PENGARUH PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF WINDOW

advertisement
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI)
Vol. 2, No. 2, April 2017
ISSN 2477-2240 (Media Cetak).
2477-3921 (Media Online)
PENGARUH PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF WINDOW
SHOPPING TERHADAP PARTISIPASI BIMBINGAN
KONSELING KLASIKAL
Wahyuni Rahma
SMP Negeri 1 Temanggung Jawa Tengah
Abstrak
Penelitian tindakan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui Pengaruh penggunaan
Kooperatif Window Shopping dalam meningkatkan partisipasi siswa mengikuti layanan bimbingan
konseling klasikal dengan jumlah siswa yang diteliti 28 orang terdiri dari 13 orang laki-laki dan 15
orang perempuan. Manfaat penelitian ini adalah sebagai pegangan guru dalam meningkatkan
partisipasi siswa mengikuti layanan bimbingan konseling klasikal melalui penggunaan Kooperatif
Window Shopping . Metode penelitian tindakan bimbingan konseling ini terdiri dari dua siklus,
masing-masing siklus terdiri dari tahapan : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik non tes yakni menggunakan angket dan
observasi. Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap layanan, kompetensi
berfikir, merasa, bersikap, berbuat, bertanggung jawab melalui Penilaian segera BMB3; Observasi
dilakukan untuk mengamati tindakan guru, partisipasi siswa dalam proses layanan dan hasil
penugasan kelompok. Hasil penelitian tindakan bimbingan konseling melalui data kuantitatif yang
dapat dianalisis secara deskriptif ini menyimpulkan bahwa penggunaan Kooperatif Window Shopping
dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan konseling klasikal.
© 2017 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia
Kata Kunci: Kooperatif Window Shopping , Layanan Bimbingan Konseling klasikal, Partisipasi
PENDAHULUAN
Pelayanan BK pada satuan pendidikan adalah pelayanan bantuan profesional untuk peserta
didik, baik secara perorangan, kelompok, maupun klasikal, agar peserta didik mampu mandiri dan
mengendalikan diri serta berkembang secara optimal dalam bidang pengembangan kehidupan
pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan
dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma- norma yang berlaku, melalui proses pembelajaran
yang diselenggarakan baik melalui pelayanan klasikal maupun non klasikal (Panduan Bimbingan dan
Konseling SMP 2014).
Layanan Klasikal termasuk komponen pelayanan dasar yang cenderung bersifat preventif
disusun secara terstruktur untuk mencapai tujuan layanan. Mengingat pentingnya layanan klasikal
sebagai salah satu bentuk layanan yang akan membimbing peserta didik berkembang seperti yang
disampaikan di atas maka layanan format ini perlu disajikan sebaik-baiknya dengan melibatkan peran
serta siswa dalam proses interaksi.
Pelaksanaan layanan klasikal di sekolah cenderung belum direspon maksimal oleh siswa dalam
hal keikutsertaannya secara menyeluruh, masih ada beberapa siswa yang kurang aktif berpartisipasi.
Hasil observasi guru BK pada bulan Februari 2016 pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Temanggung
menunjukkan bahwa, partisipasi siswa dalam mengikuti layanan pada kategori kurang baik dengan
indikator masih ada lebih dari 6 siswa ( dari jumlah 30 siswa per kelas ) rata-rata mereka kurang dalam
PENGARUH PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF WINDOW SHOPPING TERHADAP
PARTISIPASI BIMBINGAN KONSELING KLASIKAL
Wahyuni Rahma
1
hal : mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru dan mengamati apa yang terjadi di lingkungan
sekitarnya, menanggapi terhadap tugas dari guru dengan berperan serta (menjawab, mengikuti,
menyetujui, menuruti perintah), menerima dalam proses pembentukan kelompok (menerima,
mendukung, ikut serta), menyusun, memilih, mempertimbangkan, memutuskan,membuat rencana
dalam kelompok, melakukan, mengerjakan tugas guru dan kelompok.
