fuel saving strategy in spark ignition engine

advertisement
DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 75
ASPEK POSITIF SUPERVISI PENDIDIKAN TERHADAP APLIKASI PEMBELAJARAN
MODEL GABUNGAN ANTARA METODE CERAMAH DENGAN MODEL
KOOPERATIF
Siti Markamah*)
Pengawas SD Dabin Ki Hajar Dewantara
UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang
Abstrak
Metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsung pembelajaran. Dalam pemilihan metode apa yang tepat, guru harus melihat situasi dan kondisi siswa serta
materi yang diajarkan. Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini senantiasa bagus bila
penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung dengan media pembelajaran, serta memperhatikan batasbatas kemungkinan penggunaannya.Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Di antara model pembelajaran yang berorientasi
pada aktifitas siswa dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif. Dari pelaksanaan penelitian
yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa, kreatifitas guru dalam menyampaikan materi ajar menggunakan
gabungan metode ceramah dan model pembelajaran Kooperatif mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Dimana pada
pra siklus rata-rata kalsikal kelas I hanya 65, siklus I 68, siklus II 76, kelas II pra siklus 66, siklus I 67, siklus II 73,
kelas III pra siklus 66, siklus I 74, siklus II 77, kelas IV pra siklus 64, siklus I 65, siklus II 73, Kelas V pra siklus 62,
siklus I 76, siklus II 80. kelas VI pra siklus 62, siklus I 68, siklus II 79, dengan nilai ketuntasan.
Kata Kunci: Metode ceramah, Model Pembelajaran, Pembelajaran Kooperatif
1.
Pendahuluan
Tujuan pendidikan merupakan gambaran kondisi akhir
atau nilai-nilai yang ingin dicapai dari suati proses
pendidikan. Setiap tujuan pendidikan memiliki dua
fungsi, yaitu (a) menggambarkan tentang kondisi akhir
yang ingin dicapai, dan (b) memberikan arah dan cara
bagi semua usaha dan proses yang dilakukan.
Tujuan pendidikan Sekolah Dasar harus sealu mengacu
pada tujuan pendidikan nasional dan tujuan pedndidikan
dasar serta memperhatikan tahap perkembangan
karakteristik perkembangan siswa, serta kesesuaiannya
dengan lingkungan dan kebutuhan pembangunan daerah,
arah pembangunan nasional serta memperhatikan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan
kehidupan umat manusia secara global.
Pemahaman tentang fungsi dan tujuan pendidikan di
Sekelah Dasar sangat penting bagi seluruh komponen
tenaga kependidikan, yaitu dari guru, kepala sekolah,
pengawas hingga tenaga dan lembaga kependidikan yang
memayungi pelaksanaan pendidikan di Sekolah Dasar.
Sekolah sebagai ujung tombak dari penyelenggara
pendidikan yang terdepan memiliki tanggung jawab yang
besar dalam mengupayakan ketercapaian tujuan
pendidikan. Untuk itu diperlukan guru yang mampu
berlaku profesional dalam menjalankan tugas, yang
ditopang dengan kepemimpinan, pengawasan serta
bimbingan dari kepala sekolah dan pengawas sekolah
yang ada di lingkungan kerjanya. Bimbingan dan
pengawasan yang dilakukan meliputi bidang administrasi
maupun dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Mengacu pada salah satu tugas pokok dan fungsi
(Tupoksi) pengawas sekolah yaitu melakukan pembinaan
kualitas sekolah, kinerja kepala sekolah, kinerja guru, dan
kinerja seluruh staf sekolah, peneliti sebagai pengawas
pada SD Negeri Wuwur Kecamatan Pancur Kabupaten
Rembang melakukan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS)
pada sekolah tersebut tentang penerapan aplikasi model
pembelajaran gabungan antara metode ceramah dengan
model kooperatif.
Hasil pengamatan terhadap jalannya pelaksanaan
pembelajaran di SD Negeri Wuwur Unit Dinas
Pendidikan Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang pada
Tahun Pelajaran 2014/2015 semester 1 ditemukan adanya
dominasi penggunaan metode pembelajaran dalam
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang
berdampak pada rendahnya hasil belajar dan aktifitas
siswa dalam proses belajar. Guru-guru di kelas rata-rata
belum memberdayakan strategi gaya dan seni mengajar
yang maju. Di SD Negeri Wuwur Kecamatan Pancur
Kabupaten Rembang, berdasarkan hasil supervisi rutin
peneliti sebagai Pengawas Sekolah ternyata sebagian
besar guru masih melaksanakan pembelajaran yang
DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 76
tradisional, di mana guru dalam melaksanakan
pembelajaran tanpa menggunakan RPP yang dibuat
sendiri, mereka cenderung menggunakan RPP cetakan
yang ada dan belum melaksanakan pembelajaran berpusat
Kooperatif. Guru masih melaksanakan pembelajaran
dengan metode ceramah murni belum rutin bervariasi,
maupun belum menggunakan alat peraga, dan tampaknya
guru masih sebagai penyampai materi bentuk klasikal,
belum banyak melakukan pembelajaran yang kreatif
model kooperatif, yang dapat melatih mandiri dan
tanggung jawab para peserta didik.
