksa
10
o Ruang tindakan
o Ruang rawat inap
o Ruang preperasi
o Ruang observasi
o Ruang operasi
-
Ruang penunjang
o Ruang cuci alat dan
kain operasi
o Ruang perpustakaan
o Ruang obat
o Ruang rapat dokter
-
Alat medis
o Thermometer
o USG
o Stetoscope
o EKG
o Mikroskop
o X-Ray
o Tabung oksigen
-
Alat penunjang praktek
o Meja konsultasi
o Lampu operasi
o Meja periksa
o X-Ray Viewer
o Lemari obat
o Tiang infus
o Timbangan bayi
o Baskom
o Timbangan hewan
o Lemari es
o Meja operasi
o Rekaman medis
-
stainless
steel
o Kontainer
stainless
steel
o Kidney tray
o Papan nama
Penunjang X-Ray
11
o Perizinan nuklir
o Interventional
Radiology lamp
o Meja x-ray
o Kaset ukuran S, M, L
o Alat
pelindung
(apron, sarung tangan,
pelindung leher)
o Exhaust fan
-
-
Layanan jasa laboratorium
o Parasitologi
o Kimia darah
o Haematologi
o Urinalisis
Peralatan Laboratorium
o Mikroskop binocular
o Alat urinalisis
o Alat periksa darah
-
Kelengkapan alat bedah
o Autocalve
o Meja bedah elektrik
o Kain operasi S dan L
o Meja anastesi
o Baju bedah S, M, L
o Tromol
o Meja alat bedah
-
besar
dan
kecil
Obat-obatan wajib
o Vaksin
o Antiseptik
o Antibiotik
o Obat oral
o Alkohol
o dan
obat-obatan
penunjang lainnya
12
-
Jasa Pelayanan
o Konsultasi dan terapi
o Pemeriksaan
laboratorium
o Vaksinasi
o USG
o Operasi minor
o X-Ray
o Operasi mayor
o Gawat Darurat
o Rawat inap dan isolasi
(sumber :. Peraturan Menteri Pertanian No.2. (2009). Pedoman Pelayanan
Jasa Medik Veteriner)
B. Definisi dan Pihak-Pihak yang Terkait
Di dalam praktek sebuah fasilitas kesehatan khusus hewan, banyak pihak yang
menjadi penunjang berjalannya aktifitas tersebut, masing-masing pihak
memiliki tugas dan jabatannya masing-masing, (Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas
Brawijaya.
(2012).
Manual Prosedur
Pelayanan Medis
Klinik Hewan, Malang), seperti yang dijelaskan di bawah ini ;
1. Pelayanan klinik hewan adalah pelayanan jasa medik veteriner yang
meliputi pelayanan medis, grooming, bedah, dan penitipan hewan.
2. Masyarakat pemilik hewan peliharaan (klien) adalah seseorang yang
membutuhkan pelayanan klinik tersebut.
3. Hewan peliharaan (pasien) adalah hewan mamalia kecil (anjing dan
kucing), hewan eksotik, dan unggas, yang memerlukan pelayanan klinik
tersebut.
4. Bagian pelayanan medis adalah bagian dari klinik hewan pendidikan yang
bertugas sebagai pelaksana pelayanan jasa medik veteriner, yang terdiri
atas dokter jaga dan tenaga teknis.
13
5. Dokter jaga adalah dokter hewan yang ditugaskan oleh Ketua Program di
klinik hewan yang bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan
kepada klien dan pasien yang membutuhkan jasa medik veteriner.
6. Tenaga teknis adalah tenaga kerja fungsional yang berdasarkan
keahliannya bertugas untuk melaksanakan urusan kesehatan hewan di
bawah penyeliaan dokter jaga, khususnya dalam membantu tindakan
medik veteriner.
7. Administrasi dan keuangan adalah seorang tenaga fungsional yang
bertugas mengurus segala kepentingan, pengarsipan, administrasi, dan
pencatatan keuangan.
8. Grooming adalah kegiatan merawat kebersihan dan kerapihan bagian
tubuh tertentu anjing atau kucing meliputi meyisir rambut, memotong
kuku, membersihkan mata, telinga, serta memandikan.
9. Pelayanan penitipan adalah kegiatan merawat hewan yang diinapkan di
klinik hewan seijin dari pemilik, dalam keadaan sehat (rawat sehat),
maupun dalam keadaan sakit yang memerlukan perawatan intensif dari
tenaga medis (opname).
10. Pelayanan bedah adalah kegiatan menginvestigasi atau melakukian
tindakan pada pasien dalam kondisi patologis, meliputi bedah minor dan
bedah mayor.
(Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya. (2012). Manual Prosedur
Pelayanan Medis Klinik Hewan, Malang)
C. Persyaratan Perencanaan Ruang Medis Khusus Hewan
Fasilitas penelitian khusus hewan menyajikan berbagai macam tantangan
dalam perencanaannya. Kisaran tantangan meliputi perbedaan persyaratan
lingkungan oleh spesies dan zona bangunan, serta arsitektur untuk fleksibilitas
ruang yang dapat menampung berbagai spesies dari waktu ke waktu.
14
1. Kandang Hewan dan Ruang Penitipan
Umumnya, setiap wilayah di mana hewan yang ditahan selama lebih dari
24 jam diperlakukan sebagai daerah penitipan. Daerah penitipan biasanya
terletak di zona bebas patogen dari fasilitas hewan. Namun, ada kasus di
mana kandang konvensional diperlukan untuk hewan “kotor” seperti ruang
karantina atau wilayah fasilitas
yang ditunjuk untuk penelitian
menggunakan non-SPF atau hewan “kotor”.
Dalam upaya untuk meningkatkan fleksibilitas fasilitas ini, adalah penting
untuk merencanakan untuk kedua penggunaan spesies diantisipasi dan
potensi dan rak dan jenis kandang. Perumahan hewan atau sistem kandang
yang dipilih adalah salah satu elemen yang paling penting untuk
dipertimbangkan dalam proses perencanaan. Area penitipan harus
meminimalkan variabel eksperimental, dan memberikan isolasi dari variasi
suhu dan kelembaban yang luas, getaran, dan sumber kebisingan. Sistem
kandang harus menyediakan ruang yang cukup untuk memungkinkan
kebebasan bergerak dan penyesuaian postural normal, lingkungan yang
nyaman, dan sebuah kandang dengan akses mudah ke makanan, air, dan
ventilasi. Sistem kandang juga harus memenuhi kebutuhan biologis hewan
(misalnya, pemeliharaan suhu tubuh, eliminasi limbah, dan reproduksi).
Semua ruangan harus dirancang untuk mudah dibersihkan dan
meminimalkan kemungkinan bertumbuhnya jamur.

Hewan Kecil
Hewan kecil termasuk tikus, hamster, guinea pig, reptil, ikan, dan
burung. Setiap spesies akan memiliki kandang yang berbeda dan
persyaratan lingkungan. Setiap spesies harus diletakkan
dalam
ruangan yang berbeda, terutama dalam pemisahan hewan yang sehat
dan hewan sakit yang membutuhkan ruang isolasi.
Setiap ruangan harus terdapat washtafel dengan air panas dan dingin
yang berguna untuk para staf saat sedang melakukan penanganan
dalam ruangan, untuk menjaga kebersihan.
15
Suhu air, kualitas, pH, tingkat kekerasan, dan salinitas harus
disesuaikan dengan spesies akuatik tertentu dan harus diawasi secara
ketat untuk menghindari dampak buruk pada populasi. Penting untuk
diingat bahwa dalam rangka untuk menjaga suhu air yang diinginkan,
suhu kamar mungkin tidak ideal bagi mereka yang harus bekerja di
dalam ruangan. Material dalam ruangan harus tahan air dan anti selip

Hewan Sedang
Kelinci dan kucing jatuh dalam kategori antara hewan kecil dan besar.
Mereka dianggap hewan besar karena kebutuhan mereka untuk operasi
besar-hewan
mengikuti
pedoman
klasifikasi
ukuran
hewan
berdasarkan berat dan besaran tubuh. Kelinci biasanya ditempatkan
satu per kandang. Rak kelinci yang dirancang khusus untuk menahan
kandang kelinci. Sebuah rak yang khas mampu menampung enam
sampai delapan kandang kelinci. Kandang yang lebih besar digunakan
untuk berkembang biak. Untuk kelinci beratnya mencapai 4 kg, kelinci
masing-masing membutuhkan 0,28 m2 luas lantai. Untuk kelinci
dengan berat lebih dari 4 kg, kelinci masing-masing membutuhkan
0,37 m2 luas lantai.
Kandang kelinci dan kucing mengandung panci limbah yang harus
sering diganti (mungkin tiga kali per minggu). Dinding dan lantai
permukaan harus sangat tahan lama dan dibersihkan di tempat karena
penggosokkan sering diperlukan untuk menghilangkan urin.

Hewan Besar
Dalam kasus beberapa hewan besar, terutama primata bukan manusia,
pertimbangan harus diberikan untuk menyediakan cahaya alami,
daerah latihan yang memadai, kelompok perumahan, sarana untuk
komunikasi hewan, dan area bermain yang lengkap dengan mainan,
game, dan televisi.
16
Karena hewan besar mungkin berisik, mereka harus ditempatkan jauh
dari daerah yang lebih tenang, seperti kamar jenis hewan kecil, ruang
administrasi, dan laboratorium penelitian. Setiap kandang harus
menyediakan baik untuk botol atau sistem penyiraman otomatis.
Anjing termasuk dalam kategori hewan besar, hewan ini berisik dan
berantakan, sehingga material untuk meredam suara dan tahan lama
merupakan pertimbangan penting dalam proses desain. Siram saluran
air yang diperlukan. Hewan ini rata-rata memiliki sifat yang aktif,
sehingga butuh aktifitas di luar ruangan secara rutin untuk
menyalurkan energinya. Anjing harus dapat melihat anjing lain dan
gerakan lainnya, sehingga partisi dapat dari berbagai rantai-link.
Pertimbangan harus diberikan untuk menyediakan elemen desain yang
memfasilitasi sosialisasi hewan.
2. Ruang Isolasi
Ruang isolasi sangat berguna untuk mengkarantina hewan yang sakit,
memberikan tingkat keamanan tambahan, dan mengurangi bau dan alergen.
Dalam perancangan ruang isolasi yang harus diperhatikan adalah sirkulasi
udara keluar dan masuk.
Pada ruang isolasi, pencahayaan buatan sangatlah penting. Oleh karena itu,
pertimbangan harus diberikan untuk menetapkan lampu neon vertikal untuk
dipasang di sudut-sudut bilik di samping lampu langit-langit.
Ruangan isolasi sebaiknya dibuat tertutup tanpa jendela untuk meminimalisasi
kontaminasi ke luar ruangan dan menjaga suhu serta ruangan tetap dalam
keadaan steril, serta menghindari kebisingan dari luar ruangan. Material dalam
ruang isolasi harus bersifat tahan lama dan mudah dibersihkan, permukaan
harus tahan air, tahan benturan, dan anti selip.
17
Tinggi
2
Nama Ruang
Area (m )
Kebutuhan Equipment/Furniture
LangitLangit (mm)
Ruang Hewan
(kandang hewan
Jumlah dan spesies
Kandang jeruji, rak alat pel, tong
3000
hewan serta system rak makanan, tong substrate alas kandang,
kecil), tikus putih,
menentukan luas
tikus, hamsters,
ruangan.
ruang untuk troli dan kounter
marmut, dan kelinci
Ruang Hewan
Jumlah dan spesies
Kandang, area bergerak dan area
(Kandang
mempengaruhi luas
bersosialisasi. Tempat mencuci tangan
konvensional untuk
ruangan
dan area bekerja harus berada diluar
hewan besar),
3000
ruangan hewan.
kucing dan anjing
Ruang Isolasi
22.68
Atap penghisap bau, counter, tempat
3000
cuci tangan, meja periksa, kulkas,
cabinet dinding dan cabinet dibawah
counter
Tabel 2. 1 Perencanaan Ruang Kandang Hewan
3. Diagnostik / Laboratorium Patologi

Diagnostik / Laboratorium Patologi
Layanan laboratorium diagnostic adalah fasilitas penunjang dalam
klinik yang berguna untuk memfasilitasi diagnosis status kesehatan
hewan. Ruang akan dilengkapi dengan wastafel terpisahkan, kulkas,
meja downdraft, dan kerja kasus. Harus ada outlet listrik yang
memadai untuk menangani potongan meja yang kecil serta potongan
yang lebih besar seperti inkubator, sentrifugal, atau counter sintilasi.

Nekropsi / Perfusi
Area ini menyediakan ruang untuk memeriksa hewan meninggal atau
melakukan
prosedur
terminal.
Idealnya
terletak
baik
dekat
laboratorium patologi diagnostik atau rute sirkulasi yang digunakan
untuk limbah keluar fasilitas.
18
Tinggi
Nama Ruang
Area
Kebutuhan Equipment/Furniture
(m2)
LangitLangit
(mm)
Laboratorium 12.96 Counter (stainless steel, pinggiran yang dinaikkan dengan 3000
Diagnosa
tempat cuci tangan), kulkas atau ruang pendingin,
freezer, tempat penyimpanan silinder gas, meja kerja,
atap penghisap bau dan BSC
Ruang
11.88 Meja kerja necropsy, counter, tempat cuci tangan, cabinet 3000
Necropsy
dinding, kulkas, freezer, kotak cahaya dan alat penyalur
gas (gas scavenger)
Tabel 2. 2 Perencanaan Ruang Diagnostik/Laboratorium Patologi
4. Ruang Operasi Hewan
Bidang fungsional untuk operasi harus mencakup area support bedah
(misalnya, penyimpanan, persiapan instrumen), loker, dan ruang
kebersihan, daerah persiapan hewan, sebuah preparasi area bedah (yaitu,
wilayah scrub, loker / kamar ganti, kamar kecil), ruang operasi, dan
pemulihan pascaoperasi / daerah perawatan intensif. Perawatan intensif /
ruang masa pemulihan harus ditempatkan dekat dengan kamar bedah.
Ruang bedah harus terletak jauh dari lalu lintas tinggi koridor dan potensi
sumber kontaminasi seperti area pencucian kandang, dan penyimpanan
limbah. Idealnya, fasilitas toilet juga harus disediakan sebagai bagian
integral dari ruang bedah. Ruang bedah harus memiliki sistem interkom
terhubung ke semua kamar bedah lainnya. Idealnya, ruang bedah harus
menjadi area yang terisolasi dengan terkontrol / terbatas hanya untuk
orang-orang yang berkepentingan. Kelangsungan operasi untuk hewan
kecil dapat dilakukan di kamar prosedur atau di kamar operasi.

