Ginting : Pengembangan Strategi Pemasaran - E

advertisement
PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN ENTREPRENEURIAL USAHA
ASURANSI JIWA DI PT. ASURANSI JIWA SINARMAS MSIG
Ulih Perdana Putra Ginting1
Abstract: This research aims to find out what is the correct entrepreneurial marketing that
can be used to PT. Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG using SWOT Matrix. To get the value of
SWOT Matrix, data are collected from interviewing the leaders such as Chief Agency Officer
(CAO) and Area Manager (AM) Bancassurance and library studies. The conclution of this
research is that internet marketing and alliance strategic are the best ways to increase the
effectiveness and efficiency of selling. The internet marketing is used to penetrate the market
with internet that make the salesforce and the customer easier to communicate. The alliance
trategic is used to make the differentiated product so the customers have many kind of option
for their life insurance products. All of the entrepreneurial marketing is used to make
competitive advantage among the competitors at life insurance industry.
Keywords: entrepreneurial marketing, internet marketing, alliance strategic, life insurance,
marketing, and service.
PENDAHULUAN
Masyarakat sudah menyadari bahwa proteksi yang harus mereka persiapkan bukan
hanya atas harta benda yang dimiliki, tetapi yang terpenting adalah proteksi atas jiwa
(kehidupan) yang merupakan sumber fondasi awal terciptanya harta benda, pengetahuan,
bahkan karir yang sedang mereka kerja atau yang telah mereka miliki. Berdasarkan data
Asosiasi Asuransi Jiwa (2014), tahun 2004 total premi ada sebesar Rp 18,3 triliun, kemudian
pada tahun 2013 menjadi sebesar Rp 113,9 triliun. Tingkat pertumbuhan dalam 10 tahun
mencapai 522 persen, ini menunjukkan kesadaran akan kebutuhan memiliki asuransi
meningkat. Jumlah agen asuransi di Indonesia sampai Agustus tahun 2012 adalah sebesar 340
ribu agen. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia sebesar 220 juta jiwa,
jumlah di atas masih terlalu kecil untuk bisa memenuhi potensi pasar produk asuransi jiwa di
Indonesia. Seorang agen paling tidak harus melayani lebih dari 600 orang. Dengan penerapan
pemasaran yang baru, diharapkan dapat menerapkan sistem penjualan yang baru yang mampu
menjangkau setiap elemen masyarakat. Konsep yang diterapkan dalam rencana bisnis
Asuransi Jiwa ini berbeda dengan sistem bisnis yang selama ini telah berjalan yang hanya
melakukan pendekatan perorangan saja.
LANDASAN TEORI
Pemasaran Jasa
Menurut Lovelock dan Wright (2007) pemasaran jasa adalah bagian dari sistem jasa
keseluruhan dimana perusahaan tersebut memiliki sebuah bentuk kontak dengan
pelanggannya, mulai dari pengiklanan hingga penagihan, hal itu mencakup kontak yang
dilakukan pada saat penyerahan jasa. Menurut Kotler dan Armstrong (2013) Bauran
pemasaran atau marketing mix adalah perangkat alat pemasaran taktis yang dapat
1
Alumnus Program Studi Magister Manajemen Universitas Tarumanagara ([email protected])
1
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 52/No.11/November -2016 : 01-18
dikendalikan, produk, harga, distribusi, dan promosi yang dipadukan oleh perusahaan untuk
menghasilkan respons yang diinginkan dalam pasar sasaran. Dalam bauran pemasaran
terdapat seperangkat alat pemasaran yang dikenal dalam istilah 4P, yaitu produk (product),
harga (price), tempat atau saluran distribusi (place), dan promosi (promotion), sedankan
dalam pemasaran jasa memiliki beberapa alat pemasaran tambahan seperti orang (people),
fasilitas fisik (physical evidence), dan proses (process), sehingga dikenal dengan istiah 7P
maka dapat disimpulkan baruan pemasaran jasa yaitu product, price, place, promotion,
people, physical evidence, dan process.
Asuransi Jiwa
Santoso Poejosoebroto (2003) memberikan pengertian asuransi itu sebagai berikut,
Asuransi pada umumnya adalah suatu perjanjian timbal balik dalam mana pihak penanggung
dengan menerima premi mengikatkan diri untuk memberikan pembayaran kepada pengambil
asuransi atau orang yang ditunjuk, karena terjadinya peristiwa yang belum pasti. Yang
disebutkan di dalam perjanjian, baik karena pengambil asuransi atau tertunjuk menderita
kerugian yang disebabkan oleh peristiwa lain, maupun karena peristiwa tadi mengenai hidup
dan kesehatan.
Pemasaran Entrepreneurial
Menurut Backbro dan Nystrom (2006) Entrepreneurial marketing adalah aspek antara
kewirauahaan dan pemasaran, dimana pelaku yang ditunjukkan oleh setiap individu atau
organisasi yang mencoba untuk membangun dan mempromosikan gagaran pemasaran serta
mengembangkan yang baru dalam rangka menciptakan suatu nilai tambah. Bauran pemasaran
adalah sejumlah alat-alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk meyakinkan objek
pemasaran atau target pasar yang dituju. (Kotler dan Armstrong, 2013). Elemen sukses dalam
pemasaran perusahaan secara tradisional dirumuskan dalam 4 (empat) faktor yang disebut
dengan “Four Ps: price, promotion, product, and placement” (Kotler dan Armstrong, 2013).
Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal
Menurut Daft dan Dorothy (2009) ada dua lingkungan yang berpengaruh terhadap
manajerial, yaitu lingkungan luar (eksternal) dan lingkungan internal. Dalam hal ini
lingkungan eksternal atau yang dikenal dengan lingkungan jauh meliputi faktor-faktor seperti
ekonomi,sosial, politik, dan teknologi. Sedangkan lingkungan Internal terdiri atas karyawan,
budaya organisasi, dan manajemen. Lingkungan internal ini terdiri atas beberapa faktor
dalam batasan internal perusahaan ataupun organisasi, seperti pekerja, manajemen,
infrastruktur, dan sebagainya. Menurut Daft and Dorothy (2009), lingkungan internal lebih
bersifat pada lingkungan intern perusahaan yang berupa kekuatan dan kelemahan dari tiaptiap divisi seperti produksi, pemasaran, sumber daya manusia (SDM), operasional dan
keuangan. Faktor lingkungan luar dapat dibagikan menjadi 5 kategori, yaitu: Faktor ekonomi;
Faktor sosial, budaya, demografis, dan lingkungan; Faktor politik, pemerintah, dan hukum;
Faktor teknologi; dan Faktor persaingan.
Analisis Lingkungan Industri
Konsep kekuatan bersaing yang diciptakan Porter (2007), terdapat 5 (lima elemen
kekuatan persaingan, yaitu:
2
Ginting : Pengembangan Strategi Pemasaran ...