Hal ini dapat dilihat dari hasil supervisi yang telah
dilaksanakan oleh peneliti dari guru kelas yang ada di SD
Negeri Wuwur, ternyata rata-rata guru belum mampu
melaksanakan pembelajaran berpusat kooperatif secara
maksimal. Dari hasil supervisi rutin dapat dilihat secara
nyata bahwa guru masih melaksanakan pembelajaran
yang biasa-biasa saja. Pembelajaran yang dilakukan
hanya menggunakan metode ceramah tanpa ada variasi
dan kurang memanfaatkan peluang dengan memanfaatkan
metode pembelajaran lain yang lebih menekankan
aktifitas siswa dalam belajar.
Dalam melaksanakan supervisi, Pengawas Sekolah
melihat juga aktifitas Kepala Sekolah ternyata, mereka
juga belum berupaya mengubah strategi supervisinya
terhadap guru-guru di kelas. Dilihat dari frekuensi
pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah juga belum
optimal. Dari data supervisi dapat dilihat dalam satu bulan
supervisi yang dilakukan, tidak lebih dari 2 kali
sedangkan sisa waktunya lebih banyak digunakan untuk
melaksanakan tugas di kantor Sekolah atau melaksanakan
tugas – tugas lain terkait tugas kepala sekolah. Supervisi
yang dilakukan masih terkesan melaksanakan pemantauan
saja, seolah-olah hanya melihat dokumen dan hanya
memotret keadaan saat terjadi di sekolah tanpa ada
tindakan yang nyata menuju perbaikan pembelajaran
selanjutnya. Oleh sebab itu di samping pemantauan
harusnya juga melalui pengamatan yang cermat dalam
proses pembelajaran.
Pengamatan peneliti saat melakukan supervisi, peneliti
mendapatkan data sebagai berikut:
1. Semua guru kelas mengajar menggunakan metode
ceramah murni
2. Semua guru dari guru kelas I sampai kelas VI saat itu
mengajar tanpa menggunakan alat peraga.
3. Secara keseluruhan guru kelas I sampai kelas VI
menggunakan rencana pembelajaran cetak (foto copy)
4. Dari 4 guru yang melakukan evaluasi saat peneliti
melakukan supervisi, hasil belajar klasikal siswanya
belum memenuhi KKM.
Mengacu pada hasil pengamatan peneliti tersebut di atas,
peneliti memutuskan untuk melakukan Penelitian
Tindakan Sekolah (PTS) pada SD Negeri Wuwur
Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang.
Berdasarkan hasil pengamatan pada latar belakang
masalah, identifikasi masalah dalam penelitian
dikemukakan sebagai berikut:
1. Masih rendahnya guru kompetensi guru di SD Negeri
Wuwur dalam menggunakan model atau metode
pembelajaran yang bervariasi
2. Guru nampak enggan atau kesulitan dalam
menentukan dan menggunakan media pembelajaran
3. Kompetensi guru dalam menyusun perangkat
pembelajaran (RPP) masih rendah
4. Penerapan metode ceramah murni, mengakibatkan
capaian hasil belajar dan aktifitas siswa dalam proses
belajar rendah.
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah dalam
penelitian yang dikemukakan peneliti, maka ditentukan
rumusan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) sebagai
berikut:
1. Alternatif pemecahan masalah dalam Penelitian
Tindakan Sekolah mengacu pada rumusan masalah
penelitian, yang dilakukan melalui kegiatan supervisi
akademik yang berkelanjutan, yang berorientasi pada
penerapan aplikasi metode ceramah dengan model
pembelajaran kooperatif.
2. Penerapan aplikasi metode ceramah dengan model
pembelajaran kooperatif menjadi pilihan bagi peneliti,
karena gabungan antara metode dan model
pembelajaran tersebut dianggap mampu meningkatkan
kualitas pembelajaran yang dilakukan guru, dan
diharapkan mampu pula meningkatkan hasil belajar
dan aktifitas siswa dalam proses belajar.
Tujuan dilakukannya Penelitian Tindakan Sekolah di SD
Negeri Wuwur UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Pancur
Kabupaten Rembang pada semester 1 Tahun Pelajaran
2014/2015 adalah sebagai upaya peneliti dalam
meningkatan kualitas pembelajaran dan hasil belajar
siswa melalui penerapan aplikasi metode ceramah dengan
model pembelajaran kooperatif.
2.
Materi dan Metode
2.1. Tugas
Pokok
Pengawas
Sekolah/Satuan
Pendidikan
Tugas pokok pengawas sekolah/satuan pendidikan adalah
melakukan
penilaian
dan
pembinaan
dengan
melaksanakan fungsi-fungsi supervisi, baik supervisi
akademik maupun manajerial.
