BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan Hewan Peliharaan Pusat perawatan hewan peliharaan merupakan sebuah fasilitas kesehatan khusus hewan peliharaan. Tujuan utama adanya fasilitas seperti ini tentunya untuk memajukan standarisasi kesehatan hewan peliharaan, didukung dengan adanya tenaga medis dan tenaga ahli yang menangani perawatan secara langsung. Pengadaan fasilitas kesehatan inipun menjadi hal yang semakin penting untuk dikembangkan, seiring semakin meningkatnya peminat hobi memelihara hewan peliharaan. Munculnya fasilitas-fasilitas kesehatan khusus hewan tentu berhubungan dengan perkembangan ilmu kedokteran hewan di Indonesia. Diawali dengan tingginya intensitas hubungan manusia dengan hewan yang dirasakan saling menguntungkan, akhirnya menimbulkan hubungan keterikatan yang cukup kuat. Kebutuhan akan fasilisasi kesehatan bagi hewan pun sudah menjadi kebutuhan dasar utama yang menunjang kualitas kehidupan bagi hewan. Berbeda dengan fasilitas kesehatan untuk manusia, fasilitas kesehatan untuk hewan terlebih dahulu di awali dengan adanya klinik, yang merupakan tempat praktek gabungan para dokter hewan. Hingga akhirnya dirasakan klinik lebih condong memberikan pelayanan kepada hewan peliharaan dikarenakan lokasi yang kurang strategis dan luas area yang cenderung kecil, maka munculah rumah sakit hewan, untuk menangani hewan dari berbagai jenis, seperti hewan ternak, hewan langka, dan juga termasuk hewan peliharaan. Munculnya praktek-praktek dokter hewan yang bersifat swasta pun sangat menjamur, terutama dengan tingginya permintaan akan jasa dari profesi tersebut. Hingga akhirnya munculah sebuah badan yang mewadahi komunitas dokter- 7 dokter hewan di Indonesia yang mengatur dan menjadi badan pelindung bagi komunitas dokter hewan, yang muncul dengan nama PDHI (Persatuan Dokter Hewan Indonesia). A. Persyaratan Usaha Pelayanan Jasa Medik Veteriner di Indonesia Dalam mendirikan sebuah fasilitas seperti pusat perawatan hewan peliharaan, ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan mengenai prakteknya di Indonesia. Peraturan ini dibuat oleh Menteri Pertanian dalam rangka menjaga standarisasi minimum fasilitas kesehatan khusus hewan. 1. Persyaratan Umum Dalam usaha pelayanan jasa medik veteriner terdapat beberapa persyaratan umum yang telah ditentukan oleh Menteri Pertanian Indonesia (Fakultas Kedokteran Hewan Pelayanan Medis Universitas Brawijaya. (2012). Manual Prosedur Klinik Hewan, Malang), persyaratan tersebut adalah sebagai berikut : • • Memiliki surat-surat perizinan Memiliki tempat praktek yang sekurang-kurangnya harus dilengkapi dengan ; - papan nama dengan mencantumkan bentuk usaha pelayanan jasa medik veteriner, alamat yang jelas, serta dengan ukuran yang memadai - tempat untuk menunggu klien dan pasien yang memadai - ruang kerja untuk meletakkan meja periksa, uji sederhana, peralatan medik, serta peralatan untuk menangani limbah pelayanan kesehatan hewan - sistem penerangan dan sirkulasi udara yang memadai sesuai dengan kapasitas - sumber air bersih, sistem drainase, sistem penanganan limbah, sistem keamanan untuk menjamin kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan 8 • sistem komunikasi Memiliki fasilitas pelayanan medik veteriner yang sekurang-kurangnya harus terdiri dari ; - peralatan untuk mengendalikan hewan - peralatan untuk mendiagnosa secara klinis - peralatan penunjang diagnose laboratorium (secara sederhana) - peralatan pengobatan dan penyimpanan - peralatan untuk administrasi kantor dan rekam medis - peralatan untuk keselamatan petugas - peralatan untuk menangani limbah pelayanan kesehatan hewan • Memiliki dokter hewan praktek, sekurang-kurangnya harus ; Jelas kompetensi dan kedudukannya dalam manajemen usaha pelayanan jasa medik veteriner tersebut - Memiliki kontrak penyeliaan dengan tenaga kesehatan hewan yang menjadi tanggung jawabnya terhadap tindakan medik veteriner yang boleh dilakukannya - Mengetahui haknya dan melaksanakan kewajibannya dalam pelayanan jasa medik veteriner sebagai bahan integral dari sistem kesehatan hewan nasional - Siap bekerja sama berdasarkan hubungan etikal keprofesionalan dengan sesama kolega lainnya dalam mengembangkan ciri profesi belajar sepanjang hayat, mewujudkan pelayanan prima jasa medik veteriner serta berpartisipasi aktif dalam pembinaan praktek dokter hewan - Memiliki rujukan operasional yang baku, rujukan pustaka, dan rujukan laboratorium dalam menentukan diagnosa dan prognosa. 9 • Memiliki dokter hewan praktek sebagai penanggung jawab usaaha pelayanan jasa medik veteriner. • Menggunakan obat hewan dalam pelayanan medik veterineer yang terdaftar kecuali yang diberikan izin khusus dari instansi yang berwenang • Ruangan-ruangan yang khususnya digunakan untuk menangani pasien haruslah mudah disucihamakan dan memenuhi standar kesehatan dan keselamatan kerja 2. Persyaratan Khusus Dalam persyaratan khusus, pendirian usaha klinik hewan memiliki standarisasi sebagai berikut ; • Usaha klinik hewan harus memenuhi persyaratan umum yang telah ditetapkan • Memiliki izin usaha klinik hewan dari Bupati/Walikota • Memiliki kode etik klinik hewan internal dalam memberikan pelayanan jasa medik veteriner secara prima • Masing-masing tenaga medik veteriner memiliki izin praktik dari Bupati/Walikota • Memiliki kandang untuk observasi atau kandang rawat inap 3. Persyaratan Minimal untuk Fasilitas Kategori Klinik Hewan Persyaratan fasilitas yang harus tersedia dalam klinik hewan adalah sebagai berikut ; - Ruang Pelayanan o Ruang tunggu o Ruang periksa 10 o Ruang tindakan o Ruang rawat inap o Ruang preperasi o Ruang observasi o Ruang operasi - Ruang penunjang o Ruang cuci alat dan kain operasi o Ruang perpustakaan o Ruang obat o Ruang rapat dokter - Alat medis o Thermometer o USG o Stetoscope o EKG o Mikroskop o X-Ray o Tabung oksigen - Alat penunjang praktek o Meja konsultasi o Lampu operasi o Meja periksa o X-Ray Viewer o Lemari obat o Tiang infus o Timbangan bayi o Baskom o Timbangan hewan o Lemari es o Meja operasi o Rekaman medis - stainless steel o Kontainer stainless steel o Kidney tray o Papan nama Penunjang X-Ray 11 o Perizinan nuklir o Interventional Radiology lamp o Meja x-ray o Kaset ukuran S, M, L o Alat pelindung (apron, sarung tangan, pelindung leher) o Exhaust fan - - Layanan jasa laboratorium o Parasitologi o Kimia darah o Haematologi o Urinalisis Peralatan Laboratorium o Mikroskop binocular o Alat urinalisis o Alat periksa darah - Kelengkapan alat bedah o Autocalve o Meja bedah elektrik o Kain operasi S dan L o Meja anastesi o Baju bedah S, M, L o Tromol o Meja alat bedah - besar dan kecil Obat-obatan wajib o Vaksin o Antiseptik o Antibiotik o Obat oral o Alkohol o dan obat-obatan penunjang lainnya 12 - Jasa Pelayanan o Konsultasi dan terapi o Pemeriksaan laboratorium o Vaksinasi o USG o Operasi minor o X-Ray o Operasi mayor o Gawat Darurat o Rawat inap dan isolasi (sumber :. Peraturan Menteri Pertanian No.2. (2009). Pedoman Pelayanan Jasa Medik Veteriner) B. Definisi dan Pihak-Pihak yang Terkait Di dalam praktek sebuah fasilitas kesehatan khusus hewan, banyak pihak yang menjadi penunjang berjalannya aktifitas tersebut, masing-masing pihak memiliki tugas dan jabatannya masing-masing, (Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya. (2012). Manual Prosedur Pelayanan Medis Klinik Hewan, Malang), seperti yang dijelaskan di bawah ini ; 1. Pelayanan klinik hewan adalah pelayanan jasa medik veteriner yang meliputi pelayanan medis, grooming, bedah, dan penitipan hewan. 2. Masyarakat pemilik hewan peliharaan (klien) adalah seseorang yang membutuhkan pelayanan klinik tersebut. 3. Hewan peliharaan (pasien) adalah hewan mamalia kecil (anjing dan kucing), hewan eksotik, dan unggas, yang memerlukan pelayanan klinik tersebut. 4. Bagian pelayanan medis adalah bagian dari klinik hewan pendidikan yang bertugas sebagai pelaksana pelayanan jasa medik veteriner, yang terdiri atas dokter jaga dan tenaga teknis. 13 5. Dokter jaga adalah dokter hewan yang ditugaskan oleh Ketua Program di klinik hewan yang bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan kepada klien dan pasien yang membutuhkan jasa medik veteriner. 6. Tenaga teknis adalah tenaga kerja fungsional yang berdasarkan keahliannya bertugas untuk melaksanakan urusan kesehatan hewan di bawah penyeliaan dokter jaga, khususnya dalam membantu tindakan medik veteriner. 7. Administrasi dan keuangan adalah seorang tenaga fungsional yang bertugas mengurus segala kepentingan, pengarsipan, administrasi, dan pencatatan keuangan. 8. Grooming adalah kegiatan merawat kebersihan dan kerapihan bagian tubuh tertentu anjing atau kucing meliputi meyisir rambut, memotong kuku, membersihkan mata, telinga, serta memandikan. 9. Pelayanan penitipan adalah kegiatan merawat hewan yang diinapkan di klinik hewan seijin dari pemilik, dalam keadaan sehat (rawat sehat), maupun dalam keadaan sakit yang memerlukan perawatan intensif dari tenaga medis (opname). 10. Pelayanan bedah adalah kegiatan menginvestigasi atau melakukian tindakan pada pasien dalam kondisi patologis, meliputi bedah minor dan bedah mayor. (Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya. (2012). Manual Prosedur Pelayanan Medis Klinik Hewan, Malang) C. Persyaratan Perencanaan Ruang Medis Khusus Hewan Fasilitas penelitian khusus hewan menyajikan berbagai macam tantangan dalam perencanaannya. Kisaran tantangan meliputi perbedaan persyaratan lingkungan oleh spesies dan zona bangunan, serta arsitektur untuk fleksibilitas ruang yang dapat menampung berbagai spesies dari waktu ke waktu. 14 1. Kandang Hewan dan Ruang Penitipan Umumnya, setiap wilayah di mana hewan yang ditahan selama lebih dari 24 jam diperlakukan sebagai daerah penitipan. Daerah penitipan biasanya terletak di zona bebas patogen dari fasilitas hewan. Namun, ada kasus di mana kandang konvensional diperlukan untuk hewan “kotor” seperti ruang karantina atau wilayah fasilitas yang ditunjuk untuk penelitian menggunakan non-SPF atau hewan “kotor”. Dalam upaya untuk meningkatkan fleksibilitas fasilitas ini, adalah penting untuk merencanakan untuk kedua penggunaan spesies diantisipasi dan potensi dan rak dan jenis kandang. Perumahan hewan atau sistem kandang yang dipilih adalah salah satu elemen yang paling penting untuk dipertimbangkan dalam proses perencanaan. Area penitipan harus meminimalkan variabel eksperimental, dan memberikan isolasi dari variasi suhu dan kelembaban yang luas, getaran, dan sumber kebisingan. Sistem kandang harus menyediakan ruang yang cukup untuk memungkinkan kebebasan bergerak dan penyesuaian postural normal, lingkungan yang nyaman, dan sebuah kandang dengan akses mudah ke makanan, air, dan ventilasi. Sistem kandang juga harus memenuhi kebutuhan biologis hewan (misalnya, pemeliharaan suhu tubuh, eliminasi limbah, dan reproduksi). Semua ruangan harus dirancang untuk mudah dibersihkan dan meminimalkan kemungkinan bertumbuhnya jamur. • Hewan Kecil Hewan kecil termasuk tikus, hamster, guinea pig, reptil, ikan, dan burung. Setiap spesies akan memiliki kandang yang berbeda dan persyaratan lingkungan. Setiap spesies harus diletakkan dalam ruangan yang berbeda, terutama dalam pemisahan hewan yang sehat dan hewan sakit yang membutuhkan ruang isolasi. Setiap ruangan harus terdapat washtafel dengan air panas dan dingin yang berguna untuk para staf saat sedang melakukan penanganan dalam ruangan, untuk menjaga kebersihan. 