Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2, No. 2, April 2017 ISSN 2477-2240 (Media Cetak). 2477-3921 (Media Online) PENGARUH PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF WINDOW SHOPPING TERHADAP PARTISIPASI BIMBINGAN KONSELING KLASIKAL Wahyuni Rahma SMP Negeri 1 Temanggung Jawa Tengah Abstrak Penelitian tindakan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui Pengaruh penggunaan Kooperatif Window Shopping dalam meningkatkan partisipasi siswa mengikuti layanan bimbingan konseling klasikal dengan jumlah siswa yang diteliti 28 orang terdiri dari 13 orang laki-laki dan 15 orang perempuan. Manfaat penelitian ini adalah sebagai pegangan guru dalam meningkatkan partisipasi siswa mengikuti layanan bimbingan konseling klasikal melalui penggunaan Kooperatif Window Shopping . Metode penelitian tindakan bimbingan konseling ini terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari tahapan : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik non tes yakni menggunakan angket dan observasi. Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap layanan, kompetensi berfikir, merasa, bersikap, berbuat, bertanggung jawab melalui Penilaian segera BMB3; Observasi dilakukan untuk mengamati tindakan guru, partisipasi siswa dalam proses layanan dan hasil penugasan kelompok. Hasil penelitian tindakan bimbingan konseling melalui data kuantitatif yang dapat dianalisis secara deskriptif ini menyimpulkan bahwa penggunaan Kooperatif Window Shopping dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan konseling klasikal. © 2017 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia Kata Kunci: Kooperatif Window Shopping , Layanan Bimbingan Konseling klasikal, Partisipasi PENDAHULUAN Pelayanan BK pada satuan pendidikan adalah pelayanan bantuan profesional untuk peserta didik, baik secara perorangan, kelompok, maupun klasikal, agar peserta didik mampu mandiri dan mengendalikan diri serta berkembang secara optimal dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma- norma yang berlaku, melalui proses pembelajaran yang diselenggarakan baik melalui pelayanan klasikal maupun non klasikal (Panduan Bimbingan dan Konseling SMP 2014). Layanan Klasikal termasuk komponen pelayanan dasar yang cenderung bersifat preventif disusun secara terstruktur untuk mencapai tujuan layanan. Mengingat pentingnya layanan klasikal sebagai salah satu bentuk layanan yang akan membimbing peserta didik berkembang seperti yang disampaikan di atas maka layanan format ini perlu disajikan sebaik-baiknya dengan melibatkan peran serta siswa dalam proses interaksi. Pelaksanaan layanan klasikal di sekolah cenderung belum direspon maksimal oleh siswa dalam hal keikutsertaannya secara menyeluruh, masih ada beberapa siswa yang kurang aktif berpartisipasi. Hasil observasi guru BK pada bulan Februari 2016 pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Temanggung menunjukkan bahwa, partisipasi siswa dalam mengikuti layanan pada kategori kurang baik dengan indikator masih ada lebih dari 6 siswa ( dari jumlah 30 siswa per kelas ) rata-rata mereka kurang dalam PENGARUH PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF WINDOW SHOPPING TERHADAP PARTISIPASI BIMBINGAN KONSELING KLASIKAL Wahyuni Rahma 1 hal : mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru dan mengamati apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya, menanggapi terhadap tugas dari guru dengan berperan serta (menjawab, mengikuti, menyetujui, menuruti perintah), menerima dalam proses pembentukan kelompok (menerima, mendukung, ikut serta), menyusun, memilih, mempertimbangkan, memutuskan,membuat rencana dalam kelompok, melakukan, mengerjakan tugas guru dan kelompok. Berdasar temuan di atas peneliti ingin meneliti lebih jauh tentang usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa tersebut. Menurut Purwanto, Partisipasi atau merespons (responding) adalah kesediaan memberikan respons dengan berpartisipasi. Pada tingkat ini siswa tidak hanya memberikan perhatian terhadap rangsangan tapi juga berpartisipasi dalam kegiatan untuk menerima rangsangan (2009: 