PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI KINGDOM PROTISTA UNTUK SISWA SMA E JURNAL RINI SANDIKA NIM. 09010147 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014 PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI KINGDOM PROTISTA UNTUK SISWA SMA Rini Sandika, Siska Nerita, Diana Susanti Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat [email protected] ABSTRACT The goal of learning can obtain because of media of learning. Media is mediator than deliver a message or information which instructional purpose or contain a learning. There are many media that use by the teacher in teaching learning process. Each of media is that use by the teacher is media form. Media form is such a handout. Handout is something that given to the learners when the process of learning. The teacher can make a handout from several literature which have relevancy with basic competence that will obtained by the students. Based on the observation and interview that have been conducted in SMA N 1 Jujuhan that in this school do not use a handout in process of learning. And that school only use a LKS and book. The LKS have not picture with colour, and that picture only for several material.The purpose of this research to resulted a pictorial handout with mind map in Kingdom Protista material which valid and practical. This research is the development research that use model 4-D which have 4 step define step, design, develop and disseminate. The data of this research is primary data is the direct data that get from the lecturer, teachers, and students. The analysis data is descriptive analysis. The result of research that have been got is average validity by lecturer and teacher amount 84 %. The deserve a handout measure from same aspect a deserve content, language, presentation and graphic. The average praktikalitas by teacher amount 90,56 %. The practicality of handout measure by several aspect easy of emplaying, effective of the time and presentation. The average or praktikalitas students amount 87,65 % and measure by several aspect easy of emplaying, effective of the time and presentation. Based on that cases the conclusion is handout that resulted have been valid and very practical. Key Words: Handout, Mind Map and Kingdom Protista. PENDAHULUAN Pendidikan tidak terlepas dari suatu proses pembelajaran yang melibatkan guru dan siswa. Interaksi antara guru dan siswa diharapkan mampu mencapai tujuan tertentu yang dirumuskan sebelum pembelajaran. Ketercapaian tujuan pembelajaran dapat terlihat jika siswa mampu menguasai materi yang diberikan secara tuntas. Guru diharapkan mampu membantu siswa untuk dapat mencapai ketuntasan dalam materi pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran sehingga dapat dijadikan sebagai alat untuk memotivasi siswa. Penggunaan media yang tepat dapat membantu siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Pencapaian tujuan pembelajaran dapat terjadi karena adanya media. Menurut Arsyad (2011: 4) media pembelajaran adalah suatu perantara yang membawa pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran. Banyak media yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Salah satu media yang digunakan oleh guru adalah media cetak. Media cetak dapat berupa diktat, handout, lembar kegiatan siswa (LKS), lembar diskusi siswa (LDS), charta, modul, dan lain-lain. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan penulis dengan seorang guru Biologi SMA N 1 Jujuhan pada tanggal 25 Maret 2013 yaitu bapak Marlis, S.Pd didapatkan bahwa proses pembelajaran di sekolah tersebut menggunakan buku teks. Buku teks yang digunakan memang sudah memiliki gambar berwarna, tetapi gambar yang ditampilkan belum lengkap dan hanya mewakili beberapa gambar dari materi tersebut, selain buku teks bahan ajar yang digunakan adalah Lembar Kegiatan Siswa (LKS), tidak menggunakan gambar berwarna sehingga membuat peserta didik tidak termotivasi untuk belajar. Berdasarkan keadaan di atas, maka pengembangan bahan ajar berupa handout dapat memotivasi siswa dalam memahami materi pelajaran. Handout adalah bahan ajar yang sangat ringkas. Bahan ajar ini bersumber dari beberapa literatur yang relevan