Locker Room: Area ini merupakan ruang bagi personil bedah untuk
bersiap-siap sebelum dan setelah operasi. Loker harus disediakan
untuk penyimpanan barang-barang pribadi. Pertimbangan harus
19
diberikan untuk merencanakan lemari petugas kebersihan, wastafel dan
ruang toilet di daerah ini.

Kamar Scrub: Kamar ini menyediakan ruang bagi personil bedah
untuk membersihkan sebelum dan setelah operasi dan harus memiliki
akses langsung ke ruang operasi bedah. Ini akan dilengkapi dengan
wastafel scrub dan dispenser scrub sekali pakai. Idealnya, daerah scrub
harus menjadi daerah terisolasi, tidak digunakan sebagai sebuah jalan
untuk hewan atau pasokan.

Kamar Preparasi Bedah: Area ini merupakan ruang untuk
memegang dan menyiapkan subjek hewan untuk operasi. Ruangan
harus memiliki dua pintu untuk menyediakan satu arah lalu lintas ke
daerah bedah dari area sirkulasi / perumahan umum ke daerah bedah.
Ini harus memiliki akses langsung ke ruang operasi / kamar. Ruang
persiapan akan dilengkapi dengan meja prosedur, lemari penyimpanan,
meja stainless steel. Sebuah meja downdraft dan meja persiapan basah
mungkin diperlukan. Pada setiap prosedur meja / lokasi di ruang
persiapan, harus ada vakum, anestesi limbah garis gas pemulung, dan
garis dikompresi gas medis (misalnya, oksigen, medis kelas udara,
nitrogen, dll). Harus ada ruang untuk kulkas dan unit anestesi portabel.

Ruang Operasi: Area ini merupakan ruang untuk prosedur bedah pada
hewan. Dalam rangka mempertahankan lingkungan yang steril,
pertimbangan harus diberikan ke sistem kunci pintu yang akan
mengunci pintu ruang operasi dari luar jika pintu kamar yang
berdekatan terbuka. Compressed gas medis (misalnya, oksigen, medis
kelas udara, nitrogen, dll), unit limbah gas anestesi pemulung, dan
garis vakum harus diberikan. Lampu bedah overhead dan kotak lampu
ganda untuk melihat x-ray yang disarankan. Ruang operasi adalah
peralatan intensif dan membutuhkan outlet listrik tambahan untuk
mendukung kebutuhan peralatan fixed dan mobile. Semua kamar
operasi harus memiliki akses yang mudah ke ruang persiapan dan
meulihan dan berisi jendela melihat ke koridor area ruang operasi.
20

Kamar Pemulihan: Area ini merupakan ruang untuk hewan pulih dari
operasi dan efek anestesi. Ruang pemulihan / bilik harus dirancang
untuk memenuhi persyaratan besar hewan perawatan pemulihan
intensif atau pasca operasi. Setiap kamar harus dirancang untuk
menyediakan
lingkungan
yang
terkendali
(misalnya,
oksigen
ketegangan, kelembaban, temperatur, dll) atau kandang tunggal atau
rak tingkat, tergantung pada spesies yang akan ditampung. Idealnya,
kamar harus memiliki dua pintu untuk menyediakan salah satu arah
gerakan dari kamar bedah dan keluar ke sirkulasi umum untuk
mengembalikan hewan ke unit perumahan. Ruang atau bilik harus
dilengkapi dengan benchtop, wastafel, dan jalur oksigen, serta kulkas
dan area penyimpanan obat. Sebuah kotak akses terkontrol obat harus
disediakan. Meja ruang harus disediakan untuk peralatan komputer
pemantauan dan daerah charting.

Pasokan Bedah dan Bedah Kamar Kerja: Ruangan ini merupakan
ruang untuk persediaan bedah dan ruang kerja. Ini harus memiliki
akses langsung ke ruang operasi dan koridor sirkulasi umum. Ini akan
dilengkapi
dengan
lemari
penyimpanan,
wastafel,
dan
harus
disterilisasi. Reverse-osmosis atau air deionisasi mungkin diperlukan
untuk peralatan instrumen mencuci. Uap bersih diperlukan untuk
sterilisasi. Perancang harus mengevaluasi kebutuhan sterilisasi gas,
panas, dan uap di dalam fasilitas.
Nama Ruang
Ruang persiapan
2
Area (m )
11.20
operasi hewan
Equipment/Furniture and
Requirements
Meja prosedur, lemari cabinet, counter,
Ceiling
Height
(mm)
3000
tempat cuci tangan dengan cabinet
dinding, jalur gas sentral, kulkas dan
tempat penyimpan zat-zat kimia
Ruang operasi
18.80
Meja operasi, mesin anastesi portable,
3000
meja instrument, unit listrik terisolasi,
lampu operasi, dispenser gas medical,
alat penyalur gas, iluminator x-ray,
21
peralatan monitoring special dan papan
tulis
Ruang
8.75
pembersihan dan
Tempat cuci tangan dokter, lemari kecil
2400
dan kabinet
ganti pakaian
operasi
Ruang Loker
0.56
Loker ukuran penuh dan tempat duduk
2400
panjang
Toilet
Ukuran sesuai WC, lavatory dengan kaca dan peralatan
peraturan per
2400
toilet lain yang sesuai
jalur plumbing
Ruang supply dan
13.50
peralatan operasi
Lemari penyimpan, tempat cuci tangan,
2400
bak cuci peralatan operasi, sterilizer dan
meja\
Ruang perawatan
11.20
Kandang atau rak, counter dengan
setelah operasi
tempat cuci tangan, jalur oksigen
(ruang
medical-grade, cabinet dinding, kulkas
penyembuhan)
dan tempat penyimpanan tanki gas
2400
Tabel 2.3 Perencanaan Ruang Operasi
5. Farmasi
Sebuah wilayah farmasi harus disediakan di sekitar ruang prosedur dan
suite bedah, tetapi tidak harus berada dalam ruang bedah. Ini harus
mengandung tingkat keamanan yang sesuai di samping lemari besi obat
dan kotak akses kontrol obat. Ruangan ini harus dilengkapi dengan
perlengkapan meja dan kursi kerja, wastafel, dan kulkas. Lemari
penyimpanan harus disediakan untuk obat dan penyimpanan pasokan.
Baris data harus disediakan di daerah untuk pengendalian persediaan.
22
Space Name
Farmasi
Area
(m2)
11.20
Ceiling
Equipment/Furniture and Requirements
Height
(mm)
Lemari obat, kotak penyimpan obat berbahaya,
2 400
kulkas, meja bekerja dengan binder dan filing
Ruang
14.00
penyimpanan
Kabinet terkunci, Sistem penyimpanan berisi
2 400
banyak yang mudah dipindahkan
Farmasi
Tabel 2.4 Perencanaan Ruang Farmasi
6. Ruang Radiografik
Ruang radiografi terdiri dari kamar gelap, ruang kontrol, dan ruang
radiografi. Ini harus nyaman untuk ruang bedah dan dapat diakses oleh
bagian lain dari fasilitas hewan. Hal ini umum untuk fasilitas
membutuhkan lebih dari satu ukuran x-ray unit tergantung pada kebutuhan
penelitian. Perancang harus menetapkan persyaratan fasilitas dan desain
ruang sesuai. Peralatan x-ray, subjek hewan, dan pintu masuk harus
terlihat dari ruang kontrol. Keselamatan radiasi harus berkonsultasi untuk
setiap persyaratan perisai khusus.

Kamar gelap: kamar gelap ini merupakan ruang untuk membaca film
x-ray. Ruangan harus dilengkapi dengan pintu lightproof dan tanda
peringatan. Sebuah interlock elektronik harus disediakan untuk
mencegah lampu merah dari pintu pencahayaan dan masuk dari
pembukaan sementara bin film terbuka. Pintu masuk ke kamar gelap
dan tata letak internal kamar gelap harus memberikan akses kepada
individu penyandang cacat. Berdasarkan beberapa layout fasilitas,
kamar gelap beberapa dapat disediakan dalam ruang dukungan fasilitas
hewan.

Kamar radiografik: kamar ini menyediakan ruang untuk melakukan
x-ray prosedur pada subyek hewan. Penyimpanan mungkin diperlukan
untuk arsip film dan peralatan pencitraan portabel seperti mesin USG.
Menyediakan akses data melalui kotak interlocking untuk transfer film
23
antara ruang radiografi dan kamar gelap. Kebutuhan daya khusus
untuk setiap mesin harus diperhitungkan dalam desain distribusi tenaga
listrik. Beberapa meja ruang harus disediakan. Persyaratan khusus dari
unit yang akan dipasang di daerah harus ditentukan oleh perancang.

Booth kontrol: ruangan ini merupakan ruang perlindungan bagi
personil untuk mengontrol unit Xray dan terletak di ruang radiografi.
Radiasi NIH Cabang Keselamatan harus meninjau dan menyetujui
semua dokumen desain dan memeriksa semua konstruksi relatif
terhadap peralatan radiografi.
Space
Area
Name
(m2)
Ceiling
Equipment/Furniture and Requirements
Height
(mm)
Ruang gelap 5.76 Pengolah film otomatis, tempat cuci tangan, meja film dan
3000
tempat menaruh film, counter atas dan iluminator film yang
terpasang di dinding. Harus dapat dicapai oleh orang yang
cacat
Ruang
Radiografi
22.95
Radiografi dan unit x-ray fluoroscopic dengan meja,
3000
iluminator film yang terpasang di dinding dan cabinet
dinding
Ruang
11.00 Alat cesium irradiator, kursi lab, soket koneksi jaringan dan 3000
Irradiator
meja kerja
Tabel 2.5 Perencanaan Ruang Radiografik
6. Dekontaminasi dan Penerimaan
Ruang ini digunakan untuk dekontaminasi wadah yang baru menerima
hewan dan bahan tiba sehingga dapat mengurangi perpindahan hama atau
kontaminasi dari luar fasilitas. Sebuah saluran besar dan selang akan
diperlukan untuk ruang ini jika bahan kimia akan didekontaminasi. Ruang
harus terletak antara dermaga pemuatan hewan dan karantina. Ini harus
dilengkapi dengan wastafel, tiriskan, selang, meja, dan benchtop.
Penyimpanan yang memadai harus disediakan untuk limbah dan peralatan
bersih.
24

Lokasi karantina: hewan masuk dapat dikarantina sebelum memasuki
daerah isolasi. Ruang karantina harus ditempatkan dekat dengan
menerima dan cagewash tersebut. Ini harus memiliki wastafel, bangku
kerja dan rak, dan lampu meja. Sebuah laboratorium diagnostik kecil
dengan peralatan laboratorium lainnya mungkin diperlukan di dekat
ruang karantina.

Ruang depan (Vestibules): ruang depan harus ditempatkan sesuai
kebutuhan untuk mencegah kontaminasi dari luar maupun dari area
isolasi, untuk meminimalisasi suara dan memperketat keamanan.
Ruang depan mungkin tepat apabila berada pada titik masuk ke
fasilitas.
Space Name
Ruang
Ceiling
Area
Equipment/Furniture and Requirements
(m2)
Height
(mm)
11.20 Counter stainless steel dengan pinggiran yang dinaikkan,
Penerimaan
tempat cuci tangan, lemari penyimpan, meja periksa
Hewan
stainless steel, kulkas (tipe domestic), timbangan hewan
3000
elektronik dan lampu periksa. Peralatan berikut hanya dapat
diaplikasikan untuk luas area minimal 11 m2, yaitu : bak
mandi dan timbangan hewan elektronik yang terpaku di
lantai
Ruang
11.40 Cubicle terisolasi dan alat isulasi film flexible, area periksa
Karantina
3000
dan tempat cuci tangan
Tabel 2.6 Perencanaan Ruang Dekontaminasi dan Penerimaan
7. Cagewash

Cagewash
:
Cagewash
merupakan
rumah
peralatan
untuk
membersihkan kandang hewan dan sanitasi, nampan, tutup, dan botol
air. Daerah cagewash harus dibagi ke dalam sisi "kotor" dan "bersih".
Sebuah wilayah ketiga yang berisi peralatan mencuci harus
dipertimbangkan dalam operasi cagewash besar antara "bersih" dan
"kotor". Seharusnya tidak ada akses personel antara kedua belah pihak.
Sisi dapat dibagi oleh partisi kaca dengan sistem telepon atau paging
untuk komunikasi.
25

Penyimpanan: ruang penyimpanan yang memadai harus direncanakan
untuk rak kandang yang bersih, selimut dan pakan, setiap pakaian
khusus dan perlengkapan, bahan kimia pembersih, perlengkapan
peternakan, dan perlengkapan kamar prosedur. Penyimpanan untuk
bahan kimia dan deterjen drum harus terletak jauh dari zona lalu lintas
yang padat. Kawat-bar rak dianjurkan.

