Sistem Informasi Manajemen * Informasi dalam praktik*

advertisement
Kelompok :
- Dinna Herlina
021110003
- Anne Febrina
021110015
- Dwi wira sistiani 021100033
TUJUAN BELAJAR
- Mengetahui bahwa kemampuan sebuah perusahaan untuk
mengembangkan sistem informasi yang efektif dapat menjadi salah
satu faktor kunci keberhasilannya.
- Mengenali proses-proses sistem pemrosesan transaksi yangakan
menguraikan oprasi dasar perusahaan sehari-hari.
- Mengetahui bahwa sistem informasi organisasi telah dikembangan
untuk area-area bisnis dan tingkat-tingkat organisasi.
- Mengenal arsitektur sistem informasi pemasaran sumber daya
manusia,manufaktur, dan keuangan.
- Mengetahui arsitektur dari sistem informasi eksekutif.
INFORMASI SEBAGAI SALAH SATU FAKTOR PENTING
PENUNTUT KEBERHASILAN
Pada tahun 1961. D. Ronald daniel dari McKinsey & Company salah satu
perusahaan konsultan terbesar di Amerika, memperkenalkan istilah
cristical succes factor (CSF) atau fackor penting penentu kebersihan
mengungkapkan bahwa terdapat beberapa aktivitas penting yang akan
menentukan keberhasilan taua kegagalan bagi semua jenis organisasi.
Aktivitas-aktivitas penting tersebut adalah CSF dan faktor-faktor ini dapar
berbeda-bedadari satu jenis organisasi ke jenis oraganisasi lain. Sebagai
contoh dalam industri kendaraan bermotor, yang diyakini sebagai CSF
adalah model, jaringan di alur yang koefesien dan pengendalian hanya
produksi yang ketat.
Dalam industri asuransi CSF diidentifikasikan sebagai
pembagunan personel manajemen agen pengendalian agen
personel administrasi dan inovasi dalam menciptakan produk
asuransi yang baru paling tidak di awal tahun 1960-an
semuanya di nyatakan sebagai CSI.
Ketika manajemen sebuah perusahaan menjalankan
konsep CSI, mereka akan merumuskan memusatkan perhatian
pada pengidentifikasi CSI dan kemudian memonitor sampai
beberapa jauh mereka telah mencapainya.
SITEM PEMROSESAN TRANSAKSI
ialah sistem pemoresesan transaksi digunakan untuk
menjelalskan sistem informasi mengumpulkan data yang
menguraikan aktivitas perusahaan, mengubah data menjadi
informasi, dan menyediakan informasi tersebut bagi para
penguna yang terdapat di dalam atau di luar perusahaan ini
adalah informasi bisnis pertama yang di pasang pada
komputer ketika mereka pertamakali diperkenalkan pada
tahun 1950-an istilah sistem pemerosesan data elektronik (
electronik data procesing -EDP ) Dan sistem informasi
akuntansi juga telah dipergunakan, namun saat ini kurang
populer.
Figur 8.1 adalah sebuah model sistem pemrosesan
transaksi. Model ini merupakan turunan dari model
sistem umum perusahaan yang telah di bahas di
bab2 Unsur input, transformasi, dan output dari
sitem fisik perusahaan berbeda di bagian bawah.
Data di kumpulkan secara fisik dan ligkungan,
kemudian dimasukan kedakam data peranti lunak
pemerosesan transaksi mengubah data menjadi
informasi bagi manajemen perusahaan dan bagi
individu serta orhanisasi-organisasi di dalam
lingkungan perusahaan.
Figur 8.1
Sistem pemerosesan transaksi adalah sistem satu-satunya informasi
yang memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan
informasi diluar perusahaan. Sistem pemrosesan informasi memiliki
• pesaing sebagi contoh,
sistem pemerosesan transaksi memberikan faktur laporan saldo
kepada pelanggan, pesanan pemebelian kepada pemosok dan data
dalam laporan keuangan kepada para pemegang saha pemilik.
