EKONOMI MAKRO

advertisement
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KEUANGAN
DIKLAT PERPAJAKAN
PENDAPATAN NASIONAL DAN
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN
Ekonomi Makro
Modul Kedua
ERWIN MANDAILING NASUTION, SE, MM
Widyaiswara Utama Madya
NIP. 060034465
KEGIATAN BELAJAR IV
PENDAPATAN NASIONAL
4.1. TPU / TPK
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
Setelah peserta diklat mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan mamahami
masalah pendapatan nasional, peranannya serta cara menghitungnya.
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, peserta diklat dapat :
1. Menjelaskan pengertian pendapatan nasional dan cara menghitungnya.
2. Menjelaskan konsep-konsep pendapatan nasional
3. Menjelaskan peranan pendapatan nasional dalam perekonomian suatu negara.
4. Menjelaskan keseimbangan perekonomian
1
PENDAPATAN NASIONAL
4.2. Pengertian Pendapatan Nasional
Secara umum pendapatan nasional dapat diartikan sebagai penjumlahan nilai
seluruh produki barang dan jasa satu negara dalam satu tahun. Pengertian lain adalah
pendapatan nasional merupakan penjumlahan seluruh kontraprestasi atau balas jasa
faktor-faktor produksi satu negara satu tahun. Semula masalah pendapatan nasional
tidak seberapa dihiraukan oleh pakar-pakar ekonomi. Hal ini disebabkan titik berat
perhatian adalah kepada masalah-masalah ilmu ekonomi makro dan bukan ekonomi
mikro. Pada abad ke tujuh belas di Perancis oleh Boisgillebert, sedangkan di Inggris
oleh Petty telah mencoba merumuskan pendapatan nasional yaitu berupa nilai uang
dari barang yang telah dihasilkan dan kemudian dikonsumsikan. Dalam perhitungan
ini belum dimasukkan unsur tambahan stok modal yang sudah ada di dalam negeri
demikian juga jasa. Di Amerika Serikat tahun 1843 oleh Tucker penghasilan jasa
sudah mulai dimasukkan kedalam pendapatan nasional.
Setelah terjadi depresi ekonomi tahun 1928 – 1931, maka oleh J.M. Keynes
titik berat, Ilmu Ekonomi Mikro mulai bergeser kepada Ilmu Ekonomi Makro. Oleh
sebab itu perhatian terhadap masalah pendapatan nasional semakin besar karena
melalui kebijaksanaan pemerintah dapat mendorong perekonomian dalam keadaan
depressi yaitu bagian yang terdalam dari konjungtur ekonomi ke arah yang tebih baik
mulai tahun 1932. Oleh Simon Kuznets yang melakukan pendalaman perhitungan
pendapatan nasional, maka pada tahun 1934 dikatakan bahwa pendapatan nasional
atau produk nasional bruto dipergunakan sebagai alat pengukur kegiatan ekonomi.
2
Selanjutnya hal ini juga sekaligus alat pengukur kemakmuran suatu negara sesuai
dengan gagasan Adam Smith dengan bukunya, Kemakmuran Bangsa-Bangsa" tahun
1776. Semula diperkirakan bahwa kemakmuran suatu negara adalah tergantung
banyaknya logam mulia terutama emas dan perak yang berhasil dikumpulkan suatu
negara yang pada akhirnya mendorong kolonisasi.
Konsep-Konsep Pendapatan Nasional.
Pendapatan nasional dapat dihitung dengan berbagai cara atau pendekatan
seperti dari pendekatan pengeluaran, pendekatan penerimaan dan nilai tambah
(Value Added). Mestinya cara yang mana dipergunakan akan memberikan hasil yang
sama, bila tidak maka tentu ada. perhitungan yang keliru misalnya:
-
ada yang belum dijumlahkan, misalnya jasa ibu rumah tangga sangat sulit
menghitungnya, demikian pula sayuran dan kembang yang ditanam di
pekarangan.
-
ada yang dihitung dua kali, misalnya, barang setengah jadi atau dalam proses.
Pendekatan Pengeluaran.
Setiap individu (rumah tangga individu), perusahaan (rumah tangga
perusahaan) maupun pemerintah (rumah tangga pemerintah) pasti ada
pengeluaran seperti untuk membeli kebutuhannya. Kebutuhan tersebut bisa
berupa kebutuhan sehari-hari seperti makanan dan minuman serta pakaian,
demikian juga jasa seperti jasa angkutan, asuransi dan telekomunikasi.
Perusahaan juga membutuhkan bahan baku dan membayar upah dan
3
lain-lainnya. Pengeluaran itu disebut sebagai konsumsi (C = Consumption).
Disamping itu ada juga pengeluaran yang ditujukan bukan untuk keperluan
sehari-hari, tetapi untuk produksi lebih lanjut atau untuk membeli barang
modal yang disebut investasi (I = investment). Selain rumah tangga individu
dan rumah tangga perusahaan, maka rumah tangga pemerintah juga ada
pengeluaran konsumsi yang disebut pengeluaran pemerintah (G =
Government Expenditure) dan sebagian untuk investasi.
Sebagai suatu negara yang mempunyai hubungan ekonomi dengan
luar negeri, maka akan ada transaksi jual beli. Disebut ekspor (X = ekspor)
bila menjual barang dan jasa kepada orang atau badan asing, dan disebut
impor (M = impor) bila membeli dari orang atau badan asing dari luar negeri.
Selisih ekspor dengan impor ini disebut net ekspor yang dianggap sebagai
pengeluaran bersih dari sektor luar negeri.
Dengan demikian uraian di atas dapat ditulis ulang dengan konotasi
agar nanti memudahkan pembahasan yaitu:
Y
= C + I + (X - M)
dimana:
Y
= pendapatan nasional.
C
= Konsumsi
I
= investasi
G
= Pengeluaran pemerintah
X
= ekspor
M
= impor
> (X-M) = net ekspor
4
Pengertian investasi harus dijelaskan agar tidak keliru dalam
pembahasan ini yaitu pembelian berupa barang modal dimana dalam Ilmu
Ekonomi sering diartikan bahwa investasi hanyalah dilakukan oleh
perusahaan (dunia bisnis). Jadi berupa pembelian barang/modal baru
sehingga menambah stok atau cadangan modal yang ada sebelumnya.
Dengan demikian, investasi adalah :

pembelian mesin dan peralatan pabrik yang dipergunakan untuk proses
produksi (bukan untuk diperdagangkan)

pembuatan pabrik, rumah, gudang yang baru pada tahun yang sama.

perubahan nilai barang cadangan sebagai akibat perubahan jumlah
maupun harga pada tahun itu.
Dengan demikian investasi individu, pembelian surat berharga
(investasi finansial) tidak termasuk pengertian investasi. Demikian juga
pembelian barang-barang modal bekas tidak masuk investasi sebab hanya
merupakan pengalihan dari satu pemilik ke pemilik lainnya sebab tidak
membawa ekfek misalnya penambahan buruh atau kapasitas produksi.
Investasi pemerintah juga tidak masuk perhitungan sebab penerimaan dan
pengeluaran pemerintah adalah sama dan pemerintah berfungsi sebagai
pengawas dan melindungi negara. Jadi tidak ikut melakukan produksi seperti
yang dimaksud produksi perusahaan.
Investasi yang diperhitungkan dalam formula ini adalah Investasi
Domestik Bruto Swasta. (Private Gross Domestic Investment) dengan
pengertian:
5

Swasta maksudnya adalah tidak ikut pengeluaran investasi Pemerintah
dan agennya seperti BUMN.

Domestik maksudnya adalah hanya investasi yang bersumber dari rumah
tangga perusaan dalam negeri dan tidak ikut investasi rumah tangga
perusahaan asing.