15 Suhu air, kualitas, pH, tingkat kekerasan, dan salinitas harus disesuaikan dengan spesies akuatik tertentu dan harus diawasi secara ketat untuk menghindari dampak buruk pada populasi. Penting untuk diingat bahwa dalam rangka untuk menjaga suhu air yang diinginkan, suhu kamar mungkin tidak ideal bagi mereka yang harus bekerja di dalam ruangan. Material dalam ruangan harus tahan air dan anti selip • Hewan Sedang Kelinci dan kucing jatuh dalam kategori antara hewan kecil dan besar. Mereka dianggap hewan besar karena kebutuhan mereka untuk operasi besar-hewan mengikuti pedoman klasifikasi ukuran hewan berdasarkan berat dan besaran tubuh. Kelinci biasanya ditempatkan satu per kandang. Rak kelinci yang dirancang khusus untuk menahan kandang kelinci. Sebuah rak yang khas mampu menampung enam sampai delapan kandang kelinci. Kandang yang lebih besar digunakan untuk berkembang biak. Untuk kelinci beratnya mencapai 4 kg, kelinci masing-masing membutuhkan 0,28 m2 luas lantai. Untuk kelinci dengan berat lebih dari 4 kg, kelinci masing-masing membutuhkan 0,37 m2 luas lantai. Kandang kelinci dan kucing mengandung panci limbah yang harus sering diganti (mungkin tiga kali per minggu). Dinding dan lantai permukaan harus sangat tahan lama dan dibersihkan di tempat karena penggosokkan sering diperlukan untuk menghilangkan urin. • Hewan Besar Dalam kasus beberapa hewan besar, terutama primata bukan manusia, pertimbangan harus diberikan untuk menyediakan cahaya alami, daerah latihan yang memadai, kelompok perumahan, sarana untuk komunikasi hewan, dan area bermain yang lengkap dengan mainan, game, dan televisi. 16 Karena hewan besar mungkin berisik, mereka harus ditempatkan jauh dari daerah yang lebih tenang, seperti kamar jenis hewan kecil, ruang administrasi, dan laboratorium penelitian. Setiap kandang harus menyediakan baik untuk botol atau sistem penyiraman otomatis. Anjing termasuk dalam kategori hewan besar, hewan ini berisik dan berantakan, sehingga material untuk meredam suara dan tahan lama merupakan pertimbangan penting dalam proses desain. Siram saluran air yang diperlukan. Hewan ini rata-rata memiliki sifat yang aktif, sehingga butuh aktifitas di luar ruangan secara rutin untuk menyalurkan energinya. Anjing harus dapat melihat anjing lain dan gerakan lainnya, sehingga partisi dapat dari berbagai rantai-link. Pertimbangan harus diberikan untuk menyediakan elemen desain yang memfasilitasi sosialisasi hewan. 2. Ruang Isolasi Ruang isolasi sangat berguna untuk mengkarantina hewan yang sakit, memberikan tingkat keamanan tambahan, dan mengurangi bau dan alergen. Dalam perancangan ruang isolasi yang harus diperhatikan adalah sirkulasi udara keluar dan masuk. Pada ruang isolasi, pencahayaan buatan sangatlah penting. Oleh karena itu, pertimbangan harus diberikan untuk menetapkan lampu neon vertikal untuk dipasang di sudut-sudut bilik di samping lampu langit-langit. Ruangan isolasi sebaiknya dibuat tertutup tanpa jendela untuk meminimalisasi kontaminasi ke luar ruangan dan menjaga suhu serta ruangan tetap dalam keadaan steril, serta menghindari kebisingan dari luar ruangan. Material dalam ruang isolasi harus bersifat tahan lama dan mudah dibersihkan, permukaan harus tahan air, tahan benturan, dan anti selip. 17 Tinggi 2 Nama Ruang Area (m ) Kebutuhan Equipment/Furniture LangitLangit (mm) Ruang Hewan (kandang hewan Jumlah dan spesies Kandang jeruji, rak alat pel, tong 3000 hewan serta system rak makanan, tong substrate alas kandang, kecil), tikus putih, menentukan luas tikus, hamsters, ruangan. ruang untuk troli dan kounter marmut, dan kelinci Ruang Hewan Jumlah dan spesies Kandang, area bergerak dan area (Kandang mempengaruhi luas bersosialisasi. Tempat mencuci tangan konvensional untuk ruangan dan area bekerja harus berada diluar hewan besar), 3000 ruangan hewan. kucing dan anjing Ruang Isolasi 22.68 Atap penghisap bau, counter, tempat 3000 cuci tangan, meja periksa, kulkas, cabinet dinding dan cabinet dibawah counter Tabel 2. 1 Perencanaan Ruang Kandang Hewan 3. Diagnostik / Laboratorium Patologi • Diagnostik / Laboratorium Patologi Layanan laboratorium diagnostic adalah fasilitas penunjang dalam klinik yang berguna untuk memfasilitasi diagnosis status kesehatan hewan. Ruang akan dilengkapi dengan wastafel terpisahkan, kulkas, meja downdraft, dan kerja kasus. Harus ada outlet listrik yang memadai untuk menangani potongan meja yang kecil serta potongan yang lebih besar seperti inkubator, sentrifugal, atau counter sintilasi. • Nekropsi / Perfusi Area ini menyediakan ruang untuk memeriksa hewan meninggal atau melakukan prosedur terminal. Idealnya terletak baik dekat laboratorium patologi diagnostik atau rute sirkulasi yang digunakan untuk limbah keluar fasilitas. 18 Tinggi Nama Ruang Area Kebutuhan Equipment/Furniture 2 (m ) LangitLangit (mm) Laboratorium 12.96 Counter (stainless steel, pinggiran yang dinaikkan dengan 3000 Diagnosa tempat cuci tangan), kulkas atau ruang pendingin, freezer, tempat penyimpanan silinder gas, meja kerja, atap penghisap bau dan BSC Ruang 11.88 Meja kerja necropsy, counter, tempat cuci tangan, cabinet 3000 Necropsy dinding, kulkas, freezer, kotak cahaya dan alat penyalur gas (gas scavenger) Tabel 2. 2 Perencanaan Ruang Diagnostik/Laboratorium Patologi 4. Ruang Operasi Hewan Bidang fungsional untuk operasi harus mencakup area support bedah (misalnya, penyimpanan, persiapan instrumen), loker, dan ruang kebersihan, daerah persiapan hewan, sebuah preparasi area bedah (yaitu, wilayah scrub, loker / kamar ganti, kamar kecil), ruang operasi, dan pemulihan pascaoperasi / daerah perawatan intensif. Perawatan intensif / ruang masa pemulihan harus ditempatkan dekat dengan kamar bedah. Ruang bedah harus terletak jauh dari lalu lintas tinggi koridor dan potensi sumber kontaminasi seperti area pencucian kandang, dan penyimpanan limbah. Idealnya, fasilitas toilet juga harus disediakan sebagai bagian integral dari ruang bedah. Ruang bedah harus memiliki sistem interkom terhubung ke semua kamar bedah lainnya. Idealnya, ruang bedah harus menjadi area yang terisolasi dengan terkontrol / terbatas hanya untuk orang-orang yang berkepentingan. Kelangsungan operasi untuk hewan kecil dapat dilakukan di kamar prosedur atau di kamar operasi. • Locker Room: Area ini merupakan ruang bagi personil bedah untuk bersiap-siap sebelum dan setelah operasi. Loker harus disediakan untuk penyimpanan barang-barang pribadi. Pertimbangan harus 19 diberikan untuk merencanakan lemari petugas kebersihan, wastafel dan ruang toilet di daerah ini. • Kamar Scrub: Kamar ini menyediakan ruang bagi personil bedah untuk membersihkan sebelum dan setelah operasi dan harus memiliki akses langsung ke ruang operasi bedah. Ini akan dilengkapi dengan wastafel scrub dan dispenser scrub sekali pakai. Idealnya, daerah scrub harus menjadi daerah terisolasi, tidak digunakan sebagai sebuah jalan untuk hewan atau pasokan. • Kamar Preparasi Bedah: Area ini merupakan ruang untuk memegang dan menyiapkan subjek hewan untuk operasi. Ruangan harus memiliki dua pintu untuk menyediakan satu arah lalu lintas ke daerah bedah dari area sirkulasi / perumahan umum ke daerah bedah. Ini harus memiliki akses langsung ke ruang operasi / kamar. Ruang persiapan akan dilengkapi dengan meja prosedur, lemari penyimpanan, meja stainless steel. Sebuah meja downdraft dan meja persiapan basah mungkin diperlukan. Pada setiap prosedur meja / lokasi di ruang persiapan, harus ada vakum, anestesi limbah garis gas pemulung, dan garis dikompresi gas medis (misalnya, oksigen, medis kelas udara, nitrogen, dll). Harus ada ruang untuk kulkas dan unit anestesi portabel. • Ruang Operasi: Area ini merupakan ruang untuk prosedur bedah pada hewan. Dalam rangka mempertahankan lingkungan yang steril, pertimbangan harus diberikan ke sistem kunci pintu yang akan mengunci pintu ruang operasi dari luar jika pintu kamar yang berdekatan terbuka. Compressed gas medis (misalnya, oksigen, medis kelas udara, nitrogen, dll), unit limbah gas anestesi pemulung, dan garis vakum harus diberikan. Lampu bedah overhead dan kotak lampu ganda untuk melihat x-ray yang disarankan. Ruang operasi adalah peralatan intensif dan membutuhkan outlet listrik tambahan untuk mendukung kebutuhan peralatan fixed dan mobile. Semua kamar operasi harus memiliki akses yang mudah ke ruang persiapan dan meulihan dan berisi jendela melihat ke koridor area ruang operasi. 20 • Kamar Pemulihan: Area ini merupakan ruang untuk hewan pulih dari operasi dan efek anestesi. Ruang pemulihan / bilik harus dirancang untuk memenuhi persyaratan besar hewan perawatan pemulihan intensif atau pasca operasi. Setiap kamar harus dirancang untuk menyediakan lingkungan yang terkendali (misalnya, oksigen ketegangan, kelembaban, temperatur, dll) atau kandang tunggal atau rak tingkat, tergantung pada spesies yang akan ditampung. Idealnya, kamar harus memiliki dua pintu untuk menyediakan salah satu arah gerakan dari kamar bedah dan keluar ke sirkulasi umum untuk mengembalikan hewan ke unit perumahan. Ruang atau bilik harus dilengkapi dengan benchtop, wastafel, dan jalur oksigen, serta kulkas dan area penyimpanan obat. Sebuah kotak akses terkontrol obat harus disediakan. Meja ruang harus disediakan untuk peralatan komputer pemantauan dan daerah charting. • Pasokan Bedah dan Bedah Kamar Kerja: Ruangan ini merupakan ruang untuk persediaan bedah dan ruang kerja. Ini harus memiliki akses langsung ke ruang operasi dan koridor sirkulasi umum. Ini akan dilengkapi dengan lemari penyimpanan, wastafel, dan harus disterilisasi. Reverse-osmosis atau air deionisasi mungkin diperlukan untuk peralatan instrumen mencuci. Uap bersih diperlukan untuk sterilisasi. Perancang harus mengevaluasi kebutuhan sterilisasi gas, panas, dan uap di dalam fasilitas. Nama Ruang Ruang persiapan 2 Area (m ) 11.20 operasi hewan Equipment/Furniture and Requirements Meja prosedur, lemari cabinet, counter, Ceiling Height (mm) 3000 tempat cuci tangan dengan cabinet dinding, jalur gas sentral, kulkas dan tempat penyimpan zat-zat kimia Ruang operasi 18.80 Meja operasi, mesin anastesi portable, 3000 meja instrument, unit listrik terisolasi, lampu operasi, dispenser gas medical, alat penyalur gas, iluminator x-ray, 21 peralatan monitoring special dan papan tulis Ruang 8.75 pembersihan dan Tempat cuci tangan dokter, lemari kecil 2400 dan kabinet ganti pakaian operasi Ruang Loker 0.56 Loker ukuran penuh dan tempat duduk 2400 panjang Toilet Ukuran sesuai WC, lavatory dengan kaca dan peralatan peraturan per 2400 toilet lain yang sesuai jalur plumbing Ruang supply dan 13.50 peralatan operasi Lemari penyimpan, tempat cuci tangan, 2400 bak cuci peralatan operasi, sterilizer dan meja\ Ruang perawatan 11.20 Kandang atau rak, counter dengan setelah operasi tempat cuci tangan, jalur oksigen (ruang medical-grade, cabinet dinding, kulkas penyembuhan) dan tempat penyimpanan tanki gas 2400 Tabel 2.3 Perencanaan Ruang Operasi 5. Farmasi Sebuah wilayah farmasi harus disediakan di sekitar ruang prosedur dan suite bedah, tetapi tidak harus berada dalam ruang bedah. Ini harus mengandung tingkat keamanan yang sesuai di samping lemari besi obat dan kotak akses kontrol obat. Ruangan ini harus dilengkapi dengan perlengkapan meja dan kursi kerja, wastafel, dan kulkas. Lemari penyimpanan harus disediakan untuk obat dan penyimpanan pasokan. Baris data harus disediakan di daerah untuk pengendalian persediaan. 