Kamar Reparasi: Sebuah ruang perbaikan kandang digunakan
terutama untuk peralatan hewan besar dan harus ditempatkan dekat
daerah ruang rawat inap dan pintu masuk cagewash. Peralatan akan
diperbaiki dan kemudian akan perlu dicuci.

Pakan dan Penyimpanan Bedding: Daerah ini akan merupakan
ruang
untuk
penyimpanan
massal
pakan
dan
tempat
tidur.
Penyimpanan pakan dan tempat tidur harus dihitung atas dasar
kapasitas pasokan cadangan yang telah ditentukan, konsumsi
maksimum diantisipasi per periode waktu, dan kapasitas rawat inap
maksimum.
Ceiling
Space Name
2
Area (m )
Equipment/Furniture and Requirements
Height
(mm)
Ruang
pencucian
kandang
Peralatan
Rak pencuci kandang, alat sterilisasi, dispenser
3000
menentukan alas kandang, peralatan penetral asam, pengisi
luas ukuran
botol makanan, wastafel buffet, pencuci botol
dan tempat pembuangan. Sebaiknya ada tempat
menaruh kandang sebelum dicuci. Lorong
pencuci dapat disediakan untuk fasilitas riset
yang lebih besar
Ruang
37.72
penyimpan
Sistem rak penyimpan stainless steel, lantai
3000
bersih
kandang bersih
Ruang
21.00
perbaikan
Meja perbaikan, tempat cuci tangan, tempat las
3000
dengan atap penyerap baud an silinder gas
kandang
Penyimpanan
Spesies dan
Alas kayu dan kulkas makanan
3000
makanan dan jumlah hewan
26
alas kandang
menentukan
ukuran
Tabel 2.7 Perencanaan Ruang Cagewash
8. Pengurus Hewan
Kamar untuk pengasuh hewan harus disediakan dalam zona transisi antara
zona hewan dan daerah administrasi. Daerah transisi mencakup ruang
istirahat dan daerah gowning.
1. Kamar Istirahat: kamar Istirahat berfungsi sebagai ruang interaksi
bagi staf fasilitas hewan. Mereka akan berada di sekitar area
perawatan, memiliki suasana yang nyaman, dan dilengkapi dengan
kursi, meja, rak buku, meja, wastafel, oven microwave, lemari es,
mesin penjual, white board, papan taktik, furniture ruang. Sampah dan
daur ulang wadah juga harus diberikan
2. Area gowning: Locker, toilet, wastafel, dan kamar mandi harus
disediakan sebelum memasuki dan keluar dari daerah isolasi. Kamar
ini harus dilengkapi dengan loker khusus staf. Loker harus
menyediakan untuk penyimpanan scrub fasilitas bersih dan fasilitas
khusus penyimpanan sepatu. Harus ada tempat untuk mengumpulkan
pakaian kotor. Menyediakan cermin dan pencahayaan yang sangat
baik. Ruang ini harus dirancang dan dibangun dengan menggunakan
bahan tahan kelembaban dan air untuk memungkinkan untuk
memudahkan pembersihan.
Space Name
Ruang Bersantai
2
Area (m )
Equipment/Furniture and
Requirements
Populasi bangunan
Vending mechines, counter, meja dan
dan perlengkapan
kursi, kulkas, microwave, tempat cuci
menentukan luas
tangan, papan tulis dan furniture untuk
ruangan
bersantai
Ruang ganti
Perlengkapan dan
WC, urinoir, pancuran, lavatory
pakaian dengan
peralatan
dengan cermin, loker, bangku panjang
Ceiling
Height
(mm)
2400
2400
27
loker, toilet dan
menentukan luas
ruang mandi
ruangan
dan asesoris toilet lain yang sesuai
pancuran
Tabel 2.8 Perencanaan Ruang Pengurus Hewan
9. Kantor dan Ruangan Lainnya
1. Kantor / Kamar File: Dalam fasilitas ruang medis untuk hewan,
setidaknya tetap harus memiliki minimal satu kantor dalam zona
perumahan hewan atau zona publik. Selain itu, kantor-kantor yang
diperlukan untuk lantai / pemimpin tim, supervisor daerah, dan pelatih.
Ruang kantor harus disediakan untuk staf manajemen pemerintah dan
dokter hewan. Ruang kantor terbuka yang disediakan untuk tenaga
administrasi administrasi dan lainnya. Ruang harus disediakan untuk
mesin fotocopy, mesin fax, file, rak, dan peralatan kantor lainnya rutin.
Selain itu, ruang diperlukan untuk sistem komputer pusat. Daerah ini
tidak memiliki persyaratan pertukaran udara ketat bahwa daerah
memegang hewan memiliki. Kamar file harus terletak di daerah kantor
dan harus dikunci.

Ruang Konferensi / Kamar Pelatihan: Ruang konferensi / ruang
pelatihan harus disediakan untuk pertemuan formal dan informal staf
dan pelatihan berkala. Ruang konferensi harus dimanfaatkan secara
bersama dan didesain sesuai dengan National Fire Protection
Association (NFPA) beban penghuni. Ruang konferensi harus
dilengkapi untuk mengakomodasi pengaturan tempat duduk yang
fleksibel. Harus ada papan putih, sambungan listrik untuk peralatan
audiovisual, layar, dan overhead pencahayaan disesuaikan; data dan
saluran telepon harus disediakan.

Reception Area: Mengingat peningkatan keamanan, fasilitas hewan
harus memiliki penerimaan daerah pusat di mana tamu dan vendor
dapat bertemu dan diarahkan dengan tepat. Penerimaan daerah harus
ditempatkan sedekat mungkin dengan pintu masuk utama ke fasilitas
28
mungkin. Ini harus memiliki meja resepsionis, kursi, dan meja-meja
rendah.

Lemari Rumah Tangga: Fasilitas hewan harus dilengkapi dengan
lemari rumah tangga berukuran tepat di seluruh fasilitas untuk
melayani secara memadai kebutuhannya. Bagian dalam lemari harus
selesai dengan bahan dan permukaan yang dibersihkan, tahan
kelembaban, dan tahan lama.
Ceiling
2
Space Name
Area (m )
Equipment/Furniture and Requirements Height
(mm)
Pimpinan Cabang
15.00
Meja kerja dengan binder, penyimpanan
2400
file, papan memo dan papan tulis
Dokter Hewan
12.00
Meja kerja dengan binder, penyimpanan
2400
file, papan memo dan papan tulis
Sekretaris
8.00
Meja kerja dengan binder dan tempat
2400
penyimpanan file
Juru Tulis
8.00
(Klerikal)
Meja kerja dengan binder dan tempat
2400
penyimpanan file
Ruang Konferensi
0.20
Meja dan kursi konferensi, peralatan audio
2400
dan video, papan tulis, dll
Insinyur
10.00
Bangunan
Meja kerja dengan binder dan tempat
2400
penyimpanan file
(Building
Engineer)
Pengiriman dan
12.00
penerimaan
Meja kerja dengan binder dan tempat
2400
penyimpanan file, rak untuk kain bersih
Kloset Rumah
Ukuran ruangan
Tangga
disesuaikan
Rak alat pel dan baki pel
2400
dengan besar
bangunan,
program dan
layout
Tabel 2.9 Perencanaan Kantor dan ruang lainnya
29
(sumber : Office of Research Facilities Development and Operations vol 3 :
Animal Research Facilities. 2011)
2.1.2
Hewan Peliharaan
A. Sejarah
Perkiraan awal domestikasi hewan dilakukan arkeolog berdasarkan dari hasil
temuan di situs purbakala. Domestikasi adalah proses pengadopsian hewan liar
menjadi hewan peliharaan. Bukti tertua adanya hewan peliharaan adalah kerangka
anjing berusia sekitar 5 bulan di sisi kerangka seorang perempuan yang ditemukan
di dekat Ain Mahalla (Israel), yang berusia hampir 10.000 tahun SM. Kerangkakerangka anjing dari masa antara 8.000 dan 7.000 SM juga ditemukan pada situssitus purbakala di banyak tempat. Kerangka kucing peliharaan tertua ditemukan di
Siprus, berasal dari sekitar 6.000 tahun SM. Diperkirakan, kucing juga dipelihara
untuk mengatasi gangguan tikus di lumbung pangan.
Sejarah awal hadirnya hewan pekerja adalah masa sebelum kebudayaan pertanian
dan tinggal menetap. Manusia menjinakkan anjing liar sebagai sebagai pembantu
dalam usaha perburuan hewan. Di seluruh dunia, hewan pekerja memiliki
hubungan khusus dengan pemiliknya. Hewan yang dijinakkan seringkali
dikembangbiakkan untuk berbagai kondisi dan keperluan, terutama kuda dan
anjing. Hewan pekerja pada umumnya dikembangkan di peternakan meski ada
juga yang menjinakkannya secara langsung dari alam liar, seperti lumba-lumba
dan gajah.
Hewan peliharaan atau hewan timangan adalah hewan yang dipelihara sebagai
teman sehari-hari manusia. Hewan timangan berbeda dari hewan ternak, hewan
percobaan, hewan pekerja, atau hewan tunggangan yang dipelihara untuk
kepentingan ekonomi atau untuk melakukan tugas tertentu. Hewan peliharaan
yang populer biasanya adalah hewan yang memiliki karakter setia pada
majikannya atau memiliki penampilan yang menarik, atau kemampuan menarik
tertentu seperti mengeluarkan suara yang indah. Walaupun secara teori seseorang
dapat memelihara hewan apa pun sebagai hewan peliharaan, dalam prakteknya
30
hanya spesies-spesies tertentu saja yang sering dijumpai, terutama hewan kecil
(anjing, kucing, dan kelinci), burung, dan ikan.
(Falvey, John Lindsay. 1985. Introduction to Working Animal. Melbourne: MPW
Australia)
Tidak semua hewan dapat dijadikan hewan peliharaan, karena menyangkut habitat
alaminya dan berbagai faktor lainnya, seperti dianggap tidak menguntungkan, atau
memang belum pernah melalui tahap domestikasi oleh manusia. Karena hal
tersebut, hanya beberapa jenis hewan yang akhirnya digemari oleh manusia untuk
dijadikan hewan peliharaan.
B. Jenis-Jenis Hewan Peliharaan
1. Kucing
Hewan ini sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia sekitar 70008000 tahun yang lalu. Namun baru sekitar 4000 tahun yang lalu pada
zaman Mesir kuno terjadi hubungan antara manusia dan kucing. Bahkan
kucing dianggap sebagai titisan salah satu dewi pada masyarakat Mesir
waktu itu. Jika ada seekor kucing yang mati maka seluruh anggota
keluarga pemilik kucing tersebut akan berdukacita. (Sejarah Hewan
Peliharaan, diakses 30 September 2012 dari http://id.shvoong.com)
2. Anjing
Sebenarnya nenek moyang anjing adalah serigala. Setelah ribuan tahun,
munculah jenis peranakan serigala baru yaitu anjing kuno yang sudah bisa
bergaul dengan lingkungan manusia. Para ilmuwan berpendapat bahwa
anjing-anjing sudah menjadi teman manusia kira-kira sejak 135.000 tahun
yang lalu dan para arkeolog pernah menemukan jasad anjing dalam sebuah
perkuburan yang berusia 12.000 tahun. (Sejarah Hewan Peliharaan,
diakses 30 September 2012 dari http://id.shvoong.com)
3. Furries
Furries kecil seperti kelinci, babi guinea, chinchilla, tikus, gerbil dan
hamster yang sangat lucu mungkin terlihat sangat mudah dipelihara,
31
namun nyatanya mereka memiliki kebutuhan yang kompleks. Walau
begitu, mereka memiliki karakteristik yang kurang lebih mirip satu sama
lain karena kemiripan fisik mereka, yaitu hewan kecil dengan bulu yang
lebat. Selain itu habitat hidup yang berada di area dengan ciri-ciri yang
menyerupai membuat jenis-jenis hewan ini dapat dikategorikan dalam
kategori yang sama.
4. Reptil
Banyak reptil dapat tumbuh dengan baik dengan ukuran yang sesuai jika
dibandingkan dengan mamalia berukuran sama. Namun, ruang sangat
penting untuk reptil. Ruang harus cukup besar untuk memungkinkan
gradien suhu yang tepat yang akan dibentuk. Cukup ruang juga harus
disediakan bagi hewan untuk bergerak, thermoregulate, memberi makan,
minum, berjemur, dan tidur. (James B. Murphy. (1994). Society for the
Study of Reptiles and Amphibians Captive Management : Conservation of
Amphibians and Reptiles)
5. Unggas
Burung telah memberikan manfaat luar biasa dalam kehidupan manusia.
Beberapa jenis burung, seperti ayam, kalkun, angsa dan bebek telah
didomestikasi sejak lama dan merupakan sumber protein yang penting;
daging maupun telurnya. (Newton, Ian (2003). The Speciation and
Biogeography of Birds. Amsterdam: Academic Press)
6. Ikan
Hobi memelihara ikan sudah dimulai sejak tahun 2500 SM ketika bangsa
Sumeria memelihara ikan untuk sumber makanan mereka, namun sebagai
ikan hias baru dilakukan oleh bangsa China sekitar 1000 tahun yang lalu.
Adapun ikan yang dipelihara bangsa China adalah spesies ikan Criucian
(karper). Dan setelah bertahun-tahun ikan ini bermutasi sampai ada yang
berwarna keemasan. Inilah asal muasal ikan mas. Oleh bangsa Jepang ikan
ini dibawa ke negaranya dan dikawin silangkan sehingga muncullah
32
berbagai jenis ikan dengan ragam bentuk dan warna, salah satunya adalah
ikan mas koki yang kita pelihara sekarang ini. (Sejarah Hewan
Peliharaan, diakses 30 September 2012 dari http://id.shvoong.com)
C. Karakteristik Hewan Peliharaan dan Kebutuhannya
1. Kucing

Makan
Naluri alami kucing adalah berburu, hingga menjadi sifat alami bagi mereka
untuk cenderung lebih tertarik untuk mendapatkan makanan dengan cara yang
lebih sulit.

