BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini mulai menuju keadaan yang lebih baik, dengan melihat perkembangan dunia industri yang terus berkembang di berbagai bidang. Salah satu dunia industri yang survive di Indonesia adalah industri manufaktur yang mengolah barang mentah menjadi barang jadi. Dunia industri yang semakin kompetitif membutuhkan perubahan. Perubahan menjadi suatu keharusan yang di tuntut untuk mengikuti perkembangan yang ada di era globalisasi saat ini. Sebuah perusahaan harus bisa beradaptasi dengan tantangan yang ada sehingga tetap bertahan dan memberikan hasil terbaiknya. Salah satu faktor perubahan yang ada yaitu munculnya teknologi baru yang lebih canggih seperti mesin yang bertujuan memudahkan sumber daya manusia dalam meningkatkan produktivitas perusahaan. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset penting untuk menunjang keberhasilan suatu perusahaan. Seperti dalam jurnal yang berjudul “The Impact of Strategic Human Resources Management on Organizational perfomance” menurut Rivai (2010:p104) mengemukakan bahwa sumber daya manusia diperlukan untuk dapat mencapai tujuan strategis organisasi karena untuk mendapatkan dan memepertahankan keunggulan kompetitif. SDM merupakan pelaksana seluruh kebijakan perusahaan sehingga perlu dibekali dengan pengetahuan yang memadai. Pentingnya sumber daya manusia perlu disadari oleh semua tingkatan manajemen di perusahaan. Bagaimanapun majunya teknologi saat ini, namun faktor sdm tetap memegang peranan penting bagi keberhasilan suatu perusahaan. Hal ini dapat dilakukan jika sebuah organisasi menciptakan pembelajaran organisasi (Organizational Learning) ketika organisasi diharuskan untuk belajar, menerima masukan baru, dan memanfaatkan pengetahuan tersebut menjadi nilai tambah. Salah satu hal penting dalam menciptakan Organizational Learning adalah dengan cara menciptakan budaya belajar di lingkungan perusahaan. Hal ini dapat dilakukan ketika karyawan secara sadar dan bertanggung jawab terus-menerus memperhatikan pengembangan dirinya dan belajar dengan berbagai 1 2 bentuk dan cara untuk mengatasi peluang eksternal dan ancaman, yaitu memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru yang akan meningkatkan kinerja yang ada di masa depan. Dalam jurnal “Organizational Learning, Innovation and Performance” (Mohamed Sulaiman, 2011:p12). Selain Organizational Learning , karyawan juga harus dituntut mempunyai kompetensi yang tinggi agar dapat mengoperasikan teknologi yang ada di perusahaan. Hal ini sejalan dengan pendapat Becker and Ulrich dalam Suparno (2005:24) bahwa competency refers to an individual’s knowledge, skill, ability or personality characteristics that directly influence job performance yang berarti kompetensi mengandung aspek-aspek pengetahuan, keterampilan (keahlian) dan kemampuan ataupun karakteristik kepribadian yang mempengaruhi kinerja. Kompetensi adalah suatu kemampuan utuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Dalam jurnal mengenai case competence yang berjudul Analysis of college students occupation competence, Canadian Social Science, (2013:p85-91) konsep kompetensi dikemukakan oleh Robert pada tahun 1959 kompetensi adalah aspek kebutuhan strategis pengembangan organisasi, dalam rangka memperkuat daya saing dan meningkatkan kinerja aktual adalah terkait manajemen sumber daya manusia yang unik termasuk cara berpikir, metode operasi dan proses operasi untuk menjadi efisien. Organisasi pembelajar menolak stabilitas dengan cara terus menerus melakukan evaluasi diri dan eksperimentasi. Walczak (2008), menyatakan ketika dunia semakin dinamis, organisasi pembelajar harus mudah beradaptasi untuk dapat merespon kebutuhan yang berbeda dari perusahaan yang berbeda di seluruh dunia. Ia juga berpendapat bahwa dalam rangka meningkatkan penerapan manajemen pengetahuan dan organisasi pembelajar perlu