Sedangkan mengacu pada Surat Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) Nomor 118
Tahun 1996 tentang jabatan fungsional pengawas dan
angka kreditnya, serta Keputusan Mendikbud no
020/O/1998 tentang petunjuk teknis pelaksanaan jabatan
fungsional pengawas sekolah, dikemukakan tentang tugas
pokok dan tanggung jawab pengawas sekolah
2.2. Tinjauan
Tentang
Pembelajaran
Metode
dan
Model
DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 77
2.2.1. Metode Pembelajaran
Pada hakekatnya kegiatan beiajar mengajar adalah suatu
proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru
dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah
satu komponen dalam proses belajar menganjar
merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru
bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih
dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral
pembelajaran. Untuk itu sudah seharusnya guru memiliki
kemampuan dalam memilih da menentukan metode
pembelajaran yang dianggap sesuai dengan materi ajar
yang akan disampaikan.
Metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan
guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada
saat berlangsung pembelajaran (Sudjana, 2005:76).
Dalam pemilihan metode apa yang tepat, guru harus
melihat situasi dan kondisi siswa serta materi yang
diajarkan.
2.2.2. Model Pembelajaran
Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar
mengajar, gurulah yang mengarahkan bagaimana proses
belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu guru harus
dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebeh efektif
juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan
akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu
untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.
2.3. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara
lisan. Metode ini senantiasa bagus bila penggunaannya
betul-betul disiapkan dengan baik, didukung dengan
media pembelajaran, serta memperhatikan batas-batas
kemungkinan penggunaannya.
2.4. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran
yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
2.5. Metode
2.5.1. Setting Penelitian
Setting Penelitian Tindakan Sekolah di lakukan di SD
Negeri Wuwur. Sesuai dengan namanya SD Negeri
Wuwur beralamat di Desa Wuwur Kecamatan Pancur
Kabupaten Rembang.
2.5.2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah guru kelas I sampai VI SD
Negeri Wuwur Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang
Tahun Pelajaran 2014/2015, sebanyak 6 orang guru yang
terdiri atas 2 orang guru laki-laki dan 4 orang guru
perempuan, yang kesemuanya berstatus sebagai Pegawai
Negeri Sipil.
2.5.3. Perencanaan Tindakan
Tindakan Penelitian Tindakan Sekolah dilakukan dalam
dua siklus kegiatan supervisi, yang masing-masing terdiri
atas empat tahap kegiatan yang dilakukan secara
bekesinambungan dan berkaitan, yaitu;
1. Tahap Perencanaan
2. Tahap Pelaksanaan
3. Tahap Observasi
4. Tahap Refleksi
2.5.4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpuloan data pada masa pra siklus didapatkan dari
hasil supervisi rutin dari peneliti sebagai Pengawas
Sekolah, sedangkan data siklus pembelajaran selanjutnya
didasarkan pada hasil observasi/pengamatan, dokumentasi
pembelajaran, dan pengisian lembar instrumen penelitian.
2.5.5. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan peneliti dengan
menggunakan analisis diskriptif komparatif, yaitu
membandingkan hasil semua aspek tindakan yang telah
dilakukan oleh subjek penelitian dari masing-masing
tahap tindakan.
2.5.6. Instrumen Penilaian
Instrumen penilaian disusun dan ditentukan sebagai acuan
untuk mengukur tingkat keberhasilan penelitian yang
dilakukan. Adapun instrumen penilaian dalam
pelaksanaan penelitian adalah;
1. Guru berkode A (Baik) apabila hasil rata-rata skor
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selaku
Pengawas Sekolah 71-100.
2. Guru berkode B (Cukup) apabila hasil rata-rata skor
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selaku
Pengawas Sekolah 61-70.
3. Guru berkode C (Kurang) apabila hasil rata-rata skor
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selaku
Pengawas Sekolah 10-60.
2.5.7. Indikator Ketercapaian
Indikator ketercapaian dalam pelaksnaan penelitian
diartikan sebagai target realistis dalam mencapai tujuan
penelitian tindakan sekolah yang dilakukan dari tahap pra
siklus hingga tercapainya tingkat keberhasilan penelitian
yang harapkan.
3.
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
3.1. Hasil Penelitian
3.1.1. Kondisi Awal (Pra Siklus)
Kondisi awal didasarkan pada saat peneliti selaku
Pengawas Sekolah melakukan kegiatan supervisi rutin
pada salah satu sekolah binaan peneliti yaitu di SD Negeri
DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 78
Wuwur Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang, pada
hari Rabu tanggal 6 Agustus 2014.
menunjukkan ada masalah dalam pemilihan metode
pembelajaran.
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi peneliti sebagai
Pangawas Sekolah, peneliti melakukan supervisi terhadap
kegiatan kepala sekolah, guru dan dan staf sekolah.
Sebagai bahan evaluasi peneliti sebagai pengawas SD
Negeri Wuwur Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang,
peneliti melakukan diskusi dengan Kepala Sekolah dan
segenap guru pengajar beserta staf untuk mengadakan
pembinaan guna meningkatkan kualitas pelaksanaan
pembelajaran.
Dalam melakukan supervisi kegiatan belajar mengajar
yang dilakukan guru pada masing-masing kelas, peneliti
menemukan beberapa kekurangan-kekurangan, khususnya
dalam menerapkan metode dan strategi pembelajaran,
dimana guru hanya menggunakan satu metode saja yaitu
metode ceramah murni.
