BAB II Kajian Pustaka Dalam suatu penelitian dibutuhkan suatu tinjauan pustaka yang di dalamnya berisi teori-teori yang melandasi penelitian tersebut. Teori dapat berupa konsepkonsep, hukum-hukum dan prinsip-prinsip yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, terdapat tiga variabel yaitu lingkungan keluarga (X1), motivasi belajar intrinsik (X2), dan prestasi belajar (Y). Ketiga variabel tersebut akan dibahas lebih lanjut dalam pembahasan berikut ini. A. Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Mengenai Lingkungan Keluarga A. Lingkungan Keluarga Keluarga merupakan tempat yang tidak kalah utama dalam mendidik siswa selain di sekolah. Menurut Ki Hajar Dewantara (Abu Ahmadi & Nur, 2001: 176), keluarga berasal dari bahasa Jawa yang terbentuk dari dua kata yaitu kawula dan warga. Didalam bahasa Jawa kuno kawula berarti hamba dan warga artinya anggota. Secara bebas dapat diartikan bahwa keluarga adalah anggota hamba atau warga saya. Artinya setiap anggota dari kawula merasakan sebagai satu kesatuan yang utuh sebagai bagian dari dirinya dan dirinya juga merupakan bagian dari warga yang lainnya secara keseluruhan. Menurut Murdock (Sri Lestari, 2013: 3) keluarga merupakan kelompok social yang memiliki karakteristik tinggal bersama, terdapat kerjasama ekonomi, dan terjadi proses reproduksi. Sedangkan menurut Sutjipto Wirowidjojo (Slameto, 2010: 61) menyatakan bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, Negara dan dunia. 8 9 Keluarga merupakan lingkungan dimana beberapa orang tinggal bersama dan memiliki ikatan pertalian darah. Menurut Arifin (Suhendi, Wahyu, 2000: 41) “keluarga diartikan sebagai suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang dihubungkan dengan pertalian darah, perkawinan atau adopsi (hukum) yang memiliki tempat tinggal bersama”. Seorang pakar Cohen, Bruce J (2003: 172) menyatakan bahwa: Keluarga adalah kelompok yang berdasarkan pertalian saudara yang memiliki tanggung jawab utama atas sosialisasi anak-anaknya dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok lainnya. Keluarga terdiri dari kelompok orang yang memiliki hubungan darah, tali perkawinan, atau adopsi dan yang hidup bersama-sama untuk periode yang tidak terbatas. Menurut Soerjono Soekanto (2004: 1) bahwa “keluarga merupakan kelompok social kecil yang terdiri dari suami, istri beserta anak-anaknya yang belum menikah”. Keluarga tersebut dapat disebut juga dengan keluarga batih. Menurut Goode, William. J (2007: 9) mengemukakan bahwa, “ciri utama lain dari sebuah keluarga ialah bahwa fungsi utamanya dapat dipisahkan satu sama lain. Keluarga itu menyumbangkan hal-hal berikut ini kepada masyarakat: kelahiran, pemeliharaan fisik anggota keluarga, penempatan anak dalam masyarakat, pemasyarakatan dan kontrol sosial”. Dari beberapa teori di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa lingkungan keluarga adalah kelompok sosial yang kecil yang dihubungkan dengan pertalian darah, perkawinan serta memiliki tempat tinggal yang sama. Dalam hal ini, keluarga terdiri dari ayah, ibu serta saudara yang ada di dalam satu rumah dan tinggal bersama. B. Fungsi Keluarga Menurut Day (Sri Lestari, 2013: 5) pada umumnya, fungsi yang dijalankan keluarga seperti melahirkan dan merawat anak, menyelesaikan masalah, dan saling peduli antar anggotanya tidak berubah substansinya dari 10 masa ke masa Menurut Bierstadt (Abu Ahmadi, 2007: 109) keluarga berfungsi sebagai: 1. Bersifat membantu. 2. Mengatur dan menguasai impuls-impuls (dorongan) sekuil. 3. Menggerakkan nilai-nilai kebudayaan. 4. Menunjukkan status. Sementara itu, Abu Ahmadi (2007: 110) menyebutkan bahwa fungsi keluarga adalah memelihara, merawat, dan melindungi anak dalam rangka sosialisasinya agar mereka mampu mengendalikan diri dan berjiwa sosial. Sedangkan menurut Syamsu Yusuf (Nuruzzuhal, 2010: 19) secara sosiopsikologis, keluarga memiliki fungsi sebagai berikut: 1. Pemberi rasa aman bagi anak dan anggota keluarga lainnya, 2. Sumber pemenuhan kebutuhan 3. Sumber kasih sayang dan penerimaan, 4. Model pola perilaku yang tepat bagi anak untuk belajar menjadi anggota masyarakat yang baik, 5. Pemberi bimbingan bagi pengembangan perilaku yang secara sosial di anggap tepat, 6. Pembentuk anak dalam memecahkan masalah yang dihadapinya 7. Pemberi bimbingan dalam belajar keterampilan, motor, verbal, dan