Berdasar temuan di atas peneliti ingin meneliti lebih jauh tentang usaha untuk meningkatkan
partisipasi siswa tersebut. Menurut Purwanto, Partisipasi atau merespons (responding) adalah
kesediaan memberikan respons dengan berpartisipasi. Pada tingkat ini siswa tidak hanya memberikan
perhatian terhadap rangsangan tapi juga berpartisipasi dalam kegiatan untuk menerima rangsangan
(2009: 52).
Pendapat tersebut memberi gambaran peneliti bahwa, seseorang yang berpartisipasi akan
menunjukkan peran serta dan terlibat dalam kegiatan bersama. Keterlibatan dan peran serta siswa
dalam proses layanan sangat penting karena ikut berpengaruh pada tinggi/ rendahnya ketercapaian
tujuan layanan yang berakibat pada peningkatan kompetensi siswa dalam mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Rendahnya partisipasi siswa secara umum disebabkan karena guru cenderung
menggunakan model interaksi yang bersifat satu arah sehingga mengakibatkan layanan kurang
melibatkan siswa. Kegiatan masih didominasi guru, siswa sebagai objek bukan subyek dan guru dalam
mendesain skenario layanan belum disesuaikan dengan karakteristik materi maupun kondisi siswa
sehingga memungkinkan siswa kurang partisipatif dan dampaknya rendah tingkat keaktifan dan
kreatifitasnya.
Berdasar telaahan di atas peneliti telah mengupayakan langkah diantaranya : memilih strategi/
metode / media layanan bimbingan yang cenderung interaktif, akan tetapi kecenderungan siswa
membutuhkan yang baru dan lebih variatif dari langkah tersebut sehingga guru harus terus
merencanakan sesuatu yang baru sehingga menunjukkan hasil maksimal yang terindikasi dengan
tingginya partisipasi siswa saat mengikuti layanan klasikal. Pada penelitian kali ini, peneliti memilih
metode yang baru dan diduga dapat meningkatkan partisipasi tinggi yakni melalui skenario layanan
kooperatif yang variatif dengan menggunakan Window Shopping.
Kooperatif Window Shopping adalah strategi layanan berbasis kerja kelompok dengan melakukan
berbelanja keliling melihat hasil karya kelompok lain untuk menambah wawasannya. Berdasar salah
satu praktik pembelajaran terbaik dilakukan di SDN 2 Banjarnegara Jawa Tengah menggambarkan
bahwa, “model pembelajaran kooperatif tipe window shopping (belanja hasil karya) akan
mengantarkan siswa pada penanaman karakter kerjasama, keberanian, demokratis, rasa ingin tahu,
interaksi antarteman, dan bertanggung jawab (USAID, 2015).
Siswa dapat berbelanja secara aktif dan dinamis dengan memajang hasil karya secara kreatif.
Dua orang dari masing-masing kelompok menjaga hasil karya mereka (menjaga stand). Anggota
kelompok lainnya mengunjungi hasil karya kelompok lainnya (berbelanja) dengan memberi komentar
dan penilaian sehingga setiap peserta dalam kelompok dapat memicu kreativitasnya. Pembelajaran
seperti ini dapat menimbulkan situasi yang menyenangkan, tetapi tetap efektif sesuai tujuan
pembelajaran yang dicapai.
METODE PENELITIAN
Penelitian Bimbingan Konseling ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK).
Prosedur penelitian tindakan kelas secara garis besar terdapat 2 siklus dengan 4 tahapan yaitu (1)
Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi. Direncanakan melaksanakan satu
siklus bila tercapai indikator yang ditetapkan, jika belum tercapai akan diteruskan dengan siklus II.
Hasil refleksi siklus I dipergunakan untuk memperbaiki langkah yang harus dilakukan pada siklus
berikutnya.
