BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Online Shopping Dengan adanya

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Online Shopping
Dengan adanya internet mempermudah aktivitas banyak orang.
Salah satunya adalah berbelanja, Orang tak perlu lagi keluar rumah dan
berbelanja di swalayan, supermarket, plaza, butik, ataupun pasar, Orang
cukup duduk di depan komputer, atau malah sekarang bisa lewat
ponsel, memilih dan memesan barang kesukaannya, jual beli barang via
internet, disebut e-commerce atau online shopping.(Ollie,2008)
Online shopping adalah pembelian yang dilakukan via internet
sebagai media pemasaran dengan menggunakan website sebagai
katalog. Contoh dari online shopping antara lain, kutukutubuku.com,
plasa21.com, ada juga yang menawarkan online shopping melalui blog
seperti starjunior.wordpress.com, dan melalui jaringan pertemanan
kaskus, twitter dan Facebook, seperti Kpop galore, Ichi sepatu lukis,
dan Serba murah Shop dan Yorista K-pop, kelebihan online shop adalah
selain pembeli bisa melihat desain produk yang sudah ada konsumen
juga bisa merequest desain hingga pembayaran secara online. (Ollie,
2008).
7
Manfaat Online Shopping bagi pembeli atau konsumen adalah
sebagai berikut :
a. Kemudahan
Pelanggan dapat memesan produk 24 jam sehari dimana mereka
berada. Mereka tidak harus berkendara, mencari tempat parkir, dan
berbelanja melewati gang yang panjang untuk mencari dan
memeriksa barang-barang. Dan mereka tidak harus berkendara ke
toko, hanya untuk menemukan bahwa barang yang dicari sudah
habis.
b. Informasi
Pelanggan dapat memperoleh setumpuk informasi komparatif
tentang perusahaan, produk, dan pesaing tanpa meninggalkan kantor
atau rumah mereka. Mereka dapat memusatkan perhatian pada
kriteria objektif seperti harga, kualitas, kinerja, dan ketersediaan.
c. Tingkat keterpaksaan yang lebih sedikit
Pelanggan tidak perlu menghadapi atau melayani bujukan dan
faktor-faktor emosional.
Manfaat Online shopping bagi pemasar adalah :
a. Penyesuaian yang cepat terhadap kondisi pasar
Perusahaan dapat dengan cepat menambahkan produk pada
penawaran mereka serta mengubah harga dan deskripsi produk.
8
b. Biaya yang lebih rendah
Pemasar online mencegah biaya pengelolaan toko dan biaya sewa,
asuransi dan prasarana yang menyertainya. Mereka dapat membuat
katalog digital dengan biaya yang jauh lebih rendah daripada
percetakan dan pengiriman catalog kertas.
c. Pemupukan hubungan
Pemasar online dapat berbicara dengan pelanggan dan belajar lebih
banyak dari mereka. Pemasar juga dapat meng-upload laporan yang
berguna, atau demo gratis perangkat lunak mereka, atau contoh
gratis surat berkala mereka ke dalam sistem. Pelanggan kemudian
dapat mendownload perangkat-perangkat tersebut ke dalam kotak
surat elektronik mereka.
d. Pengukuran besarnya pemasar
Pemasar
dapat
mengetahui
seberapa
banyak
orang
yang
mengunjungi situs online mereka dan berapa banyak yang singgah
ditempat tertentu dalam situs tersebut. Informasi ini dapat
membantu pemasar meningkatkan penawaran dan iklan mereka.
( Ollie, 2008)
2.2
Minat Beli Konsumen
Minat (Interest) digambarkan sebagai situasi seseorang sebelum
melakukan suatu tindakan, yang dapat dijadikan dasar untuk memprediksi
perilaku atau tindakan tersebut. Minat Beli merupakan perilaku yang muncul
9
sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan keinginan pelanggan
untuk melakukan pembelian (Kotler,2005 : 15). Beberapa pengertian dari
minat adalah sebagai berikut :
a. Minat dianggap sebagai sebuah ‘perangkap’ atau perantara antara
factor-faktor motivasional yang mempengaruhi perilaku.
b. Minat juga mengindikasikan seberapa auh seseorang mempunyai
kemampuan untuk mencoba.
c. Minat menunjukkan pengukuran kehendak seseorang.
d. Minat berhubungan dengan perilaku yang terus-menerus.