sosial yang dibutuhkan untuk penyesuaian diri, 8. Stimulator bagi pengembangan kemampuan anak untuk mencapai prestasi, baik di sekolah maupun di masyarakat, 9. Pembimbing dalam mengembangkan aspirasi 10. Sumber persahabatan (teman bermain) anak, sampai cukup usia untuk mendapatkan teman di luar rumah Fungsi keluarga menurut Friedman (Sudiharto, 2007), antara lain adalah sebagai berikut: 11 1. Fungsi Afektif (The Affective Function) Keluarga berfungsi untuk membimbing dan mengajarkan anggota keluarga cara berhubungan seperti menghormati, mengasihi dan menghargai anggota keluarga yang lain. 2. Fungsi Sosialisasi dan Penempatan Social (Sosialisation And Social Placement Function) Merupakan fungsi untuk mengajarkan anak cara berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain yang ada di dalam anggota keluarga maupun orang lain di luar rumah. 3. Fungsi Reproduksi (Reproductive Function) Merupakan fungsi untuk mempertahankan kelangsungan generasi keturunan keluarga. 4. Fungsi Ekonomi (The Economic Function) Merupakan fungsi untuk memenuhi segala kebutuhan anggota keluarga baik primer maupupun sekunder. 5. Fungsi Perawatan Atau Pemeliharaan Kesehatan (The Healty Care Function) Merupakan fungsi untuk menjaga dan merawat kesehatan anggota keluarga agar memiliki jiwa dan raga yang kuat. Menurut Slameto (2003: 60) lingkungan keluarga akan memberi pengaruh pada siswa berupa: 1. Cara orang tua mendidik Cara orang tua untuk mendidik memiliki pengaruh yang besar terhadap belajar anak. Cara mendidik anak dengan keras dan manja dapat membuat siswa kurang berhasil dalam belajarnya. Cara mendidik siswa yang baik adalah dengan memberikan penyuluhan dan bimbingan. Siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar, perlu mendapatkan bimbingan belajar orang tua dengan baik. Selain itu perhatian yang diberikan oleh orang tua juga memiliki pengaruh yang besar bagi siswa. 12 2. Relasi antar anggota keluarga Hubugan antar anggota keluarga memiliki peranan yang penting dalam belajar. Bentuk dari hubungan tersebut dapat berupa kasih sayang dan pengertian, ataupun hubungan yang baik antar anggota keluarga dan sebagainya. 3. Suasana rumah Suasana merupakan situasi atau kejadian yang sering terjadi di dalam rumah. Rumah yang gaduh, semrawut, akan menyebabkan anak untuk malas belajar. Selain itu juga rumah yang sering diadakan acara di dalamnya. Dibutuhkan suasana rumah yang aman, tenang dan tenteram agar anak dapat belajar dengan baik. 4. Keadaan ekonomi orang tua Tersedianya kebutuhan sandang, pangan dan papan memiliki hubungan yang erat dalam belajar. Di dalam keluarga menengah ke bawah, ketika kebutuhan dan fasilitas kurang terpenuhi akan mengganggu belajarnya sehingga akan mengakibatkan anak kurang fokus dalam belajar. Menurut Abu Ahmadi (2007: 91) faktor-faktor dalam keluarga yang turut mempengaruhi prestasi belajar pada diri siswa adalah sebagai berikut 1. Status sosial ekonomi keluarga. 2. Faktor keutuhan keluarga. 3. Sikap dan kebiasaan-kebiasaan orang tua. Menurut Soerjono Soekanto (2004: 23), keluarga memiliki beberapa peranan-peranan tertentu, yaitu sebagai berikut: 1. Keluarga berperan sebagi pelindung bagi pribadi-pribadi yang menjadi anggota, dimana ketentraman dan ketertiban diperoleh dalam wadah tersebut. 2. Keluarga merupakan unit sosial-ekonomis yang secara materil memenuhi kebutuhan anggotanya. 13 3. Keluarga menumbuhkan dasar-dasar bagi kaidah-kaidah pergaulan hidup. 4. Keluarga merupakan wadah dimana manusia mengalami proses sosialisasi awal, yakni suatu proses dimana manusia mempelajari dan mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Dari beberapa teori yang disebutkan di atas, keluarga berfungsi sebagai tempat untuk membantu, mendidik, melindungi, serta mendorong anak agar dapat mengendalikan diri, mandiri dan berjiwa social. Anak dididik untuk mandiri sejak kecil oleh orang tua mereka masing-masing, sesuai dengan tahap perkembangan mereka. Hal ini adalah faktor pertama dan utama yang dapat.mempengaruhi prestasi belajar siswa. C. Indikator Lingkungan Keluarga Menurut Slameto (2003: 60) lingkungan keluarga akan memberi pengaruh pada siswa berupa: 1. Cara orang tua mendidik 2. Relasi antar anggota keluarga 3. Suasana rumah 4. Keadaan ekonomi orang tua 2. Tinjauan Mengenai Motivasi Belajar A. Hakekat Motivasi Belajar Dalam melakukan suatu pekerjaan, pasti ada motivasi yang mengiringi seseorang melakukannya. Begitu pula dalam belajar, motivasi menjadi salah satu fakor yang dapat mempengaruhi siswa untuk belajar. Maka dari itu, setiap siswa harus memiliki motivasi belajar yang tinggi untuk mendapatkan prestasi belajar yang tinggi. Menurut Mc. Donald (Sardiman 2007: 73), menyebutkan bahwa motivasi sebagai perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. 