MAKALAH TES PROYEKTIF CAT (CHILDREN APPERCEPTION TEST) Disusun oleh : 1. Ayudya Rachma B 1511414143 2. Ummahatul Masruhah 1511414146 3. Tegu Widodo 1511414148 4. Nina Yuliaswati 1511414149 5. Swasti Masayu P S 1511414153 Rombel 4 JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada psikologi terdapat berbagai macam tes yang digunakan untuk mengukur atribut- atribut psikologi yang ada pada masing-masing individu. Dalam tes psikologi, pada dasarnya terdapat dua macam jenis tes dalam psikologi. Kedua tes tersebut yaitu tes mengungkap aspek kognitif dan aspek kepribadian. Tes kepribadian itu sendiri dibagi menjadi dua bagian yaitu tes proyektif dan non proyektif (objektif). Dalam tes-tes kepribadian dengan pendekatan proyektif, individu memberikan respon pada stimulus yang tidak terstruktur dan ambigu, dimana hal ini berbeda dengan tes non proyektif yang memuat beberapa pertanyaan berstruktur. Sehingga dalam menggunakan tes proyektif ini, individu secara tidak sadar akan mengungkap dan menggambarkan struktur dan dinamika kepribadiannya. Tes CAT digolongkan sebagai tes proyektif, tes ini adalah bentuk lain dari TAT yang digunakan untuk anak-anak. CAT (Children Apperception Test) adalah tes yang dirancang khusus untuk anak-anak yang berusia 3-10 tahun. Tes ini berkembang yang berawal dari sebuah ide pembuatan CAT dalam diskusi antara Ernst Kris dan Leopold Bellak. Tes ini menampilkan sepuluh gambar binatang dalam konteks sosial manusia seperti memainkan game atau tidur di tempat tidur. Kartu CAT diganti dari manusia menjadi hewan dengan asumsi bahwa anak-anak kecil lebih mudah melakukan proyeksi pada hewan daripada manusia. Pada tes ini testee diminta untuk menciptakan suatu cerita tentang apa yang diyakini tengah terjadi, apa yang terjadi waktu itu, apa yang terjadi sebelumnya, apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh karakter dalam gambar tersebut. Gambar tersebut dirancang untuk membangkitkan fantasi yang berhubungan dengan masalah makan serta aktivitas oral, persaingan sesama saudara, hubungan orang tua dan anak, agresi, latihan buang air kecil dan besar, serta pengalaman anak lainnya. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana sejarah tes CAT ? 2. Siapakah sasaran tes CAT ? 3. Bagaimana prosedur dalam pelaksanaan tes CAT ? 4. Bagaiamana gambaran umum pada kartu-kartu yang digunakan dalam tes CAT ? 5. Bagaimana cara memberikan skor pada tes CAT ? 6. Bagaimana cara menginterpretasikan tes CAT ? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Untuk mengetahui sejarah tes CAT 2. Untuk mengetahui sasaran tes CAT 3. Untuk mengetahui prosedur dalam pelaksanaan tes CAT 4. Untuk mengetahui gambaran umum pada kartu-kartu yang digunakan dalam tes CAT 5. Untuk mengetahui cara skoring pada tes CAT 6. Untuk mengetahui cara interpretasi pada tes CAT BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah CAT CAT (Children Apperception Test) adalah tes yang dirancang khusus untuk anak-anak yang berusia 3-10 tahun. Tes ini berkembang yang berawal dari sebuah ide pembuatan CAT dalam diskusi antara Ernst Kris dan Leopold Bellak. Kartu CAT diganti dari manusia menjadi hewan dengan asumsi bahwa anak-anak kecil lebih mudah melakukan proyeksi pada hewan daripada manusia. Gambar tersebut dirancang untuk membangkitkan fantasi yang berhubungan dengan masalah makan serta aktivitas oral, persaingan sesama saudara, hubungan orang tua dan