Dari pengamatan peneliti, akatifitas pembelajaran
sepenuhnya terpusat pada guru, siswa hanya beraktifitas
mendengarkan penjelasan guru. Sebagai dampak dari
pelaksanaan pembelajaran tersebut didapatkan data
capaian hasil belajar siswa di bawah KKM. Rekam jejak
pembelajaran yang dilakukan guru, peneliti sampaikan
pada tabel 1 berikut ini.
3.1.2. Supervisi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Pelaksanaan supervisi siklus I sebagai langkah
pelaksanaan Penelitian Tindakan Sekolah di SD Negeri
Wuwur Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang
dilakukan berdasarkan kesepakatan anatara peneliti
sebagai Pengawas Sekolah dengan pihak warga sekolah
dilaksanakan pada tanggal 13 Agustus 2014 dengan
tahapan-tahapan sesuai dengan metodologi penelitian,
sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan
No
Mengjr
Kls
Mapel
Metode
KKM
Rata-Rata
Tes
Formatif
Pelaksanaan Pembelajaran Kondisi Awal SD
Negeri Wuwur Kecamatan Pancur
Nama
Guru
Tabel 1
1
2
3
4
5
6
Kaswati, S.Pd
Ngardi, S.Pd
Supadmi, S.Pd
Catur Sri K, S.Pd
Wijianto, S.Pd
Umayah, S.Pd
I
II
III
IV
V
VI
PKn
IPS
IPA
MTK
IPA
Bhs
Ind
ceramah
ceramah
ceramah
ceramah
ceramah
ceramah
70
70
70
70
70
70
65
66
66
64
62
62
Sedangkan dari sisi aktifitas siswa dalam proses belajar,
peneliti sampaikan pada tabel aktifitas siswa 4.2 berikut
ini.
Tabel 2
Aktifitas Siswa Pembelajaran Kondisi Awal
SD Negeri Wuwur Kecamatan Pancur
I
Jmlah
Siswa
19
Siswa
Aktif
3
2
II
21
6
28,6%
3
III
22
4
18,2%
4
IV
24
4
16,7%
5
V
18
5
27,8%
6
VI
21
3
14,3%
No
Kelas
1
Persentase
15,8%
Dari tabel tersebut terbaca bahwa, di semua tingkatan
kelas di SD Negeri Wuwur, pada pelaksanaan
pembelajaran hari Rabu, tanggal 6 Agustus 2014
Yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan ini
adalah;
a. Meminta ijin kepada Kepala UPT Dinas Pendidikan
Pancur Kabupaten Rembang untuk melakukan
kegiatan penelitian.
b. Meminta Kepala Sekolah SD Negeri Wuwur
Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang sebagai
teman sejawat dalam pelaksanaan penelitian.
c. Menyusun
format
observasi
pelaksanaan
pembelajaran, aktifitas siswa, dan observasi hasil
belajar siswa.
d. Menentukan format dan skor penilaian hasil kinerja
guru
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan penelitian, peneliti bersama teman
sejawat melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan guru kelas I sampai dengan
VI, melalui 2 tahap, yaitu
a. Tahap I melakukan pengamatan terhadap jalannya
pembelajaran di kelas I,II, dan III, yang dimulai pukul
07.00 sampai dengan pukul 08.45.
b. Tahap I melakukan pengamatan terhadap jalannya
pembelajaran di kelas IV,V, dan VI, yang dimulai
pukul 09.00 sampai dengan pukul 12.10.
Sesuai dengan hasil pembinaan dan arahan peneliti
sebagai Pengawas Sekolah, pada pelaksanaan supervisi
siklus I ini semua guru pada semua kelas menerapkan
aplikasi gabungan metode ceramah dengan model
pembelajaran Kooperatif.
Namun untuk bentuk dan jenis pelaksanaannya
diserahkan kepada guru kelas masing-masing. Dan dalam
siklus I ini, dari guru yang mengajar kelas I sampai VI
semuanya menerapkan gabungan metode ceramah dan
diskusi kelompok.
DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 79
3. Tahap Observasi
Sesuai dengan tahap perencanaan yang telah disusun
peneliti, pada tahap observasi/pengamatan ini, peneliti
bersama teman sejawat melakukan observasi/pengamatan
dengan mengacu pada format dan instrumen observasi
yang telah tersusun.
Data hasil observasi kinerja guru tersebut juga
berpengaruh terhadap tingkat aktifitas siswa selam proses
pembelajaran berlangsung, yang ditunjukkan dalam tabel
3 berikut ini.
Tabel 3
Aktifitas Siswa Supervisi Siklus I SD Negeri
Wuwur Kecamatan Pancur
No
Kelas
1
2
3
4
5
6
I
II
III
IV
V
VI
Jmlah
Siswa
19
21
22
24
18
21
Siswa
Aktif
8
9
17
13
16
10
Persentase
42,1%
42,9%
77,3%
54,2%
88,8%
47,6%
V yang mampu memenuhi kriteria ketuntasan klasikal
yang telah ditetapkan.
