analisis. Di dalam perencanaan

advertisement
1
BAHAN KAJIAN
MK. PERENCANAAN LINGKUNGAN dan PENGEMBANGAN WILAYAH
PERANAN ANALISIS
DALAM
PERENCANAAN LINGKUNGAN
Diabstraksikan Oleh:
Prof Dr Ir Soemarno, M.S.
PSDAL-PDIP-PPS FPUB SEPTEMBER 2011
1. Pendahuluan
Perencanaan adalah suatu proses yang berkesinambungan (kontinyu),
berkelanjutan, sejak dari tahap survei hingga tahap pengamatan. Perencanaan fisik
merupakan bagian atau alat organisasi masyarakat dan pengawasan atau kontrol
penggunaan sumberdaya lahan. Pada kenyataannya proses perencanaan merupakan
kegiatan yang tidak pernah selesai, karena selalu memerlukan peninjauan ualng atau
pengkajian , guna memberikan umpan balik dalam proses evaluasi. Dalam proses
penentuan alternatif , pemilihan alternatif dan evaluasi diperlukan analisis yang seksama.
Analisis adalah uraian atau usaha mengetahui arti sutau keadaan. Data, informasi
atau keterangan mengenai suatu keadaan diurai dan dikaji hubungannya satu sama lain,
diselidiki kaitan yang ada antara yang satu dengan yang lainnya. Analisis wilayah
(regional) ialah cara melihat berbagai faktor perkembangan dalam skala wilayah. Dalam
hal analisis daerah, daerah dapat didefinisikan sebagai suatu wilayah yang batasannya
ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu tujuan, sekala, dan proses. Tujuan sangat besar
pengaruhnya terhadap proses perencanaan.
Pertanyaan untuk apakah? dan untuk Siapa dilakukan perencanaan ?,
menunjukkan peranan "tujuan"
dalam perencanaan.
Pada setiap pembuatan
perencanaan, perencana harus sudah mengetahui atau menetapkan tujuannya dan untuk
siapa perencanaan dibuat. Dalam konteks ini, proses perencanaan dapat diartikan
sebagai suatu usaha memaksimumkan segala sumberdaya yang ada pada suatu wilayah
atau negara untuk tujuan meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya.
Untuk dapat menerapkan asas memaksimumkan manfaat segala sumberdaya dengan
meminimumkan dana masyarakat, diperlukan kemampuan analisis atas kedua faktor
yang tidak saling menenggang tersebut.
Skala perencanaan mempunyai peranan penting pula. Secara teori, perencana
dapat mencakup seluruh dunia, atau lebih kecil ialah batas wilayah negara. Sebagai
2
contoh, dapat dikemukakan perencanaan daerah aliran sungai yang menembus batas
wilayah negara.
Pada umumnya kita memepersoalkan perencanaan dalam skala nasional, wilayah
dan setempat. Setiap cita-cita dan tujuan suatu negara dituangkan dalam rencana /rancangan nasional yang kemudian dipecah-pecah ke dalam rancangan wilayah. Dalam
pelaksanaannya ke sasaran terakhir, rancangan wilayah diterjemahkan ke dalam rencana
setempat. Dari sini terlihat, rancangan daerah meuupakan jembatan antara rancangan
nasional dan setempat.
Faktor perencanaan lainnya ialah proses. Daerah maupun kota selalu berubah.
Keadaan sosial akan berubah, lambat atau cepat. Bebagai perubahan ini tentu saja akan
berpengaruh pada ekonomi masyarakat, sehingga selanjutnya berpengaruh pula pada
keadaan fisik daerah/kota. Daerah atau kota yang mengalami urbanisasi besar,
mengalami perubahan ekonomi dan fisik yang juga bergerak dengan cepat. Pulau Jawa
dan beberapa kota besar di Indonesia merupakan teladan yang bagus. Pola dan laju
proses perkembangan masyarakat, ekonomi, plitik dan lainnya dapat dikaji untuk
dijadikan bahan pertimbangan pokok bagi penentuan kebijakan perencanaan. Kebijakan
ini menyangkut beberapa aspek penting. Selain menentukan Apa yang dikembangkan,
juga harus menentukan BAGAIMANA, KAPAN, dan BERAPA BESAR
pengembangannya. Melihat pola dan laju perkembangan penduduk, seorang perencana
kota misalnya akan dapat menentukan segala kebutuhan yang diperlukan pada 10 tahun
mendatang. Hal ini sudah mencakup pertanyaan apa dan kapan. Dalam perencanaan, hal
tersebut belumlah cukup dan masih harus dilengkapi dengan pengetahuan "berapa besar"
pengembangan yang sebenarnya dibutuhkan , dan "bagaimana" mewujudkannya.