22 Space Name Farmasi Area (m2) 11.20 Ceiling Equipment/Furniture and Requirements Height (mm) Lemari obat, kotak penyimpan obat berbahaya, 2 400 kulkas, meja bekerja dengan binder dan filing Ruang 14.00 penyimpanan Kabinet terkunci, Sistem penyimpanan berisi 2 400 banyak yang mudah dipindahkan Farmasi Tabel 2.4 Perencanaan Ruang Farmasi 6. Ruang Radiografik Ruang radiografi terdiri dari kamar gelap, ruang kontrol, dan ruang radiografi. Ini harus nyaman untuk ruang bedah dan dapat diakses oleh bagian lain dari fasilitas hewan. Hal ini umum untuk fasilitas membutuhkan lebih dari satu ukuran x-ray unit tergantung pada kebutuhan penelitian. Perancang harus menetapkan persyaratan fasilitas dan desain ruang sesuai. Peralatan x-ray, subjek hewan, dan pintu masuk harus terlihat dari ruang kontrol. Keselamatan radiasi harus berkonsultasi untuk setiap persyaratan perisai khusus. • Kamar gelap: kamar gelap ini merupakan ruang untuk membaca film x-ray. Ruangan harus dilengkapi dengan pintu lightproof dan tanda peringatan. Sebuah interlock elektronik harus disediakan untuk mencegah lampu merah dari pintu pencahayaan dan masuk dari pembukaan sementara bin film terbuka. Pintu masuk ke kamar gelap dan tata letak internal kamar gelap harus memberikan akses kepada individu penyandang cacat. Berdasarkan beberapa layout fasilitas, kamar gelap beberapa dapat disediakan dalam ruang dukungan fasilitas hewan. • Kamar radiografik: kamar ini menyediakan ruang untuk melakukan x-ray prosedur pada subyek hewan. Penyimpanan mungkin diperlukan untuk arsip film dan peralatan pencitraan portabel seperti mesin USG. Menyediakan akses data melalui kotak interlocking untuk transfer film 23 antara ruang radiografi dan kamar gelap. Kebutuhan daya khusus untuk setiap mesin harus diperhitungkan dalam desain distribusi tenaga listrik. Beberapa meja ruang harus disediakan. Persyaratan khusus dari unit yang akan dipasang di daerah harus ditentukan oleh perancang. • Booth kontrol: ruangan ini merupakan ruang perlindungan bagi personil untuk mengontrol unit Xray dan terletak di ruang radiografi. Radiasi NIH Cabang Keselamatan harus meninjau dan menyetujui semua dokumen desain dan memeriksa semua konstruksi relatif terhadap peralatan radiografi. Space Area Name (m2) Ceiling Equipment/Furniture and Requirements Height (mm) Ruang gelap 5.76 Pengolah film otomatis, tempat cuci tangan, meja film dan 3000 tempat menaruh film, counter atas dan iluminator film yang terpasang di dinding. Harus dapat dicapai oleh orang yang cacat Ruang Radiografi 22.95 Radiografi dan unit x-ray fluoroscopic dengan meja, 3000 iluminator film yang terpasang di dinding dan cabinet dinding Ruang 11.00 Alat cesium irradiator, kursi lab, soket koneksi jaringan dan 3000 Irradiator meja kerja Tabel 2.5 Perencanaan Ruang Radiografik 6. Dekontaminasi dan Penerimaan Ruang ini digunakan untuk dekontaminasi wadah yang baru menerima hewan dan bahan tiba sehingga dapat mengurangi perpindahan hama atau kontaminasi dari luar fasilitas. Sebuah saluran besar dan selang akan diperlukan untuk ruang ini jika bahan kimia akan didekontaminasi. Ruang harus terletak antara dermaga pemuatan hewan dan karantina. Ini harus dilengkapi dengan wastafel, tiriskan, selang, meja, dan benchtop. Penyimpanan yang memadai harus disediakan untuk limbah dan peralatan bersih. 24 • Lokasi karantina: hewan masuk dapat dikarantina sebelum memasuki daerah isolasi. Ruang karantina harus ditempatkan dekat dengan menerima dan cagewash tersebut. Ini harus memiliki wastafel, bangku kerja dan rak, dan lampu meja. Sebuah laboratorium diagnostik kecil dengan peralatan laboratorium lainnya mungkin diperlukan di dekat ruang karantina. • Ruang depan (Vestibules): ruang depan harus ditempatkan sesuai kebutuhan untuk mencegah kontaminasi dari luar maupun dari area isolasi, untuk meminimalisasi suara dan memperketat keamanan. Ruang depan mungkin tepat apabila berada pada titik masuk ke fasilitas. Space Name Ruang Ceiling Area Equipment/Furniture and Requirements (m2) Height (mm) 11.20 Counter stainless steel dengan pinggiran yang dinaikkan, Penerimaan tempat cuci tangan, lemari penyimpan, meja periksa Hewan stainless steel, kulkas (tipe domestic), timbangan hewan 3000 elektronik dan lampu periksa. Peralatan berikut hanya dapat diaplikasikan untuk luas area minimal 11 m2, yaitu : bak mandi dan timbangan hewan elektronik yang terpaku di lantai Ruang 11.40 Cubicle terisolasi dan alat isulasi film flexible, area periksa Karantina 3000 dan tempat cuci tangan Tabel 2.6 Perencanaan Ruang Dekontaminasi dan Penerimaan 7. Cagewash • Cagewash : Cagewash merupakan rumah peralatan untuk membersihkan kandang hewan dan sanitasi, nampan, tutup, dan botol air. Daerah cagewash harus dibagi ke dalam sisi "kotor" dan "bersih". Sebuah wilayah ketiga yang berisi peralatan mencuci harus dipertimbangkan dalam operasi cagewash besar antara "bersih" dan "kotor". Seharusnya tidak ada akses personel antara kedua belah pihak. Sisi dapat dibagi oleh partisi kaca dengan sistem telepon atau paging untuk komunikasi. 25 • Penyimpanan: ruang penyimpanan yang memadai harus direncanakan untuk rak kandang yang bersih, selimut dan pakan, setiap pakaian khusus dan perlengkapan, bahan kimia pembersih, perlengkapan peternakan, dan perlengkapan kamar prosedur. Penyimpanan untuk bahan kimia dan deterjen drum harus terletak jauh dari zona lalu lintas yang padat. Kawat-bar rak dianjurkan. • Kamar Reparasi: Sebuah ruang perbaikan kandang digunakan terutama untuk peralatan hewan besar dan harus ditempatkan dekat daerah ruang rawat inap dan pintu masuk cagewash. Peralatan akan diperbaiki dan kemudian akan perlu dicuci. • Pakan dan Penyimpanan Bedding: Daerah ini akan merupakan ruang untuk penyimpanan massal pakan dan tempat tidur. Penyimpanan pakan dan tempat tidur harus dihitung atas dasar kapasitas pasokan cadangan yang telah ditentukan, konsumsi maksimum diantisipasi per periode waktu, dan kapasitas rawat inap maksimum. Ceiling Space Name 2 Area (m ) Equipment/Furniture and Requirements Height (mm) Ruang pencucian kandang Peralatan Rak pencuci kandang, alat sterilisasi, dispenser 3000 menentukan alas kandang, peralatan penetral asam, pengisi luas ukuran botol makanan, wastafel buffet, pencuci botol dan tempat pembuangan. Sebaiknya ada tempat menaruh kandang sebelum dicuci. Lorong pencuci dapat disediakan untuk fasilitas riset yang lebih besar Ruang 37.72 penyimpan Sistem rak penyimpan stainless steel, lantai 3000 bersih kandang bersih Ruang 21.00 perbaikan Meja perbaikan, tempat cuci tangan, tempat las 3000 dengan atap penyerap baud an silinder gas kandang Penyimpanan Spesies dan Alas kayu dan kulkas makanan 3000 makanan dan jumlah hewan 26 alas kandang menentukan ukuran Tabel 2.7 Perencanaan Ruang Cagewash 8. Pengurus Hewan Kamar untuk pengasuh hewan harus disediakan dalam zona transisi antara zona hewan dan daerah administrasi. Daerah transisi mencakup ruang istirahat dan daerah gowning. 1. Kamar Istirahat: kamar Istirahat berfungsi sebagai ruang interaksi bagi staf fasilitas hewan. Mereka akan berada di sekitar area perawatan, memiliki suasana yang nyaman, dan dilengkapi dengan kursi, meja, rak buku, meja, wastafel, oven microwave, lemari es, mesin penjual, white board, papan taktik, furniture ruang. Sampah dan daur ulang wadah juga harus diberikan 2. Area gowning: Locker, toilet, wastafel, dan kamar mandi harus disediakan sebelum memasuki dan keluar dari daerah isolasi. Kamar ini harus dilengkapi dengan loker khusus staf. Loker harus menyediakan untuk penyimpanan scrub fasilitas bersih dan fasilitas khusus penyimpanan sepatu. Harus ada tempat untuk mengumpulkan pakaian kotor. Menyediakan cermin dan pencahayaan yang sangat baik. Ruang ini harus dirancang dan dibangun dengan menggunakan bahan tahan kelembaban dan air untuk memungkinkan untuk memudahkan pembersihan. Space Name Ruang Bersantai 2 Area (m ) Equipment/Furniture and Requirements Populasi bangunan Vending mechines, counter, meja dan dan perlengkapan kursi, kulkas, microwave, tempat cuci menentukan luas tangan, papan tulis dan furniture untuk ruangan bersantai Ruang ganti Perlengkapan dan WC, urinoir, pancuran, lavatory pakaian dengan peralatan dengan cermin, loker, bangku panjang Ceiling Height (mm) 2400 2400 27 loker, toilet dan menentukan luas ruang mandi ruangan dan asesoris toilet lain yang sesuai pancuran Tabel 2.8 Perencanaan Ruang Pengurus Hewan 9. Kantor dan Ruangan Lainnya 1. Kantor / Kamar File: Dalam fasilitas ruang medis untuk hewan, setidaknya tetap harus memiliki minimal satu kantor dalam zona perumahan hewan atau zona publik. Selain itu, kantor-kantor yang diperlukan untuk lantai / pemimpin tim, supervisor daerah, dan pelatih. Ruang kantor harus disediakan untuk staf manajemen pemerintah dan dokter hewan. Ruang kantor terbuka yang disediakan untuk tenaga administrasi administrasi dan lainnya. Ruang harus disediakan untuk mesin fotocopy, mesin fax, file, rak, dan peralatan kantor lainnya rutin. Selain itu, ruang diperlukan untuk sistem komputer pusat. Daerah ini tidak memiliki persyaratan pertukaran udara ketat bahwa daerah memegang hewan memiliki. Kamar file harus terletak di daerah kantor dan harus dikunci. • Ruang Konferensi / Kamar Pelatihan: Ruang konferensi / ruang pelatihan harus disediakan untuk pertemuan formal dan informal staf dan pelatihan berkala. Ruang konferensi harus dimanfaatkan secara bersama dan didesain sesuai dengan National Fire Protection Association (NFPA) beban penghuni. Ruang konferensi harus dilengkapi untuk mengakomodasi pengaturan tempat duduk yang fleksibel. Harus ada papan putih, sambungan listrik untuk peralatan audiovisual, layar, dan overhead pencahayaan disesuaikan; data dan saluran telepon harus disediakan. • Reception Area: Mengingat peningkatan keamanan, fasilitas hewan harus memiliki penerimaan daerah pusat di mana tamu dan vendor dapat bertemu dan diarahkan dengan tepat. Penerimaan daerah harus ditempatkan sedekat mungkin dengan pintu masuk utama ke fasilitas 28 mungkin. Ini harus memiliki meja resepsionis, kursi, dan meja-meja rendah. • Lemari Rumah Tangga: Fasilitas hewan harus dilengkapi dengan lemari rumah tangga berukuran tepat di seluruh fasilitas untuk melayani secara memadai kebutuhannya. Bagian dalam lemari harus selesai dengan bahan dan permukaan yang dibersihkan, tahan kelembaban, dan tahan lama. Ceiling 2 Space Name Area (m ) Equipment/Furniture and Requirements Height (mm) Pimpinan Cabang 15.00 Meja kerja dengan binder, penyimpanan 2400 file, papan memo dan papan tulis Dokter Hewan 12.00 Meja kerja dengan binder, penyimpanan 2400 file, papan memo dan papan tulis Sekretaris 8.00 Meja kerja dengan binder dan tempat 2400 penyimpanan file Juru Tulis 8.00 (Klerikal) Meja kerja dengan binder dan tempat 2400 penyimpanan file Ruang Konferensi 0.20 Meja dan kursi konferensi, peralatan audio 2400 dan video, papan tulis, dll Insinyur 10.00 Bangunan Meja kerja dengan binder dan tempat 2400 penyimpanan file (Building Engineer) Pengiriman dan 12.00 penerimaan Meja kerja dengan binder dan tempat 2400 penyimpanan file, rak untuk kain bersih Kloset Rumah Ukuran ruangan Tangga disesuaikan Rak alat pel dan baki pel 2400 dengan besar bangunan, program dan layout Tabel 2.9 Perencanaan Kantor dan ruang lainnya 29 (sumber : Office of Research Facilities Development and Operations vol 3 : Animal Research Facilities. 2011) 2.1.2 Hewan Peliharaan A. Sejarah Perkiraan awal domestikasi hewan dilakukan arkeolog berdasarkan dari hasil temuan di situs purbakala. Domestikasi adalah proses pengadopsian hewan liar menjadi hewan peliharaan. Bukti tertua adanya hewan peliharaan adalah kerangka anjing berusia sekitar 5 bulan di sisi kerangka seorang perempuan yang ditemukan di dekat Ain Mahalla (Israel), yang berusia hampir 10.000 tahun SM. Kerangkakerangka anjing dari masa antara 8.000 dan 7.000 SM juga ditemukan pada situssitus purbakala di banyak tempat. Kerangka kucing peliharaan tertua ditemukan di Siprus, berasal dari sekitar 6.000 tahun SM. Diperkirakan, kucing juga dipelihara untuk mengatasi gangguan tikus di lumbung pangan. Sejarah awal hadirnya hewan pekerja adalah masa sebelum kebudayaan pertanian dan tinggal menetap. Manusia menjinakkan anjing liar sebagai sebagai pembantu dalam usaha perburuan hewan. Di seluruh dunia, hewan pekerja memiliki hubungan khusus dengan pemiliknya. Hewan yang dijinakkan seringkali dikembangbiakkan untuk berbagai kondisi dan keperluan, terutama kuda dan anjing. Hewan pekerja pada umumnya dikembangkan di peternakan meski ada juga yang menjinakkannya secara langsung dari alam liar, seperti lumba-lumba dan gajah. Hewan peliharaan atau hewan timangan adalah hewan yang dipelihara sebagai teman sehari-hari manusia. Hewan timangan berbeda dari hewan ternak, hewan percobaan, hewan pekerja, atau hewan tunggangan yang dipelihara untuk kepentingan ekonomi atau untuk melakukan tugas tertentu. Hewan peliharaan yang populer biasanya adalah hewan yang memiliki karakter setia pada majikannya atau memiliki penampilan yang menarik, atau kemampuan menarik tertentu seperti mengeluarkan suara yang indah. Walaupun secara teori seseorang dapat memelihara hewan apa pun sebagai hewan peliharaan, dalam prakteknya 30 hanya spesies-spesies tertentu saja yang sering dijumpai, terutama hewan kecil (anjing, kucing, dan kelinci), burung, dan ikan. (Falvey, John Lindsay. 