Ancaman Pendatang Baru (Threats of New Entrants): Pendatang baru ke suatu
industri membawa masuk kapasitas baru sehingga ada keinginan untuk merebut
bagian pasar, biasanya perusahaan baru kadang-kadang masuk kedalam industri
dengan produk yang lebih tinggi, yang lebih rendah dan sumber pemasaran yang luas.
Ancaman Produk Pengganti (Threats of Substitution): Dengan menetapkan barang
berharga tinggi, produk atau jasa substitusi membatasi potensi suatu industri. Jika
tidak mampu meningkatkan kualitas produk atau men-differensiasi-kannya, laba dan
pertumbuhan industri dapat terencana.
Daya Tawar Pemasok (Bargaining Power of Supplier): Pemasok dapat memanfaatkan
kekuatan tawar menawarnya atas para anggota industri dengan menaikkan harga atau
menurunkan kualitas barang atau jasa yang dijualnya.
Daya tawar pembeli (Bargaining Power of Buyer): Jika pelanggan terkonsentrasi
dalam jumlah besar, atau membeli dalam kualitas banyak, kekuatan menawarnya
merupakan faktor utama yang mempengaruhi intensitas dalam suatu industri.
Persaingan antara perusahaan sejenis dalam industri (Rivalry Among Existing Firms):
Strategi yang dijual oleh salah satu perusahaan dapat berhasil hanya sejauh mana
strategi itu menyediakan keunggulan bersaing atas strategi yang dijalankan
perusahaan pesaing.
Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah salah satu teknik analisis yang digunakan secara luas oleh para
manager untuk menggambarkan secara tepat tentang situasi strategis dari suatu perusahaan
(Pearce and Robinson, 2013). Analisis SWOT berkonsentrasi terhadap faktor-faktor
lingkungan internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh
perusahaan serta faktor-faktor lingkungan eksternal yang dapat berpengaruh terhadap
eksistensi perusahaan, seperti faktor-faktor peluang yang dimiliki dan ancaman yang harus
dihadapi perusahaan.
Matriks IFE, EFE, IE, dan SWOT
Menurut David (2011), matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor
internal perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting,
khususnya dalam bidang fungsional. Matriks ini juga menjadi landasan untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antar bidang. Dalam membuat matriks ini
dibutuhkan penilaian yang bersifat intuitif. Tahapan kerja yang harus dilakukan antara lain:
 Buatlah daftar faktor-faktor internal yang diidentifikasi dalam proses audit internal, terdiri
kekuatan dan kelemahan.
 Tentukan bobot pada setiap faktor dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (terpenting). Jumlah
seluruh bobot harus sebesar 1,0. Nilai bobot dicari dan dihitung berdasarkan rata-rata
industrinya.
 Tentukan rating setiap critical success factor antara 1 sampai 4, di mana:
1 = kelemahan besar
2 = kelemahan kecil
3 = kekuatan besar
4 = kekuatan kecil
3
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 52/No.11/November -2016 : 01-18
Rating mengacu pada kondisi perusahaan, sedangkan bobot mengacu pada industri
dimana perusahaan berada.
 Kalikan bobot nilai dengan nilai rating-nya untuk menentukan nialai yang dibobotkan
untuk setiap variabel.
 Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai. Nilai
rata-rata adalah 2,5. Jika nilai di bawah 2,5 menandakan bahwa secara internal, perusahaan
adalah lemah. Sedangkan jika nilai berada di atas 2,5 menandakan posisi internal kuat.
Matriks IFE terdiri dari cukup banyak faktor. Jumlah faktor-faktornya tidak berdampak
pada jumlah bobot karena selalu berjumlah 1,0.
Tabel 1. Bentuk Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)
Faktor-faktor Internal
Bobot
Rating
Skor Pembobotan
Kekuatan
1.
2.
Dst…
Kelemahan
1.
2.
Dst…
Total
Sumber: David, (2011). Strategic Management: Concept and Case
Sedangkan Matriks EFE merupakan sebuah daftar yang membuat serangkaian faktor
strategis eksternal yang terdiri atas peluang dan ancaman. kelebihan alat analisis matriks EFE
adalah agar para penyususun strategi dapat merangkum dan mengevaluasi informasi
ekonomi, sosial, demografi, lingkungan dan budaya, pilitik, hukum dan pemerintahan, serta
teknologi dan lingkungan industri (David, 2011). Langkah-langkah dalam penyusunan
pengembangan matriks EFE adalah sebagai berikut:
Buatlah daftar faktor-faktor eksternal yang diidentifikasi dalam proses audit ekternal,
terdiri peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan dan industrinya.
 Tentukan bobot pada setiap faktor dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (amat penting).
Bobot menunjukkan kepentingan relatif dari faktor tersebut agar berhasil dalam
industri. Peluang sering mendapat bobot lebih besar daripada ancaman. Tetapi,
ancaman dapat mendapatkan bobot tinggi, jika berat atau sangat mengancam.
 Tentukan rating setiap critical success factor antara 1 sampai 4, di mana:
1 = respon jelek
2 = respon rata-rata
3 = respon di atas rata-rata
4 = respon luar biasa
Peringkat didasarkan atas keadaan perusahaan, sedangkan bobot pada langkah 2
didasarkan pada industri. Peluang maupun ancaman dapat memperoleh peringkat 1, 2,
3 dan 4.
4
Ginting : Pengembangan Strategi Pemasaran ...