terhadap kompetensi dasar dan materi pokok yang diajarkan kepada peserta didik. Bahan ajar ini diberikan kepada peserta didik guna memudahkan mereka saat mengikuti proses pembelajaran (Prastowo, 2011: 79). Penelitian mengenai pengembangan handout ini sebelumnya telah dilakukan oleh Wike (2011: 24) menyatakan bahwa dengan penggunaan handout pada materi sistem gerak membuat siswa lebih mudah memahami materi tersebut. Penggunaan gambar dan peta konsep memberikan beberapa manfaat antara lain dapat memotivasi siswa untuk belajar memungkinkan siswa dapat mengelompokkan konsep dan menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang terpisah. Menurut Lufri (2007: 140) peta konsep (concept map) merupakan diagram yang menunjukkan saling keterkaitan antara konsep sebagai representasi dari makna (meaning). Materi Kingdom Protista merupakan materi yang cukup sulit untuk dipahami siswa karena didalamnya terdapat banyak materi, bahasa latin, klasifikasi dari setiap filum dalam Kingdom Protista, sehingga diperlukan suatu media pembelajaran berupa handout bergambar dilengkapi peta konsep yang valid dan praktis pada materi Kingdom Protista yang diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi tersebut. Berdasarkan hal tersebut, penulis telah mengembangkan handout bergambar dilengkapi peta konsep yang valid dan praktis dengan judul “Pengembangan Handout Bergambar Dilengkapi Peta Konsep Pada Materi Kingdom Protista Untuk Siswa SMA”. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan handout bergambar dilengkapi peta konsep pada materi Kingdom Protista yang valid dan praktis. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (research and development) dengan model prosedural. Handout bergambar dilengkapi peta konsep dikembangkan dengan menggunakan model 4-D yang terdiri dari 4 tahap yaitu pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop) dan penyebaran (disseminate). Cara ini diadaptasi dari Thiagarajan (1974 dalam Trianto 2012: 93), namun pada penelitian ini, model 4-D dimodifikasi dan hanya dilakukan sampai tahap develop saja. Pada tahap pendefinisian terdiri dari analisis ujung depan, analisis siswa, analisis tugas, analisis konsep, dan perumusan tujuan pembelajaran. Pada tahap perancangan dilakukan perancangan handout bergambar dilengkapi peta konsep pada materi Kingdom Protista. Pada tahap pengembangan dilakukan uji validitas oleh validator yang terdiri dari 3 orang dosen dan 2 orang guru Biologi dan uji praktikalitas oleh 2 orang guru Biologi dan 21 orang siswa kelas Xb SMA N 1 Jujuhan. Data dianalisis dengan teknik persentase dan di olah secara deskriptif. Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 19 Februari 2014 di SMA N 1 Jujuhan. HASIL DAN PEMBAHASAN Diagram 1. Hasil Uji Validitas Handout oleh Validator 87% 84% 83% 82% Kelayakan Isi Kebahasaan Penyajian Kegrafikan Aspek Penilaian Ket: Valid Berdasarkan analisis hasil data pada angket uji validitas handout oleh dosen dan guru diperoleh nilai rata-rata validitas sebesar 84% dengan kriteria valid. Hal ini menunjukkan bahwa handout layak untuk digunakan dalam pembelajaran. Kelayakan handout tersebut di ukur dari beberapa aspek yaitu kelayakan isi, kebahasaan, penyajian dan kegrafikan. Ditinjau dari aspek kelayakan isi, handout bergambar dilengkapi peta konsep dinyatakan valid oleh validator dengan nilai rata-rata 84%. Kriteria ini diperoleh karena handout bergambar dilengkapi peta konsep telah disusun sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan dikembangkan berdasarkan unsur penyusunannya. Atas dasar unsur penyusunannya tersebut, handout ini dilengkapi dengan SK, KD, indikator dan tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, substansi dan sistematika materi pada handout yang dihasilkan dapat memenuhi tuntutan KTSP. Hal ini dipertegas oleh Prastowo (2011: 86) bahwa handout di buat atas dasar Kompetensi Dasar yang diturunkan dari kurikulum. Ditinjau dari aspek kebahasaan, yaitu komponen yang berhubungan dengan penggunaan kalimat, handout bergambar dilengkapi peta konsep yang dikembangkan dinyatakan valid oleh validator dengan nilai rata-rata 82%. Hal ini menunjukkan bahwa tata bahasa yang digunakan dalam