Bab 5 - Widyatama Repository

advertisement
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pembahasan yang telah diuraikan
pada bab-bab sebelumnya, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan dan
saran sehubungan dengan uraian mengenai penerapan Statistical Quality Control
(SQC) terhadap kualitas produk sambal terasi pada PT Ikafood Putramas.
5.1
Kesimpulan
1. PT Ikafood Putramas telah menetapkan standar kualitas dan telah
melakukan pengendalian kualitas porduk yang dimulai dari penerimaan
bahan baku, proses produksi sampai dengan pemeriksaan barang jadi.
Namun pelaksanaan pengendalian kualitas diperusahaan dinilai belum
berjalan dengan maksimal, dapat dilihat pada data tingkat kecacatan
produk masih diatas batas toleransi yang sudah ditetapkan oleh
perusahaan.
2. Penggunaan Statistical Quality Control (SQC) dengan alat bantu berupa
peta kendali u dalam mengendalikan kualitas produk sambal terasi yang
dihasilkan oleh PT Ikafood Putramas dapat mengidentifikasikan bahwa
ternyata kualitas produk sambal terasi ada yang berada diluar batas kendali
yang seharusnya.
3. Berdasarkan diagram pareto, prioritas perbaikan yang perlu dilakukan
adalah untuk jenis kecacatan sambal terasi berwarna gelap.
4. Berdasarkan analisis sebab akibat dapat diketahui faktor penyebab
kecacatan produk yang utama adalah faktor manusia atau tenaga kerja.
95
96
5.2
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada PT Ikafood Putramas
dan kesimpulan yang dibuat, Terdapat faktor yang lebih dominan sebagai
penyebab utama dari produk cacat tersebut, ialah faktor tenaga kerja. Maka saran
yang dapat
disampaikan
untuk
perusahaan
akan
ditujukan
bagaimana
meminimalisir kelalaian operator yang dapat ditempuh dengan dua cara. Yang
pertama yaitu dengan melakukan perbaikan di bidang SDM agar dapat
meningkatkan keahlian,motivasi, serta kepercayaan diri bagi operator yang dapat
dilakukan beberapa cara sebagai berikut:
1. Melakukan pelatihan secara berkala
Pelatihan dapat diberikan kepada operator dengan tujuan untuk
meningkatkan keahlian bagi operator. Kegiatan pelatihan tersebut dapat
dilakukan dengan memberikan pelatihan khusus bagi operator dibidangnya
masing-masing.
2. Memberikan tanggung jawab kerja sepenuhnya
Langkah ini dapat dibilang sebagai langkah cukup beresiko, dikarenakan
akan tidak mudah untuk mempercayakan semuanya kepada karyawan.
Namun langkah ini dapat memberikan kenyamanan bagi karyawan.
Dengan diberikan tanggung jawab secara penuh atas tugas yang
dilaksanakannya, maka karyawan akan bekerja dengan sungguh-sungguh
dan memberikan yang terbaik untuk perusahaan. Salah satunya dengan
membentuk kelompok kerja sesuai dengan bagian tugasnya dan
mempercayakan seorang karyawan sebagai pemimpin kelompok dan
memberikan tanggung jawab untuk menjamin proses produksi sesuai
dengan standar perusahaan. Apabila karyawan melakukan pekerjaannya
dengan sungguh-sungguh maka secara tidak langsung karyawan tersebut
akan meningkatkan keahlian dan kemampuannya sendiri dalam melakukan
pekerjaannya.
3. Memperbaiki komunikasi
97
Komunikasi
merupakan
sarana
yang
sangat
penting
untuk
mengkoordinasikan semua kegiatan dalam perusahaan agar berjalan sesuai
dan selaras dengan rencana yang sudah ditetapkan. Komunikasi yang
berjalan tidak lancar akan menimbulkan masalah bagi perusahaan. Dalam
kegiatan produksi, komunikasi digunakan untuk memberikan instruksi
kerja pada bawahan. Apabila komunikasi tidak sesuai maka instruksi kerja
akan sulit untuk dipahami oleh bawahan dan akan berakibat pada
kesalahan kerja. Maka dari itu, untuk menyampaikan instruksi kerja agar
tersampaikan dengan jelas bisa dilakukan kegiatan briefing setiap hari
antara supervisor dengan operator. Selain itu, dibutuhkan komunikasi nonverbal untuk mendukung agar instruksi kerja tersampaikan dengan baik.
Yaitu dengan membuat instruksi kerja yang lebih terperinci agar operator
dapat memahami instruksi kerja yang diberikan.
Langkah kedua yang dapat ditempuh perusahaan adalah melakukan
perbaikan dibidang operasional agar dapat terciptanya suasana kerja yang
nyaman. Hal ini dilakukan agar operator dapat bekerja dengan nyaman dan
produktif. Yang dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:
1. Memperbaiki metode pengawasan
Selama ini kegiatan yang diberlakukan oleh PT Ikafood Putramas yaitu
dengan
melakukan
inpeksi
rutin
setiap
hari.
Kegiatan
tersebut
dimaksudkan untuk memastikan kegiatan produksi sesuai dengan rencana
yang sudah ditetapkan. Namun, dengan hanya melaksanakan kegiatan
inspeksi rutin tersebut masih ditemukan produk yang tidak sesuai. Maka
dari itu perusahaan harus memperbaiki metode pengawasannya, salah
satunya dengan menerapkan metode Statistical Quality Control (SQC).
2. Menambah atau memperbaiki fasilitas ruang kerja dan produksi.
Hal tersebut dimaksudkan untuk menambah kenyamanan dan tingkat
fokus karyawan dalam bekerja. Salah satunya dengan memperhatikan suhu
udara di ruang kerja dan produksi. Apabila suhu udara ruang kerja dan
98
produksi yang sesuai maka operator juga akan merasa nyaman sehingga
dapat bekerja secara efektif.
3. Memperbaiki penjadwalan kerja
Penjadwalan kerja yang buruk juga dapat berpengaruh terhadap
produktivitas perusahaan. Begitu juga dengan operator, penjadwalan kerja
yang padat dan tidak sesuai dengan aturan akan berpengaruh kepada
kondisi fisik dan akan berdampak pada tingkat kelelahan dan juga tingkat
fokus dari operator dalam melaksanakan pekerjaannya. Maka dari itu
perusahaan harus menetapkan shift kerja yang baik dan sesuai dengan
peraturan yang berlaku agar operator dapat bekerja dalam kondisi fisik
yang prima dan tingkat fokus yang baik.
Download