II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Pemasaran Persaingan yang ketat antara perusahaan saat ini telah mendorong perusahaan untuk lebih memahami keinginan dan kebutuhan konsumen agar dapat memimpin pasar. Pentingnya pemahaman tentang konsumen dapat ditemukan pada definisi pemasaran (marketing). Berikut ini akan dikemukakan beberapa pendapat tentang definisi pemasaran dari sudut pandang para pakar ilmu pemasaran. Menurut American Marketing Association (AMA) dalam Kotler dan Keller (2009) mendefinisikan pemasaran adalah “Satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelolahubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya.” Hal ini menunjukkan bahwa pemasaran membutuhkan suatu strategi yang diungkapkan dalam rencana-rencana untuk memperoleh keuntungan , kelancaran penerimaan pembayaran, investasi yang dibutuhkan, produk yang dibuat dan sebagainya. Menurut Kotler dan Amstrong (2004), definisi pemasaran merupakan suatu proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan tersebut sebagai imbalannya. 2.2. Bauran Pemasaran Salah satu konsep utama dalam pemasaran adalah bauran pemasaran. Menurut Kotler (2005), bauran pemasaran atau marketing mix adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya di pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Berbagai kemungkinan ini dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok variabel 8 yang disebut “Empat P” yaitu, product (produk), price (harga), place (distribusi), dan promotion (promosi). 2.3. Strategi Pemasaran Strategi pemasaran mencakup gabungan dari beberapa aspek yaitu segmentasi, penentuan pasar sasaran (targeting), dan penentuan posisi pasar (positioning). Tujuan pokok strategi segmentasi, targeting, dan positioning adalah memosisikan suatu merek atau produk dalam benak konsumen sehingga merek atau produk tersebut memiliki keunggulan kompetitif berkesinambungan. Sebuah produk akan memiliki keunggulan kompetitif jika produk tersebut menawarkan atribut-atribut determinan yang dinilai penting dan unik oleh para pelanggan. 2.3.1 Segmentasi Mengidentifikasikan dan membentuk kelompok pembeli yang terpisah-pisah atau lebih kecil yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran tersendiri. Variabel utama yang dapat digunakan untuk mensegmentasi pasar konsumen, antara lain (Kotler dan Amstrong, 2004); 1. Segmentasi Geografis Membagi pasar menjadi unit-unit geografis yang berbeda seperti negara, wilayah, negara bagian, kabupaten, kota, atau pemukiman. Perusahaan kemudian memilih satu atau beberapa area geografis sebagai tempat operasinya, atau dapat memilih semua area yang ada, namun tetap memfokuskan pada perbedaan geografis dalam kebutuhan dan keinginan. 2. Segmentasi Demografis Membagi pasar menjadi sejumlah kelompok berdasarkan variabelvariabel seperti usia, gender, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, pendapatan, pengeluaran, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, dan kebangsaan. 3. Segmentasi Psikografis Membagi pembeli menjadi kelompok-kelompok yang berbeda berdasarkan kelas sosial, gaya hidup, atau karakteristik kepribadian. 9 Orang-orang yang berada dalam kelompok demografi yang sama bisa saja memiliki tampilan psikografis yang berbeda. 4. Segmentasi Perilaku Membagi pembeli ke dalam sejumlah kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, kegunaan, atau tenggapan terhadap produk. 2.3.2 Targetting Apabila perusahaan telah mengidentifikasi peluang pada tiap segmen pasarnya, maka selanjutnya perusahaan harus mengevaluasi beragam segmen dan memutuskan berapa banyak segmen dan segmen mana yang akan dibidik. Proses mengevaluasi segmen pasar yang berbeda, perusahaan harus memperhatikan faktor daya tarik segmen secara keseluruhan serta faktor tujuan dan sumber daya perusahaan (Kotler dan Amstrong, 2004). Penentuan pasar sasaran yakni tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki atau dilayani berdasarkan potensi laba segmen tersebut dan kesesuaiannya dengan strategi korporat perusahaan (Tjiptono, 2008). 2.3.3 Positioning Menurut Kotler dan Amstrong (2004), setelah perusahaan memutuskan segmen-segmen pasar yang akan dimasuki, haruslah diputuskan posisi apa yang harus ditempati dalam segmen tersebut. Posisi produk adalah cara produk didefinisikan oleh konsumen berdasarkan makna tempat suatu produk, merek, atau sekelompok produk di dalam benak konsumen, relatif terhadap penawaran pesaingnya. Positioning suatu produk menuntut perusahaan untuk menanamkan keunikan manfaat dan diferensiasi merek ke dalam benak konsumen. 