2
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI)
Vol. 2, No. 2, April 2017
Subjek penelitian berjumlah 28 siswa kelas IX I SMP N 1 Temanggung terdiri dari 13 orang
laki-laki dan 15 orang perempuan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah: angket,
observasi. Analisa data dengan cara membandingkan antara data yang diperoleh dengan kondisi awal
sebelum dilaksanakan tindakan dibandingkan dengan data yang diperoleh setelah dilakukan tindakan
pada siklus pertama dan kedua menggunakan analisa deskriptif kuantitatif dan analisa hasil observasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Deskripsi Siklus I
a. Perencanaan
Sebelum melaksanakan layanan peneliti membuat rencana layanan Bimbingan Konseling
klasikal dengan menggunakan strategi Kooperatif Window Shopping, tujuannya agar guru memiliki
pedoman dalam melaksanakan layanannya. Materi yang disampaikan berjudul Narkoba dan
Dampaknya (Zat Addiktif) dengan tiga kali pertemuan. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 8
September 2016 sampai dengan 9 September 2016, dengan pertemuan sekali dalam seminggu pada
setiap hari Kamis jam pelajaran ketiga. Alokasi waktu layanan memiliki durasi 40 menit per
pertemuan dan dilaksanakan di ruang kelas IX I.
b. Tindakan
Setiap pertemuan Guru melakukan tahapan Pembukaan, Kegiatan dan Penutup. Pada tahapan
kegiatan pertama guru menjelaskan tentang tujuan materi serta langkah-langkah kegiatan yang akan
dilakukan siswa selama 3 pertemuan dengan kooperatif window shopping . Di akhir pertemuan ketiga,
guru melaksanakan evaluasi dengan menilai hasil penugasan kelompok , angket Tanggapan Siswa
dan Angket Penilaian segera BMB3.
c. Pengamatan
1) Pengamatan Terhadap Tindakan Guru
Berdasar pengamatan kolaborator, proses layanan yang diampu guru termasuk kategori sangat
baik dengan nilai 49.
2) Pengamatan Terhadap Partisipasi Siswa
Hasil Pengamatan kolaborator terhadap partisipasi siswa berlangsung selama 3 pertemuan
sebagai berikut : Ada 3 indikator partisipasi siswa yang meningkat menjadi Cukup Baik yakni: a).
Mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. b). Mengamati apa yang terjadi di lingkungan
sekitarnya dan menerima dalam proses pembentukan kelompok (menerima, mendukung, ikut serta).
c). Melakukan, mengerjakan tugas guru dan kelompok, artinya masih ada 3-5 siswa yang kurang
menunjukkan partisipasi pada ketiga indikator tersebut. Ada 2 indikator partisipasi siswa yang
meningkat menjadi Baik yakni: a). Menanggapi terhadap tugas dari guru dengan berperan serta (
menjawab, mengikuti, menyetujui, menuruti perintah ). b). Dengan senang hati menyusun, memilih,
mempertimbangkan, memutuskan, membuat rencana dalam kelompok; artinya hanya ada ≤ 2 siswa
yang kurang menunjukkan partisipasi pada kedua indikator tersebut.
d. Reflesi
Refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan Siklus I disertai semua data pengamatan,
angket serta penilaian hasil layanan.
1) Penggunaan Kooperatif Window Shopping dalam layanan.
Hasil refleksi yang berhubungan dengan penggunaan Kooperatif Window Shopping secara umum
tahapan kegiatan dalam layanan berjalan sesuai rencana, Kegiatan siswa yang dipandu guru dalam
layanan menunjukkan kesesuaian dengan perencanaan dengan kriteria Sangat baik, namun belum
sempurna karena nilai tertinggi 64 sehingga peneliti menganalisa kembali dan mendiskusikan dengan
kolaborator hal-hal yang perlu ditingkatkan. Hasil diskusi dan wawancara dengan kolaborator
menyimpulkan, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian yakni :
PENGARUH PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF WINDOW SHOPPING TERHADAP
PARTISIPASI BIMBINGAN KONSELING KLASIKAL
Wahyuni Rahma
3
a) Beberapa anggota dalam kelompok kurang berpartisipasi optimal dimungkinkan karena jumlah
anggota kelompok terlalu banyak sedang fokus tugas hanya pada penulisan dan penggambaran
lembar presentasi sehingga satu atau dua anggota hanya melihat.
b) Lembar/ kertas presentasi yang disediakan terlalu besar untuk didesain dalam waktu yang terbatas
sehingga hampir keseluruhan kelompok belum dapat menyelesaikan tepat waktu .
c) Kertas/ lembar laporan kelompok yang disediakan guru terlalu kecil untuk menulis beberapa
informasi materi yang didapat siswa dari stand kelompok yang dikunjungi sehingga hasil
laporannya terlalu ringkas.
