BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis khususnya di sektor jasa meningkat pesat. Hal ini terlihat dari kehidupan sehari-hari. Segala aktivitas manusia tidak lepas dari sektor jasa termasuk jasa transportasi. Salah satu moda transportasi di Indonesia adalah kereta api (KA). Kereta api di Indonesia sudah ada sejak tahun 1984.Kereta api (KA) merupakan transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lain yang bergerak di atas rel. Umumnya, kereta api terdiri dari lokomotif dan rangkaian kereta atau gerbong Moda transportasi ini paling diminati oleh masyarakat. Sebanyak 577.262 orang atau sebesar 2,8 persen masyarakat khususnya di wilayah Jakarta dan sekitarnya menggunakan kereta api setiap hari (Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta 2010 dalam Kompas, 27 Januari 2011). Kereta api dipilih karena bebas dari kemacetan, dapat mengangkut penumpang dan barang dalam jumlah besar dan murah. Dari segi lingkungan, kereta api adalah moda transportasi yang paling hemat. Kereta api lebih hemat energi 10x lipat dari pesawat terbang. Selain itu, kereta api bisa mengurangi lebih dari 70% bahan bakar yang diperlukan dan bisa mengurangi sampai 85% polusi dibandingkan pesawat terbang (http://perkeretaapian.dephub.go.id diakses 29 Oktober 2010). Walaupun diminati oleh masyarakat, moda transportasi kereta api belumlah memuaskan. Hal ini sejalan dengan Survei Institut Studi Transportasi (Instran) yang 1 dilakukan terhadap 367 responden yang menyebutkan bahwa pelayanan kereta api belum memuaskan (http://news.okezone.com diakses 29 Oktober 2010). Ketidakpuasan masyarakat muncul karena kereta api yang sering terlambat atau ditunda keberangkatannya, kondisi fisik kereta yang kurang baik dan ketidakjelasan informasi mengenai perjalanan kereta api kepada penumpang (Sunarto, 2009). Selain itu, ketidakpuasan penumpang juga diakibatkan oleh maraknya tindak pelecehan seksual. Pelecehan seksual biasa menimpa kaum perempuan. Hal ini terbukti dari penelitian yang dilakukan oleh Indonesia Victimology Institute bekerja sama dengan Tokiwa International Victimology Institute (TIVI) Jepang pada April 2010. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa dari 635 sampel orang yakni mahasiswa di Jakarta, sepertiga dari mahasiswa laki-laki (84 orang) pernah mengaku jadi korban pelecehan seksual. Sedangkan dua pertiga atau sebanyak 242 orang dari mahasiswi mengaku jadi korban pelecehan. Dari jumlah tersebut, delapan orang laki-laki serta 31 orang perempuan mengaku pernah mengalami pelecehan di transportasi umum (Susetyo,2010). Di tengah ketidakpuasan yang dirasakan oleh penumpang akibat pelayanan kereta api yang buruk, pihak pengelola kereta api mencoba memberikan pelayanan baru kepada para penumpang wanita yakni dengan pengadaan gerbong khusus wanita. Gerbong khusus wanita ini dibuat dengan mengubah fungsi gerbong satu dan delapan dari satu rangkaian kereta. Pada awalnya gerbong satu dan delapan adalah gerbong yang mengangkut penumpang dengan berbagai jenis kelamin. Namun, sejak tanggal 19 Agustus 2010 kedua gerbong tersebut dikhususkan untuk kaum wanita. Pengadaan gerbong wanita ini dilakukan pada jenis kereta api listrik 2 kelas Pakuan Ekspress dan Ekonomi AC. Gerbong wanita ini memiliki kapasitas menampung 150 penumpang. 1.2 Identifikasi Masalah Dari latar belakang tersebut, peneliti melakukan identifikasi masalah yakni banyak ketidakpuasan yang dialami oleh penumpang terhadap pelayanan kereta api, seperti: keterlambatan kereta api, penundaan perjalanan kereta api, ketidakjelasan informasi mengenai jadwal keberangkatan kereta, dll. Dari berbagai masalah yang teridentifikasi maka penelitian ini fokus bagaimana kepuasan penumpang terhadap kualitas pelayanan kereta api khususnya kepuasan penumpang wanita dengan adanya layanan gerbong khusus wanita. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kepuasan penumpang wanita terhadap adanya pelayanan kereta api gerbong khusus wanita dengan menggunakan pendekatan psikologi dan analisis data menggunakan statistika. 1.4 Manfaat Penelitian Sedangkan manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam bidang psikologi secara umum dan psikologi konsumen terkait dengan kepuasan terhadap layanan jasa, khususnya jasa transportasi. 3 2. Manfaat praktis Melalui penelitian ini diketahui kepuasan penumpang terhadap kualitas pelayanan kereta api termasuk layanan gerbong khusus wanita. Hal ini dapat menjadi masukan kepada pihak pengelola jasa kereta api sebagai bahan evaluasi. 4