DAMPAK PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) DINI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI DESA SUMBERJATI Tri Ratnaningsih, Riza Anama Food addition of breast milk (MP ASI) is a addition food given to babies after aged 6 months to 24 months. If babies get food in addition to breast milk too early it will increase the risk of diarhea diseases, allergies, weight gain / obesity, the frequency of drinking milk decreased. At the time of 0-6 months old baby exactly just need nutrition to breastfeeding, to obtain optimal growth and development of breastfeeding for 6 months is recommended. The research objective was to determine the impact of giving food addition early aged 0-6 months in Sumberjati village. The used method is descriptive. Population 21 people taken all with total sampling. The variable impact of giving food addition early. Data was collected using a checklist instrument. The data have been obtained and analyzed by process of editing, coding, scoring, tabulating further processed statistically with the presentation in the form of a frequency distribution table. The results showed most of the impact of giving food addition early in babies aged 0-6 months are weight gain / obesity as many as 12 respondent (37.5%). Provision of complementary foods in infants aged 0-6 months causing weight gain / obesity are not in accordance with age so that it can affect the growth and development of the baby's physical and psychological. To alleviating the impact of giving food addition early, is precise information about the schedule of giving food addition and the impact of the giving food addition. Keywords: impact of giving food addition, babies aged 0-6 months Pada saat bayi berumur 0-6 bulan, PENDAHULUAN pemenuhan nutrisi hanya cukup dengan Makanan Pendamping ASI (MP pemberian ASI, untuk mendapatkan ASI) adalah makanan tambahan yang pertumbuhan dan perkembangan yang diberikan kepada bayi sejak usia 6 bulan optimal maka pemberian ASI selama 6 sampai berusia 24 bulan. Jika bayi bulan sangat di anjurkan. Bayi yang mendapatkan makanan pendamping selain mendapatkan ASI terlalu dini, maka akan meningkatkan memperoleh semua kelebihan ASI serta resiko penyakit diare serta infeksi lainnya. terpenuhi Selain itu juga akan menyebabkan jumlah maksimal sehingga dia akan lebih sehat, ASI yang diterima bayi berkurang, padahal lebih tahan terhadap infeksi, tidak mudah komposisi gizi ASI pada 6 bulan pertama terkena alergi, dan lebih jarang sakit sangat cocok untuk (Sulistyoningsih, 2011:167). akibatnya kebutuhan bayi, pertumbuhan bayi akan terganggu (Sulistyoningsih, 2011:165). ASI kebutuhan eksklusif gizinya akan secara Rendahnya cakupan ASI Ekslusif di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pemberian Makanan Pendamping ASI (MP ASI) dini. mengatakan anaknya lebih gemuk karena Pemberian akan berat badan anaknya naik setiap kali mengakibatkan menurunnya produksi ASI dilakukan posyandu, 2 orang ibu (25%) yang lebih cepat. Karena produksi ASI mengatakan menurun, bayi akan menerima sedikit mengalami gangguan pencernaan. MP ASI dini faktor proteksi yang dapat mengakibatkan bayi sering sakit. anak mereka Pemberian MP-ASI harus dimulai saat bayi berusia 6 bulan kerena pada saat Sejak tahun 2006 World Health Organization bahwa (WHO) pada mulai matur. Jaringan pada usus halus bayi kenyataannya praktek pemberian MP-ASI pada umumnya seperti saringan pasir. dini sebelum usia 6 bulan masih banyak Pori-porinya dilakukan di negara berkembang seperti memungkinkan bentuk protein ataupun Indonesia. berdampak kuman akan langsung masuk dalam sistem terhadap kejadian infeksi yang tinggi, peredaran darah dan dapat menimbulkan seperti diare (9,4%), infeksi saluran napas alergi. Pori-pori pada usus bayi ini akan (27,6%), alergi (4,3%), hingga gangguan tertutup rapat setelah bayi berumur 6 pertumbuhan (3,7%) dan infeksi lain bulan. Dengan demikian, usus bayi setelah 1%.Asupan nutrisi yang tidak tepat juga berumur 6 bulan mampu menolak faktor akan alergi hal ini menyebabkan mencatat bayi