Bruto maksudnya adalah seluruh investasi berupa pengeluaran untuk
membeli barang modal baik yang baru (sebelumnya tidak ada) atau
mengganti yang sudah ada tetapi rusak, ketinggalan jaman ataupun
menambah yang ada.
Umur barang modal ada batasnya akan rusak dan tidak bisa
dipergunakan atau karena muncul produk baru yang lebih canggih sehingga
lebih effesien. Oleh sebab itu umur barang modal bisa dilihat dari :

Umur tehnis yaitu sampai barang modal tersebut tidak dapat
dipergunakan lagi.

Umur ekonomis yaitu sampai barang modal tersebut tidak layak/effesien
lagi dipergunakan.

Umur tehnis biasanya lebih panjang dari pada umur ekonomis.
Karena umur barang modal dapat diperkirakan, maka nilai barang
modal tersebut diturunkan secara bertahap dan diperhitungkan ke dalam
biaya produksi yang disebut dengan biaya penyusutan (depresiasi). Di
samping diperhitungkan sebagai biaya, maka penyusutan tersebut secara
berangsur-angsur dimasukkan ke dalam cadangan penyusutan agar disatu saat
6
jika barang modal tersebut perlu diganti, maka sudah ada tersedia dananya.
Sedangkan penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode penyusutan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa investasi bruto adalah investasi baru
ditambah dengan investasi yang berasal dari cadangan penyusutan. Atau
investasi netto adalah investasi bruto dikurangi dengan investasi yang berasal
dari cadangan penyusutan. Masalah penyusutan (depresiasi) inilah yang
membedakan produk nasional bruto (PNB) dengan Produk Nasional Netto
(PNN) yaitu:
PNN = PNB - penyusutan (depresiasi)
Dapat disimpulkan bahwa produk nasional bruto adalah :
Semua penjumlahan nilai pasar dan jasa akhir (final goods and
service) yang dihasilkan oleh satu negara atau masyarakat dalam kurun waktu
tertentu biasanya satu tahun.
Dibawah ini digambarkan arus perputaran barang dan jasa antar rumah
tangga dimana masing-masing saling membutuhkan.
7
Skema 1
ARUS PERPUTARAN BARANG DAN JASA
RUMAH TANGGA
RUMAH TANGGA
Pengeluaran
<
>
barang dan jasa
INDIVIDU
PERUSAHAAN
4.3.2. Pendekatan Penerimaan.
Cara pendekatan penerimaan ini adalah cara lain dari pendekatan
pengeluaran. Jadi setiap rumah tangga tentu mempunyai penerimaan sebagai
kebalikan dari pengeluaran. Atau dengan kata lain satu rumah tangga
mempunyai pengeluaran, sedangkan disisi lain pengeluaran tersebut adalah
merupakan juga merupakan penerimaan rumah tangga lainnya. Demikian
juga penerimaan tersebut akan menjadi pengeluaran setelah dibelanjakan dan
akan menjadi penerimaan pihak lainnya lagi, dan seterusnya.
Untuk lebih jelasnya dibawah ini digambarkan skema arus perputaran
pendapatan / penerimaan dari sektor rumah tangga individu dan rumah tangga
perusahaan.
8
Skema 2
ARUS PERPUTARAN PENDAPATAN/PENERIMAAN
RUMAH TANGGA
RUMAH TANGGA
Sumber Daya
Ekonomi (Faktorfaktor produksi)
Penerimaan
INDIVIDU
PERUSAHAAN
Sumber daya ekonomi atau sering disebut sebagai faktor-faktor produksi,
dimana dengan kepemilikan sumber daya ekonomi tersebut akan memperoleh balas
jasa atau kontraprestasi. Sumber daya alam memperoleh sewa, sumber daya manusia
memperoleh upah, modal memperoleh bunga atau laba dan skill memperoleh laba
sebagai balas jasa kewiraswastaan. Sedangkan laba bersumber dari laba yang
dihasilkan perusahaan perseorangan dan yang lainnya adalah laba dari perusahaan
yang berbentuk badan hukum. Laba perusahaan yang berbentuk badan hukum,
sebagian dibagikan kepada pemegang saham berupa deviden, sedangkan sisanya
ditahan di perusahaan sebagai cadangan misalnya untuk perluasan usaha. Jadi
fungsinya bisa. sama dengan cadangan penyusutan yang telah dibahas terdahulu.
Dalam perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan penerimaan ada
dua masalah yang dimasukkan sebagai penerimaaan walaupun sebenarnya bukan
penerimaan yaitu :
a) Penyusutan, dengan alasan bahwa sebenarnya penyusutan ini merupakan
penerimaan perusahaan tetapi tidak dibagikan kepada pemilik perusahaan dan
9
digunakan untuk cadangan investasi termasuk pembelian harta tetap yang
disusutkan bilamana sudah perlu diganti.
b) Pajak Tidak Langsung, yaitu beban pajak yang pada dasarnya dapat digeser
pembebanannya kepada pihak lain oleh Wajib Pajak yaitu kepada konsumen atau
pembeli. Jadi pajak tidak langsung seperti pajak penjualan, pajak pembangunan
dimana pemilik perusahan hanya menerima dari konsumen dan menyetorkannya
kepada pemerintah saat transaksi. Jadi pajak tak langsung ini diperhitungkan
tersendiri sehingga tidak dapat dianggap sebagai penghasilan pengusaha.
Dengan demikian pendapatan nasional dengan pendekatan penerimaan
adalah terdiri dari :