Kalikan bobot nilai dengan nilai peringkat untuk mendapatkan skor semua critical
success factors.
Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai.
Skor total 4,0 mengidentifikasi bahwa organisasi merespon dengan cara yang luar
biasa terhadap peluang-peluang dan ancaman-ancaman di pasar industinya. Sementara
skor total 1,0 menunjukkan bahwa organisasi tidak memanfaatkan peluag-peluang dan
ancaman-ancaman eksternal.
Tabel 2. Bentuk Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation)
Faktor-faktor Eksternal
Bobot
Rating
Skor Pembobotan
Peluang
1.
2.
Dst…
Ancaman
1.
2.
Dst…
Total
Sumber: David, (2011). Strategic Management: Concept and Case
Penentuan bobot untuk matriks IFE dan matriks EFE dilakukan dengan menggunakan
metode Paired Comparison Scales. Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai
setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus:
dimana:
Ai = bobot variabel ke-i
n
= jumlah variabel
I
= 1,2,3,...,n
Xi
= nilai variabel ke-i
Total bobot yang diberikan harus sama dengan 1,0. Pembobot ini kemudian
ditempatkan pada kolom kedua matrik IFE-EFE. Metode tersebut digunakan untuk
memberikan penilaian setiap faktor penentu eksternal dan internal. Paired Comparison Scale
merupakan metode yang digunakan untuk mengukur relative importance. Pembobotan yang
dilakukan menggambarkan relatif beberapa objek.
5
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 52/No.11/November -2016 : 01-18
Matriks Internal External (IE)
Gabungan kedua matriks IFE dan EFE menghasilkan matriks eksternal-internal yang
berisikan Sembilan macam sel yang memperlihatkan kombinasi total nilai terboboti dari
matriks-matriks IFE dan EFE. Tujuan penggunaan matriks ini adalah untuk memperoleh
strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail. Diagram tersebut dapat mengidentifikasi
Sembilan strategi perusahaan, tetapi pada prinsipnya ke sembilan sel itu dapat
dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yakni:
Tabel 3
Matriks IE
Skor Total IFE
Kuat
Rata-Rata
Lemah
3.0-4.0
2.0-2.99
1.0-1.99
Growth and
Build
(I)
Growth and
Build
(II)
Hold and
Mountain
(III)
Growth and
Build
(IV)
Hold and
Mountain
(V)
Harvest and
Divest
(VI)
Hold and
Mountain
(VII)
Harvest and
Divest
(VIII)
Harvest and
Divest
(IX)
4.0
Tinggi
3.0-4.0
Skor
Total
EFE
3.0
Sedang
2.0-3.99
2.0
Rendah
1.0-1.99
1.0
Sumber: David, (2011). Strategic Management: Concept and Case