14 Pendapat lain juga disampaikan oleh Sardiman (2008: 75) yang mendefinisikan motivasi belajar sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Menurut Santrock (2008 : 510) motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama. Menurut Dalyono (2009: 57), motivasi adalah daya penggerak atau pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan. Menurut Hamzah B.Uno (2006: 1), motivasi adalah dorongan yang ada dalam diri individu yang dapat menggerakkan seseorang itu untuk melakukan sesuatu. Menurut pandangan Dimyati dan Mudjiono (2009: 80), motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan pengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Menurut Slameto (2010: 170) menyatakan bahwa motivasi adalah suatu proses yang menentukan tingkah kegiatan, intensitas, konsistensi,serta arah umum dari tingkah laku manusia. Uno (2009: 23) mengemukakan bahwa motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Hakikat motivasi belajar menurut Uno (2009: 23) adalah dorongan internal dan eksternal pada siswasiswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Dari beberapa teori yang telah dipaparkan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi belajar adalah dorongan mental dalam diri siswa yang dapat menggerakkan dan mengarahkan untuk menimbulkan kegiatan belajar. Dengan adanya motivasi belajar yang tinggi akan mendorong siswa untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi. 15 Menurut Abraham Maslow (1943-1970), motivasi dipengaruhi oleh beberapa hal seperti berikut: 1. Kebutuhan fisiologis Kebutuhan ini berupa kebutuhan yang dipengaruhi secara fisik seperti rasa lapar, rasa haus dan sebagainya 2. Kebutuhan rasa aman Manusia akan selalu berusaha untuk mendapatkan rasa aman yang dapat melindunginya jauh dari bahaya. Rasa aman ini berupa rasa aman dalam lingkungan, psikis serta rasa keadilan 3. Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki Manusia merupakan makhluk yang memiliki rasa cinta dan rasa memiliki yang akan mendorong dirinya untuk berhubungan dengan orang lain di dalam keluarga ataupun masyarakat 4. Kebutuhan akan penghargaan Merupakan dorongan untuk mendapatkan prestasi, kompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan dari orang-orang di sekitar. 5. Kebutuhan aktualisasi diri Dorongan untuk memenuhi kebutuhan untuk mengetahui, memahami, dan menjelajahi apa yang ada di sekitarnya sehingga mendapatkan kepuasan tersendiri dan potensi yang ada di dalam dirinya. Menurut Ngalim Purwanto (2000: 74-80) ada beberapa teori motivasi, yakni: 1. Teori Hedonisme Merupakan suatu aliran di dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup utama pada manusia adalah kesenangan yang bersifat duniawi yang berarti penuh dengan kesenangan dan kenikmatan. 2. Teori Naluri Teori ini menegaskan bahwa kebiasaan, tindakan maupun tingkah laku manusia yang diperbuat sehari-hari mendapat dorongan atau digerakan 16 oleh naluri mempertahankan diri, naluri mengembangkan diri, dan naluri mengembangkan atau mempertahankan jenis yang ada di dalam diri setiap manusia. 3. Teori Reaksi yang Dipelajari Teori ini berpandangan bahwa perilaku manusia berdasarkan pada pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat ia hidup dan dibesarkan. 4. Teori Kebutuhan Teori ini berpandangan bahwa segala tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakekatnya adalah untuk memenuhi kebutuhankebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis. B. Macam-macam Motivasi Belajar Menurut Woodworth dan Marquis (Sumadi, 2007: 71) motif dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu kebutuhan-kebutuhan organic, motifmotif darurat dan motif-motif objektif. 