2.4. Komunikasi Pemasaran Komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Terdapat lima cara dari komunikasi pemasaran yang utama atau sering disebut bauran promosi, yaitu (Durianto, 2003) : 10 a. Advertising (Periklanan), yaitu semua bentuk penyajian nonpersonal, promosi, dan ide tentang barang atau jasa yang dibayar oleh suatu sponsor. b. Sales Promotion (Promosi Penjualan), yaitu berbagai bentuk insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan konsumen untuk mencoba atau membeli suatu produk atau jasa. c. Public Relations (Hubungan Masyarakat dan Publisitas), yaitu berbagai macam program untuk memelihara, menciptakan, dan mengembangkan citra perusahaan atau merek sebuah produk. d. Personal Selling (Penjualan Pribadi), yaitu interaksi langsung dengan satu atau beberapa calon pembeli dengan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan. e. Direct Marketing (Pemasaran Langsung), yaitu penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat komunikasi nonpersonal lainnya untuk melakukan komunikasi secara langsung agar mendapat tanggapan langsung dari para pelanggan dan calon pelanggan. Menurut Tjiptono (2008) ada dua saluran komunikasi pemasaran antara lain : 1. Saluran komunikasi personal atau pribadi Komunikasi antara dua orang atau lebih. Komunikasi dapat melalui tatap muka, lewat telepon, lewat surat, via e-mail, chatting via internet juga persentasi. Saluran komunikasi pribadi efektif dilakukan karena didalamnya terjadi pertemuan dan umpan balik pribadi. Saluran komunikasi personal dapat dikelompokkan menjadi : a) Advocate channels yaitu pemasar yang menghubungi konsumen b) Expert channels yaitu pakar independen yang membuat pernyataan tertentu kepada konsumen sasaran. c) Social channels yaitu tetangga, teman, keluarga, dan rekan kerja. Dari antara ketiga bentuk komunikasi pribadi tersebut, yang paling efektif adalah social channels yang sering disebut sebagai word of mouth. Word of mouth marketing merupakan komunikasi pribadi mengenai suatu produk yang dilakukan oleh calon konsumen dengan tetangga, teman, anggota keluarga ataupun rekan kerja. 11 2. Saluran komunikasi nonpersonal atau nonpribadi Media yang membawa pesan tanpa kontak pribadi maupun umpan balik, meliputi mediam atmosfer, dan acara-acara penting (events). Media meliputi media cetak (koran, majalah, dan surat); media siaran (radio dan televisi); media elektronik (audiotape, videotape, videodisc, CD-ROM dan webpage) dan media tampilan (billboard, papan iklan, dan poster). 2.5. Words Of Mouth Word of mouth adalah suatu bentuk komunikasi mulut ke mulut yang dilakukan oleh konsumen secara sukarela dan otomatis untuk mempromosikan sebuah produk atau merek kepada relasi atau temannya karena suatu alasan tertentu. Word of mouth merupakan jenis promosi yang ampuh, efektif dan berbiaya paling murah. Konsumen yang merasa puas akan memberi tahu orang lain mengenai pengalaman yang baik tentang produk itu (Kotler dan Amstrong, 2004). Menurut Tjiptono (2008), word of mouth juga cepat diterima sebagai referensi karena konsumen biasanya sulit mengevaluasi produk atau jasa yang belum dibelinya atau belum dirasakannya sendiri. Menurut Tjiptono (2008) Word of mouth (WOM) adalah komunikasi personal yang dianggap sangat efektif dalam memberikan informasi tentang suatu produk, jasa, peristiwa, ide, individu, politikus dan juga tempat-tempat untuk dikunjungi. mempengaruhi seseorang, WOM juga efektif untuk karena informasi yang diberikan oleh seorang individu lainnya biasanya dianggap jujur dan tidak bias. Khalayak cenderung lebih mempercayai informasi produk yang mereka dengar dari kenalannya atau orang lain dibandingkan dengan informasi yang dipasang di media. Komunikasi WOM atau komunikasi dari mulut ke mulut dapat dianggap sebagai salah satu bentuk tradisional dari komunikasi pemasaran. WOM merupakan komunikasi personal yang bersifat informal dengan pelakunya konsumen sendiri bukan tenaga pemasaran. Hal 12 lainnya adalah topik WOM berhubungan dengan produk, jasa maupun perusahaan, sumbernya dapat berasal dari pengalaman mengkonsumsi produk atau jasa baik secara langsung maupun tidak langsung. Istilah WOM digunakan untuk mendefinisikan komunikasi verbal baik bersifat positif maupun negatif. Komunikasi ini dapat berupa perbincangan antara dua orang atau lebih, atau sekedar penyampaian testimonial secara satu arah. Medianya dapat berupa pertemuan tatap muka, telepon, e-mail, listgroup, blog, website, social media (Facebook, Friendster, Twitter, dll), animation Game (Flash based Game, Mobile Game), atau alat komunikasi lainnya. 