8 BAB II Kajian Pustaka Dalam suatu penelitian dibutuhkan suatu

advertisement
BAB II
Kajian Pustaka
Dalam suatu penelitian dibutuhkan suatu tinjauan pustaka yang di dalamnya
berisi teori-teori yang melandasi penelitian tersebut. Teori dapat berupa konsepkonsep, hukum-hukum dan prinsip-prinsip yang relevan dengan permasalahan yang
akan diteliti. Dalam penelitian ini, terdapat tiga variabel yaitu lingkungan keluarga
(X1), motivasi belajar intrinsik (X2), dan prestasi belajar (Y). Ketiga variabel tersebut
akan dibahas lebih lanjut dalam pembahasan berikut ini.
A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Mengenai Lingkungan Keluarga
A. Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan tempat yang tidak kalah utama dalam
mendidik siswa selain di sekolah. Menurut Ki Hajar Dewantara (Abu
Ahmadi & Nur, 2001: 176), keluarga berasal dari bahasa Jawa yang
terbentuk dari dua kata yaitu kawula dan warga. Didalam bahasa Jawa kuno
kawula berarti hamba dan
warga artinya anggota. Secara bebas dapat
diartikan bahwa keluarga adalah anggota hamba atau warga saya. Artinya
setiap anggota dari kawula merasakan sebagai satu kesatuan yang utuh
sebagai bagian dari dirinya dan dirinya juga merupakan bagian dari warga
yang lainnya secara keseluruhan.
Menurut Murdock (Sri Lestari, 2013: 3) keluarga merupakan
kelompok social yang memiliki karakteristik tinggal bersama, terdapat
kerjasama ekonomi, dan terjadi proses reproduksi. Sedangkan menurut
Sutjipto Wirowidjojo (Slameto, 2010: 61) menyatakan bahwa keluarga
adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat
besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat
menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa,
Negara dan dunia.
8
9
Keluarga merupakan lingkungan dimana beberapa orang tinggal
bersama dan memiliki ikatan pertalian darah. Menurut Arifin (Suhendi,
Wahyu, 2000: 41) “keluarga diartikan sebagai suatu kelompok yang terdiri
dari dua orang atau lebih yang dihubungkan dengan pertalian darah,
perkawinan atau adopsi (hukum) yang memiliki tempat tinggal bersama”.
Seorang pakar Cohen, Bruce J (2003: 172) menyatakan bahwa:
Keluarga adalah kelompok yang berdasarkan pertalian saudara yang
memiliki tanggung jawab utama atas sosialisasi anak-anaknya dan
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok lainnya. Keluarga terdiri dari
kelompok orang yang memiliki hubungan darah, tali perkawinan, atau
adopsi dan yang hidup bersama-sama untuk periode yang tidak terbatas.
Menurut Soerjono Soekanto (2004: 1) bahwa “keluarga merupakan
kelompok social kecil yang terdiri dari suami, istri beserta anak-anaknya
yang belum menikah”. Keluarga tersebut dapat disebut juga dengan keluarga
batih.
Menurut Goode, William. J (2007: 9) mengemukakan bahwa, “ciri
utama lain dari sebuah keluarga ialah bahwa fungsi utamanya dapat
dipisahkan satu sama lain. Keluarga itu menyumbangkan hal-hal berikut ini
kepada masyarakat: kelahiran, pemeliharaan fisik anggota keluarga,
penempatan anak dalam masyarakat, pemasyarakatan dan kontrol sosial”.
Dari beberapa teori di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
lingkungan keluarga adalah kelompok sosial yang kecil yang dihubungkan
dengan pertalian darah, perkawinan serta memiliki tempat tinggal yang
sama. Dalam hal ini, keluarga terdiri dari ayah, ibu serta saudara yang ada di
dalam satu rumah dan tinggal bersama.
B. Fungsi Keluarga
Menurut Day (Sri Lestari, 2013: 5) pada umumnya, fungsi yang
dijalankan keluarga seperti melahirkan dan merawat anak, menyelesaikan
masalah, dan saling peduli antar anggotanya tidak berubah substansinya dari
10
masa ke masa Menurut Bierstadt (Abu Ahmadi, 2007: 109) keluarga
berfungsi sebagai:
1.
Bersifat membantu.
2.
Mengatur dan menguasai impuls-impuls (dorongan) sekuil.
3.
Menggerakkan nilai-nilai kebudayaan.
4.
Menunjukkan status.