penyusutan

pajak tidak langsung

upah/gaji

bunga

sewa laba perusahaan perseorangan

deviden

pajak perseroan

laba yang tidak dibagikan.
Sebagai contoh perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan
pengeluaran dan pendekatan penerimaan harusnya sama seperti dalam tabel dibawah
ini yaitu pendapatan nasional Amerika Serikat tahun 1974.
10
Tabel. 1.
PRODUK NASIONAL BRUTO AMERIKA SERIKAT TAHUN 1974
(DALAM MILLIAR DOLLAR)
------------------------------------------------------------PENDEKATAN PENGELUARAN NILAI PENDEKATAN
NILAI
------ --------------------- --------------------------------1. Pengeluaran untuk
1. Upah/Gaji dll
konsumsi individu (C)
877,0
penerimaan buruh
a. barang tahan lama
127,8
(W + S)
b. brg tdk tahan lama
380,1
c. jasa
369,1 2. Bunga Netto (i)
2. Investasi domestik
privat bruto (Ib)
3. Pembelian barang & jasa
oleh Pemerintah (G)
4. Ekspor barang dan jasa.
neto (X - M)
PENERIMAAN
208,9 3. Penerimaan Sewa (R)
4. Pajak tdk langsung
dan penyesuaiannya
308,9
(PTL)
5. Penyusutan (DEP)
855,7
61,6
26,5
135,0
119,5
2,0
6. Laba perusahaan individu (PU) 93,0
7. Laba perusahaan (Badan
Hukum) sebelum pajak
105,4
a. deviden (DV)
32,7
b. laba tdk dibagi
52,8
(up)
c. laba rahasia (tdk
dilaporkan)
141,1
d. Penyesuaian nilai
brg cadangan (V)
-35,6
PRODUK NASIONAL BRUTO
1.396,7
Depresiasi/penyusutan (DEP)
-119,5
PENDAPATAN NASIONAL
NASIONAL
PRODUK NASIONAL BRUTO
1.396,7
Depresiasi (DEP)
- 119,5
PENDAPATAN
NETTO (PPN)
1.227,5
NETTO (PNN)
1.227,5
-----------------------------------------------------------------------------------------------------Dikutip dari : P.A. Samuelson, Economics,sd 10 hal 102
11
4.4. Peranan Pendapatan Nasional dalam Perekonomian
Pendapatan nasional dapat dijadikan tolok ukur kemakmuran suatu negara,
dimana semakin besar pendapatan nasional suatu negara maka kemakmurannya juga
semakin tinggi. Namun pendapat ini terlalu naif sebab selain besarnya pendapatan
nasional, juga harus memperhitungkan jumlah penduduk negeri tersebut. Sebagai
contoh dapat dilihat dalam tabel dibawah ini dimana beberapa negara mempunyai
pendapatan nasional tertentu, tetapi jumlah penduduknya juga berbeda.
Tabel.2
PENDAPATAN NASIONAL DAN PENDAPATAN PERKEPALA
BEBERAPA NEGARA ASEAN TAHUN 1994
1.
Indonesia
PENDAPATAN
NASIONAL BRUTO
133,0 milliar
2.
Malaysia
54,5 miliar
18,8 juta
US.$.
2.790
3.
Singapura
45,9 miliar
2,8 juta
US.$.
15.750
4.
Thailand
103,0 miliar
58,7 juta
US.$.
1.840
5.
Filipina
54,1 miliar
68,4 juta
US.$.
770
6.
Brunai
3,5 miliar
0,2 juta
US.$.
19.000
NO.
NEGARA
PENDAPATAN
PERKEPALA
197,2 juta US.$.
670
PENDUDUK
Jadi dengan membagikan pendapatan nasional dengan jumlah penduduk,
maka diperolehlah pendapatan per kepala atau pendapatan percapita (PNB : N).
Tetapi walaupun pendapatan perkepala mengalami kenaikan, maka tidak otomatis
dikatakan bahwa kemakmuran suatu negara meningkat. Hal ini perlu diperhatikan
lagi tingkat inflasi yaitu indeks harga.
12
Apabila tingkat kenaikan harga lebih cepat dari pada tingkat kenaikan
pendaparan perkepala, maka penduduk tersebut tidaklah mengalami kenaikan
kemakmuran. Oleh sebab itu dalam Skema dibawah ini dapat ditunjukkan:
∆ PNB > ∆ Penduduk >
inflasi ---- > ∆ kemakmuran
∆ PNB < ∆ Penduduk <
inflasi ---- >
kemunduran
Pendapatan nasional bruto hanya memperhitungkan produksi barang dan jasa
akhir, adalah untuk menghindari ada yang dua kali hitung (double accounting).
Memang untuk menghindari perhitungan ganda tersebut dapat dilakukan dengan
menghitung nilai tambah (value added). Disampig hal diatas, ada beberapa hal yang
perlu diingat dalam perhitungan pendapatan nasional bruto yaitu:
a) Tidak ikut memperhitungkan transaksi yang tidak melalui pasar seperti tanaman
di pekarangan, memperbaiki sendiri rumah yang rusak.
b) Transaksi yang hanya menyangkut uang, seperti jual beli surat berharga termasuk
transaksi valuta asing. Hal ini disebabkan transaksi ini tidak mengakibatkan.
produksi bertambah.
c) Transaksi barang bekas, sebab waktu baru sudah diperhitungkan sebagai
pendapatan nasional sehingga tidak dihitung untuk menghindari perhitungan
ganda.
d) Tidak memperhitungkan kualitas barang, sebab sulit dilakukan karena barang
yang sama ada berbagai macam kualitas yang dengan sendirinya juga harganya
berbeda.
e) Atau setidak-tidaknya konsumen yang menggunakan kualitas yang lebih baik
akan merasa lebih makmur.
13
f) Waktu luang, dimana waktu istirahat bagi setiap orang berbeda-beda. Demikian
juga waktu luang atau tidak bekerja, sebab ada yang sibuk sampai 16 jam bekerja
per hari, tetapi ada juga yang hanya 6 jam dan tidak mau lagi lembur walaupun
dibayar mahal karena waktu luang tersebut lebih berharga dalam batas-batas
tertentu
g) Biaya kerusakan ekosistem, dimana dalam berproduksi terutama industri, sering
mengakibatkan kerusakan alam dan lingkungan. Hal ini bisa terjadi secara
perlahan-lahan dan dirasakan setelah berpuluh-puluh tahun seperti penggundulan
hutan, pencemaran lingkungan, dan air limbah. Hal ini sebenarnya digolongkan
sebagai ongkos sosial yang susah diperhitungkan.
h) Komposisi dan distribusi produk, dimana sebenarnya ada barang yang kurang
baik, kemudian ada juga barang dipergunakan untuk kejahatan. Misalnya pistol
untuk perampokan atau pisau untuk menodong adalah sulit membedakannya.
4.5. Kritikan Terhadap Pendekatan Pendapatan Nasional
Analisis GNP (Gross National Product) banyak dipakai untuk mengukur
tingkat kesejahteraan atau kemajuan suatu bangsa. Disamping itu GNP juga dipakai
sebagai alat analisis untuk mengambil kebijaksanaan terutama di negara-negara yang
sedang berkembang seperti Indonesia.
Tetapi banyak pula yang melakukan kritik dan mengemukakan kelemahankelemahan jika GNP dipakai sebagai ukuran kemakmuran atau kemajuan suatu
bangsa. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain:
14
a) Adanya perkembangan dan pertumbuhan yang tidak seimbang antar daerah
seperti perkotaan dengan pedesaan seperti yang ditulis BOEKE tentang Sosial
Dualistis.
b) Timbulnya urbanisasi besar-besaran sehingga diperkotaan banyak kemelaratan.
c) Distribusi pendapatan yang pincang yang dibuktikan dengan GINI INDEX dan
LORENZ CURVE.
Oleh sebab itu diupayakan mencari ukuran-ukuran lain untuk mengetahui
perkembangan kemakmuran suatu bangsa misalnya :

Jumlah kalori yang dikonsumsi setiap hari, tetapi masalah ini juga sulit
diterapkan karena konsumsi kalori yang dibutuhkan di daerah yang mengalami
musim dingin tidak sama dengan di daerah tropis.

Tingkat pemilikan televisi dan telepon serta kenderaan bermotor juga sulit
dipergunakan.