52). Pendapat tersebut memberi gambaran peneliti bahwa, seseorang yang berpartisipasi akan menunjukkan peran serta dan terlibat dalam kegiatan bersama. Keterlibatan dan peran serta siswa dalam proses layanan sangat penting karena ikut berpengaruh pada tinggi/ rendahnya ketercapaian tujuan layanan yang berakibat pada peningkatan kompetensi siswa dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Rendahnya partisipasi siswa secara umum disebabkan karena guru cenderung menggunakan model interaksi yang bersifat satu arah sehingga mengakibatkan layanan kurang melibatkan siswa. Kegiatan masih didominasi guru, siswa sebagai objek bukan subyek dan guru dalam mendesain skenario layanan belum disesuaikan dengan karakteristik materi maupun kondisi siswa sehingga memungkinkan siswa kurang partisipatif dan dampaknya rendah tingkat keaktifan dan kreatifitasnya. Berdasar telaahan di atas peneliti telah mengupayakan langkah diantaranya : memilih strategi/ metode / media layanan bimbingan yang cenderung interaktif, akan tetapi kecenderungan siswa membutuhkan yang baru dan lebih variatif dari langkah tersebut sehingga guru harus terus merencanakan sesuatu yang baru sehingga menunjukkan hasil maksimal yang terindikasi dengan tingginya partisipasi siswa saat mengikuti layanan klasikal. Pada penelitian kali ini, peneliti memilih metode yang baru dan diduga dapat meningkatkan partisipasi tinggi yakni melalui skenario layanan kooperatif yang variatif dengan menggunakan Window Shopping. Kooperatif Window Shopping adalah strategi layanan berbasis kerja kelompok dengan melakukan berbelanja keliling melihat hasil karya kelompok lain untuk menambah wawasannya. Berdasar salah satu praktik pembelajaran terbaik dilakukan di SDN 2 Banjarnegara Jawa Tengah menggambarkan bahwa, “model pembelajaran kooperatif tipe window shopping (belanja hasil karya) akan mengantarkan siswa pada penanaman karakter kerjasama, keberanian, demokratis, rasa ingin tahu, interaksi antarteman, dan bertanggung jawab (USAID, 2015). Siswa dapat berbelanja secara aktif dan dinamis dengan memajang hasil karya secara kreatif. Dua orang dari masing-masing kelompok menjaga hasil karya mereka (menjaga stand). Anggota kelompok lainnya mengunjungi hasil karya kelompok lainnya (berbelanja) dengan memberi komentar dan penilaian sehingga setiap peserta dalam kelompok dapat memicu kreativitasnya. Pembelajaran seperti ini dapat menimbulkan situasi yang menyenangkan, tetapi tetap efektif sesuai tujuan pembelajaran yang dicapai. METODE PENELITIAN Penelitian Bimbingan Konseling ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Prosedur penelitian tindakan kelas secara garis besar terdapat 2 siklus dengan 4 tahapan yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi. Direncanakan melaksanakan satu siklus bila tercapai indikator yang ditetapkan, jika belum tercapai akan diteruskan dengan siklus II. Hasil refleksi siklus I dipergunakan untuk memperbaiki langkah yang harus dilakukan pada siklus berikutnya. 2 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2, No. 2, April 2017 Subjek penelitian berjumlah 28 siswa kelas IX I SMP N 1 Temanggung terdiri dari 13 orang laki-laki dan 15 orang perempuan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah: angket, observasi. Analisa data dengan cara membandingkan antara data yang diperoleh dengan kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan dibandingkan dengan data yang diperoleh setelah dilakukan tindakan pada siklus pertama dan kedua menggunakan analisa deskriptif kuantitatif dan analisa hasil observasi. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Siklus I a. Perencanaan Sebelum melaksanakan layanan peneliti membuat rencana layanan Bimbingan Konseling klasikal dengan menggunakan strategi Kooperatif Window Shopping, tujuannya agar guru memiliki pedoman dalam melaksanakan layanannya. Materi yang disampaikan berjudul Narkoba dan Dampaknya (Zat Addiktif) dengan tiga kali pertemuan. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 8 September 2016 sampai dengan 9 September 2016, dengan pertemuan sekali dalam seminggu pada setiap hari Kamis jam pelajaran ketiga. Alokasi waktu layanan memiliki durasi 40 menit per pertemuan dan dilaksanakan di ruang kelas IX I. b. Tindakan Setiap pertemuan Guru melakukan tahapan Pembukaan, Kegiatan dan Penutup. Pada tahapan kegiatan pertama guru menjelaskan tentang tujuan materi serta langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan siswa selama 3 pertemuan dengan kooperatif window shopping . Di akhir pertemuan ketiga, guru melaksanakan evaluasi dengan menilai hasil penugasan kelompok , angket Tanggapan Siswa dan Angket Penilaian segera BMB3. c. Pengamatan 1) Pengamatan Terhadap Tindakan Guru Berdasar pengamatan kolaborator, proses layanan yang diampu guru termasuk kategori sangat baik dengan nilai 49. 2) Pengamatan Terhadap Partisipasi Siswa Hasil Pengamatan kolaborator terhadap partisipasi siswa berlangsung selama 3 pertemuan sebagai berikut : Ada 3 indikator partisipasi siswa yang meningkat menjadi Cukup Baik yakni: a). Mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. b). Mengamati apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya dan menerima dalam proses pembentukan kelompok (menerima, mendukung, ikut serta). c). Melakukan, mengerjakan tugas guru dan kelompok, artinya masih ada 3-5 siswa yang kurang menunjukkan partisipasi pada ketiga indikator tersebut. Ada 2 indikator partisipasi siswa yang meningkat menjadi Baik yakni: a). Menanggapi terhadap tugas dari guru dengan berperan serta ( menjawab, mengikuti, menyetujui, menuruti perintah ). b). Dengan senang hati menyusun, memilih, mempertimbangkan, memutuskan, membuat rencana dalam kelompok; artinya hanya ada ≤ 2 siswa yang kurang menunjukkan partisipasi pada kedua indikator tersebut. d. Reflesi Refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan Siklus I disertai semua data pengamatan, angket serta penilaian hasil layanan. 1) Penggunaan Kooperatif Window Shopping dalam layanan. Hasil refleksi yang berhubungan dengan penggunaan Kooperatif Window Shopping secara umum tahapan kegiatan dalam layanan berjalan sesuai rencana, Kegiatan siswa yang dipandu guru dalam layanan menunjukkan kesesuaian dengan perencanaan dengan kriteria Sangat baik, namun belum sempurna karena nilai tertinggi 64 sehingga peneliti menganalisa kembali dan mendiskusikan dengan kolaborator hal-hal yang perlu ditingkatkan. Hasil diskusi dan wawancara dengan kolaborator menyimpulkan, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian yakni : PENGARUH PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF WINDOW SHOPPING TERHADAP PARTISIPASI BIMBINGAN KONSELING KLASIKAL Wahyuni Rahma 3 a) Beberapa anggota dalam kelompok kurang berpartisipasi optimal dimungkinkan karena jumlah anggota kelompok terlalu banyak sedang fokus tugas hanya pada penulisan dan penggambaran lembar presentasi sehingga satu atau dua anggota hanya melihat. b) Lembar/ kertas presentasi yang disediakan terlalu besar untuk didesain dalam waktu yang terbatas sehingga hampir keseluruhan kelompok belum dapat menyelesaikan tepat waktu . c) Kertas/ lembar laporan kelompok yang disediakan guru terlalu kecil untuk menulis beberapa informasi materi yang didapat siswa dari stand kelompok yang dikunjungi sehingga hasil laporannya terlalu ringkas. 2) Peningkatan partisipasi siswa dalam layanan. Hasil refleksi yang berhubungan dengan peningkatan partisipasi siswa dalam layanan secara umum meningkat, berdasarkan hasil pengamatan kolaborator terhadap partisipasi siswa dalam layanan. Ada peningkatan partisipasi siswa dalam mengikuti layanan bila dibandingkan antara Data Partisipasi mengikuti layanan Pra Siklus dan Data partisipasi mengikuti layanan akhir Siklus I. Ada peningkatan nilai partisipasi dalam mengikuti layanan dari Kondisi Awal dengan 4 indikator yang bernilai Kurang Baik, sedang pada siklus I ada 2 indikator yang meningkat menjadi Cukup Baik yakni : a). Mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru dan mengamati apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya, b). Melakukan, mengerjakan tugas guru dan kelompok. 