Yamit (2001:77) mengatakan : “Minat beli konsumen merupakan
evaluasi purna beli atau hasil evaluasi setelah membandingkan apa yang
dirasakan dengan harapannya”.
Sedangkan menurut Anoraga (2000) berpendapat bahwa minat beli
merupakan suatu proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
konsumen dalam pembelian atas produk yang ditawarkan atau yang
dibutuhkan oleh konsumen tersebut.
Dari uraian mengenai pengertian minat beli diatas maka dapat
disimpulkan bahwa minat beli adalah tahap kecenderungan perilaku
membeli dari konsumen pada suatu produk barang atau jasa yang
dilakukan pada jangka waktu tertentu dan secara aktif menyukai dan
mempunyai sikap positif terhadap suatu produk barang/jasa, didasarkan
pada apa yang dirasakan dengan harapannya.
10
Menurut Simamora (2002:131) minat adalah sesuatu yang pribadi
dan berhubungan dengan sikap, individu yang berminat terhadap suatu
obyek akan mempunyai kekuatan atau dorongan untuk melakukan
serangkaian tingkah laku untuk mendekati atau mendapatkan objek
tersebut.
Menurut Kotler dan Keller (2003:181), customer buying decision –
all their experience in learning, choosing, using, even disposing of a
product. Yang kurang lebih memeliki arti minat beli konsumen adalah
sebuah perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan
dalam membeli atau memilih suatu produk, berdasarkan pengalaman
dalam
memilih,
menggunakan dan
mengkonsumsi atau bahkan
menginginkan suatu produk.
Menurut Boyd, Walker, dan Larreche (2000:6-7), seseorang
menginginkan produk, merek, dan jasa tertentu untuk memuaskan
kebutuhan. Selain itu keinginan orang juga dibentuk oleh pengaruh
social, sejarah masa lalu, dan pengalaman konsumsi.
Minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses pemikiran
yang yang membentuk suatu persepsi. Minat beli ini menciptakan suatu
motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi suatu
keinginan yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika seorang konsumen
harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada
didalam benaknya itu. Menurut Mowen dalam Oliver (2006) efek hierarki
11
minat beli digunakan untuk menggambarkan urutan proses munculnya
keyakinan (beliefs)
2.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Minat beli konsumen
Swastha dan Irawan (2001) mengemukakan factor-faktor yang
mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaan dan emosi,
bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang dan jasa
maka hal itu akan memperkuat minat membeli, ketidakpuasan biasanya
menghilangkan minat.
Berdasarkan pengenalannya akan masalah selanjutnya konsumen
mencari atau mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang produk
yang dia inginkan. Terdapat dua sumber informasi yang digunakan ketika
menilai suatu kebutuhan fisik,yaitu persepsi individual dari tampilan fisik
dan sumber informasi luar seperti persepsi konsumen lain. Selanjutnya
informasi-informasi yang telah diperoleh digabungkan dengan informasi
yang telah dimiliki sebelumya. Semua input berupa informasi tersebut
membawa konsumen pada tahap dimana dia mengevaluasi setiap pilihan
dan mendapatkan keputusan terbaik yang memuaskan dari perspektif dia
sendiri. Tahapan terakhir ada tahap dimana konsumen memutuskan untuk
membeli atau tidak membeli produk.
Menurut Ferdinand (2002:129), minat beli dapat didefinisikan
melalui indicator-indikator sebagai berikut :
12
a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli
produk.
b. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan
produk kepada orang lain.
c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku
seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut.
Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk
produk preferensinya.
d. Minat eksploratif, yaitu minat ini menggambarkan perilaku seseorang
yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan
mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif pada produk
tersebut.
2.3
Persepsi
Menurut Schiffman dan Kanuk (2010,p175), persepsi dodefiniskan
sebagai proses dimana seorang individu memilih, mengorganisasikan dan
menafsirkan rangsangan ke gambar yang penuh makna dan koheren dunia.
