Penerapan Metode Kooperatif Picture and Picture pada Materi Hubungan antara Garis dan Sudut Wildannul Aziz Jurusan Tadris Matematika Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung e-mail : [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi hubungan antara garis dan sudut. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII. Kurangnya pemahaman pada materi hubungan antara garis dan sudut menjadi kendala yang melatar belakangi terlaksananya penelitian ini. Oleh karena itu dibutuhkan metode pembelajaran yang cocok untuk mengtasi kendala tersebut. Metode kooperatif picture and picture merupakan metode yang dianggap tepat oleh peneliti, hal ini disebabkan penyajiannya yang sesuai materi. Menggunakan metode ini diharapkan siswa dapat lebih memahami materi hubungan antara garis dan sudut. Hasil penelitian yaitu: 1. Mengetahui kesulitan siswa pada materi hubungan antara garis dan sudut, 2. Meningkatkan pemahaman siswa pada materi hubungan antara garis dan sudut. Kata kunci: koperatif picture and picture, garis, sudut ABSTRACK This study aims to improve students' understanding of the material connection between the lines and angles. The research was conducted in class VII. Lack of understanding of the material connection between the line and the angle of the constraints of the background for this research. Therefore, it needs a suitable learning methods for mengtasi constraints. Picture and picture cooperative method is a method that is considered appropriate by the researchers, this is due to the appropriate presentation material. Using this method is expected that students can better understand the material connection between the lines and angles. Results of the study are: 1. Knowing the difficulty of students to the material connection between the lines and angles, 2. Increase student understanding on the material connection between the lines and angles. Keywords: cooperative picture and picture, line, angle berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik (Sardiman, 2007:19). Belajar menjadi kegiatan yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Belajar juga merupakan proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang sepanjang hidupnya. Proses PENDAHULUAN Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang paling penting dalam upaya mengembangkan diri. Belajar adalah rangkaian kegiatan jiwa raga, psikofisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang 21 belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya, oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Melalui belajar seorang Pendidikan pada hakekatnya suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja, serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan yang dicita-citakan dan berlangsung terus menerus (Abu Ahmadi, Nur Uhbiyati, 2007: 70). Keberhasilan pendidikan dapat dilihat dari tercapai tidaknya tujuan suatu pendidikan. Tujuan pendidikan adalah sebagian dari tujuan hidup yang bersifat menunjang terhadap pencapaian tujuan-tujuan hidup (binti maunah, 2009: 7). Pendidikan sangatlah berpengaruh pada kehidupan bangsa. Kualitas suatu kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas dan damai. Oleh karena itu pemerintah indonesia mewajibkan setiap warganya untuk menempuh pendidikan formal selama sembilan tahun. Dalam proses pendidikan kita selalu dituntut untuk terus belajar. Belajar sangat penting dilakukan dalam dunia pendidikan. Salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari dengan baik yaitu matematika.. Matematika adalah cabang pengetahuan eksak dan terorganisasi. Matematika merupakan ilmu yang bersifat universal serta mendasari perkembangan ilmu tehnologi modern. Matematika memiliki peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Untuk dapat menciptakan