2.6. Social Media Social media pada awalnya adalah tempat berkumpulnya orangorang yang ingin berbagi informasi dan tempat untuk mencari teman baru serta berinteraksi dengan teman lainnya secara online. Namun social media berkembang sangat pesat di negara Indonesia, social media dan forum yang sudah sangat terkenal diantaranya adalah facebook, Twitter dan juga kaskus.3 Menurut Thoyibie (2010), Social media adalah konten berisi informasi, yang dibuat oleh orang yang memanfaatkan teknologi penerbitan, sangat mudah diakses dan dimaksudkan untuk memfasilitasi komunikasi, pengaruh dan interaksi dengan sesama dan dengan khalayak umum. Hal ini biasanya dilakukan melalui Internet dan jaringan komunikasi mobile. Saat ini praktek pemasaran melalui social media sedang dinikmati oleh para eksekutif dan profesional untuk mempromosikan merek dan pemasaran. Social media marketing adalah strategi kegiatan pemasaran menggunakan situs-situs media sosial seperti facebook, Twitter, Youtube kaskus dan sebagainya. Social media merupakan salah satu cara yang ampuh untuk mempromosikan produk dan jasa yang kita miliki melalui cara internet marketing. Caranya mudah dan sederhana tetapi memiliki efek yang luar biasa. 3 Sosial Media. http://www.halamansatu.com/social-media.html [12 April 2012] 13 Kemudahan untuk membuat sebuah account di social media merupakan salah satu pemicu mengapa sangat banyak masyarakat menggunakan social media sebagai suatu alat komunikasi dengan dunia luar serta ketermudahan mengakses data menyebabkan banyaknya masyarakat menggunakan social media bukan hanya sebagai alat menjalin tali silaturahmi tetapi ada beberapa yang menggunakannya sebagai alat promosi penjualan dan media menyebarkan informasi. Berikut ini bersumber dari www.uniknya.com adalah lima social media paling populer selama tahun 2011, yaitu : 1. Facebook Facebook merupakan layanan jejaring sosial yang diluncurkan pada 4 Februari 2004. Dibuat oleh Mark Zuckerberg pada 2003, situs ini awalnya merupakan jaringan pertemanan di lingkungan perguruan tinggi tempat Zuckerberg berkuliah, Harvard University. Situs ini banyak digemari oleh penggunanya karena memudahkan mereka membuat profil, berbagi catatan, foto, dan video, serta berkirim pesan dan mengobrol. Pada Januari 2011, Facebook memiliki jumlah pengguna lebih dari 600 juta pengguna aktif dari seluruh dunia. 2. StumbleUpon Situs ini merupakan mesin penjelajah untuk menemukan dan merekomendasikan konten-konten dari berbagai web kepada pengguna. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk menjelajahi dan memberi nilai secara lebih personal pada sebuah halaman, foto, dan video di situs web melalui icon Jempol Naik atau Jempol Turun yang tersedia. StumbleUpon sendiri didirikan pada Nopember 2001 oleh Garrett Camp, Geoff Smith, Justin LaFrance, dan Eric Boyd usai Garrett menyelesaikan sekolah S2nya. Saat itu, mereka ingin mendirikan sebuah perusahaan. Dari 6 ide produk yang diajukan, mereka setuju untuk memilih StumbleUpon. Hal ini mempermudah pengguna untuk mereview dan mengomentari konten situs web. Pada 18 Mei 2010, situs ini mengklaim telah memiliki 10 juta pengguna di seluruh dunia. 14 3. Youtube Youtube didirikan oleh tiga orang penggawai awal PayPal, yaitu Chad Hurley, Steve Chen, dan Jawed Karim. Mereka mulai mengembangkannya sejak awal 2005 setelah mereka mengalami kesulitan dalam video sharing saat terjadi pesta di apartemen Steve Chen di San Fransisco. Sejak saat itulah, ketiganya sepakat untuk membuat sebuah layanan untuk berbagi video. Video pertamanya berjudul Me at the Zoo diunggah pada 23 April 2005. Sejak saat itu, situs ini berkembang sangat cepat. Pada Juli 2006, layanan ini mengumumkan bahwa sudah 65 ribu video diunggah dan 100 juta tontonan terjadi setiap harinya. Layanan ini mempermudah penggunanya untuk berbagi video di internet. Selain itu, tak perlu masuk menjadi pengguna untuk menikmati video-video yang tersedia di Youtube. Banyak orang senang dengan skema ini dan membuat pengunjung Youtube setiap harinya bertambah. Melihat kesuksesan ini, pada Oktober 2006, Google Inc. membeli layanan ini dengan harga 1,65 milyar dollar Amerika. 