1985. Introduction to Working Animal. Melbourne: MPW Australia) Tidak semua hewan dapat dijadikan hewan peliharaan, karena menyangkut habitat alaminya dan berbagai faktor lainnya, seperti dianggap tidak menguntungkan, atau memang belum pernah melalui tahap domestikasi oleh manusia. Karena hal tersebut, hanya beberapa jenis hewan yang akhirnya digemari oleh manusia untuk dijadikan hewan peliharaan. B. Jenis-Jenis Hewan Peliharaan 1. Kucing Hewan ini sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia sekitar 70008000 tahun yang lalu. Namun baru sekitar 4000 tahun yang lalu pada zaman Mesir kuno terjadi hubungan antara manusia dan kucing. Bahkan kucing dianggap sebagai titisan salah satu dewi pada masyarakat Mesir waktu itu. Jika ada seekor kucing yang mati maka seluruh anggota keluarga pemilik kucing tersebut akan berdukacita. (Sejarah Hewan Peliharaan, diakses 30 September 2012 dari http://id.shvoong.com) 2. Anjing Sebenarnya nenek moyang anjing adalah serigala. Setelah ribuan tahun, munculah jenis peranakan serigala baru yaitu anjing kuno yang sudah bisa bergaul dengan lingkungan manusia. Para ilmuwan berpendapat bahwa anjing-anjing sudah menjadi teman manusia kira-kira sejak 135.000 tahun yang lalu dan para arkeolog pernah menemukan jasad anjing dalam sebuah perkuburan yang berusia 12.000 tahun. (Sejarah Hewan Peliharaan, diakses 30 September 2012 dari http://id.shvoong.com) 3. Furries Furries kecil seperti kelinci, babi guinea, chinchilla, tikus, gerbil dan hamster yang sangat lucu mungkin terlihat sangat mudah dipelihara, 31 namun nyatanya mereka memiliki kebutuhan yang kompleks. Walau begitu, mereka memiliki karakteristik yang kurang lebih mirip satu sama lain karena kemiripan fisik mereka, yaitu hewan kecil dengan bulu yang lebat. Selain itu habitat hidup yang berada di area dengan ciri-ciri yang menyerupai membuat jenis-jenis hewan ini dapat dikategorikan dalam kategori yang sama. 4. Reptil Banyak reptil dapat tumbuh dengan baik dengan ukuran yang sesuai jika dibandingkan dengan mamalia berukuran sama. Namun, ruang sangat penting untuk reptil. Ruang harus cukup besar untuk memungkinkan gradien suhu yang tepat yang akan dibentuk. Cukup ruang juga harus disediakan bagi hewan untuk bergerak, thermoregulate, memberi makan, minum, berjemur, dan tidur. (James B. Murphy. (1994). Society for the Study of Reptiles and Amphibians Captive Management : Conservation of Amphibians and Reptiles) 5. Unggas Burung telah memberikan manfaat luar biasa dalam kehidupan manusia. Beberapa jenis burung, seperti ayam, kalkun, angsa dan bebek telah didomestikasi sejak lama dan merupakan sumber protein yang penting; daging maupun telurnya. (Newton, Ian (2003). The Speciation and Biogeography of Birds. Amsterdam: Academic Press) 6. Ikan Hobi memelihara ikan sudah dimulai sejak tahun 2500 SM ketika bangsa Sumeria memelihara ikan untuk sumber makanan mereka, namun sebagai ikan hias baru dilakukan oleh bangsa China sekitar 1000 tahun yang lalu. Adapun ikan yang dipelihara bangsa China adalah spesies ikan Criucian (karper). Dan setelah bertahun-tahun ikan ini bermutasi sampai ada yang berwarna keemasan. Inilah asal muasal ikan mas. Oleh bangsa Jepang ikan ini dibawa ke negaranya dan dikawin silangkan sehingga muncullah 32 berbagai jenis ikan dengan ragam bentuk dan warna, salah satunya adalah ikan mas koki yang kita pelihara sekarang ini. (Sejarah Hewan Peliharaan, diakses 30 September 2012 dari http://id.shvoong.com) C. Karakteristik Hewan Peliharaan dan Kebutuhannya 1. Kucing • Makan Naluri alami kucing adalah berburu, hingga menjadi sifat alami bagi mereka untuk cenderung lebih tertarik untuk mendapatkan makanan dengan cara yang lebih sulit. • Tidur Kucing suka tidur di tempat yang aman bagi mereka. Tempat yang tertutup, atau jauh dari jangkauan merupakan tempat favorit mereka. • Buang air Kucing menyenangi area yang dapat digali, maka itu kebiasaan membuang air di wadah berisi pasir menjadi pilihan terbaik • Suhu Kucing menyukai berada di tempat yang hangat, namun perhatikan suhu ruangan, terlalu panas pun juga akan membuatnya tidak nyaman. • Bermain Dalam sehari, setidaknya luangkan 4 sesi x 10 menit untuk bermain, terutama jika kucing terus-terusan berada dalam ruangan. Bermain yang menyenangkan bagi kucing sementara juga menjadi bermanfaat bagi stimulasi mental, kebugaran dan psikologisnya. • Salon Kucing paling menyukai kegiatan ini, karena kucing memiliki sifat alami yang suka dimanja dan diperlakukan istimewa. 33 • Diet Untuk menjaga kucing sehat, mereka membutuhkan sekitar 300 kalori per hari yang idealnya harus diberikan lebih dari 10 makanan kecil. Namun dapat dibagi menjadi 3-4x sehari. (sumber : Pet Food Manufacturer Asociation : Pet Care, diakses 20 Desember 2012 dari http://www.pfma.org.uk/) 2. Anjing • Tidur Anjing menyukai area tidur yang cukup luas dan nyaman, menjauhkan area tidurnya dari lokasi yang bising merupakan jalan terbaik. • Bermain Bermain lempar-tangkap merupakan hal yang sangat disukai oleh jenis hewan ini, selain untuk tetap mempertahankan kebugarannya, jenis permainan ini juga membuat ikatan anjing dengan pemiliknya semakin erat. • Buang air Anjing menyukai suasana alam bebas, dalam hal buang air, anjing lebih memilih melakukannya saat keluar dari rumah, ketimbang di tempat khusus dalam sebuah ruangan. • Berlari Anjing membutuhkan setidaknya 1x sesi dalam sehari untuk keluar dari rumahnya dan melakukan aktivitas yang paling disukainya, yaitu berlari dan membakar kalori dalam tubuhnya. 34 • Penciuman Anjing memiliki indera penciuman yang sangat kuat bahkan dari radius berpuluh-puluh meter, hewan ini bias mengendus dan mengikuti jejak berdasrkan bau. • Sosial Anjing adalah hewan peliharaan social, sehingga sudah menjadisifatnya yang menyukai keramaian dan hubungan yang sangat dekat dengan orang maupun hewan lain di sekitarnya. • Minum Anjing sangat mudah merasa kepanasan, terutama karena kebiasaanya berlari dan beraktivitas berlebih, sehingga kebutuhan akan air bersih untuk diminum setiap saat untuk mengembalikan suhu tubuhnya adalah syarat utama. • Salon Beberapa bagian tubuh pada anjing sangatlah mudah kotor dan timbul jamur, maka harus ada perhatian ekstra terutama terhadap kebersihan gigi, telinga, mata, hidung dan kakinya. (sumber : Pet Food Manufacturer Asociation : Pet Care, diakses 20 Desember 2012 dari http://www.pfma.org.uk/) 3. Furries • Bermain Hewan kecil ini merupakan hewan yang senang bermain-main, entah berlari, melompat, sehingga membutuhkan fasilitas yang dapat menjadi hiburan bagi mereka. 35 • Tidur Untuk area tidur, jenis hewan-hewan ini menyukai area tidur yang gelap, cenderung jauh dari sinar dan berada di area yang sukar dijangkau karena habitat alami mereka yang hidup di dalam tanah. • Suhu Jenis hewan ini menyukai suhu yang hangat, mereka tidak menyukai suhu dingin, sekalipun mereka memiliki bulu yang lebat. • Sosial Berbeda dengan anjing dan kucing, ketimbang berinteraksi dengan manusia, mereka lebih menyukai keberadaan pasangan dalam rumah mereka. • Diet Jenis hewan ini hampir tidak mengenal rasa kenyang, mereka akan cenderung memakan makanan yang disediakan, maka itu pemberian jatah makan sebanyak 3-4x sehari merupakan cara yang tepat. (sumber : Pet Food Manufacturer Asociation : Pet Care, diakses 20 Desember 2012 dari http://www.pfma.org.uk/) 4. Reptil • Habitat Habitat tempat reptil umumnya hidup di dalam ekosistemnya. Gurun, hutan, padang rumput, savana, dan hutan tropis adalah ekosistem dari mana sebagian besar reptil dalam perdagangan hewan peliharaan datang. Habitat adalah campuran kompleks suhu, tingkat kelembaban, fotoperioda, ketinggian, lifeforms organik, materi anorganik, dan ruang. 36 • Aquatic Reptil air perlu area besar air untuk berenang, makan, dan menyesuaikan suhu tubuh mereka (thermoregulate). Beberapa berjemur di batu atau daratan. Kandang harus cukup kuat dan tahan air, harus dibersihkan secara teratur, serta sistem filtrasi yang dibutuhkan untuk menjaga kandang bersih setiap hari. Pemasangan sumber panas eksternal pada kandang harus diperhatikan sehingga reptile tidak dapat melakukan kontak langsung dengannya. • Arboreal Banyak spesies kadal dan ular menghabiskan sebagian atau seluruh waktunya di atas pohon, termasuk anoles, naga air, iguana, agamas berbagai tokek, boa dan beberapa ular lain. Kandang arboreal oleh karena itu harus tinggi serta memiliki lebar yang diperlukan. Mereka harus dilengkapi dengan cabang kokoh atau, untuk kadal dan ular besar, rak-rak untuk berjemur dan bersarang. Semua perlengkapan dalam kandang harus terpasang erat. Pencahayaan dan elemen pemanas harus terlindung untuk mencegah reptil dengan mudah naik ke dalamnya. Jika tanaman hidup yang digunakan dalam kandang, mereka harus cukup kokoh untuk menahan cakar dan penghancuran yang akan didapatkan, atau dapat dengan mudah diambil dan diganti dengan tanaman lain ketika sudah terlalu rusak untuk terus digunakan. Harus diperhatikan juga adalah bahwa tanaman yang digunakan tidak beracun bagi spesies reptile yang ada. • Fossorial Banyak ular dan kadal, suka menggali dan menghabiskan waktu mereka di bawah substrate yang digunakan. Beberapa, seperti boa pasir, jarang terlihat di atas tanah, yang lain, seperti beberapa kadal pergi menggali untuk tidur dan mencerna. Kandang untuk reptil fossorial harus cukup kuat untuk menahan dengan aman beberapa inci substrat yang dapat digali. Mereka juga harus cukup tinggi untuk membuat sulit jika tidak mustahil 37 bagi penghuni untuk naik-dan keluar-dari kandang. Lebar dan kedalaman yang sama dengan reptil darat juga harus disediakan. • Scansorial / Saxicolous Banyak kadal hidup di celah-celah batu, berjemur dan berburu untuk makanan di dinding berbatu. Batu-batu yang telah dibersihkan dapat ditempel atau disemen di dinding kandang untuk menyediakan tempat bagi kadal tersebut. Gua dan celah-celah dapat dibangun ke dalam struktur untuk memberikan beberapa bersembunyi alami dan tempat tidur. Dinding harus dipasang erat ke belakang tangki untuk mencegah jatuh dan menghancurkan penduduk kandang. Kandang Scansorial perlu ketinggian yang cukup dan mendalam agar cocok dengan dinding berbatu namun masih menjaga reptil aman dari panas sumber cahaya. Mereka juga membutuhkan lebar yang diperlukan untuk termoregulasi dan mengumpulkan makanan. • Semi-Aquatic/Riparian Beberapa reptil menghabiskan sejumlah besar waktu di kolam air, makan, dan tidur, serta berjemur di lahan kering. Kandang ini harus memberikan ruang yang cukup untuk pengaturan wilayah perairan serta wilayah darat, keduanya harus cukup besar bagi penghuninya untuk menggunakannya untuk tujuan mereka. Seperti kandang air, pemanasan dan pencahayaan harus aman dipasang untuk memastikan bahwa mereka tidak dapat sengaja jatuh ke dalam air. • Terrestrial Reptil darat harus mempunyai ruang yang cukup yang memungkinkan adanya gradient suhu. Semua jenis reptil darat akan memanfaatkan fitur seperti tempat berlindung atau gua untuk bersembunyi, daerah berkelembaban tinggi, dan, batu cabang atau rak untuk mendaki dan 38 menjemur. Lebar cukup dan kedalaman kandang yang diperlukan untuk memastikan cukup ruang untuk perabot dan termoregulasi yang memadai. • Naturalistik Habitat Dalam menciptakan habitat, Anda harus mulai memikirkan ruang interior dalam tiga dimensi. Anda akan perlu mempertimbangkan tidak hanya ruang reptil yang hidup dalam habitat tetapi juga kemampuan Anda untuk dengan mudah masuk ke kandang dan membersihkan lingkungannya. • Habitat Buatan Habitat buatan berbeda dari habitat alamiah dalam bahwa mereka menetapkan lebih sederhana. Kebutuhan reptil untuk termoregulasi, pencahayaan, keamanan kelembaban,, dll, masih terpenuhi, tetapi dalam lingkungan yang tidak sangat menyerupai keragaman bahan, ketinggian, dll, habitat asli mereka. Habitat buatan harus selalu digunakan ketika hewan berada di karantina sebelum diperkenalkan ke individu permanen atau lampiran masyarakat. (James B. Murphy. (1994). Society for the Study of Reptiles and Amphibians Captive Management : Conservation of Amphibians and Reptiles) 5. Unggas Sebagian besar burung menempati berbagai lokasi dalam ekologi. Sementara beberapa burung umum yang lain menempati tempat yang sangat khusus di habitatnya atau berdasarkan dimana letak jenis makanannya berada. Bahkan di dalam