tehnologi diperlukan penguasaan matematika, oleh sebab itu matematika diberikan dapat memahami konsep yang baru. Belajar madalah proses aktif dalam memperoleh pengalaman dan pengetahuan baru. Belajar sangat erat kaitannya dengan pendidikan. kepada semua siswa sejak di sekolah dasar. Seringkali kita menemukan masalah dalam belajar matematika dalam dunia pendidikan. Salah satu contohnya yaitu meluasnya persepsi matematika adalah pelajaran yang sulit membuat semangat siswa berkurang saat belajar matematika. Seringkali siswa tidak memahami konsep sederhana yang masih mendasar. Misalnya pada materi hubungan antara garis dan sudut. Siswa kesulitan mmemahami sudut apa yang terbentuk apabila ada dua garis sejajar dipotong oleh suatu transfersal. Masalah seperti ini akan teratasi apabila seorang guru menerapkan metode yang cocok pada materi ini. Hubungan antar garis dan sudut merupakan materi yang memuat banyak gambar-gambar untuk memudahkan pemahaman siswa. Materi ini akan sulit tersampaikan apabila dilakukan dengan metode ceramah saja. Jadi penyertaan gambar sebagai ilustrasi sangatlah diperlukan. Oleh karena itu peneliti memutuskan untuk menggunakan metode Cooperative Picture and picture. Metode ini sengaja dipilih karena mampu membuat semua siswa aktif berkreasi dalam belajar yang dibagi dalam kelompok-kelompok. KAJIAN TEORI A. Hakikat matematika Matematika merupakan suatu mata pelajaran yang terus diajarkan pada pendidikan di Indonesia, tidak hanya di sekolah saja matematika juga menjadi salah satu jurusan dalam perguruan tinggi. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya matematika dalam kelangsungan hidup sehari-hari. Selain itu matematika juga mendasari terciptanya kemajuan teknologiteknologi baru. Matematika berasal dari akar kata mathema artinya pengertahuan dan mathanein berpikir atau belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan matematika adalah ilmu tentang bilangan hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan (Depdiknas). Sedangkan menurut Ismail dkk dalam bukunya memberikan definisi hakikat matematika adalah ilmu yang membahas angka-angka dan perhitungannya, membahas masalahmasalah numerik, mengenai kuantitas dan besaran, mempelajari hubungan pola, bentuk dan struktur, sarana berpikir, kumpulan sistem, struktur dan alat (Ali hamzah dan Muhlisrarini, 2014: 48). Terdapat beberapa fungsi matematika diantaranya yaitu sebagai sebuah struktur, sebagai kumpulan sistem, sebagai sistem deduktif, ratunya ilmu dan pelayan ilmu. Dari berbagai fungsi tersebut dapat disimpulkan matematika mempunyai fungsi yang akan sangat berguna dalam kehidupan apabila matematika dapat dikuasai seutuhnya. Matematika diajarkan di sekolah karena memang berguna untuk kepentingan matematika itu sendiri dan memecahkan persoalan dalam masyarakat (Ruseffendi , 1990: 9). Dengan diajarkannya matematika kepada siswa di semua tingkat, matematika bisa diawetkan dan dikembangkan. Itulah yang dimaksud dengan gunanya matematika diajarkan disekolah dalam rangka mengembangkan dan mengawetkan matematika itu sendiri, mengawetkan maksudnya memelihara sehingga tidak punah. Kegunaan matematika dalam memecahkan persoalan yang ada di masyarakat itu banyak. Dengan belajar matematika siswa dapat berhitung, dapat menghitung luas, isi, dan berat, siswa dapat melakukan pengukuran, siswa dapat mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data, siswa dapat menyelesaikan persoalan-persoalan dalam bidang-bidang studi lain, siswa dapat menggunakan kalkulator dan komputer sehingga perhitungannya menjadi lebih cepat, paraktis, dan realistis, siswa dapat memahami benda-benda alam sekitar. Dan tentu saja, dengan belajar matematika orang indonesia menjadi sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Berdasarkan uraian dan