Coffee Time Weekly Perspective – W 3 / Sept 2017 Market Review • IHSG mengalami kenaikan sebesar +0,67% selama 1 minggu terakhir (18-22 September 2017) ditutup ke level 5.911,70. Kenaikan IHSG sejalan dengan pergerakan di pasar regional, didorong hasil FOMC meeting yang tetap mempertahankan suku bunga The Fed pada kisaran 1 – 1,25%. Dengan bertahannya suku bunga The Fed, setelah sebelumnya mengalami kenaikan sebanyak 2kali di sepanjang tahun 2017 ini, serta level inflasi domestik yang cukup rendah dan pergerakan Rupiah yang stabil, maka Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 20 dan 22 September 2017 kembali memutuskan penurunan suku bunga acuan 7 day reverse repo dari 4,5% menjadi 4,25%. Langkah ini diambil Bank Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang masih melambat. • Sektor yang mengalami kenaikan terbesar pada sektor Banking +2,73% diikuti Property & Construction +1,35% yang didorong ekspektasi pasar akan langkah stimulus berbentuk penurunan suku bunga yang akan kembali diambil Bank Indonesia. Adapun sektor Infrastructure dan aneka industri mengalami penurunan sebesar -1,04% dan -0,73%. Tekanan jual asing relatif mereda dibandingkan perode sebelumnya, dimana net sell di minggu pertama sebesar Rp 6,5 triliun, turun menjadi Rp 1,7 triliun dan seminggu terakhir net sell hanya sebesar Rp 578 miliar. • Pada pasar obligasi, langkah penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia ini disambut positif dengan penguatan harga Surat Utang Negara (SUN) yang signifikan. Yield SUN tenor 10 tahun mengalami penurunan dari level 6,52% menjadi 6,42% dan sempat menyentuh level terendahnya di awal minggu ini (25/09/17) sebesar 6,28%. Aliran dana asing mengalir masuk ke pasar SUN dengan net buy sebesar Rp 6,06 Triliun dalam 1 minggu terakhir. Kepemilikan asing pada SUN menjadi Rp 824,06 Triliun atau sekitar 40,3% dari total SUN yang diperdagangkan. Perlambatan Ekonomi Domestik Mendorong Pelonggaran Moneter Sumber : Bloomberg Market Expectation • Pasar obligasi menunjukkan pergerakan positif, outperformed terhadap IHSG selama bulan September 2017 ini. Harga obligasi melanjutkan kenaikan di bulan Agustus dan masih mencatatkan kenaikan hingga 2%. Disisi lain, IHSG bergerak flat dan masih terlihat tekanan jual asing di pasar saham. Walaupun bergerak flat, namun ternyata tekanan koreksi harga terjadi cukup signifikan pada beberapa saham. • Pada pasar obligasi, dengan kenaikan harga yang signifikan sepanjang tahun 2017 ini maka level yield masih cukup rawan untuk pelaku pasar melakukan profit taking. Walaupun view jangka panjang, masih sangat positif didorong perbaikan makro ekonomi, meningkatnya demand di pasar SUN dari investor institusi dan recovery pertumbuhan ekonomi didorong oleh serangkaian pelonggaran kebijakan moneter yang mulai dilakukan Pemerintah. PT Majoris Asset Management Sequis Center Building 4th floor. Jl. Jend. Sudirman No. 71 Jakarta, 12190 Indonesia T (+62 21) 522 3118 ; 252 6569 ; 252 6568 F (+62 21) 522 3119 [email protected] www.majoris-asset.com Global • Keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga dan kebijakan bank sentral Jepang mempertahankan kebijakan moneternya, masih sesuai dengan harapan pasar. Memberikan sentimen positif akan nuansa accommodative monetary policy di pasar global. • Namun Risiko geopolitik kembali memanas. Korea Utara mengancam akan menguji senjata nuklir di Samudera Pasifik lagi dan mengancam akan menembak jatuh pesawat AS yang mendekati perbatasan Korea Utara. Sikap ini dilakukan untuk merespon tambahan sanksi dari UN yang diberlakukan bagi Korea Utara khususnya terkait pembatasan perdagangan dengan mitra dagang utamanya China. • Selain itu, S&P menurunkan peringkat utang jangka panjang China dari AA- menjadi A+ lantaran meningkatnya risiko dari kenaikan utang negara tersebut. Domestic • Penurunan suku bunga acuan 7 day reverse repo secara berturutturut ini menunjukkan langkah agresif yang diambil Bank Indonesia untuk mendorong pemulihan pertumbuhan ekonomi yang masih melambat. • Penurunan suku bunga acuan ini masih konsisten dengan realisasi dan perkiraan inflasi 2017 (2,5 – 4,5%) yang rendah dan defisit Current Account yang terkendali dalam batas yang aman (-1,7% terhadap PDB). Risiko eksternal terutama yang terkait dengan rencana kebijakan Fed Funds Rate (FFR) dan normalisasi neraca bank sentral AS juga telah diperhitungkan. • Apakah masih ada potensi penurunan suku bunga ke depannya? Kami melihat BI akan terus meng-assess dampak dari penurunan suku bunga ini pada sektor riil dan efektivitas intermediary perbankan. Selain itu potensi kenaikan bunga The Fed di bulan Des 2017 dan normalisasi balance sheet juga menjadi pertimbangan dalam keputusan bunga di masa mendatang. DISCLAIMER INVESTASI MELALUI REKSA DANA MENGANDUNG RESIKO. CALON PEMODAL WAJIB MEMBACA DAN MEMAHAMI PROSPEKTUS SEBELUM MEMUTUSKAN UNTUK BERINVESTASI MELALUI REKSA DANA. KINERJA MASA LALU TIDAK MENCERMINKAN KINERJA MASA DEPAN. PT Majoris Asset Management (“Majoris”) telah memperoleh izin usaha sebagai Manajer Investasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan dalam melakukan kegiatannya diawasi oleh OJK. Dokumen ini dibuat oleh Majoris hanya sebagai informasi singkat dan disesuaikan dengan ketentuan Peraturan yang berlaku. Segala perhatian telah diberikan secara seksama untuk menyakinkan bahwa informasi yang disajikan dalam dokumen ini tidak menyesatkan. Namun demikian, Calon Pemodal tidak disarankan untuk hanya mengandalkan keterangan dalam dokumen ini. Kerugian yang mungkin timbul karenanya tidak akan ditanggung.