Berbagai kesulitan akan dihadapi dalam pekerjaan analisis, terutama yang
menyangkut data, definisi daerah atau kota, penentuan batas daerah perencanaan dan
lainnya.
Dalam pekerjaan analisis, seringkali dihadapi berbagai kesulitan a.l.
ketersediaan data dan penentuan daerah perencanaan.
Ketersediaan data.
Data tidak selalu tersedia seperti yang diingini oleh kepentingan analisis.
Keadaan ini terutama dijumpai di Indonesia, yang sistem pencatatan datanya masih
beragam. Bahkan dalam suatu daerah pun, misalnya propinsi, terdapat perbedaan
pencatatan. Contohnya dalam hal data penduduk, terdapat kabupaten atau kecamatan
yang mencatat jumlah penduduk terinci menurut golongan umur , sedangkan lainnya
mencatat menurut golongan umur lima tahunan bahkan ada yang merinci dengan sebutan
anak-anak, dewasa dan tua.
3
Penentuan daerah perencanaan.
Daerah perencanaan tidak selalu terikat pada wilayah administrasi daerah.
Kadangkala daerah perencanaan didasarkan atas aspek fisik, misalnya daerah
perencanaan aliran sungai, daerah perencanaan persawahan pasang-surut, wilayah
pembangunan.
1.2. Survei
Survei merupakan tindakan awal dari sutau proses riset atau penelitian dan
biasnaya mengandung maksud untuk "pengumpulan data". Tahapan pengumpulan data
ini merupakan sarana pokok untuk menemukan penyelesaian suatu masalah secara
ilmiah. Penelitian merupakan penyelidikan dan epengujian yang amat kritis dan teliti
guna menanggapi dan memecahkan suatu masalah. Kesukaran umum pada proses
pemecahan masalah lazimnya berkisar pada dua sebab, yaitu
(1) Orang kurang mampu menggunakan cara pemecahan atau cara epenyelesaian
masalah tersebut. Hal ini karena beberapa faktor, seperti kurang tajam dan kurang
obyektifnya cara berfikir, kurang cerdas, kurang memiliki kemampuan psikis untuk
berfikir secara rasional, tidak cukup memiliki ketrampilan teknis, tidak cukup
memiliki ketrampilan sosial untuk menaggapi berbagai masalah sosial, dan
sebagainya. Keadaan seperti ini disebut sebagai "kekurangan formal" atau
kekurangan yang bersifat metodologis.
(2). Disebabkan oleh kurangnya jumlah fakta yang ada hubungannya dengan
permasalahan yang tengah dihadapi. Hal ini disebut sebagai "kekurangan bersifat
materi" (Kartono, 1976).
1.2.1. Pengumpulan Data
Riset merupakan kegiatan ilmiah yang sistematik, terarah dan bertujuan. Dengan
demikian bukan merupakan pengumpulan data yang secara kebetulan, tetapi
menghimpun data dan informasi yang relevan. Dalam kegiatan ini perhlu diperhatikan
beberapa hal sbb: (1) Jenis data, (2) tempat diperolehnya data, (3) cara memperolehnya,
(4) jumlah data yang harus dikumpulkan agar mencukupi kebutuhan (cukup, memadai,
dan tepat).
Jenis Data
(1). Data kuantitatif, yaitu data yang dapat diselidiki secara langsung dan dapat dihitung
dengan menggunakan cara sederhana.
4
(2). Data kualitatif, data yang tidak dapat diselidiki secara langsung dan hanya dapat
diukur dengan cara tidak langsung, seperti misalnya tingkat inteligensia,
ketrampilan, kejujuran, dan lainnya.
