FINESTA Vol. 1, No. 1, (2013) 12-16 12 PERENCANAAN KEUANGAN KELUARGA BAPAK BUDI PADA INSTRUMEN REKSADANA Benedick John Lim Program Manajemen, Program Studi Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail: [email protected] Pada perencanaan keuangan Bapak Budi, dapat dilihat bahwa aset yang dimiliki oleh Keluarga Bapak Budi tergolong memadai dan permasalahan yang dihadapi adalah pengalokasian aset yang dimiliki belum optimal. Perencanaan ini bertujuan untuk membantu klien dalam mencapai tujuantujuan keuangannya, yaitu kebutuhan akan dana darurat, dana pendidikan anak klien, dan dana pensiun dengan cara mengoptimalkan alur dana dan aset yang sudah ada. Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut perencana keuangan merekomendasikan produk-produk yang sesuai yaitu: Tabungan Tahapan BCA, Reksadana TRIM Kas 2, Panin Dana Utama Plus 2, Panin Dana Unggulan, dan Panin Dana Maksima. Dengan kondisi keuangan yang ada berupa alur dana yang positif dan adanya aset yang memadai merupakan modal utama yang membuat keluarga Bapak Budi akan mudah mencapai tujuan-tujuan investasinya. Kata kunci : Perencanaan Keuangan, Tabungan, Reksa Dana. At Mr. Budi financial planning, it can be seen that the assets owned by client can be considered as being adequate assets and the problems faced is the allocation of assets has not been optimal. The basic purpose of this planning was to assist Mr. Budi in achieving the financial goals in his life. These goals were the emergency fund, education fund, and pension fund. It is done by optimizing his assets and cash flow allocation. In order to achieve the objectives, a financial planner recommended the following products for his fund allocation: Tahapan BCA Saving ,Mutual Funds of TRIM Kas 2, Panin Dana Utama Plus 2, Panin Dana Unggulan, and Panin Dana Maksima. By having positive cash flow and adequate assets, Mr. Budi may be able to achieve all of their investment goals. Keywords: Financial Planning, Saving Account, Mutual Fund. 1. PENDAHULUAN i jaman globalisasi saat ini, banyak sekali masyarakat yang belum sadar akan pentingnya merencanakan keuangan sejak dini. Setiap manusia tentunya memiliki tujuan-tujuan spesifik yang ingin dicapai dalam hidupnya, baik secara materiil maupun non materiil, yang mana untuk mencapai semua tujuan itu diperlukan perencanaan yang baik. Demikian pula halnya dengan keluarga, tentu perlu melakukan perencanaan keuangan bila mengharapkan suatu kehidupan keluarga dengan keuangan yang sehat. Menurut Financial Planning Standards Board Indonesia atau FPSB Indonesia (2007, p.10), perencanaan keuangan menyeluruh mencakup semua kebutuhan keuangan seseorang, termasuk manajemen resiko, investasi, pajak, pensiun, pendidikan anak, dan perencanaan distribusi harta. Manfaatnya besar bagi seseorang dan keluarganya untuk dijadikan alat (tools) agar dapat mencapai kebutuhan-kebutuhan keuangan mereka dimasa kini dan masa depan. Namun yang perlu diperhatikan D adalah dalam melakukan perencanaan keuangan, tiap individu hanya membutuhkan kedisiplinan dalam menjalankan rencana tersebut. Tiap individu harus mempunyai disiplin yang tinggi untuk melakukan penyisihan sebagian dari pendapatan mereka untuk melakukan investasi, dan mengevaluasi pelaksanaannya secara rutin. Keluarga juga dapat melihat dampak dari keputusan-keputusan keuangan yang diambil. Disamping itu, perencanaan keuangan membantu keluarga membuat prioritas dan mencapai cara mencapai tujuan mereka. Pada akhirnya, diharapkan kehidupan setiap orang dan keluarga menjadi lebih tenteram, nyaman, harmonis, dan bebas secara finansial (financial freedom). Perencanaan keuangan ini ditujukan bagi semua lapisan masyarakat sehingga dengan adanya perencanaan keuangan yang baik, dapat membantu mencapai tujuan keuangan yang diimpikan. 