Maka dapat digambarkan sebagai “ bagaimana kita melihat dunia
disekitar kita” dua individu mungkin dihadapkan pada stimulus dan
dibawah kondisi nyata yang sama, tapi bagaimana setiap orang mengakui
memilih, mengatur dan menafsirkan rangsangan ini adalah proses yang
sangat individu berdasarkan kebutuhan, nilai, dan harapan setiap orang.
Sementara menurut Leavit yang diambil dari Ferdina, Triska (2007:8)
persepsi memiliki pengertian dalam arti sempit dan arti luas. Dalam arti
13
sempit yaitu penghliatan : bagaimana seseorang melihat sesuatu, dan
dalam arti luas persepsi yaitu : pandangan atau pengertian, bagaimana
seseorang memandang atau mengartikan sesuatu.
Brian Fellows juga mendefenisikan persepsi sebagai proses yang
memungkinkan kita memperoleh kesadaran menerima dan menganalisis
informasi (Mulyana, 2007 : 180).
Dari beberapa uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi
merupakan hal yang penting yang dialami oleh setiap orang. Setia orang
akan menerima segala sesuatu berupa informasi ataupun segala
rangsangan
yang
kemampuannya,
datang
segala
dari
lingkungannya,
rangsangan
yang
dalam
batas-batas
diterimanya
tersebut
diolah,selanjutnya diproses.
2.3.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
Menurut rahmat (2005) faktor-faktor personal yang mempengaruhi
persepsi interpersonal adalah :
1. Pengalaman
Seseorang yang telah mempunyai pengalaman tentang hak-hak
tertentu
akan
mempengaruhi
kecermatan
seseorang
dalam
memperbaiki persepsi.
2. Motivasi
Motivasi yang sering mempengaruhi persepsi interpersonal adalah
kebutuhan untuk mempercayai “dunia yang adil” artinya kita
mempercayai dunia telah diatur secara adil.
14
3. Kepribadian
Dalam psikonalisis dikenal sebagai proyeksi yaitu usaha untuk
mengeksternalisasi pengalaman subyektif secara tidak sadar, orang
mengeluarkan perasaan berasalkan dari orang lain.
2.4 Persepsi Biaya (Perceived Cost)
Menurut Supriyono (2000;16), Biaya adalah harga perolehan yang
dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan atau
revenue yang akan dipakai sebagai pengurang penghasilan.
Menurut Henry Simamora (2002;36), Biaya adalah kas atau nilai setara
kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberi
manfaat pada saat ini atau di masa mendatang bagi organisasi.
Menurut Mulyadi (2001;8), Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis
yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau yang
kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Faktor biaya dalam penelitian ini adalah mereka mengenai perbedaan
biaya yang dirasakan oleh konsumen ketika membandingkan online dan
berbelanja toko . Biaya belanja mencakup biaya tetap dan variabel . Bell et al ,
( 1998) mengidentifikasi biaya tetap sebagai biaya perjalanan yang terkait
dengan pergi ke toko plus preferensi yang melekat pembelanja dan loyalitas
bersejarah bagi toko . Biaya variabel tergantung pada daftar belanja
konsumen, karena harga yang sama dibebankan secara online.
15
Biaya perjalanan ke toko fisik dan biaya pengiriman barang dipesan secara
online merupakan dasar utama dari perbandingan antara online dan toko
belanja dalam hal biaya moneter. Biaya perjalanan seperti bensin atau parkir,
biaya yang jelas beban konsumen. Konsumen akan lebih memilih untuk tidak
membayar premi untuk pengiriman kebutuhan sehari-hari seperti bahan
makanan ( Baker , 2000) seperti yang disebutkan sebelumnya , penelitian
survei ( Anonymous , 2001; Clarke , 2000). telah mengungkapkan bahwa
sebagian besar konsumen mempertimbangkan biaya pengiriman penghalang
utama berbelanja online.