Tidur
Kucing suka tidur di tempat yang aman bagi mereka. Tempat yang tertutup,
atau jauh dari jangkauan merupakan tempat favorit mereka.

Buang air
Kucing menyenangi area yang dapat digali, maka itu kebiasaan membuang air
di wadah berisi pasir menjadi pilihan terbaik

Suhu
Kucing menyukai berada di tempat yang hangat, namun perhatikan suhu
ruangan, terlalu panas pun juga akan membuatnya tidak nyaman.

Bermain
Dalam sehari, setidaknya luangkan 4 sesi x 10 menit untuk bermain, terutama
jika kucing terus-terusan berada dalam ruangan. Bermain yang menyenangkan
bagi kucing sementara juga menjadi bermanfaat bagi stimulasi mental,
kebugaran dan psikologisnya.

Salon
Kucing paling menyukai kegiatan ini, karena kucing memiliki sifat alami yang
suka dimanja dan diperlakukan istimewa.
33

Diet
Untuk menjaga kucing sehat, mereka membutuhkan sekitar 300 kalori per hari
yang idealnya harus diberikan lebih dari 10 makanan kecil. Namun dapat
dibagi menjadi 3-4x sehari.
(sumber : Pet Food Manufacturer Asociation : Pet Care, diakses 20 Desember
2012 dari http://www.pfma.org.uk/)
2. Anjing

Tidur
Anjing menyukai area tidur yang cukup luas dan nyaman, menjauhkan
area tidurnya dari lokasi yang bising merupakan jalan terbaik.

Bermain
Bermain lempar-tangkap merupakan hal yang sangat disukai oleh jenis
hewan ini, selain untuk tetap mempertahankan kebugarannya, jenis
permainan ini juga membuat ikatan anjing dengan pemiliknya semakin
erat.

Buang air
Anjing menyukai suasana alam bebas, dalam hal buang air, anjing lebih
memilih melakukannya saat keluar dari rumah, ketimbang di tempat
khusus dalam sebuah ruangan.

Berlari
Anjing membutuhkan setidaknya 1x sesi dalam sehari untuk keluar dari
rumahnya dan melakukan aktivitas yang paling disukainya, yaitu berlari
dan membakar kalori dalam tubuhnya.
34

Penciuman
Anjing memiliki indera penciuman yang sangat kuat bahkan dari radius
berpuluh-puluh meter, hewan ini bias mengendus dan mengikuti jejak
berdasrkan bau.

Sosial
Anjing adalah hewan peliharaan social, sehingga sudah menjadisifatnya
yang menyukai keramaian dan hubungan yang sangat dekat dengan orang
maupun hewan lain di sekitarnya.

Minum
Anjing sangat mudah merasa kepanasan, terutama karena kebiasaanya
berlari dan beraktivitas berlebih, sehingga kebutuhan akan air bersih untuk
diminum setiap saat untuk mengembalikan suhu tubuhnya adalah syarat
utama.

Salon
Beberapa bagian tubuh pada anjing sangatlah mudah kotor dan timbul
jamur, maka harus ada perhatian ekstra terutama terhadap kebersihan gigi,
telinga, mata, hidung dan kakinya.
(sumber : Pet Food Manufacturer Asociation : Pet Care, diakses 20
Desember 2012 dari http://www.pfma.org.uk/)
3. Furries

Bermain
Hewan kecil ini merupakan hewan yang senang bermain-main, entah
berlari, melompat, sehingga membutuhkan fasilitas yang dapat menjadi
hiburan bagi mereka.
35

Tidur
Untuk area tidur, jenis hewan-hewan ini menyukai area tidur yang gelap,
cenderung jauh dari sinar dan berada di area yang sukar dijangkau karena
habitat alami mereka yang hidup di dalam tanah.

Suhu
Jenis hewan ini menyukai suhu yang hangat, mereka tidak menyukai suhu
dingin, sekalipun mereka memiliki bulu yang lebat.

Sosial
Berbeda dengan anjing dan kucing, ketimbang berinteraksi dengan
manusia, mereka lebih menyukai keberadaan pasangan dalam rumah
mereka.

Diet
Jenis hewan ini hampir tidak mengenal rasa kenyang, mereka akan
cenderung memakan makanan yang disediakan, maka itu pemberian jatah
makan sebanyak 3-4x sehari merupakan cara yang tepat.
(sumber : Pet Food Manufacturer Asociation : Pet Care, diakses 20
Desember 2012 dari http://www.pfma.org.uk/)
4. Reptil

Habitat
Habitat tempat reptil umumnya hidup di dalam ekosistemnya. Gurun,
hutan, padang rumput, savana, dan hutan tropis adalah ekosistem dari
mana sebagian besar reptil dalam perdagangan hewan peliharaan datang.
Habitat adalah campuran kompleks suhu, tingkat kelembaban, fotoperioda,
ketinggian, lifeforms organik, materi anorganik, dan ruang.
36

Aquatic
Reptil air perlu area besar air untuk berenang, makan, dan menyesuaikan
suhu tubuh mereka (thermoregulate). Beberapa berjemur di batu atau
daratan. Kandang harus cukup kuat dan tahan air, harus dibersihkan secara
teratur, serta sistem filtrasi yang dibutuhkan untuk menjaga kandang
bersih setiap hari. Pemasangan sumber panas eksternal pada kandang
harus diperhatikan sehingga reptile tidak dapat melakukan kontak
langsung dengannya.

Arboreal
Banyak spesies kadal dan ular menghabiskan sebagian atau seluruh
waktunya di atas pohon, termasuk anoles, naga air, iguana, agamas
berbagai tokek, boa dan beberapa ular lain. Kandang arboreal oleh karena
itu harus tinggi serta memiliki lebar yang diperlukan. Mereka harus
dilengkapi dengan cabang kokoh atau, untuk kadal dan ular besar, rak-rak
untuk berjemur dan bersarang. Semua perlengkapan dalam kandang harus
terpasang erat. Pencahayaan dan elemen pemanas harus terlindung untuk
mencegah reptil dengan mudah naik ke dalamnya. Jika tanaman hidup
yang digunakan dalam kandang, mereka harus cukup kokoh untuk
menahan cakar dan penghancuran yang akan didapatkan, atau dapat
dengan mudah diambil dan diganti dengan tanaman lain ketika sudah
terlalu rusak untuk terus digunakan. Harus diperhatikan juga adalah bahwa
tanaman yang digunakan tidak beracun bagi spesies reptile yang ada.

Fossorial
Banyak ular dan kadal, suka menggali dan menghabiskan waktu mereka di
bawah substrate yang digunakan. Beberapa, seperti boa pasir, jarang
terlihat di atas tanah, yang lain, seperti beberapa kadal pergi menggali
untuk tidur dan mencerna. Kandang untuk reptil fossorial harus cukup kuat
untuk menahan dengan aman beberapa inci substrat yang dapat digali.
Mereka juga harus cukup tinggi untuk membuat sulit jika tidak mustahil
37
bagi penghuni untuk naik-dan keluar-dari kandang. Lebar dan kedalaman
yang sama dengan reptil darat juga harus disediakan.

Scansorial / Saxicolous
Banyak kadal hidup di celah-celah batu, berjemur dan berburu untuk
makanan di dinding berbatu. Batu-batu yang telah dibersihkan dapat
ditempel atau disemen di dinding kandang untuk menyediakan tempat bagi
kadal tersebut. Gua dan celah-celah dapat dibangun ke dalam struktur
untuk memberikan beberapa bersembunyi alami dan tempat tidur. Dinding
harus dipasang erat ke belakang tangki untuk mencegah jatuh dan
menghancurkan penduduk kandang. Kandang Scansorial perlu ketinggian
yang cukup dan mendalam agar cocok dengan dinding berbatu namun
masih menjaga reptil aman dari panas sumber cahaya. Mereka juga
membutuhkan
lebar
yang
diperlukan
untuk
termoregulasi
dan
mengumpulkan makanan.

Semi-Aquatic/Riparian
Beberapa reptil menghabiskan sejumlah besar waktu di kolam air, makan,
dan tidur, serta berjemur di lahan kering. Kandang ini harus memberikan
ruang yang cukup untuk pengaturan wilayah perairan serta wilayah darat,
keduanya harus cukup besar bagi penghuninya untuk menggunakannya
untuk tujuan mereka. Seperti kandang air, pemanasan dan pencahayaan
harus aman dipasang untuk memastikan bahwa mereka tidak dapat sengaja
jatuh ke dalam air.

Terrestrial
Reptil darat harus mempunyai ruang yang cukup yang memungkinkan
adanya gradient suhu. Semua jenis reptil darat akan memanfaatkan fitur
seperti tempat berlindung atau gua untuk bersembunyi, daerah
berkelembaban tinggi, dan, batu cabang atau rak untuk mendaki dan
38
menjemur. Lebar cukup dan kedalaman kandang yang diperlukan untuk
memastikan cukup ruang untuk perabot dan termoregulasi yang memadai.

Naturalistik Habitat
Dalam menciptakan habitat, Anda harus mulai memikirkan ruang interior
dalam tiga dimensi. Anda akan perlu mempertimbangkan tidak hanya
ruang reptil yang hidup dalam habitat tetapi juga kemampuan Anda untuk
dengan mudah masuk ke kandang dan membersihkan lingkungannya.

Habitat Buatan
Habitat buatan berbeda dari habitat alamiah dalam bahwa mereka
menetapkan lebih sederhana. Kebutuhan reptil untuk termoregulasi,
pencahayaan, keamanan kelembaban,, dll, masih terpenuhi, tetapi dalam
lingkungan yang tidak sangat menyerupai keragaman bahan, ketinggian,
dll, habitat asli mereka. Habitat buatan harus selalu digunakan ketika
hewan berada di karantina sebelum diperkenalkan ke individu permanen
atau lampiran masyarakat.
(James B. Murphy. (1994).
Society for the Study of Reptiles and
Amphibians Captive Management : Conservation of Amphibians and
Reptiles)
5. Unggas
Sebagian besar burung menempati berbagai lokasi dalam ekologi. Sementara
beberapa burung umum yang lain menempati tempat yang sangat khusus di
habitatnya atau berdasarkan dimana letak jenis makanannya berada. Bahkan di
dalam sebuah habitat tunggal, seperti hutan, area ini bisa ditempati oleh
berbagai jenis burung yang bervariasi, dengan beberapa spesies hidup dalam
hutan kanopi, beberapa di bawah kanopi itu sendiri, serta beberapa yang
lainnya dalam dalam hutan itu sendiri. Burung yang hidup di sekitar perairan
umumnya mencari makanan dengan memancing, memakan tanaman, dan
39
membajak makanan hewan lain. Burung pemangsa mengkhususkan diri pada
berburu hewan atau burung lain.
Burung hidup dan berkembangbiak pada sebagian besar habitat darat dan pada
tujuh benua, hingga mencapai koloni ekstrim mereka pada koloni
perkembangbiakan Petrel Salju hingga pada ketinggian 440 kilometer
(270 mil) di pedalaman Antartika. Diversitas tertinggi burung terdapat di
wilayah tropis. Ini juga sudah dipikirkan sebelumnya bahwa keragaman
tertinggi burung adalah hasil dari tingkat spesiasi di daerah tropis,
bagaimanapun studi terbaru menemukan spesiasi tingkat tertinggi di lintang
tinggi yang diimbangi dengan tingkat kepunahan lebih besar daripada di
daerah tropis. Beberapa familia burung telah beradaptasi terhadap kehidupan
baik di lautan dunia dan pada diri mereka, dengan beberapa spesies burung
laut datang ke darat hanya untuk berkembang biak. (Newton, Ian (2003). The
Speciation and Biogeography of Birds. Amsterdam: Academic Press)
6. Ikan
Sebagai aturan umum, ikan harus diberi makan sedikit dan sering - lebih
banyak makanan karena mereka akan makan dalam 2 menit sekitar 2-3 kali
sehari.
Diet
mereka
dapat
divariasikan
dengan
makan
makanan
memperlakukan beberapa kali seminggu, selain untuk makanan mereka yang
biasa.
Pergantian air secara rutin akan mempertahankan kualitas kesehatan ikan, hal
ini dilakukan untuk menghindari penurunan kualitas air yang tercemar oleh
limbah atau kotoran yang dihasilkan oleh ikan tersebut. Pengaturan suhu air,
kadar keasinan dan pencahayaan yang baik akan memberikan kehidupan yang
baik bagi ikan.
Mendesain akuarium bukanlah sesuatu yang dapat dilakukan secara asal, ikan
juga dapat mengalami stress, untuk meminimalisasi hal tersebut, pendesainan
akuarium sangatlah penting. Memberikan banyak ruang untuk ikan
bersembunya akan mengurangi tingkat stress ikan. Akuarium berukuran besar
40
akan lebih baik dalam menjaga kualitas suhu dan air dibandingkan dengan
akuarium kecil.
2.2
Tinjauan Khusus
2.2.1
Analisa Data Survey
A. Fasilitas Utama
Penulis melakukan survey ke 3 klinik yang berbeda, untuk dijadikan data
pembanding yang dapat dijadikan masukkan dalam mendesain fasilitas perawatan
yang mengutamakan perawatan. Sebagai pembanding yang dianggap paling
mendekati dengan kriteria fasilitas, dipilih 3 buah klinik berbeda untuk
diobservasi. Berikut adalah hasil survey tersebut :
1. Klinik hewan Dr. S. Wiradja
Lokasi
: Jl. Gading Elok Timur No. 4, Kelapa Gading Permai, Jakarta
Utara
Profil Perusahaan
Klinik kecil milik Drh. S. Wiradja ini sudah berdiri sejak tahun 1974, namun
pada awalnya beliau hanya membuka praktek kecil, berperan sebagai pemilik
sekaligus dokter yang berkerja di klinik dengan hanya dibantu oleh 1 orang
staf yang bekerja sebagai pembantu paramedis. Namun pada tahun 1985,
praktek kecilnya berubah menjadi sebuah klinik dengan 2 orang dokter yang
berpraktek, termasuk dirinya sendiri, dan 2 orang staf.
Struktur Organisasi
Pemilik Klinik
1
Dokter Umum
2
Staf
Paramedis
2
Gambar 2.1 Struktur Organisasi klinik Drh. S. Wiradja
41
Struktur Organisasi dalam klinik Drh. S. Wiradja bersifat sangat sederhana,
usaha yang dijalankan adalah bisnis pribadi, dimana selain sebagai pemilik
usaha, beliau juga memegang peran sebagai dokter umum. Tidak ada tenaga
respsionis, ataupun divisi yang tercipta dalam klinik ini, pemilik mengatur dan
turut menjalankan kegiatan di klinik tersebut. Total jumlah orang yang bekerja
dalam klinik adalah 4 orang.
Pembagian Ruang dalam Klinik
Klinik ini merupakan klinik kecil yang beroperasi di dalam rumah tinggal.
Pembagian ruangan tidak terlalu banyak, hanya terbagi menjadi 3 bagian
ruang, yaitu ruang tunggu, ruang periksa, dan ruang rawat inap khusus anjing
sehat. Segala aktifitas memeriksa, hingga bedah kecil dilakukan dalam
ruangan yang sama
Penanganan Klinik
Masing-masing klinik memiliki penanganan yang masing-masing berbeda,
tergantung dengan dokter umum yang melakukan praktek dan fasilitas yang
tersedia. Dalam klinik ini, penanganan yang diterima adalah sebagai berikut ;