anak, agresi, latihan buang air kecil dan besar, serta pengalaman anak lainnya. Kemudian dilakukan berbagai penelitian untuk melihat segi positif dan negatif penggunaan figure hewan dan manusia. Dari hasil tes Rorschach yang dilakukan terhadap anak, menunjukkan hasil bahwa anak lebih banyak memunculkan respon hewan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa hewan dapat menggantikan figur identifikasi pada anak usia 3-10 tahun. Kemudian dipublikasikan CAT dengan menggunakan figur hewan pada tahun 1949. Selain CAT, tahun 1952 diterbitkan CAT-S. Paket ini didisain untuk anak yang masih sangat muda dengan gambar figur hewan dengan latar belakang aktivitas keluarga dan teman usia sebaya. Sepanjang 15 tahun, berbagai penelitian difokuskan untuk membandingkan relative penggunaan figur hewan dan manusia. Dari berbagai penelitian tersebut disimpulkan bahwa penggunaan figur manusia lebih memiliki nilai dibandingkan dengan figur hewan. Kemudian dikembangkan versi manusia untuk digunakan pada situasi-situasi khusus. Tahun 1965, Bellak menerbitkan CAT-H yang menampilkan figur manusia dalam situasi yang analog dengan gambar-gambar pada versi hewan. Walaupun penggunaan figur hewan pada CAT yang asli dipertimbangkan menghasilkan stimulus yang tidak dipengaruhi faktor budaya dibandingkan dengan karakter manusia. Namun sebagian setting gambar membuktikan bahwa penggunaan berbagai kelengkapan seperti toilet, tempat tidur, kursi, sofa, dan sepeda roda tiga berbeda dengan tipe yang ada pada kebudayaan di luar barat. Dengan pertimbangan tersebut, tahun 1966 Samiko Marui mengembangkan CAT untuk digunakan di Jepang dan Uma Chowdury menghasilkan adaptasi untuk India. Tahun 1975, diterbitkan versi Philipina (PACT) yang menjelaskan gambaran situasi yang sama dengan CAT tapi menggunakan figur manusia dalam gambaran yang lebih ambigu. Di Chekoslovakia juga dikembangkan CATO untuk mengukur relasi interpersonal anak di dalam lingkungan sosial yang lebih luas. Tahun 1974 di Indonesia dikembangkan adaptasi Indonesia dengan menggunakan figur hewan. 2.2 Sasaran CAT CAT (Children Apperception Test) dirancang khusus untuk anak-anak berusia 3-10 tahun yang dirancang untuk membangkitkan fantasi yang berhubungan dengan masalah makan serta aktivitas oral, persaingan sesama saudara, hubungan orang tua dan anak, agresi, latihan buang air kecil dan besar serta pengalaman anak lainnya. CAT mempersiapkan modifikasi manusia (CAT-H) untuk anak-anak yang lebih tua, terutama di atas usia 10 tahun, penyusunan tes mempertahankan bahwa bentuk manusia atau bentuk hewan bisa lebih efektif tergantung pada usia dan ciri-ciri kepribadian anak bersangkutan 2.3 Prosedur atau Administrasi CAT Secara umum, CAT digunakan oleh anak usia 3-10 tahun. Sifat tes ini adalah individual. CAT, membutuhkan waktu 20-45 menit untuk adminitrasi, dilakukan oleh orang yang terlatih –psikiater, psikolog, social worker, guru atau dokter anak yang terlatih secara khusus- dalam sebuah klinik, penelitian, atau setting pendidikan. Tes ini memungkinkan digunakan secara langsung dalam terapi atau sebagai sebuah play technique dalam setting yang lain. Alat-alat yang dibutuhkan: 1. 