1. Kebutuhan-kebutuhan organik yang meliputi a. Kebutuhan untuk minum b. Kebutuhan untuk makan c. Kebutuhan untuk bernafas d. Kebutuhan seksual e. Kebutuhan untuk berbuat f. Kebutuhan untuk beristirahat 2. Motif-motif darurat yang mencakup: a. Dorongan untuk menyelamatkan diri b. Dorongan untuk membalas c. Dorongan untuk berusaha d. Dorongan untuk memburu 3. Motif-motif objektif yang mencakup: a. Kebutuhan-kebutuhan untuk melakukan eksplorasi b. Kebutuhan untuk melakukan manipulasi c. Kebutuhan untuk menaruh minat 17 Selain itu, berdasarkan atas terbentuknya motif-motif dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1. Motif-motif bawaan, yaitu motif-motif yang dibawa sejak lahir jadi ada tanpa dipelajari seperti a. Dorongan untuk makan b. Doromgan untuk minum c. Dorongan untuk bergerak dan beristirahat d. Dorongan seksual 2. Motif-motif yang dipelajari, yaitu motif yang timbul karena dipelajari seperti: a. Dorongan untuk belajar suatu ilmu pengetahuan b. Dorongan untuk mengejar suatu cabang ilmu pengetahuan c. Dorongan untuk mengejar sesuatu kedudukan dalam masyarakat Secara umum macam-macam motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Menurut Singgih D. Gunarsa (2004: 50-51) yaitu: 1. Motivasi intrinsik merupakan dorongan atau kehendak yang kuat yang berasal dari dalam diri seseorang. Semakin kuat motivasi instrinsik yang dimiliki oleh seseorang, semakin besar kemungkinan ia memperlihatkan tingkah laku yang kuat untuk mencapai tujuan. 2. Motivasi Ekstrinsik adalah dorongan segala sesuatu yang diperoleh melalui pengamatan sendiri, ataupun melalui saran, anjuran, atau dorongan dari orang lain. Faktor eksternal dapat mempengaruhi penampilan atau tingkah laku seseorang, yaitu menentukan apakah seseorang akan menampilkan sikap gigih dan tidak cepat putus asa dalam mencapai tujuannya. Menurut Rusyan Tabrani (Roy, 2010: 232) dalam kegiatan belajar ada 2 macam motivasi dasar, yaitu: 1. Motivasi Ekstrinsik: yaitu dorongan untuk mencapai tujuan-tujuan yang terletak di luar perbuatan belajar (adanya rangsangan dari luar individu). Motivasi ini disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, 18 seperti angka, ijazah, tingkatan, hadiah, pertentangan, dan persaingan. Yang negatif adalah sindiran tajam, cemoohan dan hukuman. Peranan pendidik dalam menimbulkan motivasi ekstrinsik sangat penting. Hal ini dilakukan agar peserta didik dapat dengan aktif mengikuti kegiatan pendidikan dan diharapkan lambat laun akan timbul kesadaran sendiri pada peserta didik untuk belajar. Misalnya: a. Belajar untuk lulus ujian. b. Supaya mendapat nilai baik. b. Belajar karena takut dihukum. c. Belajar untuk menjadi juara kelas. d. Belajar untuk mendapat hadiah. 2. Motivasi Intrinsik, yaitu dorongan untuk mencapai tujuan-tujuan yang terletak di dalam perbuatan belajar (adanya rangsangan dari dalam individu sendiri). Adanya motivasi ini menunjukkan peserta didik menyadari bahwa kegiatan pendidikan yang sedang diikutinya bermanfaat bagi dirinya karena sejalan dengan kebutuhannya. Motivasi ini sering juga disebut motivasi murni, motivasi yang sebenarnya yang timbul dari dalam diri sendiri. Jadi motivasi ini tidak dipengaruhi dari luar. Dalam hal ini, ujian, hadiah, atau sejenisnya tidak diperlukan karena tidak akan menyebabkan peserta didik bekerja atau belajar untuk mendapatkan hadiah itu. Misalnya: a. Belajar karena ingin tahu cara pemecahannya. b. Keinginan untuk mendapatkan keterampilan tertentu. c. Keinginan untuk memperoleh infomasi dan pengertian. d. Keinginan untuk sukses. Menurut Sumadi (2007: 72-73) ada dua macam motif yaitu: 1. Motif ekstrinsik, yaitu motif-motif yang fungsinya karena ada rangsangan dari luar, misalnya orang belajar giat karena diberi tahu bahwa sebentar lagi aka nada ujian, orang membaca sesuatu karena 19 2. diberi tahu bahwa hal itu harus dilakukannya sebelum dia melamar pekerjaan dan sebagainya Motif intrinsik, yaitu motif-motif yang fungsinya tidak usah dirangsang dari luar. Memang dalam individu sendiri telah ada dorongan itu. Misalnya orang yang gemar membaca tidak usah ada yang mendorongnya telah mencari sendiri buku-buku untuk dibacanya, orang yang rajin dan bertanggung jawab tidak usah menanti komando sudah belajar secara sebaik-baiknya. Menurut Lilik Sriyanti (2013: 134) ada dua macam motivasi yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang yang disebut motivasi intrinsik dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang disebut motivasi ekstrinsik. Menurut Sevilla (Lilik Sriyanti 2013: 134), penjelasan mengenai motivasi intrinsik dan ekstrinsik sebagai berikut: 1. 