Sumber data
Dua macam sumber data yang lazim dilibatkan adalah sumber lapangan dan
sumber dokumenter.
1.2.3. Teknik pengumpulan data
(1). Teknik Komunikasi
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengumpul data, sedangkan pihak lain
yang dihubungi bertindak sebagai ionforman. Dengan teknik ini terjadi komunikasi
tanya-jawab, baik secara lisan maupun tertulis. Oleh karena itu perlu diusahakan agar
pihak informan mau dan dapat mengerti isi dan arti dari masalah yang akan dibahas. Ada
dua faktor yang sangat berpengaruh , yaitu bahasa dan cara pendekatan. Beberapa
petunjuk dalam pelaksanaan teknik komunikasi ini a.l. (1) perumusan masalah dan
tujuan penelitian yang jelas, untuk menentukan pengarahan topik yang hendak
dikomunikasikan, (2) menggunakan alat komunikasi yang tepat dan penggunaan bahasa
yang harus menarik, bersikap simpatik dan luwes, (3). menghindari berbagai hal yang
dapat menyinggung harga diri dan perasaan subyek pemberi informasi. Menjunjung
tinggi kerahasiaan fakta pribadi, (4) kalau mungkin diadakan percobaan atau latihan
pendekatan terlebih dahulu.
(2). Teknik Observasi
Pada dasarnya teknik observasi sama dengan teknik komunikasi. Perbedaannya
adalah pada cara pengisian daftar sisian dan daftar pertanyaan. Pada teknik komunikasi
pengisian dilakukan oleh informan, sedangkan pada teknik observasi dilakukan oleh
epeneliti.
(3). Studi literatur
Peneliti mempelajari data, kuantitatif dan kualitatif, melalui sumber dokumenter
(laporan, monografi daerah, dan lainnya).
Untuk kepentingan perencanaan
pembangunan wilayah, pengum pulan data dan informasi dengan cara-cara di atas masih
harus didukung dengan pengamatan langsung ke lapangan. Hal ini dapat dilakukan
dengan jalan menjelajahi seluruh daerah perencanaan, meninjau daerah perencanaan dari
5
udara, atau meninjau beberapa bagian daerah perencanaan yang dianggap dapat
memberikan gambaran daerah secara keseluruhan.
1.3. Kompilasi data
Data yang berhasil dikumpulkan dari survei dikumpulkan dan disusun
sedemikian rupa agar mudah dibaca, mudah dilihat kaitannya satu dengan yang lain, dan
informatif. Tahap kompilasi data ini harus mempunyai bobot "pra analisis", artinya dari
kompilasi data ini sudah dapat terbaca segala kecenderungan di masa mendatang, yang
akan sangat penting peranannya dalam proses peramalan. Macam kompilasi data
dipengaruhi oleh sistem analisis data yang akan digunakan, yang juga menentukan
volume data yang dibutuhkan. Oleh karena itu pencatatan data harus dibuat sedemikian
rupa agar bermanfaat bagi analisis data. Data mentah harus dibuat selengkap mungkin
dan terinci.
Kompilasi data dapat disajikan dengan berbagai cara seperti dalam bentuk tabel,
peta, grafik, gambar dan bagan.
1.4. Analisis data
Analisis adalah penyelidikan sesuatu peristiwa untuk menge tahui penyebabnya,
dan bagaimana duduk perkaranya. Menganalisis ialah menyelidiki dengan menguraikan
masing-masing bagiannya (Poerwadarminta, 1976).
Pengertian "analisis" ini
memberikan petunjuk kepada kita apa yang menjadi tujuan pokok analisis. Di dalam
perencanaan daerah atau kota, siapakah yang harus mempu nyai kemampuan
menganalisis? Perencanaan selalu dihadapkan pada persoalan yang sangat rumit. Wilson
(1974) telah membagi proses perencanaan menjadi tiga kegiatan, yaitu: penyusunan
kebijaksanaan, rencana (disain) dan analisis.
Perencana perlu memiliki kemampuan menganalisis agar mampu menemukan
persoalan dan meramalkan pengaruh (impact) perencanaannya. Penentu kebijaksanaan
harus mempunyai kemam puan merencana dengan baik untuk menjamin agar ia
mempunyai pandangan yang luas atas alternatif rencana yang dihadapinya, dan juga
memiliki sekedar kemampuan menganalisis guna membantu mengembangkan kriteria
penilaian dalam menentukan pilihan atas alternatif.