1. Bapak Budi dan Ibu Merry adalah sebuah keluarga yang mempunyai seorang anak. Bapak Budi yang lahir pada tanggal 23 Mei 1979 ini bekerja sebagai wiraswasta yang bergerak di bidang sistem informasi dan mempunyai kantor yang diberi nama CV. Komputer Jaya di Surabaya, sedangkan Ibu Merry yang lahir pada tanggal 16 Juni 1978 adalah seorang ibu rumah tangga. 2. Berdasarkan kuesioner profil resiko Trimegah Sekuritas yang telah diisi, Bapak Budi termasuk tipe investor yang memiliki profil resiko konservatif moderat. Investor dengan kategori ini mengutamakan pada keutuhan nilai pokok investasi, tapi mulai bersedia menerima fluktuasi investasi dalam jangka pendek untuk mendapatkan hasil yang lebih dari produk regular perbankan. Dengan alokasi aset sebesar 10% reksadana jenis pasar uang, 65% reksadana jenis pendapatan tetap, 15% reksadana jenis campuran, 10% reksadana jenis saham. 2. LANDASAN TEORI Menurut FPSB (2007) Perencanaan keuangan adalah proses mencapai tujuan hidup seseorang melalui manajemen keuangan secara terencana, yang termasuk tujuan hidup adalah membeli rumah, menabung untuk pendidikan anak atau merencanakan pensiun. Perencanaan keuangan pribadi memiliki arti sederhana yaitu melakukan perencanaan keuangan untuk mencapai kebutuhan pribadi atau individual. Menurut FPSB (2007) Perencanaan keuangan dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: 1. Perencanaan keuangan menyeluruh (comprehensive financial planning) FINESTA Vol. 1, No. 1, (2013) 12-16 2. Perencanaan keuangan akan kebutuhan khusus atau tertentu (special need planning) Menurut FPSB (2007), dalam praktek ada 2 tipe perencana keuangan: 1. Perencana keuangan independen 2. Perencana keuangan “tied” Seorang perencana keuangan harus mempunyai pendidikan, pengalaman, pengentahuan yang dalam serta mempunyai suatu sertifikasi, dan bekerja secara penuh etika. Perencanaan keuangan memiliki tugas untuk merancang suatu strategi yang sesuai dengan karakter nasabah dengan tujuan untuk mencapai tujuan – tujuan keuangan nasabah. Terdapat beberapa alasan yang mendorong timbulnya profesi perencana keuangan, yaitu : a. Perubahan demografi; seperti misalnya perubahan gaya hidup, umur manusia yang semakin panjang, perubahan populasi dari segi jumlah dan gender. b. Perpindahan tanggung jawab pensiun dari negara dan perusahaan ke individual. Setiap individu akan semakin bertanggung jawab terhadap kualitas hari tuanya. c. Produk keuangan yang semakin kompleks dan canggih. d. Kecenderungan menurunnya ikatan sosial keluarga seperti berkurangnya dukungan anak-anak pada orang tua yang telah jompo. Situasi diatas menyebabkan timbulnya kebutuhan akan perencana keuangan yang dapat membantu untuk melakukan upaya persiapan. Perencana keuangan membantu klien dalam merencanakan: 1. Manajemen risiko dan proteksi asuransi 2. Investasi dan tabungan 3. Dana Darurat 4. Dana Pensiun 5. Dana Pendidikan 6. Dana lain-lain (Dana melahirkan, Dana liburan,dll) Untuk mencapai tujuan klien maka FPSB (2007) membagi aset keuangan ke dalam lima kategori, yaitu: 1. Instrumen Pasar Uang Instrumen pasar uang meliputi produk pasar uang yang berjangka waktu kurang dari 1 tahun tetapi cukup likuid. Beberapa jenis instrumen pasar uang yang dikenal secara umum adalah tabungan 2. Reksadana (Mutual Fund) Ada 4 jenis Reksadana berdasarkan jenis investasinya yang dikenal di Indonesia, yaitu: 1. Reksadana Pasar Uang (RDPU) Adalah Reksadana yang menempatkan investasinya sebesar 100% pada efek pasar uang. RDPU memiliki risiko investasi yang paling rendah dibandingkan reksadana lainnya sehingga cocok bagi investor yang tidak berani mengambil risiko. Dana diinvestasikan pada instrumen pasar uang seperti deposito, SBI, NCD, dan surat hutang jangka pendek lainnya yang berjangka kurang dari satu tahun. 