Sel I, II dan IV disebut strategi Tumbuh dan Membangun. Strategi yang cocok
adalah Strategi Intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan
pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke belakang, integrasi
ke depan dan integrasi horisontal).
Sel III, V dan VII disebut strategi Pertahankan dan Pelihara. Penetrasi pasar
dan pengembangan produk merupakan dua strategi yang banyak dilakukan
apabila perusahaan berada dalam sel ini.
Sel VI, VIII dan IX disebut strategi Panen dan Divestasi. Nilai-nilai IFE
dikelompokkan ke dalam Tinggi (3,0-4,0). Sedang (2,0-2,99) dan Rendah
(1,00-1,99). Adapun nilai-nilai EFE dikelompokkan dalam Kuat (3,0-4,0),
Rata-rata (2,0-2,99) dan Lemah (1,0-1,99).
6
Ginting : Pengembangan Strategi Pemasaran ...
Strategi Pemasaran
Kotler, Brown, Adam, Burton dan Armstrong (2008) Strategi pemasaran adalah
logika pemasaran di mana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan
mencapai hubungan yang menguntungkan. Perusahaan memutuskan pelanggan mana yang
akan dilayaninya (segmentasi dan penetapan target) dan bagaimana perusahaan melayaninya
(diferensiasi dan positioning).
 Segmentation: Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar menjadi kelompok
pembeli yang berbeda kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda dan yang
mungkin memerlukan produk atau program pesaran yang terpisah.
 Targeting: Targeting atau penetapan target pasar adalah proses mengevaluasi daya
tarik masing-masing segmen pasar dan memilih satau atau lebih jumlah segmen yang
dimasuki.
 Positioning: Positioning adalah pengaturan produk untuk menduduki tempat yang
jelas, berbeda, dan diinginkan relatif terhadap produk pesaing dalam pikiran
konsumen sasaran.
Strategi Pemasaran Entrepreneurial
Inovasi E-business adalah transformasi digital dari proses bisnis yang memiliki efek
mendalam pada praktik bisnis yang ada (Cannon, William & McCarthy, 2008). Definisi
internet marketing menurut Chaffey, Mayer, Johnston, dan Chadwick (2006) adalah
penggunaan media internet dan teknologi digital terkait untuk mencapai tujuan pemasaran
dan mendukung konsep pemasaran modern.
Aliansi strategis adalah kerjasama (partnerships) antara dua atau lebih perusahaan
atau unit bisnis yang bekerjasama untuk mencapai tujuan yang signifikan secara strategis
yang saling menguntungkan (Elmuti dan Kathawala, 2001). Bentuk hubungan simbiosis
mutualistis yang dilakukan oleh perusahaan ini untuk memperoleh teknologi guna mendapat
akses dalam pasar yang spesifik, untuk menurunkan resiko keuangan, menurunkan resiko
politik, serta untuk mencapai atau menjamin keunggulan persaingan (Elmuti dan Kathawala,
2001).
PROFIL UMUM
Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG merupakan perusahaan asuransi swasta lokal di
Indonesia yang mulai beroperasi pada tanggal 14 April 1985. Perusahaan ini mulai berdiri
dengan nama PT. Asuransi Jiwa Purnamala Internasional Indonesia (PII). Pada tahun 1989,
melakukan joint venture dengan Ayala Group dari Filipina dan pada akhirnya tahun 2005,
Ekalife akhirnya menjadi milik Sinar Mas sepenuhnya. Di awal tahun 2007, PT. Asuransi
Jiwa Eka Life melakukan perubahan nama menjadi PT. Asuransi Jiwa Sinarmas. Pada
tanggal 2 Mei 2011, Sinarmas melakukan Joint Venture dengan Mitsui Sumitomo Insurance
Co., Ltd., PT. Asuransi Jiwa Sinarmas melakukan perubahan nama menjadi PT. Asuransi
Jiwa Sinarmas MSIG (disebut juga Sinarmas MSIG Life) sebagai kelanjutan dari Realisasi
Perubahan Kepemilikan PT Asuransi Jiwa Sinarmas yang tertuang dalam surat pengesahan
No. S-876/MK. 10/2011 dari Departemen Keuangan Republik Indonesia pada tanggal 04
Agustus 2011. Hingga 30 Juni 2014, PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG melayani lebih dari
790.000 nasabah individu dan kelompok di 69 kota. Tersebar di 113 kantor pemasaran dan
10.500 aparat marketing.
7
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 52/No.11/November -2016 : 01-18
Jalur Distribusi Pemasaran
Dalam melakukan kegiatan pemasaran, PT. Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG memiliki 5
jalur distribusi pemasaran dalam menjual produk Asuransi Jiwa, yaitu Agency,
Bancassurance, Corporate dan Direct Marketing Telemarketing (DMTM). Untuk pemasaran
melalui Bancassurance, dibagi menjadi 2 Channel, yaitu: BSiM (Bank Sinarmas) dan Others
Bank.
Proses Pemasaran
Dalam melakukan penjualan, tenaga penjual melakukan pendekatan personal kepada
calon nasabah. Untuk tenaga penjual (agency) dalam melakukan kegiatan penjualan
melakukan dengan cara penjualan langsung. Pendekatan yang dilakukan masih secara
tradisional dan minim penggunaan gadget atau teknologi. Untuk jalur pemasaran
bancassurance menjual asuransi jiwa melalui bank rekanan. Untuk jalur pemasaran corporate
melakukan penjualan melalui perusahaan kepada setiap SDM. Untuk jalur pemasaran
telemarketing melakukan penjualan lewat telepon.
Sasaran Pemasaran
Yang menjadi sasaran pemasaran dari PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG adalah
masyarakat Kelas menengah atas (upper middle class) sampai dengan Kelas atas (upper
class). Hal tersebut dilakukan karena nasabah yang diharapkan adalah yang memiliki
penghasilan tetap sehingga cukup untuk membayarkan premi yang telah disepakati dengan
PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi kualitatif.
Dalam penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan bukan merupakan angka-angka
melainkan data tersebut berasal dari observasi melalui pengamatan terhadap kondisi
lingkungan yang dirangkum dalam naskah wawancara, cacatan lapangan, dokumen pribadi,
catatan memo dan dokumen resmi lainnya. Penelitian dan penulisan ini dilakukan dalam
jangka waktu tertentu.
Sumber dan Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan dalam penulisan thesis ini berasal dari dua jenis sumber,
yaitu:
 Data Primer (wawancara dan observasi): Data primer merupakan data penelitian yang
diperoleh langsung dari sumber asli. Data primer dapat berupa opini secara individual
atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda, kejadian atau kegiatan, dan hasil
pengujian.
 Data Sekunder (kepustakaan): Data sekunder merupakan data penelitian yang
diperoleh oleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder
umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip.
8
Ginting : Pengembangan Strategi Pemasaran ...
Metode Analisis
Metode analisis pada analisis data kualitatif dibagi menjadi 3 tahapan:
 Transkripsi: Analisis terhadap data kualitatif yang diperoleh melalui wawancara dan