2) Peningkatan partisipasi siswa dalam layanan.
Hasil refleksi yang berhubungan dengan peningkatan partisipasi siswa dalam layanan secara
umum meningkat, berdasarkan hasil pengamatan kolaborator terhadap partisipasi siswa dalam
layanan. Ada peningkatan partisipasi siswa dalam mengikuti layanan bila dibandingkan antara Data
Partisipasi mengikuti layanan Pra Siklus dan Data partisipasi mengikuti layanan akhir Siklus I.
Ada peningkatan nilai partisipasi dalam mengikuti layanan dari Kondisi Awal dengan 4
indikator yang bernilai Kurang Baik, sedang pada siklus I ada 2 indikator yang meningkat menjadi
Cukup Baik yakni :
a). Mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru dan mengamati apa yang terjadi di lingkungan
sekitarnya,
b). Melakukan, mengerjakan tugas guru dan kelompok.
2 indikator lainnya meningkat menjadi Baik yakni :
a). Menanggapi terhadap tugas dari guru dengan berperan serta ( menjawab, mengikuti, menyetujui,
menuruti perintah ).
b). Dengan senang hati menyusun, memilih, mempertimbangkan, memutuskan, membuat rencana
dalam kelompok.
Indikator yang belum berubah adalah : Menerima dalam proses pembentukan kelompok
(menerima, mendukung, ikut serta).
2. Deskripsi Siklus II
a. Perencanaan
Berdasar refleksi Siklus I disusun langkah-langkah perbaikan pada Siklus II sebagai berikut :
1) Membentuk kelompok dengan jumlah anggota lebih sedikit agar masing-masing anggota
mendapat kesempatan lebih leluasa.
2) Lembar/ kertas presentasi yang disediakan lebih kecil untuk didesain agar siswa dapat
menyelesaikan tepat waktu .
3) Kertas/ lembar laporan kelompok yang disediakan guru berukuran HVS untuk menulis beberapa
informasi materi yang didapat siswa dari stand kelompok yang dikunjungi sehingga hasil
laporannya lebih banyak.
b. Pelaksanaan Tindakan
Setiap pertemuan Guru melakukan tahapan Pembukaan, Kegiatan dan Penutup. Pada tahapan
kegiatan pertama guru menjelaskan tujuan penyampaian materi tentang tips menghindari narkoba (
Zat Addiktif ) serta langkah-langkah kegiatan yang berhubungan dengan penggunaan Kooperatif
Window Shopping dalam kegiatan layanan selama 3 pertemuan. Di akhir pertemuan ketiga guru
melaksanakan evaluasi dengan menilai hasil penugasan kelompok dan menggunakan angket
Tanggapan Siswa dan Angket Penilaian segera BMB3.
1) Pengamatan Terhadap Tindakan Guru
Berdasar pengamatan kolaborator, proses layanan yang diampu guru termasuk kategori Sangat
Baik dengan nilai 55.
2) Pengamatan Terhadap Partisipasi Siswa
4
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI)
Vol. 2, No. 2, April 2017
Ada 4 indikator partisipasi siswa yang meningkat menjadi Baik yakni: 1. Mendengarkan apa
yang disampaikan oleh guru, mengamati apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya dan menerima
dalam proses pembentukan kelompok (menerima, mendukung, ikut serta). 2. Menanggapi terhadap
tugas dari guru dengan berperan serta ( menjawab, mengikuti, menyetujui, menuruti perintah ). 3.
