Bab 5 - Widyatama Repository

advertisement
BAB V
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
5.1
Hasil Temuan Deskriptif
Hasil temuan deskriptif yang disajikan pada BAB IV dapat dilihat pada
tabel 54, yang menampilkan rangkuman rentang nilai mean dan standar deviasi ke
tiga dimensi market orientation dan marketing performance hotel di Pangandaran.
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa persepsi responden (manajer dan pemilik
hotel) tentang ke tiga dimensi market orientation dan marketing performance
menunjukan tendensi penilaian sekitar nilai tengah dari skala 1 sampai 5. Hal ini
menunjukan bahwa menurut persepsi manajer dan pemilik hotel, menganggap
bahwa implementasi market orientation dan marketing performance hotel di
Pangandaran masih kurang baik.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif, dapat dilihat bahwa pada variabel
market orientation¸ respon dari responden mengenai dimensi market orientation
masih kurang baik. Respon dimensi market orientation tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Customer Orientation : Pimpinan hotel di Pangandaran kurang
memahami akan pentingnya customer orientation. Dalam hal ini
pemahaman atas kebutuhan-kebutuhan konsumen saat ini dan yang
akan datang yang ditujukan bagi penciptaan nilai yang lebih baik
dibanding pesaing. Diharapkan semua pemain pasar harus bisa
memberikan yang terbaik seperti inovasi-inovasi produk yang
dibutuhkan oleh konsumen. Hal ini konsisten dengan persepsi
Narver & Slater (1990) bahwa inti dari market orientation adalah
fokus pada konsumen
2. Competitor Orientation : Pimpinan hotel harus mampu mendapatkan
segala informasi yang berkaitan tentang pesaing-pesaing yang ada.
Intelligience yang dilakukan di masing-masing hotel tidak berjalan
dengan baik. Intelligience dilakukan untuk mendapatkan informasi
menyangkut kekuatan, kelemahan, dan kapabilitas jangka panjang.
60
Informasi ini sangat penting agar organisasi dapat merancang
strategi untuk bersaing secara efektif.
3. Inter-functional Coordination : Pimpinan hotel harus mampu
mengkoordinasikan sumber daya khususnya menyangkut karyawan
yang dimiliki oleh hotel. Dalam hal ini koordinasi yang terjadi antar
karyawan di masing-masing hotel belum terkoordinasi begitu baik.
Masih banyak karyawan bekerja secara individu tanpa memikirkan
kebutuhan yang diperlukan oleh karyawan lain. Apabila karyawan
dapat dikoordinasikan dengan baik akan menciptakan nilai yang
lebih baik yang diberikan oleh karyawan berupa pelayanan kepada
konsumen.
Berdasarkan
penjelasan
tentang
dimensi
market
orientation
di
atas,
mengakibatkan kepada rendahnya tingkat marketing performance hotel di
Pangandaran. Hal ini sangat berpengaruh, dimana baik buruknya performance
tergantung kepada bagaimana implementasi dari market orientation.
Seluruh indikator dari ketiga dimensi market orinetation pada dasarnya
digunakan untuk mengukur sejauh mana implementasi konsep market orientation
yang sudah dilakukan oleh seluruh hotel di Pangandaran agar diakui oleh manajer
dan pemlilik hotel. Keberhasilan implementasi market orientation ini ditentukan
sepenuhnya kepada pipmpinan hotel. Keberhasilan implementasi market
orientation sebagai budaya dalam sebuah organisasi harus terlebih dahulu dimulai
oleh pemimpin organisasi untuk bisa meyakini serta berkomitmen terhadap
perlunya pembentukan dan pengembangan budaya tersebut dalam organisasi.
Apabila pimpinan menganggap bahwa market orientation sebagai suatu budaya
yang sangat penting dalam organisasi untuk bisa memahami konsumen,
lingkungan eksternal, dan lingkungan internal, maka pimpinan harus mampu
mempersentasikan dan memgimplementasikan konsep ini di dalam internal
organisasi.
5.2
Hubungan Market Orientation dan Marketing Perfomance
Hasil hipotesis menemukan hubungan positif antara market orientation
dengan marketing performance. Sedangkan pada regresi multivariate antara
61
ketiga dimensi market orientation dengan marketing performance memiliki
pengaruh yang positif terhadap marketing performance. Pada regresi multivariate
yang kedua antara ketiga dimensi market orientation dengan marketing efektifitas
menunjukan bahwa ketiga dimensi tersebut memiliki pengaruh yang positif
terhadap marketing performance. Pada regresi multivariate yang ketiga antara
ketiga dimensi market orientation dengan marketing adaptabilitas menunjukkan
bahwa ketiga dimensi tersebut memiliki pengaruh yang positif terhadap marketing
performance. Dan pada regresi yang keempat antara ketiga dimensi market
orientation dengan marketing efisiensi memiliki pengaruh yang positif terhadap
marketing performance. Dengan demikian, ketiga dimensi market orientation
memiliki pengaruh positif terhadap marketing performnace.
5.3
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan. Beberapa keterbatasan yang
dapat dikemukakan antara lain :
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada satu kasus, yaitu manajer dan pemilik
hotel sebagai respondennya.
2. Penelitian bersifat cross section yang menangkap (captured) persepsi
hanya pada satu momen waktu saja, sehingga hasil penelitian ini tidak
dapat mengungkapkan tren dari variabel yang diukur.
3. Kemungkinan pemahaman yang berbeda atas indikator-indikator variabel
penelitian yang diberikan pada responden, karena responden memiliki
persepsi masing-masing.
4. Alat ukur yang seluruhnya adapted yang dikembangkan di negera maju,
mungkin kurang sesuai dengan kondisi sosial dan budaya di negara sedang
berkembang, dalam hal ini khususnya Indonesia.