diskusi dengan informan akan dihimpun kedalam cacatan lapangan yang kemudian
ditransfer kedalam CD atau lainnya.
 Pengorganisasian Data: Dalam pengorganisasian data, perlu dicatat tanggal
pengumpulan data dan menandai data setiap informan dengan menggunakan angka
untuk dijadikan acuan dalam setiap kegiatan wawancara.
 Pengenalan: Pada tahapan ini, peneliti melakukan kajian kembali terhadap data yang
telah dikumpulkan dengan cara membaca kembali data, membuat memo dan
rangkuman sebelum analisis formal dimulai.
Teknik Analisis Data
Adapun analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif yaitu
pengumpulan data berupa kata-kata, gambar, dan lainnya yang mana data tersebut berasal
dari naskah hasil wawancara, catatan lapangan, foto dan lain-lain. Setelah semua data yang
diperlukan dalam penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya data doilah dan disajikan
dengan menggunakan teknik analisis deskriptif.
Pengujian Keabsahan Temuan
Syarat yang harus dipenuhi agar sebuah data dinyatakan absah bahwa setiap keadaan
harus dapat didemonstrasikan dengan benar, menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan
dan memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dari prosedurnya
dan kenetralan dari temuan dan keputusannya.
Dalam penulisan ini, untuk menguji keabsahan data, diggunakan teknik:
 Ketekunan Pengamatan: Pengujian keabsahan ini dilakukan dengan mengamati dan
membaca secara cermat sumber data penulisan data sehingga data yang diperlukan
dapat diidentifikasi. Selanjutnya dapat diperoleh deskripsi-deskripsi hasil yang akurat
dalam proses perincian maupun penyipulan.
 Triangulasi: Triangulasi digunakan untuk pemeriksaan keabsahan data dengan
memamnfaatkan suber yang di luar dta itu untuk keperluan pengecekan dan
pembanding
 Kecukupan Referensial
ANALISIS DAN BAHASAN TEMUAN
Analisis Tinjauan Pemasaran Entrepreneurial pada PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG
Analisis tinjauan Entrepreneurial Marketing ini bertujuan untuk mengerti dan
memahami lingkungan organisasi sehingga manajemen akan dapat melakukan reaksi secara
tepat terhadap setiap perubahan, selain itu agar managemen mempunyai kemampuan untuk
merespon berbagai isu kritis mengenai lingkungan yang mempunyai pengaruh yang cukup
kuat terhadap penerapan strategi Entrepreneurial Marketing pada PT Sinarmas MSIG.
9
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 52/No.11/November -2016 : 01-18
Analisis Lingkungan Internal
Terdapat 3 faktor internal yang dapat mempengaruhi kekuatan (strengths) atau
kelemahan (weaknesses) dari suatu perusahaan yaitu, karyawan, budaya organisasi dan
manajemen. Dalam PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG, dari faktor karyawan, penerimaan
karyawan merupakan kekuatan (strength) sedangkan pelatihan karyawan merupakan
kelemahan (weakness). Faktor budaya organisasi dari sisi inovasi merupakan kekuatan
(strength), hal-hal rinci merupakan kelemahan (weakness), orientasi hasil merupakan
kekuatan (strength), orientasi orang merupakan kelemahan (weakness), orientasi tim
merupakan kekuatan (weakness), keagresifan merupakan kekuatan (strength) dan stabilitas
merupakan kekuatan (strength). Faktor manajemen merupakan kekuatan (strength) dari PT
Asuransi Sinarmas MSIG karena didukung oleh manajemen yang kuat dan profesional.
Analisis Lingkungan Eksternal
Ada 4 faktor yang mempengaruhi peluang (opportunities) dan hambatan (threats)
sebuah perusahaan, antara lain ekonomi, sosial, politik dan teknologi. Dalam industri
Asuransi Jiwa sisi ekonomi yaitu pertumbuhan ekonomi perupakan peluang (opportunity),
globalisasi merupakan hambatan (threat) dan daya beli masyarakan merupakan faktor
peluang (opportunity). Dari sisi pergerakan sosial, edukasi masyarakat merupakan peluang
(opportunity) dalam menyikapi teknologi, pergerakan penduduk merupakan hambatan
(threat). Politik pemerintah memiliki faktor yang mempengaruhi, antara lain, peraturan
pemerintah merupakan peluang (opportunity) tetapi kebijakan pemerintah adalah hambatan
(threat). Faktor terakhir, yaitu teknologi merupakan peluang (opportunity) bagi industri
Asuransi Jiwa dalam menerapkan entrepreneurial marketing.
Analisis Lingkungan Industri
Daya tawar pembeli yang semakin kuat dan persaingan antara perusahaan sejenis
dalam industri asuransi jiwa merupakan faktor-faktor yang berpengaruh sangat tinggi di
dalam industri asuransi jiwa. Sedangkan dari faktor ancaman dari para pendatang baru di
industri asuransi jiwa, ancaman barang pengganti dan data tawar pemasok tidak memberikan
pengaruh yang cukup signifikan bagi pergerakan industri asuransi jiwa terutama di Indonesia.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa dengan rendahnya pengaruh lingkungan industri
terhadap persaingan antar perusahaan asuransi jiwa di Indonesia hal tersebut terlihat pada
masih besarnya pangsa pasar yang masih dapat digarap di Indonesia.
Matriks IFE dan EFE
Strategi matriks IFE merupakan rumusan analisis lingkungan internal. Matriks ini
memberikan rangkuman dan evaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam berbagam
bidang fungsional pada suatu unit usaha.
10
Ginting : Pengembangan Strategi Pemasaran ...
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tabel 4. Matriks IFE PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG
Kekuatan (Strengths)
Bobot Rating
Proses penerimaan karyawan (Recruitment) yang
baik
Memiliki inovasi dan keberanian dalam mengambil
resiko
Memiliki sistem kerja yang berorientasi pada hasil
Memiliki sistem kerja yang berorientasi kepada tim
Keagresifan dalam mengembangkan bisnis
Kestabilitas bisnis dalam melakukan persaingan
Manajemen yang kuat
Kelemahan
Kurangnya Pelatihan Karyawan (Training &
Development) yang mendukung peningkatan
kualitas kerja
Kurangnya sistem yang pendukung perhatian pada
hal-hal rinci
Kurangnya sistem yang berorientasi pada
pengembangan karir seseorang
TOTAL
Skor
0,078
3
0,234
0,122
0,106
0,078
0,122
0,089
0,111
3
3
2
2
2
3
0,366
0,318
0,156
0,244
0,178
0,333
0,106
3
0,318
0,094
2
0,188
0,094
1
3
0,282
2,617
Disimpulkan bahwa dari sisi IFE yang dimiliki oleh PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG
memiliki total skor 2,617. Data tersebut berasal dari penilaian rating atas faktor kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki.
Tabel 5. Matriks EFE PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG
Faktor Eksternal
No
Bobot Rating Skor
Peluang