Mau menerima dalam proses pembentukan kelompok:(menerima, mendukung, ikut serta), 4. Dengan
senang hati menyusun, memilih, mempertimbangkan, memutuskan, membuat rencana dalam
kelompok, sehingga artinya masih ada 3-5 siswa yang sudah Baik menunjukkan partisipasi pada
keempat indikator tersebut. Ada 1 indikator partisipasi siswa yang meningkat menjadi Cukup Baik
yakni: 1. Melakukan, mengerjakan tugas guru dan kelompok; sehingga artinya hanya ada ≤ 2 siswa
yang kurang menunjukkan partisipasi pada kedua indikator tersebut.
d. Refleksi Siklus II
Refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan Siklus II berdasar semua data pengamatan,
angket Tanggapan siswa, penilaian hasil penugasan kelompok serta penilaian BMB3.
1) Penggunaan Kooperatif Window Shopping dalam layanan.
Hasil refleksi yang berhubungan dengan penggunaan Kooperatif Window Shopping secara
umum tahapan kegiatan dalam layanan berjalan sesuai rencana. Berikut nilai hasil Pengamatan
kolaborator terhadap kegiatan guru melakukan layanan Siklus II dibandingkan Siklus I :
Tabel 1. Perbandingan Nilai hasil pengamatan kolaborator terhadap kegiatan guru pada siklus I dan
Siklus II
Nilai
No
Nilai
Kategori
Siklus I
Siklus II
1
49 - 64
Sangat Baik
2
3
4
33 – 48
17 – 32
17 .>
Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
49
55
Kegiatan siswa yang dipandu guru dalam layanan menunjukkan kesesuaian dengan
perencanaan dengan kriteria Sangat Baik dan ada peningkatan kualitas dari Siklus I ( 49 ) ke Siklus II
( 55 ), namun belum sempurna karena nilai tertinggi 64 sehingga peneliti menganalisa kembali dan
mendiskusikan dengan kolaborator. Hasil diskusi dan wawancara dengan kolaborator
menyimpulkan, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian yakni :
a) Materi yang disampaikan sudah sesuai dengan yang tercantum pada RPL demikian juga Penilaian
BMB3 yang digunakan sesuai dengan materi.
b) Langkah layanan yang dilakukan guru sudah sesuai dengan RPL hanya penayangan Mars BNN
sebagai penutup dan puncak layanan terhambat karena error instalation yang mendadak, hal ini
membuat minimnya respon siswa .
c) Pelaksanaan evaluasi belum maksimal karena penjelasan terhadap pengisian lembar evaluasi
terlalu singkat sehingga memungkinkan ada siswa tidak jelas dalam mengisi .
2) Peningkatan partisipasi siswa dalam layanan.
Hasil refleksi yang berhubungan dengan peningkatan partisipasi siswa dalam layanan secara
umum meningkat, berdasarkan hasil pengamatan kolaborator terhadap partisipasi siswa dalam
layanan. Ada peningkatan partisipasi siswa dalam mengikuti layanan bila dibandingkan antara Data
Partisipasi mengikuti layanan pra Siklus dan Data partisipasi mengikuti layanan akhir Siklus I dan
Siklus II. Hal ini didasarkan pada tabel perbandingan Data partisipasi berikut ini :
PENGARUH PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF WINDOW SHOPPING TERHADAP
PARTISIPASI BIMBINGAN KONSELING KLASIKAL
Wahyuni Rahma
5
Tabel 2. Hasil Pengamatan terhadap partisipasi siswa dalam mengikuti layanan pada Kondisi Awal,
Siklus I dan II
No
Indikator Pengamatan
1
Nilai
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Mau mendengarkan apa yang disampaikan
oleh guru dan mengamati apa yang terjadi