Pemeriksaan berkala

Vaksinasi

Persalinan

Pengobatan kulit

Bedah kecil
Peralatan Klinik
Beberapa peralatan yang tersedia di dalam klinik ini antara lain ;

Timbangan Hewan

Meja periksa sekaligus meja operasi

Mikroskop

x-ray screen
42

Lemari obat

Peralatan dan perlengkapan Operasi

Perlengkapan rawat inap
Survey Lapangan

Ruang Tunggu
Pada saat penulis melakukan survey lapangan, kebetulan ruang tunggu
pada klinik kecil tersebut dalam keadaan sedang di renovasi. Ruang
tunggu tersebut tidak lain adalah area garasi terbuka yang di alihfungsikan
sebagai ruang tunggu hewan.
Ruang tunggu yang merupakan area terbuka seperti ini sebenarnya cukup
baik jika ditinjau dari segi efisiensi ruang dan kebersihan. Penggunaan
garasi sebagai ruang tunggu ini selain memanfaatkan lahan yang cukup
luas, juga terletak di area terbuka yang memiliki sirkulasi udara yang baik,
sehingga meminimalisasi penghawaan yang buruk.
Gambar 2.2 Wawancara dengan Drh. S. Wiradja area tunggu pasien
(sumber : dokumentasi pribadi)

Ruang Periksa / Ruang bedah
Pada ruangan ini, hanya terdapat sebuah meja periksa yang juga ternyata
dijadikan meja bedah. Pada awalnya, ruang periksa dipisah dengan ruang
43
bedah, namun ketika Drh. S. Wiradja sudah tidak mampu menjalankan
bedah besar lagi, klinik berubah menjadi klinik kecil yang hanya
menangani bedah kecil, yang memang masih ideal dilakukan di atas meja
periksa.
Ruangan terlihat agak berantakkan dengan penumpukkan barang dimanamana, yang sebenarnya menjadi kurang ideal, karena memungkinkan
ruangan tidak sepenuhnya steril, terutama jika sedang berlangsung bedah
kecil.
Gambar 2.3 Ruang Periksa sekaligus ruang bedah
(sumber : dokumentasi pribadi)

Ruang rawat inap
Semenjak Drh. S. Wiradja sudah tidak dapat melangsungkan operasi besar
lagi, ruang rawat inap pun menjadi ruang penitipan khusus anjing dan
kucing sehat.
Khusus ruang rawat inap ini, bagian lantai dan dinding menggunakan
keramik, untuk mempermudah perawatan, terutama dalam proses
pembersihan. Dalam ruangan kecil ini, hanya terdapat 4 buah kandang, 2
kandang ukuran sedang dan 2 kandang ukuran kecil, peralatan kebersihan
seperti ember, kain pel, sapu, dan lemari penyimpanan pasokan makanan.
Ruangan juga sangat sempit dengan ukuran hanya 2x2m, terdapat juga 1
44
buah pendingin ruangan dan exhaust fan yang berguna untuk menjaga
pergantian udara.
Gambar 2.4 Ruang Rawat inap (sumber : dokumentasi pribadi)
Kesimpulan
Dapat dikatakan fasilitas yang tersedia di klinik kecil ini sangatlah terbatas,
terutama dengan sudah pensiunnya Drh. Wiradja, sehingga penanganan pasien
dilakukan 80% oleh dokter Lina yang merupakan isteri beliau. Untuk dapat
dikategorikan sebagai klinik pun, sebenarnya masih kurang memadai, namun
penggunaan kategori klinik nampaknya masih melekat, karena memang
dahulu fasilitas yang terdapat di tempat ini cukup lengkap dan memadai.
Banyak peralatan medis yang dahulu dipakai di tempat ini yang akhirnya
dijual karena sudah tidak terpakai lagi, seperti alat usg, meja bedah besar, alat
rekam jantung, dan berbagai peralatan pendukung operasi besar lainnya.
Dari segi interior, penulis menganggap kurang ideal mengingat kebersihan
adalah aspek utama yang harus dinomor satukan dalam sebuah fasilitas
kesehatan, namun nampaknya dikarenakan klinik ini sudah sangat tua dan
merupakan bangunan pribadi, menjadi kurang diperhatikan.
45
2.
Klinik Drh. Gunawan dan rekan
Lokasi
: Jalan Kelapa Hybrida Raya Blok QG 10/21, Kelapa Gading
Permai, Jakarta Utara
Profil Perusahaan
Pemilik Klinik
1
Dokter Umum
3
Staf
Paramedis
2
2
Gambar 2.5 Struktur Organisasi klinik Drh. Gunawan
Struktur Organisasi dalam klinik Drh. Gunawan juga masih bersifat sangat
sederhana, usaha yang dijalankan adalah bisnis pribadi, dimana selain sebagai
pemilik usaha, beliau juga memegang peran sebagai dokter umum. Tidak ada
tenaga respsionis, ataupun divisi yang tercipta dalam klinik ini, pemilik
mengatur dan turut menjalankan kegiatan di klinik tersebut. Total jumlah
orang yang bekerja dalam klinik adalah 5 orang.
Pembagian Ruang dalam Klinik
Klinik ini merupakan klinik kecil yang berdiri di atas sebuah ruko yang terdiri
dari 3 lantai. Pada lantai pertama pembagian ruangan sangat jelas, yaitu ruang
tunggu, ruang periksa, ruang istirahat dokter jaga, dan toilet serta dapur kecil.
Pada lantai 2, terdapat ruang bedah, ruang pantry besar, kamar ganti, serta
toilet. Pada lantai 3 terdapat ruang rawat inap khusus pemulihan pasca operasi,
ruang cuci kandang, gudang penyimpanan, dan toilet.
46
Penanganan Klinik
Masing-masing klinik memiliki penanganan yang masing-masing berbeda,
tergantung dengan dokter umum yang melakukan praktek dan fasilitas yang
tersedia. Dalam klinik ini, penanganan yang diterima adalah sebagai berikut ;

Pemeriksaan berkala

Vaksinasi

Persalinan

Sterilisasi

Pengobatan kulit

Bedah kecil

Bedah besar

Penanganan tulang
Peralatan Klinik
Beberapa peralatan yang tersedia di dalam klinik ini antara lain ;

Timbangan Hewan

Meja periksa sekaligus meja operasi

Mikroskop

x-ray screen

Lemari obat

Peralatan dan perlengkapan Operasi

Perlengkapan rawat inap

USG

EKG

Monitor Jantung
Survey Lapangan

Ruang Tunggu
47
Ruang tungu yang terdapat di klinik hewan ini cukup kecil dengan
kapasitas 8 orang duduk dengan membawa hewan dalam pangkuan, karena
space yang terlalu kecil ini tidak memungkinkan bagi klien untuk
menuntun anjing mereka terutama dengan ukuran tubuh sedang dan besar.
Untuk klien yang membawa anjing sedang dan besar, kebanyakkan
membiarkan anjingnya menunggu di dalam mobil selagi menunggu nomor
antrian.
Gambar 2.6 Ruang tunggu (sumber : dokumentasi pribadi)

Ruang Periksa
Pada ruangan ini terdapat area kerja dokter, dimana dokter dapat menulis
resep, melakukan anamnesa, dan menerima tamu. Suasana ruangan bersih,
rapih. Penggunaan keramik berwarna putih, cat dinding putih, dan plafon
putih, membuat ruangan terlihat sangat steril.
48
Gambar 2.7 Ruang Periksa (sumber : dokumentasi pribadi)

Ruang bedah
Ruangan ini cukup kompleks dengan pengadaan alat-alat pendukung
lainnya yang memenuhi standar operasi. Suasana ruangan rapi, bersih,
terang, dan terkesan steril.
Gambar 2.8 Ruang Bedah (sumber : dokumentasi pribadi)
49

Ruang rawat inap
Ruang rawat inap pada klinik ini hanya menerima kondisi hewan yang
sedang
dalam
masa
pemulihan
paska
operasi,
sehingga
tidak
membutuhkan ruang isolasi khusus untuk hewan-hewan dengan penyakit
menular. Pada ruangan ini terdapat 16 kandang hewan ukuran kecil dan 3
kandang
hewan
ukuran
sedang.
Penghawaan
dalam
ruangan
memanfaatkan pendingin ruangan pada siang hingga sore hari, namun dari
sore hingga pagi hari, memanfaatkan penghawaan alami dari ventilasi
besar yg terletak di ujung ruangan, yang menghadap langsung ke jalanan
besar.
Gambar 2.9 Ruang Rawat inap (sumber : dokumentasi pribadi)

Ruang Istirahat Dokter Jaga
Karena terdapat ruang rawat inap, maka harus ada fasilitas ruang istirahat
bagi dokter yang menjaga kondisi pasien selama 24 jam. Ruangan ini
cukup kecil dengan ukuran kurang lebih 2,5x2m dengan fasilitas tempat
tidur single dan meja kerja di dalamnya.
50
Gambar 2.10 Ruang istirahat dokter (sumber : dokumentasi pribadi)

Ruang pantry
Di klinik ini terdapat ruang pantry yang berfunsi sebagai tempat bersantai
dan makan para staf yang bekerja di dalam klinik tersebut. Material di
pantry didominasi oleh kayu. Suasana pantry lebih terlihst seperti dapur
rumahan dengan cat tembok putih, yang dirasakan cukup nyaman.
51
Gambar 2.11 Ruang pantry (sumber : dokumentasi pribadi)
Kesimpulan
Fasilitas yang terdapat di klinik ini cukup memenuhi standarisasi yang
ditentukan oleh Menteri Pertanian dalam usaha jasa pelayanan kategori klinik.
Klinik ini memiliki standar yang cukup baik dalam hal kebersihan dan
prosedur penaganan hewan dilihat dari fasilitas yang tersedia. Pelayanan yang
ditawarkan pun cukup memadai dan lengkap didukung dengan 3 orang dokter
umum yang masing-masing memiliki ketertarikan dalam bidang yang masingmasing berbeda.
Walaupun klinik ini masih tergolong klinik kecil, namun lokasi klinik yang
berada di jalan besar merupakan poin tambahan yang menjadi keuntungan dari
segi usaha. Dari segi interior, klinik ini memilih dominan warna putih untuk
menonjolkan kesan bersih, rapi, dan steril. Penggunaan lantai keramik di
seluruh ruangan bertujuan untuk memudahkan staf dalam menjaga kebersihan
klinik.
52
3. Klinik Vita Pet
Lokasi
: Jln. Pluit Raya 200 No. 8-8a, Pluit, Jakarta Utara
Profil Perusahaan
Perusahaan yang dimiliki oleh Ibu Fanny dan suaminya ini diawali dengan
kecintaannya terhadap kucing, dimana beliau menginginkan terciptanya suatu
fasilitas yang memadai terutama dalam bidang bagi para pecinta anjing dan
kucing.
Konsep klinik :
Kami menggunakan keterampilan kita sebagai profesional hewan, pemilik
hewan peliharaan, dan pendidik untuk menyeimbangkan keinginan dan
sumber daya klien manusia dengan kebutuhan pasien satwa kita. Melalui
perawatan pribadi, kita ingin mendidik klien kami sehingga mereka dapat
berhasil menavigasi dunia menarik dan terus berkembang dari perawatan
hewan. Kami memahami tidak semua pilihan perawatan yang tersedia adalah
sesuai untuk setiap pasien. Pemilik dan tim perawatan akan membantu
menciptakan
keseimbangan
yang
tepat
untuk
setiap
pasien.
Visi:
Menjadi klinik hewan yang menyediakan jasa konsultasi dan perawatan
intensif dokter hewan, profesional dan pelayanan maksimum didasarkan pada
kesiapan sumber daya manusia yang ada.
Misi:
Memberikan prioritas untuk menciptakan penyembuhan hidup, kenyamanan
dan kesejahteraan hewan yang lebih baik dan kebahagiaan bagi pemiliknya.