sebuah habitat tunggal, seperti hutan, area ini bisa ditempati oleh berbagai jenis burung yang bervariasi, dengan beberapa spesies hidup dalam hutan kanopi, beberapa di bawah kanopi itu sendiri, serta beberapa yang lainnya dalam dalam hutan itu sendiri. Burung yang hidup di sekitar perairan umumnya mencari makanan dengan memancing, memakan tanaman, dan 39 membajak makanan hewan lain. Burung pemangsa mengkhususkan diri pada berburu hewan atau burung lain. Burung hidup dan berkembangbiak pada sebagian besar habitat darat dan pada tujuh benua, hingga mencapai koloni ekstrim mereka pada koloni perkembangbiakan Petrel Salju hingga pada ketinggian 440 kilometer (270 mil) di pedalaman Antartika. Diversitas tertinggi burung terdapat di wilayah tropis. Ini juga sudah dipikirkan sebelumnya bahwa keragaman tertinggi burung adalah hasil dari tingkat spesiasi di daerah tropis, bagaimanapun studi terbaru menemukan spesiasi tingkat tertinggi di lintang tinggi yang diimbangi dengan tingkat kepunahan lebih besar daripada di daerah tropis. Beberapa familia burung telah beradaptasi terhadap kehidupan baik di lautan dunia dan pada diri mereka, dengan beberapa spesies burung laut datang ke darat hanya untuk berkembang biak. (Newton, Ian (2003). The Speciation and Biogeography of Birds. Amsterdam: Academic Press) 6. Ikan Sebagai aturan umum, ikan harus diberi makan sedikit dan sering - lebih banyak makanan karena mereka akan makan dalam 2 menit sekitar 2-3 kali sehari. Diet mereka dapat divariasikan dengan makan makanan memperlakukan beberapa kali seminggu, selain untuk makanan mereka yang biasa. Pergantian air secara rutin akan mempertahankan kualitas kesehatan ikan, hal ini dilakukan untuk menghindari penurunan kualitas air yang tercemar oleh limbah atau kotoran yang dihasilkan oleh ikan tersebut. Pengaturan suhu air, kadar keasinan dan pencahayaan yang baik akan memberikan kehidupan yang baik bagi ikan. Mendesain akuarium bukanlah sesuatu yang dapat dilakukan secara asal, ikan juga dapat mengalami stress, untuk meminimalisasi hal tersebut, pendesainan akuarium sangatlah penting. Memberikan banyak ruang untuk ikan bersembunya akan mengurangi tingkat stress ikan. Akuarium berukuran besar 40 akan lebih baik dalam menjaga kualitas suhu dan air dibandingkan dengan akuarium kecil. 2.2 Tinjauan Khusus 2.2.1 Analisa Data Survey A. Fasilitas Utama Penulis melakukan survey ke 3 klinik yang berbeda, untuk dijadikan data pembanding yang dapat dijadikan masukkan dalam mendesain fasilitas perawatan yang mengutamakan perawatan. Sebagai pembanding yang dianggap paling mendekati dengan kriteria fasilitas, dipilih 3 buah klinik berbeda untuk diobservasi. Berikut adalah hasil survey tersebut : 1. Klinik hewan Dr. S. Wiradja Lokasi : Jl. Gading Elok Timur No. 4, Kelapa Gading Permai, Jakarta Utara Profil Perusahaan Klinik kecil milik Drh. S. Wiradja ini sudah berdiri sejak tahun 1974, namun pada awalnya beliau hanya membuka praktek kecil, berperan sebagai pemilik sekaligus dokter yang berkerja di klinik dengan hanya dibantu oleh 1 orang staf yang bekerja sebagai pembantu paramedis. Namun pada tahun 1985, praktek kecilnya berubah menjadi sebuah klinik dengan 2 orang dokter yang berpraktek, termasuk dirinya sendiri, dan 2 orang staf. Struktur Organisasi Pemilik Klinik 1 Dokter Umum 2 Staf Paramedis 2 Gambar 2.1 Struktur Organisasi klinik Drh. S. Wiradja 41 Struktur Organisasi dalam klinik Drh. S. Wiradja bersifat sangat sederhana, usaha yang dijalankan adalah bisnis pribadi, dimana selain sebagai pemilik usaha, beliau juga memegang peran sebagai dokter umum. Tidak ada tenaga respsionis, ataupun divisi yang tercipta dalam klinik ini, pemilik mengatur dan turut menjalankan kegiatan di klinik tersebut. Total jumlah orang yang bekerja dalam klinik adalah 4 orang. Pembagian Ruang dalam Klinik Klinik ini merupakan klinik kecil yang beroperasi di dalam rumah tinggal. Pembagian ruangan tidak terlalu banyak, hanya terbagi menjadi 3 bagian ruang, yaitu ruang tunggu, ruang periksa, dan ruang rawat inap khusus anjing sehat. Segala aktifitas memeriksa, hingga bedah kecil dilakukan dalam ruangan yang sama Penanganan Klinik Masing-masing klinik memiliki penanganan yang masing-masing berbeda, tergantung dengan dokter umum yang melakukan praktek dan fasilitas yang tersedia. Dalam klinik ini, penanganan yang diterima adalah sebagai berikut ; • Pemeriksaan berkala • Vaksinasi • Persalinan • Pengobatan kulit • Bedah kecil Peralatan Klinik Beberapa peralatan yang tersedia di dalam klinik ini antara lain ; • Timbangan Hewan • Meja periksa sekaligus meja operasi • Mikroskop • x-ray screen 42 • Lemari obat • Peralatan dan perlengkapan Operasi • Perlengkapan rawat inap Survey Lapangan • Ruang Tunggu Pada saat penulis melakukan survey lapangan, kebetulan ruang tunggu pada klinik kecil tersebut dalam keadaan sedang di renovasi. Ruang tunggu tersebut tidak lain adalah area garasi terbuka yang di alihfungsikan sebagai ruang tunggu hewan. Ruang tunggu yang merupakan area terbuka seperti ini sebenarnya cukup baik jika ditinjau dari segi efisiensi ruang dan kebersihan. Penggunaan garasi sebagai ruang tunggu ini selain memanfaatkan lahan yang cukup luas, juga terletak di area terbuka yang memiliki sirkulasi udara yang baik, sehingga meminimalisasi penghawaan yang buruk. Gambar 2.2 Wawancara dengan Drh. S. Wiradja area tunggu pasien (sumber : dokumentasi pribadi) • Ruang Periksa / Ruang bedah Pada ruangan ini, hanya terdapat sebuah meja periksa yang juga ternyata dijadikan meja bedah. Pada awalnya, ruang periksa dipisah dengan ruang 43 bedah, namun ketika Drh. S. Wiradja sudah tidak mampu menjalankan bedah besar lagi, klinik berubah menjadi klinik kecil yang hanya menangani bedah kecil, yang memang masih ideal dilakukan di atas meja periksa. Ruangan terlihat agak berantakkan dengan penumpukkan barang dimanamana, yang sebenarnya menjadi kurang ideal, karena memungkinkan ruangan tidak sepenuhnya steril, terutama jika sedang berlangsung bedah kecil. Gambar 2.3 Ruang Periksa sekaligus ruang bedah (sumber : dokumentasi pribadi) • Ruang rawat inap Semenjak Drh. S. Wiradja sudah tidak dapat melangsungkan operasi besar lagi, ruang rawat inap pun menjadi ruang penitipan khusus anjing dan kucing sehat. Khusus ruang rawat inap ini, bagian lantai dan dinding menggunakan keramik, untuk mempermudah perawatan, terutama dalam proses pembersihan. Dalam ruangan kecil ini, hanya terdapat 4 buah kandang, 2 kandang ukuran sedang dan 2 kandang ukuran kecil, peralatan kebersihan seperti ember, kain pel, sapu, dan lemari penyimpanan pasokan makanan. Ruangan juga sangat sempit dengan ukuran hanya 2x2m, terdapat juga 1 44 buah pendingin ruangan dan exhaust fan yang berguna untuk menjaga pergantian udara. Gambar 2.4 Ruang Rawat inap (sumber : dokumentasi pribadi) Kesimpulan Dapat dikatakan fasilitas yang tersedia di klinik kecil ini sangatlah terbatas, terutama dengan sudah pensiunnya Drh. Wiradja, sehingga penanganan pasien dilakukan 80% oleh dokter Lina yang merupakan isteri beliau. Untuk dapat dikategorikan sebagai klinik pun, sebenarnya masih kurang memadai, namun penggunaan kategori klinik nampaknya masih melekat, karena memang dahulu fasilitas yang terdapat di tempat ini cukup lengkap dan memadai. Banyak peralatan medis yang dahulu dipakai di tempat ini yang akhirnya dijual karena sudah tidak terpakai lagi, seperti alat usg, meja bedah besar, alat rekam jantung, dan berbagai peralatan pendukung operasi besar lainnya. Dari segi interior, penulis menganggap kurang ideal mengingat kebersihan adalah aspek utama yang harus dinomor satukan dalam sebuah fasilitas kesehatan, namun nampaknya dikarenakan klinik ini sudah sangat tua dan merupakan bangunan pribadi, menjadi kurang diperhatikan. 45 2. Klinik Drh. Gunawan dan rekan Lokasi : Jalan Kelapa Hybrida Raya Blok QG 10/21, Kelapa Gading Permai, Jakarta Utara Profil Perusahaan Pemilik Klinik 1 Dokter Umum 3 Staf Paramedis 2 Gambar 2.5 Struktur Organisasi klinik Drh. Gunawan Struktur Organisasi dalam klinik Drh. Gunawan juga masih bersifat sangat sederhana, usaha yang dijalankan adalah bisnis pribadi, dimana selain sebagai pemilik usaha, beliau juga memegang peran sebagai dokter umum. Tidak ada tenaga respsionis, ataupun divisi yang tercipta dalam klinik ini, pemilik mengatur dan turut menjalankan kegiatan di klinik tersebut. Total jumlah orang yang bekerja dalam klinik adalah 5 orang. Pembagian Ruang dalam Klinik Klinik ini merupakan klinik kecil yang berdiri di atas sebuah ruko yang terdiri dari 3 lantai. Pada lantai pertama pembagian ruangan sangat jelas, yaitu ruang tunggu, ruang periksa, ruang istirahat dokter jaga, dan toilet serta dapur kecil. Pada lantai 2, terdapat ruang bedah, ruang pantry besar, kamar ganti, serta toilet. Pada lantai 3 terdapat ruang rawat inap khusus pemulihan pasca operasi, ruang cuci kandang, gudang penyimpanan, dan toilet. 46 Penanganan Klinik Masing-masing klinik memiliki penanganan yang masing-masing berbeda, tergantung dengan dokter umum yang melakukan praktek dan fasilitas yang tersedia. Dalam klinik ini, penanganan yang diterima adalah sebagai berikut ; • Pemeriksaan berkala • Vaksinasi • Persalinan • Sterilisasi • Pengobatan kulit • Bedah kecil • Bedah besar • Penanganan tulang Peralatan Klinik Beberapa peralatan yang tersedia di dalam klinik ini antara lain ; • Timbangan Hewan • Meja periksa sekaligus meja operasi • Mikroskop • x-ray screen • Lemari obat • Peralatan dan perlengkapan Operasi • Perlengkapan rawat inap • USG • EKG • Monitor Jantung Survey Lapangan • Ruang Tunggu 47 Ruang tungu yang terdapat di klinik hewan ini cukup kecil dengan kapasitas 8 orang duduk dengan membawa hewan dalam pangkuan, karena space yang terlalu kecil ini tidak memungkinkan bagi klien untuk menuntun anjing mereka terutama dengan ukuran tubuh sedang dan besar. Untuk klien yang membawa anjing sedang dan besar, kebanyakkan membiarkan anjingnya menunggu di dalam mobil selagi menunggu nomor antrian. Gambar 2.6 Ruang tunggu (sumber : dokumentasi pribadi) • Ruang Periksa Pada ruangan ini terdapat area kerja dokter, dimana dokter dapat menulis resep, melakukan anamnesa, dan menerima tamu. Suasana ruangan bersih, rapih. Penggunaan keramik berwarna putih, cat dinding putih, dan plafon putih, membuat ruangan terlihat sangat steril. 48 Gambar 2.7 Ruang Periksa (sumber : dokumentasi pribadi) • Ruang bedah Ruangan ini cukup kompleks dengan pengadaan alat-alat pendukung lainnya yang memenuhi standar operasi. Suasana ruangan rapi, bersih, terang, dan terkesan steril. Gambar 2.8 Ruang Bedah (sumber : dokumentasi pribadi) 49 • Ruang rawat inap Ruang rawat inap pada klinik ini hanya menerima kondisi hewan yang sedang dalam masa pemulihan paska operasi, sehingga tidak membutuhkan ruang isolasi khusus untuk hewan-hewan dengan penyakit menular. Pada ruangan ini terdapat 16 kandang hewan ukuran kecil dan 3 kandang hewan ukuran sedang. Penghawaan dalam ruangan memanfaatkan pendingin ruangan pada siang hingga sore hari, namun dari sore hingga pagi hari, memanfaatkan penghawaan alami dari ventilasi besar yg terletak di ujung ruangan, yang menghadap langsung ke jalanan besar. Gambar 2.9 Ruang Rawat inap (sumber : dokumentasi pribadi) • Ruang Istirahat Dokter Jaga Karena terdapat ruang rawat inap, maka harus ada fasilitas ruang istirahat bagi dokter yang menjaga kondisi pasien selama 24 jam. Ruangan ini cukup kecil dengan ukuran kurang lebih 2,5x2m dengan fasilitas tempat tidur single dan meja kerja di dalamnya. 50 Gambar 2.10 Ruang istirahat dokter (sumber : dokumentasi pribadi) • Ruang pantry Di klinik ini terdapat ruang pantry yang berfunsi sebagai tempat bersantai dan makan para staf yang bekerja di dalam klinik tersebut. Material di pantry didominasi oleh kayu. Suasana pantry lebih terlihst seperti dapur rumahan dengan cat tembok putih, yang dirasakan cukup nyaman. 