berusia 6 bulan sistem pencernaanya akan anak mengalami berongga ataupun kuman sehingga yang masuk. malnutrisi yang akhirnya meningkatkan Akibatnya bayi menjadi lebih mudah sakit, angka morbiditas dan mortalitas. mulai dari sakit, batuk, pilek, demam, Menurut hasil Riskesdas 2013period sembelit, atau diare. Bila keadaan ini prevalen diare (3,5%) lebih kecil dari sering terjadi akan berdampak buruk pada Riskesdas 2007 (9,0%). Penurunan period pertumbuhan dan perkembangan bayi, prevalen yang tinggi ini dimungkinkan selain karena waktu pengambilan sampel yang mengeluarkan tidak sama antara 2007 dan 2013. Pada bayinya yang sakit (Purwanti, 2004:4). bayi usia 0-6 bulan sebanyak 6,6%. itu orang Untuk Studi pendahuluan yang dilakukan di penanggulangan tua biaya juga untuk harus perawatan menunjang upaya masalah dampak Desa Sumberjati pada bulan Desember pemberian MP-ASI dini bidan sebagai 2014 dengan teknik wawancara didapatkan profesi mempunyai tanggung jawab pokok data dari 8 orang ibu yang mempunyai pelayanan kesehatan ibu dan anak harus anak dengan usia 0-6 bulan yang diberi mampu menerapkan konsep ASI Eksklusif MP-ASI agar dini, 6 orang ibu (75%) bayi mendapatkan nutrisi yang adekuat untuk tumbuh Dengan begitu bidan kembangnya. akan mampu memberi penyuluhan dan pemahaman HASIL PENELITIAN Data umum Tabel terhadap ibu tentang pentingnya ASI sehingga setiap ibu menyadari dan 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur bayi di DesaSumberjati tanggal 30-31 Mei 2015 merasakan bangga dan bahagia serta No respek dalam menyusui bayinya, sehingga 1 2 3 Total pemberian MPASI dini bisa ditanggulangi (Purwanti, 2004:2). Tabel dini pada bayi 0-6 bulan di Desa Sumberjati. METODE PENELITIAN Jenis penelitian deskriptif. Populasi ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan yang diberi Sumberjati MP-ASI sejumlah dini 21 di Sampel semua ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan yang diberi MP-ASI dini. teknik sampel secara total sampling. No Umur (tahun) Frekuensi (f) Prosentase (%) 1 2 3 Total <25 25-35 >35 - 6 15 21 28,6 71,4 100 Sumber : Data Primer 2015 Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan di Desa Sumberjati pada tanggal 3031 Mei 2015 No Pendidikan Frekuensi (f) Prosentase (%) 1 Tidak tamat SD SD SMP SMA Akademi/PT 0 0 0 4 17 0 21 0 19 81 0 100 Waktu penelitian ini pada tanggal 30-31 Mei 2015. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif, setelah data terkumpul dianalisis menggunakan tabel distribusi frekuensi. Prosentase (%) 19 42,9 38,1 100 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur ibu di DesaSumberjati tanggal 30-31 Mei 2015 Desa responden. Frekuensi (f) 4 9 8 21 Sumber : Data Primer 2015 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak pemberian MP ASI Umur (bulan) 0-2 3-4 4-6 2 3 4 5 Total Sumber : Data Primer 2015 Tabel No 1 2 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Pekerjaan di Desa Sumberjati tanggal 30-31 Mei 2015 Pekerjaan Bekerja Tidak Bekerja Total PEMBAHASAN Berdasarkan tabel bahwa dampak yang sering terjadi saat Prosentase (%) pemberian MP ASI pada bayi usia 0-6 4 17 19 81 sebanyak 12 responden (37,5%). 21 100 salah satunya adalah penambahan berat bulan adalah penambahan berat badan Dari dampak pemberian MP ASI badan/Obesitas. No 1 2 3 Obesitas adalah peningkatan berat badan melebihi batas 4.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis MP ASI yang diberikan di Desa Sumberjati tanggal 30-31 Mei 2015 kebutuhan fisik dan skeletal sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh (Hasdianah, dkk, 2014:69). Obesitas pada Jenis MP ASI Frekuensi (f) Prosentase (%) bayi terjadi karena pola makan yang tidak Makanan Lumat Makanan Lunak Makanan Padat 20 95,2 usia bayi 6 bulan. Anak yang menderita 1 4,8 obesitas 0 0 Total sesuai yaitu pemberian makanan sebelum akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun psikis (Hasdianah, dkk, 2014:85). 