2. Motivasi intrinsik adalah motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dorongan untuk belajar bersumber pada kebutuhan, yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengalaman. Jadi motivasi intrinsik muncul berdasarkan kesadaran dengan tujuan esensial, bukan sekedar atribut dan seremonial. Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Misalnya untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan dan sebagainya. Angka, pujian, ijazah, hadiah dan sebagainya berpengaruh positif dengan merangsang anak untuk giat belajar. Sedangkan ejekan, celaan, hukuman yang menghina, sindiran kasar dan sebagainya berpengaruh negatif dengan renggangnya hubungan guru dan anak didik. Hamzah B. Uno (2009: 23) menjelaskan bahwa motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, yaitu berupa a. Ada hasrat dan keinginan untuk berhasil b. Ada dorongan dan kebutuhan dalam belajar c. Ada harapan akan cita-cita masa depan 20 Sedangkap faktor ekstrinsiknya berupa: a. Adanya penghargaan dalam belajar b. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar c. Adanya lingkungan belajar yang kondusif Menurut Esa Nur Wahyuni (2009: 25) motivasi belajar dipengaruhi oleh adanya faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik antara lain: 1. Kebutuhan Motivasi di dalam diri seseorang timbul karena adanya suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. 2. Dorongan Adanya dorongan dari dalam seseorang dapat membuatnya melakukan sesuatu yang diinginkannya. 3. Minat Minat akan timbul jika seseorang tertarik akan suatu hal sehingga ia merasa bahwa sesuatu yang akan dipelajarinya dapat memberikan manfaat untuknya. 4. Kepercayaan Rasa percaya mampu melakukan sesuatu dalam diri seseorang dapat memicu seseorang untuk bertindak sesuai dengan apa yang diinginkannya Sedangkan untuk faktor ekstrinsik antara lain: 1. Tekanan Sosial Seseorang dapat termotivasi karena adanya tekanan dari lingkungan tempat ia berada seperti tidak ingin kalah dengan orang lain. 2. Hadiah Pemberian hadiah merupakan faktor dari luar yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu karena adanya reward/hadiah. Misalanya guru akan menjanjikan sebuah hadiah bagi siswa yang mendapat prestasi yang paling tinggi diantara yang lain, sehingga siswa 21 akan berusaha untuk belajar dengan rajin dan tekun untuk mendapatkan nilai yang baik 3. Hukuman Pemberian hukuman dapat dilakukan dalam memotivasi siswa untuk belajar, namun dalam batas-batas tertentu tanpa menyakiti siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar dari dalam (intrinsik) menurut Dimyati & Mudjiono (2010: 97-100) adalah sebagai berikut : 1. Cita-cita atau aspirasi siswa Keinginan yang tinggi merupakan salah satu pendorong untuk melakukan perbuatan. Siswa yang memiliki tujuan hidup atau cita-cita yang tinggi akan mendorong dirinya untuk memiliki semangat dan kemauan untuk senantiasa belajar. 2. Kemampuan siswa Belajar tidak lepas dari kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Kemampuan untuk mengamati, berfikir, menghafal juga mempengaruhi belajar siswa. 3. Kondisi siswa Kondisi ini meliputi jasmani dan rohani yang dimiliki oleh siswa. Kondisi fisik lebih mudah untuk dilihat dibandingkan dengan kondisi rohani siswa. Apabila kondisi fisik siswa kuat, maka ia akan lebih termotivasi untuk belajar dibandingkan siswa yang memiliki kondisi fisik lemah atau sakit. Sedangkan faktor dari luar (ekstrinsik) berupa: 1. Kondisi lingkungan siswa Kondisi lingkungan tempat siswa belajar maupun tempat siswa tinggal memiliki pengaruh pada prestasi belajar yang didapatkan oleh siswa. 22 2. Upaya guru dalam membelajarkan siswa Kemampuan yang dimiliki oleh guru dalam mempengaruhi dan memotivasi siswa agar siswa lebih semangat dalam belajar. 3. Unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran Unsur-unsur ini berupa sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di dalam kelas maupun sekolah. Menurut Taufik (2007) ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik, yaitu: 1. Kebutuhan Seseorang melakukan aktivitas baik biologis maupun psikologis, misalnya rasa lapar, haus, perlindungan (pakaian dan perumahan), seks, dan kebutuhan jasmani lain. 2. Harapan Motivasi muncul karena adanya harapan untuk meraih keberhasilan yang bersifat pemuasan diri. 3. Minat Merupakan rasa lebih suka dan rasa keinginan pada suatu hal tanpa ada yang menyuruh. Sedangkan motivasi ekstrinsik menurut Taufik (2007) yaitu: 1. Dorongan keluarga Dukungan dan dorongan yang berasal dari keluarga membuat siswa semakin kuat semangatnya dalam belajar untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik. 2. Lingkungan Lingkungan dapat berupa lingkungan tempat tinggal siswa maupun sekolah tempat untuk belajar. Adanya pengaruh dari anggota keluarga, teman, guru, sekolah dapat mempengaruhi motivasi siswa. 23 3. Imbalan Siswa dapat termotivasi untuk belajar karena adanya imbalan yang berupa hadiah atau pujian yang akan ia dapatkan ketika mendapatkan prestasi yang bagus. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar terdiri dari dua macam yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Berdasarkan dari teori di atas, motivasi belajar terdiri dari dua macam yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang berasal dari luar diri siswa seperti orang tua, guru, teman, dan sebagainya. Sedangkan motivasi intrinsik berasal dari dalam diri siswa, seperti keinginan untuk sukses, mendapatkan keterampilan dan kemampuan dan lain-lain. Di dalam kegiatan belajar motivasi instrinsik mempunyai sifat yang lebih penting karena daya penggerak yang mendorong seseorang dalam belajar berasal dari dalam dirinya sendiri. Keinginan dan usaha belajar atas dasar inisiatif dirinya sendiri akan membuahkan hasil belajar yang maksimal. C. Fungsi Motivasi Belajar Motivasi dibutuhkan sebagai pendorong aktivitas kegiatan belajar siswa. Motivasi yang tinggi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa (Sugihartono, Dkk 2007: 20). Sedangkan Hamzah B. Uno (2008: 17) menjelaskan bahwa fungsi motivasi dalam belajar adalah sebagai berikut: 1. Mendorong manusia untuk melakukan suatu aktivitas yang didasarkan atas pemenuhan kebutuhan Manusia membutuhkan dorongan untuk melakukan aktivitas di dalam kesehariannya. Dorongan tersebut berfungsi untuk memenuhi segala kebutuhan yang ingin dipenuhinya. 24 2. Menentukan arah tujuan yang hendak dicapai Motivasi dapat membuat siswa untuk memiliki arah tujuan yang jelas yang hendak dicapai seperti mampu belajar mandiri dan memiliki hasil belajar yang baik serta memuaskan. 3. Menentukan perbuatan yang harus dilakukan Dalam belajar, motivasi dapat mendorong dan memunculkan perilaku yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Fungsi motivasi dalam belajar menurut Djamarah (2002: 123) adalah sebagai berikut: 1. Motivasi sebagai pendorong perbuatan Motivasi akan mendorong siswa untuk melakukan perbuatan seperti belajar. Siswa akan belajar ketika memiliki suatu motivasi di dalam dirinya seperti memiliki prestasi hasil belajar yang baik, meraih cita-cita yang diinginkan dan sebagainya 2. Motivasi sebagai penggerak perbuatan Adanya motivasi, menggerakan siswa untuk menjalankan perbuatan seperti belajar. Cepat atau lambatnya pergerakan tersebut tergantung dari besarnya motivasi yang dimiliki oleh setiap siswa. 3. Motivasi sebagai pengarah perbuatan Motivasi mengarahkan siswa untuk belajar secara terarah dan tertib. Sehingga membuat siswa untuk lebih mudah belajar dengan baik. Sedangkan fungsi motivasi menurut Sardiman (2008: 85) yaitu: 1. Mendorong manusia untuk berbuat 2. Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai. 3. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan mana yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Ada tiga fungsi motivasi menurut Oemar Hamalik (2003: 16) yaitu sebagai berikut : 25 1. Mendorong timbulnya kelakuan atau sesuatu perbuatan. 2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, yaitu motivasi untuk mengarahkan perbuatan kearah pencapaian tujuan yang diinginkannya. 