4. Twitter Twitter berawal dari sesi brainstorming yang cukup panjang yang terjadi di manajemen perusahaan podcasting bernama Odeo. Jack Dorsey, seorang arsitek perangkat lunak Amerika, kemudian memperkenalkan cara berkomunikasi di grup kecil menggunakan layanan SMS. Ide ini diwujudkan dengan sebuah project bernama kode twttr. Prototype pertama Twitter digunakan untuk layanan internal para pekerja Odeo. Versi penuh dari layanan ini kemudian diperkenalkan ke publik pada 15 Juli 2006. Pada Oktober tahun yang sama, Biz Stone, Evan Williams, Dorsey, dan anggota Odeo lainnya mendirikan Obvious Corporation serta mengakuisisi Odeo dan seluruh asetnya, termasuk Odeo.com dan Twitter.com dari investor dan shareholders-nya. Kemudian pada April 2007, Twitter membentuk perusahaan sendiri bernama Twitter Inc. Sejak saat itu, Twitter menjadi sangat populer di dunia maya. Sifat pesannya yang ringkas, membuat orang senang berinteraksi melalui Twitter. Hingga saat ini, layanan “SMS-nya internet” ini memiliki lebih dari 200 juta 15 pengguna dan hingga Juni 2010, terdapat 65 juta pesan per harinya. 5. Reddit Reddit merupakan situs berita sosial yang dimiliki oleh Condé Nast Digital yang merupakan anak perusahaan dari Advance Magazine Publishers Inc. Redditors, julukan untuk pengguna Reddit, memiliki pilihan untuk memasukan tautan-tautan konten di internet atau memasukan tulisan sendiri yang memiliki konten yang asli. Nantinya, pengguna lainnya akan memilih tautan tulisan dengan “Naik” atau “Turun”. Tautan tulisan yang sukses adalah yang berhasil menduduki halaman depan. Pengguna juga bisa berkomentar di tautan tulisan dan membalas komentar lainnya. Reddit sendiri didirikan pada 2005 oleh Steve Huffman dan Alexis Ohanian yang merupakan lulusan dari Universitas Virginia. Situs ini berhasil mendapatkan lebih dari 67 ribu pengguna dan pernah dianugerahi Lead411′s Perusahaan San Franscisco Paling Panas 2010 pada Mei 2010. 2.7. Efektivitas Social Media Social media merupakan bagian dari word of mouth marketing yang sangat efektif dan memiliki pengaruh yang luar biasa. Banyak praktisi marketing mengatakan bahwa strategi word of mouth merupakan promosi yang efektif bagi konsumen. Social media marketing memungkinkan membangun hubungan sosial yang lebih personal dan dinamis dibandingkan dengan strategi marketing tradisional. Kegiatan social media marketing berpusat pada usaha membuat konten-konten yang menarik perhatian dan mendorong pembaca untuk berinteraksi serta membagikannya dalam lingkungan jejaring sosial pertemanan mereka. Pesan bisnis suatu brand atau perusahaan menyebar dari suatu pengguna ke pengguna lainnya dan akan memiliki tingkat kepercayaan pembaca yang lebih tinggi karena bagi konten tersebut berasal dan direkomendasikan dari teman mereka sendiri, sumber yang lebih terpercaya karena memiliki hubungan sosial yang lebih dekat dibandingkan dengan pesan langsung dari brand atau perusahaan tersebut. Pengaruh promosi melalui social media berbeda-beda, akan tetapi 16 yang umum terjadi adalah informasi yang berasal dari social media akan memberikan pengaruh terhadap keputusan pembelian yang akan diambil konsumen. 2.8. Perilaku Konsumen Tujuan pemasaran adalah untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta keinginan pelanggan sasaran. Oleh karena itu suatu perusahaan harus mampu memahami perilaku konsumen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hasrat mereka. Perilaku konsumen di definisikan sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini (Engel et al, 1994). 2.8.1 Pengertian Konsumen Berdasarkan Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 mengenai perlindungan konsumen, menerangkan bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Kotler (2005) mendefinisikan konsumen sebagai individu atau kelompok yang berusaha memenuhi atau mendapatkan barang atau jasa yang dipergunakan untuk kehidupan pribadi atau kelompoknya. 