Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Tentang Membaca

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1
Pengertian Belajar
Menurut Gagne dalam Udin (2004:2.3), “Belajar merupakan suatu
proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang."
Sedangkan Morgan dalam M Ngalim Purwanto (1997:7) menyatakan bahwa
belajar adalah setiap perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil
dari latihan atau pengalaman.”
Hamalik (1993:21) mengatakan bahwa belajar suatu bentuk
pertumbuhan atau perubahan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru
berkat pengalaman dan latihan. Lebih lanjut dikatakan bahwa belajar adalah
suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan dan yang menghasilkan perubahan-perubahan, pengetahuan,
keterampilan, sikap yang bersifat konstan dan berbekas (Winkel, 1989:21)
Dari pendapat di atas maka tujuan seseorang belajar adalah ingin
mendapatkan sesuatu yang sebelumnya belum dimiliki atau belum diketahui.
2.1.2
Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh peserta didik selama
belajar. Purwanto (2010:46) mendefinisikan bahwa hasil belajar merupakan
pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar
mengajar. Hasil belajar merupakan realisasi tercapainya tujuan pendidikan,
sehingga hasil belajar yang diukur sangat tergantung kepada tujuan
pendidikannya.
Berkaitan dengan tujuan tersebut, Bloom dalam Mark (2009:42)
mengemukakan taksonomi mencakup tiga kawasan, yaitu kawasan kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Hal itu sesuai dengan Permendiknas Nomor 20
tahun 2007 tentang standar penilaian, yaitu bahwa hasil belajar siswa
mencakup tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, dan aspek psikomotorik.
6 7 Pada aspek kognitif ditandai dengan kemampuan siswa dalam memahami
konsep. Dalam hal ini siswa dikatakan tuntas belajar jika mendapat nilai di
atas atau sama dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM). Untuk menunjang
ketuntasan hasil belajar tersebut, menurut Gagne dalam Mark (2009:44)
seorang guru hendaknya mampu mendesain isi aktivitas pembelajaran
dengan memanfaatkan sumberdaya lingkungan.
Selanjutnya Winkel (1986:162) mengatakan bahwa “hasil belajar
adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa
dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.”
Hasil belajar di sini dipandang sangat penting karena memang tujuan
dari pembelajaran adalah tercapainya kompetensi yang diharapkan dan
keseluruhan tingkat kemampuan yang diharapkan.
Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik perlu adanya evaluasi
sebagai alat untuk mengukur hasil belajar. Evaluasi menurut Purwanto
(2010:47) dimaksudkan sebagai cermin untuk melihat kembali apakah tujuan
yang ditetapkan telah tercapai dan apakah pembelajaran berlangsung efektif
untuk memperoleh hasil belajar. Senada dengan hal tersebut Arikunto
(1997:274) menjelaskan bahwa evaluasi merupakan suatu pekerjaan yang
memberikan suatu feed back (umpan balik) yang mencerminkan seberapa
jauh seorang peserta didik telah mencapai tujuan yang ditetapkan dalam
pengajaran. Hasil belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah hasil
belajar peserta didik dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas I
semester 1 tahun pelajaran 2012/2013 melalui Media Kartu Kata dengan
Model Pembelajaran Picture and Picture
Berdasarkan uraian di atas hasil belajar adalah suatu perubahan yang
dicapai oleh proses usaha yang dilakukan seseorang dalam interaksinya
antara pengalaman dengan lingkungannya. Dan untuk mengukurnya bisa
melalui tes hasil belajar. Alat ukurnya berupa tes dan non tes. Sedangkan
bentuknya adalah tes objektif dan uraian atau subjektif.
8 2.1.3
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
merupakan salah satu mata
pelajaran di SD, berdasarkan peraturan Menteri No. 22 tahun 2006 tentang
standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah ”Pembelajaran
Bahasa Indonesia terdiri atas aspek menyimak, membaca, menulis, dan
berbicara. Aspek yang dipilih dalam penelitian ini adalah aspek membaca.