2. Reksadana Pendapatan Tetap (RDPT) Adalah Reksadana yang menginvestasikan sekurangkurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat hutang, terutama hutang berjangka panjang, dan sisanya diinvestasikan pada pasar uang. Secara historis, reksadana ini pertumbuhannya relatif lebih stabil dan mempunyai fluktuasi yang lebih rendah dari RDS. 13 3. Reksadana Campuran (RDC) Adalah Reksadana yang menempatkan investasinya baik pada efek hutang di pasar uang maupun pada efek ekuitas di pasar modal. Reksadana ini diperuntukkan bagi investor yang ingin mempunyai exposure di saham dan di pendapatan tetap. Tingkat pengembaliannya dari tahun ke tahun sedikit berfluktuatif tetapi relatif pertumbuhannya lebih stabil dibandingkan reksadana saham. RDC memiliki tingkat risiko moderat. 4. Reksadana Saham (RDS) Adalah Reksadana yang menempatkan investasinya sekurang-kurangnya 80% dari portofolio yang dikelola ke dalam efek bersifat ekuitas (saham). Reksadana ini sesuai untuk investor yang mengejar pertumbuhan nilai dana investasinya yang maksiumal dalam jangka panjang (growth fund). Tingkat pengembalian hasil investasinya dari tahun ke tahun sangat bervariasi dan cenderung berfluktuasi seiring dengan perkembangan kondisi pasar dan ekonomi yang terjadi. RDS memiliki tingkat risiko yang tinggi. 3. METODE PENELITIAN Proses perencanaan keuangan yang dirancang FPSB (2007, p.9) meliputi 6 langkah yang akan membantu klien untuk menemukan gambaran besar mengenai dimana dan bagaimana kondisi keuangan pribadinya. Dengan menggunakan keenam langkah proses ini, perencana dapat mengetahui profil resiko klien dan juga tujuan keuangan klien. Proses perencanaan keuangan dapat dilihat dalam gambar 1 : Mengidentifikasi Hubungan Dengan Klien Memonitor Perencana Keuangan Menentukan Tujuan & Mendapatkan data Melakukan Implementasi Perencana Keuangan Analisa & Evaluasi Status Keuangan Klien Menyajikan Rekomendasi Perencanaan Keuangan Gambar 1. Proses Perencanaan Keuangan Sumber: FPSB (2007, p. 9) 1. Mendefinisikan Hubungan Dengan Klien Saat bertemu dengan klien, perencana keuangan menjelaskan siapa dirinya, jasa perencanaan keuangan yang diberikan, termasuk tujuan perencanaan tersebut dan bagaimana dia memberikan jasa tersebut. Hal ini dilakukan agar klien mengerti peran, tugas serta pelayanan si perencana keuangan demi keuntungan klien itu sendiri. 2. Menentukan Tujuan Dan Mendapatkan Data Perencana keuangan mulai menanyakan informasi mengenai situasi keuangan klien melalui wawancara langsung maupun tidak langsung. Kemudian perencana keuangan bersama-sama dengan klien menentukan tujuan keuangan klien serta jangka waktu yang diinginkan oleh klien untuk mencapainya. Perencana keuangan meminta klien untuk mengisi kuisioner mengenai profil resiko dan menjelaskan hasil dari kuisioner tersebut kepada klien. 3. Analisa Dan Evaluasi Status Keuangan Klien FINESTA Vol. 1, No. 1, (2013) 12-16 Informasi yang telah didapat dari klien perlu dianalisa dan dievaluasi untuk menentukan situasi klien saat ini dan apa yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan klien. Analisa yang dilakukan adalah analisa aset, kewajiban dan arus kas. Dari kuisioner profil resiko yang diisi Bapak Budi, diketahui bahwa beliau termasuk tipe investor konservatif moderat. 4. Menyajikan Rekomendasi Perencanaan Keuangan Rekomendasi perencanaan keuangan yang diberikan dititikberatkan pada tujuan keuangan klien berdasarkan informasi yang diberikan dan akan dipelajari bersamasama oleh perencana keuangan dan klien. Tujuannya adalah menolong klien memahami rekomendasi tersebut sehingga klien dapat mengambil keputusan secara tepat dan benar. 5. Implementasi Rekomendasi Perencanaan Keuangan Perencana Keuangan dan klien harus sepakat tentang bagaimana rekomendasi tersebut akan dilaksanakan. Perencana Keuangan dapat melakukan koordinasi atas seluruh proses perencanaan keuangan yang terjadi bersama klien dan professional lainnya, seperti notaris/pengacara, akuntan atau pialang saham. 