2.8.2 Faktor Utama yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Keputusan pembelian yang didahului dengan niat membeli dari konsumen sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Sebagian adalah faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pemasar, tetapi harus benar-benar diperhitungkan. Terdapat tiga faktor utama yang mempengaruh perilaku konsumen, yaitu pengaruh lingkungan, perbedaan individu, dan proses psikologi (Engel, 1994) : 1. Faktor pengaruh lingkungan Pengaruhl lingkungan yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Engel (1994) adalah budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga, dan situasi. 17 Budaya melengkapi manusia dengan rasa identitas dan pengertian akan perilaku yang dapat diterima di dalam masyarakat. Pengaruh budaya adalah mempengaruhi bagaimana individu terhadap struktur perilaku konsumen konsumsi, mempengaruhi mengambil keputusan, sebagai variabel utama dalam penciptaan dan komunikasi makna di dalam produk. Kelas sosial mengacu pada pengelompokan orang berdasarkan posisi ekonomi mereka dalam pasar. Pengaruh pribadi kerap memainkan peranan penting dalam pengambilan keputusan konsumen, khususnya bila ada tingkat keterlibatan yang tinggi dan risiko yang dirasakan dari produk atau jasa memiliki visibilitas publik. Pentingnya pengaruh keluarga dalam perilaku konsumen disebabkan oleh dua alasan. Pertama, banyak produk yang dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga, contohnya adalah rumah. Kedua, bahkan ketika pembeliandibuat oleh individu, keputusan mungkin sangat pembelian dipengaruhi individu oleh anggota bersangkutan lain dalam keluarganya. Pengaruh situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan karakteristik objek. 2. Faktor perbedaan individu Perbedaan yang ada pada setiap individu menyebabkan berbedanya setiap perilaku pada masing-masing konsumen. Menurut Engel (1994) terdapat lima atribut penting yang menyebabkan konsumen berbeda dalam perilaku, yaitu sumber daya konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap serta kepribadian, gaya hidup dan demografi. Sumber daya konsumen terdiri atas waktu, uang, dan perhatian (penerimaan informasi dan kemampuan pengolahan). Ketiga sumber daya ini menjadi dasar dalam setiap situasi 18 pengambilan keputusan. Keterbatasan sumberdaya yang dimiliki menjadi pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan pembelian. Perilaku yang termotivasi disebabkan oleh pengaktifan kebutuhan atau pengenalan kebutuhan. Kebutuhan diaktifkan ketika ada ketidakcocokan (gap) antara kondisi yang diinginkan dengan kondisi aktual. Keterlibatan merupakan refleksi dari motivasi yang kuat dalam bentuk relevansi pribadi yang sangat dirasakan dari suatu produk atau jasa dalam konteks tertentu. Pengetahuan konsumen mencakup informasi, seperti ketersediaan produk, dimana dan kapan harus membeli produk, dan bagaimana cara menggunakan produk. Sikap diekspresikan ketika seseorang suka atau tidak suka terhadap suatu objek. Kepribadian pada perilaku konsumen didefinisikan sebagai respon konsisten terhadap stimulasi lingkungan. Gaya hidup merupakan pola yang digunakan orang untuk menghabiskan sumber daya yang dimilikinya. Demografi mendeskripsikan pasar konsumen dalam usia, pendapatan, pengeluaran dan pendidikan. 3. Faktor proses psikologis Terdapat tiga proses psikologis sentral menurut Engel (1994) yang membentuk semua aspek motivasi dan perilaku konsumen, yaitu pemrosesan informasi, pembelajaran dan perubahan sikap dan perilaku. Pemrosesan informasi mengacu pada proses penerimaan stimulus, ditafsirkan, disimpan dalam ingatan dan kemudian diambil kembali. William McGiure dalam Engel (1994) mengembangkan proses ini dalam lima tahap, yaitu pemaparan yang merupakan pencapaian kedekatan terhadap stimulus sehingga muncul peluang diaktifkannya satu atau lebih dari kelima indera manusia, perhatian adalah alokasi kapasitas 19 pemrosesan untuk stimulus yang baru masuk, pemahaman adalah tafsiran atau stimulus, penerimaan adalah tingkat sejauh mana stimulus mempengaruhi pengetahuan dan atau sikap seseorang, terakhir retensi yang merupakan pemindahan tafsiran stimulus ke dalam ingatan jangka panjang. PENGARUH LINGKUNGAN Budaya, Kelas sosial, Pengaruh pribadi, Keluarga dan Situasi PERBEDAAN INDIVIDU Sumber Daya Konsumen, Motivasi dan Keterlibatan, Pengetahuan, Sikap, Kepribadian, Gaya hidup, Demografi PROSES KEPUTUSAN Pengenalan kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi alternatif Pembelian Hasil PROSES PSIKOLOGIS Pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap/perilaku Gambar 4. Model perilaku pengambilan keputusan konsumen dan pengaruh terhadapnya (Engel et al 1994) 2.9. Keputusan Pembelian Perilaku konsumen sangat erat kaitannya dengan keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk. Setiap konsumen melakukan berbagai macam keputusan tentang pencarian, pembelian, penggunaan beragam produk, dan merk pada suatu periode tertentu. 