BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Kerangka Teori Teori merupakan landasan bagi penulis dalam menyusun penelitian. Teori sendiri ialah serangkaian pernyataan yang saling berhubungan yang menjelaskan mengenai sekelompok kejadian. Kerangka teori dipakai sebagai landasan berpikir untuk menenentukan kemana arah penelitian. Dengan demikian dalam kerangka teori, akan dikemukakan atau dijelaskan mengenai variabel-variabel yang telah diteliti sehingga akan menjadi bekal teori yang nantinya digunakan dalam pembahasan penelitian. Adapun dalam penelitian ini, teoriteori yang dipakai ialah teori mengenai promosi, promotion mix, personal selling dan advertising serta volume penjualan. 2.1.1 Promosi Setiap perusahaan memiliki tujuan umum untuk memperoleh laba. Dimana laba ini didapatkan dari menghasilkan serta memasarkan produknya baik berupa barang maupun jasa. Untuk itu perusahaan perlu melakukan promosi, sebab meskipun suatu produk memiliki kualitas baik serta bermanfaat tapi jika tidak ada yang pernah mengenal atau mendengar tentang produk maka konsumen tidak akan mau menggunakan produk tersebut. Maksud dari perusahaan melakukan promosi ialah supaya masyarakat khususnya konsumen, mendapatkan informasi mengenai produk seperti berapa harganya, apa manfaat dan kelebihannya, bagaimana cara mendapatkan produk tersebut, dan sebagainya. Sehingga masyarakat bisa mengetahui, mengenal, dan membeli produk yang dihasilkan perusahaan. Dengan kata lain perusahaan mempengaruhi masyarakat Universitas Sumatera Utara untuk menjadi konsumen mereka, serta berusaha untuk menciptakan permintaan atas produk yang nantinya dapat berpengaruh dalam meningkatkan penjualan pada perusahaan. Menurut Laksana (2008 : 133) promosi merupakan suatu komunikasi dari penjual dan pembeli yang berasal dari informasi yang tepat yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut. Lalu menurut William G. Nickles (Swastha, 2001 : 237) promosi didefinisikan sebagai arus informasi atau personal satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran Kemudian Sistaningrum (2002 : 235) menyatakan promosi merupakan salah satu unsur kegiatan dari bauran pemasaran (marketing mix). Promosi menjadi media informasi mengenal segala hal yang berkaitan dengan produk yang akan ditawarkan perusahaan kepada konsumen. Efektivitas kegiatan promosi penjualan akan sangat menentukan citra produk maupun citra perusahaan dimata masyarakat, khususnya konsumen, pada akhirnya akan sangat mempengaruhi tingkat permintaan konsumen atas produk yang ditawarkan perusahaan. Dari beberapa definisi diatas mengenai promosi pada dasarnya memiliki pengertian yang hampir sama, yaitu memperkenalkan produk baik berupa barang maupun jasa kepada masyarakat, kemudian berupaya untuk mengarahkan konsumen agar dapat memahaminya, berubah sikap, menyukai, yakin, kemudian akhirnya membeli dan akan selalu ingat akan produk tersebut. Saat melakukan kegiatan promosi, perusahaan tidak hanya bermaksud untuk menginformasikan produk yang dihasilkan kepada konsumen, tetapi juga ada beberapa alasan yang mendasari mengapa perusahaan melakukan promosi. Menurut Tjiptono (2000 : 219) ada tiga tujuan promosi. Secara rinci ketiga tujuan promosi tersebut dapat dilihat sebagai berikut ini : Universitas Sumatera Utara 1. Menginformasikan (informing) berupa : - Menginformasikan pasar mengenal keberadaan suatu produk baru. - Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk. - Menyampaikan perubahan harga kepada pasar. - Menjelaskan cara kerja suatu produk - Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh perusahaan - Meluruskan kesan yang keliru - Mengurangi ketakutan atau kekuatiran pembeli. - Membangun citra perusahaan. 2. Membujuk pelanggan sasaran (persuading) untuk : - Membentuk pilihan merek. - Mengalihkan pilihan ke merek tertentu - Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk - Mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga. - Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga (salesman) 3. Mengingatkan (reminding) dapat terdiri atas : - Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat - Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk perusahaan. - Membuat pembeli tetap ingat walau tidak ada kampanye iklan - Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan. Kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan tidak hanya untuk meyakinkan konsumen terhadap produk yang ditawarkan, tapi juga dapat menentukan suksesnya perusahaan dalam menghadapi persaingan dengan kompetitor yang ada. Karena itu kegiatan promosi sebaiknya dilakukan sejalan dengan rencana pemasaran perusahaan secara keseluruhan, lalu diarahkan dan dikendalikan dengan baik sehingga bisa berrpengaruh positif terhadap perusahaan. Universitas Sumatera Utara 2.1.2 Promotion Mix Perusahaan menginginkan agar promosi yang dilakukan berhasil dan berdampak pada tingkat penjualan produk serta laba perusahaan. Akan tetapi timbul pertanyaan mengenai cara yang dilakukan untuk dapat mendekati dan mempengaruhi konsumen agar membeli produk yang ditawarkan. Untuk itu perlu diketahui jenis dari alat-alat promosi sebagai cara untuk mendekatiAlat-alat promosi ini dikenal dengan bauran promosi atau promotion mix. Menurut William J. Stanton (Swastha, 2001 : 238) bauran promosi atau promotional mix merupakan kombinasi