pengertian diatas, maka sangatlah penting untuk mempelajari matematika. Terutama bagi siswa yang sedang menempuh pendidikan. Karena matematika tidak hanya berguna pada saat Ujian Nasional saja (UN) melainkan juga berguna dalam aplikasi kehidupan sehari-hari dan mendukung kemajuan Ilmu pengetahuan dan Teknolgi (IPTEK). B. Hakikat belajar Secara luas belajar merupakan suatu proses aktif yang dilakukan oleh seseorang selama hidupnya tanpa mengenal usia. Tetapi secara menyempit belajar selalu identik dengan pendidikan yang ada di sekolah. Oleh karena itu banyak orang yang memilih sekolah sebagai tempat untuk belajar. Menurut Bell Gretler (1986) belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia dalam upaya mendapatkan aneka ragam kompetensi, skill dan sikap. Ketiganya diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan dari mulai masa bayi sampai masa tua melaui rangkaian proses belajar sepanjang hayat (Ali hamzah dan Muhlisrarini, 2014: 11). Belajar dilakukan oleh semua makhluk hidup. Untuk manusia, belajar adalah proses untuk mencapai berbagai kemampuan, ketrampilan serta sikap. Mulai dari bayi hingga remaja, seseorang akan terus belajar. Ketika dewasa, diharapkan individu akan mahir dengan tugas-tugas kerja tertentu serta ketrampilan fungsional yang lain. Berdasarkan uraian diatas diharapkan melalui belajar seseorang diharapkan mendapat kompetensi yang diperlukan, skill yang dapat bermanfaat seta perubahan sikap atau tingkah laku dalam dirinya yang dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari. C. Pengertian model pembelajaran Belajar yang efektif adalah belajar yang dapat mewujudkan tujuan belajar itu sendiri. Untuk mewujudkan tujuan belajar dibutuhkan sebuah strategi yang berupa model pembelajaran. Dalam dunia pendidikan model pembelajaran sangatlah diperlukan untuk menyampaikan suatu materi. Model pembelajaran menurut Mills (1989) adalah bentuk representasi akurat, sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu (Ali hamzah dan Muhlisrarini, 2014: 153). Pengertian model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidika dan belajar, yang dirancang berdasarkan proses analisis yang diarahkan pada implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di depan kelas. Ada beberapa ciri-ciri model pembelajaran secara khusus diantaranya adalah(Ali hamzah dan Muhlisrarini, 2014: 154): 1. Rasional teoritik yang logis yangdisusun oleh para pencipta atau pengembangnya. 2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar. 3. Tingkah laku mengajar yang diperlukanagar model tersebut dapat dilaksanakandengan berhasil. 4. Lingkungan belajar yang duperlukanagar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Memilih model pembelajaran harus disesuaikan dengan materi yang hendak disampaikan, situasi kelas serta kerja sama yang baik antara guru dengan siswa. Sehingga guru dituntut untuk profesional dalam melakukan kerjanya. D. Model pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif sebenarnya sudah banyak diterapkan pada kegiatan belajar mengajar masa kini. Tentunya kita tidaklah asing dengan istilah belajar kelompok, itulah model pembelajaran kooperatif sendiri yang merupakan model pembelajaran yang dibagi bmenjadi kelompok-kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran dimana siswa dikelompokkan dalam tim kecil dengan tingkat kemampuan berbeda untuk meningkatkan pemahaman tentang pokok bahasan, dimana masing-masing anggota kelompok bertanggungjawab untuk belajar apa yang diajarakan dan membantu temannya untuk belajar sehingga tercipta suatu atmosfer prestasi (Ali hamzah dan Muhlisrarini, 2014: 160). Belajar dikatakan belum selesai apabila ada anggota suatu kelompok yang belum memahami materi.saling bekerja sama dan salng mengoreksi antar anggota merupakan hal yang harus dilakukan demi mencapai hasil belajar yang tinggi. kelebihan dan kelemahan model kooperatif ada beberapa hal antara lain: 1. mambiasakan siswa untuk bersikap tegas dan terbuka. 