2.9.1 Tahapan Proses Keputusan Pembelian Proses pengambilan keputusan pembelian suatu produk dapat digambarkan dalam bentuk proses kegiatan pembelian dengan tahapan sebagai berikut (Kotler dan Amstrong, 2008): Pengenalan kebutuhan Pencarian informasi Evaluasi aternatif Keputusan pembelian Perilaku pascapembelian Gambar 5. Proses keputusan pembelian (Kotler dan Amstrong, 2008) 20 1. Pengenalan Kebutuhan Proses konsumen melakukan pembelian diawali dengan pengenalan kebutuhan dimana konsumen menyadari adanya suatu masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dipicu oleh rangsangan dari internal yang merupakan kebutuhan normal seseorang maupun rangsangan eksternal yang dapat diperoleh dari iklan atau diskusi dengan teman. 2. Pencarian Informasi Konsumen yang tertarik mungkin mencari lebih banyak informasi atau mungkin tidak. Jika dorongan konsumen itu kuat dan produk yang memuaskan ada di dekat konsumen itu, konsumen mungkin akan konsumen bisa membelinya kemudian. Jika tidak, menyimpan kebutuhan itu dalam ingatannya atau melakukan pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan. Konsumen yang tergerak oleh stimulus akan berusaha mencari lebih banyak informasi yang terlibat dalam pencarian akan kebutuhan. Konsumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber yang terdiri atas empat kelompok, yaitu: a. Sumber pribadi meliputi keluarga, teman, tetangga, kenalan. b. Sumber komersial meliputi iklan, tenaga penjual, wiraniaga, situs Web, pedagang perantara, kemasan. c. Sumber publik meliputi media massa, organisasi ranting konsumen, pencarian internet. d. Sumberpengalaman meliputi penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk. 3. Evaluasi Alternatif Tahap selanjutnya dari proses keputusan membeli adalah evaluasi alternatif yaitu cara konsumen memproses informasi untuk mengevaluasi merek alternatif yang menghasilkan berbagai pilihan merek. Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada masing-masing individu dan situasi membeli spesifik. 21 4. Keputusan Pembelian Di tahap evaluasi sebelumnya, konsumen menyusun peringkat merek dan membentuk pembelian. Keputusan pembelian kecendrungan konsumen akan (niat) membeli merek yang paling disukai, tetapi ada dua faktor yang muncul di antar kecendrungan pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain dan faktor kedua adalah faktor situasi yang tak terduga. Konsumen mungkin membentuk kecendrungan pembelian berdasar pada pendapatan yang diharapkan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan. 5. Perilaku Pascapembelian Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian. Setelah pembelian produk terjadi, konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Kepuasan atau ketidakpuasan pembeli dengan produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Konsumen yang merasa yang lebih puas akan memperlihatkan peluang membeli tinggi dalam kesempatan berikutnya. Konsumen yang merasa puas akan cenderung mengatakan sesuatu yang serba baik tentang produk yang bersangkutan kepada orang lain. Apabila konsumen dalam melakukan pembelian tidak merasa puas dengan produk yang telah dibelinya ada dua kemungkinan yang akan dilakukan oleh konsumen. Pertama, dengan meninggalkan atau konsumen tidak mau melakukan pembelian ulang. Kedua, ia akan mencari informasi mengenai produk pendiriannya yang mengapa telah ia tambahan dibelinya untuk menguatkan memilih produk itu sehingga ketidakpuasan tersebut dapat dikurangi. 