Sementara
itu, Abu Ahmadi (2007: 110) menyebutkan bahwa
fungsi keluarga adalah memelihara, merawat, dan melindungi anak dalam
rangka sosialisasinya agar mereka mampu mengendalikan diri dan berjiwa
sosial. Sedangkan menurut Syamsu Yusuf (Nuruzzuhal, 2010: 19) secara
sosiopsikologis, keluarga memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Pemberi rasa aman bagi anak dan anggota keluarga lainnya,
2. Sumber pemenuhan kebutuhan
3. Sumber kasih sayang dan penerimaan,
4. Model pola perilaku yang tepat bagi anak untuk belajar menjadi anggota
masyarakat yang baik,
5. Pemberi bimbingan bagi pengembangan perilaku yang secara sosial di
anggap tepat,
6. Pembentuk anak dalam memecahkan masalah yang dihadapinya
7. Pemberi bimbingan dalam belajar keterampilan, motor, verbal, dan
sosial yang dibutuhkan untuk penyesuaian diri,
8. Stimulator bagi pengembangan kemampuan anak untuk mencapai
prestasi, baik di sekolah maupun di masyarakat,
9. Pembimbing dalam mengembangkan aspirasi
10. Sumber persahabatan (teman bermain) anak, sampai cukup usia untuk
mendapatkan teman di luar rumah
Fungsi keluarga menurut Friedman (Sudiharto, 2007), antara lain
adalah sebagai berikut:
11
1. Fungsi Afektif (The Affective Function)
Keluarga berfungsi untuk membimbing dan mengajarkan anggota
keluarga cara berhubungan seperti menghormati, mengasihi dan
menghargai anggota keluarga yang lain.
2. Fungsi Sosialisasi dan Penempatan Social (Sosialisation And Social
Placement Function)
Merupakan fungsi untuk mengajarkan anak cara berinteraksi dan
bersosialisasi dengan orang lain yang ada di dalam anggota keluarga
maupun orang lain di luar rumah.
3. Fungsi Reproduksi (Reproductive Function)
Merupakan fungsi untuk mempertahankan kelangsungan generasi
keturunan keluarga.
4. Fungsi Ekonomi (The Economic Function)
Merupakan fungsi untuk memenuhi segala kebutuhan anggota keluarga
baik primer maupupun sekunder.
5. Fungsi Perawatan Atau Pemeliharaan Kesehatan (The Healty Care
Function)
Merupakan fungsi untuk menjaga dan merawat kesehatan anggota
keluarga agar memiliki jiwa dan raga yang kuat.
Menurut Slameto (2003: 60) lingkungan keluarga akan memberi
pengaruh pada siswa berupa:
1. Cara orang tua mendidik
Cara orang tua untuk mendidik memiliki pengaruh yang besar terhadap
belajar anak. Cara mendidik anak dengan keras dan manja dapat
membuat siswa kurang berhasil dalam belajarnya. Cara mendidik siswa
yang baik adalah dengan memberikan penyuluhan dan bimbingan. Siswa
yang mengalami kesulitan dalam belajar, perlu mendapatkan bimbingan
belajar orang tua dengan baik. Selain itu perhatian yang diberikan oleh
orang tua juga memiliki pengaruh yang besar bagi siswa.
12
2. Relasi antar anggota keluarga
Hubugan antar anggota keluarga memiliki peranan yang penting dalam
belajar. Bentuk dari hubungan tersebut dapat berupa kasih sayang dan
pengertian, ataupun hubungan yang baik antar anggota keluarga dan
sebagainya.
3. Suasana rumah
Suasana merupakan situasi atau kejadian yang sering terjadi di dalam
rumah. Rumah yang gaduh, semrawut, akan menyebabkan anak untuk
malas belajar. Selain itu juga rumah yang sering diadakan acara di
dalamnya. Dibutuhkan suasana rumah yang aman, tenang dan tenteram
agar anak dapat belajar dengan baik.
4. Keadaan ekonomi orang tua
Tersedianya kebutuhan sandang, pangan dan papan memiliki hubungan
yang erat dalam belajar. Di dalam keluarga menengah ke bawah, ketika
kebutuhan dan fasilitas kurang terpenuhi akan mengganggu belajarnya
sehingga akan mengakibatkan anak kurang fokus dalam belajar.
Menurut Abu Ahmadi (2007: 91) faktor-faktor dalam keluarga yang
turut mempengaruhi prestasi belajar pada diri siswa adalah sebagai berikut
1. Status sosial ekonomi keluarga.
2. Faktor keutuhan keluarga.
3. Sikap dan kebiasaan-kebiasaan orang tua.
Menurut Soerjono Soekanto (2004: 23), keluarga memiliki
beberapa peranan-peranan tertentu, yaitu sebagai berikut:
1. Keluarga berperan sebagi pelindung bagi pribadi-pribadi yang menjadi
anggota, dimana ketentraman dan ketertiban diperoleh dalam wadah
tersebut.
2. Keluarga merupakan unit sosial-ekonomis yang secara materil
memenuhi kebutuhan anggotanya.
13
3. Keluarga menumbuhkan dasar-dasar bagi kaidah-kaidah pergaulan
hidup.
4. Keluarga merupakan wadah dimana manusia mengalami proses
sosialisasi awal, yakni suatu proses dimana manusia mempelajari dan
mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Dari beberapa teori yang disebutkan di atas, keluarga berfungsi
sebagai tempat untuk membantu, mendidik, melindungi, serta mendorong
anak agar dapat mengendalikan diri, mandiri dan berjiwa social. Anak
dididik untuk mandiri sejak kecil oleh orang tua mereka masing-masing,
sesuai dengan tahap perkembangan mereka. Hal ini adalah faktor pertama
dan utama yang dapat.mempengaruhi prestasi belajar siswa.