handout telah sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang benar, baik dari segi keterbacaan, kejelasan informasi yang disampaikan, maupun susunan dan jumlah kata pada setiap kalimatnya. Hal ini dipertegas oleh Prastowo (2011: 89) bahwa dalam menulis handout diusahakan agar tidak menggunakan kalimat yang terlalu panjang, untuk siswa SMA diperkirakan jumlah kata per kalimatnya tidak lebih dari 25 kata, dan dalam satu paragraf usahakan jumlah kalimatnya kira-kira 3-7 kalimat. Ditinjau dari aspek penyajian, handout dinyatakan valid oleh validator dengan nilai rata-rata 87 %. Kriteria tersebut terpenuhi karena handout bergambar dilengkapi peta konsep telah dikembangkan berdasarkan dua unsur penyusunnya yaitu judul dan informasi pendukung. Judul memuat hal-hal yang berkaitan dengan identitas handout, sedangkan informasi pendukung berkenaan dengan kemauan dan keterampilan penulis dalam menyajikan materi Kingdom Protista yang akan menentukan kualitas handout yang dihasilkan. Untuk memenuhi hal tersebut, handout bergambar dilengkapi peta konsep pada unsur informasi pendukung telah dilengkapi dengan SK, KD, indikator, tujuan pembelajaran, peta konsep, materi, rangkuman, soal-soal dan penjelasan istilah. Ditinjau dari aspek kegrafikan yaitu komponen yang berkaitan dengan tampilan handout, diperoleh nilai rata-rata 85 % dengan kriteria valid. Hal ini menunjukkan bahwa desain handout bergambar dilengkapi peta konsep secara keseluruhan sudah baik dan menarik, baik dari segi jenis dan ukuran huruf, tampilan cover maupun tata letak isi. Tulisan dalam handout sebagian besar menggunakan huruf Comic San MS, ukuran 12 pt dan spasi 1,5 lines. Hal ini ditujukan agar tulisan menarik dan mudah dibaca serta dapat memotivasi siswa dalam belajar. Tampilan handout yang menarik dapat menimbulkan minat dan motivasi siswa untuk mempelajarinya. Hal senada diungkapkan oleh Prastowo (2011: 80) bahwa salah satu fungsi dari handout adalah memotivasi peserta didik agar lebih giat belajar. Diagram 2. Hasil Uji Praktikalitas Handout oleh Guru. 92,5% 91,67% 87,5% Kemudahan Penggunaan Efektifitas Waktu Pembelajaran Manfaat Aspek Penilaian Ket: Sangat Praktis Berdasarkan analisis hasil angket uji praktikalitas oleh guru diketahui bahwa handout bergambar dilengkapi peta konsep memiliki kriteria sangat praktis dengan nilai rata-rata 90,56 %. Hal ini menunjukan bahwa handout dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Kemudahan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran tersebut dapat dilihat dari beberapa aspek berikut ini. Ditinjau dari aspek kemudahan penggunaan, handout bergambar dilengkapi peta konsep dinyatakan sangat praktis oleh guru dengan nilai rata-rata 92,5 %. Hal ini menunjukan bahwa handout yang dihasilkan mampu memenuhi aspek kemudahan penggunaan karena menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami serta memiliki langkah-langkah yang jelas. Hal ini dipertegas oleh Prastowo (2011: 73) yang menyatakan bahwa dalam menyusun bahan ajar cetak harus menggunakan bahasa yang jelas baik kosa kata, kalimat, hubungan antar kalimat serta kalimat yang digunakan tidak terlalu panjang. Ditinjau dari aspek keefektifan waktu pembelajaran, handout yang telah dikembangkan dikategorikan sangat praktis oleh guru dengan nilai rata-rata 87,5 %. Hal ini sesuai dengan pendapat Prastowo (2011: 24) bahwa fungsi bahan ajar yaitu 1) menghemat waktu guru dalam mengajar, 2) mengubah peran guru dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator, 3) meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif. Ditinjau dari aspek manfaat, penggunaan handout bergambar dilengkapi peta konsep dalam pembelajaran dinyatakan sangat praktis oleh guru dengan nilai rata-rata 91,67 %. Hal ini menunjukkan bahwa handout yang dikembangkan dapat mendukung peran guru sebagai fasilitator. Dengan menggunakan handout, guru dapat dengan mudah membimbing siswa dalam belajar karena melalui handout siswa dapat menyimak materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dengan baik. Dengan demikian, penggunaan handout dapat mengurangi beban kerja guru untuk menjelaskan materi secara berulangulang kepada siswa, sehingga membuka