strategi paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi lainnya yang semuanya dirancang untuk pencapaian tujuan program perusahaan. Sedangkan menurut Sunarto ( 2004 : 261) bauran promosi merupakan perpaduan antara iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat yang digunakan oleh perusahaan untuk meraih tujuan iklan dan pemasarannnya. Bisa dilihat dari definisi tersebut bahwa bauran promosi membahas mengenai jenis-jenis alat yang dipakai dalam kegiatan promosi. Meskipun ada bermacam-macam tapi manfaatnya secara umum tetap sama yaitu untuk melakukan kegiatan promosi. Berikut ini adalah jenis-jenis bauran promosi, yaitu: 1. Penjualan personal (personal selling) Menurut Laksana (2008 : 141) penjualan personal adalah presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu atau lebih calon pembeli untuk tujuan penciptakan penjualan. Lalu, ada menurut Sunarto (2004 : 261) penjualan personal adalah presentasi pribadi oleh para wiraniaga perusahaan dalam rangka mensukseskan penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan. Penjualan personal atau personal selling biasanya berperan besar dalam bidang industri jasa. Karena secara umum baik bagi bidang industri terutama industri jasa, dasar dari suatu hubungan yang baik dengan konsumen ada pada kepercayaan konsumen terhadap perusahaan. Kepercayaan ini nantinya akan menjadi dasar bagi hubungan yang baik antara konsumen dan perusahaan dalam jangka panjang. Universitas Sumatera Utara 2. Periklanan (advertising) Menurut Kotler (2001 : 153) periklanan adalah segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi nonpribadi dalam bentuk gagasan, barang atau jasa. Sedangkan menurut Ginting (2011 : 190) periklanan ialah bentuk presentasi nonpersonal dan promosi barang, jasa, dan gagasan yang dibayar oleh sponsor tertentu. Periklanan termasuk mass selling merupakan pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam satu waktu. Metode ini memang tidak sefleksibel personal selling namun merupakan alternatif yang lebih murah untuk menyampaikan informasi ke khalayak (pasar sasaran) yang jumlahnya sangat banyak dan tersebar luas. 3. Promosi Penjualan.(sales promotion) Menurut Sunarto (2004 : 261) promosi penjualan adalah insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan produk atau jasa. Sedangkan menurut Utami (2010 : 253) promosi penjualan program promosi ritel dalam ranka mendorong terjadinya penjualan atau untuk meningkatkan penjualan. Lalu menurut Swastha (2002 : 279) yang dimaksud dengan promosi penjualan adalah kegiatankegiatan pemasaran selain personal selling, advertising, publikasi yang mendorong efektifitas pembelian konsumen dan pedagang dengan menggunakan alat-alat seperti peragaan, pameran, dokumentasi dan sebagainya. Contoh promosi penjualan ialah seperti pada pemeberian kupon, voucher diskon, sampel, demonstrasi produk, kontes, hadiah langsung dan sebagainya. Biasanya kegiatan sales promotion mampu menarik perhatian dan memberi informasi yang memperkenalkan pelanggan pada produk, serta memberikan keistimewaan dan rangsangan yang bernilai bagi pelanggan. Selain itu pada saat sales promotion berlangsung, banyak masyarakat yang tertarik lalu membeli saat itu juga. Karena itu, penjualan kadang-kadang hanya meningkat selama kegiatan promosi penjualan berlangsung. Promosi penjualan juga tidak mampu menghasilkan loyalitas pelanggan terhadap produk dan jika sering dilakukan bisa menurunkan citra kualitas produk tersebut. Karena pelanggan bisa menginterpretasikan bahwa produk Universitas Sumatera Utara tersebut berkualitas tidak terlalu baik. Meskipun demikian kegiatan sales promotion menghasilkan tanggapan yang lebih cepat daripada iklan 4. Hubungan Masyarakat (public relation) Menurut Kotler (2001 : 112) hubungan masyarakat dan publisitas adalah cara untuk membangun hubungan baik dengan publik terkait untuk memperoleh dukungan, membangun “citra perusahaan” yang baik dan menangani atau menyingkirkan gossip, cerita dan peristiwa yang dapat merugikan. Lalu menurut Utami (2012 : 254) publikasi adalah komunikasi yang membangun citra positif bagi peritel di mata publik. Publik yang dimaksud disnis ialah para pemilik atau pemegang saham, pelanggan, pemerintah, masyarakat luas, media massa, para opinion leader khusunya tokoh masyarakat baik yang berskala local maupun nasional, karyawan dan keluarga, serikat pekerja, dan para pemasok. Sedangkan menurut Radiosunu (2001 : 205) publisitas yakni stimulasi permintaaan akan sesuatu produk, jasa dan perusahaan secara "nonpersonal", dengan cara memuat berita yang mempunyai arti komersial mengenai produk, jasa atau perusahaan di dalam sesuatu medium, atau dengan cara mengusahakan penyajian yang bersifat positif mengenai hal-hal tersebut di radio, televisi, dan pentas tanpa pembayaran sponsor. Bentuk kegiatan ini bisa dilihat pada saat perusahaan melakukan press release, ceramah, konferensi pers, pemeberian sponsor pada acara tertentu seperti kegiatan amal, olahraga, bazaar sosial, dan sebagainya. Kegiatan publikasi atau hubungan masyarakat dilakukan perusahaan bukan untuk memasarkan secara langsung mengenai produk yang dimiliki, tetapi lebih membentuk citra (image) perusahaan. Oleh karena itu, kegiatan ini lebih terpercaya dibandingkan bauran promosi lainnya. Publisistas juga dapat menjangkasu konsumen yang tak tersentuh secara penjualan personal maupun melalui periklanan. 