Tingkat kesehatan dan pendidikan, nampaknya juga sulit diterapkan sebagi
acuan.
Oleh sebab itu, walaupun banyak kritik ditujukan kepada GNP sebagai
ukuran kemakmuran, maka sampai saat ini GNP masih yang terbaik, walaupun
dilengkapi dengan ukuran-ukuran lainnya.
15
4.6. Latihan
a. Pertanyaan
1. Sebutkanlah pengertian pendapatan nasional.
2. Berikanlah perbedaan pendapatan nasional bruto dengan pendapatan nasional
netto.
3.
Pendapatan nasional dapat dihitung melalui pendekatan pengeluaran dan bisa
juga melalui pendekatan penerimaan, jelaskan.
4.
Mengapa pajak tidak langsung tidak diperhitungkan dalam pendapatan nasional
seperti pajak penjualan.
5.
Jelaskanlah mengapa barang bekas dan transaksi yang tidak melalui pasar tidak
diperhitungkan dalam produk nasional bruto.
6.
Jelaskanlah fungsi pendapatan nasional bagi suatu negara.
b. Jawaban
1. Pendapatan nasional adalah penjumlahan semua produksi barang dan jasa satu
negara dalam satu tahun.
2. pendapatan nasional bruto dapat dibedakan pendapatan nasional netto, yaitu pada
pendapatan nasional bruto masih ada unsur penyusutan yang tidak dapat dihitung
sebagai pendapatan nasional netto. Hal ini disebabkan penyusutan tersebut telah
dihitung dalam pendapatan nasional sebelumnya dan dicadangkan untuk
pembelian asset perusahaan bila asset tetap tersebut akan diganti.
3. Cara menghitung pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran adalah :
dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran baik individu (rumah tangga)
16
perusahaan maupun pemerintah yang disebut konsumsi dan pengeluaran
investasi. Sedangkan cara penghitungan dengan pendekatan penerimaan adalah
menjumlahkan seluruh kontra prestasi faktor-faktor produksi. Dalam hal ini
termasuk penyusutan dan pajak tidak langsung.
4. Pajak tidak langsung tidak ikut diperhitungkan dalam pendapatan nasional
dengan pendekatan penerimaan, karena jenis pajak ini pada dasarnya dapat
digeser kepada pihak lain yaitu konsumen. Jadi bukanlah dihitung sebagai
penghasilan pengusaha.
5. Barang bekas dan transaksi yang tidak melalui pasar tidak diperhitungkan dalam
produk nasional bruto karena :
a. Barang bekas sudah diperhitungkan dalam pendapatan nasional bruto
sebelumnya sehingga dihindari perhitungan dua kali dan tidak membawa
efek perubahan kapasitas produksi.
b. Barang yang tidak melalui pasar juga tidak dihitung, karena ada kesulitan
seperti menghitung sayuran yang ditanam dipekarangan rumah atau jasa
seorang ibu rumah tangga.
6. Fungsi pendapatan nasional bagi suatu negara, paling tidak dapat dipakai sebagai
tolok ukur kemakmuran suatu negara. Jika pendapatan nasional suatu negara
meningkat maka kemakmurannya meningkat. Dalam hal ini tentu diperhitungkan
pertambahan penduduk dan tingkat inflasi.
4.7. Rangkuman
Pendapatan nasional dapat diartikan sebagai penjumlahan seluruh produksi
barang dan jasa satu negara dalam satu tahun.
17
Ada beberapa kelemahan dalam perhitungan ini seperti jasa seorang ibu
rumah tangga yang mengurus rumah tangganya, sayuran yang ditanam dipekarangan
rumah adalah sulit menghitungnya. Namun pendapatan nasional ini tetap berguna
sebagai gambaran perekonomian satu negara.
Pendekatan perhitungan pendapatan nasional bisa dari sudut pengeluaran
yaitu : “C + I” . tetapi bisa juga dari sisi penerimaan yaitu “C + S” namun dalam
ekonomi terbuka juga harus diperhitungkan nilai ekspor dan impor.
Dalam konsep-konsep pendapatan nasional dibedakan GNP dengan NNP
yaitu adanya penyusutan dan pajak tidak langsung yang tidak termasuk GNP karena
sudah dihitung pada periode sebelumnya. Sedangkan pajak tidak langsung bukan
penghasilan pengusaha dan dapat digeser kekonsumen.
18
KEGIATAN BELAJAR V
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN, TABUNGAN DAN INVESTASI
5.1. TPU / TPK
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
Setelah peserta diklat mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan memahami tentang
keseimbangan perekonomian (equilibrium), tabungan dan investasi.
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, peserta diklat dapat :
1. Menjelaskan teori Klasik dan Keynes serta perbedaan pandangan mereka.
2. Menjelaskan masalah konsumsi dan tabungan.
3. Menjelaskan tentang investasi dan jenis investasi.
4. Menjelaskan keseimbangan perekonomian dan syarat-syaratnya
19
KONSUMSI TABUNGAN DAN INVESTASI
5.2. Teori Klasik Dan Keynes.
Teori Klasik
Adam Smith sebagai Bapak Ilmu Ekonomi Klasik beserta pengikutnya
seperti David Ricardo, J.S. Mill dan J.B. Say menganjurkan adanya kebebasan.
Pengaturan ekonomi diserahkan kepada pasar sehingga JB. Say mengatakan bahwa
penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri atau dengan kata lain produksi
akan selalu seimbang dengan kebutuhan (permintaan seimbang dengan penawaran).
Disamping itu kaum klasik percaya bahwa keadaan dalam jangka penjang akan
selalu full employment artinya setiap orang yang memasuki usia kerja akan mudah
memperoleh pekerjaan dengan upah yang sesuai dengan pendidikan dan pengalaman
kerja.
Jadi teori-teori klasik berpijak kepada beberapa hal yaitu:
a) Ekonomi selalu dalam keadaan full employment. Jika ada penyimpangan maka
akan timbul kekuatan-kekuatan dalam ekonomi itu sendiri yang mendorong
timbulnya lagi full employment. Dengan kata lain dalam jangka panjang selalu
terdapat full employment.
b) Mekanisme pasar bekerja secara penuh dan secara otomatis ada penyesuaianpenyesuaian.
c) Tingkat harga barang dan jasa serta faktor-faktor produksi akan dapat berubah
dengan fleksibel atau luwes sesuai dengan kekuatan-kekuatan permintaan dan
penawaran.
20
Teori Keynes
Sebagaimana telah diungkapkan dalam Bab. I dimana munculnya J.M.
Keynes dengan bukunya, General Theory of Employment, Interest and Money tahun
1936". Sebelumnya terjadi depresi yang besar tahun 1929 - 1931, dimana aktifitas
ekonomi hampir-hampir terhenti. Terjadi pengangguran besar-besaran dan
perusahaan banyak yang pailit dan tutup. Menurut J.M. Keynes, jika hanya
didasarkan kepada teori Klasik dimana akan timbul lagi keseimbangan baru dan full
employment walaupun pemerintah tidak campur tangan. Mungkin hal tersebut bisa
terjadi, tetapi harus menunggu, sedangkan masyarakat luas akan lama menderita dan
jatuh miskin. Menurut Keynes dalam hal-hal seperti ini pemerintah harus ikut
campur tangan dalam mendorong perekonomian kearah supaya bisa keluar dari
depresi. Atau setidak-tidaknya mempercepat keluar dari depressi. Kemudian Keynes
mengemukakan bahwa pada dasarnya full employment tidak otomatis terjadi dan
justru tidak terjadi. Tetapi full employment tersebut adalah harus menjadi tujuan
yang diusahakan untuk mencapainya dengan berbagai kebijaksanaan pemerintah jika
diperlukan. Disini nampaknya Keynes tetap penganut sistim ekonomi liberal dan
ekonomi pasar sesuai dengan sistim ekonomi klasik, tetapi beberapa hal ada
pembaharuan termasuk masalah peranan pemerintah dalam perekonomian J.M.
Keynes dianggap sebagai “Bapak Ekonomi Modern” dimana beberapa perbaikan
muncul untuk melengkapi teori-teori klasik (perbedaan pandangan diuraikan
khusus).
Ada beberapa hal baru yang dikemukakan J.M. Keynes, sehingga pemerintah
tidak hanya sebagai pengawas saja yaitu:
21
a) Penawaran tidak selamanya menciptakan permintaannya sendiri, tetapi bila perlu
harus diupayakan termasuk campur tangan pemerintah.
b) Besarnya
tabungan
dan
investasi
dapat
dipengaruhi
dengan
berbagai
kebijaksanaan pemerintah. Bilamana perlu pemerintah memberikan kredit
investasi walaupun hal tersebut mengakibatkan investasi lebih besar dari
tabungan (terjadi inflationary gap). Hal ini dijalankan pada saat perlunya
mendorong peningkatan aktifitas perekonomian seperti yang dilakukan Amerika
Serikat tahun tiga puluhan untuk sektor properti.
c) Peranan uang tidak hanya sekedar alat penukar, tetapi dapat diciptakan untuk
menambah investasi. Orang memegang uang tergantung kepada liquidity
preffrence ( motive transaksi, berjaga-jaga dan spekulasi).
d) Penciptaan lapangan kerja dengan kebijaksanaan pemerintah ternyata dapat
meningkatkan aktifitas perekonomian.
e) Dalam arus perputaran pendapatan nasional, ternyata ada kebocoran yaitu
tabungan yang merupakan sebagian dari penghasilan yang tidak dikonsumsi.
Disisi lain ada pemasukan atau injeksi ke dalam arus perputaran pendapatan
nasional yaitu berupa investasi.
Kebocoran berupa tabungan dan injeksi berupa investasi ke dalam arus
perputaran pendapatan nasional seperti digambarkan di bawah ini.
22
Skema 3
ARUS PERPUTARAN PENDAPATAN NASIONAL
INVESTASI
RUMAH TANGGA
PERUSAHAAN
RUMAH TANGGA
INDIVIDU
BARANG JASA
DAN UANG
TABUNGAN
5.3. Konsumsi dan Tabungan.
Konsumsi adalah sebagian dari pendapatan yang dikonsumsi atau
dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Hal ini dapat dirumuskan sebagai C =
Y-S (Y, adalah pendapatan, C adalah konsumsi dan “S“ adalah tabungan). Jadi
pendapatan akan dibelanjakan kepada konsumsi dan tabungan (Y = C + S). Apabila
ada hubungan dengan luar negeri maka Y = C + S + (X - M), dimana X adalah
Ekspor dan M adalah Impor.
Tabungan juga pada dasarnya merupakan konsumsi yang ditunda. Jadi
pendapatan, konsumsi dan tabungan mempunyai korelasi satu sama lain atau dapat
dikatakan mempunyai hubungan fungsional.
Jadi
C = f (Y)
S = f (Y)
Apabila perubahan, Y selalu diikuti o1eh perubahan C secara berimbang
(proporsional), maka C = bY. Tetapi dalam jangka pendek konsumsi bisa terjadi
23
walaupun tidak ada penghasilan. Jadi pada saat pendapatan tidak ada (0) orang tetap
perlu makan dan minum kalau masih hidup. Mereka mengkonsumsi tabungan
mereka yang lalu jika ada, hal ini sering disebut dissaving (menggerogoti tabungan).
Contoh lain adalah pengemis juga tidak mempunyai penghasilan, tetapi harus makan
dimana mereka peroleh dengan mengemis. Penerimaan mereka ini sebenarnya tidak
dianggap sebagai pengahasilan dalam arti masuk pendapatan nasional sebab tidak
mengalami proses produksi. Tetapi penghasilan orang lain yang diberikan kepada
pengemis atau dengan kata lain, jika tidak diberikan kepada pengemis, maka uang
tersebut bisa ditabung yang bersangkutan. Jadi pengemis tersebut sebenarnya
menggerogoti tabungan orang lain untuk konsumsinya.
Dengan demikian secara matematika dapat dirumuskan sebagai berikut :
a
C
= a + by
C
= pengeluaran untuk konsumsi
= besarnya konsumsi pada saat tidak ada penghasilan (Pendapatan = 0), disebut
juga sebagai “KONSUMSI OTONOM “.
b
= merupakan besarnya tambahan konsumsi yang disebabkan adanya tambahan
pendapatan, juga disebut sebagai hasrat/keinginan meningkatkan konsumsi
(marginal propensity to consume) jika ada pertambahan penghasilan. Masalah
ini dapat dirumuskan menjadi :
MPC =
Y
C
Y
= pendapatan nasional
Jika diurai kembali rumus diatas, maka diperoleh:
C = a + bY
S = Y- C
24
S = Y - (a + bY)
= Y - a – bY
= -a + (1 - b)Y
Dari rumus diatas terlihat bahwa:
C = a + bY
S = -a + (1 - b)Y
Jika C a + bY (hasrat untuk mengkonsumsi), maka (1 - b) disebut
keinginan untuk menabung (hasrat menabung) atau marginal
propesity to save (MPS)
(b) + (1 - b) = 1, maka MPC + MPS =
1
karena Y = C + S ------ > Y = 1
atau MPC = 1 – MPS
MPS = 1 - MPC
Berdasarkan perumusan di atas yaitu pendapatan nasional (Y), Konsumsi (C),
Tabungan (S), hasrat mengkonsumsi (MPC) dan hasrat untuk menabung (MPS),
maka dapat digambarkan dalam grafik dibawah ini:
25
Kurva. 1
GNP, C, S DAN I
C, S
C=Y
C = a + bY
tabungan
C>Y
E
C<Y
{
a {
{
0
-a
a
450
{
{
{
S = -a + (1-b) Y
Y
E
Y
= perpotongan antara fungsi C = a + bY dengan sumbu vertikal C juga disebut
konsumsi otonom.
b
= ditunjukkan oleh slope (kemiringan) fungsi konsumsi dimana C = a + bY.
Hal ini disebut juga dengan MPC (hasrat konsumsi marginal)
E
= berada pada titik potong antara fungsi konsumsi C = a + bY dengan garis
penolong C = Y (pendapatan sama dengan konsumsi) atau disebut juga garis
450
Jadi sepanjang garis 450, tingkat konsumsi sama dengan pendapatan ( Y = C )
atau S = 0.
Apabila C > Y teriadi dissaving artinya pendapatan tidak cukup untuk
konsumsi.
26
Tetapi jika C < Y, maka terjadi ada tabungan sebab pendapatan lebih besar
dari konsumsi sehingga ada yang dapat ditabung (S > 0).
OY = dimana tingkat pendapatan seperti ditunjukkan pada titik E
tingkat konsumsi (Y = C).
APC (Average Propensity to Consume)
=
C
Y
APS (Average Propesity to save)
=
S
Y
5.3.1. Model Keynes I.