Salah satu contoh yang baik dari sistem pemerosesan
transaksi adalah sistem yang digunakan oleh perusahaanperusahaan distribusi yang mengdistribusikan produk atau jasa
kepada pelanggan. Kita akan menyebut sistem seperti ini sebagai
satu sistem distribusi (distribution system).
Seperti produsen, distributor, atau pedangang eceran.
Selain itu distributor juga dapat di temukan pada
organisasi-organisasi United Way dan rumah sakit-rumah
sakit serta pada badan-badan pemerintahan seperti
perpajakan.
Semua organisasi dalam satu bentuk dan lainya bergerak
dalam bidang bisnis didtributor ingatlah pula bahwa Anda
kemungkinan tidak akan menemukan sebuah perusahaan,
perusahaan yang memproses datanya dengan caraya uang
sama persis yang di uraiakn disini. Model yang kita lihat
adalah model yang umum kebayakan perusahaan jika di
lihat secara umum.
TUJUAN SISTEM
Kita akan menggunakan diagram arus data, atau DFD, untuk
mendokumentasikan sistem. Kita telah menguraikan DFD di bab7. DFD
mendokumentasikan suatu suatu sistem dengan cara hierarkis dalam figur 8.2
mencerminkan tingkat yang tertinggi. Diagram ini di sebut diagram komteks kerena ia
menyajikan sistem dalam kontek lingkungannya.
Seluruh sistem di tunjukan oleh kontak yang di beri label “Sitem distribusi”
yang bebrada di tengah. Unsur-unsur yang berinteraksi dengan sistem di tunjukkan
oleh kontak-kontak dan di hubungkan ke sistem dengan panah-panah yang di sebut
arus data
Unsur-unsur lingkungan dari distribusi meliputi pelangan. Pemasok ruang
persedianan bahan baku, dan manajemen. Arus data yang menghubungkan
perusahaan dengan para pelanggannya cukup mirip dengan arus yang
menghubungkan perusahaan dengan para pemasoknya. Pesanan yang di terima oleh
perusahaan dari para pelanggannya di sebut pesanan penjualan (sales order)
sedangkan barang yang di tepatkan oleh perusahaan kepada pemasoknya di sebut
oesanan pembelian ( purchase order )
Figur 8.2
.
Subsistem-subsistem
Utama dari Sistem Distribusi
mengidentifikasikan tiga subsistem utama dalam Figur 8.3 dalam sebuah
diagram Nomor 0. Penjelasan mengenai diagram Nomor 0 akan diberikan
sebagai berikut.
Subsistem ditentukan melalui kotak-kotak tegak yang diberi nomor
dalam Figur 8.3'. Subsistem yang pertama berhubungan dengan
pemenuhan pesanan pelanggan, yang kedua dengan pemesanan
"penggantian persediaan dari pemasok, dan yang ketiga pemeliharaan
buku besar perusahaan
Figur 8.3
Sistem yang Memenuhi Pesanan Pelanggan
Figur 8.4 menunjukkan empat sistem utama yang terlibat dalam pemenuhan pesanan
pelanggan; entri pesanan, persediaan, penagihan, dan piutang dagang. Sistem entri
pesanan (order entry system) memasukkan pesanan pelanggan ke dalam sistem, sistem
persediaan (inventory system) memelihara catatan persediaan, sistem penagihan
(billing system) membuat faktur pelanggan, dan sistem piutang dagang (accounts
receivable system) menagih uang dari para pelanggan.
Figur 8.4 adalah perluasan dari Proses 1 dalam diagram Nomor 0. Karena
alasan ini, maka disebut sebagai diagram Nomor 1. Angka nomor mengacu pada nomor
proses yang sama yang terdapat pada DFD pada tingkat yang lebih tinggi. Kini kita dapat
menjelaskan bagaimana nama diagram Nomor 0 berasal. Karena diagram konteks
hanya terdiri atas satu simbol proses tunggal tanpa nomor, maka tidak ada angka
nomor yang dapat dijadikan sebagai referensi dan DFD tingkat yang lebih rendah
berikutnya disebut sebagai diagram Nomor 0.