1 set katu CAT (10 gambar binatang) 2. Perekam (recorder) atau kertas dan pensil 3. Meja dan kursi, anak dan tester boleh duduk berhadapan, atau tester duduk di sebelah kanan anak Penerangan harus memadai, agar anak dapat melihat gambar dengan jelas. Jangan sampai anak melihat gambar sebelum waktu administrasi CAT tiba. Jangan lupa untuk lakukan observasi perilaku anak, dan lakukan pencatatan apabila ada hal-hal yang khusus (misal : reaksi tertunda untuk kartu tertentu). Setelah secara hati-hati membangun rapport dengan anak, pemeriksa menunjukkan ke anak sebuah kartu setelah rangkaian khusus (meskipun kurang dari 10 kartu mungkin digunakan pada keleluasaan pemeriksa) dan mendorong anak untuk menceritakan sebuah cerita –dengan pembuka, tengah, dan akhir- tentang karakter-karakter. Pemeriksa mungkin meminta anak untuk mendeskripsikan, seperti, adengan yang tergambarkan, emosi dari karakter, dan apa yang mungkin terjadi di masa depan. 1. Melaksanakan rapport yang baik Sebagaimana halnya dengan tes lain, pendekatan terhadap anak perlu dilakukan disesuaikan dengan usia, tipe aktivitas tingkah laku anak dan tingkat kesulitan. Secara umum, menciptakan good rapport akan terasa lebih sulit pada anak yang lebih muda usianya dan anak “bermasalah”. CAT lebih baik disajikan pada anak dalam bentuk seperti permainan, bukan tes. Sebelum mulai ajak anak bicara mengenai binatang, atau bermain boneka binatang, dll. 2. Pemberian instruksi Katakan pada anak bahwa ia akan melakukan permainan, yang mana ia akan diminta untuk bercerita mengenai suatu gambar (yakinkan anak bahwa ini bkan tes). Selama bercerita mengenai gambar, tanyakan pada anak : apa yang dilakukan binatang tersebut, apa yang terjadi sebelumnya, dan sesudahnya. Setelah semuanya selesai dapat ditanyakan juga mengenai alasan anak memberi nama, usia, dan tempat terkait dengan ceritanya. 3. Observasi Pencatatan terhadap aktivitas dan tingkah laku anak penting dilakukan selama pemeriksaan berlangsung. Blatt (1961) dalam http://www.psikologiku.com/administrasites-children-apperception-test-cat/ menyarankan untuk memperhatikan aktivitas fisik, gesture, eksprei wajah dan postur dalam kaitannya dengan respon. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh tester selama pemeriksaan berlangsung, antara lain : a. Tingkah laku anak selama dites, seperti: 1) Manifestasi tingkah laku yang nampak (overt behavior) 2) Reaksi terhadap tester 3) Reaksi anak terhadap situasi tes dan terhadap gambar b. Hubungan antara instruksi dan urutan kejadian dalam cerita, seperti: Instruksi CAT meminta anak untuk memasukkan tiga periode waktu dalam ceritanya, yaitu masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Berdasarkan cara klien mengikuti instruksi tersebut, maka dapat dilakukan beberapa penilaian mengenai: 1) Sikap klien terhadap masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang 2) Periode waktu di masa anak merasa sangat cemas 3) Perspektif waktu anak 2.4 Gambaran Umum Tentang Kartu-Kartu Children Apperception Test Kartu 1 Gambar : Anak-anak ayam duduk mengitari meja yang di atasnya terdapat mangkuk berisi makanan. Pada sisi kiri, ada seekor ayam besar yang tergambar samar. Mengungkap : 1. “sibling rivalry” (persaingan antar saudara) 2. Situasi pemberian hadiah atau pemberian hukuman (lewat situasi pemberian makan oleh orang tua) 3. Masalah umum yang berkaitan dengan oralitas Kartu 2 Gambar : Seekor beruang menarik tambang pada satu ujung, sementara beruang lain dengan seekor anak beruang menarik ujung tambang yang lain. Mengungkap : 1. Tentang idetifikasi anak terhadap figure yang dapat diajak bekerjasama di antara ayah atau ibu 2. Masalah yang