Membaca pada hakekatnya adalah suatu proses yang rumit yang melibatkan
beberapa aspek dalam tubuh manusia.. The Liang Gie dalam Farida Rahim
(1998:61) mendefinisikan pengertian membaca adalah ” Serangkaian kegiatan
pikiran seseorang yang dilakukan secara penuh perhatian untuk memahami
makna sesuatu keterangan yang disajikan kepada indera penglihatan dalam
bentuk lambang huruf dan tanda lainnya. Membaca bukan saja kegiatan mata,
namun aspek bagian tubuh lainnya juga berperan”.
Sehubungan dengan hal itu,
Edward L. Thordike dalam Nurhadi
(2008:13) memberikan definisi reading as thinking and reading as reasoning,
yakni bahwa ”proses membaca itu sebenarnya tak ubahnya dengan proses
ketika seseorang sedang berpikir dan bernalar. Dalam proses membaca ini
terlibat aspek berpikir, seperti mengingat, memahami, membedakan-bedakan,
membandingkan, menemukan, menganalisa, mengorganisasi, dan pada
akhirnya menerapkan apa-apa yang terkandung dalam bacaan”.
2.1.4
Media Kartu Kata
Kartu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka
tahun 1993 halaman 392 diartikan kertas tebal berbentuk persegi panjang
untuk berbagai keperluan. Media kartu kata merupakan teknik pembelajaran
membaca melalui kartu. Kartu tersebut di dalamnya tertulis kata tunggal.
Teknik pembelajaran ini dapat dilakukan secara individu maupun kelompok.
Teknik pembelajaran kartu kata bertujuan agar siswa dapat dengan mudah,
senang, dan bergairah dalam membaca kalimat.
9 2.1.4.1 Adapun persiapan sebelum pelaksanaan pembelajaran sebagai
berikut:
2.1.4.1.1 Menginventarisasi kata-kata yang akan diajarkan sesuai
tema. Contohnya: mandi, sabun, segar, tiga, dua, baju,
bersih, mencuci, air, dan lain-lain.
2.1.4.1.2 Membuat kartu kata, berupa kertas kover (asturo, buffalo)
yang dipotong persegi panjang ukuran 20 cm x 8 cm, berisi
kata-kata yang sudah dipilih.
2.1.4.1.3 Menyiapkan papan planel sebagai tempat menempel kartu
kata atau kartu suku kata.
2.1.4.2 Pada pelaksanaan pembelajarannya dapat dilaksanakan sesuai
prosedur tanya jawab. Lalu guru menggunakan media kartu kata
seperti disebutkan di atas. Berikut adalah langkah-langkahnya:
2.1.4.2.1 Guru menanyakan beberapa kata yang terkait dengan
kegiatan kepada kelas secara umum. Setiap kata yang
disebutkan anak, guru menempel kartu kata di papan planel,
kemudian meminta anak untuk mengulangi mengucapkan
kata tadi bersama-sama. Kegiatan ini dilakukan hingga
semua kata terkait tema yang sudah disiapkan dapat
ditempel di papan planel;
2.1.4.2.2 Selanjutnya, guru menyuruh siswa berlatih membaca katakata yang tertempel di papan planel dalam hati, waktu kirakira 10 menit. Yang belum tahu bagaimana membacanya
dapat bertanya kepada teman di sebelahnya;
2.1.4.2.3 Guru dapat menugasi beberapa siswa untuk memilih
beberapa
kata
yang
tertempel,
kemudian
mencari
pasangannya yaitu kartu suku kata. Kartu suku kata ini
dipasang di bawah kartu kata, dan siswa membacanya
keras-keras;
2.1.4.2.4 Guru membagi siswa di kelas menjadi beberapa kelompok.
Masing-masing kelompok mencari kelompok lain sebagai
10 pasangan bermain. Satu kelompok mengambil dua atau tiga
kata dari yang tertempel di papan, kemudian kelompok
lainnya membuat kalimat berdasarkan kata-kata yang
dipilihkan oleh kelompok lain. Harus dipastikan bahwa
setiap kelompok mendapatkan giliran memilih kartu kata
dan membuat kalimat berdasarkan kartu kata terpilih.