di lingkungan sekitarnya
Kurang Baik
Cukup Baik
Baik
2
Mau menanggapi terhadap tugas dari guru
dengan berperan serta ( menjawab,
mengikuti, menyetujui, menuruti perintah)
Kurang Baik
Baik
Baik
3
Mau menerima dalam proses pembentukan
kelompok:(menerima, mendukung, ikut
Cukup Baik
serta)
Cukup Baik
Baik
4
Dengan senang hati menyusun, memilih,
mempertimbangkan, memutuskan,membuat Kurang Baik
rencana dalam kelompok
Baik
Baik
5
Melakukan, mengerjakan tugas guru dan
kelompok
Kurang Baik
Cukup Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Cukup Baik
Baik
RATA-RATA
Ada peningkatan nilai partisipasi dalam mengikuti layanan dari Kondisi Awal dengan 4
indikator yang bernilai kurang Baik, pada siklus I ada 2 indikator yang Cukup Baik yakni : Ketepatan
waktu siswa mengerjakan tugas individu dan Ketertarikan siswa dalam kegiatan kelompok sedang 2
indikator lain yang meningkat menjadi baik yakni : Perhatian pada penjelasan guru dan Partisipasi
siswa dalam diskusi klasikal. Pada siklus II keseluruhan 4 indikator bernilai Baik. 1 indikator yang
masih bernilai Cukup Baik yakni ; Melakukan, mengerjakan tugas guru dan kelompok. Pada rata-rata
akhir Partisipasi siswa rata-rata dalam kategori Baik
3) Tanggapan siswa terhadap layanan
Siswa memberi tanggapan secara umum bahwa penggunaan Kooperatif Window Shopping
Sangat Baik dengan pernyataan : (a) Mengikuti layanan BK dengan Kooperatif Window Shopping
membuat anda lebih bersemangat (b) Layanan Bimbingan dan Konseling yang diselenggarakan
dengan cerita lebih menyenangkan dan tidak bosan (c) Materi Bimbingan dan Konseling yang
diberikan melalui Kooperatif Window Shopping lebih mudah difahami (d) Metode Kooperatif Window
Shopping cenderung membuat siswa lebih aktif dan tidak ngantuk (e) Anda menyukai mengikuti
layanan BK yang menggunakan Kooperatif Window Shopping. Secara umum perbandingan Data
Tanggapan Siswa antara Siklus I dan II sebagai berikut :
Tabel 3. Data Tanggapan Siswa Siklus I dan II
No
1
2
3
4
6
Nilai
31 – 40
21 – 30
11 - 20
1 - 10
Kategori
Sangat Baik
Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI)
Vol. 2, No. 2, April 2017
Siklus I
32,96
Siklus II
33,24
4) Hasil Penilaian Penugasan kelompok dan penilaian segera BMB3
Hasil penilaian penugasan kelompok dan BMB3 di akhir layanan menunjukkan rata-rata nilai
Sangat Baik di akhir Siklus II, 26 siswa dari keseluruhan ( 28 siswa ) dapat menyerap dan merespon
sangat baik terhadap materi layanan dengan nilai maksimal 100, ada 1 siswa yang memperoleh nilai
85, dan satu siswa lainnya memperoleh 75 sehingga disimpulkan bahwa tindakan layanan dalam
menyampaikan materi dapat diserap dan direspon sangat baik dengan rata-rata nilai klasikal 98,571.
Berikut Perbandingan Hasil Penilaian penugasan kelompok dan BMB3 antara Siklus I dan Siklus II :
Siklus 1
99.5
99
98.5
98
97.5
Siklus I
Siklus II
Gambar 1. Grafik Penilaian Hasil Penugasan Kelompok dan BMB3 Siklus I dan II
Berdasar hasil penelitian siklus I dan II diperoleh kesimpulan, bahwa ada peningkatan
partisipasi siswa dalam mengikuti layanan Bimbingan Konseling klasikal dangan menggunakan
Kooperatif Window Shopping. Hal tersebut dibuktikan dari hasil observasi, angket serta hasil Penilaian
penugasan kelompok dan BMB3.