6. Memonitor Perencanaan Keuangan Klien dan Perencana Keuangan harus sepakat “siapa” yang akan memonitor perkembangan klien dalam mencapai tujuan-tujuannya. Apabila disetujui, Perencana Keuangan harus meninjau dan melaporkan perkembangan yang terjadi kepada klien secara berkala. Perencana Keuangan membagi tujuan klien dalam tiga kurun waktu yaitu jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Tujuan keuangan jangka pendek antara lain: dana darurat. Tujuan keuangan jangka menengah adalah dana melahirkan anak dan dana pendidikan anak. Sedangkan tujuan keuangan jangka panjang adalah dana pensiun. Tabel 1 menunjukkan tujuan investasi klien berdasarkan jangka waktu dan prioritas. Tabel 1 Tujuan investasi klien Berdasarkan Informasi yang telah didapatkan dan hasil diskusi bersama dengan klien, maka dibuatlah tabel prioritas seperti di bawah ini beserta dengan sumber dana yang memungkinkan untuk mendanai semua tujuan dari keluarga ini, sehingga diharapkan dengan pengalokasian asset yang baik dan pengaturan keuangan yang baik maka semua tujuan keluarga ini dapat dipenuhi. Tabel 2 menunjukkan prioritas dan pendanaannya. 14 Tabel 2. Prioritas dan Pendanaan Dari semua tujuan diatas maka untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut dipilihlah komposisi produk yang sesuai dengan profil klien, produk tersebut yaitu: Tabel 3. Produk Jangka Menengah Tabel 4. Produk Jangka Panjang 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN Kondisi keuangan klien sebelum dilakukan perencanaan keuangan dapat dilihat dari neraca, arus kas, dan rasio keuangan yang kemudian akan dilakukan analisa serta pembahasan terhadap ketiganya. Sebelum dilakukan perencanaan keuangan, total aset yang dimiliki Bapak Budi adalah Rp. 1.599.600.000,00. Total aset tersebut terdiri dari aset lancar 2% dari total aset, aset investasi sebesar 8% dari total aset, dan aset penggunaan pribadi sebesar 90% dari total aset. Klien tidak memiliki kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang yang harus diselesaikan. Pada aset lancar seluruhnya dialokasikan pada produk perbankan berupa tabungan yang memiliki return yang kecil sehingga nilai aset tersebut akan terus berkurang karena inflasi. Neraca di atas menunjukkan bahwa kondisi keuangan klien sehat karena nilai kekayaan bersih klien lebih besar dari total hutang yang dimilikinya. Aktivitas arus kas klien terdiri atas aktivitas operasional yang mana berupa penerimaan dari penghasilan, bonus serta Tunjangan Hari Raya dan pengeluaran kas untuk biaya hidup dan kebutuhan sehari-hari. Disposable income yang dimiliki klien saat ini sebesar Rp. 26.820.000,00 per tahun yang akan digunakan untuk investasi untuk mencapai tujuan keuangan beliau. Setiap tujuan keuangan klien baik dana darurat, dana melahirkan, dana pendidikan, hingga dana pensiun diuraikan dan dianalisa secara rinci agar perencanaan keuangan yang sistematis dapat dilakukan dengan baik. FINESTA Vol. 1, No. 1, (2013) 12-16 1. Dana darurat adalah dana yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan pada saat kritis atau bersifat sangat darurat. Kebutuhan dana darurat klien adalah tiga kali bulan kebutuhan hidup sehari-hari dan diambil dari aset klien sebesar Rp. 19.295.000,00. 2. Tujuan kedua klien adalah ingin menyiapkan dana pendidikan untuk anaknya yang pertama sampai jenjang sekolah menengah atas. Dalam merencanakan dana pendidikan ini, digunakan asumsi tingkat rata-rata kenaikan sekolah. Bapak Budi berencana menyekolahkan anaknya di TK, SD, SMP, dan SMA Petra Surabaya yang tingkat inflasinya sebesar 9%, Dana Pendidikan ini termasuk dalam kebutuhan jangka menengah dan jangka panjang. Simpanan sekaligus yang dibutuhkan untuk dana pendidikan sebesar Rp. 10.675.839,95 pada jangka menengah dan simpanan tahunan sebesar Rp. 7.063.688,79 pada jangka panjang. Perencana keuangan menyarankan klien untuk menginvestasikan dana pendidikan tersebut ke dalam portfolio investasi jangka menengah dan jangka panjang yang dapat memberikan return sebesar 18,84% dan 21,14% per tahun. 