2.5
Persepsi Kenyamanan (Perceived Convenience)
Kekhawatiran kenyamanan biaya psikologis dan bentuk lain dari biaya
non-moneter seperti waktu, tenaga dan stres (Aylot dan Mitchell, 1998;
cassail et al, 1997). Line dengan Berry di (2002) konseptualisasi
kenyamanan layanan, kenyamanan belanja dapat didefinisikan sebagai
pengurangan dari biaya peluang usaha dan waktu yang terlibat dalam
aktivitas belanja. Dibandingkan dengan di toko belanja, belanja online
menawarkan kenyamanan yang lebih besar dengan membuat belanja
mungkin dari mana saja, kapan saja. Selain itu, layanan belanja online
menyediakan konsumen dengan kesempatan menghemat waktu dengan
berlebihan produk. ini bisa khususnya menarik bagi pembeli pesanan
besar.
16
Kenyamanan atau convenience merujuk kepada nilai yang diberikan
atas pencarian aktif sebuah produk sehingga menimbulkan kenyamanan
pribadi dan penghematan waktu dalam aktivitas tertentu. Faktor
convenience atau kenyamanan dilaporkan sebagai alasan utama konsumen
melakukan pembelanjaan melalui toko virtual seperti internet (Forshyte
dan Shi, 2003). Hal ini terjadi karena perkembangan di bidang sistem
informasi, teknologi dan distribusi telah meningkatkan kenyamanan dalam
mencari, memesan dan mengantar produk ke tangan konsumen secara
efisien sehingga konsumen merasa lebih nyaman (B.C.Y Lee,2007).
Kenyamanan konsumen dipengaruhi oleh berbagai faktor, namun
dalam konteks belanja online orientasi kenyamanan konsumen dibentuk
oleh dua dimensi, yaitu dimensi waktu dan energi. (McEnally dan Brown,
1998). Dimensi waktu merujuk kepada tekanan atas keterbatasan waktu
belanja yang dimiliki konsumen. Sedangkan dimensi energi berkaitan
dengan besarnya usaha yang dikeluarkan dalam berbelanja. (Marquis,
2005).
Konsumen dengan orientasi kenyamanan dalam berbelanja
memiliki ciri-ciri, yaitu senang jika bisa menghemat waktu belanja, senang
jika bisa bebas menentukan waktu belanja tanpa terbatas oleh hari libur,
jam malam toko sudah tutup dan keterbatasan waktu lainnya. Selain itu
konsumen dengan orientasi kenyamanan biasanya selalu berusaha agar
dapat
meminimalisir
usaha untuk pergi mengunjungi toko
dan
meminimalisir perbuatan menjengkelkan yang mungkin di dapat dari
17
orang lain ketika berbelanja di toko seperti perilaku sales promotion girl
yang terlalu memaksa, konsumen lain yang tidak mau mengantri,
buruknya pelayanan yang diberikan dan sebagainya. Namun konsumen
dengan tingkat orientasi kenyamanan dalam berbelanja biasanya merespon
cukup baik terhadap iklan dan rekomendasi orang lain sehingga sering
melakukan pembelian impulse (Korgaonkar, 2003).
2.6
Persepsi Resiko
Persepsi
resiko
adalah
persepsi
atas
ketidakpastian
dan
konsekuensi yang akan dihadapi setelah melakukan aktivitas tertentu (Hsu
dan Chiu,2004:362). Persepsi resiko merupakan suatu persepsi-persepsi
tentang ketidakpastian dan konsekuensi-konsekuensi tidak diinginkan
dalam melakukan suatu kegiatan (Hsu dan Chiu 2004:362).
Persepsi resiko digunakan sebagai suatu pengganti resiko karena
sukar untuk menangkap resiko sebagai suatu sasaran yang pasti. Menurut
Sjoberg et al (2004), persepsi resiko merupakan penaksiran subyektif
mengenai probabilitas tipe yang menspesifikkan kecelakaan yang terjadi
dan bagaimana kekuatiran akan konsekuensi yang ditimbulkan. Persepsi
resiko mencangkup evaluasi kemungkinan atas konsekuensi dari akibat
yang negatif.
Ada tiga jenis risiko yang dirasakan dalam belanja online : risiko
keuangan , risiko produk dan risiko kenyamanan ( Forsythe et al , 2006. ) .
Risiko keuangan adalah rugi bersih dirasakan uang dan dirasakan
18
ketidakamanan konsumen ( seperti , perasaan tidak aman tentang
penggunaan kartu kredit online ) . Risiko produk dikaitkan dengan yang
diharapkan di masa depan non - kinerja produk ( seperti dalam kasus
pembelian online, konsumen tidak dapat langsung memeriksa produk
sementara membuat pilihan ) atau keterlambatan yang dirasakan dalam
pengiriman
aktual
.