Figur 8.4
Sistem yang Memesan Persediaan Pengganti
Dengan cara yang sama, kita mengidentifikasikan subsistem-subsistem
yang berkaitan dengan pemesanan persediaan pengganti dari pemasok.
Detail ini ditampilkan dalam Figur 8.5, dan disebut diagram Nomor 2.
Sistem pembelian (purchasing system) menerbitkan pesanan pembelian
kepada pemasok untuk persediaan yang dibutuhkan.
Sistem penerimaan (receiving system) menerima persediaan, dan sistem
utang dagang (accounts payable system) melakukan pembayaran.
Figur 8.5
Sistem yang Menjalankan Proses Buku Besar
Figur 8.6 menunjukkan detail Proses 3 dalam diagram Nomor 0—memelihara
buku besar. Sistem buku besar (general ledger system) adalah sistem akuntansi yang
menggabungkan data dari sistem-sistem akuntansi yang lain dengan tujuan untuk
menyajikan gambaran keuangan operasi perusahaan secara gabungan. File yang
memuat data akuntansi yang telah digabungkan itu adalah buku besar (general ledger).
Terdapat dua subsistem yang terkait. Sistem memperbarui buku besar (update
general ledger system) akan membukukan catatan-catatan yang menguraikan berbagai
tindakan dan transaksi ke dalam buku besar. Sistem pembuatan laporan manajemen
(prepare management report system) menggunakan isi buku besar untuk membuat
neraca dan laporan laba rugi serta laporan lainnya.
Berbeda dari DFD sebelumnya, Figur 8.6 termasuk suatu tempat penyimpanan
data (data store)—istilah DFD untuk penyimpanan data yang relatifpermanen, seperti
file induk atau file historis. Tempat penyimpanan ini digambarkan dalam bentuk kotak
dengan ujung terbuka dan diberi nama buku besar.
Figur 8.6
Menempatkan Sistem Pemrosesan Transaksi dalam Perspektif
Bukanlah suatu kebetulan bahwa sistem pemrosesan transaksi
adalah sistem informasi pertama yang terkomputerisasi.
Selain sebagai area aplikasi yang paling dapat dipahami, sistem ini juga
berperan sebagai fondasi dari semua aplikasi yang lain. Fondasi ini
mengambil bentuk basis data, yang mendokumentasikan semua hal yang
penting yang dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan operasinya
dan berinteraksi dengan lingkungan.
SISTEM INFORMASI ORGANISASI
Area-area bisnis perusahaan—keuangan, sumber daya manusia, layanan
informasi, manufaktur, dan pemasaran-menggunakan basis data yang
diproduksi oleh sistempemrosesan transaksi, ditambah data dari sumbersumber yang lain, untuk menghasilkan informasi yang digunakan oleh para
manajer dalam mengambil keputusan dan memecahkan masalah. Sistem
informasi dikembangkan untuk setiap area bisnis ini.
Jenis sistem informasi lainnya yang telah diimplementasikan di banyak
perusahaan-sistem informasi eksekutif (executive information system-EIS).
ditujukan untuk tingkat organisasi daripada area bisnis. EIS digunakan oleh para
manajer di tingkat organisasi yang lebih tinggi.
Semua sistem informasi ini merupakan contoh dari sistem informasi
organisasi (organizational information systems). Semua sistem informasi
tersebut dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan akan informasi yang
berhubungan dengan bagian-bagian tertentu dari organisasi
Sistem Informasi Pemasaran
Sistem informasi pemasaran (marketing information systemMKIS) memberikan informasi yang berhubungan dengan aktivitas
pemasaran perusahaan. Model kita untuk sebuah MKIS diilustrasikan
dalam Figur 8.7 terdiri atas kombinasi antara subsistem input dan output
yang terhubung oleh sebuah basis data.
Subsistem Output Setiap subsistem output memberikan informasi
mengenai unsur-unsur penting di dalam bauran pemasaran. Bauran
pemasaran {marketing mix) terdiri atas empat unsur utama yang dikelola
oleh manajemen agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dengan
mendapat keuntungan.