Pertumbuhan
ekonomi
yang
semakin
stabil
0,134
2
0,268
1
Daya beli masyarakat yang semakin kuat
0,116
2
0,232
2
0,116
3
0,348
3 Edukasi masyarakat akan teknologi yang baik
Peraturan pemerintah yang mendukung
4
pertumbuhan ekonomi
0,142
2
0,284
Teknologi yang semakin canggih dan bervariatif 0,116
3
0,348
5
Hambatan
Globalisasi yang berdampak kepada
6
ketidakstabilan ekonomi dunia
0,152
3
0,456
Pergerakan penduduk yang sangat cepat tetapi
7
belum merata
0,107
2
0,214
Kebijakan
pemerintah
yang
belum
tepat
0,116
3
0,348
8
TOTAL
1,00
2,498
Disimpulkan bahwa dari sisi EFE yang dimiliki oleh PT Asuransi Jiwa Sinarmas
MSIG memiliki total skor 2,498. Data tersebut berasal dari penilaian rating atas faktor
peluang dan ancaman yang dimiliki.
11
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 52/No.11/November -2016 : 01-18
Matriks Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal (IE)
Pemetaan posisi unit usaha dilakukan agar dapat memudahkan unit usaha dalam
penentuan alternatif strategi pengembangan yang tepat untuk menghadapi persaingan dan
pertumbuhan bisnis dimasa depan. Hasil yang diperoleh dari matrik IFE dan EFE digunakan
untuk menyusun matriks IE, sehingga dapat diketahui posisi PT Asuransi Jiwa Sinarmas
MSIG.
Tabel 6. Matriks IE PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG
Total Skor IFE
4.0 Tinggi
3,0 Rata-rata
2,0 Lemah
I
II
III
Tinggi
4.0
Total Skor
IV
V
2,617 VI
EFE
2,498
Tinggi
3.0
VII
VIII
IX
Tinggi
2.0
1,0
Nilai total skor rata-rata pada matriks IFE sebesar 2,617 sedangkan, matriks EFE
memperoleh total skor rata-rata sebesar 2,498. Hasil tersebut menempatkan PT Asuransi Jiwa
Sinarmas MSIG pada sel V yang disebut strategi Pertahankan dan Pelihara. Sel rata-rata
untuk matriks IFE dan sel rata-rata untuk matriks EFE. Pada posisi ini, dimungkinkan PT
Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG melakukan strategi Penetrasi pasar dan pengembangan produk
merupakan dua strategi yang banyak dilakukan apabila perusahaan berada dalam sel ini.
Matriks SWOT
Matrik SWOT merupakan langkah-langkah kongkrit yang sebaiknya dilakukan oleh
PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG berdasarkan pengembangan dari matrik IE. Berbagai
alternatif strategi dapat dirumuskan berdasarkan model analisis matriks SWOT. Strategi
utama yang dapat disarankan terdapat empat macam, yaitu: strategi SO, ST, WO, dan WT.
Analisis ini menggunakan data yang telah diperoleh dari matriks EFE dan IFE di atas. Hasil
analisis dapat dilihat pada Tabel 5.4 keunggulan dari penggunaan model ini adalah mudah
memformulasikan strategi berdasarkan gabungan faktor eksternal dan internal.
12
Ginting : Pengembangan Strategi Pemasaran ...
Tabel 7. Matriks SWOT PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG
Kekuatan (Strengths)
Kelemahan (Weaknesses)
1. Proses
penerimaan 1. Kurangnya
Pelatihan
karyawan (Recruitment)
Karyawan (Training &
yang baik
Development)
yang
2. Memiliki inovasi dan
mendukung peningkatan
keberanian
dalam
kualitas kerja
mengambil resiko
2. Kurangnya sistem yang
3. Memiliki sistem kerja
pendukung
perhatian
yang berorientasi pada
pada hal-hal rinci
hasil
3. Kurangnya sistem yang
4. Memiliki sistem kerja
berorientasi
pada
yang berorientasi kepada
pengembangan
karir
tim
seseorang
5. Keagresifan
dalam
mengembangkan bisnis
6. Kestabilitas bisnis dalam
melakukan persaingan
7. Manajemen yang kuat
Peluang (Opportunities)
Strategi S – O
Strategi W – O
1. Pertumbuhan ekonomi 1. Mempertahankan
dan 1. Memperbaiki
sistem
yang semakin stabil
meningkatkan kualitas
perusahaan
2. Daya beli masyarakat
pelayanan
(W1, W3, O5)
yang semakin kuat
(S1, S2, S5, O2, O3, O5) 2. Memperkuat
3. Edukasi
masyarakat 2. Memperluas
pangsa
penggunaan teknologi
akan teknologi yang
pasar
dalam perusahaan
baik
(S2, S3, S5, O1, O2, O3,
(W2, O3, O5)
4. Peraturan pemerintah
O4, O5)
yang
mendukung 3. Memperkuat
modal
pertumbuhan ekonomi
melalui
kerjasama
5. Teknologi
yang
dengan
instansi
semakin canggih dan
pemerintah
bervariatif
(S6, S7, O4)
4. Memperkuat
jumlah
tenaga penjual
(S1, S4, S6, O2, O3)
Ancaman (Threats)
Strategi S – T
Strategi W- T
1. Globalisasi
yang 1. Menetapkan
strategi 1. Memperkuat
kualitas
berdampak
kepada
pemasaran
kreatif
produk
ketidakstabilan
berbasis teknologi
(W2, T1)
ekonomi dunia
(S1, S2, S5, T1, T2)
2. Melakukan kerjasama
2. Pergerakan penduduk 2. Meningkatkan promosi
dengan industri lain
yang sangat cepat tetapi
(S1, S3, S4, S6, T1, T2)
untuk mengembangkan
belum merata
3. Meningkatkan volume
pemasaran
3. Kebijakan pemerintah
penjualan
(W2, T1, T3)
yang belum tepat
(S3, S5, T2)
13
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 52/No.11/November -2016 : 01-18
Strategi Pemasaran
Implementasi strategi yang akan diterapkan pada PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG
adalah sesuai dengan matriks IE yang menunjukkan posisi pada sel 5 guna mengembangkan
usaha yang dijalankan dengan mengembangkan strategi penetrasi pasar (market penetration)
dan pengembangan produk (product development). Proses pemasaran yang dilakukan oleh
PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG adalah melalui tahap Segmenting, Targeting dan
Positioning.
Segmenting: Strategi pemasaran yang dapat dilaksanakan oleh PT Asuransi Jiwa Sinarmas
MSIG adalah market penetration. Hal tersebut dilakukan karena masih banyak
penduduk di Indonesia belum memiliki asuransi jiwa. Strategi pemasaran yang
PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG berdasarkan Kelas sosial menengah ke atas
dan Pengguna internet.
Targeting: Target pemasaran entrepreneurial dari PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG adalah
penjangkauan pasar secara penuh dengan differentiated marketing yang memiliki
program pemasaran yang berbeda-beda kepada setiap segmen. PT Asuransi Jiwa
Sinarmas MSIG menyesuaikan dengan produk bisnis tersebut sehingga dapat
disesuaikan dengan target pasar.
Positioning: Dengan kualitas produk yang tetap terjaga didukung dengan pelayanan yang
baik, PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG dapat membangun kualitas pelayanan
seperti kecepatan dalam melakukan transaksi, kemudahan melakukan klaim dan
pelayanan produk. Hal tersebut sesusai dengan slogan dari PT Asuransi Jiwa
Sinarmas MSIG adalah “insurance for your loved ones”.
Bauran Pemasaran (7P)
Baruan pemasaran untuk PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG sebagai perusahaan yang
bergerak dibidang industri asuransi jiwa adalah sebagai berikut:

