BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat adalah suatu zat yang digunakan untuk diagnose, pengobatan penyembuhan atau pencegahan penyakit pada manusai atau pada hewan. Bahan obat dapat berasal dari nabati, hewani, kimiawi alam mapun sintetis. Sebelum dipergunakan menjadi obat , zat tersebutterlebih dahulu dibentuk menjadi sediaan farmasi, seperti kapsul, pil, tablet, sirup, suspense, salep, dan suppositories (Anief, 1987). Sediaan tablet merupakan sediaan yang paling banyak diproduksi dan juga banyak mengalami perkembangan dalam formulasinya. Beberapa keuntungan sediaan tablet adalah sediaan lebih kompak, dosisnya tepat, mudah pengemasannya dan penggunaannya lebih praktis dibandingsediaan yang lain (Lachman dkk., 1994). Parasetamol merupakan metabolit fenasetin dengan efek antipiretik ditimbulkan oleh gugus aminobenzen. Asetaminofen di Indonesia lebih dikenal dengan nama parasetamol, dan tersedia sebagai obat bebas. Efek analgetik parasetamol dapat menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Parasetamol menghilangkan nyeri, baik secarasentral maupun secara perifer. Secara sentral parasetamol bekerja pada hipotalamus sedangkan secara perifer, menghambat pembentukan protagladin di tempat inflamasi, mencegah sensitisasi reseptor rasa sakit terhadap rangsang mekanik atau kimiawi. (Wilmana, 1995). PT. Kimia farma (Persero) Tbk. Plant Medan memproduksi tablet parasetamol. Salah satu parameter uji yang dilakukan untuk menguju kesediaan Universitas Sumatera Utara tablet adalah uji disolusi. Uji dilakukan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan yang tertera dalam masing-masing monografi untuk sediaan tablet dan kapsul, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah. Persyaratan disolusi tidak berlaku untuk kapsul gelatin lunak kecuali bila dinyatakan lain dalam monografi (Ditjen POM, 1995). Sebelum melakukan uji disolusi, metode analisis yang digunakan harus ditetapkan terlebih dahulu dan dikaji dengan seksama antara lain: komposisi media disolusi, jumlah media, waktu, kecepatan pengaduan, prosedur penetapan konsentrasi dan toleransi. Setelah pengambilan sampel uji disolusi, dilanjutkan dengan proses analisis penetapan kadar zat aktif dalam sampel (Siregar dan wikarsa, 2010) Factor yang harus diperhatikan dalam uji disolusi, yaitu ukuran dan bentuk yang akan dipengaruhi laju dan tingkat kelarutan, selain itu sifat media pelarut juga akan mempengaruhi uji kelarutan. Beberapa kegunaan uji disolusi antara lain : menjamin keseragaman satu batch menjamin bahwa obat akan memberikan efek terapi yang diinginkan, dan diperlukan dalam rangka pengembangan suatu obat baru (Ditjen POM, 1995). 1.1 Tujuan Adapun tujuan dari uji disolusi tablet Paracetamol adalah untuk mengetahui apakan kadar zat aktif yang terlepas dari tablet Paracetamol PT. Kimia Farma memenuhi persyaratan atau tidak sesuai dengan ketentuan uji disolusi talet Paracetamol yang tertera pada Farmakope Edisi IV. Universitas Sumatera Utara 1.2 Manfaat 1. Manfaat yang diperoleh dari uji disolusi table Paracetamol adalah agar dapat mengetahui bahwa kadar zat aktif yang terlepas dari produk sediaan tablet Paracetamol. PT. Kimia Farma yang beredar di pasaran memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan uji disolusi tablet Paracetamol yang tertera pada Fermakope Edisi IV. 2. Menambah wawasan dan mengerti tentang uji disolusi tablet parasetamol dengan metode dayung. Universitas Sumatera Utara