berkaitan dengan ketakutan akan agresi 3. Sikap agresi anak atau otonomi 4. Tarik-menarik diibaratkan sebagai simbol defense mechanism Kartu 3 Gambar : Seekor singa dengan pipa dan tongkat duduk di kursi, di sudut kanan bawah, seekor tikus muncul dari lubang. Mengungkap : 1. Singa pada umumnya dipandang sebagai figure ayah yang dilengkapi simbol pipa dan tongkat 2. Tikus dipandang sebagai anak-anak, namun beberapa anak mengidentifikasi diri mereka dengan singa dan mengganti figure identifikasi beberapa kali, hal ini menunjukkan kebingungan mengenai peran, konflik antara pemenuhan kebutuhn dan otonomi Kartu 4 Gambar : Seekor kangguru memakai topi, membawa keranjang berisi botol susu, di kantongnya ada anak kangguru yang sedang memegang balon, sedangkan anak kangguru yang lebih besar sedang mengendarai sepeda. Mengungkap : 1. “sibling rivalry” 2. Hubungan antara ibu-anak 3. Keinginan untuk mandiri dan berkuasa Kartu 5 Gambar : Sebuah kamar yang gelap dengan tempat tidur besar pada latar belakang, di depan terdapat tempat tidur bayi dengan 2 bayi beruang di dalamnya. Mengungkap : 1. Hal yang berkaitan dengan dugaan, pengamatan, kebingungan dan keterlibatan emosi pada anak. Kartu 6 Gambar : Suatu gua yang gelap dengan gambaran yang samar dari 2 ekor beruang di latar belakang; seekor bayi beruang sedang berbaring di latar depan. Mengungkap : 1. Merupakan pelengkap kartu 5 2. Pada kartu ini dapat merefleksikan perasaan cemburu Kartu 7 Gambar : Seekor harimau menunjukkan taring dan cakarnya, menerkam seekor kera yang sedang melompat ke udara. Mengungkap : 1. Hal yang berkaitan dengan tingkat kecemasan anak yang berkaitan dengan adanya agresi dan keinginan mengalahkan saingan 2. Apabila dalam bercerita subjek bercerita memenangkan harimau (kera kalah) merupakan proyeksi, yang berarti kera kala karena kera mempunyai kesalahan 3. Sedangkan dalam cerita subjek kera yang menang (berhasil menghindarkan diri) merupaka proyeksi mampu melepaskan diri dari bahaya Kartu 8 Gambar : Dua ekor kera dewasa duduk di sofa, minum dari cangkir teh. Di depan, seekor kera dewasa tengah berbicara dengan anak kera. Mengungkap : 1. Berkaitan dengan peran anak di dalam keluarga 2. Menggambarkan konsep anak mengenai kehidupan sosial orang dewasa, suasana keluarga, hubungan antar anggota keluarga, bagaimana subjek menempatkan dirinya dalam keluarga dan lingkungan Kartu 9 Gambar : Sebuah kamar yang gelap terlihat melalui pintu terbuka dari kamar yang terang. Dalam kamar gelap terdapat tempat tidur anak-anak yang di dalamnya berdiri seekor kelinci yang memandang melalui pintu. Mengungkap : 1. Ketakutan akan kegelapan, ditinggal sendiri, dipisahkan oleh orang tua 2. Rasa ingin tahu yang besar mengenai sesuatu hal yang terjadi 3. Keinginan anak mengetahui situasi di luar kamar 4. Untuk mengetahui mutu hubungan anak dengan saudara-saudaranya atau dengan lingkungan Kartu 10 Gambar : Seekor anak anjing telungkup di atas lutut anjing dewasa dengan latar belakang situasi kamar mandi. Mengungkap : 1. “kejahatan dan hukuman” 2. Memperlihatkan mengenai konsep moral anak 3. “toilet tarining” 4. Kecenderungan regresi 5. Kartu ini mengidentifikasi latihan dan kedisiplinan terhadap anak 2.5 Skoring CAT Skoring dari Children Apperception Test atau CAT tidak berdasarkan skala obyektif, itu harus dilakukan oleh administrator tes terlatih atau para psikolog yang sudah mengambil profesi S2. Interpretasi yang