2 indikator lainnya meningkat menjadi Baik yakni : a). Menanggapi terhadap tugas dari guru dengan berperan serta ( menjawab, mengikuti, menyetujui, menuruti perintah ). b). Dengan senang hati menyusun, memilih, mempertimbangkan, memutuskan, membuat rencana dalam kelompok. Indikator yang belum berubah adalah : Menerima dalam proses pembentukan kelompok (menerima, mendukung, ikut serta). 2. Deskripsi Siklus II a. Perencanaan Berdasar refleksi Siklus I disusun langkah-langkah perbaikan pada Siklus II sebagai berikut : 1) Membentuk kelompok dengan jumlah anggota lebih sedikit agar masing-masing anggota mendapat kesempatan lebih leluasa. 2) Lembar/ kertas presentasi yang disediakan lebih kecil untuk didesain agar siswa dapat menyelesaikan tepat waktu . 3) Kertas/ lembar laporan kelompok yang disediakan guru berukuran HVS untuk menulis beberapa informasi materi yang didapat siswa dari stand kelompok yang dikunjungi sehingga hasil laporannya lebih banyak. b. Pelaksanaan Tindakan Setiap pertemuan Guru melakukan tahapan Pembukaan, Kegiatan dan Penutup. Pada tahapan kegiatan pertama guru menjelaskan tujuan penyampaian materi tentang tips menghindari narkoba ( Zat Addiktif ) serta langkah-langkah kegiatan yang berhubungan dengan penggunaan Kooperatif Window Shopping dalam kegiatan layanan selama 3 pertemuan. Di akhir pertemuan ketiga guru melaksanakan evaluasi dengan menilai hasil penugasan kelompok dan menggunakan angket Tanggapan Siswa dan Angket Penilaian segera BMB3. 1) Pengamatan Terhadap Tindakan Guru Berdasar pengamatan kolaborator, proses layanan yang diampu guru termasuk kategori Sangat Baik dengan nilai 55. 2) Pengamatan Terhadap Partisipasi Siswa 4 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2, No. 2, April 2017 Ada 4 indikator partisipasi siswa yang meningkat menjadi Baik yakni: 1. Mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru, mengamati apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya dan menerima dalam proses pembentukan kelompok (menerima, mendukung, ikut serta). 2. Menanggapi terhadap tugas dari guru dengan berperan serta ( menjawab, mengikuti, menyetujui, menuruti perintah ). 3. Mau menerima dalam proses pembentukan kelompok:(menerima, mendukung, ikut serta), 4. Dengan senang hati menyusun, memilih, mempertimbangkan, memutuskan, membuat rencana dalam kelompok, sehingga artinya masih ada 3-5 siswa yang sudah Baik menunjukkan partisipasi pada keempat indikator tersebut. Ada 1 indikator partisipasi siswa yang meningkat menjadi Cukup Baik yakni: 1. Melakukan, mengerjakan tugas guru dan kelompok; sehingga artinya hanya ada ≤ 2 siswa yang kurang menunjukkan partisipasi pada kedua indikator tersebut. d. Refleksi Siklus II Refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan Siklus II berdasar semua data pengamatan, angket Tanggapan siswa, penilaian hasil penugasan kelompok serta penilaian BMB3. 1) Penggunaan Kooperatif Window Shopping dalam layanan. Hasil refleksi yang berhubungan dengan penggunaan Kooperatif Window Shopping secara umum tahapan kegiatan dalam layanan berjalan sesuai rencana. Berikut nilai hasil Pengamatan kolaborator terhadap kegiatan guru melakukan layanan Siklus II dibandingkan Siklus I : Tabel 1. Perbandingan Nilai hasil pengamatan kolaborator terhadap kegiatan guru pada siklus I dan Siklus II Nilai No Nilai Kategori Siklus I Siklus II 1 49 - 64 Sangat Baik 2 3 4 33 – 48 17 – 32 17 .> Baik Kurang Baik Tidak Baik 49 55 Kegiatan siswa yang dipandu guru dalam layanan menunjukkan kesesuaian dengan perencanaan dengan kriteria Sangat Baik dan ada peningkatan kualitas dari Siklus I ( 49 ) ke Siklus II ( 55 ), namun belum sempurna karena nilai tertinggi 64 sehingga peneliti menganalisa kembali dan mendiskusikan dengan kolaborator. Hasil diskusi dan wawancara dengan kolaborator menyimpulkan, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian yakni : a) Materi yang disampaikan sudah sesuai dengan yang tercantum pada RPL demikian juga Penilaian BMB3 yang digunakan sesuai dengan materi. b) Langkah layanan yang dilakukan guru sudah sesuai dengan RPL hanya penayangan Mars BNN sebagai penutup dan puncak layanan terhambat karena error instalation yang mendadak, hal ini membuat minimnya respon siswa . c) Pelaksanaan evaluasi belum maksimal karena penjelasan terhadap pengisian lembar evaluasi terlalu singkat sehingga memungkinkan ada siswa tidak jelas dalam mengisi . 