Risiko
kenyamanan
meliputi
dirasakan
ketidaknyamanan pembeli sementara menempatkan pesanan online,
seperti , komplikasi teknologi yang dihadapi .
Bhatnagar dan Ghosh ( 2004) telah menyatakan bahwa risiko
kinerja produk dan risiko keuangan sangat terkait dengan belanja online .
Sebuah risiko keuangan potensial yang terkait dengan pembelian online
adalah rasa konsumen ketidakamanan mengenai penggunaan kartu kredit
secara online , yang telah ditemukan untuk menjadi hambatan potensi
untuk belanja online ( Maignan & Lukas , 1997 ) . Oleh karena itu,
literatur sebelumnya menunjukkan bahwa semua jenis utama dari risiko
yang dirasakan dalam belanja online ( risiko keuangan , risiko produk ,
risiko kenyamanan ) terutama utilitarian terkait dengan waktu dan biaya .
Jadi , ada kemungkinan bahwa seorang individu dengan motif belanja
utilitarian yang lebih tinggi adalah mungkin untuk melihat risiko yang
lebih besar dalam belanja online dibandingkan dengan individu lain
dengan motif belanja utilitarian yang lebih rendah . Menurut Holbrook dan
Hirschman
( 1982 ) , dalam rangka untuk gairah hedonis untuk hadir
dalam konteks belanja , interaksi dinamis antara pembeli dan produk harus
19
hadir . Menurut Alba et al . ( 1997) , toko-toko departemen dan khusus
memberikan pembeli kesempatan untuk menyentuh dan merasakan barang
dan memperoleh informasi secara langsung dari orang-orang penjualan .
Di sisi lain , lingkungan belanja online tidak menawarkan pembeli
kesempatan untuk menyentuh, merasakan , atau mencium produk saat
membeli ( Childers et al . , 2001) . Oleh karena itu , ada kemungkinan
bahwa seseorang yang memiliki motif belanja hedonis tinggi akan
cenderung memilih interaksi yang lebih langsung dan pergi untuk toko
belanja . Dengan langsung berinteraksi dengan barang dagangan , ia / dia
akan mampu mengurangi / risiko yang dirasakan nya dalam berbelanja .
Oleh karena itu, dalam konteks belanja online , risiko individu dirasakan
adalah cenderung tinggi jika / motif belanja hedonis nya tinggi .
2.7 Penelitian Terdahulu
Kwek choo ling, et,al, ( 2011 ) penelitian yang dilakukan pada
penelitian sebelumnya pada jurnal yang berjudul “Perceived Risk,
Perceived Technology, Online Trust for Online Purchase Intention in
Malaysia” menemukan hasil penelitian dimana setiap variabel eksogen
memiliki pengaruh positif yang signifikan pada variabel endogennya.
Dalam penelitain tersebut Perceived Risk berpengaruh positif terhadap
minat beli secara online.
20
2.8 Kerangka Pemikiran
Kerangka Pemikiran merupakan sintesa tentang hubungan dari beberapa
variabel yang diteliti yang disusun dari beberapa teori yang dideskripsikan.
Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu, maka dibuatlah kerangka
pemikiran :
Persepsi Biaya
H1
Minat Beli
secara Online
H2
Persepsi
Kenyamanan
H3
Persepsi
Resiko
21
2.9 Hipotesis
Hipotesis identik dengan prediksi atau ramalan. Dari hipotesis ini
timbul prediksi. Prediksi adalah hasil yang diharapkan diperoleh dari
hipotesis. Benar tidaknya suatu hipotesa dapat diketahui setelah dilakukan
percobaan.
H1 : Persepsi Biaya mempunyai pengaruh positif terhadap Minat Beli
secara Online.
H2 : Persepsi Kenyamanan Konsumen mempunyai pengaruh positif
terhadap Minat Beli secara Online
H3 : Persepsi Resiko mempunyai pengaruh Positif terhadap Minat Beli
secara Online.
22
Download