Lengkap Fasilitas

Layanan di bawah satu atap

Kerjasama

Memberi dan Menerima dengan senyum

Transparan / Terbuka di Penjelasan Medis

Kreatif dan Inovatif
53
Struktur Organisasi
Administrasi
2
Manager
1
Front Office
Poliklinik
2
Staff
Pemilik Klinik
Dokter Umum
11
Staf
Paramedis
4
Staf Umum
2
3
Staff
Gambar 2.12 Struktur Organisasi klinik Vita Pet
Struktur Organisasi dalam klinik Vita pet sudahlah sangat kompleks, dimana
terdapat pembagian divisi yang jelas. Dalam jumlah staf, seperti dokter
praktek yang berjumlah 11 orang juga mempertegas bahwa klinik ini bukanlah
klinik kecil.
Pembagian Ruang dalam Klinik
Klinik ini merupakan bangunan ruko 3 lantai yang cukup besar yang terletak
di pinggir jalan besar. Pada lantai 1, terdapat ruang tunggu, ruang administrasi,
ruang periksa yang disebut poliklinik, dan ruang operasi. Pada lantai 2,
terdapat ruang radiologi, ruang laboratorium, dan ruangan rawat inap isolasi.
Pada lantai 3 terdapat ruang rawat inap penyakit menular dan tidak menular.
Penanganan Klinik
54
Masing-masing klinik memiliki penanganan yang masing-masing berbeda,
tergantung dengan dokter umum yang melakukan praktek dan fasilitas yang
tersedia. Dalam klinik ini, penanganan yang diterima adalah sebagai berikut ;

Pemeriksaan berkala

Vaksinasi

Persalinan

Sterilisasi

Pengobatan kulit

Penanganan tulang

Bedah kecil

Bedah besar

Pemeriksaan darah

Rontgen

pemasangan micro chip

delivery service

antar jemput hewan
Peralatan Klinik
Beberapa peralatan yang tersedia di dalam klinik ini antara lain ;

Timbangan Hewan

Meja periksa sekaligus meja operasi

Mikroskop

x-ray screen

Lemari obat

Peralatan dan perlengkapan Operasi

Perlengkapan rawat inap

USG

EKG

Monitor Jantung

x-ray
55

incubator

mesin pensteril ruangan
Survey Lapangan

Ruang Tunggu
Ruang tunggu di klinik ini cukup luas dengan ukuran kurang lebih 7x5m
yang dapat menampung 16 klien dengan hewan peliharaan yang dipangku,
bahkan luasnya ruangan juga memungkinkan klien untuk menuntun hewan
mereka untuk berjalan di dalam ruangan tersebut.
Gambar 2.13 Ruang tunggu (sumber : dokumentasi pribadi)

Ruang Periksa
Pada ruang periksa ini suasana yang dihasilkan adalah nyaman, tenang,
dan hangat. Warna cokelat keramik, menghantarkan suasana hangat ke
dalam ruangan yang didominasi oleh cat tembok dan plafon yang
berwarna putih yang memiliki suasana dingin.
56
Gambar 2.14 Ruang Periksa (sumber : dokumentasi pribadi)

Ruang bedah
Ruangan ini cukup kompleks dengan pengadaan alat-alat pendukung
lainnya yang memenuhi standar operasi. Suasana ruangan rapi, bersih,
terang, dan terkesan steril.
Gambar 2.15 Ruang Bedah (sumber : dokumentasi pribadi)
57

Ruang rawat inap penyakit tidak menular
Ruang rawat inap pada klinik ini dibagi menjadi ruang rawat inap penyakit
menular dan tidak menular. Penghawaan dalam ruangan rawat inap
penyakit tidak menular memanfaatkan pendingin ruangan pada siang
hingga sore hari, namun dari sore hingga pagi hari, memanfaatkan
penghawaan alami dari ventilasi besar yg terletak di ujung ruangan, yang
menghadap langsung ke jalanan besar.
Gambar 2.16 Ruang Rawat inap penyakit tidak menular
(sumber : dokumentasi pribadi)

Ruang rawat inap penyakit menular
Untuk ruang rawat inap penyakit menular, ruangan tertutup dan terisolasi,
hanya terdapat pendingin ruangan dan exhaust fan, tidak terdapat jendela
yang bias
dibuka,
namun
memanfaatkan
cahaya
alami
dengan
menggunakan kaca pada area dinding yang menghadap keluar. Suasana
ruang rawat inap penyakit menular jauh berbeda dengan ruang rawat inap
biasa, dikarenakan banyak aspek yang harus diperhatikan, seperti sirkulasi
udara, sterilisasi ruangan, dan penggunaan disinfektan.
58
Gambar 2.17 Ruang Rawat inap penyakit menular
(sumber : dokumentasi pribadi)

Ruang isolasi
Pada ruang isolasi ini terdapat mesin inkubator yang berfungsi menjaga
stabilitas kesehatan hewan yang mengalami kondisi yang cukup
mengkhawatirkan.
Gambar 2.18 Ruang isolasi (sumber : dokumentasi pribadi)

Laboratorium
Pada
klinik
ini,terdapat
fasilitas
laboratorium,
sehingga
layanan
pemeriksaan pasien dapat lebih kompleks dan efektif, dengan adanya lab
penelitian di dalam fasilitas penunjang klinik.
59
Gambar 2.19 Ruang laboratorium (sumber : dokumentasi pribadi)

Ruang radiologi
Di klinik ini terdapat ruang radiologi, dimana dapat dilakukan
pengecekkan terhadap pasien dengan mesin usg, ekg, dan x-ray. Ruangan
terkesan sangat bersih, terang, dan steril. Penerapan dominan interior
warna putih dan mayoritas mesin radiologi yang bernuansa putih membuat
ruangan terkesan dingin, namun diimbangi dengan penggunaan keramik
dengan warna cokelat yang memberikan kesan hangat.
Gambar 2.20 Ruang radiologi (sumber : dokumentasi pribadi)
60
Kesimpulan
Fasilitas yang terdapat di dalam klinik ini dapat dikatakan sudah sangat
memenuhi syarat. Semua peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk
menunjang operasional klinik sangat lengkap. Banyaknya tenaga dokter dan
variasi penanganan masalah, membuat klinik ini menjadi fasilitas perawatan
yang sangat ideal untuk para pasiennya. Tidak perlu untuk pergi ke rumah
sakit, karena hampir seluruh penanganan standar maupun luar biasa dapat
ditangani di sini.
Dapat dilihat dari segi interior, ruangan yang bersifat publik seperti ruang
tunggu, didesain dengan warna yang didominasi oleh putih dan merah yang
menjadi warna yang identik dengan pelayanan medis, namun disini warna
merah lebih ditonjolkan menjadi tema ruangan. Pada ruang periksa, tema
warna ruangan adalah oranye yang juga merupakan warna yang cerah, namun
pada bagian-bagian ruangan yang lebih privat seperti praktek bedah, rawat
inap, dan ruangan radiologi, menonjolkan warna putih untuk memberi kesan
bersih dan steril pada ruangan.
Kesan yang penulis dapatkan ketika melakukan survey ke klinik Vita pet
adalah, suasana yang terasa menyenangkan, dikarenakan perpaduan warna
cerah yang diaplikasikan pada ruang-ruang publik, terutama ruang tunggu,
sehingga meminimalisasi tingkat kebosanan klien yang menunggu nomor
antrian, dan juga klinik ini ingin memberikan kesan yang berbeda dari sebuah
image klinik kesehatan.
Dalam segi pelayanan, ketiga klinik tersebut hanya menerima hewan kucing
dan anjing untuk fasilitas rawat inap, selain karena dianggap paling mudah
ditangani, kedua jenis hewan tersebut adalah hewan yang paling banyak
dipelihara. Sedangkan untuk fasilitas pemeriksaan, ketiga klinik tersebut
menerima segala jenis hewan peliharaan, asalkan memenuhi aturan keamanan,
seperti hewan-hewan eksotik dan hewan-hewan buas harus didampingi oleh
pawang atau orang yang memiliki keahlian khusus dalam mengendalikan
perilaku hewan-hewan tersebut. Walaupun hewan-hewan tersebut diharuskan
61
juga dalam keadaan bius atau tidak sadar, namun hal tersebut untuk mencegah
hal-hal yang tidak diinginkan.
Fasilitas yang rata-rata dimiliki oleh ketiga klinik hewan tersebut adalah
sebagai berikut ;
-
Ruang pemeriksaan
-
Ruang operasi
-
Ruang rawat inap intensif
-
Radiologi
-
Toko suplai makanan dan obat-obatan
-
Ruang tunggu
Untuk menciptakan sebuah fasilitas pusat perawatan, tentunya selain
kebutuhan medis, juga harus ada fasilitas penunjang yang juga menjadi
kebutuhan dasar hewan peliharaan, sehingga Pusat perawatan benar-benar
menjadi suatu pusat dimana hewan peliharaan tidak hanya dirawat secara
medis, namun juga dapat menikmati perawatan lainnya seperti terapi dan
kecantikan.
62
B. Fasilitas Penunjang
Untuk menunjang fasilitas Pet Care Center, penulis melakukan observasi ke
beberapa fasilitas khusus hewan yang berbeda ;
1. Salon Hewan
Lokasi
: Pluit Village, Pluit, Jakarta Utara
Profil
Salon hewan Star yang terletak di dalam komplek ruko mall Pluit Village ini,
berdiri dari tahun 2010, dan bergerak di bidang retail dan jasa.
Struktur Organisasi
Pemilik
1
Kasir
1
Staf Grooming
2
Gambar 2.21 Struktur Organisasi salon hewan Star
Struktur organisasi sangat sederhana, pemilik juga berperan sebagai supervisi
toko yang mengawasi kegiatan dalam salon ini. Staf yang bekerja hanya 3
orang yaitu 1 orang kasir dan 2 orang staf salon. Karena usaha ini merupakan
usaha kecil, maka jumlah staf yang hanya 3 orang ini dinilai cukup oleh
pemilik usaha.
Pembagian Ruang dalam Salon
Bagian depan salon menjual beberapa produk kebutuhan salon seperti sampo,
bedak, dan perfum. Pada bagian dalam, langsung terdapat area kecil seluas
kurang lebih 4x3m yang terbagi menjadi area grooming basah dan area
grooming kering.
63
Penanganan Salon
Salon ini menangani perawatan kecantikan berupa ;

Memandikan standar

Memandikan untuk pengobatan kulit

Pemotongan rambut

Pemotongan kuku

Membersihkan telinga, mata, dan mulut

Memodifikasi rambut

Pengecatan rambut
Peralatan Salon
Beberapa peralatan yang tersedia di dalam salon ini antara lain ;

Meja grooming kering

Meja grooming basah

Blower

Lemari penyimpanan

Peralatan dan perlengkapan salon

kandang ukuran kecil untuk hewan yang masuk waiting list
Survey Lapangan

Grooming kering
Area grooming kering menangani penanganan yang tidak menggunakan
air..
64
Gambar 2.22 Area grooming kering (sumber : dokumentasi pribadi)

Grooming basah
Area ini menangani penanganan menggunakan air yang membutuhkan
ruangan yang tertutup, agar air tidak dapat mengalir keluar.
Gambar 2.23 Area grooming basah (sumber : dokumentasi pribadi)
65

Storage
Peletakkan peralatan salon diletakan dalam rak bertingkat yang
memudahkan bagi staf grooming untuk menambil dan mencari peralatan
yang dibutuhkan.
Gambar 2.24 Storage (sumber : dokumentasi pribadi)
2. Penitipan Hewan
Lokasi
: Kemandoran no. 8, Palmerah, Jakarta Barat
Profil Perusahaan
St. Queena merupakan tempat penitipan khusus hewan yang berdiri pada
Febuari 2009. Perusahaan ini bergerak di bidang jasa yang melayani berbagai
jenis hewan terutama anjing dan kucing.
Struktur Organisasi
Struktur organisasi St. Queena sangat sederhana, mengingat bahwa
perusahaan ini bersifat milik pribadi. Dengan jumlah staf 5 orang, 1 orang
bagian administrasi dan pembayaran, 2 orang yang bertugas merawat hewan
yang dititipkan, 1 orang sebagai pelatih, dan 1 orang sebagai staf grooming.
66
Pemilik
1
Administrasi
1
Staf
4
Gambar 2.25 Struktur Organisasi St. Queena
Pembagian Ruang dalam Penitipan
Penitipan ini hanya terdiri dari 1 lantai, namun lahannya sangatlah luas, 50%
lahan adalah outdoor, dan sisanya indoor yang merupakan area penginapan
dan ruang kantor sederhana yang di dalamnya terdapat dapur, kamar mandi,
dan kamar tidur staf jaga.
Penanganan Penitipan
Penitipan ini menangani pelayanan berupa ;

Penginapan hewan sehat

Pelatihan

Pemberian makan secara teratur

Grooming

Siaga dokter 24 jam
Peralatan Penitipan
Beberapa peralatan yang tersedia di dalam penitipan ini antara lain ;

Kandang ukuran S, M, L

Tali kekang
67

papan berjalan untuk pelatihan

Meja grooming kering

Lemari penyimpanan stok makananan

Lemari penyimpanan peralatan

Peralatan dan perlengkapan salon
Survey Lapangan

Penginapan
Area grooming kering menangani penanganan yang tidak menggunakan
air..
Gambar 2.26 Penginapan (sumber : dokumentasi pribadi)