2. Membiasakan siswa untuk menemukan konsep sendiri dan berpikir kritis dalam memecahkan suatu masalah. 3. Menumbuhkan semangat persaingan yang positif dan konstruktif karena dalam kelompok masing-masing siswa akan lebih giat dan sungguh-sungguh dalam belajar. 4. Menciptakan kreatifitas siswa untuk belajar sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif. 5. Mananamkan rasa persatuan dan solidaritas tinggi karena siswa yang pandai dalam kelompoknya dapat membantu rekan-rekannya yang kurang pandai terutama untuk mempertahankan nama baik kelompoknya. 6. Memudahkan guru dakam mencaoai tujuan pembelajaran karena langkah-langkah model kooperatif mudah diterapakan di lapangan. 7. Menumbuhkan kreatifitas guru dalam menciptakan alat-alat dan media pembelajaran yang sederhana dan mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. 8. Diperlukan waktu yang lebih lama agar proses diskusi lebih leluasa. 9. Biala dada sebagian siswa belum terbiasa belajar kelompok sehingga mereka merasa asing dan sulit untuk menguasai konsep. 10. Jika terjadi persaingan negatif antar siswa dalam kelompok atau antar kelompok maka hasilnya akan lebih buruk. 11. Jika ada siswa yang pemalas atau ingin berkuasa dalam kelompok besar kemungkinan akan mempengaruhi peranan kelompok sehingga usaha kelompok tidak berpengaruh sebagaimana mestinya(Ali hamzah dan Muhlisrarini, 2014: 162). Kelemahan model ini dapat dihindari dengan masing-masing anggota bertanggungjawab pada bagian-bagian tertentu dari permasalahan kelompok dan harus mempelajari materi secara keseluruahan. Terdapat beberapa jenis metode kooperatif diantaranya yaitu: 1. Tipe STAD 2. Tipe Jigsaw (tim ahli) 3. Tipe problem based introduction (PBI) 4. Tipe artikulasi 5. Tipe mind mapping 6. Tipe make-a match mencari pasangan 7. Tipe thing fair and share 8. Tipe debate 9. Tipe role playing 10. Tipe group investigation (Sharan, 1992) 11. Tipe talking stick 12. Examples non examples 13. Picture and picture 14. Cooperative script 15. Kepala bernomor struktur 16. Bertukar pasangan 17. Snowball throwing 18. Cooperative integratif reading and composition (CIRC) 19. Time token, Arend 1998 Pada pemaparan makalah kali ini penulis tidak akan membahas satu persatu macam model pembelajaran kooperatif melainkan hanya akan membahas model kooperatif picture and picture. E. Model pembelajaran Kooperatif Picture and Picture Model pembelajaran kooperative picture and picture adalah pembelajaran kelompok dengan menggunakan gambargambar dari seorang guru sebagai objek yang akan dikaji dalam diskusi kelompok. Pembelajaran ini memiliki ciri aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambargambar ini menjadi factor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar. Atau jika di sekolah sudah menggunakan ICT dalam menggunakan Power Point atau software yang lain. Langkah-langkahnya yaitu: 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. Di langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan indicatorindikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik. 2. Menyajikan materi sebagai pengantar. Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari. 3. Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambargambar kegiatan berkaitan dengan materi. Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh guru atau oleh temannya. Dengan gambar kita akan menghemat energy kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Dalam perkembangakan selanjutnya sebagai guru dapat memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan video atau demontrasi yang kegiatan tertentu. 4. Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan. Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutan, dibuat, atau dimodifikasi. 5. Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut. Setelah itu ajaklah siswa menemukan rumus, tinggi, jalan cerita, atau tuntutan KD dengan indicator yang akan dicapai. Ajaklah sebanyakbanyaknya peran siswa dan teman yang lain untuk membantu sehingga proses diskusi dalam proses belajar mengajar semakin menarik. 6. Dari alasan atau urutan tersebut guru mulai menanamkan konsep/materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai. Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan penekanan-penekanan pada hal ini dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indicator yang telah ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasai indicator yang telah ditetapkan. 7. Kesimpulan atau rangkuman Di akhir pembelajaran, guru bersama siswa mengambil kesimpulan sebagai penguatan materi Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Picture and Picture: Kelebihan: 1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa. 2. Melatih berpikir logis dan sistematis. 3. Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir, 4. Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik. 5. Siswa dilibatkan daiam perencanaan dan pengelolaan kelas Kekurangan: 1. Memakan banyak waktu. 2. Banyak siswa yang pasif. 3. Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas. 4. Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain. 5. Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai. PEMBAHASAN A. Kesulitan siswa pada materi hubungan antara garis dan sudut Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan siswa kesulitan terutama pada materi hubungan antara garis dan sudut jika dua garis sejajar dipotong oleh garis lain. Pada pembahasan kali ini peneliti membedakannya menjadi dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar (Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, 2010: 19). Pertama yaitu faktor internal, faktor internal meliputi (Slameto, 2010: 54): a. Faktor jasmaniah (fisiologi) meliputi: faktor kesehatan dan cacat tubuh. b. Faktor psikologis yang meliputi: inteligensi, perhatian, sikap, minat, bakat, motif, kesiapan, kematangan. c. Faktor kelelahan. Kedua yaitu faktor eksternal, faktor eksternal meliputi (slameto, 2010: 60) : a. Faktor keluarga, meliputi: cara orang tua mendidik, keadaan ekonomi keluarga, latar belakang kebudayaan, pengertian orang tua, suasana rumah. b. Faktor sekolah, yang meliputi: model mengajar, kurikulum, relasi guru dengan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik yang lain, disiplin sekolah, waktu sekolah, model belajar, tugas rumah. c. Faktor masyarakat, yang terdiri dari: kegiatan peserta didik dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat. Kebanyakan penerapan soalsoal tentang hubungan garis dan sudut disajikan dalam bentuk gambar. Inilah yang menjadi salah satu penyebab kesulitan siswa. Siswa yang mempunyai kemampuan rendah tentunya akan kesulitan untuk merasionalkan gambar yang disajikan untuk mengerjakan soal. Selain penyajian gambar kesuliatan lainnya yaitu siswa belum memahmi konsep-konsep lain yang diajarkan sebelum materi hubungan antara garis dan sudut, ini dapat diatasi dengan mempelajari konsepkonsep sebelumnya. Hal ini diperlukan karena matematika merupakan ilmu yang terus berlanjut dan konsep-konsep yang ada akan terus digunakan untuk memahami konsep yang akan dipelajari. Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kesulitan siswa sebagian besar disebabkan oleh faktor internal siswa itu sendiri yang belum memahami konsep-konsep sebelum materi hubungan antara garis dan sudut serta kurangnya motivasi instrinsik dari siswa itu sendiri. B. Pemahaman konsep hubungan antara garis dan sudut Konsep sangatlah diperlukan untuk memahami materi yang akan dipelajari. Tanpa pemahaman konsep yang baik maka siswa akan kesulitan untuk mengerjakan tugas maupun soal-soal. Berikut ini akan dibahas singkat mengenai konsep hubungan antara garis dan sudut. Pada pembahasan ini peneliti mengasumsikan siswa telah Pada gambar di bawah ini ∠4 dan ∠6 berada diantara (di dalam) dua garis sejajar dan berseberangan terhadap garis m m k k 1 4 1 2 4 3 l 5 8 2 3 l 6 7 5 6 7 8 memahami pengertian sudut dan garis serta sifat-sifat garis dan sudut. Selanjutnya peneliti akan sedikit untuk membahas hubungan antara garis dan sudut apabila ada dua garis sejajar (k // l) dipotong oleh suatu garis pemotong m (garis transversal) sehingga membentuk jenis-jenis sudut beserta hubungannya sebagai berikut: a. Sudut-sudut sehadap transversal. Sudut-sudut yang demikian disebut sudut-sudut dalam berseberangan. Sudut-sudut dalam berseberangan yang lain adalah ∠3 dan ∠5. Jika dua garis sejajar dipotong oleh garis lain maka sudutsudut dalam berseberangan sama besar (Umi salamah, 2009: 182). c. Sudut-sudut luar berseberangan m m k k 1 1 4 4 2 3 5 6 8 7 Pada gambar atas ∠2 dan ∠6 menghadap kearah yang sama. Sudutsudut yang demikian disebut sudutsudut sehadap. Sudut-sudut sehadap lain adalah ∠1 dan∠5, ∠3 dan ∠7, serta ∠4 dan ∠8. Jika dua garis sejajar dipotong oleh sebuah garis maka sudut-sudut sehadap sama besar b. Sudut-sudut (Umi salamah, 2009: 182). dalam berseberangan 3 l l 5 2 8 6 7 Pada gambar disamping ∠1 dan ∠7 berada diluar dua garis sejajar dan berseberangan terhadap garis transversal. Sudut-sudut yang sedemikian disebut sudut-sudut luar berseberangan. Jika dua garis garis sejajar dipotong oleh sebuah garis maka sudut-sudut luar berseberangan adalah sama besar (Umi salamah, 2009: 183). d. Sudut-sudut dalam sepihak m k 1 4 2 3 l 5 8 disebelah kiri garis transversal. Sudut-sudut yang sedemikian disebut sudut-sudut luar sepihak. ∠1 + ∠7 = 180°. Jika dua garis sejajar dipotong oleh garis lain maka jumlah sudutsudut luar sepihak adalah 180° (Umi salamah, 2009: 183). 6 7 m k Pada gambar disamping ini ∠4 dan ∠5 berada didalam garis sejajar dan keduanya terletak disebelah kiri garis transversal. Sudut-sudut yang sedemikian disebut sudut-sudut dalam sepihak. ∠4 + ∠5 = 180°. Jika dua garis sejajar dipotong oleh garis lain maka jumlah sudut-sudut dalam sepihak adalah 180° (Umi salamah, 2009: 183) e. Sudut-sudut luar sepihak Pada gambar dibawah ∠1 dan ∠7 berada diluar dua garis garis sejajar dan keduanya terletak Nilai yang diperoleh Jumlah siswa 11-50 4 51-80 7 81-100 9 1 4 2 3 l 5 8 6 7 Berdasarkan penelitian yang dilakukan hamid pada suatu kelas yang beranggotakan 20 siswa, diketahui pemahaman siswa tentang materi hubungn antara garis dan sudut yaitu: (Hamid Abdul, 2009: 47) Keterangan Siswa tidak memahami pengertian sifat-sifat sudut yang dibentuk oleh garis sejajar yang dipotong oleh garis lain sehingga siswa tidak dapat menyebutkan pasangan sudut yang terdapat pada soal. Siswa belum memahami sifat-sifat sudut yang dibentuk oleh garis sejajar yang dipotong oleh garis lain dengan baik. Sehingga pada saat penyebutan pasangan sudut masih terdapat kesalahan. Siswa telah memahami sifat-sifat sudut yang dibentuk oleh garis sejajar yang dipotong oleh garis lain, tetapi jawaban yang mereka berikan masih kurang sempurna. Dari hasil analisis tes awal, diperoleh informasi bahwa sebagian besar siswa tidak dapat menjawab soal yang diberikan dengan benar. Hal ini menunjukkan rendahnya pemahaman konsep siswa terhadap materi garis dan sudut yang menyebabkan rendahnya hasil tes siswa. Pada tabel diperoleh data bahwa dari 20 orang siswa yang mengikuti tes, terdapat 4 orang siswa yang belum memahami pengertian sifat-sifat sudut yang terbentuk oleh garis sejajar yang