harus diperhatikan yaitu variabel-variabel berikut tema utama cerita, cerita pahlawan atau pahlawan, kebutuhan atau drive dari pahlawan atau pahlawan, lingkungan di mana cerita berlangsung, persepsi anak tentang angka-angka dalam gambar, konflik utama dalam cerita, kecemasan dan pertahanan dinyatakan dalam cerita, fungsi superego anak, dan integrasi ego anak. Perhatikan, misalnya, kartu di mana harimau ganas melompat ke arah monyet yang mencoba untuk memanjat pohon. Seorang anak mungkin berbicara tentang ketakutannya, agresi atau hukuman. Monyet dapat digambarkan sebagai pahlawan melarikan diri hukuman dari harimau jahat. Alur cerita ini dapat mewakili kebutuhan yang dirasakan anak untuk menghindari hukuman dari orang tua marah atau pengganggu. Sebaliknya, seorang anak mungkin menganggap gambar dalam cara yang relatif tidak berbahaya, mungkin melihat monyet dan harimau memainkan permainan yang tidak bersalah. Sebuah tes proyektif seperti CAT memungkinkan untuk berbagai macam tanggapan yang diterima. Tidak ada "benar" terhadap gambar. Psikolog yang bertanggung jawab untuk menafsirkan respon anak dengan cara yang koheren untuk membuat tes yang berguna sebagai teknik penilaian klinis. Disarankan praktek untuk psikolog untuk mendapatkan sejarah pribadi dan medis anak sebelum memberikan CAT, dalam rangka memberikan konteks untuk apa yang mungkin jika tidak muncul menjadi respon abnormal. Sebagai contoh, akan normal dalam situasi untuk anak yang hewan peliharaan baru saja meninggal menceritakan kisah yang mencakup tema kesedihan atau kehilangan meskipun sebagian besar anak-anak tidak akan menanggapi kartu dengan cara itu. Seseorang yang melakukan pengetesan CAT memiliki fleksibilitas yang cukup dalam penafsiran. Ia dapat menggunakan analisis respon anak untuk mendukung diagnosis psikologis, memberikan dasar untuk evaluasi klinis, atau mendapatkan wawasan ke dalam struktur psikologis internal anak. Dalam tes proyektif seperti CAT, tidak ada jawaban yang benar atau salah. Dengan demikian tidak ada skor numerik atau skala untuk ujian. Pengawas tes mencatat esensi dari masing-masing cerita-cerita dan menunjukkan ada atau tidaknya unsur tematik tertentu pada form yang tersedia. Seperti pada TAT, setiap cerita dengan hati-hati dianalisis untuk mengungkap mendasari kebutuhan, konflik, emosi, sikap, dan pola respon anak. pencipta CAT ini menunjukkan serangkaian sepuluh variabel yang perlu dipertimbangkan ketika menafsirkan hasil. Variabel ini mencakup tema cerita utama, kebutuhan karakter utama ini, drive, kecemasan, konflik, ketakutan, dan konsepsi anak dari dunia luar. 2.6 Analisis atau Interpretasi CAT Dalam melakukan interpretasi CAR variabel-variabel yang patut diperhatikan adalah : 1. Tema pokok cerita Tema pokok cerita adalah pilihan terhadap cerita testee secara keseluruhan, dilihat dari figuran cerita subjek. Dalam hal ini, umur dan IQ perlu diperhatikan karena semakin tinggi IQ atau umurnya maka akan semakin kompleks ceritanya. 2. Tokoh utama Tokoh utama ini menyangkut pada tokoh yang dimenangkan. Tokoh ini merupakan refleksi dari diri anak. 3. Kebutuhan dan dorongan dari tokoh Kebutuhan dan dorongan ini muncul dari harapan-harapan tokoh utama tersebut. Kebutuhan dan dorongan ini merupakan ekspresi dari kebutuhan anak. Apabila subjek sedang mengalami depresi, maka identifikasi tokohnya selalu mengalami tekanantekanan. Apabila subjek selalu menonjolkan sesuatu dan diulang terus menerus menunjukkan adanya suatu kebutuhan subjek. Apabila ada hal-hal tertentu yang tidak dikatakan (padahal penting) menunjukkan adanya tekanan-tekanan pada dirinya. 