2.1.5
Model Pembelajaran Picture and Picture
Salah satu model yang saat ini populer dalam pembelajaran adalah
Model Pembelajaran Picture and Picture ini merupakan salah satu bentuk
model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan
suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok.
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan
sistematis mengembangkan interaksi yang saling asah, silih asih, dan silih
asuh. Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar
yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan
logis. Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam
proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses
pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah
menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau
dalam bentuk carta dalam ukuran besar.
Adapun langkah-langkah dari
pelaksanaan Picture and Picture ini menurut Istarani (2011:7) langkahlangkah dalam Model Pembelajaran Picture and Picture adalah sebagai
berikut:
2.1.5.1 Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai .
2.1.5.2 Menyajikan materi sebagai pengantar.
2.1.5.3 Guru
menunjukkan/memperlihatkan
berkaitan dengan materi.
gambar-gambar
kegiatan
11 2.1.5.4 Guru
menunjuk/memanggil
siswa
secara
bergantian
memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
2.1.5.5 Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
2.1.5.6 Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan
konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
2.1.5.7 Kesimpulan/rangkuman
2.1.6
Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Picture and Picture:
Kelebihan: 1) Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa. 2)
Melatih berpikir logis dan sistematis. 3) Membantu siswa belajar berpikir
berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan
kebebasan siswa dalam praktik berpikir, 4) Mengembangkan aktivitas untuk
belajar yang lebih baik. 5) Siswa dilibatkan dalam pengelolaan kelas.
Kekurangan: 1) Memakan banyak waktu 2) Banyak siswa yang pasif 3) Guru
khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas. 4) Banyak siswa tidak senang
apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain 5) Dibutuhkan dukungan
fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.
2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Penggunaan media Kartu sangat berpengaruh terhadap kemampuan
membaca siswa sesuai dengan hasil penelitian Wahyuningsih Rahayu “Peningkatan
Aktivitas dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Aspek Membaca Teks Non FIksi Melalui
Model Pembelajaran Picture and Picture Bermuatan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter di
Kelas VI A SD Negeri Batursari 5 Tahun 2011” yang terbukti bahwa kemampuan
membaca cerita rakyat berpengaruh terhadap hasil sinopsis siswa. Hasil penelitian ini
mendasari penelitian ini karena berhubungan dengan betapa pentingnya membaca.
12 2.3 Kerangka Pikir
Bagi seorang anak, kebutuhan belajar biasanya didasari kemauan untuk
memuaskan keingintahuannya dan didorong oleh faktor-faktor yang menyenangkan
yang diajarinya. Maka pembelajaran yang bersifat menyenangkan akan lebih menarik
perhatian anak. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan media
pembelajaran yang dapat menarik minat belajar siswa, dan guru lebih mudah
menanamkan konsep yang diajarkan. Media Kartu Kata dengan Model Pembelajaran
Picture and Picture merupakan tindakan yang dipilih untuk mengatasi masalah
rendahnya hasil belajar siswa pada aspek membaca. Siswa cenderung malas dan
enggan membaca dan lebihsenang bercerita. Penelitian ini akan membuktikan adanya
peningkatan hasil belajar dengan menggunakan media Kartu Kata di kelas I SD N
Pekuwon, Juwana, Pati.
2.4 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka teoretis dan kerangka pikir di atas, dapat diajukan
hipotesis tindakan sebagai berikut :
“Diduga proses pembelajaran menggunakan media Kartu Kata dan Model
Pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia
aspek membaca siswa kelas I SD N Pekuwon semester 1/2012-2013.”
Download