• Subsistem produk (product subsystem) memberikan informasi
mengenai produk-produk perusahaan.
Subsistem lokasi (place subsystem) memberikan informasi
mengenai jaringan distribusi perusahaan.
Subsistem promosi (promotion subsystem) memberikan informasi
mengenai iklan dan aktivitas penjualan pribadi perusahaan.
Subsistem harga (price subsystem) membantu manajer mengambil
keputusan harga.
Selain itu, masih terdapat subsistem kelima, subsistem bauran
terintegrasi (integrated-mix subsystem), yang memungkinkan para
manajer mengembangkan strategi yang mempertimbangkan
pengaruh gabungan dari unsur-unsur di atas. Satu contoh dari
informasi yang diberikan oleh subsistem bauran terintegrasi adalah
ramalan penjualan, yang memperhitungkan interaksi dari seluruh
unsur.
Basis data Data yang digunakan oleh subsistem output berasal dari basis
data. Basis data dipopulasi dengan data yang berasal dari tiga subsistem
input.
Subsistem Input Seperti yang ditampilkan dalam Figur 8.7, sistem
pemrosesan transaksi (transaction processing system) mengumpulkan
data dari sumber-sumber internal dan lingkungan lalu memasukkannya
ke dalam basis data.
Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
Sistem informasi sumber daya manusia {human
resources information subsystem—HRIS) memberikan
informasi kepada seluruh manajer perusahaan yang berkaitan
dengan sumber daya manusia perusahaan. Figur 8.8
mengilustrasikan HRIS, dengan menggunakan format yang
sama seperti MKIS. Sistem pemrosesan transaksi memberikan
dal sama seperti subsistem riset sumber daya manusia yang
melakukan studi-studi khusus dan subsistem inteligensi
sumber daya manusia yang mengumpulkan data lingkungan
yang mengandung permasalahan-permasalahan SDM.
Figur 8.8
Sistem Informasi Manufaktur
Sistem informasi manufaktur (manufacturinginformation
system) memberikan informasi kepada seluruh manajer perusahaan
yang berkaitan dengan operasi manufaktur perusahaan.
Figur 8.9 mengilusrrasikan sistem informasi manufaktur, dengan
menggunakan format yang sama seperti HRIS dan MKIS. Subsistem
rekayasa industri terdiri atas aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh para
teknisi industri (industrial engineering—IE) yang melakukan studi atas
operasi manufaktur untuk memastikan keefisiensiannya. Empat
subsistem output memberikan laporan atas subjek-subjek yang sangat
besar kepentingannya dalam manufaktur—produksi, persediaan, mutu,
dan biaya.
Figur 8.9
Sistem Informasi Keuangan
Sistem informasi keuangan (financial information
system) memberikan informasi kepada seluruh manajer
perusahaan yang berkaitan dengan aktivitas keuangan
perusahaan.
Figur 8.10 menggunakan format yang sama seperti
sistem informasi untuk area-area bisnis yang lain. Subsistem
audit internal terdiri atas aktivitas-aktivitas oleh auditor
internal perusahaan untuk menjaga integritas sistem
perusahaan. Aktivitas-aktivitas output penting meliputi
peramalan trend perekonomian masa depan, mengelola aliran
dana yang melalui perusahaan, dan mengendalikan keuangan
perusahaan.
Figur 8.10
Sistem Informasi Eksekutif
Sistem informasi eksekutif (executive information system—EIS)
adalah suatu sistem yang memberikan informasi kepada para manajer di
tingkat yang lebih tinggi atas kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Dipergunakan pula istilah sistem pendukung eksekutif (executive support
system—ESS).
EIS perusahaan, biasanya terdiri atas stasiun-stasiun kerja
eksekutif yang terhubung melalui jaringan ke komputer pusat. Kondisi ini
disajikan dalam Figur 8.11. Konfigurasi stasiun kerja terdiri atas sebuah
komputer pribadi dengan unit penyimpanan sekunder.