5. Pemasaran Langsung (Direct Marketing) Menurtut Sunarto (2004 : 261) pemasaran langsung adalah komunikasi secara langsung dengan sejumlah konsumen sasaran untuk memperoleh tanggapan langsung-penggunaan surat, telepon , faks, e-mail, dan lain-lain untuk berkomunikasi Universitas Sumatera Utara langsung dengan konsumen tertentu atau usaha-usaha untuk mendapat tanggapan langsung. Salah satu peran direct marketing adalah untuk membangun hubungan dengan konsumen, berkomunikasi secara langsung dengan konsumen. Karena itu direct marketing memiliki sifat yang khusus dan non publik Awalnya direct marketing dilakukan menggunakan surat sebagai alat utama, tapi seiring perkembangan teknologi, database telah diperkenalkan sebagai media lain yang dapat digunakan untuk berkomunikasi secara efektif dengan konsumen secara individu. Direct marketing sekarang ini selain menggunakan surat maupun bertatap muka dengan konsumen juga menggunakan telepon, katalog, serta berbagai media online untuk berhubungan dengan konsumen dan memasarkan produknya. Setiap perusahaan bisa memakai salah satu atau kombinasi dari promotion mix sesuai dengan kebutuhan dari perusahaan. Namun dalam membuat kebijakan promosi, perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor yang memepengaruhi promotion mix agar diperoleh suatu kebijakan yang objektif. Menurut Kotler (2001: 120) ada empat faktor seperti type of product or market (jenis pasar produk) yang berarti produk dengan sifat yang berbeda akan menggunakan pemasaran yang berbeda pula, lalu push or pull strategy (strategi dorong atan strategi tarik) dimana alat promosi yang dipilih dipengaruhi oleh apakah perusahaan menggunakan push or pull strategy. Push strategy mencakup produsen yang menggunakan tenaga penjual dan promosi dagang untuk membujuk perantara supaya mengambil, mempromosikan dan menjual produk kepada pemakai akhir. Sedangkan pull strategy mencakup produsen yang menggunakan iklan dan promosi konsumen guna mendorong pemakai akhir untuk meminta produk tersebut kepada perantara dan dengan demikian mendorong perantara memesan produk itu dari produsen. Kemudian ada buyer readiners stage (tahap kesiapan pembelian) dimana dampak penggunaan alat promosi dapat berbeda pada tiap tahap kesiapan pembeli yang berbeda. Biasanya periklanan dan penjualan personal mempengaruhi pengertian pada pelanggan akan produksi yang ditawarkan. Yang terakhir ada product life cycle stage (tahap siklus hidup produk), berarti alat-alat promosi yang memiliki efektifitas biaya Universitas Sumatera Utara yang berbeda-beda pada berbagai tahap daur hidup produk. Pada tahap periklanan dan publisitas memiliki efektivitas biaya yang tinggi, diikuti oleh penjualan personal untuk memperoleh cakupan distribusi dan promosi penjulan guna mendorong konsumen agar mencoba produknya. Pada tahap pertumbuhan, semua alat promosi dapat dikurangi perannya karena permintaan dapat bergerak melalui cerita dari mulut kemulut. Pada tahap kedewasaan, promosi penjualan, periklanan, dan penjualan personal semuanya semakin penting. Dan pada tahap penurunan, promosi penjualan tetap diperlukan untuk mengingatkan konsumen tentang adanya produk tersebut sedangkan periklanan dan publisitas dikurangi. 2.1.3 Personal Selling 2.1.3.1 Definisi Personal Selling Sebagai bagian dari bauran promosi (promotion mix), personal selling merupakan salah satu unsur yang penting dan memiliki hubungan dengan unsur lainnya. Pesonal selling merupakan salah satu bauran promosi yang sering sekali digunakan baik perusahaan besar maupun kecil. Namun sebelum membahas lebih lanjut mengenai personal selling, ada baiknya jika terlebih dahulu mengetahui apa arti dari personal selling. Menurut Shimp (2004 : 281) menyatakan bahwa personal selling adalah suatu bentuk komunikasi orang-per-orang dimana seorang wiraniaga berhubungan dengan calon pembeli dan berusaha mempengaruhi agar mereka membeli produk atau jasa perusahannya. Sedangkan menurut Assauri (2011 : 268) yang mengemukakan bahwa personal selling merupakan penyajian secara lisan dalam suatu pembicaraan dengan seseorang atau lebih calon pembeli. Berati personal selling merupakan bentuk penjualan yang melibatkan komunikasi persuasif antara tenaga penjual dengan calon konsumen. Kemudian menurut Hermawan (2012 : 108) juga berpendapat bahwa personal selling merupakan komunikasi langsung atau tatap muka antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk Universitas Sumatera Utara pemahaman pelanggan terhadap suatu produk sehingga mereka kemudian akan mencoba membelinya. Karena itu sistem kerjanya lebih fleksibel bila dibandingkan dengan media lainnya. Sedangkan menurut Swastha (2002 : 260) personal selling adalah interaksi antar individu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain Dari definisi diatas bisa dilihat bahwa dalam kegiatan personal selling ada interaksi yang muncul antara kedua belah pihak yaitu tenaga penjual dengan calon konsumen. Dengan adanya interaksi ini bisa diketahui apa yang menjadi kebutuhan pribadi konsumen serta umpan balik atau tanggapan dari apa yang disampaikan tenaga penjual, sehingga dengan cepat tenaga penjual menyesuaikan diri terhadap kebutuhan serta tanggapan yang ada. Selain itu, diharapkan muncul suatu hubungan yang baik dimana nanti bisa mempengaruhi persepsi konsumen terhadap produk dari perusahaan tersebut dan berdampak baik pada komitmen jangka panjang. 