4. Konsep tentang lingkungan : Persepsi diri anak tentang lingkungan. Baik yang tidak disadari dan adanya distorsi persepsi yang disebabkan oleh pengalaman masa lalu. Konsep pada lingkungan ini merupakan perpaduan antara hal-hal yang diinginkan dan kenyataan yang adala. Keadaan yang dimunculkan dalam cerita merupakan keadaan (kebutuhan) subjek. Misal : lingkungan diihat sebagai tempat yang bersahabat atau berbahaya. 5. Gambaran tentang apa yang diliat Bagaimana anak melihat figur di sekitarnya dan reaksi anak terhadap figur tersebut. Apakah subjek menanggapi dengan antusias atau acuh tak acuh. Apabila subjek tampak lemah mengidentifikasi suatu tokoh kemungkinan subjek sedang mengalami konflik Misal figur suportif, kompetitif, dll. 6. Konflik yang signifikan Terkait dengan konflik dalam perkembangan anak. Terdapat dua konflik yang dapat dilihat yaitu : a. Intern Konflik yang terjadi pada diri sendiri dan tidak ada hubungannya dengan lingkungan b. Ekstern Konflik yang timbul akibat hubungan dengan lingkungan Misal pada usia 3 tahun, konflik tentang perjuangan melawan oedipus complex, dll. 7. Kecemasan alami yang tampak Kecemasan disini harus dipilah-pilah, misalnya kecemasan karena faktor dari diri sendiri atau ditinggal orang tua, kecemasan terkait dengan hukuman, kekerasan fisik, kehilangan cinta, dll. Kartu yang dapat digunakan untuk mengungkap kecemasan adalah kartu nomor 3 dan 5. 8. Gambaran tentang defens yang berhubungan dengan konflik dan ketakutan. Tipe pertahanan subjek dapat dilihat dari tipe reaksi yang muncul dalam ceritanya saat menghadapi permasalahan, apakah depresif, represif, agresif, escape. 9. Manifestasi dari superego tentang hukuman dari perbuatan jahat Sejumalah peranan super ego subjek dapat diperoleh dari ceritanya, misalnya apa mampu mengakui bahwa tindakan salah pasti ada akibatnya. Apabila mampu maka super egonya berperan. 10. Intergrasi ego Intergrasi ego dilihat dari rangkuman seluruh cerita dari kartu satu sampai kartu sepuluh. Intergrasi ego juga dapat diartikan sebagai level fungsi ego, bagaimana anak berkompromi terhadap dorongan dan tuntutan dari kenyataan. DAFTAR PUSTAKA Groth-Marnat, Gary. 1997. Handbook pf Psychological Assesment. New York: John Wiley and Sons http://ebook.repo.mercubuanayogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/PENILAIAN%20PERKEMBANGAN%20ANA K.pdf (diunduh pada 11 Oktober 2016) http://www.healthofchildren.com/C/Children-s-Apperception-Test.html (diunduh pada 11 Oktober 2016) http://psi339.weblog.esaunggul.ac.id/wpcontent/uploads/sites/694/2014/11/Psikodiagnostika9-TATCAT-Perteuan-6.pptx. (dinduh pada 11 Oktober 2016) http://www.psikologiku.com/administrasi-tes-children-apperception-test-cat/ (diunduh pada 11 Oktober 2016 Kline, Paul. 1999. The Handbook of Psychological Testing. New York: Routledge Maddox, Taddy. 1997. Tests. Austin: Pro-ed Suzuki, Lisa A., Joseph G. Ponterotto, and Paul J. Meller. 