Figur 8.11
Pada Figur 8.12 menunjukkan serangkaian tampilan layar yang
mengilu strasikan prod drill-down. Dalam contoh ini, seorang eksekutif
sedang meninjau data laba dari kategori produk perusahaan untuk
melihat bagaimana kinerja aktual jika dibandingkan dengan anggaran.
Angka aktual dan anggaran dinyatakan dalam ribuan dolar.
Tampilan dalam Figur 8.12A menunjukkan varians negatif yang
tinggi untuk laba radio jika dibandingkan dengan anggaran. Eksekutif
tersebut meminta informasi yang lebih terinci lagi untuk produk radio
dan menerima tampilan dalam Figur 8.12B.
Sekarang jelas bahwa beban-beban penelitian dan
pengembangan telah melewati batas, dengan 20 persen melebihi
anggaran. Eksekutif lalu melakukan drill down ke tingkat yang lain dan
menerima tampilan dalam Figur 8.12C, yang menunjukkan bahwa
masalah terutama berasal dari Proyek RA100. Kini eksekutif tersebut
mengetahui di mana ia harus mengonsentrasikan upaya untuk
memecahkan masalahnya.
Figur 8.12
MANAJEMEN HUBUNGAN PELANGGAN
Manajemen hubungan pelanggan (customer
relationship management—CRM), adalah manajemen
hubungan antara perusahaan dengan pelanggan sehingga baik
perusahaan maupun pelanggannya akan menerima nilai
maksimum dari hubungan ini.
Strategi ini menyadari bahwa membina hubungan
jangka panjang dengan pelanggan adalah suatu strategi yang
bagus, karena mempertahankan pelanggan yang sudah ada
biasanya akan lebih murah daripada mendapatkan pelanggan
baru. Oleh karena itu, perusahaan melakukan upaya-upaya
untuk memahami para pelanggannya sehingga kebutuhan
mereka akan dapat dipenuhi dan mereka akan' tetap setia
kepada perusahaan.
Sistem Data Warehousing
Data warehouse adalah bagian utama dari data warehousing yang
memasukkan data ke dalam gudang, mengubah isinya menjadi informasi,
dan menyediakan informasi tersebut kepada para pengguna.
Figur 8.13 adalah diagram dari suatu sistem data warehousing. Data
dikumpulkan dari sumber-sumber data dan dikirimkan ke area
pengumpulan sebelum dimasukkan ke dalam tempat penyimpanan data
warehouse. Suatu sistem penyampaian informasi akan memperoleh data
dari tempat penyimpanan data warehouse dan mengubahnya menjadi
informasi bagi para pengguna.
DATA WAREHOUSING
Karakteristik Data Warehouse
Istilah data warehouse (gudang data) telah diberikan untuk menjelaskan penyimpanan data yang
memiliki karakteristik sebagai berikut:
•
Kapasitas penyimpanannya sangat besar.
•
Data diakumulasikan dengan menambahkan catatan-catatan baru, bukannya dijaga
tetap paling mutakhir dengan memperbarui catatan-catatan yang sudah ada dengan informasi
yang baru.
•
Data dapat diambil dengan mudah.
•
Data sepenuhnya digunakan untuk pengambilan keputusan, dan tidak digunakan
dalam operasi perusahaan sehari-hari.
Membuat suatu data warehouse terdengar seperti sebuah tantangan besar—dan
memang. demikian adanya. Bahkan pada kenyataannya, tantangannya begitu besar sehingga
beberapa pakar merekomendasikan untuk mengambil pendekatan yang lebih sederhana
mengimplementasikan data warehouse dengan cara bertahap. Jika mengikuti pendekatan ini,
akan digunakan istilah data mart (toko data) untuk menguraikan subject. Data mart adalah suatu
basis data yang berisi data yang hanya menguraikan satu segmen dari operasi perusahaan.
Sebagai contoh, perusahaan dapat memiliki data mart pemasaran, data mart sumber daya
manusia, dan seterusnya.