perekonomian tertutup, belum ada hubungan luar negeri.

pemerintah tidak dipisah dengan rumah tangga individu dan perusahaan.

Pendapatan dipandang dari dua sudut yaitu:
Y = C + S --------- > dari segi penerimaan
D = C + I --------- > dari segi pengeluaran
S = tabungan ------- > sebagai kebocoran
I = investasi -------- > sebagai pemasukan (injeksi)
Dari uraian diatas terlihat bahwa:
C + S = C + I , jadi dalam keseimbangan perekonomian maka S = I (karena
C = C).
27
Tabel. 3
MODEL KEYNES I
Y = (C + S)
c
I
D = (C + I)
S=Y C
2.000
1.900
1.300
3.200
100
3.000
2.500
1.300
3.800
500
4.000
3.300
1.300
4.600
700
5.000
4.000
1.300
5.300
1.000
6.000*
4.700 *
1.300 *
6.000 *
1.300 *
7.000
5.300
1.300
6.600
1.700
8.000
6.000
1.300
7.300
2.000
Dari tabel tersebut diatas, terlihat bahwa keseimbangan perekonomian
tercapai pada tingkat pendapatan nasional sebesar 6.000, dimana pada saat itu C + S
= C + I. Jadi tingkat kebocoran (S) sama dengan tingkat injeksi (1).
Apabila rendapatan kurang dari 6.000, dimana C + S < C + I terjadi
Infationary Gap (I > S ) yang mengakibatkan pendapatan nasional dapat meningkat.
Tetapi jika pendapatan nasional lebih dari 6.000, maka C + S > C + I, terjadi
Deflationary Gap ( I < S) yang mengakibatkan pendapatan nasional berkurang sebab
sebagian kebocoran (tabungan) tidak dipergunakan sebagai investasi (injeksi).
Masalah inflationary gap dan deflationary gap akan dibahas dalam bab-bab
selanjutnya.
28
5.3.2. Model Keynes II.

Perekonomian tertutup, belum ada hubungan luar negeri.

Sektor Pemerintah terpisah dengan swasta (rumah tangga individu dan
rumah tangga bisnis).
Y = C + S + T ---------- > Penerimaan agregat
D = C + I + G ---------- > Pengeluaran agregat
C = Konsumsi
S = Tabungan
Yd = Y - T ------ > yang dapat dikonsumsi masyarakat.
I
= Investasi = f (M) ----- > fungsi uang.
T = Penerimaan Negara berupa Pajak (Tax)
G = Pengeluraan Negara (Government Expenditure)
“I, G dan T" adalah variabel yang dijadikan kebijaksanaan Negara.
Tabel.4
MODEL KEYNES II
Y = C+
S+T
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
Sumber
T
30
30
30
30
30
Yd =
C = a+bY
Y – T (210+0,7Yd)
70
70
170
140
270
210
370
280
470 *
350
I
G
D=C+I=G
S=
Yd+C
0
30
60
90
* 120*
100
50
220
100
50
290
100
50
360
100
50
430
*
* *
50
500
100
30
570
420
100
50
570
150
30
670
490
100
50
640
180
30
770
560
100
50
710
210
30
870
630
100
50
780
240
30
970
700
100
50
850
270
: Model Keynes I, II dan III, dikutip dari Teori dan Kebijaksanaan Ekonomi
Makro, Prof. Bruce Glassburner dan Aditiawan Chandra, LP3ES, 1979.
29
Keterangan:
Y = C + S + T ----- >
dari sisi penerimaan
D = C + I + G ----- >
dari sisi pengeluaran
Yd = Y - T
S = Yd - C
C = a + bY (210 + 0,7 Yd)
T = 30 ------ > Penerimaan Pajak diassumsikan Konstan
I = 100 ----- > Investasi diassumsikan Konstan
G = 50 ------ > Pengeluaran Pemerintah diassumsikan Konstan
Jadi kesimbangan perekonomian tercapai pada saat
Y (C + S + T) = D (C + I + G)
5.3.3. Model Keynes III.