51 Gambar 2.11 Ruang pantry (sumber : dokumentasi pribadi) Kesimpulan Fasilitas yang terdapat di klinik ini cukup memenuhi standarisasi yang ditentukan oleh Menteri Pertanian dalam usaha jasa pelayanan kategori klinik. Klinik ini memiliki standar yang cukup baik dalam hal kebersihan dan prosedur penaganan hewan dilihat dari fasilitas yang tersedia. Pelayanan yang ditawarkan pun cukup memadai dan lengkap didukung dengan 3 orang dokter umum yang masing-masing memiliki ketertarikan dalam bidang yang masingmasing berbeda. Walaupun klinik ini masih tergolong klinik kecil, namun lokasi klinik yang berada di jalan besar merupakan poin tambahan yang menjadi keuntungan dari segi usaha. Dari segi interior, klinik ini memilih dominan warna putih untuk menonjolkan kesan bersih, rapi, dan steril. Penggunaan lantai keramik di seluruh ruangan bertujuan untuk memudahkan staf dalam menjaga kebersihan klinik. 52 3. Klinik Vita Pet Lokasi : Jln. Pluit Raya 200 No. 8-8a, Pluit, Jakarta Utara Profil Perusahaan Perusahaan yang dimiliki oleh Ibu Fanny dan suaminya ini diawali dengan kecintaannya terhadap kucing, dimana beliau menginginkan terciptanya suatu fasilitas yang memadai terutama dalam bidang bagi para pecinta anjing dan kucing. Konsep klinik : Kami menggunakan keterampilan kita sebagai profesional hewan, pemilik hewan peliharaan, dan pendidik untuk menyeimbangkan keinginan dan sumber daya klien manusia dengan kebutuhan pasien satwa kita. Melalui perawatan pribadi, kita ingin mendidik klien kami sehingga mereka dapat berhasil menavigasi dunia menarik dan terus berkembang dari perawatan hewan. Kami memahami tidak semua pilihan perawatan yang tersedia adalah sesuai untuk setiap pasien. Pemilik dan tim perawatan akan membantu menciptakan keseimbangan yang tepat untuk setiap pasien. Visi: Menjadi klinik hewan yang menyediakan jasa konsultasi dan perawatan intensif dokter hewan, profesional dan pelayanan maksimum didasarkan pada kesiapan sumber daya manusia yang ada. Misi: Memberikan prioritas untuk menciptakan penyembuhan hidup, kenyamanan dan kesejahteraan hewan yang lebih baik dan kebahagiaan bagi pemiliknya. • Lengkap Fasilitas • Layanan di bawah satu atap • Kerjasama • Memberi dan Menerima dengan senyum • Transparan / Terbuka di Penjelasan Medis • Kreatif dan Inovatif 53 Struktur Organisasi Administrasi 2 Manager 1 Front Office Poliklinik 2 Staff Pemilik Klinik Dokter Umum 11 Staf Paramedis 4 Staf Umum 2 3 Staff Gambar 2.12 Struktur Organisasi klinik Vita Pet Struktur Organisasi dalam klinik Vita pet sudahlah sangat kompleks, dimana terdapat pembagian divisi yang jelas. Dalam jumlah staf, seperti dokter praktek yang berjumlah 11 orang juga mempertegas bahwa klinik ini bukanlah klinik kecil. Pembagian Ruang dalam Klinik Klinik ini merupakan bangunan ruko 3 lantai yang cukup besar yang terletak di pinggir jalan besar. Pada lantai 1, terdapat ruang tunggu, ruang administrasi, ruang periksa yang disebut poliklinik, dan ruang operasi. Pada lantai 2, terdapat ruang radiologi, ruang laboratorium, dan ruangan rawat inap isolasi. Pada lantai 3 terdapat ruang rawat inap penyakit menular dan tidak menular. Penanganan Klinik 54 Masing-masing klinik memiliki penanganan yang masing-masing berbeda, tergantung dengan dokter umum yang melakukan praktek dan fasilitas yang tersedia. Dalam klinik ini, penanganan yang diterima adalah sebagai berikut ; • Pemeriksaan berkala • Vaksinasi • Persalinan • Sterilisasi • Pengobatan kulit • Penanganan tulang • Bedah kecil • Bedah besar • Pemeriksaan darah • Rontgen • pemasangan micro chip • delivery service • antar jemput hewan Peralatan Klinik Beberapa peralatan yang tersedia di dalam klinik ini antara lain ; • Timbangan Hewan • Meja periksa sekaligus meja operasi • Mikroskop • x-ray screen • Lemari obat • Peralatan dan perlengkapan Operasi • Perlengkapan rawat inap • USG • EKG • Monitor Jantung • x-ray 55 • incubator • mesin pensteril ruangan Survey Lapangan • Ruang Tunggu Ruang tunggu di klinik ini cukup luas dengan ukuran kurang lebih 7x5m yang dapat menampung 16 klien dengan hewan peliharaan yang dipangku, bahkan luasnya ruangan juga memungkinkan klien untuk menuntun hewan mereka untuk berjalan di dalam ruangan tersebut. Gambar 2.13 Ruang tunggu (sumber : dokumentasi pribadi) • Ruang Periksa Pada ruang periksa ini suasana yang dihasilkan adalah nyaman, tenang, dan hangat. Warna cokelat keramik, menghantarkan suasana hangat ke dalam ruangan yang didominasi oleh cat tembok dan plafon yang berwarna putih yang memiliki suasana dingin. 56 Gambar 2.14 Ruang Periksa (sumber : dokumentasi pribadi) • Ruang bedah Ruangan ini cukup kompleks dengan pengadaan alat-alat pendukung lainnya yang memenuhi standar operasi. Suasana ruangan rapi, bersih, terang, dan terkesan steril. Gambar 2.15 Ruang Bedah (sumber : dokumentasi pribadi) 57 • Ruang rawat inap penyakit tidak menular Ruang rawat inap pada klinik ini dibagi menjadi ruang rawat inap penyakit menular dan tidak menular. Penghawaan dalam ruangan rawat inap penyakit tidak menular memanfaatkan pendingin ruangan pada siang hingga sore hari, namun dari sore hingga pagi hari, memanfaatkan penghawaan alami dari ventilasi besar yg terletak di ujung ruangan, yang menghadap langsung ke jalanan besar. Gambar 2.16 Ruang Rawat inap penyakit tidak menular (sumber : dokumentasi pribadi) • Ruang rawat inap penyakit menular Untuk ruang rawat inap penyakit menular, ruangan tertutup dan terisolasi, hanya terdapat pendingin ruangan dan exhaust fan, tidak terdapat jendela yang bias dibuka, namun memanfaatkan cahaya alami dengan menggunakan kaca pada area dinding yang menghadap keluar. Suasana ruang rawat inap penyakit menular jauh berbeda dengan ruang rawat inap biasa, dikarenakan banyak aspek yang harus diperhatikan, seperti sirkulasi udara, sterilisasi ruangan, dan penggunaan disinfektan. 58 Gambar 2.17 Ruang Rawat inap penyakit menular (sumber : dokumentasi pribadi) • Ruang isolasi Pada ruang isolasi ini terdapat mesin inkubator yang berfungsi menjaga stabilitas kesehatan hewan yang mengalami kondisi yang cukup mengkhawatirkan. Gambar 2.18 Ruang isolasi (sumber : dokumentasi pribadi) • Laboratorium Pada klinik ini,terdapat fasilitas laboratorium, sehingga layanan pemeriksaan pasien dapat lebih kompleks dan efektif, dengan adanya lab penelitian di dalam fasilitas penunjang klinik. 59 Gambar 2.19 Ruang laboratorium (sumber : dokumentasi pribadi) • Ruang radiologi Di klinik ini terdapat ruang radiologi, dimana dapat dilakukan pengecekkan terhadap pasien dengan mesin usg, ekg, dan x-ray. Ruangan terkesan sangat bersih, terang, dan steril. Penerapan dominan interior warna putih dan mayoritas mesin radiologi yang bernuansa putih membuat ruangan terkesan dingin, namun diimbangi dengan penggunaan keramik dengan warna cokelat yang memberikan kesan hangat. Gambar 2.20 Ruang radiologi (sumber : dokumentasi pribadi) 60 Kesimpulan Fasilitas yang terdapat di dalam klinik ini dapat dikatakan sudah sangat memenuhi syarat. Semua peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk menunjang operasional klinik sangat lengkap. Banyaknya tenaga dokter dan variasi penanganan masalah, membuat klinik ini menjadi fasilitas perawatan yang sangat ideal untuk para pasiennya. Tidak perlu untuk pergi ke rumah sakit, karena hampir seluruh penanganan standar maupun luar biasa dapat ditangani di sini. Dapat dilihat dari segi interior, ruangan yang bersifat publik seperti ruang tunggu, didesain dengan warna yang didominasi oleh putih dan merah yang menjadi warna yang identik dengan pelayanan medis, namun disini warna merah lebih ditonjolkan menjadi tema ruangan. Pada ruang periksa, tema warna ruangan adalah oranye yang juga merupakan warna yang cerah, namun pada bagian-bagian ruangan yang lebih privat seperti praktek bedah, rawat inap, dan ruangan radiologi, menonjolkan warna putih untuk memberi kesan bersih dan steril pada ruangan. Kesan yang penulis dapatkan ketika melakukan survey ke klinik Vita pet adalah, suasana yang terasa menyenangkan, dikarenakan perpaduan warna cerah yang diaplikasikan pada ruang-ruang publik, terutama ruang tunggu, sehingga meminimalisasi tingkat kebosanan klien yang menunggu nomor antrian, dan juga klinik ini ingin memberikan kesan yang berbeda dari sebuah image klinik kesehatan. Dalam segi pelayanan, ketiga klinik tersebut hanya menerima hewan kucing dan anjing untuk fasilitas rawat inap, selain karena dianggap paling mudah ditangani, kedua jenis hewan tersebut adalah hewan yang paling banyak dipelihara. Sedangkan untuk fasilitas pemeriksaan, ketiga klinik tersebut menerima segala jenis hewan peliharaan, asalkan memenuhi aturan keamanan, seperti hewan-hewan eksotik dan hewan-hewan buas harus didampingi oleh pawang atau orang yang memiliki keahlian khusus dalam mengendalikan perilaku hewan-hewan tersebut. Walaupun hewan-hewan tersebut diharuskan 61 juga dalam keadaan bius atau tidak sadar, namun hal tersebut untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Fasilitas yang rata-rata dimiliki oleh ketiga klinik hewan tersebut adalah sebagai berikut ; - Ruang pemeriksaan - Ruang operasi - Ruang rawat inap intensif - Radiologi - Toko suplai makanan dan obat-obatan - Ruang tunggu Untuk menciptakan sebuah fasilitas pusat perawatan, tentunya selain kebutuhan medis, juga harus ada fasilitas penunjang yang juga menjadi kebutuhan dasar hewan peliharaan, sehingga Pusat perawatan benar-benar menjadi suatu pusat dimana hewan peliharaan tidak hanya dirawat secara medis, namun juga dapat menikmati perawatan lainnya seperti terapi dan kecantikan. 62 B. Fasilitas Penunjang Untuk menunjang fasilitas Pet Care Center, penulis melakukan observasi ke beberapa fasilitas khusus hewan yang berbeda ; 1. Salon Hewan Lokasi : Pluit Village, Pluit, Jakarta Utara Profil Salon hewan Star yang terletak di dalam komplek ruko mall Pluit Village ini, berdiri dari tahun 2010, dan bergerak di bidang retail dan jasa. Struktur Organisasi Pemilik 1 Kasir 1 Staf Grooming 2 Gambar 2.21 Struktur Organisasi salon hewan Star Struktur organisasi sangat sederhana, pemilik juga berperan sebagai supervisi toko yang mengawasi kegiatan dalam salon ini. Staf yang bekerja hanya 3 orang yaitu 1 orang kasir dan 2 orang staf salon. Karena usaha ini merupakan usaha kecil, maka jumlah staf yang hanya 3 orang ini dinilai cukup oleh pemilik usaha. Pembagian Ruang dalam Salon Bagian depan salon menjual beberapa produk kebutuhan salon seperti sampo, bedak, dan perfum. Pada bagian dalam, langsung terdapat area kecil seluas kurang lebih 4x3m yang terbagi menjadi area grooming basah dan area grooming kering. 63 Penanganan Salon Salon ini menangani perawatan kecantikan berupa ; • Memandikan standar • Memandikan untuk pengobatan kulit • Pemotongan rambut • Pemotongan kuku • Membersihkan telinga, mata, dan mulut • Memodifikasi rambut • Pengecatan rambut Peralatan Salon Beberapa peralatan yang tersedia di dalam salon ini antara lain ; • Meja grooming kering • Meja grooming basah • Blower • Lemari penyimpanan • Peralatan dan perlengkapan salon • kandang ukuran kecil untuk hewan yang masuk waiting list Survey Lapangan • Grooming kering Area grooming kering menangani penanganan yang tidak menggunakan air.. 64 Gambar 2.22 Area grooming kering (sumber : dokumentasi pribadi) • Grooming basah Area ini menangani penanganan menggunakan air yang membutuhkan ruangan yang tertutup, agar air tidak dapat mengalir keluar. Gambar 2.23 Area grooming basah (sumber : dokumentasi pribadi) 65 • Storage Peletakkan peralatan salon diletakan dalam rak bertingkat yang memudahkan bagi staf grooming untuk menambil dan mencari peralatan yang dibutuhkan. Gambar 2.24 Storage (sumber : dokumentasi pribadi) 2. Penitipan Hewan Lokasi : Kemandoran no. 8, Palmerah, Jakarta Barat Profil Perusahaan St. Queena merupakan tempat penitipan khusus hewan yang berdiri pada Febuari 2009. Perusahaan ini bergerak di bidang jasa yang melayani berbagai jenis hewan terutama anjing dan kucing. Struktur Organisasi Struktur organisasi St. Queena sangat sederhana, mengingat bahwa perusahaan ini bersifat milik pribadi. Dengan jumlah staf 5 orang, 1 orang bagian administrasi dan pembayaran, 2 orang yang bertugas merawat hewan yang dititipkan, 1 orang sebagai pelatih, dan 1 orang sebagai staf grooming. 