C. Indikator Lingkungan Keluarga
Menurut Slameto (2003: 60) lingkungan keluarga akan memberi
pengaruh pada siswa berupa:
1. Cara orang tua mendidik
2. Relasi antar anggota keluarga
3. Suasana rumah
4. Keadaan ekonomi orang tua
2. Tinjauan Mengenai Motivasi Belajar
A. Hakekat Motivasi Belajar
Dalam melakukan suatu pekerjaan, pasti ada motivasi yang
mengiringi seseorang melakukannya. Begitu pula dalam belajar, motivasi
menjadi salah satu fakor yang dapat mempengaruhi siswa untuk belajar.
Maka dari itu, setiap siswa harus memiliki motivasi belajar yang tinggi
untuk mendapatkan prestasi belajar yang tinggi. Menurut Mc. Donald
(Sardiman 2007: 73), menyebutkan bahwa motivasi sebagai perubahan
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan
didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
14
Pendapat lain juga disampaikan oleh Sardiman (2008: 75) yang
mendefinisikan motivasi belajar sebagai keseluruhan daya penggerak di
dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan
belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat
tercapai. Menurut Santrock (2008 : 510) motivasi adalah proses yang
memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya perilaku yang
termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama.
Menurut Dalyono (2009: 57), motivasi adalah daya penggerak atau
pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan.
Menurut Hamzah B.Uno (2006: 1), motivasi adalah dorongan yang
ada dalam diri individu yang dapat menggerakkan seseorang itu untuk
melakukan sesuatu. Menurut pandangan Dimyati dan Mudjiono (2009: 80),
motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan
pengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Menurut Slameto
(2010:
170) menyatakan bahwa motivasi adalah suatu proses yang
menentukan tingkah kegiatan, intensitas, konsistensi,serta arah umum dari
tingkah laku manusia.
Uno (2009: 23) mengemukakan bahwa motivasi dan belajar
merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Hakikat motivasi belajar
menurut Uno (2009: 23) adalah dorongan internal dan eksternal pada siswasiswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada
umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.
Dari beberapa teori yang telah dipaparkan di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa motivasi belajar adalah dorongan mental dalam diri siswa
yang dapat menggerakkan dan mengarahkan untuk menimbulkan kegiatan
belajar. Dengan adanya motivasi belajar yang tinggi akan mendorong siswa
untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi.
15
Menurut Abraham Maslow (1943-1970), motivasi dipengaruhi oleh
beberapa hal seperti berikut:
1. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan ini berupa kebutuhan yang dipengaruhi secara fisik seperti
rasa lapar, rasa haus dan sebagainya
2.
Kebutuhan rasa aman
Manusia akan selalu berusaha untuk mendapatkan rasa aman yang dapat
melindunginya jauh dari bahaya. Rasa aman ini berupa rasa aman dalam
lingkungan, psikis serta rasa keadilan
3. Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki
Manusia merupakan makhluk yang memiliki rasa cinta dan rasa
memiliki yang akan mendorong dirinya untuk berhubungan dengan
orang lain di dalam keluarga ataupun masyarakat
4. Kebutuhan akan penghargaan
Merupakan dorongan untuk mendapatkan prestasi, kompetensi, dan
mendapatkan dukungan serta pengakuan dari orang-orang di sekitar.
5. Kebutuhan aktualisasi diri
Dorongan untuk memenuhi kebutuhan untuk mengetahui, memahami,
dan menjelajahi apa yang ada di sekitarnya sehingga mendapatkan
kepuasan tersendiri dan potensi yang ada di dalam dirinya.
Menurut Ngalim Purwanto (2000:
74-80) ada
beberapa teori
motivasi, yakni:
1. Teori Hedonisme
Merupakan suatu aliran di dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan
hidup utama pada manusia adalah kesenangan yang bersifat duniawi
yang berarti penuh dengan kesenangan dan kenikmatan.
2. Teori Naluri
Teori ini menegaskan bahwa kebiasaan, tindakan maupun tingkah laku
manusia yang diperbuat sehari-hari mendapat dorongan atau digerakan
16
oleh naluri mempertahankan diri, naluri mengembangkan diri, dan
naluri mengembangkan atau mempertahankan jenis yang ada di dalam
diri setiap manusia.
3.
Teori Reaksi yang Dipelajari
Teori ini berpandangan bahwa perilaku manusia berdasarkan pada pola
tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat ia hidup dan
dibesarkan.
4.
Teori Kebutuhan
Teori ini berpandangan bahwa segala tindakan yang dilakukan oleh
manusia pada hakekatnya adalah untuk memenuhi kebutuhankebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis.
B. Macam-macam Motivasi Belajar
Menurut Woodworth dan Marquis (Sumadi, 2007: 71) motif dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu kebutuhan-kebutuhan organic, motifmotif darurat dan motif-motif objektif.