Ekonomi terbuka ------ > ada bubungan luar negeri

X = Ekspor

M = Impor
Y = C + S + T + M --------- > dari sudut penerimaan
D = C + I + G + X --------- > dari susut pengeluaran
Keseimbangan Perekonomian terjadi pada saat;
Y (C + S + S + T + M) =
D (C + I + G + X)
Jenis tabungan menurut pembentuknnya yang umum ada tiga yaitu:
a. Tabungan perseorangan (personal saving), disebut juga tabungan pribadi (private
saving), yaitu dispossible income dikurangi personal consumption.(Y - C).
b. Tabungan perusahaan (corporate saving) disebut juga tabungan dagang (business
saving) yaitu bagian dari laba yang tidak dibagikan, tetapi ditahan di dalam
30
perusahaan. Tabungan ini akan dipergunakan untuk perluasan usaha, ataupun
sebagai cadangan yang sewaktu-waktu diperlukan.
c. Tabungan masyarakat (public saving) ada juga yang menyebut sebagai tabungan
pemerintah yaitu tabungan yang dimobilisir melalui kebijaksanaan pemerintah
seperti, TABANAS dan TASKA. Demikian juga selisih antara Anggaran
Pendapatan Rutin dengan Anggaran Belanja Rutin (APR-ABR) yang
dipergunakan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan yang diperlukan
masyarakat, seperti jalan, pelabuhan, lisatrik dll.
Dalam arti luas, tabungan pemerintah adalah merupakan bagian dari tabungan
masyarakat.
5.4. Investasi
Pengertian investasi adalah sesuatu yang ditanamkan untuk tujuan produksi
lebih lanjut, jadi tidak untuk dikonsumsi. Dengan demikian Investasi dapat
berbentuk:
a) Alat produksi seperti pabrik, mesin dan alat perlengkapan lainnya.
b) Rumah, kantor dan perlengkapannya.
c) Cadangan yang ada dan sewaktu-waktu dapat dipergunakan, baik berupa barang
modal maupun surat-surat berharga.
Keynes mengatakan bahwa fungsi investasi adalah Marginal Efficiesy of
Capital (MEC). Kurve ini menyerupai bentuk kurve permintaan," harga" merupakan
biaya atau tingkat suku bunga dan "quantity" merupakan jumlah investasi atau
modal.
31
Semakin rendah i (bunga pinjaman), maka semakin besar jumlah pembelian
alat-alat modal atau dengan kata lain permintaan investasi semakin besar. MEC
(Marginal Efficiency of Capital) disebut juga sebagai Rate On Return yaitu tingkat
pengembalian modal yang diisingkat dengan (ROR) dan ahli ekonomi lain
menyebutnya sebagai Rate on Investment yaitu tingkat pengembalian investasi
(ROI).
Apabila MEC/ROR lebih besar dari tingkat bunga, maka pengusaha
cenderung meminjam uang yang lebih besar di pasar modal untuk membangun
pabriknya. Sebaliknya jika tingkat MEC/ROR lebih tinggi dari tingkat bunga, maka
pengusaha cenderung meminjam uang yang lebih besar dipasar modal untuk
membangun pabriknya. Sebaliknya jika tingkat MEC/ROR lebih rendah dari tingkat
bunga berlaku di pasar, maka pengusaha cenderung memperkecil pinjamannya di
pasar modal.
32
Kurva. 2
FUNGSI INVESTASI
Suku Bunga (i) dan MEC
30
25
B
20
A
15
I
10
0
100
200
300
400
500
600
700
Modal/Investasi
Indoced Investment Dan Autonomous Investment
Investasi dapat dibagi dua yaitu Indoced Investment dan Autonomous
Investment. Indoced investment (investasi yang terjadi secara tidak langsung),
adalah Investasi yang disebabkan kenaikan permintaan barang konsumsi di pasar
sebagai akibat kenaikan pendapatan. Akibatnya produksi barang konsumsi tersebut
meningkat sampai batas penggunaan seluruh kapasitas produksi yang ada (sepanjang
masih ada kapasitas produksi terpasang yang belum terpakai). Apabila permintaan
barang konsumsi ini masih terus bertambah, maka produsen (dunia bisnis) harus
melakukan investasi tambahan. Jenis investasi ini sering disebut sebagai investasi
yang diakibatkan adanya pertambahan demand effectif di pasar.
Autonomous Investment adalah investasi yang terjadi secara langsung
melalui perencanaan. Dalam sejarahnya jenis investasi ini terjadi dimana munculnya
33
penemuan-penemuan baru dan pembaharuan dibidang produksi. Penemunya disebut
sebagai inventor, sedangkan pembaharuan oleh innovator. Penemuannya disebut
invention
sedangkan
pembaharuannya
disebut
innovation.
Biasanya
yang
menemukan atau yang melakukan pembaharuan produksi adalah para ilmuan dan
bukan kaum industriawan. Sedangkan yang berani mengambil resiko dalam
cara-cara berproduksi adalah kaum industriawan yang memiliki modal. Kaum inilah
yang disebut enterpreneour, sedangkan tindakan penerapan penemuan baru dan
pembaharuan disebut enterpreneourship. Pada masa sekarang terutama di
negara-negara
yang
sedang
berkembang
seperti
Indonesia,
maka
fungsi
enterpreneour ini bisa diambil alih oleh Pemerintah. Hal ini disebabkan pemerintah
mempunyai dana dan mampu melaksanakan autonomous investment yaitu melalui
dana dari tabungan pemerintah (selisih
anggaran
pendapatan
anggaran belanja rutin) ataupun dari pinjaman luar negeri.
34
rutin
dengan
5.5. Latihan
a. Pertanyaan
1. J.M. Keynes memberikan kritik terhadap teori Klassik, jelaskanlah beberapa hal
yang dikritik Keynes tersebut.
2. Menurut J.M. Keynes, dalam hal-hal tertentu pemerintah harus turut campur
tangan atau setidaknya mempengaruhi arah perekonomian. Jelaskanlah pendapat
tersebut.
3. Tabungan dianggap sebagai kebocoran dari arus perputaran pendapatan nasional,
mengapa ?
4. Investasi dianggap sebagai injeksi atau masukan ke dalam arus perputaran
pendapatan nasional, sehingga ada keseimbangan perekonomian, jelaskan.
5. Jelaskanlah Keseimbangan Perekonomian Model Keynes I, dan apa bedanya
dengan Model keynes II dan III.
b. Jawaban
1. Ada beberapa kritikan J.M. Keynes terhadap teori klasik antara lain :
a. Keadaan full employment tidak selalu terjadi dan otomatis, tetapi justru
under employment.
b. Peranan uang tidak hanya sekedar alat penukar, tetapi dapat diciptakan untuk
menambah investasi. Orang memegang uang karena adanya dorongan
tertentu yaitu transaksi, berjaga-jaga maupun berspekulasi.
c. Keadaan full employment harus diusahakan sebagai tujuan karena tidak
otomatis apalagi dalam jangka pendek.
2. Pemerintah harus ikut campur tangan, paling tidak melalui berbagai
kebijaksanaan untuk mencapai kemakmuran seperti :
35
a. Membuka lapangan kerja agar aktivitas perekonomian meningkat.
b. Arah investasi melalui kebijaksanaan pajak dan tarif bea masuk
c. Pengeluaran pemerintah juga dapat mempengaruhi arah investasi dan
aktivitas perekonomian
3. Tabungan dianggap sebagai kebocoran dari arus perputaran pendapatan nasional
sebab tidak dipakai sebagai konsumsi atau setidak-tidaknya konsumsi yang
ditunda. Tabungan bisa hanya disimpan di rumah atau perhiasan saja sehingga
tidak meningkatkan aktivitas perekonomian.
4. Investasi dianggap sebagai injeksi atau masukan ke dalam perputaran pendapatan
nasional karena melalui multiplier akan meningkatkan pendapatan nasional.