2) Peningkatan partisipasi siswa dalam layanan. Hasil refleksi yang berhubungan dengan peningkatan partisipasi siswa dalam layanan secara umum meningkat, berdasarkan hasil pengamatan kolaborator terhadap partisipasi siswa dalam layanan. Ada peningkatan partisipasi siswa dalam mengikuti layanan bila dibandingkan antara Data Partisipasi mengikuti layanan pra Siklus dan Data partisipasi mengikuti layanan akhir Siklus I dan Siklus II. Hal ini didasarkan pada tabel perbandingan Data partisipasi berikut ini : PENGARUH PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF WINDOW SHOPPING TERHADAP PARTISIPASI BIMBINGAN KONSELING KLASIKAL Wahyuni Rahma 5 Tabel 2. Hasil Pengamatan terhadap partisipasi siswa dalam mengikuti layanan pada Kondisi Awal, Siklus I dan II No Indikator Pengamatan 1 Nilai Pra Siklus Siklus I Siklus II Mau mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru dan mengamati apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya Kurang Baik Cukup Baik Baik 2 Mau menanggapi terhadap tugas dari guru dengan berperan serta ( menjawab, mengikuti, menyetujui, menuruti perintah) Kurang Baik Baik Baik 3 Mau menerima dalam proses pembentukan kelompok:(menerima, mendukung, ikut Cukup Baik serta) Cukup Baik Baik 4 Dengan senang hati menyusun, memilih, mempertimbangkan, memutuskan,membuat Kurang Baik rencana dalam kelompok Baik Baik 5 Melakukan, mengerjakan tugas guru dan kelompok Kurang Baik Cukup Baik Cukup Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik RATA-RATA Ada peningkatan nilai partisipasi dalam mengikuti layanan dari Kondisi Awal dengan 4 indikator yang bernilai kurang Baik, pada siklus I ada 2 indikator yang Cukup Baik yakni : Ketepatan waktu siswa mengerjakan tugas individu dan Ketertarikan siswa dalam kegiatan kelompok sedang 2 indikator lain yang meningkat menjadi baik yakni : Perhatian pada penjelasan guru dan Partisipasi siswa dalam diskusi klasikal. Pada siklus II keseluruhan 4 indikator bernilai Baik. 1 indikator yang masih bernilai Cukup Baik yakni ; Melakukan, mengerjakan tugas guru dan kelompok. Pada rata-rata akhir Partisipasi siswa rata-rata dalam kategori Baik 3) Tanggapan siswa terhadap layanan Siswa memberi tanggapan secara umum bahwa penggunaan Kooperatif Window Shopping Sangat Baik dengan pernyataan : (a) Mengikuti layanan BK dengan Kooperatif Window Shopping membuat anda lebih bersemangat (b) Layanan Bimbingan dan Konseling yang diselenggarakan dengan cerita lebih menyenangkan dan tidak bosan (c) Materi Bimbingan dan Konseling yang diberikan melalui Kooperatif Window Shopping lebih mudah difahami (d) Metode Kooperatif Window Shopping cenderung membuat siswa lebih aktif dan tidak ngantuk (e) Anda menyukai mengikuti layanan BK yang menggunakan Kooperatif Window Shopping. Secara umum perbandingan Data Tanggapan Siswa antara Siklus I dan II sebagai berikut : Tabel 3. Data Tanggapan Siswa Siklus I dan II No 1 2 3 4 6 Nilai 31 – 40 21 – 30 11 - 20 1 - 10 Kategori Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2, No. 2, April 2017 Siklus I 32,96 Siklus II 33,24 4) Hasil Penilaian Penugasan kelompok dan penilaian segera BMB3 Hasil penilaian penugasan kelompok dan BMB3 di akhir layanan menunjukkan rata-rata nilai Sangat Baik di akhir Siklus II, 26 siswa dari keseluruhan ( 28 siswa ) dapat menyerap dan merespon sangat baik terhadap materi layanan dengan nilai maksimal 100, ada 1 siswa yang memperoleh nilai 85, dan satu siswa lainnya memperoleh 75 sehingga disimpulkan bahwa tindakan layanan dalam menyampaikan materi dapat diserap dan direspon sangat baik dengan rata-rata nilai klasikal 98,571. Berikut Perbandingan Hasil Penilaian penugasan kelompok dan BMB3 antara Siklus I dan Siklus II : Siklus 1 99.5 99 98.5 98 97.5 Siklus I Siklus II Gambar 1. Grafik Penilaian Hasil Penugasan Kelompok dan BMB3 Siklus I dan II Berdasar hasil penelitian siklus I dan II diperoleh