2001. Handbook of Multicultural Assesment. San Francisco: Jossey-Bass PERTANYAAN DAN JAWABAN 1. Dalam tes CAT terdapat 10 kartu dari kesepuluh kartu tersebut terdapat 2 kartu yang bisa digunakan untuk mengungkap kecemasan, kartu nomor berapakah yang bisa digunakan untuk mengungkap kecemasan? Jawab : Kartu nomor 3 dan nomor 5 2. Dalam kartu nomor 7 terdapat figur harimau yang sedang menerkam kera, berdasarkan figur tersebut hal apakah yang bisa diungkap? Jawab : Kartu ini bertujuan untuk mengungkap agresifitas dan keinginan untuk mengalahkan saingan 3. Apakah tujuan dari gambar yang ada di kartu tes CAT ? Jawab : Gambar tersebut dirancang untuk membangkitkan fantasi yang berhubungan dengan masalah makan serta aktivitas oral, persaingan sesama saudara, hubungan orang tua dan anak, agresi, latihan buang air kecil dan besar, serta pengalaman anak lainnya. 4. Bagaimana cara membangun rapport yang baik pada anak sebelum CAT diberikan? Jawab : Mensajikan CAT dalam bentuk seperti permainan, bukan tes, dan mengajak anak berbicara mengenai binatang, atau bermain boneka binatang sebelum tes dimulai 5. Apa saja yang perlu diobservasi pada anak selama tes? Jawab : 1) Manifestasi tingkah laku yang nampak (overt behaviour) 2) Reaksi terhadap tester 3) Reaksi anak terhadap situasi tes dan terhadap gambar 6. Sasaran anak usia berapa kah dalam tes CAT ini? Jawab : Anak usia 3-10 tahun 7. Alat apa saja yang diperlukan dalam melaksanakan tes CAT? Jawab : 1) 1set kartu CAT (10 gambar binatang) 2) Perekam (recorder) atau kertas dan pensil 3) Meja dan kursi, anak dan tester boleh duduk berhadapan atau tester duduk di sebelah kanan anak 8. Bagaimana skoring dalam tes CAT? Jawab : Dalam tes proyektif seperti CAT, tidak ada jawaban yang benar atau salah. Dengan demikian tidak ada skor numerik atau skala untuk ujian. Pengawas tes mencatat esensi dari masing-masing cerita-cerita dan menunjukkan ada atau tidaknya unsur rematik tertentupada form yang tersedia. 9. Bagaimana interpretasi gambar sebuah kamar yang gelap terlihat melalui pintu terbuka dari kamar yang terang. Dalam kamar gelap terdapat tempat tidur anak-anak yang di dalamnya berdiri sedikit seekor kelinci yang memandang melalui pintu ? Jawab : 1) Ketakutan akan kegelapan, ditinggal sendiri, dipisahkan oleh orang tua 2) Rasa ingin tahu yang besar mengenai sesuatu hal yang terjadi 3) Keinginan anak mengetahui situasi di luar kamar 4) Untuk mengetahui mutu hubungan anak dengan saudara-saudaranya atau dengan lingkungan 10. Bagaimana sejarah awal munculnya dan perkembangan tes CAT ? Jawab : Tes ini berkembang yang berawal dari sebuah ide pembuatan CAT dalam diskusi antara Ernst Kris dan Leopold Bellak. Kartu CAT diganti dari manusia menjadi hewan dengan asumsi bahwa anak-anak kecil lebih mudah melakukan proyeksi pada hewan daripada manusia. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa hewan dapat menggantikan figur identifikasi pada anak usia 3-10 tahun. Perkembangan : 1) Tahun 1949 CAT dipublikasikan dengan menggunakan figur hewan 2) Tahun 1952 diterbitkan CAT-S, didisain untuk anak yang masih sangat muda dengan gambar figur hewan dengan latar belakang aktivitas keluarga dan teman usia sebaya. 3) Tahun 1965, Bellak menerbitkan CAT-H yang menampilkan figur manusia dalam situasi yang analog dengan gambar-gambar pada versi hewan. 4) Tahun 1966 Samiko Marui mengembangkan CAT untuk digunakan di Jepang dan Uma Chowdury menghasilkan adaptasi untuk India. 5) Tahun 1975, diterbitkan versi Philipina (PACT) 6) Di Chekoslovakia juga dikembangkan CATO untuk mengukur relasi interpersonal anak di dalam lingkungan sosial yang lebih luas 7) Tahun 1974 di Indonesia dikembangkan adaptasi Indonesia dengan menggunakan figur hewan