66 Pemilik 1 Administrasi 1 Staf 4 Gambar 2.25 Struktur Organisasi St. Queena Pembagian Ruang dalam Penitipan Penitipan ini hanya terdiri dari 1 lantai, namun lahannya sangatlah luas, 50% lahan adalah outdoor, dan sisanya indoor yang merupakan area penginapan dan ruang kantor sederhana yang di dalamnya terdapat dapur, kamar mandi, dan kamar tidur staf jaga. Penanganan Penitipan Penitipan ini menangani pelayanan berupa ; • Penginapan hewan sehat • Pelatihan • Pemberian makan secara teratur • Grooming • Siaga dokter 24 jam Peralatan Penitipan Beberapa peralatan yang tersedia di dalam penitipan ini antara lain ; • Kandang ukuran S, M, L • Tali kekang 67 • papan berjalan untuk pelatihan • Meja grooming kering • Lemari penyimpanan stok makananan • Lemari penyimpanan peralatan • Peralatan dan perlengkapan salon Survey Lapangan • Penginapan Area grooming kering menangani penanganan yang tidak menggunakan air.. Gambar 2.26 Penginapan (sumber : dokumentasi pribadi) • Grooming kering Area grooming kering menangani penanganan yang tidak menggunakan air. 68 Gambar 2.27 Area grooming kering (sumber : dokumentasi pribadi) • Kolam renang Terdapat fasilitas kolam renang yang berfungsi sebagai sarana rekreasi anjing dan juga sebagai sarana pelatihan. Gambar 2.28 Kolam renang (sumber : dokumentasi pribadi) • Lapangan Terdapat lahan luas yang dijadikan lapangan rumput sebagai sarana rekreasi anjing dan juga sebagai sarana pelatihan. 69 Gambar 2.29 Lapangan (sumber : dokumentasi pribadi) • Kantor Terdapat sebuah rumah yang dijadikan kantor, di sini tempat pemilik menerima tamu, tempat para staf bersantai dan beristirahat, makan, dan tidur jika mendapat giliran jaga. Gambar 2.30 Kantor (sumber : dokumentasi pribadi) 70 3. Toko Lokasi : Mall of Indonesia lantai 2, Kelapa Gading, Jakarta Utara Profil Perusahaan Zoo pet shop merupakan satu-satunya toko yang menyediakan kebutuhan peralatan dan perlengkapan serta pakan bagi hewan di dalam Mall of Indonesia. Toko ini sudah buka sejak tahun 2009, dan bergerak di bidang retail. Tidak hanya menjual peralatan dan pakan, namun toko ini juga menjual hewan peliharaan di dalamnya. Struktur Organisasi Pemilik 1 Kasir 1 SPG/SPB 2 Gambar 2.31 Struktur Organisasi Zoo Pet Shop Struktur organisasi perusahaan ini sangat sederhana karena meupakan bisnis pribadi dan ruang lingkupnya sangat kecil. Pembagian Segmen Di toko ini, pengklasifikasian barang yang dijual cukup jelas, antara lain ; • Aksesori • Peralatan mandi • Camilan • Makanan • Carrier • Hewan • Kandang 71 Survey Lapangan • Display toko Toko ini memilih kaca transparan untuk dijadikan pembatas tokonya dengan area mall. Material kaca transparan menarik perhatian para pengunjung mall yang lalu lalang di depan toko tersebut, karena pada area display utama, memajang hewan-hewan yang dijual. Gambar 2.32 Display toko (sumber : dokumentasi pribadi) • Segmen Aksesori Pada segmen ini, memajang berbagai aksesori untuk hewan peliharaan. 72 Gambar 2.33 Segmen Aksesori (sumber : dokumentasi pribadi) • Segmen Peralatan Mandi Pada segmen ini, dipajang segala produk keperluan mandi hewan. Gambar 2.34 Segmen Peralatan Mandi (sumber : dokumentasi pribadi) 73 • Segmen Hewan Pada segmen ini, dipajang hewan-hewan yang dijual di toko ini. Gambar 2.35 Segmen Hewan (sumber : dokumentasi pribadi) • Segmen Makanan Pada segmen ini dipajang jenis-jenis makanan yang dijual di toko ini. Gambar 2.36 Segmen makanan (sumber : dokumentasi pribadi) • Segmen Peralatan Pada segmen ini dipajang berbagai peralatan makan dan minum yang dijual di toko ini. 74 Gambar 2.37 Segmen peralatan (sumber : dokumentasi pribadi) • Segmen Mainan Pada segmen ini dipajang berbagai jenis mainan khusus hewan. Gambar 2.38 Segmen mainan (sumber : dokumentasi pribadi) 75 2.2.2 Kajian Permasalahan Khusus A. Kajian Material 1. Lantai Material penutup lantai dengan karakteristiknya ; • Kayu Solid Lantai kayu sampai sekarang masih menjadi bahan yang popular untuk rumah tinggal karena nilai estetika yang tinggi, kesan yang alami serta kemampuannya untuk memberikan kehangatan di dalam ruang. Kayu yang fleksibel dapat memberikan suasana elegan, klasik, modern maupun kontemporer. • Marmer Lantai marmer sangat kuat dan tidak getas cocok untuk menahan beban yang berat. Marmer bersifat dingin sehingga dapat menyejukan suhu di dalam ruangan. Tampilannya pun sangat mewah dengan beragam motif dan corak. Namum perawatannya lebih sulit dibandingkan jenis lantai lainnya. • Keramik Keramik adalah jenis penutup lantai yang paling popular digunakan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena harganya yang sangat variatif. Motif warna dan ukuran keramik pun sangat beragam dari motif marmer, polos, serat kayu dan masih banyak lagi. Penggunaanya pun tidak hanya untuk lantai, dinding pun tampak lebih indah jika dilapisi keramik. Tapi harus diperhatikan karena kekuatan keramik dinding pasti lebih kecil dari keramik lantai yang menahan beban. • Vinyl Lantai ini sangat praktis untuk mengubah tampilan ruangan. Dibagian bawahnya terdapat lem yang mudah direkatkan pada lapisan plesteran atau lantai keramik. Pemasangannya sangat mudah sehingga bisa dilakukan sendiri. Perawatannyapun sangat mudah. Hampir sama dengan lantai keramik. Material ini sangat kuat, tahan api dan air sehingga banyak juga digunakan di bangunan-bangunan publik. 76 • Linoleum Linoleum adalah solusi penutup lantai yang bukan hanya mudah pemasangannya, namun juga relatif murah. Selain itu, linoleum juga disebut-sebut terbuat dari bahan alami yang bisa diperbarui seperti jute, pigment, rasin, linseed oil, limestone, serta woodfloor. Ada tiga jenis produk linoleum yang bisa dijadikan pilihan yaitu, marmoleum dengan warna dan corak alami, artoleum dengan corak kayu, dan walton dengan corak bertekstur. Semua jenis linoleum ini mudah dibersihkan dan dirawat. Material ini sangat awet, tahan air, api, gesekkan, dan mudah perawatannya, sehingga banyak digunakan pada area-area public yang turut mendukung gerakan go green. • Karpet Lantai karpet dapat dibagi menjadi 2 jenis. Yang pertama adalah karpet satuan yang biasa dipakai sebagai aksen pemanis ruangan. Motif dan warnanya sangat beragam dengan bahan baku yang beragam pula. Ukurannya pun barmacam-macam dengan bentuk kotak, persegi ataupun lingkaran. Jenis kedua adalah karpet yang secara permanen ditempel pada lantai seluruh ruangan. Lantai jenis ini hanya cocok dipakai di daerah subtropis atau ruangan yang memakai pendingin ruangan (AC). Jenis lantai ini sering ditemui di kantor atau kamar hotel. Kelebihannya adalah munculnya kesan hangat dan proses pemasangannya yang mudah. • Parket Sintetis Selain yang berbahan dasar kayu solid, parket (parquet) juga bisa terbuat dari material sintetis seperti particle board ataupun MDF. Parket jenis ini umumnya lebih terjangkau dibanding parket berbahan dasar kayu solid. Jika anda menginginkan rumah dengan suasana yang hangat namun dengan budget yang terbatas, maka jenis parket berbahan sintetis ini adalah pilihan terbaik bagi anda • Rubber Tiles Bermotif polos dan marmer dengan penggunaan untuk area dengan tingkat lalu lalang yang sedang hingga tinggi, biasa digunakan pada rumah sakit, sekolah, kantor. 77 (Jenis-jenis material lantai. diakses 20 Desember 2012 dari www.architectaria.com) 2. Dinding Dalam pemilihan material dinding, agar dapat tercipta suasana yang diinginkan, sebaiknya memperhatikan poin-poin berikut ini ; • Cat Memiliki berbagai nuansa dan kesan, tergantung dengan pemilihan dan perpaduan warna yang digunakan dalam finishing, cenderung murah dan mudah dalam pengaplikasian. • Kayu Memiliki memberikan kesan alami dan kehangatan di dalam ruang. Kayu yang fleksibel dapat memberikan suasana elegan, klasik, modern maupun kontemporer. • Metal Memiliki kesan dingin dan futuristik, permukaan yang mudah dibersihkan, namun dalam segi harga, merupakan material yang cukup mahal. • Batu Alam Memberikan kesan dingin, sejuk, dan alami, cocok untuk tema ruangan yang menonjolkan sisi elegan dan mewah. • Wallpaper Merupakan alternatif finishing yang sangat digemari, karena motifnya yang sangat beragam, dan memungkinkan untuk diganti secara berkala karena pengaplikasianny yang mudah, dari segi harga pun bervariasi, sehingga dapat dinikmati oleh segala kalangan. • Fiber Glass Mempunyai sifat yang tahan retak, getaran, benturan, panas, dingin, air, dan tidak berkilau pada sinar lembut. Material ini memberikan kesan ruangan yang luas, bersih, dan modern. 78 • Gelas Mempunyai sifat tahan terhadap cuaca, air, lembab, namun tidak tahan terhadap getaran, dan tembus oleh cahaya. Memberikan kesan ruangan yang luas, bersih, dan terang. • Keramik Memberikan kesan bersih, mudah dibersihkan, dapat dipadu padankan yang dapat menciptakan desain yang unik. 3. Plafon Walaupun letak plafon berada di bagian atas ruangan, mungkin terkadang tidak terlalu menjadi perhatian, namun pemilihan finishing yang tidak tepat, akan dapat sangat mengganggu suasana yang tercipta di dalamnya. Di bawah ini beberapa alternatif finishing pada plafon berupa tabel ; Tabel 2.10 Efek Material Plafon Dalam Interior (Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip Desain Interior. Laksmiwati, Triandi. CV. Rama M.G. Jakarta, 1998 ) 79 B. Kajian Warna Dalam peralatan optis, warna bisa pula berarti interpretasi otak terhadap campuran tiga warna primer cahaya: merah, hijau, biru yang digabungkan dalam komposisi tertentu. Misalnya pencampuran 100% merah, 0% hijau, dan 100% biru akan menghasilkan interpretasi warna magenta. Setiap warna mampu memberikan kesan dan identitas tertentu sesuai kondisi sosial pengamatnya. Misalnya warna putih akan memberi kesan suci dan dingin di daerah Barat karena berasosiasi dengan salju. Sementara di kebanyakan negara Timur warna putih memberi kesan kematian dan sangat menakutkan karena berasosiasi dengan kain kafan (meskipun secara teoritis sebenarnya putih bukanlah warna). Warna dikelompokkan menjadi beberapa sifat, sebagi berikut ; 1. Warna netral, adalah warna-warna yang tidak lagi memiliki kemurnian warna atau dengan kata lain bukan merupakan warna primer maupun sekunder. Warna ini merupakan campuran ketiga komponen warna sekaligus, tetapi tidak dalam komposisi tepat sama. 2. Warna kontras atau komplementer, adalah warna yang berkesan berlawanan satu dengan lainnya. Warna kontras bisa didapatkan dari warna yang berseberangan (memotong titik tengah segitiga) terdiri atas warna primer dan warna sekunder. Tetapi tidak menutup kemungkinan pula membentuk kontras warna dengan menolah nilai ataupun kemurnian warna. Contoh warna kontras adalah merah dengan hijau, kuning dengan ungu dan biru dengan jingga. 3. Warna panas, adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari merah hingga kuning. Warna ini menjadi simbol, riang, semangat, marah dsb. Warna panas mengesankan jarak yang dekat. 4. Warna dingin, adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari hijau hingga ungu. Warna ini menjadi simbol kelembutan, sejuk, nyaman dsb. Warna dingin mengesankan jarak yang jauh. 80 Setiap warna memiliki potensi untuk memberikan efek yang positif maupun negatif pada seseorang. Penggunaan warna berkaitan dengan kondisi psikologis seseorang akan mempengaruhi tubuh, pikiran, emosi dan keseimbangan dari ketiganya dalam diri manusia. Berikut ini adalah beberapa contoh pengaruh warna terhadap manusia : 1. Warna merah merupakan warna yang cukup dominan. Penggunaan warna ini pada suatu objek seringkali membuat objek tersebut tampak lebih dekat dari sebenarnya, sehingga mata kita cenderung lebih cepat mengidentifikasi warna merah dalam suatu ruangan. Warna merah memiliki pengaruh besar pada mood pria, karena warna ini menciptakan reaksi yang emosional. Selain itu, warna merah juga banyak mempengaruhi manusia secara fisik seperti meningkatkan tekanan darah, denyut nadi, dan laju pernafasan, warna ini juga sering dimanfaatkan sebagai terapi pengobatan, contohnya dalam pengobatan penyakit anemia, tekanan darah rendah atau penyakit kulit . Walaupun dapat memberikan suasana hangat dalam ruangan, warna ini cenderung meningkatkan agresivitas seseorang. 