kesimpulan, bahwa ada peningkatan partisipasi siswa dalam mengikuti layanan Bimbingan Konseling klasikal dangan menggunakan Kooperatif Window Shopping. Hal tersebut dibuktikan dari hasil observasi, angket serta hasil Penilaian penugasan kelompok dan BMB3. Berdasar hasil observasi terlihat peningkatan pada indikator partisipasi siswa menjadi Baik; dari angket tanggapan siswa terhadap proses layanan menggunakan Kooperatif Window Shopping dinilai Sangat Baik oleh siswa. Dari 28 siswa yang memberi tanggapan ada 25 siswa yang memberi penilaian Sangat Baik pada proses layanan yang dilakukan guru sedang 3 siswa lainnya menilai dengan kategori Baik. Berdasar hasil penilaian penugasan kelompok dan penilaian BMB3 (Berfikir, Merasa, Bersikap, Berbuat dan Bersungguh-sungguh) di akhir siklus menunjukkan kategori Sangat Baik. Pada siklus I rata-rata nilai klasikal yang diperoleh siswa 96,428 dengan nilai tertinggi 100 diperoleh 24 siswa, nilai 80 diperoleh 3 siswa dan nilai 60 diperoleh 1 siswa; sedang pada siklus II rata-rata nilai klasikal yang diperoleh siswa 98, 571 dengan nilai tertinggi 100 diperoleh 26 siswa dan nilai 85 diperoleh 1 siswa dan nilai 75 diperoleh 1 siswa. Dari data tersebut maka penilaian terhadap hasil layanan menggunakan Kooperatif Window Shopping dikategorikan sangat baik bisa diserap siswa. Kooperatif Window Shopping memfasilitasi kecenderungan gaya siswa yang bervariasi (VisualAuditori-Kinestetik) dan keinginan masa remaja yang terus perlu berinteraksi dengan sesama. Model layanan ini dilengkapi dengan pembuatan lembar presentasi yang memicu siswa dapat berkoordinasi untuk menyelesaikan tugas yang berujung pada pemahaman materi. Sedangkan fase kegiatan siswa mempresentasikan hasil dan berkeliling melihat lihat hasil presentasi kelompok lain ( window shopping ) membuat mereka senang dan menuntut gerak tubuhnya untuk berjalan di sekitar kelas. Hal seperti ini yang dapat mempengaruhi keterlibatan siswa yang tinggi dan menunjukkan sikap partisipasinya saat berlangsung layanan. Ika Berdiati berpendapat, dalam model pembelajaran kooperatif window shopping (berbelanja) Siswa dapat berbelanja secara aktif dan dinamis dengan memajang hasil karya secara kreatif. Dua orang dari masing-masing kelompok menjaga hasil karya mereka (menjaga stand). Anggota kelompok lainnya mengunjungi hasil karya kelompok lainnya (berbelanja) dengan memberi komentar dan PENGARUH PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF WINDOW SHOPPING TERHADAP PARTISIPASI BIMBINGAN KONSELING KLASIKAL Wahyuni Rahma 7 penilaian sehingga setiap peserta dalam kelompok dapat memicu kreativitasnya. Pembelajaran seperti ini dapat menimbulkan situasi yang menyenangkan, tetapi tetap efektif sesuai tujuan pembelajaran yang dicapai (2010;167) SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data penelitian tindakan bimbingan di atas ditarik simpulan bahwa penggunaan Kooperatif Window Shopping dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam mengikuti Layanan Bimbingan Konseling klasikal. DAFTAR PUSTAKA ___________, 2015, “Belajar Alat Indra Manusia secara Kooperatif - Window Shopping”, Buku Praktik Yang Baik - Pembelajaran Di SD/MI (Prepared For Usaid/ Indonesia ), Prepared By Rti International 3040 Cornwallis Road Post Office Box 12194 Research Triangle Park Nc 27709-2194, di akses 24 Agustus 2016 Berdiati, Ika. 2010. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pakem. Bandung; Sega Arsy Kemdikbud. 2014. Panduan Bimbingan dan Konseling SMP. Jakarta Marinhu, Muhammad Thayeb. 1992. Pengantar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdikbud. Munandar, Utami SC., 1982. Pemanduan Anak Berbakat. Jakarta: CV Rajawali. Natawidjaja, Rochman. 1990. Peranan Guru dalam Bimbingan. Bandung : Arbadin. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Purwanto.2009. Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Belajar Reivich, K & Shatte, A. 2002. The Resilience Factor ; 7 Essential Skill For. Overcoming Life's Inevitable Obstacle. New York, Broadway Books. 8 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2, No. 2, April 2017