2.1.3.2 Sifat-sifat Personal Selling Penjualan tatap muka (personal selling) adalah salah satu dari bauran promosi yang paling efektif dibandingkan lainnya. Alasannya ialah karena dalam personal selling ada suatu interaksi tercipta, dan jika interaksi ini terjalin lebih dalam maka akan mampu membentuk preferensi, keyakinan dan tindakan konsumen. Karena itu jika dilakukan dengan baik, maka perusahaaan akan diuntungkan. Personal selling memiliki sifat-sifat yang membedakannya dengan bauran promosi lainnya. Menurut Hermawan (2012 : 108), sifat tersebut terdiri atas tiga, yaitu : 1. Konfrontasi personal (personal confrontation), yakni adanya penjualan pribadi yang mencakup hubungan hidup, langsung dan interaktif antar dua orang atau lebih. Masing-masing pihak dapat mengobservasi reaksi dari pihak lain dengan lebih dekat 2. Memperat (Cultivitation), maksudnya dengan penjualan pribadi akan memungkinkan timbulnya berbagai jenis hubungan, mulai dari hubungan sekedar jual beli sampai Universitas Sumatera Utara dengan suatu hubungan yang lebih akrab dan erat. Wiraniaga pbiasanya sudah benarbenar mengetahui minat pelanggan yang terbaik. 3. Respon (Response), yakni situasi yang seolah-olah mengharuskan pelangngan untuk mendengar, memperhatikan dan menanggapi apa yang disampaikan kepada mereka. Ada juga pendapat dari Kotler (2001 : 129) bahwa sifat dari personal selling yang pertama ialah mencakup hubungan yang hidup, langsung dan interaktif antara dua orang atau lebih.masing-masing pihak dapat mengobservasi reaksi dari pihak lain dengan lebih dekat dan tiap pihak dapat menyesuaikan diri dengan cepat.. Lalu selanjutnya, dalam personal selling ada kemungkinan timbulnya berbagai jenis hubungan mulai dari hubungan penjualan sampai hubungan persahabatan yang sifatnya jangka panjang antara tenaga penjual dengan calon pembeli. Wiraniaga biasanya sudah benar-benar mengetahui minat pelanggan yang terbaik. Kemudian ada tanggapan atau reaksi yang dimunculkan sehingga membuat pembeli merasa berkewajiban untuk mendengarkan pembicaraan wiraniaga 2.1.3.3 Tujuan Personal Selling Personal selling dilaksanakan oleh perusahaan dengan suatu maksud tertentu. Berikut ini adalah tujuan dari personal selling menurut para ahli. Menurut Shimp (2004 : 281) adalah mendidik para pelanggan, menyediakan produk yang berguna dan bantuan pemasaran, serta memberikan layanany purna-jual dan dukungan kepada para pembeli. Sedangkan tujuan dari personal selling menurut Walker (2000 : 103) adalah : 1. Memenangkan penerimaaan produk baru oleh pelanggan yang ada. 2. Memenangkan pelanggan yang baru untuk produk yang ada. 3. Mempertahankan loyalitas pelanggan sekarang dengan memberikan pelayanan yang baik 4. Melengkapi fasilitas penjualan masa depan dengan memberi pelayanan teknis kepada calon pelanggan 5. Melengkapi penjualan masa depan dengan mengkomunikasikan informasi produk Universitas Sumatera Utara 6. Mendapatkan informasi pasar 2.1.3.4 Proses Personal Selling Kegiatan personal selling yang dilakukan oleh perusahaan bukan hanya sekedar menawarkan produk yang dihasilkan langsung ke konsumen. Meski yang sering terlihat ialah menawarkan langsung produk ke konsumen. Namun sebenarnya ada beberapa tahapan yang terjadi sebelum kegiatan menawarkan produk itu terjadi. Menurut Kotler (2001 : 225) menyatakan bahwa ada beberapa tahap dalam proses personal selling yaitu : 1. Memilih dan menilai prospek yang merupakan proses saat tenaga penjual mulai mengidentifikasi orang-orang yang termasuk pelanggan potensial. Walaupun perusahaan memberikan beberapa panduan, tetap dibutuhkan keterampilan dari wiraniaga untuk menemukan mereka. Wiraniaga dapat bertanya kepada pelanggan lama. Wiraniaga dapat membangun sumber-sumber referensi, seperti pemasok, agen, wiraniaga yang tak bersaing langsung, dan banker. Wiraniaga dapat bergabung dengan organisasi dimana prospek dapat ditemui dan melakukan pembicaraan yang menarik perhatian. 2. Prapendekatan, dimana sebelum mengunjungi seorang prospek, wiraniaga harus belajar sebanyak mungkin tentang organisasi yang didatanginya itu (apa yang dibutuhkan organisasi itu, siapa yang terlibat dalam pembelian) dan pembelinya (karaketristik dan gaya pembeli). Karena itu, tenaga penjual harus belajar sebanyak mungkin mengenai seorang pelanggan yang prospektif sebelum melakukan kunjungan. 3. Pendekatan yang menjadi saat pertemuan antara tenaga penjual dengan pembeli untuk memulai suatu awal yang baik dengan menggunakan kata-kata pembukaan dan penjualan yang bersifat positif. Pembukaan ini bisa dilanjutkan dengan beberapa pertanyaan kunci untuk mengetahui lebih dalam mengenai kebutuhan pelanggan. Universitas Sumatera Utara 4. Presentasi dan demo mengenai riwayat produk kepada pembeli, dimana wiraniaga menceritakan mengenai fitur-fitur produk namun tetap berkonsentrasi pada pengungkapan manfaat produk bagi pelanggan. 5. Mengatasi keberatan yang diajukan pelanggan baik itu terungkapkan maupun tidak terungkapkan secara langsung. Untuk megatasinya, wiraniaga menggunakan pendekatan positif, menggali kebenaran yang tersembunyi, meminta pembeli menjelaskan keberatannya, dan mengubah keberatan menjadi peluang untuk memberikan informasi lebih dan mengubah keputusan menjadi pembeli. 