4. Tahap Refleksi
Dengan memperhatikan data dan fakta peneliti selaku
Pengawas Sekolah melakukan refleksi dengan mereduksi
ulang langkah-langkah pembinaan yang telah dilakukan
pada guru di SD Negeri Wuwur yang untuk selanjutnya
menentukan langkah pembinaan seperlunya. Adapun hasil
refleksi yang dilakukan peneliti pada pelaksanaan
supervisi pelaksanaan pembelajaran siklus I adalah
sebagai berikut;
a. Memutuskan
untuk
melaksanakan
supervisi
pelaksanaan pembelajaran siklus II.
b. Melakukan pembinaan kembali mengenai penerapan
aplikasi gabungan metode ceramah dengan model
pembelajaran kooperatif.
3.1.3. Supervisi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Pelaksanaan supervisi pembelajaran siklus II didasarkan
pada capaian hasil penelitian yang belum mampu
memenuhi kriteria keberhasilan penelitian.
Dari data hasil observasi aktifitas siswa di atas tergambar
bahwa guru kelas III dan kelas V mampu mengorganisir
kelas dengan menerapkan aplikasi gabungan metode
ceramah dengan model pembelajaran kooperatif yang
berdampak pada peningkatan aktifitas siswa dalam
mengikuti jalannya proses pembelajaran.
Supervisi pembelajaran siklus II dilaksanakan dalam dua
tahap kegiatan, yaitu pembinaan akademik berupa
pengarahan tentang penerapan aplikasi gabungan metode
ceramah dengan model pembelajaran Kooperatif yang
diselenggarakan pada Hari Sabtu, 15 Agustus 2014
bertempat di ruang guru SD Negeri Wuwur, dan
pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran pada
Hari Rabu, tanggal 19 Agustus 2014.
Sedangkan dampak dari keberhasilan dalam menerapkan
aplikasi gabungan metode ceramah dengan model
pembelajaran kooperatif terhadap capaian hasil belajar
siswa disampaikan melalui tabel 4 berikut ini.
Adapun tahapan-tahapan pelaksanaan supervisi siklus II
ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4
Yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan ini
adalah;
Hasil Belajar Klasikal Siswa Supervisi Siklus I
SD Negeri Wuwur Kecamatan Pancur
No
Kelas
Mata Pelajaran
KKM
1
2
3
4
5
6
I
II
III
IV
V
VI
PKn
IPS
IPA
Matematika
IPA
Bhs Indonesia
70
70
70
70
70
70
Rata-Rata
Tes
Formatif
68
67
74
65
76
68
Dari tabel di atas menunjukkan keterkaitan antara
keberhasilan guru dalam menerapkan metode dan model
pembelajaran yang tepat dengan capaian hasil belajar
siswa secara klasikal. Dimana dengan diterapkannya
metode dan model pembelajaran yang tepat maka sangat
dimungkinkan siswa mampu memahami dan menguasai
materi ajar yang disampaikan guru. Hal tersebut
ditunjukkan pada capaian hasil belajar siswa kelas III dan
1.Tahap Perencanaan
a. Menyusun
format
observasi
pelaksanaan
pembelajaran, aktifitas siswa, dan observasi hasi
belajar siswa siklus II
b. Menentukan format dan skor penilaian hasil kinerja
guru siklus II
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan penelitian, peneliti bersama teman
sejawat melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan guru kelas I sampai dengan
VI, melalui 2 tahap, yaitu
a. Tahap I melakukan pengamatan terhadap jalannya
pembelajaran di kelas I,II, dan III, yang dimulai pukul
07.00 sampai dengan pukul 08.45.
b. Tahap I melakukan pengamatan terhadap jalannya
pembelajaran di kelas IV,V, dan VI, yang dimulai
pukul 09.00 sampai dengan pukul 12.10.
DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 80
Sesuai dengan hasil pembinaan dan arahan peneliti
sebagai Pengawas Sekolah, pada pelaksanaan supervisi
siklus II ini semua guru pada semua kelas menerapkan
aplikasi gabungan metode ceramah dengan model
pembelajaran Kooperatif.
Perbedaan penerapan aplikasi gabungan metode ceramah
dengan model pembelajaran Kooperatif pada siklus I
dengan siklus II adalah, apabila pada siklus I semua kelas
menerapkan diskusi kelompok, maka pada siklsu II ini
bentuk dan jenis pembelajaran kooperatif pelaksanaannya
diserahkan kepada guru kelas masing-masing.
Sesuai dengan bentuk dan jenis yang dilakukan masingmasing guru kelas dalam menerapkan aplikasi gabungan
metode ceramah dengan model pembelajaran Kooperatif
adalah sebagai berikut:
a. Guru kelas I dan II menerapkan strategi pembelajaran
menggunakan metode diskusi berpasangan.
b. Guru Kelas III dan V menerapkan strategi
pembelajaran menggunakan metode diskusi kelompok
c. Guru Kelas IV dan VI menerapkan strategi
pembelajaran menggunakan metode diskusi tipe
Jigsaw.
3. Tahap Observasi
Sesuai dengan tahap perencanaan yang telah disusun
peneliti, pada tahap observasi/pengamatan ini, peneliti
bersama teman sejawat melakukan observasi/pengamatan
dengan mengacu pada format dan instrumen observasi
yang telah tersusun.