6
KEBIJAKSANAAN
............
Pelaksanaan
Kriteria penilaian
Perumusan tujuan
RENCANA (DISAIN) ..........
Penyajian rencana
Mencari alternatif rencana
ANALISIS
Diagnosis masalah
Modes, sistem.
..............
Proses perencanaan yang lengkap selalu akan melalui tahap analisis.
Kebijaksanaan perencanaan muncul sebagai hasil dari proses analisis, dan seluruh
wujud perencanaan merupakan hasil dari proses analisis. Suatu daerah atau kota tidak
akan terus menerus berada dalam keadaannya sekarang, tetapi ia akan berubah.
Perubahan ini dpaat bergerak menuju ke arah positif, tetapi dapat pula bergerak ke arah
negatif; keduanya dikenal sebagai "perkembangan" daerah atau kota. Untuk mengetahui
perubahan ini dan untuk menentukan arah kecenderungan perkembangannya diperlukan
suatu alat observasi.
Perencanaan tidak dapat dilepaskan dari pengetahuan akan kecenderungan obyek
perencanaan. Dengan mengetahui kecende rungan perkembangan dan berbagai faktor
atau variabel yang berpengaruh, dapatlah ditentukan strategi perencanaan agar dicapai
hasil sebaik mungkin. Untuk semua ini diperlukan analisis yang cukup teliti dan rumit
yang menyangkut berbagai segi kehidupan dan penghidupan daerah dan kota.
Diagram keterkaitan tiga kegiatan dalam proses perencanaan pembangunan
wilayah dapat diabstraksikan sbb:
7
.
Indikasi tujuan (keluaran)
Pernyataan masalah
Pencapaian target
Rencana
Pendahuluan
Penilaian alternatif
Penilaian pendahuluan
atas dampak yang diperkirakan timbul
Sistem:Ramalan penghayatan dan pengamatan sumber,
organisasi perorangan dan
rumah-tangga
Model & Sistem Informasi
Rencana
mengungkapkan
alternatif
Sistem analisis
Ramalan pengaruh
luar, anggapan/
asumsi, dll.
KERANGKA KEBIJAKSANAAN
8
Dalam analisis, yang diharapkan adalah kesimpulan analisis yang akan digunakan
sebagai pegangan tindakan selanjutnya. Selain metode logika, dalam analisis data juga
dikenal penggunaan model matematika yang akan memberikan jawaban baik kuantitatif
maupun kualitatif. Penggunaan model amtematika sudah barang tentu tidak dapat
dilepaskan dari beberapa asumsi yang mendasari pemakaiannya.
1.5. Hakekat Perencanaan
Dalam masyarakat Indonesia yang sedang membangun menuju masyarakat yang
adil dan makmur, pencapaian tujuan pembangunan tidak dapat dilepaskan dari
perencanaan, yaitu program tindakan yang menuju ke kesejahteraan masyarakat.
Ukuran kesejahteraan masyarakat merupakan ukuran relatif dan sangat sukar
didefinisikan. Kesejahteraan itu sendiri dibentuk oleh berbagai faktor yang kait
mengkait yang dapat diterjemahkan ke dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam
membentuk suatu sistem. Perencanaan merusaha merubah salah satu atau beberapa
faktor dalam sistem tersebut, yang diharapkan dapat menimbulkan suatu rangkaian
akibat yang merubah faktor lainnya dalam sistem tersebut secara positif.
Dalam usaha pembangunan masyarakat, pemerintah dan masyarakat itu sendiri
dihadapkan kepada berbagai keterbatasan yang mengurangi kebebasan gerak usaha
usaha pencapaian tujuan. Bersamaan dengan segala keterbatasan tersebut, terkandung
hasrat mencapai hasil yang sebesar-besarnya untuk memenuhi segala kebutuhan sebagai
ukuran kesejahteraan. Dari kedua hal yang tidak saling menenggang inilah, perlu disusun
suatu rencana agar usaha pencapaian tujuan dapat berjalan efektif dan efisien. Hasil
yang dicapai dari usaha menggunakan kemampuan maksimum dengan hasil sebesatrbesarnya yang mungkin diperoleh, disebut "usaha optimum".