kesempatan yang lebih baik kepada guru untuk memberikan bimbingan individual kepada siswa. Hal ini sesuai dengan Depdiknas (2008: 9) yang menyatakan bahwa salah satu tujuan penyusunan bahan ajar adalah untuk memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Diagram 3. Hasil Uji Praktikalitas Handout oleh Siswa 88,78% 87,89% 86,31% Kemudahan Penggunaan Efektifitas Waktu Pembelajaran Manfaat Aspek Penilaian Ket: Sangat Praktis Berdasarkan analisis hasil angket uji praktikalitas oleh siswa diketahui bahwa handout bergambar dilengkapi peta konsep memiliki kriteria sangat praktis dengan nilai rata-rata 87,65 %. Hal ini menunujukkan bahwa handout praktis untuk digunakan dalam pembelajaran dan dapat dijadikan sebagai pegangan bagi siswa untuk mendukung bahan ajar lainnya disamping penjelasan dari guru. Hal ini dipertegas oleh Prastowo (2011: 8) bahwa salah satu tujuan penggunaan handout adalah untuk mendukung bahan ajar lainnya atau penjelasan dari pendidik. Kepraktisan handout tersebut diukur dari beberapa aspek yaitu kemudahan penggunaan, efektifitas waktu pembelajaran dan manfaat. Ditinjau dari aspek kemudahan penggunaan, handout bergambar dilengkapi peta konsep dinyatakan praktis oleh siswa dengan nilai rata-rata 87,86 %. Hal ini dipertegas oleh Sukardi (2008: 52), bahwa salah satu pertimbangan praktikalitas adalah kemudahan dalam penggunaan handout. Ditinjau dari aspek efektifitas waktu pembelajaran, handout bergambar dilengkapi peta konsep yang dihasilkan dinyatakan sangat praktis oleh siswa dengan nilai rata-rata 86,31 %. Hal ini sesuai dengan fungsi handout (Ballstaedt dan steffen dalam Prastowo, 2011: 80) yaitu handout membantu peserta didik agar tidak perlu mencatat. Hal ini juga dipertegas oleh Aguswuryanto (2010) menyatakan bahwa dengan handout peserta didik dapat dengan tenang memperhatikan penjelasan guru tanpa harus terburu-buru menyalin/mencatat apa yang sedang dibahas. Ditinjau dari aspek manfaat, penggunaan handout bergambar dilengkapi peta konsep dinilai praktis oleh siswa dengan nilai rata-rata 88,78 %. Hal ini dipertegas oleh Prastowo (2011: 99) bahwa gambar yang mendukung dalam pembuatan handout dapat menambah daya tarik dan mengurangi kebosanan siswa dalam mempelajarinya. Pernyataan tersebut juga dipertegas oleh Trianto (2012: 164) bahwa peta konsep dapat digunakan untuk mengetahui pengetahuan siswa sebelum guru mengajarkan suatu topik serta sebagai alat evaluasi. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Handout Bergambar Dilengkapi Peta Konsep pada Materi Kingdom Protista untuk Siswa SMA yang dikembangkan telah valid dan sangat praktis. SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menyarankan hal-hal berikut ini. 1. Pelaksanaan uji praktikalitas sebaiknya dilakukan pada beberapa sekolah yang berbeda, sehingga handout yang dihasilkan lebih teruji. 2. Penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap pengembangan (develop). Oleh karena itu, disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melanjutkan penelitian ini pada tahap pendesiminasian untuk menguji tingkat efektifitas handout bergambar dilengkapi peta konsep dalam proses belajar mengajar. DAFTAR PUSTAKA Aguswuryanto. 2010. Pengembangan dan Pemanfaatan Handout dalam Pembelajaran. http://aguswuryanto.wordpress.com/2 010/09/02/handout/. (Online). diakses tanggal 21 Februari 2014. Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press. Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Menengah. Irawanti, W. 2011. Pengembangan Handout Bergambar disertai Peta Konsep pada Materi Sistem Gerak untuk Siswa SMA kelas X Kurikulum 2006. Skripsi tidak diterbitkan. Padang: UNP. Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif: Menciptakan Metode pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan. Yogjakarta: Diva Press. Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi: Teori, Praktek dan Penelitian. Padang: UNP Press. Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif: Menciptakan Metode pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan. Yogjakarta: Diva Press. Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara. Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.