21 100 Menurut Sumber : Data Primer 2015 Proverawati & Asfuah (2009:198) obesitas yang sering ditemukan Data Khusus Tabel diketahui Frekuensi (f) Sumber : Data Primer 2015 Tabel 4.6 4.6 Keseluruhan Dampak Pemberian MP-ASI dini pada bayi usia 0-6 bulan di Desa Sumberjati tanggal 30-31 Mei 2015 pada anakyang setiap menangis sejak bayi diberi susu botol, bayi yang terlalu dini diperkenalkan dengan makanan padat, anak dari ibu yang takut anaknya No Dampak Frekuensi (f) Prosentase (%) 1 2 3 Diare Alergi Penambahan BB/Obesitas Frekuensi minum ASI berkurang 5 8 12 15,6 25 37,5 karena 7 21,9 porsinya kerena bayi memerlukan nutrisi kekurangan gizi. Kegemukan atau obesitas pada anak dibawah usia 6 bulan hanyalah 4 Total Sumber : Data Primer 2015 kesalahan mengatur asupan makanan. Anda tidak boleh mengurangi yang cukup untuk pertumbuhan dan 32 100 perkembangan, terutama otaknya. Menurut asumsi peneliti menunjukkan bahwa ibu di wilayah Desa Sumberjati masih memberikan MP-ASI Pariani, 2001). Menurut asumsi peneliti sebelum bayi berusia 6 bulan dikarenakan sesuai hasil penelitian sebagian besar agar anaknya tidak lapar dan bisa tidur. responden berumur 25-35 tahun. Usia Sehingga banyak bayi yang mengalami tersebut sebenarnya telah menunjukkan penambahan berat badan yang tidak sesuai kematangan responden dalam berpikir dan dengan usia bayi. Mengingat hal tersebut menyadari untuk mengurangi terjadinya dampak MP- pemberian MP-ASI tepat waktu demi ASI kesehatan dini adalah dengan adanya kebutuhan bayi. bayinya Walaupun akan responden penambahan informasi yang tepat tentang sudah mendapatkan informasi, namun jadwal pemberian MP ASI serta dampak akibat pemberian MP ASI dini. menyebabkan masih banyak responden Berdasarkan tabel 4.1 diketahui informasi yang kurang tepat yang memberikan MP-ASI dini. bahwa sebagian besar dari bayi berumur 3- Berdasarkan tabel diketahui 4 bulan sebanyak 9 responden (42,9%). bahwa Menurut berpendidikan menengah (SMA) sebanyak Proverawati & Asfuah sebagian 4.3 responden (2009:120) pemberian makanan setelah 17 bayi berumur 6 bulan, maka untuk Kuntjoroningrat, memenuhi kebutuhan selanjutnya demi pendidikan seseorang maka makin mudah pertumbuhan menerima dan perkembangannya responden besar (81%). makin Menurut tinggi informasi. tingkat Sebaliknya diperlukan makanan pendamping air susu pendidikan yang kurang akan menghambat ibu (MP-ASI). Menurut asumsi peneliti perkembangan sikap seseorang terhadap bahwa bayi usia 0-6 bulan sebenarnya nilai-nilai hanya memerlukan ASI Eksklusif saja, (Nursalam dan Pariani, 2001). Menurut karena responden menganggap dengan peneliti sesuai dengan hasil penelitian, diberi makanan pendamping sejak dini seharusnya kemampuan responden dalam bayi akan sehat. menyerap informasi cukup baik, karena Berdasarkan diperkenalkan sebagian besar adalah tamatan SMA. bahwa sebagian besar dari responden Namun akibat kurangnya informasi yang berumur benar tahun responden (71,4%). 4.2 baru diketahui 25-35 tabel yang sebanyak 15 Menurut Hurlock (1998) bahwa semakin cukup umur, tingkat seseorang berpikir kematangan akan dan lebih bekerja dan kekuatan matang (Nursalam dan tepat tentang MP-ASI menyebabkan masih banyak responden yang memberikan MP-ASI dini. Berdasarkan tabel 4.4 diketahui dalam bahwa sebagian besar responden tidak dan bekerja sebanyak 17 responden (81%). Ditinjau dari segi pekerjaan, menurut Markum (1991) umumnya Hasil penelitian dampak pemberian merupakan kegiatan yang menyita waktu. MP ASI dini pada bayi usia 0-6 bulan di Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai Desa Sumbejati diketahui kejadian yang pengaruh terhadap kehidupan keluarga sering terjadi adalah penambahan berat (Nursalam dan Pariani, 2001). Menurut badan sebanyak 12 responden. peneliti SARAN meski bekerja KESIMPULAN hasil penelitian menunjukkan sebagian besar adalah ibu 1. Bagi ibu yang mempunyai bayi usia tidak bekerja atau ibu rumah tangga yang 0-6 bulan yang diberi MP ASI dini. umumnya memiliki lebih banyak waktu, Ibu diharapkan lebih meningkatkan namun akibat kurangnya pergaulan yang pemahamannya akan dampak pemberian lebih MP ASI dini melalui berbagai media yang luas menyebabkan mendapatkan ibu informasi kurang mengenai pemberian MP-ASI yang tepat. Hal ini tepat termasuk tenaga kesehatan. 