Perencanaan merupakan proyeksi masa depan. Segala tindakan untuk tujuan
masa depan jelas mempunyai hubungan erat dengan apa yang dimiliki sekarang.
Tidakan tersebut di atas disadari oleh pemikiran pragmatis rasional untuk sutau kurun
waktu tertentu. Perencanaan mendasari pembangunan, karena pembangunan berarti
perencanaan dan pelaksanaan. Pembangunan dapat pula diartikan sebagai usaha merubah
nilai suatu keadaan ke keadaan lain yang mempunyai mutu yang lebih baik.
Perencanaan dimaksudkan untuk waktu yang akan datang, sehingga setiap
perencanaan harus dapat memperkirakan berbagai situasi yang akan terjadi di kemudian
hari. Dengan demikian, tidak saja tujuan yang dirumuskan, tetapi juga penelaahan
situasi yang cukup tepat harus merupakan indikator utama. Selain dihadapkan kepada
beberapa hal yang harus diramalkan, perencanaan dihadapkan pula kepada pemilihan
tidakan yang diperhitungkan mempunyai akibat potimum. Hal-hal ini mengakibatkan
9
pentingnya dilaukan analisis data dasar dan berbagai keterangan masa lalu, sehingga
tujuan perencanaan dapat diharapkan tercapai. Dengan analisis dapat pula diketahui dan
dinilai potensi dan masalah yang dihadapi, sehingga dengan demikian dapat dipilih
serangkaian alternatif tindakan guna memecahkan masalah yang dihadapi tersebut.
Disamping itu dapat diperhitungkan akibat berantai yang akan terjadi karena pelaksanaan
suatu tindakan.
1.6. Analisis dan Model
Untuk dapat melihat segala aspek perencanaan menurut proporsinya, perencana
harus mempunyai daya pandang yang luas dan menyeluruh. Oleh karena perencana pada
kenyataannya hanya merupakan bagian kecil daripada rancangannya, maka ia harus
"mengecilkan" atau 'menyederhanakan" obyek rencananya. Dengan kata lain perencana
menggunakan "model".
Perencana pembangunan wilayah berkepentingan dengan kebutuhan penduduk
akan perumahan, perkembangan ekonomi dan pola transportasi (Wilson, 1974).
10
PENDUDUK
KEGIATAN
ORGANISASI
Perumahan
Lapangan kerja
Kebutuhan
penduduk
Berbagai pelayanan
Organisasi Pengadaan
dan kadang kadang permintaan
Komunikasi
Prasarana
Unsur pokok sistem Lingkungan wilayah (kota-daerah).
11
Hal-hal di atas mewajibkan perencana untuk memperhatikan model
kependudukan (struktur penduduk, arus migrasi antar daerah) dan model ekonomi dalam
setiap kasus distribusi ruang kegiatan.
Beberapa model yang sering digunakan ialah:
(1). Model Kependudukan
(2). Model Ekonomi
(3). Model Transpor
(4). Model Tempat Kediaman dan Pengadaan Rumah
(5). Model pemilihan tempat kerja
(6). Model Pengadaan dan penggunaan fasilitas.
Model atau simulasi digunakan sebagai langkah 'penyederha naan' masalah yang
akan dianalisis. Penyederhanaan ini dapat ditempuh melalui dua cara, yaitu:
(1). Menggunakan Model Matematika, yaitu menyatakan hubungan aspek perencanaan
seperti hubungan matematika. Hal ini dilakukan pabila masalah yang akan
dianalisis mempunyai hubungan yang dapat diasosiasikan dengan hubungan fungsi
matematika, seperti garis lurus, lengkungan , model gravitasi, atau model aljabar
lainnya. Contohnya adalah analisis perkembangan jumlah penduduk, analisis
migrasi, analisis transportasi, analisis input-output, analisis ekonomi.
(2). Menggunakan model Miniatur, yaitu menyatakan obyek dalam skala miniatur yang
tetap proporsional, misalnya maket, peta, sistem nilai.
…………. (bersambung) ………..
Download