6. Menutup penjualan dimana tenaga penjual menyanyakan apa yang hendak dipesan oleh pelanggan. Untuk menutup penjualan, wiraniaga dapat memberikan alasan khusus untuk pembeli, seperti harga yang lebih rendah atau tambahan barang tanpa menaikkan harga. 7. Tindak lanjut diperlukan untuk memastikan kepuasaan pelanggan dan mengulangi bisnis. Wiraniaga harus menjadwalkan kunjungan tindak lanjut setelah melakukan pesanan pertama demi memastikan tepatnya pemasangan, instruksi dan servis produk. Gambar 2.1 Proses Personal Selling Memilih dan menilai prospek Prapendekatan Mengatasi keberatan Pendekatan Presentasi dan demo Menutup Tindak lanjut Universitas Sumatera Utara 2.1.3.5 Jenis-jenis Tenaga Penjual Kegiatan personal selling tak bisa dipisahkan dengan tenaga penjual atau yang sering dikenal dengan wiraniaga. Menurut Kotler (2001 : 200) Wiraniaga adalah seseorang yang bekerja untuk suatu perusahaan dengan melakukan salah satu (atau lebih) dari berbagai aktivitas berikut ini : memprospek, berkomunikasi, melayani dan mengumpulkan informasi. Para wiraniaga ini akan berhubungan langsung dengan pelanggan. Mereka akan menemukan pelanggan, mengkomunikasikan produk, kemudian menjual produk tersebut. Selain menjual produk kepada pelanggan, para wiraniaga juga melakukan riset pasar. Nantinya mereka akan memberitahukan semua ini dengann memberikan laporan kegiatan ke perusahaan. Itu sebabnya bisa dikatakan bahwa seorang tenaga penjual atau wiraniaga tmerupakan perpanjangan tangan dari perusahaan. Pada saat yang sama, tenaga penjualan mewakili konsumen kepada perusahaan. Wiraniaga menyampaikan tanggapan pelanggan mengenai produk, misalnya jika pelanggan memiliki keluhan, kritik maupun saran. Lalu wiranaga akan memberitahukan hal itu kepada perusahaan. dan orang-orang di dalam perusahaan yang dapat menaganinya. Mereka mengetahui kebutuhan konsumen dan bekerjasama dengan karyawan lain di perusahaan untuk mengembangkan nilai pelanggan. Dengan demikian, tenaga penjual harus bekerjasama secara erat dengan orang-orang pemasaran lain dan dengan orang non-pemasaran dalam perusahaan, Hal ini dilakukan karena sekarang ini seorang wiraniaga bukan hanya memikirkan penjualan dan profit semata. Tapi juga harus mampu menjalin hubungan baik dengan pelanggan,memuaskan pelanggan dan menghasilkan leuntungan bagi perusahaan. Wiraniaga memiliki pembagian yang didasari oleh tugas dan posisnya. Menurut Laksana (2008 : 154) jenis-jenis wiraniaga dalam personal selling adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Retail selling, yaitu tenaga penjual melakukan penjualan dengan cara melayani konsumen yang datang ke toko atau perusahaan. 2. Field selling, yaitu tenaga penjual yang melakukan penjualan diluar perusahaan, dengan mendatangi konsumen ke rumah-rumah, perusahaan, kantor dan lain-lain. 3. Executive selling, yaitu pimpinan perusahaan yang bertindak sebagai tenaga penjual yang melakukan penjualan. Menurut Hermawan (2012 : 110) wiraniaga atau tenaga penjual dapat diklasifikasikan menjadi enam macam tipe, yaitu : 1. Pengirim (Deliverer / Driver) , yaitu tenaga penjual yang tugas utamanya untuk mengantar produk ke tempat pembeli. Penjual hanya menyampaikan produk dan memiliki sedikit tanggung jawab, misalnya menyampaikan produk minuman dari satu pengecer ke pengecer lainnya. 2. Pengambil peranan di dalam (Inside order taker), yaitu tenaga penjual juga melayani pelanggan di dalam outlet (sifat kerjanya di dalam). Pada posisi ini tenaga penjual mengambil pesanan dari dalam lingkungan penjualan. Contohnya, pegawai konser di area eceran, atau penerima panggilan telepon yang bertugas menerima pesanan yang masuk. Dalam hal ini beberapa kererampilan menjual diperlukan. 3. Pengambil peranan di luar (Outside order taker), yaitu tenaga penjual yang mencari pembeli atau mendatangi pembeli (sifat kerjasama di luar). Pada tipe ini penjual menenmui pelanggan bisnis dan menerima pesanan. Sebagian besar transaksi merupakan transaksi rutin. Beberapa keahlian penjualan diperlukan untuk mencari pelanggan baru dan mendatanginya. 4. Missionari (Missionary), yaitu tenaga penjual yang ditugaskan untuk mendidik dan melatih dan membangun nama baik (goodwill) dengan pelanggan atau calon pelanggan. Disini tenaga penjual tidak sekedar berfokus pada produk atau jasa yang dijual. Tujuan tenaga penjual adalah untuk membuat pelanggan merasa nyaman. Contoh, tugasnya meliputi melatih wiraniaga perantara, dserta menjelaskan program promosi perusahaaan kepada perantara. Universitas Sumatera Utara 5. Insinyur penjual (Technician / sales engineer), yaitu tenaga penjual yang harus memiliki atau memberikan pengetahuan teknis kepada pelanggan. Posisi ini biasa ditemukan dalam di industri elektronik dan industri alat berat, seperti mesin fotokopi. Sales engineer memberikan dukungan teknis dan menjelaskan produk, dan menyesuaikan produk sesuai kebutuhan pelanggan. 6. Pencipta permintaan/ Wiraniaga kreatif (Demand creator) , yaitu tenaga penjual yang memiliki kreativitas dalam menjual produk, baik produk yang berwujud dan produk tidak berwujud. Penjual ini biasanya berhubungan dengan pelanggan yang tidak menyadari kebutuhan mereka akan layanan atau produk dan sebagainya. 