5. Keseimbangan perekonomian model Keynes I, II dan III adalah dengan syarat :
Keynes I . Y = C + S
Y = C+I
Keynes II. Y = C + S + T
C+I+G
S=I
S=I
T=G
Keynes III Y = C + S + T + M
S=I
T=G
C+I+G+X
X=M
Pada model Keynes I, adalah perekonomian tertutup dan pemerintah dengan
swasta tidak dipisahkan. Pada model Keynes II, ekonomi tertutup tetapi unsur
pemerintah dipisahkan dengan swasta. Sedangkan pada model Keynes III, adalah
perekonomian terbuka dimana ada hubungan luar negeri yaitu unsur ekspor dan
impor.
36
Rangkuman
J.M. Keynes mengemukakan 3 model pendapatan nasional yaitu :
Keynes I, (C + S = C + I) dimana dalam negara yang ekonomi tertutup dan
pemerintah tidak dipisahkan dengan swasta. Dalam model ini equilibrium tercapai
saat S = I.
Keynes II, (C + S + T = C + I + G) dimana masih negara yang ekonomi tertutup,
tetapi pemerintah dipisah dengan swasta. Dalam modul ini, equilibrium tercapai pada
saat,
S = I dan T = G.
Keynes III (C + S + T + M = C + L + G + X), merupakan sistim ekonomi terbuka
dimana ada aktivitas ekspor dan impor. Disini equilibrium tercapai pada saat “ S = I,
T = G dan X = M.
Apabila terjadi disequilibrium, maka akan terjadi beberapa kemungkinan, yaitu
inflationary gap, deflationary gap, defisit atau surplus anggaran pemerintah, serta
surplus atau defisit neraca pembayaran.
37
TEST FORMATIF
a. Pertanyaan
1. Sebutkanlah pengertian pendapatan nasional.
2. Berikanlah perbedaan pendapatan nasional bruto dengan pendapatan nasional
netto.
3. Pendapatan nasional dapat dihitung melalui pendekatan pengeluaran dan bisa
juga melalui pendekatan penerimaan, jelaskan.
4. Mengapa pajak tidak langsung tidak diperhitungkan dalam pendapatan
nasional seperti pajak penjualan.
5. Jelaskanlah mengapa barang bekas dan transaksi yang tidak melalui pasar
tidak diperhitungkan dalam produk nasional bruto.
6. Jelaskanlah fungsi pendapatan nasional bagi suatu negara.
7. J.M. Keynes memberikan kritik terhadap teori Klassik, jelaskanlah beberapa
hal yang dikritik Keynes tersebut.
8. Menurut J.M. Keynes, dalam hal-hal tertentu pemerintah harus turut campur
tangan atau setidaknya mempengaruhi arah perekonomian. Jelaskanlah
pendapat tersebut.
9. Tabungan dianggap sebagai kebocoran dari arus perputaran pendapatan
nasional, mengapa ?
10. Investasi dianggap sebagai injeksi atau masukan ke dalam arus perputaran
pendapatan nasional, sehingga ada keseimbangan perekonomian, jelaskan.
11. Jelaskanlah Keseimbangan Perekonomian Model Keynes I, dan apa bedanya
dengan Model keynes II dan III.
38
b. Jawaban
1. Pendapatan nasional adalah penjumlahan semua produksi barang dan jasa
satu negara dalam satu tahun.
2. Pendapatan nasional bruto dapat dibedakan pendapatan nasional netto, yaitu
pada pendapatan nasional bruto masih ada unsur penyusutan yang tidak dapat
dihitung sebagai pendapatan nasional netto. Hal ini disebabkan penyusutan
tersebut telah dihitung dalam pendapatan nasional sebelumnya dan
dicadangkan untuk pembelian asset perusahaan bila asset tetap tersebut akan
diganti.
3. Cara menghitung pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran
adalah : dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran baik individu (rumah
tangga) perusahaan maupun pemerintah yang disebut konsumsi dan
pengeluaran investasi. Sedangkan cara penghitungan dengan pendekatan
penerimaan adalah menjumlahkan seluruh kontra prestasi faktor-faktor
produksi. Dalam hal ini termasuk penyusutan dan pajak tidak langsung.
4. Pajak tidak langsung tidak ikut diperhitungkan dalam pendapatan nasional
dengan pendekatan penerimaan, karena jenis pajak ini pada dasarnya dapat
digeser kepada pihak lain yaitu konsumen. Jadi bukanlah dihitung sebagai
penghasilan pengusaha.
5. Barang bekas dan transaksi yang tidak melalui pasar tidak diperhitungkan
dalam produk nasional bruto karena :
39
a. Barang bekas sudah diperhitungkan dalam pendapatan nasional bruto
sebelumnya sehingga dihindari perhitungan dua kali dan tidak membawa
efek perubahan kapasitas produksi.
b. Barang yang tidak melalui pasar juga tidak dihitung, karena ada kesulitan
seperti menghitung sayuran yang ditanam dipekarangan rumah atau jasa
seorang ibu rumah tangga.
6. Fungsi pendapatan nasional bagi suatu negara, paling tidak dapat dipakai
sebagai tolok ukur kemakmuran suatu negara. Jika pendapatan nasional suatu
negara meningkat maka kemakmurannya meningkat. Dalam hal ini tentu
diperhitungkan pertambahan penduduk dan tingkat inflasi.
7. Ada beberapa kritikan J.M. Keynes terhadap teori klasik antara lain :
a. Keadaan full employment tidak selalu terjadi dan otomatis, tetapi justru
under employment.
b. Peranan uang tidak hanya sekedar alat penukar, tetapi dapat diciptakan
untuk menambah investasi. Orang memegang uang karena adanya
dorongan tertentu yaitu transaksi, berjaga-jaga maupun berspekulasi.
c. Keadaan full employment harus diusahakan sebagai tujuan karena tidak
otomatis apalagi dalam jangka pendek.
8. Pemerintah harus ikut campur tangan, paling tidak melalui berbagai
kebijaksanaan untuk mencapai kemakmuran seperti :
a. Membuka lapangan kerja agar aktivitas perekonomian meningkat.
b. Arah investasi melalui kebijaksanaan pajak dan tarif bea masuk
c. Pengeluaran pemerintah juga dapat mempengaruhi arah investasi dan
aktivitas perekonomian
40
9. Tabungan dianggap sebagai kebocoran dari arus perputaran pendapatan
nasional sebab tidak dipakai sebagai konsumsi atau setidak-tidaknya
konsumsi yang ditunda. Tabungan bisa hanya disimpan di rumah atau
perhiasan saja sehingga tidak meningkatkan aktivitas perekonomian.
10. Investasi dianggap sebagai injeksi atau masukan ke dalam perputaran
pendapatan
nasional
karena
melalui
multiplier
akan
meningkatkan
pendapatan nasional.
11. Keseimbangan perekonomian model Keynes I, II dan III adalah dengan
syarat :
Keynes I .
Y = C+S
Y = C+I S=I
Keynes II.
Keynes III
Y = C+S+T
S=I
C+I+G
T=G
Y = C+S+T+M
S=I
T=G
C+I+G+X
X=M
Pada model Keynes I, adalah perekonomian tertutup dan pemerintah dengan
swasta tidak dipisahkan. Pada model Keynes II, ekonomi tertutup tetapi unsur
pemerintah dipisahkan dengan swasta. Sedangkan pada model Keynes III,
adalah perekonomian terbuka dimana ada hubungan luar negeri yaitu unsur
ekspor dan impor.
41
UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
Cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban yang ada pada bagian akhir
Modul ini.
Hitung jumlah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui sampai sejauh mana Tingkat Pemahaman (TP) anda.
TP
Jumlah Jawaban yang benar
x 100%
Jumlah keseluruhan soal
Apabila tingkat pemahaman anda dalam memahami / mendalami materi yang sudah
dipelajari mencapai :