5.4 Saran
Mengingat pentingnya market orientation sebagai suatu budaya dalam
organisasi yang bisa menunjang organisasi untuk mampu memuaskan
konsumen, memberikan nilai lebih serta menciptakan performance yang baik
dalam internal organisasi, tentunya budaya ini perlu dikembangkan dalam
62
organisasi. Pengembangan budaya market orientation di lingkungan hotel di
Pangandaran harus diawali dari sikap para pimpinan hotel. Pimpinan hotel
harus mampu untuk membuat suatu kepercayan dan nilai yang ada pada hotel
tersebut. Hal ini tidak lepas dari kemampuan untuk bisa memahami konsumen
dan lingkungan baik eksternal maupun internal yang akan berpengaruh
terhadap kelangsungan perkembangan dan keberadaan hotel sebagai suatu
organisasi. Perubahan ini harus dilandasi oleh perubahan pola pikir dari
seluruh pihak yang terkait di dalam organsisasi. Perubahan harus dilandasi
dari visi yang jelas serta komitmen yang tinggi dari para pimpinan puncak.
Budaya market orientation akan membuat individu kreatif, dimana masingmasing individu dituntut untuk berpikir, bertindak, dan melakukan komunikasi
serta kerjasama internal yang bertujuan untuk memuaskan konsumen.
Berdasarkan temuan hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian,
beberapa saran dapat dikemukakan, antara lain :
1. Customer Orientation : Pimpinan hotel yang ada di Pangandaran harus
mampu untuk memahami keinginan konsumen. Dengan begitu konsumen
akan merasakan seluruh kebutuhan dan keinginan bisa terpenuhi tanpa
merasakan kekurangan. Selain itu, pimpinan hotel harus aktif untuk
bertanya kepada konsumen mengenai saran apa yang harus dilakukan
untuk menutupi kekurangan di hotel tersebut. Diharapkan semua pemain
pasar harus bisa memberikan yang terbaik seperti melakukan inovasiinovasi produk atau pelayanan yang dibutuhkan oleh konsumen .
2. Competitor Orientation : Pimpinan hotel harus mampu mendapatkan
segala informasi yang berkaitan tentang pesaing-pesaing yang ada dengan
cara lebih meningkatkan kegiatan intellegience. Informasi ini menyangkut
kekuatan, kelemahan, dan kapabilitas jangka panjang. Dengan informasi
yang didapat tersebut, pimpinan hotel bisa mengetahui strategi para
pesaing yang tidak dipakai oleh hotel tersebut.
Informasi ini sangat
penting agar organisasi dapat merancang strategi untuk bersaing secara
efektif.
3. Inter-functional
Coordination
:
pimpinan
hotel
harus
mampu
mengkoordinasikan sumber daya khususnya menyangkut karyawan yang
63
dimiliki oleh hotel. Koordinasi ini dilakukan untuk menciptakan nilai yang
lebih baik yang diberikan oleh karyawan berupa pelayan kepada
konsumen. Setiap fungsi dalam organisasi harus saling bekerja sama dan
harus saling memenuhi kebutuhan satu dengan yang lainnya.
Berdasarkan cara yang harus dilakukan oleh pimpinan hotel di Pangandaran pada
bahasan diatas diharapkan akan meningkatkan marketing performance hotel di
Pangandaran.
5.5 Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana persepsi para manajer dan
pemilik hotel di Pangandaran terhadap market orientation hotel dan marketing
performance hotel
serta hubungan positif antara market orientation dengan
marketing performance :
1. Market orientation sebagai suatu budaya dalam organisasi yang bisa
menunjang organisasi untuk mampu memuaskan konsumen, memberikan
nilai lebih serta menciptakan performance yang baik dalam internal
organisasi, tentunya budaya ini perlu dikembangkan dalam organisasi.
Hasil penelitian ini menunjukan penerapan market orientation yang
dilakukan oleh hotel yang ada di Pangandaran masih kurang baik. Market
orientation hotel di Pangandaran di mata responden belum mampu
memberikan pelayanan yang baik dan sesuai dengan keinginan konsumen.
2. Marketing performance hotel di Pangandaran masih belum cukup baik,
terbukti pada hasil penelitian yang telah disampaikan sebelumnya.
Responden ingin terus berusaha untuk bisa meningkatkan kinerjanya.
Dengan berbagai upaya program dan strategi baru yang dirancang oleh
setiap hotel diharapkan akan meningkatkan marketing performance hotel
di Pangandaran.
3. Berdasarkan hasil analisis regresi bivariate dan multivariate market
orientation memiliki hubungan positif dengan nilai persentasi yang cukup
besar, namun itu jangan dijadikan alasan untuk berpuas diri. Hasil analisis
regresi bivariate antara market orientation dengan marketing performance
menyimpulkan bahwa market orientation berpengaruh positif terhadap
64
marketing performance sedangkan pada regresi multivariate antara ketiga
dimensi market orientation dengan marketing performance memiliki
pengaruh yang positif terhadap marketing performance. Pada regresi
multivariate yang kedua antara ketiga dimensi market orientation dengan
marketing efektifitas menunjukan bahwa ketiga dimensi tersebut memiliki
pengaruh yang positif terhadap marketing performance. Pada regresi
multivariate yang ketiga antara ketiga dimensi market orientation dengan
marketing adaptabilitas menunjukkan bahwa ketiga dimensi tersebut
memiliki pengaruh yang positif terhadap marketing performance. Dan
pada regresi yang keempat antara ketiga dimensi market orientation
dengan marketing efisiensi
memiliki pengaruh yang positif terhadap
marketing performance. Dengan demikian, ketiga dimensi market
orientation memiliki pengaruh positif terhadap marketing performnace.
.
65
Download