2.1.4 Advertising 2.1.4.1 Definisi Advertising Periklanan atau advertising adalah bagian dari bauran promosi yang paling mudah ditemui dalam keseharian masyarakat. Dengan memasang iklan maka akan lebih mudah bagi perusahaan untuk menjangkau konsumennya secara umum. Menurut Assauri (2011 : 268) advertising merupakan suatu bentuk penyajian dan promosi dari gagasan, barang atau jasa yang dibiayai oleh suatu sponsor tertentu yang bersifat nonpersonal Sedangkan menurut Tjiptono (2000 : 226) advertising adalah bentuk komunikasi tidak langsung, yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian. Lalu menurut Ginting (2011 : 190) periklanan ialah bentuk presentasi nonpersonal dan promosi barang, jasa, dan gagasan yang dibayar oleh sponsor tertentu. Berdasarkan definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa advertising ialah bentuk promosi yang dibiayai oleh pemilik kepentingan, dalam hal ini perusahaan, dan ditujukan untuk umum. Iklan digunakan untuk mendorong permintaan dari masyarakat terhadap produk yang dimiliki perusahaan. Selain itu dengan melakukan kegiatan Universitas Sumatera Utara advertising diharapkan masyarakat menjadi sadar terhadap produk. Ini semua. dapat dilakukan jika pesan dalam iklan dapat tersampaikan dengan baik oleh perusahaan. Adanya pesan yang ingin disampaikan perusahaan diharapkan dapat mempengaruhi konsumen. Pesan ini akan tersebar secara cepat dan luas karena disampaikan melalui media elektronik dan media cetak, Namun sayangnya komunikasi yang terjadi adalah satu arah, dalam hal ini dari produsen ke konsumen. Sehingga sulit untuk mengetahui apakah pesan tersebut sudah dapat ditangkap dengan mudah oleh konsumen serta tanggapan konsumen mengenai hal itu. 2.1.4.2 Sifat-sifat Advertising Dalam advertising ada beberapa hal yang memebedakannya dengan bauran promosi lainnya, seperti personal selling ataupun public relation. Sifat-sifat tersebut menjadi khas terdapat dalam periklanan atau advertising. Menurut Tjiptono (2000 : 226) sifat khas dari periklanan adalah : 1. Public Presentation (penyajian dimuka umum), maksudnya iklan merupakan suatu sarana komunikasi yang sangat bersifat umum. 2. Pervasivenes (penyerahan menyuluruh), maksudnya iklan merupakan medium yang diserap secara menyeluruh dan memungkinkan pihak perusahaan untuk menanggulangi pesaingnya itu berulang-ulang. 3. Expresivenes (daya ungkap yang kuat), maksudnya periklanan memberikan peluang untuk menampilkan perusahaan serta produknya dengan cara yang sangat mengesankan dengan penggunaan bunyi dan warna secara cerdas. 4. Impresonality (kurang berkepribadian), maksudnya periklanan senantiasa bersifat umum, daya meyakinkan dan mengungkapkan masih kurang. Lalu ada lagi pendapat dari Hermawan (2012 : 72) meyatakan bahwa ada empat sifat dari iklan, yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Prsentasi umum, maksudnya periklanan yang bersifat umum memberikan semacam keabsahan pada produk dan menyarankan tawaran yang terstandarisasi. Karena setiap orang menerima pesan yang sama, pembeli mengetahui bahwa motif mereka untyk membeli produk yang diiklankan tersebut akan dimaklumi oleh umum. 2. Tersebar luas, maksudnya periklanan adalah medium yang berdaya sebar luas yang memungkinkan penjual mengulang pesan berkali-kali. Iklan juga memungkinkan pembeli menerima dan membandingkan pesan dari berbagai pesaing. Periklanan berskala besar oleh penjual akan menyiratkan hal yang positif tentang ukuran, kekuatan dan keberhasilan penjual. 3. Ekspresi yang lebih kuat, dimana periklanan member peluang untuk mendramtisasi perusahaan dan produknya melalui penggunaan cetakan, suara, dan warna yang penuh seni untuk menggungah dan mempengaruhi perasaan khalayak. 4. Tidak besifat pribadi, maksudnya khalayak tidak merasa wajib untuk memperhatikandan menanggapinya. Iklan hanya mampu melakukan komnkasi monolog, bukan dialog kepada khalayak. 2.1.4.3 Tujuan Advertising Menurut Lupiyoadi (2001 : 108) tujuan dari periklanan ialah tugas komunikasi tertentu yang harus dilakukan dengan audiens sasaran tertentu selama periode waktu yang tertentu. Selain itu, tujuan periklanan dapat digolongkan menjadi: 1. Informative Advertising Periklanan yang digunakan yang secara panjang lebar menerangkan mengenai produk jasa dalam tahap rintisan (perkenalan) untuk menciptakan dan membangun permintaan awal atas produk tersebut. 2. Persuasive Advertising Periklanan menjadi penting dalam persaingan, dimana iklan digunakan untuk membangun permintaan selektif akan suatu merek dengan cara meyakinkan konsumen bahwa merek tersebut adalah merek terbaik di kelasnya. Universitas Sumatera Utara 3. Comparison Advertising Periklanan yang secara langsung atau tidak langsung berperan penting dalam thp kedewasaan maturity suatu produk (maturity) untuk menjaga agar konsumen selalu ingat akan produk tersebut. 4. Reinforcement Advertsing Periklanan berusaha meyakinkan para konsuemen bahwa mereka telah mengambil pilihan yang tepat. Kemudian menurut Swastha (2002 : 252) ada beberapa tujuan dari periklanan yang dilakukan oleh perusahaan. Ada 8 tujuan periklanan, yaitu : 1. Mendukung program personal selling dan kegiatan promosi yang lain. 2. Mencapai orang-orang yang tidak dapat dicapai oleh tenaga penjualan atau salesman dalam jangka waktu tertentu. 3. Mengadakan hubungan dengan para penyalur, misalnya dengan mencantumkan nama dan alamatnya. 