Berdasar hasil observasi terlihat peningkatan pada indikator partisipasi siswa menjadi Baik; dari
angket tanggapan siswa terhadap proses layanan menggunakan Kooperatif Window Shopping dinilai
Sangat Baik oleh siswa. Dari 28 siswa yang memberi tanggapan ada 25 siswa yang memberi penilaian
Sangat Baik pada proses layanan yang dilakukan guru sedang 3 siswa lainnya menilai dengan kategori
Baik. Berdasar hasil penilaian penugasan kelompok dan penilaian BMB3 (Berfikir, Merasa, Bersikap,
Berbuat dan Bersungguh-sungguh) di akhir siklus menunjukkan kategori Sangat Baik. Pada siklus I
rata-rata nilai klasikal yang diperoleh siswa 96,428 dengan nilai tertinggi 100 diperoleh 24 siswa, nilai
80 diperoleh 3 siswa dan nilai 60 diperoleh 1 siswa; sedang pada siklus II rata-rata nilai klasikal yang
diperoleh siswa 98, 571 dengan nilai tertinggi 100 diperoleh 26 siswa dan nilai 85 diperoleh 1 siswa
dan nilai 75 diperoleh 1 siswa. Dari data tersebut maka penilaian terhadap hasil layanan
menggunakan Kooperatif Window Shopping dikategorikan sangat baik bisa diserap siswa.
Kooperatif Window Shopping memfasilitasi kecenderungan gaya siswa yang bervariasi (VisualAuditori-Kinestetik) dan keinginan masa remaja yang terus perlu berinteraksi dengan sesama. Model
layanan ini dilengkapi dengan pembuatan lembar presentasi yang memicu siswa dapat berkoordinasi
untuk menyelesaikan tugas yang berujung pada pemahaman materi. Sedangkan fase kegiatan siswa
mempresentasikan hasil dan berkeliling melihat lihat hasil presentasi kelompok lain ( window shopping
) membuat mereka senang dan menuntut gerak tubuhnya untuk berjalan di sekitar kelas. Hal seperti
ini yang dapat mempengaruhi keterlibatan siswa yang tinggi dan menunjukkan sikap partisipasinya
saat berlangsung layanan.
Ika Berdiati berpendapat, dalam model pembelajaran kooperatif window shopping (berbelanja)
Siswa dapat berbelanja secara aktif dan dinamis dengan memajang hasil karya secara kreatif. Dua
orang dari masing-masing kelompok menjaga hasil karya mereka (menjaga stand). Anggota kelompok
lainnya mengunjungi hasil karya kelompok lainnya (berbelanja) dengan memberi komentar dan
PENGARUH PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF WINDOW SHOPPING TERHADAP
PARTISIPASI BIMBINGAN KONSELING KLASIKAL
Wahyuni Rahma
7
penilaian sehingga setiap peserta dalam kelompok dapat memicu kreativitasnya. Pembelajaran seperti
ini dapat menimbulkan situasi yang menyenangkan, tetapi tetap efektif sesuai tujuan pembelajaran
yang dicapai (2010;167)
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data penelitian tindakan bimbingan di atas ditarik simpulan bahwa
penggunaan Kooperatif Window Shopping dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam mengikuti
Layanan Bimbingan Konseling klasikal.
DAFTAR PUSTAKA
___________, 2015, “Belajar Alat Indra Manusia secara Kooperatif - Window Shopping”, Buku Praktik Yang Baik
- Pembelajaran Di SD/MI (Prepared For Usaid/ Indonesia ), Prepared By Rti International 3040 Cornwallis Road
Post Office Box 12194 Research Triangle Park Nc 27709-2194, di akses 24 Agustus 2016
Berdiati, Ika. 2010. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pakem. Bandung; Sega Arsy
Kemdikbud. 2014. Panduan Bimbingan dan Konseling SMP. Jakarta
Marinhu, Muhammad Thayeb. 1992. Pengantar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdikbud.
Munandar, Utami SC., 1982. Pemanduan Anak Berbakat. Jakarta: CV Rajawali.
Natawidjaja, Rochman. 1990. Peranan Guru dalam Bimbingan. Bandung : Arbadin.
PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Purwanto.2009. Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Belajar
Reivich, K & Shatte, A. 2002. The Resilience Factor ; 7 Essential Skill For. Overcoming Life's Inevitable
Obstacle. New York, Broadway Books.
8
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI)
Vol. 2, No. 2, April 2017
Download