2. Bagi petugas kesehatan menyebabkan pemberian MP-ASI secara dini. Petugas kesehatan terutama bidan diharapkan dapat meningkatkan program Berdasarkan bahwa sebagian memberikan tabel 4.5 besar jenis diketahui ASI eksklusif dan pemberian MP ASI responden yang tepat sesuai dengan usia bayi melalui Makanan Lumat promosi maupun penyuluhan pada sebanyak 20 responden (95,2%). Makanan masyarakat setempat tentang pentingnya Lumat adalah makanan yang dihancurkan ASI eksklusif dan dampak MP ASI dini atau disaring tampak kurang merata dan dalam bentuk leaflet. bentuknya lebih kasar dari makanan lumat 3. Bagi peneliti selanjutnya halus, contoh: bubur susu, bubur sumsum, pisang saring/dikerok, saring, dan mendalam tentang dampak pemberian tomat saring, nasi tim saring, dan lain-lain MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan dengan (Proverawati wilayah lebih luas dan kelompok sampel & pepaya Perlu diadakan penelitian lebih lanjut Asfuah, 2009:120). Menurut asumsi peneliti banyak ibu yang yang memberikan makanan lumat dikarenakan penyuluhan agar bayinya tidak lapar, tidak rewel dan penyelenggaraan ASI Ekslusif pada bayi mudah tidur. Padahal tidak seharusnyaMP- 0-6 bulan. ASI diberikan pada bayi umur kurang dari 6 bulan karena adanya resiko kontaminasi yang sangat tinggi. lebih beragam serta persuasif diadakan tentang DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hal : 152, 160 Aziz Alimul H. 2003. Riset Keperawatan & Taknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika. Hal : 35, 37, 38, 41, 42, 58 ____________. 2009. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis data . Jakarta: Salemba Medika. Hal : 122, 124 Hasdianah, dkk. 2014. Pemanfaatan Gizi, Diet, dan Obesitas.Yogyakarta : Nuha Medika. Hal : 69, 85 Hayati, A. 2009. Buku Saku Gizi Bayi. Jakarta: EGC. Hal : 9, 11 Hidayat, A. A. 2007. Metodelogi Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika. Hal : 121 http://Artikel-kesehatan-Sebelas-tanda – bahaya-pada-bayi-html. 24/05/2013 Diakses tanggal 3 Maret 2014 jam 15:37:02 WIB. http://Efek terlalu cepat MP-ASI-Gizi dan Kesehatan-Artikel-AyahBundahtml. Diakses tanggal 9 Februari 2015 jam 16:16:19 WIB. Indiarti, M.T. 2013. Buku Pintar Ibu Kreatif. Jakarta: Merkid Press. Hal: 114, 115, 116 Kemenkes RI. 2010. Pedoman Pelaksanaan SDIDTK. Indonesia : Bhakti Husada.Hal : 4, 10 LP2M Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto. 2011. Buku Panduan Penyusunan Skripsi dan Karya Tulis Ilmiah. Mojokerto: Stikes Bina Sehat PPNI Narbuko & Achmadi. 2009. Metodelogi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara. Hal : 118, 127, 155 Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit, edisi 2.Jakarta : EGC. Hal : 84 Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan aplikasinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hal : 69 Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta. Hal : 255 Nursalam dan S. Pariani. 2001. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: CV. Infomedika Nursalam. 2003. Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Hal : 81, 83 Proverawati & Asfuah. 2009. Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika. Hal : 120, 122, 198 Purwanti, S.H. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif, Buku Saku untuk Bidan. Jakarta : EGC. Hal : 2, 4 Salsubita Salwa el Jasa. 2008. Tips Cerdas Perawatan Bayi. Yogyakarta, Luna Publisher. Hal : 5 Saryono dan Ari Setyawan. 2010. Metodologi Penelitian kebidanan DIII, DIV, S1, Dan S2. Yogyakarta: Nuha Medika.Hal : 123, 127 Sodikin. 2011. Asuhan Keperawatan Anak Gangguan Sistem Gastrointestinal dan Hepatobilier. Jakarta : Salemba Medika. Hal : 153, 225 Sulistyoningsih,, H. 2011. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal : 165, 167 Tim PKPB. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3. Jakarta: BP WHO. 2003. Pemberian Makanan Tambahan. Jakarta: EGC. Hal : 13 Widodo, R. 2002. Pemberian Makanan, Suplemen, & Obat pada Anak. Jakarta : EGC. Hal : 6,7