Product: Perlu dilakukan variatif produk yang dilakakuan untuk memberikan
keunggulan bersaing. Variatif tersebut dapat dilakukan dengan melakukan aliansi
bisnis dengan industri lain, sehingga terjadi kombinasi produk.

Price: PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSGI perlu mempertahankan harga, karena
menurut pengamatan akan persaingan perusahaan, produk PT Asuransi Jiwa Sinarmas
MSIG masih jauh lebih terjangkau daripada perusahaan swasta lainnya. Penetapan
harga tersebut dapat dilakukan sambil terus melakukan pemantauan terhadap harga
pesaing.

Promotion: Strategi pemasaran entrepreneurial yang dapat dilakukan dalam
melakukan promosi adalah melakukan integrasi antara website yang dimiliki oleh PT
Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG dengan tablet yang dimiliki oleh tenaga penjual.

Place: Sistem AKM (Agency Kantor Mandiri) perlu diberlakukan kepada agen
asuransi PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG. Dengan sistem AKM tersebut, agen
14
Ginting : Pengembangan Strategi Pemasaran ...
asuransi dapat mendirikan sendiri kantor pemasaran mereka tanpa harus menunggu
proses pembuatan kantor pemasaran dari pusat yang biasanya berjalan lambat.

People: Perlu ada pengembangan karyawan agar setiap bagian dari lini pemasaran
dapat berfungsi dengan maksimal dan tidak ada tumpang tindih pekerjaan. Untuk
mengurangi turn over yang sangat tinggi terjadi pada PT Asuransi Jiwa Sinarmas
MSIG, perlu dilakukan pengembangan benefit yang diterima karyawan terbaik.

Process: Beberapa strategi yang dapat digunakan adalah:
a. Sistem administrasi dengan penggunaan teknologi online. Kendala proses
pembuatan polis tersebut dapat diminimalisir dengan mengandalkan sistem email
ataupun softcopy dokumen.
b. Meminimalisir jumlah dokumen yang harus disertakan atau menggunakan
dokumen elektrik sehingga calon nasabah tidak kesulitan dalam melakukan
pengisian.
c. Perlu ditempatkan administrator khusus yang melakukan proses administratif yang
khusus melayani kegiatan penjualan per masing-masing jalur pemasaran.

Physical Evidence: Harus ada dealing room yang dapat digunakan agen asuransi
untuk dapat menjelaskan asuransi jiwa kepada calon nasabah dengan nyaman. Setiap
kantor pemasaran juga harus dilengkapi dengan training room dimana setiap tenaga
penjual mendapatkan pelatihan untuk dapat mengembangkan kemampuan penjualan
mereka.
Strategi Entrepreneurial Marketing
Internet Marketing
Penerapan pemasaran entrepreneurial dalam pengembangan website PT Asuransi Jiwa
Sinarmas MSIG, akan dilakukan beberapa peningkatan konten yang mendukung akan online
marketing, adalah dengan pembuatan sistem:
 Mesin Pencari Agen. Menggunakan sistem GPS yang tersambung dengan Google Map
sehingga dapat mengetahui posisi tenaga penjual terdekat dengan calon nasabah.
Dengan mengetahui lokasi kantor-kantor pemasaran, calon nasabah dapat memilih
lokasi terdekat dengan mereka.
 Profil Agen. Di dalam website terdapat pengelompokkan tenaga penjual sesuai dengan
kantor pemasaran. Profil tenaga penjual berisikan informasi tentang:
 Nama
 Lama bergabung
 Prestasi
 Nomor telepon, dan
 Alamat email
 Web chatting. Fasilitas ini digunakan untuk para pengunjung situs yang teleh memilih
tenaga penjual yang ingin ditemui untuk mendapatkan informasi-informasi awal tentang
produk sebelum dapat bertemu langsung. Fasilitas web chatting yang telah terintegrasi
dengan website ini dibuat sehingga nasabah mendapatkan respon dari tenaga penjual
lebih cepat ketimbang menggunakan email.
15
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 52/No.11/November -2016 : 01-18



Video communication. Seperti halnya dengan web chatting, nasabah atau nasabah dapat
menggunakan fasilitas video communication untuk dapat berkomunikasi dengan tenaga
penjual sewaktu-waktu untuk menanyakan produk atau berbincang tentang pelayanan
dari produk yang diberikan.
Link. Adanya sistem yang menghubungkan website dengan sistem CRM yang terdapat
di dalam tablet dari tenaga penjual PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG. Hal tersebut
bertujuan agar para pengunjung website dapat melakukan komunikasi langsung dengan
tenaga penjual secara online.
Email Marketing. Bekerjasama dengan situs-situs email (Yahoo, Google, Rocketmail,
dan lain sebagainya) yang memasarkan online marketing melalui email tersebut. Hal
tersebut langsung dihubungkan mesin pencari agen sehingga langsung dapat melakukan
janji temu dengan tenaga penjual.
Strategi Aliansi
Strategi kerjasama yang menggabungkan dua atau lebih perusahaan atau unit bisnis
dilakukan perusahaan untuk menutupi kekurangan yang dimiliki oleh suatu perusahaan
dengan mengandalkan kekuatan dari mitra bisnis begitu juga sebaliknya. Pendekatan aliansi
yang dapat dilakukan oleh PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG untuk dapat meningkatkan
kekuatan persaingain, antara lain:

Merchant
Bekerjasama dengan badan usaha yang bersifat komersial seperti rumah makan,
toko buku, salon, bengkel dan lain sebagainya untuk mendapatkan promo
menggunakan kartu Sinarmas MSIG jika berbelanja ditempat tersebut. Pemilik
usaha difungsikan sebagai RO (Relationship Officer) yang menjual produk
asuransi jiwa kepada pelanggan dengan mendapatkan komisi penjualan.

Partnership
Melakukan kerjasama produk dengan menggabungkan produk PT Asuransi Jiwa
Sinarmas MSIG dengan bisnis tersebut. Kerjasama dapat dilakukan dengan badan
usaha yang memungkinkan terjadinya resiko kerja atau pelanggan seperti tour &
travel, perusahaan outsourching dan lain-lain. Kerjasama ini memungkinkan
produk menjadi lebih menarik dan lebih bervariatif dibandingkan dengan pesaing.
Pembahasan
Strategi dalam pengembangan PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG yang dianalisis
dengan analisis SWOT matriks dan IE matriks. Nilai total skor rata-rata pada matriks IFE
sebesar 2,617 sedangkan, matriks EFE memperoleh total skor rata-rata sebesar 2,498. Hasil
tersebut menempatkan PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG pada sel V yang disebut strategi
Pertahankan dan Pelihara. Pada posisi ini, dimungkinkan PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG
melakukan strategi Penetrasi pasar dan pengembangan produk. Oleh karena itu, PT Asuransi
Jiwa Sinarmas MSIG perlu melakukan promosi dan penjualan. Implementasi strategi yang
dilakukan untuk melakukan perubahan strategi sehingga PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG
dapat terus berkembang, PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG dapat melakukan perubahan
strategi pemasaran di bidang entrepreneurial marketing, antara lain:
16
Ginting : Pengembangan Strategi Pemasaran ...