Pembuatan dan penggunaan sebuah data warehouse atau data mart disebut data warehousing
dan akan dilakukan oleh suatu sistem.
Figur 8.13
Tabel Dimensi Data pengidentifikasi dan deskriptif akan disimpan
dalam tabel dimensi (dimension tables). Istilah dimensi mengartikan
pemikiran bahwa data tersebut dapat menjadi basis untuk melihat data
dari berbagai sudut pandang, atau berbagai dimensi.
Figur 8.14 mengilustrasikan sebuah tabel dimensi untuk entitas
atau obyek pelanggan. Entri-ntri tersebut dapat memberikan Anda
gambaran mengenai komposisi umum data pengidentifikasi dan
deskriptif. Dalam contoh ini, nomor pelanggan dapat digunakan untuk
mengidentifikasi satu pelanggan, dan unsur-unsur data yang lain
menguraikan berbagai detail mengenai pelanggan tersebut.
Dengan dimensi-dimensi contoh di dalam figur tersebut, para pengguna
dapat memperoleh analisis menurut pelanggan menurut wilayah
pelanggan, menurut kode industri standar, menurut kode pos, dan
seterusnya.
Figur 8.14
Tabel Fakta Tabel-tabel terpisah yang disebut tabel fakta
(fact tables) berisi ukuran-ukuran kuantitatif sebuah entitas,
objek, atau aktivitas. Satu contoh tabel fakta diberikan dalam
Figur 8.15.
Dalam contoh ini, tabel fakta memuat data mengenai
satu aktivitas tertentu—penjualan komersial. Semua fakta
yang terdapat di dalam figur tersebut adalah ukuran dari
aktivitas. Beberapa dinyatakan dalam unit, seperti unit
penjualan aktual dan unit penjualan anggaran.
Figur 8.15
Paket Informasi Bagaimana sistem data warehousing
mengetahui cara menghubungkan satu tabel dimensi tertentu
dengan satu tabel fakta tertentu? Dua jenis data tersebut akan
digabungkan untuk membentuk suatu paket informasi.
informasi (information package) mengidentifikasi semua
dimensi yang akan digunakan dalam analisis suatu aktivitas
tertentu. Figur 8.16 menampilkan format, dan Figur 8.17
menyajikan beberapa contoh data.
Figur 8.16
Figur 8.17
Skema Bintang Untuk setiap dimensi, akan ada satu
kunci yang mengidentifikasikan dimensi dan menciptakan
hubungan ke paket informasi.
Figur 8.18 menunjukkan bagaimana kunci-kunci dalam
tiga tabel dimensi dihubungkan ke kunci-kunci di dalam paket
informasi yang berada di tengah.
Figur 8.19 memberikan satu contoh dengan
menggunakan empat tabel dimensi—pelanggan, waktu,
tenaga penjual, dan produk. Karena memiliki kemiripan
dengan pola sebuah bintang, maka struktur ini disebut skema
bintang (star schema).
PENYAMPAIAN INFORMASI
Unsur terakhir dalam sistem data warehousing adalah sistem
penyampaian informasi, yang mendapatkan data dari tempat
penyimpanan data, mengubahnya menjadi informasi, dan menjadikan
informasi tersebut tersedia bagi para pengguna.
Informasi dapat diberikan dalam bentuk terinci atau dalam
berbagai tingkat ringkasan. Figur 8.20 mengilustrasikan bagaimana
pengguna dapat melakukan navigasi di dalam tempat penyimpanan data
untuk memperoleh ringkasan informasi (seperti penjualan bersih untuk
wilayah penjualan bagian Barat), informasi terinci (penjualan bersih
untuk tenaga penjual 383), dan data terinci (unit penjualan untuk tenaga
penjual 383).
Proses melakukan navigasi ke bawah melalui tingkatan-tingkatan rincian
disebut drill down, suatu proses yang berawal dari EIS.