3. Dana Pensiun Saat ini klien memasuki usia yang ke 33 tahun, klien akan pensiun pada usia 60 tahun atau 27 tahun lagi. Klien memperkirakan akan menikmati masa pensiun selama 10 tahun dengan standar hidup yang sama seperti saat ini. Sebelum pensiun, pengeluaran klien per tahun berdasarkan aktivitas operasional adalah sebesar Rp. 77.180.000,00. Kebutuhan masa pensiun tentunya akan berbeda dengan pengeluaran saat ini karena akan ada pengeluaran yang bertambah serta berkurang sehingga perlu adanya penyesuaian. Perkiraan biaya hidup ketika pensiun saat ini menjadi Rp. 69.380.000,00. Perencana keuangan menyarankan agar ketika klien memasuki masa pensiun, klien memindahkan seluruh hasil investasi dana pensiunnya pada instrumen yang memiliki resiko bebas dan dapat diambil sewaktuwaktu yaitu deposito dengan rata-rata SBI rate sebesar 6,33%. Perencana keuangan menyarankan klien untuk menginvestasikan dana pensiun tersebut dengan simpanan tahunan sebesar Rp. 3.211.238,00 per tahun ke dalam portfolio investasi jangka panjang yang dapat memberikan return sebesar 21,14% per tahun. 4. Tujuan keempat klien adalah dana melahirkan anak kedua. Tujuan ini termasuk dalam tujuan jangka pendek klien, dalam waktu 1 tahun ini diperkirakan klien akan melahirkan, sehingga dana untuk melahirkan harus segera dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan klien. Dana untuk melahirkan ini direncanakan secara caesar sehingga alokasi dana yang diperlukan sebesar Rp. 16.537.500,00. Dana akan diambil dari disposable income simpanan tahunan sebesar Rp. 7.557.029,01. Perencana keuangan menyarankan klien untuk menginvestasikan dana tersebut ke dalam portfolio jangka menengah dengan return sebesar 18,84%. 15 Perubahan pada kondisi keuangan klien dapat dilihat dalam pembahasan berikutnya. Setelah melakukan analisa mengenai hal tersebut, perencana keuangan akan membandingkan kondisi keuangan klien saat sebelum perencanaan dengan sesudah perencanaan keuangan. Hal ini penting untuk dilakukan agar klien dapat mengetahui dan memahami perubahan yang terjadi sehingga klien dapat menjalankan perencanaan yang telah dibuat dengan matang untuk mencapai tujuan keuangan dan mengelola aset dengan lebih optimal. Setelah dilakukan perencanaan keuangan, keadaan neraca klien mengalami perubahan karena adanya penyesuaian yang dilakukan untuk mencapai tujuan keuangannya. Tabel 5. Perbandingan Investasi Aset Sebelum dan Sesudah Perencanaan Keuangan Perbandingan ASET Waktu Sebelum Sesudah Selisih Hasil Investasi per Tahun Persentase Rp 240.000 0,80% Rp 2.721.828 9,08% Rp 2.481.828 8,28% Tabel 6. Perbandingan Investasi Disposable Income Sebelum dan Sesudah Perencanaan Keuangan Perbandingan DI Waktu Sebelum Sesudah Selisih Hasil Investasi per Tahun Rp Rp 3.595.452 3.595.452 Persentase 20,16% 20,16% Tabel 7. Rasio Keuangan PERBANDINGAN RASIO SEBELUM DAN SESUDAH PERENCANAAN No 1 2 3 4 5 6 7 8 Rasio Keuangan Liquidity Ratio Liquid Aset to Net Worth Ratio Saving Ratio Debt to Asset Ratio Debt Service Ratio Non Mortgage Service Ratio Net Investment Assets to Net Worth Ratio Solvency Ratio Sebelum 4,20 2,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 8,00% 100,00% Sesudah 3,16 1,25% 21,18% 0,00% 0,00% 0,00% 9,59% 100,00% Dari tabel 7 dapat dilihat perbedaan dari sebelum dan sesudah perencanaan. Investasi aset dan disposable income setelah perencanaan dapat memberikan hasil yang lebih efektif dengan return yang lebih baik daripada sebelum perencanaan keuangan. Dari tabel rasio di atas dapat dilihat juga perubahan yang signifikan antara rasio sebelum dan sesudah perencanaan. Maka, melalui perencanaan keuangan, disposable income klien mampu memberikan return yang lebih tinggi dengan tetap memperhatikan profil risiko dan kondisi dari