1. Kebutuhan-kebutuhan organik yang meliputi
a. Kebutuhan untuk minum
b. Kebutuhan untuk makan
c. Kebutuhan untuk bernafas
d. Kebutuhan seksual
e. Kebutuhan untuk berbuat
f. Kebutuhan untuk beristirahat
2. Motif-motif darurat yang mencakup:
a. Dorongan untuk menyelamatkan diri
b. Dorongan untuk membalas
c. Dorongan untuk berusaha
d. Dorongan untuk memburu
3. Motif-motif objektif yang mencakup:
a. Kebutuhan-kebutuhan untuk melakukan eksplorasi
b. Kebutuhan untuk melakukan manipulasi
c. Kebutuhan untuk menaruh minat
17
Selain itu, berdasarkan atas terbentuknya motif-motif dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Motif-motif bawaan, yaitu motif-motif yang dibawa sejak lahir jadi
ada tanpa dipelajari seperti
a. Dorongan untuk makan
b. Doromgan untuk minum
c. Dorongan untuk bergerak dan beristirahat
d. Dorongan seksual
2. Motif-motif yang dipelajari, yaitu motif yang timbul karena
dipelajari seperti:
a. Dorongan untuk belajar suatu ilmu pengetahuan
b. Dorongan untuk mengejar suatu cabang ilmu pengetahuan
c. Dorongan untuk mengejar sesuatu kedudukan dalam
masyarakat
Secara
umum macam-macam motivasi dibedakan menjadi dua,
yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Menurut Singgih D. Gunarsa
(2004: 50-51) yaitu:
1. Motivasi intrinsik merupakan dorongan atau kehendak yang kuat yang
berasal dari dalam diri seseorang. Semakin kuat motivasi instrinsik yang
dimiliki oleh seseorang, semakin besar kemungkinan ia memperlihatkan
tingkah laku yang kuat untuk mencapai tujuan.
2. Motivasi Ekstrinsik adalah dorongan
segala sesuatu yang diperoleh
melalui pengamatan sendiri, ataupun melalui saran, anjuran, atau
dorongan dari orang lain. Faktor eksternal dapat mempengaruhi
penampilan atau tingkah laku seseorang, yaitu menentukan apakah
seseorang akan menampilkan sikap gigih dan tidak cepat putus asa
dalam mencapai tujuannya.
Menurut Rusyan Tabrani (Roy, 2010: 232) dalam kegiatan belajar
ada 2 macam motivasi dasar, yaitu:
1. Motivasi Ekstrinsik: yaitu dorongan untuk mencapai tujuan-tujuan yang
terletak di luar perbuatan belajar (adanya rangsangan dari luar individu).
Motivasi ini disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar,
18
seperti angka, ijazah, tingkatan, hadiah, pertentangan, dan persaingan.
Yang negatif adalah sindiran tajam, cemoohan dan hukuman. Peranan
pendidik dalam menimbulkan motivasi ekstrinsik sangat penting. Hal ini
dilakukan agar peserta didik dapat dengan aktif mengikuti kegiatan
pendidikan dan diharapkan lambat laun akan timbul kesadaran sendiri
pada peserta didik untuk belajar. Misalnya:
a. Belajar untuk lulus ujian.
b. Supaya mendapat nilai baik.
b. Belajar karena takut dihukum.
c. Belajar untuk menjadi juara kelas.
d. Belajar untuk mendapat hadiah.
2. Motivasi Intrinsik, yaitu dorongan untuk mencapai tujuan-tujuan yang
terletak di dalam perbuatan belajar (adanya rangsangan dari dalam
individu sendiri). Adanya motivasi ini menunjukkan peserta didik
menyadari bahwa kegiatan pendidikan yang sedang diikutinya
bermanfaat bagi dirinya karena sejalan dengan kebutuhannya. Motivasi
ini sering juga disebut motivasi murni, motivasi yang sebenarnya yang
timbul dari dalam diri sendiri. Jadi motivasi ini tidak dipengaruhi dari
luar. Dalam hal ini, ujian, hadiah, atau sejenisnya tidak diperlukan
karena tidak akan menyebabkan peserta didik bekerja atau belajar untuk
mendapatkan hadiah itu. Misalnya:
a. Belajar karena ingin tahu cara pemecahannya.
b. Keinginan untuk mendapatkan keterampilan tertentu.
c. Keinginan untuk memperoleh infomasi dan pengertian.
d. Keinginan untuk sukses.
Menurut Sumadi (2007: 72-73) ada dua macam motif yaitu:
1.
Motif ekstrinsik, yaitu motif-motif yang fungsinya karena ada
rangsangan dari luar, misalnya orang belajar giat karena diberi tahu
bahwa sebentar lagi aka nada ujian, orang membaca sesuatu karena
19
2.
diberi tahu bahwa hal itu harus dilakukannya sebelum dia melamar
pekerjaan dan sebagainya
Motif intrinsik, yaitu motif-motif yang fungsinya tidak usah
dirangsang dari luar. Memang dalam individu sendiri telah ada
dorongan itu. Misalnya orang yang gemar membaca tidak usah ada
yang mendorongnya telah mencari sendiri buku-buku untuk
dibacanya, orang yang rajin dan bertanggung jawab tidak usah
menanti komando sudah belajar secara sebaik-baiknya.