4. Memasuki daerah pemasaran baru atau menarik langganan baru. 5. Memperkenalkan produk baru. 6. Menambah penjualan industri. 7. Mencegah timbulnya barang-barang tiruan. 8. Memperbaiki reputasi perusahaan dengan memberikan pelayanan 2.1.4.4 Proses Advertising Sebelum membuat iklan di media, terlebih dahulu dibuat keputusan mengenai proses pengembangan advertising. Menurut Kotler (Fajar Laksana, 2008 : 141) proses ini disebut dengan 5M. Proses ini dapat dijabarkan, sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Mission Menetapkan tujuan periklanan adalah langkah pertama dalam membuat program periklanan. Tujuan periklanan harus berasal dari keputusan sebelumnya mengenai pasar sasaran, penentuan posisi sasaran dan bauran pemasaran. Penetapan tujuan periklanan sendiri ada tiga yaitu : Informative advertising, Persuasive advertising,dan Comparison advertising 2. Money Setelah ditetapkan tujuan dari iklan, maka perusahaan dapat membuat anggaran dari periklanannya untuk setiap produk. Ada lima faktor yang harus dipertimbangkan pada saat menetapkan anggaran periklanan, yaitu : a. Tahap dalam siklus produk (Stage in the product life cycle) b. Pangsa pasar dan basis konsumen (Markets share and consumer base) c. Persaingan dan gangguan (Competition and clutter) d. Frekuensi periklanan (Advertising frequency) e. Kemungkinan substitusi produk (Product substituality) 3. Message Suatu iklan baru dapat membantu meningkatkan penjualan hanya setelah mendapat perhatian, dengan demikian maka faktor kreativitas dalam menetapkan dan memilih iklan merupakan faktor yang sangat penting. Terdapat empat tahap dalam mengembangkan strategi iklan, yaitu : a. Pembentukan pesan (message generation) dimana pembentukan pesan harus mampu menyampaikan pesan utama dari produk yaitu mengenai manfaatnya. b. Evaluasi dan pemilihan pesan (message evaluation and selecting) terbagi atas tiga yaitu : Desirability (pesan dapat mengatakan sesuatu mengenai apa yang diinginkan dan menaarik dari produk), Exclusiveness (ada sesuatu yang membedakan dan tak terdapat pada semua merek dalam kategori produk tersebut), Believability (Pesan dapat dipercaya dan dibuktikan) c. Pelaksanaan pesan (message execution) dimana tidak hanya tergantung mengenai apa yang disampaikan tapi juga bagaimana mengatakannya. Ini bisa dipengaruhi oleh 3 Universitas Sumatera Utara faktor yaitu style atau gaya berupa Slice of life, life style, fantasy, mood and image, musical, personality and symbol, technical expertise, scientific evidence, testimonial evidence. Lalu ada tone atau nada yang bersifat positif dan mengandung unsure emosi dan humor, terakhir words atau kata-kata yang mudah diingat. d. Tanggung jawab sosial (social responsibility) dimana saat membuat iklan tidak melakukan pelanggaran terhadap norma sosial dan hukum. 4. Media Pemilihan media merupakan penemuan media dengan biaya paling efektif untuk menyampaikan pesan iklan kepada target konsumen. Penyampaian iklan dengan menggunakan media bisa dilaksanakan dengan tepat jika terlebih dahulu diketahui mengenai : reach (jumlah orang yang melihat iklan), frequency (banyaknya rata-rata orang yang melihat) and impact (nilai kualitatif suatu paparan dari media). 5. Measurement Dalam mengukur dampak dari efektifitas iklan dapat dilihat dengan dua cara, yaitu melalui Communication effect research dan Sales effect research. Communication effect research yaitu berusaha menentukan apakah iklan berkomunikasi secara efektif. Sedangkan, sales effect research yaitu membangun pengiklan menilai dampak komunikasi iklan terhadap penjualan Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2 Proses Advertising MESSAGE MONEY MISSION -Sales Goals -Advertising -Objectives -Stage in PLC -Markets share and consumer base -Competition and clutter Gambar 1. -Advertising frequency -Product substituality -Message generation -Message evaluation and selecting -Message execution -Social responsibility MEASURE MENT MEDIA -Communica tion impact -Sales impact - Reach, frequency, impact - Major media type Specific media vehicles -Media timing -Geographical media 2.1.4.4 Jenis-jenis Advertising Ada berbagai jenis periklanan yang dipakai untuk mempromosikan produk. Beberapa jenis dari advertising menurut Assauri (2011 : 274), yaitu : 1. Print Advertising, berupa iklan pada surat kabar atau majalah 2. Electronic Advertising, meliputi siaran radio dan tv. 3. Outdoor Advertising, berupa papan reklame atau poster 4. Speciality Advertising, termasuk segala macam barang atau hadiah pemberian seperti pulpen, kalender, dan sebagainya yang biasa disertai nama pemberinya. Universitas Sumatera Utara 5. Direct mail, berupa barang cetakan yang dikirim langsung dengan pos kepada calon pembeli 6. Transit Advertising, seperti buletin, poster, stiker dan sebagainya yang ada di dalam dan luar kendaraan maupun yang ada pada stasiun-stasiun. Menurut Tjiptono (1997 : 227) iklan sendiri dapat dibedakan atas berbagai aspek, seperti aspek tujuan, isi pesan dan pemilik iklan. Yang pertama dari aspek isi pesan ialah : 1. Product Advertising Yaitu iklan yang berisi informasi produk (barang dan jasa) suatu perusahaan. Ada dua jennies iklan yang termasuk dalam kategori ini, yaitu : a. Direct Action Advertising, yaitu iklan produk yang didesain sedemikian rupa untuk mendorong tanggapan dengan segera dari khalayak atau pemirsa. b Indirect-action Advertising, yaitu iklan produk yang didesasin untuk menumbuhkan permintaan dalam jangka panjang. 