2.10. Consumer Decision Model Consumer Decision Model (CDM) merupakan salah satu model yang dapat menganalisis efektivitas sebuah iklan terhadap pembelian. Menurut John Howard A (1994) dalam Durianto,dkk (2003) Consumer 22 Decision Model (CDM) adalah suatu model dengan enam variabel yang saling berhubungan yaitu: Pesan Iklan (F, finding information), Pengenalan Merek (B, brand recognition), Kepercayaan Konsumen (C, confidence), Sikap Konsumen (A, attitude), Niat Beli (I, intention) dan Pembelian Nyata (P, purchase). CDM merupakan proses pembedaan dan pengelompokkan bentuk-bentuk pikiran konsumen, seperti pada Gambar 3. . C F B I P A Gambar 6. Consumer Decision Model (Durianto dkk, 2003) Alur model tersebut berawal dari penerimaan informasi atau pesan iklan (F) oleh konsumen. Informasi yang diterima dapat menyebabkan tiga kemungkinan pengaruh yang dimulai dari pengenalan merek oleh konsumen (B), tingkat kepercayaan (C), atau dari informasi itu yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen menunjukkan kesesuaian yang akan membentuk sikap (A). Kemudian dari pengenalan merek (B) selanjutnya dievaluasi apakah pengenalan tersebut sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen dimana kesesuaian tersebut akan membentuk sikap (A), dan menambah tingkat kepercayaan (C). Pengenalan merek mempunyai sumbangan berupa penguatan terhadap sikap dan keyakinan konsumen terhadap merek yang ditawarkan yang pada akhirnya kesemuanya mampu menimbulkan niat beli (I) dari konsumen. Hal ini tentu saja akan mampu mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian yang nyata (P). 1. Pesan Iklan (Information) Pesan iklan yang ideal menurut Kotler (1998) dalam Durianto,dkk (2003), harus mampu menarik perhatian (attention), 23 mempertahankan ketertarikan (interest), membangkitkan keinginan (desire), dan menggerakkan tindakan (action). Pesan dalam iklan seharusnya dapat menyatakan sesuatu yang dibutuhkan dan penting dalam suatu produk, menginformasikan sesuatu yang dibutuhkan dan penting dalam suatu produk, menginformasikan sesuatu yang eksklusif yang tidak ada pada produk lain sejenis, dapat dipercaya, dan dapat dibuktikan. Menurut Howard (1994) dalam Durianto (2003), pesan iklan dalam Consumer Decision Model (CDM) merupakan variabel penentu dari I P C A F B keenam variabel. Consumer Decision Model (CDM) menunjukkan bahwa pesan iklan dapat menyebabkan calon pembeli mengenal suatu merek, mengevaluasi merek-merek yang dibutuhkan calon pembeli, menentukan sikap dan mengukur seberapa besar kepuasan konsumen terhadap suatu merek serta atribut-atribut lainnya dari suatu produk. 2. Pengenalan Merek (Brand Recognition) Pengenalan merek sangat penting untuk mengetahui sampai sejauh mana pembeli mengetahui ciri-ciri suatu merek. Pengenalan ini memungkinkan terbentuknya sikap terhadap merek atau meningkatkan keyakinan konsumen pada suatu merek. Dalam hal ini, pengenalan merek merupakan pengenalan atribut merek secara fisik, seperti warna, ukuran, dan bentuk, sehingga kemasan dan desain produk sangat penting. 3. Sikap Konsumen (Attitude) Sikap konsumen adalah faktor penting yang mempengaruhi keputusan konsumen. Sikap menunjukkan apa yang konsumen sukai dan tidak sukai. Dapat dikatakan bahwa sikap merupakan respon evaluatif. Respon hanya akan dapat timbul jika individu dihadapkan pada suatu rangsangan yang menghendaki adanya reaksi individu. Respon evaluatif merupakan bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sikap yang muncul yang didasari proses evaluasi dalam diri individu yang memberi 24 kesimpulan terhadap rangsangan dalam bentuk nilai baik dan buruk, menyenangkan dan tidak menyenangkan, positif dan negatif, yang kemudian akan menjadi potensi dan reaksi terhadap suatu objek. Sikap juga dapat diartikan sebagai evaluasi terhadap rangsangan yang ada. Rangsangan tersebut dapat berupa pesan iklan yang ditampilkan melalui iklan televisi. Kemampuan iklan untuk menciptakan sikap yang mendukung terhadap produk sering tergantung pada sikap konsumen. Iklan yang diminati secara menguntungkan dapat menghasilkan sikap yang lebih positif terhadap produk. Iklan yang tidak diminaati dapat mengurangi minat pembelian produk. 4. Kepercayaan Konsumen (Confidence) Menurut Durianto (2003), kepercayaan konsumen adalah bagaimana pembeli dapat yakin akan keputusan mereka terhadap suatu merek, apakah produk tersebut dapat memuaskan kebutuhan konsumen atau tidak. Kepercayaan konsumen dapat meningkat jika calon pembeli sudah mendapatkan keterangan yang jelas yang didapat konsumen dari pesan iklan (informasi) yang ditayangkan televisi secara berulang-ulang, brosur, pemasaran langsung, dan lainnya. 5. Niat Beli (Intention) Niat untuk membeli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Niat beli merupakan pernyataan mental konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Pengetahuan akan niat beli sangat niat diperlukan para pemasar untuk mengetahui konsumen terhadap suatu produk maupun untuk memprediksi perilaku konsumen di masa mendatang. 