Data hasil observasi kinerja guru tersebut juga
berpengaruh terhadap tingkat aktifitas siswa selam proses
pembelajaran berlangsung, yang ditunjukkan dalam tabel
5 berikut ini.
Tabel 5
Aktifitas Siswa Supervisi Siklus II SD Negeri
Wuwur Kecamatan Pancur
No
Kelas
1
2
3
4
5
6
I
II
III
IV
V
VI
Jmlah
Siswa
19
21
22
24
18
21
Siswa
Aktif
16
18
20
19
14
19
Persentase
84,2%
85,7%
90,9%
79,2%
77,8%
90,5%
Dari data hasil observasi aktifitas siswa di atas tergambar
bahwa guru kelas I hingga kelasVI mampu mengorganisir
kelas dengan menerapkan aplikasi gabungan metode
ceramah dengan model pembelajaran kooperatif yang
berdampak pada peningkatan aktifitas siswa dalam
mengikuti jalannya proses pembelajaran.
Sedangkan dampak dari keberhasilan dalam menerapkan
aplikasi gabungan metode ceramah dengan model
pembelajaran kooperatif terhadap capaian hasil belajar
siswa pada supervisi siklus II disampaikan melalui tabel 6
berikut ini.
Tabel 6
Hasil Belajar Klasikal Siswa Supervisi Siklus
II SD Negeri Wuwur Kecamatan Pancur
No
Kelas
Mata
Pelajaran
KKM
1
I
PKn
70
Rata-Rata
Tes
Formatif
76
2
II
IPS
70
73
3
III
IPA
70
77
4
IV
Matematika
70
73
5
V
IPA
70
80
6
VI
Bhs
Indonesia
70
79
Dari tabel di capaian hasil belajar siswa pada supervisi
siklus II di atas menunjukkan pengaruh dari penerapan
metode dan model pembelajaran terhadap capaian hasil
belajar siswa secara klasikal.
Dalam tabel tersebut tergambar tingkat keberhasilan
pelaksanaan pembelajaran guru dari sisi hasil belajar
siswa secara klasikal pada masing-masing kelas.
4. Tahap Refleksi
Refleksi terhadap hasil pelaksanaan supervisi pelaksanaan
pembelajaran siklus II melalui penerapan aplikasi metode
ceramah dengan model pembelajaran Kooperatif, yang
dilakukan peneliti sebagai Pengawas Sekolah di SD
Negeri Wuwur adalah sebagai berikut:
a. Masing-masing guru kelas di SD Negeri Wuwur telah
memahami pola, cara dan strategi pembelajaran
melalui penerapan aplikasi metode ceramah dengan
model pembelajaran Kooperatif.
b. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Sekolah yang
dilakukan peneliti selaku Pengawas Sekolah di SD
Negeri Wuwur dinyatan selesai hanya sampai siklus II
saja.
3.2. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian Tindakan Sekolah yang dilakukan peneliti
selaku Pengawas Sekolah di SD Negeri Wuwur
Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang pada semester 1
Tahun Pelajaran 2014/2015 didasarkan pada hasil
supervisi awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 3
Agustus 2014, dimana didapatkan temuan bahwa
pelaksanaan pembelajaran yang guru dari gur kelas I
sampai dengan kelas VI kesemuanya berlangsung
monoton, dan kesemuanya hanya menggunakan metode
tunggal ceramah murni. Hasil pengamatan menunjukkan
DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 81
penerapan metode cermah murni tersebut berdapak pada
rendahnya peran serta/aktifitas siswa dalam proses
pembelajaran dan capaian hasil belajar siswa.
Sesuai dengan Peraturan Menteri No. 12 tahun 2007
tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Pengawas.
Seorang pengawas diharapkan memiliki enam dimensi
kompetensi, yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, kompetensi supervisi manajerial, kompetensi
supervisi akademink, kompetensi evaluasi pendidikan,
dan kompetensi penelitian pengembangan. Maka peneliti
selaku Pengawas Sekolah melakukan Penelitian Tindakan
Sekolah yang dilakukan dalam tahap-tahap siklus ke
siklus melalui penerapan aplikasi gabungan metode
ceramah dengan model pembelajaran Kooperatif.
Melalui kegiatan ini diharapkan mampu membawa
pengaruh positif terhadap pelaksanaan pembelajaran di
SD Negeri Wuwur Kecamatan Pancur pada semester 1
Tahun Pelajaran 2014/2015.
Tabel 7
No
Kelas
Mapel
KKM
1
2
3
4
5
6
I
II
III
IV
V
VI
PKn
IPS
IPA
Matematika
IPA
Bhs Ind
70
70
70
70
70
70
Tabel 8
Pelaksanaan penelitian siklus 1 didasarkan pada hasil
pengamatan supervisi awal yang menunjukkan kekurang
berhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan guru kelas I sampai VI SD Negeri Wuwur
Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang.