dipotong oleh garis lain sehingga, siswa tidak dapat menyebutkan pasangan sudut yang terdapat pada soal. Selanjutnya, terdapat 7 orang siswa yang belum dapat memahami sifat-sifat sudut yang terbentuk oleh garis sejajar yang dipotong oleh garis lain dengan baik. Sehingga pada saat penyebutan pasangan sudut masih terdapat kesalahan. Sedangkan 9 orang siswa lainnya telah memahami sifat-sifat sudut yang dibentuk oleh garis sejajar yang dipotong oleh garis lain. Sehingga siswa dapat menyebutkan pasangan sudut dengan benar. C. Penerapan model pembelajaran Kooperatif Picture and Picture Model pembelajaran kooperatif picture and picture merupakan jenis belajar kelompok yang menggunakan gambar sebagai objek yang dikaji (Trianto, 2011: 9). Pemilihan metode dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan materi yang akan dipelajari. Materi yang akan dibahas yaitu hubungan antara garis dan sudut. Pada pembahasan selanjutnya akan dibahas penerapan model kooperatif picture and picture pada materi hubungan antara garis dan sudut. Sesuai dengan langkahlangkah yang telah dibahas pada bagian sebelumnya, langkah awal yang dilakukan oleh peneliti yaitu guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, yaitu memahami sifat-sifat sudut yang terbentuk jika dua garis berpotongan atau dua garis sejajar berpotongan dengan garis lain. Dengan dijelaskannya kompetensi yang ingin dicapai maka guru mengharapkan siswa mampu untuk menemukan sifat sudut jika dua garis sejajar dipotong garis ketiga. Menggunakan sifat-sifat sudut dan garis untuk menyelesaikan soal-soal. Langakah berikutnya guru menyajikan kilasan gambaran materi hubungan antara garis dan sudut sebagai pengantar. Misalnya diberikan gambar sebagai berikut: Dari gambar tersebut siswa disuruh untuk menganalisis gambar tersebut dan memberikan pendapatnya, guru juga menambahkan soal mengenai gambar tersebut yaitu Pada gambar berikut ini, garis AB // EC, ∠BAC = 35°, dan ∠DCE = 70°. Tentukan besar semua sudut yang lain! (Nuharini Dewi dan Wahyuni Tri, 2008: 224). Penyampaian ini disajikan dengan penuh menarik agar siswa menjadi penasaran dan termotivasi untuk belajar lebih serius, misalnya diawali dengan kalimat tanya apakah yang kamu ketahui tentang sudut? Apakah yang kamu ketahui tentang garis? Dan sebagainya, ini dimaksudkan agar siswa menjadi tertarik dan berusaha untuk membaca buku yang telah difasilitasi sekolah. Langkah ketiga yaitu guru membagi kelompok pada siswa, kelompok yang dibuat masingmasing beranggotakan tiga sampai empat siswa. Anggota kelompok yang tidak terlalu banyak diharapkan dapat menjadikan siswa aktif diskusi dalam kelompoknya, karena dalam metode kelompok akan terjadi persaingan yang cukup kompetitif antara kelompok satu dengan yang lainnya sehingga membuat anggota kelompok akan bekerja keras untuk membuat kelompoknya terlihat lebih unggul dari kelompok lain. Selanjutnya guru menampilkan gambar-gambar yang terkait dengan materi hubungan antara garis dan sudut melalui media lcd yang telah terpasang pada masing-masing kelas, diantaranya seperti di bawah ini: dan diskusi pun berjalan seiring penampilan gambar-gambar yang diberikan oleh guru. Siswa disuruh menkaji gambar diatas. Guru memberikan alokasi waktu untuk melakukan diskusi kelompok selama 30 menit. Saat diskusi kelompok telah selesai, maka dimulailah presentasi kelompok. Kelompok yang akan mempresentasikan akan dipilih oleh guru. Saat presentasi siswa disuruh untuk mendeskripsikan hasil diskusinya, yaitu hasil pengamatan gambar-gambar yang telah diberikan oleh guru. Untuk memeriahkan suasana guru dapat memberikan sedikit hukuman apabila saat presentasi siswa tidak mampu mengungkapkan analisi gambar yang diberikan. Ini bertujuan untuk menciptakan suasana yang kondusif dan tidak menegangkan pada kelompok