25 6. Pembelian Nyata (Purchase) Pembelian nyata merupakan saat konsumen membayar atau membuat surat hutang dalam jumlah tertentu untuk membeli suatu produk pada waktu tertentu. Pembelian nyata muncul karena konsumen sudah mempunyai niat untuk membeli suatu produk. Pembelian nyata merupakan sasaran akhir Consumer Decision Model (CDM), baik untuk konsumen yang baru pertama kali membeli ataupun untuk konsumen yang melakukan pembelian ulang. Berdasarkan pendekatan CDM, pengukuran efektivitas iklan digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel F (pesan iklan), B (pengenalan merek), C (keyakinan konsumen), I (niat beli) dan A (sikap konsumen) terhadap pembelian nyata (P) suatu merek atau produk dan juga untuk mencari informasi, apakah terdapat variabel antara dan variabel bukan antara dari B (pengenalan merek), C (keyakinan konsumen), I (niat beli) dan A (sikap konsumen) yang dapat mempengaruhi F (pesan iklan) terhadap P (pembelian nyata) 2.11. Penelitian Terdahulu Amalia (2009), melakukan penelitian mengenai hubungan antara word of mouth positif dan negatif terhadap emosi, sikap, dan purchase intentions bukan konsumen macaroni panggang Bogor. Hasil dari pengolahan data didapat bahwa faktor yang berkorelasi paling kuat pada WOM positif yaitu antara sikap terhadap MP dengan niatnya melakukan pembelian. Ketika penerima pesan memiliki sikap yang positif terhadap perusahaan, maka akan berpengaruh terhadap keputusannya. Pada WOM negatif faktor yang berkorelasi yang paling kuat yaitu antara perasaan penerima pesan terhadap MP. Artinya, ketika penerima pesan memperoleh informasi negatif maka sikapnya terhadap MP menjadi negatif pula. Perusahaan hendaknya memiliki antisipasi akan pemberitaan negatif yang terjadi. Pujasari (2011), melakukan penelitian mengenai efektivitas social media dan faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian es krim 26 Wall’s Magnum berdasarkan karakteristik pengeluaran. Berdasarkan hasil analisis Consumer Decision Model (CDM) diketahui bahwa informasi yang disampaikan oleh produsen Wall’s Magnum melalui social media berpebgaruh efektif terhadap varabel CDM sampai dengan variabel pembelian nyata. Kelompok pengeluaran ≤ Rp 800.000, informasi di social media mengenai Wall’s Magnum efektif sampai mempengaruhi pembelian nyata. Kelompok > Rp 800.000, informasi di social media mengenai Wall’s Magnum mampu mengkomunikasikan informasi dengan efektif kepada konsumen hingga timbul pembelian nyata apabila melewati informasi di social media mengenai Wall’s Magnum yang mampu membangun sikap konsumen terhadap Wall’s Magnum. Hasil analisis korelasi kanonikal menghasilkan faktor yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian, pada kelompok pengeluaran ≤ Rp 800.000 yaitu faktor merek dan tempat pembelian, sedangkan kelompok pengeluaran > Rp 800.000 yaitu faktor pengalaman terdahulu dan bentuk kemasan. Husna (2011) , melakukan penelitian mengenai efektivitas iklan televisi Mizone dalam pengambilan keputusan pembelian minuman isotonik oleh mahasiswa Strata 1 IPB. Berdasarkan hasil analisis CDM diketahui bahwa pesan iklan yang ingin disampaikan oleh produsen minuman isotonik Mizone melalui iklan televisi versi “City” berpengaruh terhadap variabel-variabel yang diukur pada CDM sampai dengan variabel pembelian nyata. Pesan iklan Mizone versi “City” efektif dalam mempengaruhi kepercayaan konsumen dan sikap konsumen sehingga menimbulkan niat beli konsumen untuk melakukan pembelian nyata. Pengenalan merek Mizone melalui iklan televisi tidak efektif mempengaruhi kepercayaan konsumen dan sikap konsumen sehingga tidak dapat menimbulkan niat beli apalagi pembelian nyata terhadap produk Mizone. Hasil analisis berdasarkan korelasi kanonik menghasilkan tiga faktor yang berpengaruh pada pembelian nyata konsumen terhadap minuman isotonik, yaitu faktor merek (-0,703), media informasi (0,521) dan gaya hidup (0,521) 27 Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, perbedaan penelitian ini dengan beberapa penelitian di atas adalah penelitian ini meneliti produk yang berbeda yaitu produk cemilan berupa keripik Maicih. Selain itu pengambilan sampel menggunakan metode quota sampling dan alat analisisnya menggunakan Consumer Decision Model (CDM) serta analisis korelasi kanonikal.