diwakili di manajemen pengetahuan dan model organisasi pembelajar dengan instrument pengukurannya. Sumber daya manusia merupakan elemen yang sangat penting dalam satu perusahaan. Kegagalan mengelola sumber daya manusia dapat mengakibatkan timbulnya gangguan dalam pencapaian tujuan dalam organisasi, baik dalam kinerja, profit, maupun kelangsungan hidup organisasi itu sendiri. Dengan melihat kenyataan ini maka dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus mampu menganalisis kualitas SDM agar dapat meningkatkan kinerja perusahaannya yang dapat dilihat dari kompetensi yang dimiliki setiap karyawan perusahaan dengan memberikan 3 pembelajaran yang bersifat mengorganisir agar karyawan mampu menjalankan tugas dengan sempurna. Penelitian ini hanya membahas faktor-faktor dari SDM yang mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan dan perusahaan, oleh karena itu dibutuhkan kompetensi atau kemampuan setiap individu untuk mencapai tujuan atau target dari sebuah organisasi tersebut. Di dalam organisasi harus senantiasa meningkatkan kemampuan untuk berubah agar memiliki daya saing dalam menghadapi kompetisi. Adanya perubahan yang sangat tinggi didalam industri ini, menjadi kunci keberhasilan proses pembelajaran di dalam kinerja organisasi. Menyatakan learning organization berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja organisasi Hons, et al. (2010). Kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas ketrampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Secara garis besar, kompetensi menjelaskan apa yang dilakukan orang di tempat kerja pada berbagai tingkatan dan memperinci standar masing – masing tingkatan, mengidentifikasi karakteristik pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan individual yang memungkinkan menjalankan tugas dan tanggung jawab secara efektif sehinggga mencapai standar kualitas profesional dalam bekerja. Disamping pendanaan, perusahaan memiliki sumber daya yang lain yang tidak kalah pentingnya yaitu sumber daya manusia. Sebuah perusahaan agar dapat mempertahankan daya saingnya, harus memperhatikan 2 (dua) faktor penting yaitu faktor personil (SDM) dan teknologi. Dengan majunya teknologi akan sangat membantu peningkatan kinerja jika selaras dengan kompetensi yang dimiliki setiap karyawan. Kinerja karyawan sebuah perusahaan sangat menentukan kestabilan dalam dunia bisnis, kestabilan perusahaan dapat dilihat dengan berbagai pencapaian, salah satu pencapaian yang ada di perusahaan dengan memperhatikan produktivitas yang dihasilkan. Seperti salah satu perusahaan yang menjunjung tinggi target atau pencapaian dalam produksinya adalah PT. International Chemical Industry. PT. International Chemical Industry merupakan perusahaan penghasil batu baterai dengan merek dagang “ABC”. PT. International Chemical Industry di Jakarta berdiri pada tahun 1968 yang berlokasi di Jl. Daan Mogot km 11, Jakarta Barat, DKI Jakarta Indonesia. Perkembangan batu baterai di Indonesia sangat besar dengan presentase penghasil batu baterai, negara Indonesia berada di urutan ke-3 setelah negara China dan India. Dalam menjalankan kegiatan produksinya PT. International 4 Chemical Industry tidak lepas menggunakan bantuan teknologi seperti mesin-mesin dan alat-alat pendukung untuk menciptakan baterai. Sejalan dengan misi Pimpinan PT. International Chemical Industry pada tahun 2011 akhir melakukan sistem modernisasi yang tertuang pada visi dan kebijakan perusahaan terhadap pengadaan teknologi seperti mesin-mesin dan alat-alat yang baru. Modernisasi teknologi dilakukan dengan merakit kembali atau memperbarui mesin-mesin canggih dari jepang yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas. Tim manajemen produksi melakukan perubahan atau perbaikan tidak hanya dari sistem lama ke sistem baru, namun harus mengubah habit, pola kerja dan prosedurprosedur yang telah ada. Dengan