Menurut Lilik Sriyanti (2013: 134) ada dua macam motivasi yaitu
motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang yang disebut motivasi
intrinsik dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang disebut
motivasi ekstrinsik. Menurut Sevilla (Lilik Sriyanti 2013: 134), penjelasan
mengenai motivasi intrinsik dan ekstrinsik sebagai berikut:
1.
2.
Motivasi intrinsik adalah motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap
diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Dorongan untuk belajar bersumber pada kebutuhan, yang berisikan
keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengalaman.
Jadi motivasi intrinsik muncul berdasarkan kesadaran dengan tujuan
esensial, bukan sekedar atribut dan seremonial.
Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik.
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang aktif dan berfungsi karena
adanya perangsang dari luar. Misalnya untuk mencapai angka
tinggi, diploma, gelar, kehormatan dan sebagainya. Angka, pujian,
ijazah, hadiah dan sebagainya berpengaruh positif dengan
merangsang anak untuk giat belajar. Sedangkan ejekan, celaan,
hukuman yang menghina, sindiran kasar dan sebagainya
berpengaruh negatif dengan renggangnya hubungan guru dan anak
didik.
Hamzah B. Uno (2009: 23) menjelaskan bahwa motivasi belajar
dapat timbul karena faktor intrinsik, yaitu berupa
a. Ada hasrat dan keinginan untuk berhasil
b. Ada dorongan dan kebutuhan dalam belajar
c. Ada harapan akan cita-cita masa depan
20
Sedangkap faktor ekstrinsiknya berupa:
a. Adanya penghargaan dalam belajar
b. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
c. Adanya lingkungan belajar yang kondusif
Menurut Esa Nur Wahyuni (2009: 25) motivasi belajar dipengaruhi
oleh adanya faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik antara lain:
1. Kebutuhan
Motivasi di dalam diri seseorang timbul karena adanya suatu kebutuhan
yang harus dipenuhi.
2. Dorongan
Adanya dorongan dari dalam seseorang dapat membuatnya melakukan
sesuatu yang diinginkannya.
3. Minat
Minat akan timbul jika seseorang tertarik akan suatu hal sehingga ia
merasa bahwa sesuatu yang akan dipelajarinya dapat memberikan
manfaat untuknya.
4. Kepercayaan
Rasa percaya mampu melakukan sesuatu dalam diri seseorang dapat
memicu
seseorang
untuk
bertindak
sesuai
dengan
apa
yang
diinginkannya
Sedangkan untuk faktor ekstrinsik antara lain:
1. Tekanan Sosial
Seseorang dapat termotivasi karena adanya tekanan dari lingkungan
tempat ia berada seperti tidak ingin kalah dengan orang lain.
2. Hadiah
Pemberian hadiah merupakan faktor dari luar yang dapat mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu karena adanya reward/hadiah.
Misalanya guru akan menjanjikan sebuah hadiah bagi siswa yang
mendapat prestasi yang paling tinggi diantara yang lain, sehingga siswa
21
akan berusaha untuk belajar dengan rajin dan tekun untuk mendapatkan
nilai yang baik
3. Hukuman
Pemberian hukuman dapat dilakukan dalam memotivasi siswa untuk
belajar, namun dalam batas-batas tertentu tanpa menyakiti siswa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar dari dalam
(intrinsik) menurut Dimyati & Mudjiono (2010: 97-100) adalah sebagai
berikut :
1. Cita-cita atau aspirasi siswa
Keinginan yang tinggi merupakan salah satu pendorong untuk
melakukan perbuatan. Siswa yang memiliki tujuan hidup atau cita-cita
yang tinggi akan mendorong dirinya untuk memiliki semangat dan
kemauan untuk senantiasa belajar.
2. Kemampuan siswa
Belajar tidak lepas dari kemampuan yang dimiliki oleh siswa.
Kemampuan untuk mengamati, berfikir, menghafal juga mempengaruhi
belajar siswa.
3. Kondisi siswa
Kondisi ini meliputi jasmani dan rohani yang dimiliki oleh siswa.
Kondisi fisik lebih mudah untuk dilihat dibandingkan dengan kondisi
rohani siswa. Apabila kondisi fisik siswa kuat, maka ia akan lebih
termotivasi untuk belajar dibandingkan siswa yang memiliki kondisi
fisik lemah atau sakit.
Sedangkan faktor dari luar (ekstrinsik) berupa:
1. Kondisi lingkungan siswa
Kondisi lingkungan tempat siswa belajar maupun tempat siswa tinggal
memiliki pengaruh pada prestasi belajar yang didapatkan oleh siswa.