2. Warna biru memberikan efek yang cenderung menenangkan. Warna ini seringkali diasosiasikan dengan warna langit atau lautan, juga dianggap sebagai warna favorit dunia karena efeknya yang membawa perasaan damai. Warna biru pekat akan menstimulasi pemikiran yang jernih, sementara warna biru muda akan membantu meningkatkan konsentrasi. Warna ini sangat baik dipakai untuk mengatasi sakit tenggorokan, asma ataupun migren. Di sisi lain, penggunaan warna biru pada ruangan secara berlebihan dapat menimbulkan kesan dingin dan tidak bersahabat, bahkan terkadang membawa perasaan sedih atau depresi. 3. Warna kuning menimbulkan perasaan ceria dan optimis. Warna ini banyak mempengaruhi manusia secara mental dan emosional. Penggunaan warna ini secara tepat dalam ruangan, menimbulkan kesan bersahabat dan seringkali membantu meningkatkan kreativitas seseorang. Warna ini sangat cocok dipakai untuk menetralkan rasa gugup, karena cenderung meningkatkan rasa 81 percaya diri seseorang. Walaupun demikian, penggunaan warna kuning hendaknya dikombinasikan dengan warna – warna lain, karena memiliki kecenderungan untuk memancing terjadinya perdebatan. 4. Warna hijau membawa kesan yang menyegarkan karena diasosiasikan dengan alam dan tumbuhan. Warna hijau memberikan rasa aman, juga keseimbangan dan harmoni. Warna ini cocok digunakan dalam ruangan peristirahatan karena membawa perasaan damai dan ketenangan. selain itu, warna ini juga dipercaya dapat memperbaiki pengelihatan seseorang. Namun demikian, terlalu banyak warna hijau dalam suatu ruangan dapat menimbulkan kebosanan. 5. Warna oranye merupakan hasil pencampuran warna merah dan kuning. Dengan adanya kombinasi dua warna tersebut, warna oranye mempengaruhi manusia baik secara fisik maupun mental. Warna oranye dapat meningkatkan nafsu makan dan memberikan kenyamanan, sehingga sangat cocok digunakan di ruang makan atau ruang keluarga. Selain itu, warna ini membawa perasaan hangat dan menyenangkan. Dalam terapi pengobatan, warna oranye dipakai untuk mengatasi kelainan ginjal atau paru – paru, juga mengobati bronkhitis. Dampak negatif dari penggunaan warna ini secara berlebihan adalah menyebabkan berkurangnya tingkat keseriusan dalam belajar atau bekerja. 6. Warna hitam memberikan kesan yang glamor dan elegan. Selain itu, warna ini juga menciptakan suasana yang cenderung serius dalam suatu ruangan. Warna hitam juga sering dipakai untuk menekan nafsu makan yang berlebihan, misalnya dengan cara melapisi meja dengan taplak berwarna hitam. Dalam konotasi yang negatif, warna ini menimbulkan ketakutan akan gelap atau perasaan tidak aman. 7. Warna putih melambangkan kemurnian atau kesucian. Warna ini banyak digunakan di rumah sakit karena memberikan kesan higienis dan steril. Secara visual, penggunaan warna ini pada suatu ruangan akan memberikan ilusi bahwa ruangan tersebut lebih tinggi daripada yang sebenarnya. Penggunaan warna putih secara berlebihan cenderung memberi kesan tidak ramah. 82 8. Warna merah muda merupakan hasil pencampuran warna merah dan putih. Warna ini melambangkan sifat yang feminim dan memberikan kesan santai. Namun faktanya, warna ini juga seringkali membuat orang merasa lesu dan kurang bersemangat. Dampak negatif dari warna merah muda ini sering dimanfaatkan dalam bidang olahraga. Dalam sebuah pertandingan, seringkali warna merah muda digunakan dalam ruang ganti lawan dengan tujuan untuk menekan semangat dari tim lawan. 9. Warna cokelat terdiri dari warna merah, kuning dan hitam. Sama seperti warna hitam, cokelat juga menimbulkan kesan yang serius, tetapi warna cokelat lebih menonjolkan sisi lembut dan kehangatan. 10. Warna ungu memberikan kesan mewah dan seringkali dikaitkan dengan kerohanian. Warna ini juga dapat mendorong manusia untuk melakukan perenungan atau meditasi. Selain itu, warna ini juga sering digunakan untuk meningkatkan rasa percaya diri seseorang dan mengurangi rasa putus asa. ( Pile, John.1997. Color in Interior Design. McGraw-Hill Profesional) C. Kajian Pola 1. Garis • Lurus - Vertikal : kekuatan, keagungan, kejantanan, keresmian, meninggikan ruang - Horizontal : tenang, rileks, informal, melebarkan ruang - Diagonal : dinamis, aktif, menimbulkan kesan gerak 83 - • Tak beraturan : keanekaan Lengkung - Lingkar penuh : riang gembira - Huruf S : halus, manis, menarik perhatian, tidak terlalu dinamis (Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip Desain Interior. Laksmiwati, Triandi. CV. Rama M.G. Jakarta, 1998 ) 2. Bentuk • Lurus : Segiempat, kubus • Bersudut : Segitiga, piramida • Lengkung : Lingkaran, bola, silinder, kerucut Terlalu banyak pengulangan bentuk, akan menciptakan suasana ruangan yang membosankan. (Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip Desain Interior. Laksmiwati, Triandi. CV. Rama M.G. Jakarta, 1998 ) 84 D. Kajian Penghawaan 1. Ventilasi Silang Pengaturan udara ruangan di daerah tropis berfungsi untuk memperbaiki iklim ruangan. Udara yang bergerak menghasilkan penyegaran terbaik, karena dengan penyegaran yang baik terjadi proses penguapan, yang berarti penurunan temperatur pada kulit. Udara lembab yang tidak jenuh menyentuh tubuh, kelembapan kulit (keringat) berkurang, dan tubuh merasa pendinginan.Mengingat kelembapan udara (uadara luar, atau udara di dalam ruangan karena berkumpulnya manusia) dapat di kombinasi dengan penambahan kecepatan udara. Pendinginan tidak dapat di lakukan bila, dalam kasus ekstrim, kelembapan udara hampir mencapai 100%.pendinginan melalui pengudaraan hanya dapat dilakukan bila temperatur udara lebih rendah dari temperatur kulit (35-36oC). Ventilasi silang yang didasarkan pada perbedaan panas hampir tidak menghasilkan sesuatupun, karena kecilnya perbedaan temperatur di daerah iklim hangat – lembab. Sebaliknya, perbedaan tekanan bisa sangat besar, tergantung pada kecepatan angin, sehingga kemungkinan mendapatkan ventilasi silang dengan cara ini akan dibahas lebih terperinci berikut ini. Tujuan perencanaan adalah mendapatkan aliran udara yang tepat untuk ruangan serta pengontrolannya.Ada berbagai kemungkinan, tetapi kesulitannya terutama terletak pada kenyataan bahwa udara yang bergerak tidak mudah berubah arah dan mencari jalan terpendek antara lobang masuk dan keluar. Yang penting untuk pengarahan udara adalah lubang masuknya dan kondisi-kondisi tekanan udara pada dinding luar.Misalnya, letak jendela yang tidak menguntungkan bisa sangat mengganggu aliran udara di dalam ruangan. 85 Setiap sistem pengudaraan juga harus berfungsi pada periode angin keras, karena itu selama musim hujan yang dingin, dimana angin keras ini sering timbul, pengudaraan ini harus dapat ditahan tanpa kehilangan fungsinya. Syarat untuk ventilasi silang yang baik adalah angin mencapai bangunan dengan arah yang menguntungkan. 2. Vegatasi Seperti banyak faktor lainnya, vegetasi juga dapat menghsilakan pengaruh berbeda terhadap iklim-mikro pada daerah kering dan daerah lembab.Apa yang cocok untuk suatu daerah belum tentu sesuai untuk daerah lain. Di daerah kering, vegetasi lebat dapat menahan angin pamas dan debu yang tidak diinginkan dan penguapan daun menambah kelembaban udara sehingga temperatur akan turun. Sebaiknya di daerah lembab diinginkan adanya gerakan udara maksimum, dan semak dan pepohonan dapat menghambat gerakan udara. Pertamanan yang terencana baik dapat : • Mempengaruhi arah dan kekuatan angin. • Menyimpan air, • Menurunkan temperatur, • Menyamakan perbedaan temperatur, Sehingga menghasilkan sumbangan yang tidak kecil bagi pengudaraan dengan cara alamiah. Dengan rumput dan tanaman kecil saja, udara yang bergerak diatasnya dapat didinginkan. 3. Cara Buatan Seperti telah dijelaskan sebelumnya, efektifitas pengudaraan alamiah untuk sebuah bangunan tergantung pada : • Letak dan besarnya. • Jenis bangunan-bangunan di sekitarnya. • Penempatan lubang masuk dan keluar udara. 86 Terutama untuk bangunan besar, persyaratan untuk efektifitas pengudaraan alamiah sering tidak tersedia, sehingga harus digunakan peralatan mekanis.Dengan sistem pengudaraan mekanis seperti ini dapat tercipta kondisi pengaliran udara yang stabil di dalam ruangan, jalan udara menjadi lebih jelas, dan lobang masuk serta keluar udara dapat ditentukan, dan lebih kecil dibandingkan lobang-lobang pada pengudaraan alamiah.Tetapi pada umumnya ventilasi silang yang bekerja kurang intensif, masih lebih baik dibandingkan pengudaraan buatan, yang sering tidak berfungsi karena kurang perawatan dan suku cadang. Kipas angin yang diletakkan di meja atau langit-langit merupakan alat paling sederhanan untuk menghasilkan gerakan udara yang nyaman.Tetapi kipas angin di langit-langit sebaiknya diatas 3 m. Tetapi efisiensinya tidak terlalu tinggi, karena disini tidak terjadi pertukaran udara, melainkan hanya perputaran saja. Kipas yang dipasang pada dinding luar masih lebih baik. Untuk ruangan yang lebih kecil, kipas aksial sudah cukup, asalkan saluran udara tidak diperlukan. Jika yang besar demikian halnya, maka dianjurkan untuk memakai kipas radial. Tahanan pipa yang besar bahkan dapat diatasi tanpa kebisingan, dan hembusannya pada lobang keluar selalu konstan, bahkan pada tekanan angin yang kuat. Penyejuk udara mekanis tidak boleh digunakan untuk mengatasi beban panas yang timbul akibat perencanaan yang salah. Pengoperasian instalasi seperti ini mahal, peralatan dibebani terlalu berat dan mudah mengalami kerusakan.Karena itu aturan dasarnya adalah perencanaan yang sesuai dengan iklim.Semua jenis penyejuk udara mekanis hanya berfungsi sebagai penunjang. (Sistem Penghawaan. (2008), diakses pada tanggal 28 November 2012 dari www.wordpress.com/Sistem Penghawan ) 87 E. Kajian Akustik Beberapa material yang dapat digunakan untuk meredam suara yang muncul dari dalam maupun luar ruangan ; 1. Gipsum Material ini cukup baik dalam meredam suara, selain ramah lingkungan, pemasangan dan perawatannya pun tergolong mudah. Selain itu, material ini memberikan kesan minimalis pada ruangan. 2. Plywood Material ini terkenal cukup murah dan cukup baik untuk meredam suara, namun dalam zat perekatnya mengandung formalin, zat yang sangat berbahaya bagi lingkungan. 3. Parket Material kayu cukup baik dalam meredam suara, perawatannya pun sangat mudah, namun kekurangannya adalah langkanya kayu yang menyebabkan penggunaan material ini tanpa penanggulangan jangka panjang, dapat menyebabkan kerusakkan lingkungan. 4. Karpet Material ini meredam suara dengan baik, selain itu ruangan terasa nyaman karena permukaan material ini sangat empuk dan sangat fungsional. Namun perawatannya sulit dan sangat rentan terhadap perkembangan bakteri dan kutu di sela-sela permukaannya. 5. Kain Material ini sangat baik dalam meredam suara dan dapat dikreasikan dengan menggabungkan berbagai material dan motif yang berbeda. Namun perawatannya sulit dan mudah berdebu. F. Kajian Pencahayaan Dalam sistem pencahayaan, terdapat beberapa jenis pencahayaan yang dapat digunakan sesuai dengan kegunaan masing-masing aktifitas, beberapa jenis tersebut adalah ; 1. Ambient lighting, yaitu pencahayaan seluruh ruang. Secara teknis ambient lighting artinya total sinar yang datang dari semua arah, untuk seluruh 88 ruang. Sebuah lampu diletakkan di tengah-tengah ruang hanya salah satu bagian dari ambient lighting. Tetapi bila ada sinar yang datang dari semua tepi plafon, misalnya, terciptalah ambient lighting. Dalam membuat ambient lighting, sinar haruslah cukup fleksibel untuk berbagai situasi atau peristiwa yang mungkin terjadi di ruangan. Tidak mungkin ruang makan selalu romatis. 2. Local lighting, atau pencahayaan lokal. Pencahayaan jenis ini ditujukan untuk aktivitas sehari-hari. Misalnya: membaca, belajar, memasak, berdandan dan sebagainya. Pencahayaan dimaksud untuk membuat mata tidak cepat lelah. 3. Accent lighting, atau pencahayaan yang berfungsi sebagai aksen. Selain contoh di atas, pencahayaan jenis ini bisa dipakai sudut tertentu, barang tertentu menjadi menonjol. Pencahayaan seperti ini dapat membimbing pengunjung untuk melihat suatu barang atau koleksi tertentu. 4. Natural lighting, alias sinar matahari bahkan cahaya bulan. Bila di desain sejak awal, pemanfaatan cahaya matahari juga dapat membuat ruangan menjadi terang. (diakses pada tanggal 5 Februari 2013, http://www.scribd.com/doc/19801045/B17-PENCAHAYAAN) 89