klien melalui investasi yang dilakukan. Dibawah ini merupakan tabel pengalokasian reksadana sesuai dengan profil resiko klien : FINESTA Vol. 1, No. 1, (2013) 12-16 16 Tabel 8. Pengalokasian Reksadana berdasar Profil Klien Jenis Reksa Dana RDPU RDPT RDC RDS Total Jumlah Proporsi Rp 9.245.000 Rp 22.234.987 Rp 5.131.151 Rp 1.141.659 Rp 37.752.796 24% 59% 14% 3% 100% Proporsi Menurut Trimegah 10% 65% 15% 10% 100% Dari tabel di atas, terlihat bahwa proporsi RDPU, RDPT, RDC, RDS mendekati proporsi ideal menurut Trimegah. Dengan demikian, proporsi portofolio klien sesuai dengan profil risiko klien yaitu moderat konservatif. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Setelah melakukan analisa dan pembahasan terhadap tujuan keuangan klien dan usaha pencapaiannya, perencana keuangan telah berhasil memberi solusi atas permasalahan keuangan Bapak Budi. Perencana keuangan telah berhasil menyelaraskan neraca dan arus kas klien sehingga mampu mengalokasikan aset secara optimal untuk kebutuhan tujuan keuangan klien dan memberikan alternatif produk investasi yang sesuai dengan profil resiko klien. Dengan demikian tujuan keuangan klien dapat tercapai seluruhnya. Secara ringkas, berikut ini rekomendasi yang diberikan perencana keuangan dalam usaha pencapaian tujuan keuangan Bapak Budi berdasarkan urutan prioritas: 1. Dana Darurat Perencana keuangan merekomendasikan agar dana darurat klien sebesar Rp 19.295.000 dialokasikan pada Tabungan BCA dan Reksadana Pasar Uang TRIM Kas 2. Di mana sumber dana untuk memenuhi kebutuhan dana darurat ini diambil dari aset lancar. 2. Dana Pendidikan Anak Pertama Perencana keuangan merekomendasikan agar dana pendidikan anak pertama klien sebesar Rp. 43.156.496,97 dialokasikan pada Reksadana Pendapatan Tetap Panin Dana Utama Plus 2, Reksadana Campuran Panin Dana Unggulan, dan Reksadana Saham Panin Dana Maksima. Sumber alokasi dana pendidikan ini diambil dari aset dan disposable income. 3. Dana Pensiun Perencana keuangan merekomendasikan untuk mempergunakan disposable income sebesar Rp 3.211.238,00 per tahun untuk dana pensiun klien. Dana pensiun ini akan dialokasikan pada Reksadana Pendapatan Tetap Panin Dana Utama Plus 2, Reksadana Campuran Panin Dana Unggulan, dan Reksadana Saham Panin Dana Maksima. 4. Dana Melahirkan Perencana keuangan merekomendasikan agar dana melahirkan anak klien sebesar Rp 16.537.500,00 dialokasikan pada Reksadana Pendapatan Tetap Panin Dana Utama Plus 2, dan Reksadana Campuran Panin Dana Unggulan.. Di mana sumber dana untuk memenuhi kebutuhan dana darurat ini diambil dari disposable income. Dengan rekomendasi dari perencana keuangan, maka kondisi keuangan Bapak Budi menjadi lebih sehat. Balancesheet dan Cashflow Bapak Budi kini memberikan imbal hasil yang lebih stabil dengan tingkat resiko yang minimal karena telah terdiversifikasi ke dalam berbagai instrumen investasi. Setelah melakukan tahap analisis, pembahasan, pertimbangan dan perhitungan terhadap kebutuhan klien, maka perencana keuangan akan mengimplementasikannya dalam bentuk portofolio investasi yang telah direkomendasikan. Mengingat adanya faktor inflasi, bunga bank, kinerja pasar reksadana, serta faktor keuangan lain yang berfluktuasi maka disarankan klien melakukan review perencanaan keuangan ini minimal enam bulan sekali. Hal ini disarankan agar perencana keuangan dapat membantu klien untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian dalam hal portofolio investasinya. DAFTAR PUSTAKA Financial Planning Standards Board. (2007). fundamental of financial planning. Jakarta: CFP Financial Planning Standards Board. (2007). investment planning. Jakarta: CFP Financial Planning Standards Board. (2007). manajemen resiko dan perencanaan asuransi. Jakarta: CFP Financial Planning Standards Board. (2007). perencanaan hari tua, perencanaan pajak, perencanaan distribusi kekayaan. Jakarta: CFP