22
2. Upaya guru dalam membelajarkan siswa
Kemampuan yang dimiliki oleh guru dalam mempengaruhi dan
memotivasi siswa agar siswa lebih semangat dalam belajar.
3. Unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran
Unsur-unsur ini berupa sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan
belajar mengajar yang dilakukan di dalam kelas maupun sekolah.
Menurut Taufik (2007) ada beberapa faktor yang mempengaruhi
motivasi intrinsik, yaitu:
1. Kebutuhan
Seseorang melakukan aktivitas baik
biologis
maupun psikologis,
misalnya rasa lapar, haus, perlindungan (pakaian dan perumahan),
seks, dan kebutuhan jasmani lain.
2. Harapan
Motivasi muncul karena adanya harapan untuk meraih keberhasilan
yang bersifat pemuasan diri.
3. Minat
Merupakan rasa lebih suka dan rasa keinginan pada suatu hal tanpa ada
yang menyuruh.
Sedangkan motivasi ekstrinsik menurut Taufik (2007) yaitu:
1. Dorongan keluarga
Dukungan dan dorongan yang berasal dari keluarga membuat siswa
semakin kuat semangatnya dalam belajar untuk mendapatkan prestasi
belajar yang baik.
2. Lingkungan
Lingkungan dapat berupa lingkungan tempat tinggal siswa maupun
sekolah tempat untuk belajar. Adanya pengaruh dari anggota keluarga,
teman, guru, sekolah dapat mempengaruhi motivasi siswa.
23
3. Imbalan
Siswa dapat termotivasi untuk belajar karena adanya imbalan yang
berupa hadiah atau pujian yang akan ia dapatkan ketika mendapatkan
prestasi yang bagus.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar
terdiri dari dua macam yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Berdasarkan dari teori di atas, motivasi belajar terdiri dari dua macam yaitu
motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi
yang berasal dari luar diri siswa seperti orang tua, guru, teman, dan
sebagainya. Sedangkan motivasi intrinsik berasal dari dalam diri siswa,
seperti keinginan untuk sukses, mendapatkan keterampilan dan kemampuan
dan lain-lain. Di dalam kegiatan belajar motivasi instrinsik mempunyai sifat
yang lebih penting karena daya penggerak yang mendorong seseorang dalam
belajar berasal dari dalam dirinya sendiri. Keinginan dan usaha belajar atas
dasar inisiatif dirinya sendiri akan membuahkan hasil belajar yang
maksimal.
C. Fungsi Motivasi Belajar
Motivasi dibutuhkan sebagai pendorong aktivitas kegiatan belajar
siswa. Motivasi yang tinggi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa
(Sugihartono, Dkk 2007: 20). Sedangkan Hamzah B. Uno (2008: 17)
menjelaskan bahwa fungsi motivasi dalam belajar adalah sebagai berikut:
1. Mendorong manusia untuk melakukan suatu aktivitas yang didasarkan
atas pemenuhan kebutuhan
Manusia membutuhkan dorongan untuk melakukan aktivitas di dalam
kesehariannya. Dorongan tersebut berfungsi untuk memenuhi segala
kebutuhan yang ingin dipenuhinya.
24
2. Menentukan arah tujuan yang hendak dicapai
Motivasi dapat membuat siswa untuk memiliki arah tujuan yang jelas
yang hendak dicapai seperti mampu belajar mandiri dan memiliki hasil
belajar yang baik serta memuaskan.
3. Menentukan perbuatan yang harus dilakukan
Dalam belajar, motivasi dapat mendorong dan memunculkan perilaku
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan.
Fungsi motivasi dalam belajar menurut Djamarah
(2002: 123)
adalah sebagai berikut:
1. Motivasi sebagai pendorong perbuatan
Motivasi akan mendorong siswa untuk melakukan perbuatan seperti
belajar. Siswa akan belajar ketika memiliki suatu motivasi di dalam
dirinya seperti memiliki prestasi hasil belajar yang baik, meraih cita-cita
yang diinginkan dan sebagainya
2. Motivasi sebagai penggerak perbuatan
Adanya motivasi, menggerakan siswa untuk menjalankan perbuatan
seperti belajar. Cepat atau lambatnya pergerakan tersebut tergantung dari
besarnya motivasi yang dimiliki oleh setiap siswa.
3. Motivasi sebagai pengarah perbuatan
Motivasi mengarahkan siswa untuk belajar secara terarah dan tertib.
Sehingga membuat siswa untuk lebih mudah belajar dengan baik.
Sedangkan fungsi motivasi menurut Sardiman (2008: 85) yaitu:
1. Mendorong manusia untuk berbuat
2. Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai.
3. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan mana yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Ada tiga fungsi motivasi menurut Oemar Hamalik (2003: 16) yaitu
sebagai berikut :
25
1. Mendorong timbulnya kelakuan atau sesuatu perbuatan.
2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, yaitu motivasi untuk mengarahkan
perbuatan kearah pencapaian tujuan yang diinginkannya.
3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, yaitu besar kecilnya motivasi
menentukan cepat lambatnya pekerjaan.