91 % s/d 100%
: Amat Baik
81 % s/d 90.99%
: Baik
71 % s/d 80.99%
: Cukup
61 % s/d 70.99%
: Kurang
Bila tingkat pemahaman anda belum mencapai 81% atau lebih (Kategori Baik),
maka disarankan agar anda mengulang pendalaman materi.
42
GLOSSARY
AUTONOMOUS / INVESTMENT, adalah investasi yang terjadi dengan
perencanaan. Dalam sejarahnya setelah terjadi revolusi industri abad 17 dan 18,
maka banyak penemuan baru diberbagai bidang. Penemuan baru ini disebut
Invention dan penemuanya Inventor demikian juga pembaharuan disebut Inovation
sedangkan penemunya disebut Inovator. Para ilmuan belum tentu mampu
menerapkan penemuan-penemuan mereka kedalam produksi karena dana dan
kecakapan yang tidak mendukung. Para industriawanlah yang berani mengambil
resiko dengan menggunakan cara-cara berproduksi baru dan mereka ini disebut
Enterpreneour. Jadi para industriawan yang berani inilah yang melakukan
Autonomous Investment. Namun dinegara yang berkembang hanya pemerintahlah
yang mampu bertindak melakukan Autonomous Investment karena swasta belum
mampu melaksanakannya.
DISTRIBUSI PENDAPATAN, adalah pembagian pendapatan nasional suatu
negara kepada masyarakat yang sering dipergunakan untuk mengetahui sejauhmana
pemerataan kemakmuran dan keadilan yang terjadi.
GINI INDEKS, adalah indeks yang dibuat oleh tuan Gini yang menggambarkan
distribusi pendapatan masing-masing kelompok penduduk dengan angka-angka agar
pemerintah dapat mengambil kebijaksanaan dalam rangka pemerataan penghasilan.
INDOCED INVESTMENT, adalah investasi yang pembentukannya secara tidak
langsung akibat pertambahan permintaan barang konsumsi. Untuk memenuhi
permintaan
barang
konsumsi
yang
meningkat
tersebut
maka
produsen
menyambutnya dengan menaikkan produksi sepanjang masih ada kapasitas yang
menganggur. Tetapi jika permintaan barang konsumsi terus meningkat dan disisi lain
tidak ada kapasitas produksi yang menganggur maka harus menambah investasi agar
kapasitas produksi meningkat untuk memenuhi peningkatan permintaan efektif yang
terjadi.
43
LORENZ VURVE, adalah kurva yang diciptakan oleh tuan Lorenz yang
menggambarkan tentang disktribusi pendapatan untuk mengetahui sejauh mana
pemerataan
pendapatan
nasional
kepada
kelompok-kelompok
masyarakat
berdasarkan lapisan pendapatan masing-masing kelompok. Garis
diagonal
menggambarkan pembagian pendapatan yang merata. Semakin jauh dari garis
diagonal maka hal tersebut menggambarkan semakin tidak merata pendapatan
nasional.
44
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Budiono, DR, Ekonomi Makro, BPFE, UGM Yokyakarta, 1982
Bruce Glassburner, Prof dan Aditiawan Chandra, Teori dan Kebijaksanaan Ekonomi
Makro, LP3ES Jakarta, 1979.
Kadariah, Ekonomi Perencanaan, LP.FE. UI, 1979
Paul Samuelson, Economics. edisi kesebelas, New York, Me Graw Hill International
Book Company, 1977.
Richard G. Lipsey, Peter 0. Steiner dan Douglas D. Purvis, Pengantar Mikro
Ekonomi edisi kedelapan, Erlangga, Jakarta, 1992
Sadono Sukirno, Pengantar Ekonomi Makro, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
1994.
Soediyono. R. Ekonomi Makro, Liberty, Yogyakarta, 1981.
45
PENDAHULUAN
Modul Pengantar Ekonomi Makro ini kami susun berdasarkan pengalaman
memberi pelajaran pada Diklat PPLN, Diklat PEGADAIAN, Diklat Akuntansi
Negara dan Diklat Pajak Badan Pendidikan dan Pelatihan (BPPK), Departemen
Keuangan dan Fakultas Ekonomi Universitas Prof. DR. Moestopo.
Buku Standar tentang Pengantar Teori Ekonomi Makro sudah banyak
dijumpai, namun walaupun demikian kami harapkan
ini dapat membantu para
peserta diklat dalam memahami Teori Ekonomi Makro karena diusahakan
menggunakan bahasa yang sederhana sesuai dengan kebutuhan.
Modul ini, terdiri dari tiga seri yaitu seri pertama memuat tiga kegiatan
belajar dan seri ke dua memuat dua kegiatan belajar dan seri ke tiga memuat lima
kegiatan belajar, sehingga keseluruhannya menjadi sepuluh kegiatan belajar. Semula
Modul ini terdiri dari bahan-bahan materi pelajaran berupa transparan, kemudian
kami lengkapi sehingga menjadi Modul. Kegiatan belajar keempat membahas
tentang pendapatan nasional, pengertian, konsep-konsep pendapatan nasional dan
peranan serta fungsinya dalam perekonomian. Kegiatan belajar kelima membahas
teori dari J.M. Keynes tentang Pendapatan Nasional, peranan pemerintah dalam
perekonomian termasuk perdebatan kaum Klasik dengan Keynes dan keseimbangan
perekonomian, masalah konsumsi, tabungan dan investasi.
Kami sepenuhnya menyadari bahwa masih banyak kelemahan-kelemahan
modul ini sehingga masih perlu disempurnakan dimasa datang, dan untuk itu kami
terbuka terhadap kritik perbaikan. Disamping itu kami juga mengucapkan terima
i
kasih kepada Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) yang
telah bersusah payah mengoreksi modul ini.
ii
DAFTAR ISI
Hal
PRAKATA:
DAFTAR ISI:
DAFTAR KURVA, TABEL DAN SKEMA
i
iii
v
Kegiatan Belajar Ke-4
4.1.
TPU / TPK
1
4.2.
4.3.
4.3.1.
4.3.2.
4.4.
4.5.
4.6.
4.7.
: Pendapatan Nasional
Pengertian Pendapatan Nasional
Konsep-konsep Pendapatan Nasional
Pendekatan Pengeluaran
Pendekatan Penerimaan
Peranan Pendapatan Nasional Dalam Perekonomian
Kritikan Terhadap Pendekatan Pendapatan Nasional
Latihan
Rangkuman
.2
.3
3
8
. 12
. 14
16
18
Kegiatan Belajar Ke-5 : Keseimbangan Perekonomian, Konsumsi, Tabungan
Dan Investasi
5.1.
TPU / TPK
19
5.2.
Teori Klasik dan J. M. Keynes
20
5.3.
Konsumsi dan Tabungan
23
5.3.1. Model Keynes I
27
5.3.2. Model Keynes II
29
5.3.3. Model Keynes III
30
5.4.
Investasi
31
5.5.
Latihan
35
5.6.
Rangkuman
37
TEST FORMATIF
UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
42
GLOSSARY
DAFTAR KEPUSTAKAAN
45
iii
38
43
DAFTAR KURVA, TABEL DAN SKEMA
Daftar Kurva :
Hal
Kurva
1. GNP, C, S dan I ........................................................................................
26
2. Fungsi Investasi .........................................................................................
33
Daftar Skema :
Skema 1. Arus Perputaran Barang Dan Jasa .............................................................
8
2. Arus Perputaran Pendapatan/Penerimaan .................................................
9
3. Arus Perputaran Pendapatan Nasional ......................................................
23
Daftar Tabel
Tabel
1. Produk Nasional Bruto Amerika Serikat Tahun 1974 ..............................
11
2. Pendapatan Nasional Negara-negara ASEAN ..........................................
12
3. Model Keynes I .........................................................................................
28
4. Model Keynes II ........................................................................................
29
iv
Download