2. Institutional Advertising yaitu iklan yang didesain untuk memberi informasi tentang usaha bisnis pemiliki iklan dan membangun goodwill serta image positif bagi organisasi. Institutional Advertising terdiri atas : a. Patronage Advertising, yaitu iklan yang menginformasikan usaha bisnis pemilik iklan. b. Public Service Advertising, yaitu iklan yang menunjukkan bahwa pemilik iklan adalah warga yang baik, karena memiliki kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan. Iklan layanan masyarakat memiliki cirri-ciri antara lain non-komersial, tidak bersifat keagamaan, non-politik, berwawasan nasional, dapat diterima seluruh lapisan masyarakat, dan mempunyai dampak serta kepentingan yang tinggi. Sedangkan dari aspek tujuan, periklanan terbagi atas: Universitas Sumatera Utara 1. Pioneering Advertising yaitu periklanan yang digunakan untuk menciptakan permintaan awal atas produk. Misalnya iklan permen yang digunakan untuk senam wajah ( sebelumnya masyarakat belum terpikir untuk melakukan senam wajah dengan menggunakan permen) 2. Competitive Advertising yaitu periklanan yang berupaya untuk mengembangkan pilihan pada merek tertentu.Ada suatu bentuk iklan yang secara terang-terangan menunjukkan kelebihan/keunggulan produk merek tertentu dibandingkan merek lain yang menjadi pesaingnya. 3. Reminder Advertising yaitu iklan yang berupaya melekatkan nama atau merek produk tertentu di benak khalayak. Reinforcement Advertsing merupakan suatu bentuk reminder advertising yang meyakinkan atau memantapkan pilihan pembeli. Ada dua jenis iklan dari aspek pemilik iklan, yaitu : 1. Vertical Coorperating Advertising yaitu iklan bersama para anggota saluran distribusi, misalnya diantara para produsen, pedagang grosir, agen dan pengecer. 2. Horizontal Coorperating Advertising yaitu iklan bersama dari beberapa perusahaan sejenis. Periklanan tidak bisa dipisahkan dengan media. Media ini yang nantinya akan dipakai sebagai penyampai iklan itu ke khalayak. Menurut Sunarto (2004 : 292) jenis media ini ada kelebihan serta kekurangannya masing-masing, berikut ini tabel untuk mempermudah melihat perbandingan setiap media. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Jenis-Jenis Media Media Media Elektonik Televisi Radio Telepon Internet Koran Surat langsung (direct-mail) Media Cetak Majalah Reklame luar Ruang Yellow Pages Berita Berkala Brosur Keunggulan Menggabungkan gambar, suara dan gerakan; merangsang indera; perhatiantinggi;jangkauan tinggi Penggunaan massal; pemilihan geografis dan demografis tinggi; biaya rendah Keterbatasan Biaya absolut tinggi; Kekacauan tinggi; paparan bergerak kilat; pemilihan audiens kurang Hanya penyajian suara; perhatian lebih rendah daripada televisi; struktur harga tidak standar; paparan bergerak kilat Banyak pengguna; peluang Biaya relatif tinggi kecuali memberikan setuhan pribadi jika digunakan sukarelawan Pemilihan audiens tinggi; Media relatif baru dengan kemungkinan interaktif; jumlah pengguna yang biaya relatif rendah rendah di beberapa Negara Fleksibilitas; ketetapan waktu; Usia penggunaan pendek; jangkauan pasar lokal yang baik; mutu reproduksi jelek; audiens “terusan” kecil penerimaan luas; tingkat kepercayaan tinggi Audiens terpilih; fleksibilitas; Biaya relatif tinggi; citra tidak ada persaingan iklan “surat sampah” dalam media yang sama; personalisasi Pemilihan geografis dan Perencanaan pembelian iklan demografis tinggi; kredibilitas dan panjang; sebagian sirkulasi gengsi; reproduksi sia-sia; tidak ada jaminan bermutu tinggi; usia posisi penggunaan panjang; penerusan pembacaan baik Fleksibilitas; pengulangan Pemilihan audiens terbatas; paparan tinggi; biaya rendah; kreativitas terbatas persaingan rendah Liputan local sangat bagus; Persaingan tinggi; tingkat kepercayaan tinggi; perencanaan pembelian iklan jangkauan luas; biaya rendah panjang; kreativitas terbatas Pemilihan audiens sangat Biaya dapat hilang sia-sia tinggi; terkontrol penuh; peluang interaktif; biaya relatif relatif rendah Fleksibilitas; terkendali penuh; Produksi berlebihan dapat dapat mendramatisir pesan menyebabkan biaya hilang sia-sia Universitas Sumatera Utara 2.1.5 Volume Penjualan Kegiatan penjualan merupakan hal yang harus dilakukan oleh perusahaan agar produk yang dihasilkan oleh perusahaan bisa sampai ke tangan konsumen. Menurut Marbun (2003 : 225) penjualan adalah total barang yang terjual oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Umumnya tujuan penjualan dinyatakan dalam volume penjualan. Semakin besar volume penjualan maka semakin besar pula kemungkinan untuk mendapat keuntungan atau mengalami pertumbuhan laba. Oleh karena itu, volume penjualan merupakan salah satu hal yang sangat penting yang harus dievaluasi agar perusahaan tidak mengalami kerugian Menurut Rangkuti (2009 : 204) mengemukakan bahwa volume penjualan merupakan jumlah total yang dihasilkan dari kegiatan penjualan barang dagangan. Sedangkan menurut Mulyadi (2005 : 239) mengemukakan bahwa volume penjualan merupakan ukuran yang menunjukan banyaknya atau besarnya jumlah barang atau jasa yang terjual. Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa volume penjualan adalah total penjualan produk yang dihasilkan selama jangka waktu tertentu. Universitas Sumatera Utara