E. Indikator Motivasi Belajar
Menurut Hamzah B. Uno (2009: 23) indikator motivasi belajar
intrinsik dapat berupa:
a. Ada hasrat dan keinginan untuk berhasil
b. Ada dorongan dan kebutuhan dalam belajar
c. Ada harapan akan cita-cita masa depan
3. Tinjauan Mengenai Prestasi Belajar
A. Prestasi Belajar
Belajar merupakan salah satu kebutuhan yang dimiliki oleh
manusia. Tidak ada manusia yang pintar dengan sendirinya, semua
membutuhkan proses yaitu belajar. Dengan belajar, maka siswa akan
menjadi pintar dan cerdas sehingga ia dapat menjadi insan yang berguna
bagi nusa dan bangsa. Menurut W.S. Winkel (Darsono 2000: 4) bahwa
belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap.
Di dalam suatu proses pembelajaran, diperlukan pengukuran hasil
dari proses pembelajaran tersebut. Alat ukur tersebut dapat berupa nilai atau
hasil belajar yang dapat juga disebut dengan prestasi. Menurut Syaiful Bahri
Djamarah, (2011: 24) “Prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidikan
tentang kemajuan siswa setelah melakukan aktivitas belajar”. Menurut Tulus
Tu’u (2004: 75) “Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru”. Menurut
26
Oemar Hamalik (2004: 30) “Prestasi Belajar adalah adanya perubahan
tingkah laku pada orang tersebut, misal dari tidak tahu menjadi tahu dan
tidak mengerti menjadi mengerti”. Menurut Suratinah Titinegoro (2001: 43)
menyatakan bahwa “Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan
belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf maupun kalimat
yang dapat mencerminkan hasil yang telah dicapai oleh setiap anak dalam
periode tertentu”. Dari beberapa teori di atas, dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar adalah suatu hasil penilaian pencapaian dari kemampuan
yang dimiliki oleh siswa setelah melakukan aktivitas belajar dalam jangka
waktu tertentu. Hasil ini dapat disebut dengan nilai.
Ada beberama macam evaluasi belajar menurut Muhibbin Syah
(2004: 143) adalah sebagai berikut:
1. Pre test dan post test
Pre test merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh guru setiap akan
memberikan materi yang baru untuk mengetahui pengetahuan siswa
tentang materi yang akan diajarkan. Sedangkan post test merupakan
kegiatan evaluasi di akhir pelajaran atau pemberian materi yang baru
dengan memberikan pertanyaan ataupun tugas.
2. Evaluasi prasyarat
Merupakan kegiatan untuk mengetahui penguasaan siswa akan materi
lama ata sebelumnya yang menjadi dasar dari materi baru
3. Evaluasi diagnostic
Merupakan evaluasi yang dilakukan setelah penyajian materi di akhir
pelajaran untuk mengetahui bagian dari materi yang belum diketahui
atau dikuasai oleh siswa
4. Evaluasi formatif
Evaluasi ini hampir sama dengan evaluasi diagnostik, yaitu untuk
mengetahui hambatan atau kesulitan yang dihadapi oleh siswa terkait
materi yang disampaikan
27
5. Evaluasi sumatif
Merupakan evaluasi yang dilaksanakan pada suatu jenjang periode
tertentu seperti evaluasi yang dilakukan setiap tengah semester, akhir
semester ataupun akhir tahun pelajaran.
6. UAN
Ujian akhir nasional merupakan sistem evaluasi standar pendidikan
dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat
pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan
atau Kemendiknas.
Dari evaluasi di atas, maka guru dapat memilih evaluasi yang
diperlukan sesuai tujuan dari dilakukannya evaluasi tersebut agar
pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berasal dari
diri sendiri maupun pengaruh dari luar. Menurut Ngalim Purwanto, (2003:
107), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah:
a. Faktor dari dalam individu
Terdiri dari faktor fisiologis. Faktor fisiologis adalah kondisi jasmani
dan kondisi panca indra. Sedangkan faktor psikologis yaitu bakat, minat,
kecerdasan, motivasi berprestasi dan kemampuan kognitif.
b. Faktor dari luar individu
Terdiri dari faktor lingkungan dan faktor instrumental. Faktor
lingkungan yaitu lingkungan sosial dan lingkungan alam. Sedangkan
faktor instrumental yaitu kurikulum, bahan, guru, sarana, administrasi,
dan manajemen.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, (2011: 68), faktor-faktor yang
mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar siswa adalah:
28
1.
2.
Faktor yang ada dalam diri siswa
a. Faktor fisiologis terdiri atas:
a) Kondisi fiologis
b) Kondisi panca indra
b. Faktor psikologis
a) Minat
b) Kecerdasan
c) Bakat
d) Motivasi
e) Kemampuan kognitif
Faktor yang berasal dari luar diri siswa
a. Faktor lingkungan
a) Lingkungan alami
b) Lingkungan sosial budaya
b. Faktor instrumental
a) Kurikulum
b) Program
c) Sarana dan fasilitas
d) Guru
Dari beberapa teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ada
beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu:
1. Faktor Internal (dari dalam diri siswa)
Merupakan faktor yang mucul dari dalam diri siswa. Faktor ini dapat
berupa:
a. Minat
Minat merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan
dan mengenang beberapa kegiatan belajar. Siswa yang memiliki
minat, maka ia akan cenderung memperhatikan pelajaran dengan
rasa senang.
b. Bakat
Bakat merupakan kemampuan yang dimiliki oleh siswa untuk
belajar.