lain yang mempersiapkan diri untuk presentasi. Setelah presentasi kelompok selesai dilanjutkan dengan sesi tanya jawab antar kelompok. Kelompok yang presentasi akan diberi pertanyaan oleh kelompok lain. Pertnyaan akan dijawab oleh kelompok yang presentasi. Dalam hal ini guru juga diperbolehkan untuk mengajukan pertanyaan pada pemateri. Guru mengajukan pertanyaan tentang alasan-alasan sehingga siswa dapat menyimpulkan sedemikian itu. Peran guru tidak hanya sampai disitu, guru bertugas untuk menjawab pertanyaan dari kelompok lain apabila kelompok yang presentasi tidak mampu untuk menjawab. Langkah berikutnya yaitu penekanan yang dilakukan oleh guru. Saat diskusi kelompok selesai seorang guru harus memberikan poinpoin penting yang harus dipahami oleh siswa, yaitu Jika dua garis sejajar dipotong oleh garis lain maka: sudutsudut sehadap sama besar, sudutsudut dalam berseberangan sama besar, Sudut-sudut luar berseberangan sama besar, jumlah sudut-sudut dalam sepihak adalah 180°, jumlah sudut-sudut luar sepihak adalah 180° (Umi salamah, 2009: 186) . Hal ini dimaksudkan agar siswa memahami materi yang telah didiskusikan. Hal terakhir yang perlu diperhatikan yaitu simpulan materi, ini sangat penting karena melalui diskusi yang panjang lebar dapat membuat siswa jenuh dan malas mendengarkan diskusi. Kesimpulan dari guru sangatlah penting untuk menanamkan pemahaman pada siswa. Kesimpulan ini juga dapat menghindari kesalahpahaman siswa pada materi apabila jalannya diskusi tidak sesuai dengan standar kompetensi yang diharapkan oleh guru. kompetensi yang diharapkan oleh guru. B. Saran Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, maka dari itu kritik dan saran dari pembaca penulis perlukan untuk penulisan makalah berikutnya agar lebih baik. Harapan penulis, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan khalayak umum (pembaca) umumnya. DAFTAR RUJUKAN PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan dari berbagai pembahasan diatas adalah sebagai berikut: 1. kesulitan siswa sebagian besar disebabkan oleh faktor internal siswa itu sendiri yang belum memahami konsep-konsep sebelum materi hubungan antara garis dan sudut serta kurangnya motivasi instrinsik dari siswa itu sendiri. 2. Jika dua garis sejajar dipotong oleh garis lain maka: - sudut-sudut sehadap sama besar. - sudut-sudut dalam berseberangan sama besar. - Sudut-sudut luar berseberangan sama besar. - jumlah sudut-sudut dalam sepihak adalah 180°. - jumlah sudut-sudut luar sepihak adalah 180°. 3. Penerapan metode kooperatif picture and picture sangatlah tepat digunakan pada materi hubungan antara garis dan sudut. Penyajian gambar-gambar akan lebih memudahkan siswa untuk memahami materi dan mencapai [ 1] Ahmadi Abu, Uhbiyati Nur. 2007. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta [ 2] Baharuddin dan Wahyuni Esa Nur. 2010. Teori Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group [ 3] Hamid abdul. 2009. Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Hubungan Garis dan sudut. Palu: Skripsi [ 4] Hamzah Ali dan Muhlisrarini. 2014. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Rajawali Pers [ 5] Maunah Binti. 2009. Landasan Pendidikan. Yogyakarta: Teras [ 6] Nuharini Dewi dan Wahyuni Tri. 2008. Matematika konsep dan aplikasinya untuk kelas VII SMP. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, [ 7] Ruseffendi. 1990. Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini untuk Guru dan PGSD S2. Bandung: Tarsito [ 8] Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada [ 9] Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta [ 10] Trianto. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorentasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka [ 11] Umi salamah. 2009. Berlogika dengan Matematika 1. Solo: Platinum