3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, yaitu besar kecilnya motivasi menentukan cepat lambatnya pekerjaan. E. Indikator Motivasi Belajar Menurut Hamzah B. Uno (2009: 23) indikator motivasi belajar intrinsik dapat berupa: a. Ada hasrat dan keinginan untuk berhasil b. Ada dorongan dan kebutuhan dalam belajar c. Ada harapan akan cita-cita masa depan 3. Tinjauan Mengenai Prestasi Belajar A. Prestasi Belajar Belajar merupakan salah satu kebutuhan yang dimiliki oleh manusia. Tidak ada manusia yang pintar dengan sendirinya, semua membutuhkan proses yaitu belajar. Dengan belajar, maka siswa akan menjadi pintar dan cerdas sehingga ia dapat menjadi insan yang berguna bagi nusa dan bangsa. Menurut W.S. Winkel (Darsono 2000: 4) bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap. Di dalam suatu proses pembelajaran, diperlukan pengukuran hasil dari proses pembelajaran tersebut. Alat ukur tersebut dapat berupa nilai atau hasil belajar yang dapat juga disebut dengan prestasi. Menurut Syaiful Bahri Djamarah, (2011: 24) “Prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa setelah melakukan aktivitas belajar”. Menurut Tulus Tu’u (2004: 75) “Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru”. Menurut 26 Oemar Hamalik (2004: 30) “Prestasi Belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misal dari tidak tahu menjadi tahu dan tidak mengerti menjadi mengerti”. Menurut Suratinah Titinegoro (2001: 43) menyatakan bahwa “Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang telah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”. Dari beberapa teori di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil penilaian pencapaian dari kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah melakukan aktivitas belajar dalam jangka waktu tertentu. Hasil ini dapat disebut dengan nilai. Ada beberama macam evaluasi belajar menurut Muhibbin Syah (2004: 143) adalah sebagai berikut: 1. Pre test dan post test Pre test merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh guru setiap akan memberikan materi yang baru untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang materi yang akan diajarkan. Sedangkan post test merupakan kegiatan evaluasi di akhir pelajaran atau pemberian materi yang baru dengan memberikan pertanyaan ataupun tugas. 2. Evaluasi prasyarat Merupakan kegiatan untuk mengetahui penguasaan siswa akan materi lama ata sebelumnya yang menjadi dasar dari materi baru 3. Evaluasi diagnostic Merupakan evaluasi yang dilakukan setelah penyajian materi di akhir pelajaran untuk mengetahui bagian dari materi yang belum diketahui atau dikuasai oleh siswa 4. Evaluasi formatif Evaluasi ini hampir sama dengan evaluasi diagnostik, yaitu untuk mengetahui hambatan atau kesulitan yang dihadapi oleh siswa terkait materi yang disampaikan 27 5. Evaluasi sumatif Merupakan evaluasi yang dilaksanakan pada suatu jenjang periode tertentu seperti evaluasi yang dilakukan setiap tengah semester, akhir semester ataupun akhir tahun pelajaran. 6. UAN Ujian akhir nasional merupakan sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan atau Kemendiknas. Dari evaluasi di atas, maka guru dapat memilih evaluasi yang diperlukan sesuai tujuan dari dilakukannya evaluasi tersebut agar pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien. B. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar Prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berasal dari diri sendiri maupun pengaruh dari luar. Menurut Ngalim Purwanto, (2003: 107), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah: a. Faktor dari dalam individu Terdiri dari faktor fisiologis. Faktor fisiologis adalah kondisi jasmani dan kondisi panca indra. Sedangkan faktor psikologis yaitu bakat, minat, kecerdasan, motivasi berprestasi dan kemampuan kognitif. b. Faktor dari luar individu Terdiri dari faktor lingkungan dan faktor instrumental. Faktor lingkungan yaitu lingkungan sosial dan lingkungan alam. Sedangkan faktor instrumental yaitu kurikulum, bahan, guru, sarana, administrasi, dan manajemen. Menurut Syaiful Bahri Djamarah, (2011: 68), faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar siswa adalah: 28 1. 2. Faktor yang ada dalam diri siswa a. Faktor fisiologis terdiri atas: a) Kondisi fiologis b) Kondisi panca indra b. Faktor psikologis a) Minat b) Kecerdasan c) Bakat d) Motivasi e) Kemampuan kognitif Faktor yang berasal dari luar diri siswa a. Faktor lingkungan a) Lingkungan alami b) Lingkungan sosial budaya b. Faktor instrumental a) Kurikulum b) Program c) Sarana dan fasilitas d) Guru Dari beberapa teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu: 1. Faktor Internal (dari dalam diri siswa) Merupakan faktor yang mucul dari dalam diri siswa. Faktor ini dapat berupa: a. Minat Minat merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan belajar. Siswa yang memiliki minat, maka ia akan cenderung memperhatikan pelajaran dengan rasa senang. b. Bakat Bakat merupakan kemampuan yang dimiliki oleh siswa untuk belajar. 