No
Hasil penelitian pada siklus 1 menunjukkan adanya
peningkatan kualitas pembelajaran, aktifitas, dan hasil
belajar siswa, melalui penerapan aplikasi gabungan
metode ceramah dan model pembelajaran Kooperatif,
namun peningkatannya masih belum mampu seluruhnya
mencapai kriteria ketuntasan peneltian yang diharapkan
dan.
Hal ini terlihat hanya 2 (33,3%) guru kelas saja (guru
kelas III dan V), yang menunjukkan keberhasilan dalam
pelaksanaan pembelajaran melalui penerapan aplikasi
gabungan metode ceramah dan model pembelajaran
Kooperatif, menggunakan metode diskusi kelompok.
Peningkatan kualitas pembelajaran yang terjadi pada
siklus I ternyata berdampak pula pada capaian hasil
belajar siswa.
Hal ini tergambar pada tabel 7 peningkatan hasil belajar
siswa dari kondisi awal hingga siklus 1, sebagai berikut;
Capaian RataRata Hasil
Belajar
Kondisi
Siklus
awal
1
65
68
66
67
66
74
64
65
62
76
62
68
Sedangkan perubahan dan peningkatan aktifitas siswa
dalam proses pembelajaran siklus 1 disajikan peneliti
pada tabel 8 berikut ini;
3.2.1. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus 1
Saat
peneliti
melakukan
pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran, guru kelas I sampai dengan
kelas
VI
melakukan
pembelajaran
dengan
mengedepankan penerapan pembelajaran kooperatif
diskusi kelompok. Hal ini menunjukkan keterbatasan
pemahaman guru dalam mencerna pengertian jenis dan
bentuk model pembelajaran kooperatif, dimana mereka
menganggap pembelajaran kooperatif adalah menerapkan
metode diskusi kelompok saja.
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dari Kondisi
Awal - Siklus 1 SD Negeri Wuwur Kecamatan
Pancur
1
2
3
4
5
6
Peningkatan Aktifitas Siswa Dari Kondisi
Awal - Siklus 1 SD Negeri Wuwur Kecamatan
Pancur
Kelas
I
II
III
IV
V
VI
Jumlah
Siswa
19
21
22
24
18
21
Siswa Aktif
Awal
%
3
6
4
4
5
3
15,8%
28,6%
18,2%
16,7%
27,8%
14,3%
Siklus
1
8
9
17
13
16
10
%
42,1%
42,9%
77,3%
54,2%
88,8%
47,6%
Seperti yang ditunjukkan pada tabel 8 di atas bahwa di
semua tingkatan kelas terjadi peningkatan aktifitas siswa
dari kondisi awal sampai pada siklus 1. Dari tabel tersebut
juga terlihat, hanya pada kelas III dan V saja aktifitas
siswa mampu melebihi 70% dari jumlah siswa pada kelas
masing-masing. Hal ini menunjukkan masih adanya
masalah dalam dalam penerapan gabungan metode
ceramah dengan model pembelajaran kooperatif yang
dikembangkan guru.
Menyikapi hasil penelitian pada supervisi siklus 1 di atas,
peneliti sebagai Pengawas Sekolah bersama Kepala SD
Negeri Wuwur Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang
yang berlaku sebagai teman sejawat dalam pelaksanaan
penelitian sepakat untuk melanjutkan langkah/tahap
penelitian ke siklus 2.
3.2.2. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus 2
Pelaksanaan penelitian siklus 2 didasarkan pada data dan
fakta hasil pengamatan dan supervisi yang dilakukan
peneliti sebagai Pengawas Sekolah pada kondisi awal dan
DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 82
Dalam pelaksanaan observasi/pengamatan terhadap
jalannya pembelajaran yang dilakukan masing-masing
guru kelas, terlihat masing-masing guru kelas
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan jenis
dalam model pembelajaran kooperatif. Diantaranya; guru
kelas I dan II menerapkan gabungan metode ceramah
dengan metode diskusi berpasangan, guru kelas III,IV dan
kelas V menerapkan gabungan metode ceramah dengan
metode diskusi kelompok, sedangkan guru kelas VI
menerapkan gabungan metode ceramah dengan metode
diskusi tipe Jigsaw.
Berdasarkan hasil pengmatan, menunjukkan adanya
peningkatan dari semua sisi aspek yang diharapkan, yaitu
aspek kualitas, aktifitas dan capaian hasil belajar siswa
hingga memenuhi kriteria ketuntasan penelitian yang
diharapkan.
Tabel 9
No
Kelas
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dari Kondisi
Awal, Siklus 1 dan Siklus 2 SD Negeri Wuwur
Kecamatan Pancur
Mapel
KKM
Capaian Rata-Rata
Hasil Belajar
1
I
PKn
70
Kondisi
Awal
65
Siklus
1
68
Siklus
2
76
2
II
IPS
70
66
67
73
3
III
IPA
70
66
74
77
4
IV
Matematika
70
64
65
73
5
V
IPA
70
62
76
80
6
VI
Bhs Ind
70
62
68
79
Sedangkan perubahan dan peningkatan aktifitas siswa
dalam proses pembelajaran dari kondisi awal, siklus 1 dan
siklus 2 disajikan peneliti pada tabel 10 berikut ini;
No
1
2
3
4
5
6
Jumlah
Siswa
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti bersama teman
sejawat dalam pelaksanaan pembelajaran supervisi siklus
2 adalah sebagai berikut:
a. Melakukan pembinaan akademik tentang jenis-jenis
dan bentuk-bentuk metode yang dapat diterapkan
dalam mendudkung penerapan model pembelajaran
Kooperatif.
b. Memberikan pengarahan tentang teknik melaksanakan
pembelajaran yang mengedepankan penerapan
gabungan
metode
ceramah
dengan
model
pembelajaran Kooperatif.
c. Melakukan observasi dan supervisi klinis dalam
pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 2 yang
dilakukan guru kelas.
d. Menyusun instrumen observasi sebagai indikator
keberhasilan penelitian.