Online Marketing
Mengembangkan sistem pemasaran dengan menggabungkan tablet yang digunakan
oleh tenaga penjual yang selama ini hanya digunakan untuk melakukan kegiatan
administratif dengan website resmi PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG. Fitur yang
terdapat dalam website akan ditambahkan dengan mesin pencari tenaga penjual yang
bertujuan untuk dapat melakukan janji temu dengan calon nasabah yang dilengkapi
dengan fasilitas video communication dan web chatting.

Strategi Aliansi
Melakukan kerjasama bisnis dengan badan usaha dalam bentuk merchant yang akan
memberikan promo dan diskon kepada pengunjung yang menggunakan produk dari
PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG. Bentuk kerjasama bisnis juga dapat dilakukan
dalam bentuk business partnership dengan menggabungkan produk PT Asuransi Jiwa
Sinarmas MSIG dengan badan usaha sehingga menghasilkan produk baru yang lebih
lengkap dan bervariatif sehingga meningkatkan keunggulan bersaing dengan pesaing
sejenis.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dampak dari pertumbuhan industri asuransi jiwa adalah terlihat semakin banyaknya
pesaing-pesaing baru. Kestabilan ekonomi dan peningkatan standar ekonomi semakin
menyadarkan masyarakat akan menabung dan berinvestasi untuk pertumbuhan dana di masa
depan. Semua peluang bisnis asuransi jiwa tersebut didukung oleh kemudahan dalam
memperoleh informasi di masa sekarang ini dikarenakan teknologi online yang semakin
memudahkan serta menambah variatif dalam pemasaran. Formulasi strategi manajemen yang
dilakukan dengan matriks EFE, IFE dan IE menghasilkan skor terbobot dari tiap-tiap matriks
menempatkan PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG pada posisi Hold and Maintain pada
kuadran V, dimana PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG perlu memanfaatkan kekuatan dan
peluang yang ada untuk berkembang dan memperluas pangsa pasar dan mempertahankan
pencapaian yang telah diperoleh sampai pada saat ini. Beberapa alternatif strategi yang ada
yang diterapkan pada PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG yang sesuai dengan kondisi usaha
adalah dengan melakukan penetrasi pasar dan pengembangan produk.
Strategi pemasaran yang digunakan adalah berdasarkan Segmenting, Targeting dan
Positioning (STP) dan Positioning (STP) serta bauran pemasaran 7P (Product, Price,
Promotion, Place, People, Physical Evidence dan Process). Pemasaran online yang dilakukan
selain mengandalkan website resmi dari PT Asuransi Jiwa Sinasrmas MSIG yang
dihubungkan dengan tablet dari tenaga penjual, tetapi juga bekerjasama dengan websitewebsite email besar yang dapat memasarkan PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG melalui email
marketing. PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG dapat juga mempekuat penetrasi ke pasar
dengan melakukan kerjasama bisnis dalam bentuk strategi aliansi dengan bidang-bidang
usaha dalam bentuk merchant dan partnership.
17
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 52/No.11/November -2016 : 01-18
Saran
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka beberapa saran yang
dapat diberikan kepada PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG untuk mengembangkan bisnisnya
dalam entrepreneurial marketing adalah sebagai berikut:
 Segmenting, targeting dan positioning.
Produk asuransi jiwa dari PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG dapat dipasarkan kepada
masyarakat yang secara kondisi ekonomi memiliki kelas sosial menengah keatas.
Dengan itu, jumlah premi yang didapatkan semakin besar serta resiko untuk
memutuskan kontrak sepihak karena tidak mampu membayar premi semakin kecil.
Melakukan pendekatan pemasaran dengan differentiated marketing dengan
menyesuaikan produk ataupun distribusi dengan kondisi pasar masing-masing.

Marketing mix (7P)
PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG dapat melakukan periklanan yang gencar melalui
media elektronik baik yang bersifat offline maupun yang online yang berintegrasi
dengan sistem pemasaran online tersebut. Pengembangan pemasaran online tersebut
dapat dilakukan dengan kerjasama bisnis (business partnership) dengan perusahaanperusahaan diluar industri asuransi jiwa agar adanya variatif pengembangan produk
yang berbeda dengan produk pesaing.
DAFTAR PUSTAKA
Bäckbrö, J., & Nyström, H. (2006). Entrepreneurial marketing: Innovative value creation
(Master’s thesis). Jönköping International Business School, Jönköping University.
Cannon, Joseph P., William D. P., & McCarthy J. (2008). Essentials of Marketing: A
Marketing Strategy Planning Approach Essentials of Marketing 16th Edition. New
York: McGraw-Hill
Chaffey, D., Mayer, R., Johnston, K., & Chadwick, F.E. (2003). Internet Marketing: Strategy,
Implementation and Practice (2nd ed.). England, United Kingdom : Pearson Education
Limited.
Daft, L. R., & Dorothy, M. (2009). Understanding Management, Mason-Ohio : South –
Western Cemgage Learning.
David, F. R. (2011). Strategic Management : Konsep, Edisi 12, Salemba Empat, Jakarta
Elmuti, D., & Kathawala, Y. (2001), Alliances Strategic Management Studies, Management
Decisions, London, Vol.39.
Kotler P., & Armstrong, G. (2013), Principles of Marketing, Global Edition, 15Edition,
Pearson Education
Kotler, P., Brown, L., Adam, S., Burton, S., & Armstrong, G. (2008). Marketing (7th ed.).
French Forest, NSW : Pearson Education Australia.
Lovelock, C., & Wright, K. L. (2007), Manajemen Pemasaran Jasa. PT. Indeks, Indonesia
Poejosoebroto, S. (2003). Beberapa Aspek Tentanh Hukum Pertanggungan Jiwa di Indonesia,
Jakarta : Bharata
Porter, M (2007). Strategy Bersaing (Competitive Strategy). Tanggerang : Kharisma
Publishing Group
Pearce, J. A., & Robinson, R. B. (2013). Manajemen Strategis: Formulasi, Implementasi, dan
Pengendalian, Jakarta : Salemba Empat
18
Download