Grooming kering
Area grooming kering menangani penanganan yang tidak menggunakan
air.
68
Gambar 2.27 Area grooming kering (sumber : dokumentasi pribadi)

Kolam renang
Terdapat fasilitas kolam renang yang berfungsi sebagai sarana rekreasi
anjing dan juga sebagai sarana pelatihan.
Gambar 2.28 Kolam renang (sumber : dokumentasi pribadi)

Lapangan
Terdapat lahan luas yang dijadikan lapangan rumput sebagai sarana
rekreasi anjing dan juga sebagai sarana pelatihan.
69
Gambar 2.29 Lapangan (sumber : dokumentasi pribadi)

Kantor
Terdapat sebuah rumah yang dijadikan kantor, di sini tempat pemilik
menerima tamu, tempat para staf bersantai dan beristirahat, makan, dan
tidur jika mendapat giliran jaga.
Gambar 2.30 Kantor (sumber : dokumentasi pribadi)
70
3. Toko
Lokasi
: Mall of Indonesia lantai 2, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Profil Perusahaan
Zoo pet shop merupakan satu-satunya toko yang menyediakan kebutuhan
peralatan dan perlengkapan serta pakan bagi hewan di dalam Mall of
Indonesia. Toko ini sudah buka sejak tahun 2009, dan bergerak di bidang
retail. Tidak hanya menjual peralatan dan pakan, namun toko ini juga menjual
hewan peliharaan di dalamnya.
Struktur Organisasi
Pemilik
1
Kasir
1
SPG/SPB
2
Gambar 2.31 Struktur Organisasi Zoo Pet Shop
Struktur organisasi perusahaan ini sangat sederhana karena meupakan bisnis
pribadi dan ruang lingkupnya sangat kecil.
Pembagian Segmen
Di toko ini, pengklasifikasian barang yang dijual cukup jelas, antara lain ;

Aksesori

Peralatan mandi

Camilan

Makanan

Carrier

Hewan

Kandang
71
Survey Lapangan

Display toko
Toko ini memilih kaca transparan untuk dijadikan pembatas tokonya
dengan area mall. Material kaca transparan menarik perhatian para
pengunjung mall yang lalu lalang di depan toko tersebut, karena pada area
display utama, memajang hewan-hewan yang dijual.
Gambar 2.32 Display toko (sumber : dokumentasi pribadi)

Segmen Aksesori
Pada segmen ini, memajang berbagai aksesori untuk hewan peliharaan.
72
Gambar 2.33 Segmen Aksesori (sumber : dokumentasi pribadi)

Segmen Peralatan Mandi
Pada segmen ini, dipajang segala produk keperluan mandi hewan.
Gambar 2.34 Segmen Peralatan Mandi (sumber : dokumentasi pribadi)
73

Segmen Hewan
Pada segmen ini, dipajang hewan-hewan yang dijual di toko ini.
Gambar 2.35 Segmen Hewan (sumber : dokumentasi pribadi)

Segmen Makanan
Pada segmen ini dipajang jenis-jenis makanan yang dijual di toko ini.
Gambar 2.36 Segmen makanan (sumber : dokumentasi pribadi)

Segmen Peralatan
Pada segmen ini dipajang berbagai peralatan makan dan minum yang
dijual di toko ini.
74
Gambar 2.37 Segmen peralatan (sumber : dokumentasi pribadi)

Segmen Mainan
Pada segmen ini dipajang berbagai jenis mainan khusus hewan.
Gambar 2.38 Segmen mainan (sumber : dokumentasi pribadi)
75
2.2.2
Kajian Permasalahan Khusus
A. Kajian Material
1. Lantai
Material penutup lantai dengan karakteristiknya ;

Kayu Solid
Lantai kayu sampai sekarang masih menjadi bahan yang popular untuk
rumah tinggal karena nilai estetika yang tinggi, kesan yang alami serta
kemampuannya untuk memberikan kehangatan di dalam ruang. Kayu yang
fleksibel dapat memberikan suasana elegan, klasik, modern maupun
kontemporer.

Marmer
Lantai marmer sangat kuat dan tidak getas cocok untuk menahan beban
yang berat. Marmer bersifat dingin sehingga dapat menyejukan suhu di
dalam ruangan. Tampilannya pun sangat mewah dengan beragam motif
dan corak. Namum perawatannya lebih sulit dibandingkan jenis lantai
lainnya.

Keramik
Keramik adalah jenis penutup lantai yang paling popular digunakan di
Indonesia. Hal ini disebabkan karena harganya yang sangat variatif. Motif
warna dan ukuran keramik pun sangat beragam dari motif marmer, polos,
serat kayu dan masih banyak lagi. Penggunaanya pun tidak hanya untuk
lantai, dinding pun tampak lebih indah jika dilapisi keramik. Tapi harus
diperhatikan karena kekuatan keramik dinding pasti lebih kecil dari
keramik lantai yang menahan beban.

Vinyl
Lantai ini sangat praktis untuk mengubah tampilan ruangan. Dibagian
bawahnya terdapat lem yang mudah direkatkan pada lapisan plesteran atau
lantai keramik. Pemasangannya sangat mudah sehingga bisa dilakukan
sendiri. Perawatannyapun sangat mudah. Hampir sama dengan lantai
keramik. Material ini sangat kuat, tahan api dan air sehingga banyak juga
digunakan di bangunan-bangunan publik.
76

Linoleum
Linoleum adalah solusi penutup lantai yang bukan hanya mudah
pemasangannya, namun juga relatif murah. Selain itu, linoleum juga
disebut-sebut terbuat dari bahan alami yang bisa diperbarui seperti jute,
pigment, rasin, linseed oil, limestone, serta woodfloor. Ada tiga jenis
produk linoleum yang bisa dijadikan pilihan yaitu, marmoleum dengan
warna dan corak alami, artoleum dengan corak kayu, dan walton dengan
corak bertekstur. Semua jenis linoleum ini mudah dibersihkan dan dirawat.
Material ini sangat awet, tahan air, api, gesekkan, dan mudah
perawatannya, sehingga banyak digunakan pada area-area public yang
turut mendukung gerakan go green.

Karpet
Lantai karpet dapat dibagi menjadi 2 jenis. Yang pertama adalah karpet
satuan yang biasa dipakai sebagai aksen pemanis ruangan. Motif dan
warnanya sangat beragam dengan bahan baku yang beragam pula.
Ukurannya pun barmacam-macam dengan bentuk kotak, persegi ataupun
lingkaran. Jenis kedua adalah karpet yang secara permanen ditempel pada
lantai seluruh ruangan. Lantai jenis ini hanya cocok dipakai di daerah
subtropis atau ruangan yang memakai pendingin ruangan (AC). Jenis
lantai ini sering ditemui di kantor atau kamar hotel. Kelebihannya adalah
munculnya kesan hangat dan proses pemasangannya yang mudah.

Parket Sintetis
Selain yang berbahan dasar kayu solid, parket (parquet) juga bisa terbuat
dari material sintetis seperti particle board ataupun MDF. Parket jenis ini
umumnya lebih terjangkau dibanding parket berbahan dasar kayu solid.
Jika anda menginginkan rumah dengan suasana yang hangat namun
dengan budget yang terbatas, maka jenis parket berbahan sintetis ini
adalah pilihan terbaik bagi anda

Rubber Tiles
Bermotif polos dan
marmer dengan penggunaan untuk area dengan
tingkat lalu lalang yang sedang hingga tinggi, biasa digunakan pada rumah
sakit, sekolah, kantor.
77
(Jenis-jenis
material
lantai.
diakses
20
Desember
2012
dari
www.architectaria.com)
2. Dinding
Dalam pemilihan material dinding, agar dapat tercipta suasana yang
diinginkan, sebaiknya memperhatikan poin-poin berikut ini ;

Cat
Memiliki berbagai nuansa dan kesan, tergantung dengan pemilihan dan
perpaduan warna yang digunakan dalam finishing, cenderung murah dan
mudah dalam pengaplikasian.

Kayu
Memiliki memberikan kesan alami dan kehangatan di dalam ruang. Kayu
yang fleksibel dapat memberikan suasana elegan, klasik, modern maupun
kontemporer.

Metal
Memiliki kesan dingin dan futuristik, permukaan yang mudah dibersihkan,
namun dalam segi harga, merupakan material yang cukup mahal.

Batu Alam
Memberikan kesan dingin, sejuk, dan alami, cocok untuk tema ruangan
yang menonjolkan sisi elegan dan mewah.

Wallpaper
Merupakan alternatif finishing yang sangat digemari, karena motifnya
yang sangat beragam, dan memungkinkan untuk diganti secara berkala
karena pengaplikasianny yang mudah, dari segi harga pun bervariasi,
sehingga dapat dinikmati oleh segala kalangan.

Fiber Glass
Mempunyai sifat yang tahan retak, getaran, benturan, panas, dingin, air,
dan tidak berkilau pada sinar lembut. Material ini memberikan kesan
ruangan yang luas, bersih, dan modern.
78

Gelas
Mempunyai sifat tahan terhadap cuaca, air, lembab, namun tidak tahan
terhadap getaran, dan tembus oleh cahaya. Memberikan kesan ruangan
yang luas, bersih, dan terang.

Keramik
Memberikan kesan bersih, mudah dibersihkan, dapat dipadu padankan
yang dapat menciptakan desain yang unik.
3. Plafon
Walaupun letak plafon berada di bagian atas ruangan, mungkin terkadang
tidak terlalu menjadi perhatian, namun pemilihan finishing yang tidak
tepat, akan dapat sangat mengganggu suasana yang tercipta di dalamnya.
Di bawah ini beberapa alternatif finishing pada plafon berupa tabel ;
Tabel 2.10 Efek Material Plafon Dalam Interior
(Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip Desain Interior. Laksmiwati, Triandi.
CV. Rama M.G. Jakarta, 1998 )
79
B. Kajian Warna
Dalam peralatan optis, warna bisa pula berarti interpretasi otak terhadap campuran
tiga warna primer cahaya: merah, hijau, biru yang digabungkan dalam komposisi
tertentu. Misalnya pencampuran 100% merah, 0% hijau, dan 100% biru akan
menghasilkan interpretasi warna magenta.
Setiap warna mampu memberikan kesan dan identitas tertentu sesuai kondisi
sosial pengamatnya. Misalnya warna putih akan memberi kesan suci dan dingin di
daerah Barat karena berasosiasi dengan salju. Sementara di kebanyakan negara
Timur warna putih memberi kesan kematian dan sangat menakutkan karena
berasosiasi dengan kain kafan (meskipun secara teoritis sebenarnya putih
bukanlah warna).
Warna dikelompokkan menjadi beberapa sifat, sebagi berikut ;
1. Warna netral, adalah warna-warna yang tidak lagi memiliki kemurnian warna
atau dengan kata lain bukan merupakan warna primer maupun sekunder.
Warna ini merupakan campuran ketiga komponen warna sekaligus, tetapi
tidak dalam komposisi tepat sama.
2. Warna kontras atau komplementer, adalah warna yang berkesan berlawanan
satu dengan lainnya. Warna kontras bisa didapatkan dari warna yang
berseberangan (memotong titik tengah segitiga) terdiri atas warna primer dan
warna sekunder. Tetapi tidak menutup kemungkinan pula membentuk kontras
warna dengan menolah nilai ataupun kemurnian warna. Contoh warna kontras
adalah merah dengan hijau, kuning dengan ungu dan biru dengan jingga.
3. Warna panas, adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di
dalam lingkaran warna mulai dari merah hingga kuning. Warna ini menjadi
simbol, riang, semangat, marah dsb. Warna panas mengesankan jarak yang
dekat.
4. Warna dingin, adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di
dalam lingkaran warna mulai dari hijau hingga ungu. Warna ini menjadi
simbol kelembutan, sejuk, nyaman dsb. Warna dingin mengesankan jarak
yang jauh.
80
Setiap warna memiliki potensi untuk memberikan efek yang positif maupun
negatif pada seseorang. Penggunaan warna berkaitan dengan kondisi psikologis
seseorang akan mempengaruhi tubuh, pikiran, emosi dan keseimbangan dari
ketiganya dalam diri manusia. Berikut ini adalah beberapa contoh pengaruh warna
terhadap manusia :
1. Warna merah merupakan warna yang cukup dominan. Penggunaan warna ini
pada suatu objek seringkali membuat objek tersebut tampak lebih dekat dari
sebenarnya, sehingga mata kita cenderung lebih cepat mengidentifikasi warna
merah dalam suatu ruangan. Warna merah memiliki pengaruh besar pada
mood pria, karena warna ini menciptakan reaksi yang emosional. Selain itu,
warna merah juga banyak mempengaruhi manusia secara fisik seperti
meningkatkan tekanan darah, denyut nadi, dan laju pernafasan, warna ini juga
sering dimanfaatkan sebagai terapi pengobatan, contohnya dalam pengobatan
penyakit anemia, tekanan darah rendah atau penyakit kulit . Walaupun dapat
memberikan
suasana
hangat
dalam
ruangan,
warna
ini
cenderung
meningkatkan agresivitas seseorang.
2. Warna biru memberikan efek yang cenderung menenangkan. Warna ini
seringkali diasosiasikan dengan warna langit atau lautan, juga dianggap
sebagai warna favorit dunia karena efeknya yang membawa perasaan damai.
Warna biru pekat akan menstimulasi pemikiran yang jernih, sementara warna
biru muda akan membantu meningkatkan konsentrasi. Warna ini sangat baik
dipakai untuk mengatasi sakit tenggorokan, asma ataupun migren.
Di sisi lain, penggunaan warna biru pada ruangan secara berlebihan dapat
menimbulkan kesan dingin dan tidak bersahabat, bahkan terkadang membawa
perasaan sedih atau depresi.
3. Warna kuning menimbulkan perasaan ceria dan optimis. Warna ini banyak
mempengaruhi manusia secara mental dan emosional. Penggunaan warna ini
secara tepat dalam ruangan, menimbulkan kesan bersahabat dan seringkali
membantu meningkatkan kreativitas seseorang. Warna ini sangat cocok
dipakai untuk menetralkan rasa gugup, karena cenderung meningkatkan rasa
81
percaya diri seseorang. Walaupun demikian, penggunaan warna kuning
hendaknya dikombinasikan dengan warna – warna lain, karena memiliki
kecenderungan untuk memancing terjadinya perdebatan.
4. Warna hijau membawa kesan yang menyegarkan karena diasosiasikan dengan
alam dan tumbuhan. Warna hijau memberikan rasa aman, juga keseimbangan
dan harmoni. Warna ini cocok digunakan dalam ruangan peristirahatan karena
membawa perasaan damai dan ketenangan. selain itu, warna ini juga dipercaya
dapat memperbaiki pengelihatan seseorang. Namun demikian, terlalu banyak
warna hijau dalam suatu ruangan dapat menimbulkan kebosanan.
5. Warna oranye merupakan hasil pencampuran warna merah dan kuning.
Dengan adanya kombinasi dua warna tersebut, warna oranye mempengaruhi
manusia baik secara fisik maupun mental. Warna oranye dapat meningkatkan
nafsu makan dan memberikan kenyamanan, sehingga sangat cocok digunakan
di ruang makan atau ruang keluarga. Selain itu, warna ini membawa perasaan
hangat dan menyenangkan. Dalam terapi pengobatan, warna oranye dipakai
untuk mengatasi kelainan ginjal atau paru – paru, juga mengobati bronkhitis.
Dampak negatif dari penggunaan warna ini secara berlebihan adalah
menyebabkan berkurangnya tingkat keseriusan dalam belajar atau bekerja.
6. Warna hitam memberikan kesan yang glamor dan elegan. Selain itu, warna ini
juga menciptakan suasana yang cenderung serius dalam suatu ruangan. Warna
hitam juga sering dipakai untuk menekan nafsu makan yang berlebihan,
misalnya dengan cara melapisi meja dengan taplak berwarna hitam. Dalam
konotasi yang negatif, warna ini menimbulkan ketakutan akan gelap atau
perasaan tidak aman.
7. Warna putih melambangkan kemurnian atau kesucian. Warna ini banyak
digunakan di rumah sakit karena memberikan kesan higienis dan steril. Secara
visual, penggunaan warna ini pada suatu ruangan akan memberikan ilusi
bahwa ruangan tersebut lebih tinggi daripada yang sebenarnya. Penggunaan
warna putih secara berlebihan cenderung memberi kesan tidak ramah.
82
8. Warna merah muda merupakan hasil pencampuran warna merah dan putih.
Warna ini melambangkan sifat yang feminim dan memberikan kesan santai.
Namun faktanya, warna ini juga seringkali membuat orang merasa lesu dan
kurang bersemangat. Dampak negatif dari warna merah muda ini sering
dimanfaatkan dalam bidang olahraga. Dalam sebuah pertandingan, seringkali
warna merah muda digunakan dalam ruang ganti lawan dengan tujuan untuk
menekan semangat dari tim lawan.
9. Warna cokelat terdiri dari warna merah, kuning dan hitam. Sama seperti warna
hitam, cokelat juga menimbulkan kesan yang serius, tetapi warna cokelat lebih
menonjolkan sisi lembut dan kehangatan.
10. Warna ungu memberikan kesan mewah dan seringkali dikaitkan dengan
kerohanian. Warna ini juga dapat mendorong manusia untuk melakukan
perenungan atau meditasi. Selain itu, warna ini juga sering digunakan untuk
meningkatkan rasa percaya diri seseorang dan mengurangi rasa putus asa.
( Pile, John.1997. Color in Interior Design. McGraw-Hill Profesional)
C. Kajian Pola
1. Garis