Figur 8.20
Figur 8.21 menunjukkan hasil dari suatu navigasi drill
across, yang menghasilkan output dalam hierarki-hierarki yang
berbeda. Pengguna dapat menentukan hierarki pelanggan
untuk pelanggan Bill Marlowe dan mendapatkan output
seperti di bagian atas, lalu menentukan hierarki waktu untuk
Januari 2003 dan mendapatkan informasi di tengah, lalu
menentukan kelompok produk Sepatu dan mendapatkan
output di bagian bawah. Peranti lunak penyampaian informasi
akan dapat melakukan navigasi seperti ini dengan cepat.
Figur 8.21
OLAP, yang merupakan singkatan dari on-line analytical processing.
OLAP memungkinkan pengguna berkomunikasi dengan data warehouse
melaiui GUI ataupun antarmuka Web dan dengan cepat memperoleh
informasi dalam berbagai jenis format, termasuk grafik.
Terdapat dua pendekatan untuk OLAP: ROLAP dan MOLAR ROLAP
(relational j on-line analytical processing) menggunakan suatu sistem
manajemen basis data relasional standar.
MOLAP {multidimensional on-line analytical processing) menggunakan
suatu sistem manajemen basis data khusus multidimensional.Data ROLAP
pada umumnya memiliki bentuk terinci, dan harus dilakukan analisis untuk
mendapatkan ringkasannya, Data MOLAP pada umumnya telah diproses
terdahulu untuk menghasilkan ringkasan pada berbagai tingkat rincian dan
disusun menurut berbagai dimensi.
Figur 8.22 mengilustrasikan kedua arsitektur di atas
Figur 8.22 dan 8.23
Figur 8.23 tersebut mengilustrasikan sebuah laporan
yang dapat dengan mudah dibuat oleh ROLAP. Laporan ini
menyajikan data penjualan dalam tiga dimensi: menurut satu
produktertentu (DVD), menurut wilayah tertentu (Barat), dan
menurut kuartal.
Selain dari kemampuan peringkasan yang lebih cepat,
MOLAP juga dapat menghasilkan informasi dalam banyak
dimensi—10 atau lebih. Figur 8.24 mengilustrasikan sebuah
laporan ringkasan dalam empat dimensi: jenis toko, produk,
usia, dan jenis kelamin.
Figur 8.24
Verifikasi Hipotesis
Asumsikan bahwa sebuah bank telah memutuskan untuk
menawarkan reksa dana kepada para nasabahnya. Manajemen bank
ingin menargetkan materi-materi promosi pada segmen nasabah yang
menawarkan potensi bisnis terbesar.
Satu pendekatan adalah bagi para manajer untuk
mengidentifikasi karakteristik-karakteristik yang mereka percaya akan
dimiliki oleh anggota sasaran pasar tersebut. Asumsikan bahwa manajer
percaya bahwa pasar sasarannya terdiri atas para nasabah berusia muda,
telah menikah, memiliki dua sumber penghasilan, dan dengan nilai
kekayaan yang tinggi. Query multidimensional ini dapat dimasukkan ke
dalam DBMS, dan records nasabah yang sesuai akan diambil.
Menempatkan Data Warehousing dalam Perspektif
Kebutuhan akan data warehousing selalu ada sejak dulu, namun
teknologi informasi yang dibutuhkan untuk mendukungnya baru
tersedia dan terjangkau belakangan ini. Ketika teknologi mampu
mengejar permintaan, beberapa pencapaian yang dramatis pun berhasil
dilakukan, seperti cara baru penyimpanan data dalam paket-paket
informasi, yang memungkinkan dilakukannya analisis data dengan cara
yang praktis tak terbatas, dan OLAP, yang memungkinkan diambilnya
data dengan cepat. Metodologi dan teknologi yang telah ada juga ikut
diterapkan, seperti konsep drill-down dan penggunaan kecerdasan
buatan untuk menemukan hubungan-hubungan baru dalam data.
Kemampuan untuk menyimpan jumlah data yang praktis tak
terbatas dan mengambilnya dengan cepat telah membuka gerbanggerbang pemrosesan data yang baru.
SELESAI dan TERIMA KASIH
Download