Keamanan Ekstrak Etanol 96% Daun Wungu

advertisement
1
PENDAHULUAN
Penyakit dan infeksi merupakan salah satu
ancaman terhadap kesehatan masyarakat.
Meskipun pengobatan secara intensif telah
dilakukan namun hingga saat ini belum
ditemukan obat yang dapat mengatasi secara
memuaskan. Hal ini disebabkan karena
rendahnya
selektifitas
obat-obat
yang
digunakan atau karena patogenesitas penyakit
itu sendiri belum jelas. Di lain pihak
masyarakat Indonesia telah mengenal
berbagai ramuan tradisional yang dinyatakan
sebagai obat. Obat-obatan tradisional ini
selalu diturunkan pada tiap generasi
(Kumalasari 2006).
Obat herbal telah diterima secara luas di
hampir seluruh Negara di dunia karena obat
herbal memiliki sedikit efek samping yang
berbahaya dibandingkan obat modern yang
biasanya digunakan. Selain itu biaya untuk
penggunaan obat herbal lebih terjangkau
disbanding obat modern. Menurut WHO,
Negara Negara di Afrika, Asia dan Amerika
Latin menggunakan obat herbal sebagai
pelengkap pengobatan primer yang mereka
terima. Bahkan di Afrika, sebanyak 80% dari
populasi menggunakan obat herbal untuk
pengobatan primer (WHO 2003).
WHO merekomendasi penggunaan obat
tradisional
termasuk
herbal
dalam
pemeliharaan
kesehatan
masyarakat,
pencegahan dan pengobatan penyakit,
terutama untuk penyakit kronis. WHO juga
mendukung upaya-upaya dalam peningkatan
keamanan dan khasiat dari obat tradisional
(WHO 2003). Indonesia sendiri memiliki
banyak jenis tanaman obat yang dapat
memberikan manfaat. Sebagai contoh menurut
Morina Adfa (2005) di propinsi Bengkulu
terdapat 47 spesies tanaman obat yang telah
diidentifikasi. Gray & Flatt (1999) juga telah
meneliti tanaman obat yang dapat menjadi
terapi untuk penyembuhan dari beberapa
penyakit.
Penyakit dapat dicegah dengan beberapa
cara pengobatan, namun pengobatan yang
dilakukan pada beberapa tahun terakhir masih
memiliki beberapa efek samping yang
merugikan manusia dan dapat menimbulkan
akibat yang justru membahayakan manusia.
Penelitian terhadap beberapa obat dari
tumbuh-tumbuhan juga terus dilakukan.
Diantaranya senyawa aktif daun wungu
(Graptophyllum pictum (L.) Griff). Daun
wungu sudah dimanfaatkan oleh masyarakat
dalam penyembuhan berbagai penyakit,
seperti wasir, bisul, koreng telinga dan perut,
serta pelancar siklus haid bagi wanita
(Dalimartha 1999).
Hasil studi literatur mendapatkan bahwa di
dalam rebusan daun tumbuhan wungu tersebut
dapat menghilangkan gejala hemoroid
eksternum derajat II (Sardjono et al. 1995).
Kusumawat et al. (2002) juga telah meneliti
peran senyawa alkaloida yang terdapat dalam
ekstrak etanol daun tumbuhan wungu yang
memiliki efek analgesik/antiinflamasi dan
penghambat pembentukan prostaglandin. Hal
yang sama jg dikemukakan oleh Ozaki et al.
(1989) dan Lavergne & Vera (1989).
Olagbende-Dada et al (2009) juga
mengatakan bahwa dalam tanaman wungu
mengandung utoretonik agen. Namun
demikian penelitian mengenai daun tumbuhan
wungu sampai saat ini hanya uji efek
farmakologisnya saja (Umi Kalsum et al.
1996). Daun tumbuhan ini mengandung
alkaloida yang tidak beracun, glikosida,
steroida, saponin, klorofil dan lendir. Salah
satu bahan tanaman yang diteliti adalah daun
handeuleum mengandung beberapa senyawa
steroid, di samping itu daun handeleum
mengandung bahan-bahan lain seperti alkaloid
dan tannin (Hakim dan Soedigdo 1983).
Uji toksisitas merupakan suatu rangkaian
pengujian untuk dapat membedakan senyawa
yang aman dan beracun (berbahaya). Uji
toksisitas terbagi menjadi toksisitas akut,
toksisitas subkronis dan kronis. Pengujian ini
juga memberikan informasi mengenai dosis
yang dapat mematikan 50% populasi hewan
coba (Lethal Dose 50). Dari penentuan
tersebut dapat diketahui dosis yang aman
untuk digunakan. Uji toksisitas akut pada
daun wungu telah dilakukan oleh OlagbendeDada pada tahun 2011. Menurut OlagbendeDada et al. (2011) dosis yang aman pada
toksisitas akut ditemukan dibawah 4000
mg/kg BB. Sementara toksisitas subkronis
belum ada yang melakukan. Hasil uji
toksisitas kemudian biasanya dilakukan
histopatologi terhadap hati dan ginjalnya.
Rumusan masalah pada penelitian ini ialah
meski sudah diteliti tentang banyaknya khasiat
daun wungu namun peneliti keamanan
penggunaan tanaman wungu masih belum
banyak. Oleh karena itu perlu diadakan
penelitian
terhadap
toksisitas
dan
histopatologi
berdasarkan
konsentrasi
pemberian ekstrak etanol 96% daun wungu
sebagai pembuktian dosis yang aman terhadap
konsumsinya.
Hipotesis penelitian yaitu ekstrak etanol
96% daun wungu (Graptophyllum pictum
Download