Lurus
-
Vertikal
: kekuatan, keagungan, kejantanan, keresmian,
meninggikan ruang
-
Horizontal
: tenang, rileks, informal, melebarkan ruang
-
Diagonal
: dinamis, aktif, menimbulkan kesan gerak
83
-

Tak beraturan
: keanekaan
Lengkung
-
Lingkar penuh
: riang gembira
-
Huruf S
: halus, manis, menarik perhatian, tidak terlalu
dinamis
(Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip Desain Interior. Laksmiwati, Triandi. CV.
Rama M.G. Jakarta, 1998 )
2. Bentuk

Lurus
: Segiempat, kubus

Bersudut
: Segitiga, piramida

Lengkung
: Lingkaran, bola, silinder, kerucut
Terlalu banyak pengulangan bentuk, akan menciptakan suasana ruangan yang
membosankan.
(Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip Desain Interior. Laksmiwati, Triandi. CV.
Rama M.G. Jakarta, 1998 )
84
D. Kajian Penghawaan
1. Ventilasi Silang
Pengaturan udara ruangan di daerah tropis berfungsi untuk memperbaiki
iklim ruangan. Udara yang bergerak menghasilkan penyegaran terbaik,
karena dengan penyegaran yang baik terjadi proses penguapan, yang
berarti penurunan temperatur pada kulit. Udara lembab yang tidak jenuh
menyentuh tubuh, kelembapan kulit (keringat) berkurang, dan tubuh
merasa pendinginan.Mengingat kelembapan udara (uadara luar, atau udara
di dalam ruangan karena berkumpulnya manusia) dapat di kombinasi
dengan penambahan kecepatan udara. Pendinginan tidak dapat di lakukan
bila, dalam kasus ekstrim, kelembapan udara hampir mencapai
100%.pendinginan melalui pengudaraan hanya dapat dilakukan bila
temperatur udara lebih rendah dari temperatur kulit (35-36oC).
Ventilasi silang yang didasarkan pada perbedaan panas hampir tidak
menghasilkan sesuatupun, karena kecilnya perbedaan temperatur di daerah
iklim hangat – lembab. Sebaliknya, perbedaan tekanan bisa sangat besar,
tergantung pada kecepatan angin, sehingga kemungkinan mendapatkan
ventilasi silang dengan cara ini akan dibahas lebih terperinci berikut ini.
Tujuan perencanaan adalah mendapatkan aliran udara yang tepat untuk
ruangan serta pengontrolannya.Ada berbagai
kemungkinan, tetapi
kesulitannya terutama terletak pada kenyataan bahwa udara yang bergerak
tidak mudah berubah arah dan mencari jalan terpendek antara lobang
masuk dan keluar.
Yang penting untuk pengarahan udara adalah lubang masuknya dan
kondisi-kondisi tekanan udara pada dinding luar.Misalnya, letak jendela
yang tidak menguntungkan bisa sangat mengganggu aliran udara di dalam
ruangan.
85
Setiap sistem pengudaraan juga harus berfungsi pada periode angin keras,
karena itu selama musim hujan yang dingin, dimana angin keras ini sering
timbul, pengudaraan ini harus dapat ditahan tanpa kehilangan fungsinya.
Syarat untuk ventilasi silang yang baik adalah angin mencapai bangunan
dengan arah yang menguntungkan.
2. Vegatasi
Seperti banyak faktor lainnya, vegetasi juga dapat menghsilakan pengaruh
berbeda terhadap iklim-mikro pada daerah kering dan daerah lembab.Apa
yang cocok untuk suatu daerah belum tentu sesuai untuk daerah lain. Di
daerah kering, vegetasi lebat dapat menahan angin pamas dan debu yang
tidak diinginkan dan penguapan daun menambah kelembaban udara
sehingga temperatur akan turun. Sebaiknya di daerah lembab diinginkan
adanya gerakan udara maksimum, dan semak dan pepohonan dapat
menghambat gerakan udara. Pertamanan yang terencana baik dapat :

Mempengaruhi arah dan kekuatan angin.

Menyimpan air,

Menurunkan temperatur,

Menyamakan
perbedaan
temperatur,
Sehingga
menghasilkan
sumbangan yang tidak kecil bagi pengudaraan dengan cara alamiah.
Dengan rumput dan tanaman kecil saja, udara yang bergerak diatasnya
dapat didinginkan.
3. Cara Buatan
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, efektifitas pengudaraan alamiah
untuk sebuah bangunan tergantung pada :

Letak dan besarnya.

Jenis bangunan-bangunan di sekitarnya.

Penempatan lubang masuk dan keluar udara.
86
Terutama
untuk
bangunan
besar,
persyaratan
untuk
efektifitas
pengudaraan alamiah sering tidak tersedia, sehingga harus digunakan
peralatan mekanis.Dengan sistem pengudaraan mekanis seperti ini dapat
tercipta kondisi pengaliran udara yang stabil di dalam ruangan, jalan udara
menjadi lebih jelas, dan lobang masuk serta keluar udara dapat ditentukan,
dan
lebih
kecil
dibandingkan
lobang-lobang
pada
pengudaraan
alamiah.Tetapi pada umumnya ventilasi silang yang bekerja kurang
intensif, masih lebih baik dibandingkan pengudaraan buatan, yang sering
tidak berfungsi karena kurang perawatan dan suku cadang.
Kipas angin yang diletakkan di meja atau langit-langit merupakan alat
paling sederhanan untuk menghasilkan gerakan udara yang nyaman.Tetapi
kipas angin di langit-langit sebaiknya diatas 3 m. Tetapi efisiensinya tidak
terlalu tinggi, karena disini tidak terjadi pertukaran udara, melainkan
hanya perputaran saja. Kipas yang dipasang pada dinding luar masih lebih
baik. Untuk ruangan yang lebih kecil, kipas aksial sudah cukup, asalkan
saluran udara tidak diperlukan. Jika yang besar demikian halnya, maka
dianjurkan untuk memakai kipas radial. Tahanan pipa yang besar bahkan
dapat diatasi tanpa kebisingan, dan hembusannya pada lobang keluar
selalu konstan, bahkan pada tekanan angin yang kuat.
Penyejuk udara mekanis tidak boleh digunakan untuk mengatasi beban
panas yang timbul akibat perencanaan yang salah. Pengoperasian instalasi
seperti ini mahal, peralatan dibebani terlalu berat dan mudah mengalami
kerusakan.Karena itu aturan dasarnya adalah perencanaan yang sesuai
dengan iklim.Semua jenis penyejuk udara mekanis hanya berfungsi
sebagai penunjang.
(Sistem Penghawaan. (2008), diakses pada tanggal 28 November 2012
dari www.wordpress.com/Sistem Penghawan )
87
E. Kajian Akustik
Beberapa material yang dapat digunakan untuk meredam suara yang muncul
dari dalam maupun luar ruangan ;
1. Gipsum
Material ini cukup baik dalam meredam suara, selain ramah lingkungan,
pemasangan dan perawatannya pun tergolong mudah. Selain itu, material
ini memberikan kesan minimalis pada ruangan.
2. Plywood
Material ini terkenal cukup murah dan cukup baik untuk meredam suara,
namun dalam zat perekatnya mengandung formalin, zat yang sangat
berbahaya bagi lingkungan.
3. Parket
Material kayu cukup baik dalam meredam suara, perawatannya pun sangat
mudah, namun kekurangannya adalah langkanya kayu yang menyebabkan
penggunaan material ini tanpa penanggulangan jangka panjang, dapat
menyebabkan kerusakkan lingkungan.
4. Karpet
Material ini meredam suara dengan baik, selain itu ruangan terasa nyaman
karena permukaan material ini sangat empuk dan sangat fungsional.
Namun perawatannya sulit dan sangat rentan terhadap perkembangan
bakteri dan kutu di sela-sela permukaannya.
5. Kain
Material ini sangat baik dalam meredam suara dan dapat dikreasikan
dengan menggabungkan berbagai material dan motif yang berbeda.
Namun perawatannya sulit dan mudah berdebu.
F. Kajian Pencahayaan
Dalam sistem pencahayaan, terdapat beberapa jenis pencahayaan yang dapat
digunakan sesuai dengan kegunaan masing-masing aktifitas, beberapa jenis
tersebut adalah ;
1. Ambient lighting, yaitu pencahayaan seluruh ruang. Secara teknis ambient
lighting artinya total sinar yang datang dari semua arah, untuk seluruh
88
ruang. Sebuah lampu diletakkan di tengah-tengah ruang hanya salah satu
bagian dari ambient lighting. Tetapi bila ada sinar yang datang dari semua
tepi plafon, misalnya, terciptalah ambient lighting. Dalam membuat
ambient lighting, sinar haruslah cukup fleksibel untuk berbagai situasi atau
peristiwa yang mungkin terjadi di ruangan. Tidak mungkin ruang makan
selalu romatis.
2. Local lighting, atau pencahayaan lokal. Pencahayaan jenis ini ditujukan
untuk aktivitas sehari-hari. Misalnya: membaca, belajar, memasak,
berdandan dan sebagainya. Pencahayaan dimaksud untuk membuat mata
tidak cepat lelah.
3. Accent lighting, atau pencahayaan yang berfungsi sebagai aksen. Selain
contoh di atas, pencahayaan jenis ini bisa dipakai sudut tertentu, barang
tertentu menjadi menonjol. Pencahayaan seperti ini dapat membimbing
pengunjung untuk melihat suatu barang atau koleksi tertentu.
4. Natural lighting, alias sinar matahari bahkan cahaya bulan. Bila di desain
sejak awal, pemanfaatan cahaya matahari juga dapat membuat ruangan
menjadi terang.
(diakses
pada
tanggal
5
Februari
2013,
http://www.scribd.com/doc/19801045/B17-PENCAHAYAAN)
89
Download