perubahan teknologi mesin-mesin atau alat-alat yang baru, PT. International Chemical Industry mengharapkan kinerja dari karyawan divisi produksi menghasilkan peningkatan produktivitas, namun yang menjadikan fenomena masalah dalam PT. International Chemical Industry ternyata adanya penurunan atau tidak tercapainya target secara sempurna. Berikut laporan kinerja karyawan divisi produksi dalam menghasilkan jumlah baterai (pcs) pada PT. International Chemical Industry periode 3 tahun terakhir : Tabel 1.1 Laporan Kinerja Karyawan PT. International Chemical Industry Laporan Kinerja Karyawan Divisi Produksi Periode 2012-2014 Tahun Persentase 2012 97,99 % 2013 96,11 % 2014 94,05 % Sumber : PT. International Chemical Industry Berdasarkan tabel di atas persentase laporan kinerja karyawan selama 3 tahun terakhir di PT. International Chemical Industry dapat disimpulkan bahwa dengan jumah karyawan 1.289 orang. Pada tahun 2012 persentase yang dihasilkan berjumlah 97,99%, tahun 2013 berjumlah 96,11% dan tahun 2014 berjumlah 94,05% secara keseluruhan selama periode tersebut PT. International Chemical Industry mengalami 5 penurunan kinerja karyawan dengan hasil produksi yang tidak mencapai standar atau target. Oleh sebab itu yang menjadikan kendala banyak dari karyawan produksi yang kurang memahami pentingnya mengasah kemampuan atau kompetensi yang dimiliki dalam dirinya yang mengakibatkan kurang berkembang untuk merespon hal-hal baru yang ada di dunia industri seperti perubahan teknologi yang semakin canggih, sehingga mengahasilkan kinerja yang dihasilkan karyawan mengakibatkan penurunan selama tiga tahun terakhir. Hal tersebut yang menjadi masalah dalam PT. Internationaal Chemical Industry sehingga berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Organizational Learning dan Kompetensi Terhadap Kinerja Karyawan Divisi Produksi Pada PT. International Chemical Industry”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan hal-hal yang diuraikan diatas, maka permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah ada pengaruh yang signifikan organizational learning terhadap kinerja karyawan divisi produksi pada PT. International Chemical Industry ? 2. Apakah ada pengaruh yang signifikan kompetensi terhadap kinerja karyawan divisi produksi pada PT. International Chemical Industry ? 3. Apakah ada pengaruh yang signifikan organizational learning dan kompetensi terhadap kinerja karyawan divisi produksi pada PT. International Chemical Industry ? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan organizational learning terhadap kinerja karyawan divisi produksi pada PT. International Chemical Industry. 2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan kompetensi terhadap kinerja karyawan divisi produksi pada PT. International Chemical Industry. 6 3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan organizational learning dan kompetensi terhadap kinerja karyawan divisi produksi pada PT. International Chemical Industry. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang di dapat dari penenelitian ini adalah : 1. Manfaat Pendidikan • Dapat dijadikan sumber ilmu dan memperluas pengetahuan bagi para pembaca. • Dapat dijadikan bahan penelitian lanjutan bagi para peneliti dalam bidang terkait. • Dapat menambah pengetahuan penulis mengenai penerapan organizational learning dan kompetensi terhadap kinerja karyawan divisi produksi pada PT. International Chemical Industry. 2. Manfaat Bagi Perusahaan • Dapat dijadikan referensi dan masukan kepada perusahaan agar dapat mengetahui faktor apa saja yang dapat meningkatkan kinerja karyawan di PT. International Chemical Industry. • Untuk mengetahui pengaruh organizational learning dan kompetensi terhadap kinerja kyawan divisi produksi pada PT. International Chemical Industry. • Sebagai sumber pertimbangan untuk membuat kebijakan pada periode selanjutnya.