29 c. Motivasi Motivasi merupakan dorongan atau penggerak seorang siswa untuk melakukan kegiatan belajar dengan baik. d. Kemampuan Kognitif Kemampuan kognitif merupakan kemampuan dasar dalam menguasai suatu pengetahuan. 2. Faktor Eksternal Merupakan faktor yang muncul dari luar diri siswa, seperti faktor lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, guru, kurikulum, program, sarana dan prasarana dan sebagainya. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan nilai raport dalam mengukur variable prstasi belajar siswa. Rumus dalam menentukan nilai raport pada SMK N 1 Karanganyar sesuai pedoman pada Buku 3 Pedoman Penilaian dan Penyusunan Rekognisi Pembelajaran oleh Kemendiknas (2014): š„= NH + UTS + UAS 5 X : Nilai raport NH : Nilai Harian (dengan bobot 3) UTS : Nilai UTS UAS : Nilai UAS Hasil penelitan yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan antara lain: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Novita Tyas Suviana mahasiswa Universitas Sebelas Maret dengan judul “Hubungan Kausal Antara Motivasi Internal Dan Kesiapan Belajar Dengan Hasil Belajar Kognitif Pada Mata Pelajaran Biologi Di Sma Negeri 1 Cawas Tahun Pelajaran 2011/2012”. 30 2. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Yonitasari ”Pengaruh Cara Belajar, Lingkungan Keluarga Dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 4 Magelang Tahun 2013/2014” 3. Penelitian yang dilakukan oleh Shafa A Yunus, Samuel Laraba Baba dari Nasarawa State University Keffi dengan judul “Effect of Family Environtment on Student Academic Performance and Adjustment Problems In School”. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Richard M. Ryan and Edward L. Deci dari University of Rochester dengan judul “Intrinsic and Extrinsic Motivations: Classic Deļ¬nitions and New Directions”. 5. Penelitian yang dilakukan Ching-Chun Shih dari Iowa State University “Relationship Among Student Motivation, Attitude, Learning Styles, And Achievement” B. Kerangka Berpikir Prestasi belajar merupakan suatu hasil kemampuan atau nilai dari proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dalam jenjang waktu tertentu. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa satu dengan yang lainnya akan beraneka ragam. Ada siswa yang mendapatkan prestasi yang tinggi, sedang, maupun rendah. Setiap siswa yang melakukan kegiatan belajar secara aktif mempunyai kesempatan untuk memperoleh prestasi yang baik. Keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya adalah motivasi. Motivasi siswa dapat berupa keinginan untuk meraih prestasi, status, kebanggaan, pujian, persahabatan, maupun keinginan untuk memperoleh kekuasaan. Dengan motivasi yang tinggi akan mendorong siswa untuk belajar secara aktif dan penuh tanggung jawab, sehingga akan mendapatkan prestasi yang memuaskan. Faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga dapat berupa cara orang tua mendidik, hubungan antar anggota keluarga di dalam satu rumah, keadaan ekonomi orang tua serta 31 suasana yang ada di rumah. Dengan suasana lingkungan keluarga yang kondusif, maka akan membuat siswa lebih terarah dalam kegiatan belajarnya. Dari uraian di atas , maka dapat diduga bahwa lingkungan keluarga dan motivasi belajar memiliki pengaruh yang signifikan pada prestasi belajar siswa, sehingga dapat digambarkan secara skematis kerangka pemikiran sebagai berikut : Lingkungan Keluarga Prestasi Belajar Korespondensi Motivasi Belajar Intrinsik Gambar 1 Kerangka Berpikir C. Hipotesis Bedasarkan pada tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran yang telah dikemukankan, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut: 1. Ada pengaruh yang signifikan lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar mata pelajaran Korespondensi siswa kelas X Administrasi Perkantoran SMK N 1 Karanganyar 2. Ada pengaruh yang signifikan motivasi belajar intrinsik terhadap prestasi belajar mata pelajaran Korespondensi siswa kelas X Administrasi Perkantoran SMK N 1 Karanganyar 3. Ada pengaruh yang signifikan lingkungan keluarga dan motivasi belajar intrinsik terhadap prestasi belajar mata pelajaran Korespondensi siswa kelas X Administrasi Perkantoran SMK N 1 Karanganyar