29
c. Motivasi
Motivasi merupakan dorongan atau penggerak seorang siswa untuk
melakukan kegiatan belajar dengan baik.
d. Kemampuan Kognitif
Kemampuan
kognitif
merupakan
kemampuan
dasar
dalam
menguasai suatu pengetahuan.
2. Faktor Eksternal
Merupakan faktor yang muncul dari luar diri siswa, seperti faktor
lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, guru, kurikulum, program,
sarana dan prasarana dan sebagainya.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan nilai raport dalam
mengukur variable prstasi belajar siswa.
Rumus dalam menentukan nilai raport pada SMK N 1 Karanganyar
sesuai pedoman pada Buku 3 Pedoman Penilaian dan Penyusunan Rekognisi
Pembelajaran oleh Kemendiknas (2014):
š‘„=
NH + UTS + UAS
5
X
: Nilai raport
NH
: Nilai Harian (dengan bobot 3)
UTS : Nilai UTS
UAS : Nilai UAS
Hasil penelitan yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan
antara lain:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Novita Tyas Suviana mahasiswa
Universitas Sebelas Maret dengan judul “Hubungan Kausal Antara
Motivasi Internal Dan Kesiapan Belajar Dengan Hasil Belajar Kognitif
Pada Mata Pelajaran Biologi Di Sma Negeri 1 Cawas Tahun Pelajaran
2011/2012”.
30
2. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Yonitasari ”Pengaruh Cara
Belajar, Lingkungan Keluarga Dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Ekonomi Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 4
Magelang Tahun 2013/2014”
3. Penelitian yang dilakukan oleh Shafa A Yunus, Samuel Laraba Baba
dari Nasarawa State University Keffi dengan judul “Effect of Family
Environtment on Student Academic Performance and Adjustment
Problems In School”.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Richard M. Ryan and Edward L. Deci
dari University of Rochester dengan judul “Intrinsic and Extrinsic
Motivations: Classic Deļ¬nitions and New Directions”.
5. Penelitian yang dilakukan Ching-Chun Shih dari Iowa State University
“Relationship Among Student Motivation, Attitude, Learning Styles,
And Achievement”
B. Kerangka Berpikir
Prestasi belajar merupakan suatu hasil kemampuan atau nilai dari proses
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dalam jenjang waktu tertentu.
Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa satu dengan yang lainnya akan beraneka
ragam. Ada siswa yang mendapatkan prestasi yang tinggi, sedang, maupun rendah.
Setiap siswa yang melakukan kegiatan belajar secara aktif mempunyai kesempatan
untuk memperoleh prestasi yang baik.
Keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya
adalah motivasi. Motivasi siswa dapat berupa keinginan untuk meraih prestasi, status,
kebanggaan, pujian, persahabatan, maupun keinginan untuk memperoleh kekuasaan.
Dengan motivasi yang tinggi akan mendorong siswa untuk belajar secara aktif dan
penuh tanggung jawab, sehingga akan mendapatkan prestasi yang memuaskan.
Faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah lingkungan
keluarga. Lingkungan keluarga dapat berupa cara orang tua mendidik, hubungan
antar anggota keluarga di dalam satu rumah, keadaan ekonomi orang tua serta
31
suasana yang ada di rumah. Dengan suasana lingkungan keluarga yang kondusif,
maka akan membuat siswa lebih terarah dalam kegiatan belajarnya.
Dari uraian di atas , maka dapat diduga bahwa lingkungan keluarga dan
motivasi belajar memiliki pengaruh yang signifikan pada prestasi belajar siswa,
sehingga dapat digambarkan secara skematis kerangka pemikiran sebagai berikut :
Lingkungan Keluarga
Prestasi Belajar
Korespondensi
Motivasi Belajar Intrinsik
Gambar 1 Kerangka Berpikir
C. Hipotesis
Bedasarkan pada tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran yang telah
dikemukankan, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:
1. Ada pengaruh yang signifikan lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar mata
pelajaran Korespondensi siswa kelas X Administrasi Perkantoran SMK N 1
Karanganyar
2. Ada pengaruh yang signifikan motivasi belajar intrinsik terhadap prestasi belajar
mata pelajaran Korespondensi siswa kelas X Administrasi Perkantoran SMK N 1
Karanganyar
3. Ada pengaruh yang signifikan lingkungan keluarga dan motivasi belajar intrinsik
terhadap prestasi belajar mata pelajaran Korespondensi siswa kelas X
Administrasi Perkantoran SMK N 1 Karanganyar
Download