Tabel 10 Peningkatan Aktifitas Siswa Dari Kondisi
Awal - Siklus 2 SD Negeri Wuwur Kecamatan
Pancur
Kelas
siklus 1 yang masih belum mampu memenuhi harapan
penelitian yang diharapkan.
I
II
III
IV
V
VI
19
21
22
24
18
21
Siswa Aktif
Aw
al
3
6
4
4
5
3
%
15,8%
28,6%
18,2%
16,7%
27,8%
14,3%
Siklus
1
8
9
17
13
16
10
%
42,1%
42,9%
77,3%
54,2%
88,8%
47,6%
Siklus 2 %
16
18
20
19
14
19
84,2%
85,7%
90,9%
79,2%
77,8%
90,5%
Seperti yang ditunjukkan pada tabel 10 di atas bahwa di
semua tingkatan kelas terjadi peningkatan aktifitas siswa
jika dibandingkan dengan kondisi awal maupun siklus 1.
Pada siklus 2 ini nampak dengan jelas bahwa penerapan
aplikasi gabungan antara metode ceramah dengan model
pembelajaran Kooperatif mampu membawa perubahan
dan peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan
guru dan capaian hasil belajar siswa hingga memenuhi
kriteria ketuntasan, baik kriteria ketuntasan penelitian
maupun ketuntasan sekalah/klasikal dari masing-masing
mata pelajaran di SD Negeri Wuwur Kecamatan Pancur
Kabupaten Rembang pada semester 1 Tahun Pelajaran
2014/2015.
4. Kesimpulan
Setelah peneliti melakukan kegiatan Penelitian Tindakan
Sekolah (PTS) di SD Negeri Wuwur Kecamatan Pancur
Kabupaten Rembang pada semester 1 Tahun Pelajaran
2014/2015, dari tahap pembelajaran awal hingga siklus II,
dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Keberhasilan pembelajaran sangat ditunjang oleh
kemampuan guru dalam menyajikan proses kegiatan
belajar mengajar melalui model pembelajaran yang
menarik perhatian siswa.
b. Penerapan aplikasi gabungan metode cerama dengan
Model
Pembelajaran
Kooperatif
mampu
meningkatkan kualitas pembelajaran guru dan prestasi
hasil belajar siswa di SD Negeri Wuwur Kecamatan
Pancur Kabupaten Rembang pada semester 1 Tahun
Pelajaran 2014/2015.
c. Kedudukan pengawas sebagai pembina para guru dan
kepala sekolah, mengharuskan dia memiliki kesiapan
memberikan solusi bagi permasalahan yang mereka
hadapi. Sehingga pengawas dituntut mempertinggi
kemampuan profesionalnya sebagai penjamin mutu
pendidikan di sekolah binaannya masing-masing.
d. Berdasarkan permendiknas No. 12 tahun 2007 ada
enam dimensi kompetensi yang harus dimiliki oleh
pengawas yaitu ; (a) Kompetensi kepribadian; (b)
kompetensi supervisi manajerial; (c) kompetensi
DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 83
supervisi akademik; (d) kompetensi evaluasi
pendidikan;
(e)
kompetensi
penelitian
dan
pengembangan; dan (f) kompetensi sosial.
Berdasarkan paparan laporan penelitian dan simpulan di
atas, maka peneliti memberi saran dan tindak lanjut
kepada :
a. Kepala Sekolah
1. Hendaknya senantiasa menjaga iklim sejuk dalam
pelaksanaan pembelajaran dan kegiatan kedinasan
di sekolah yang dipimpinnya.
2. Menumbuh kembangkan saling asah, asih, dan
asuh dalam setiap kegiatan sekolah.
3. Menjaga
keterbukaan
dalam
manajerial
kepengurusan sekolah bersama segenap guru dan
staf di sekolah.
4. Memberi kebebasan kreatifitas guru dan warga
sekolah seluas-luasnya bagi kemajuan sekolah.
b. Guru
1. Sebelum
melakukan
proses
pembelajaran
hendaknya
mempersiapakan
perangkat
pembelajaran yang dibutuhkan guna mencapai
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
2. Sesederhana apapun hendaknya guru dalam
mengajar mengupayakan menggunakan media
pembelajaran.
3. Gunakan metode dan model pembelajaran yang
melibatkan keaktifan siswa dalam belajar.
c. Untuk masyarakat
1. Memberi dukungan sepenuhnya kepada sekolah
untuk mengembangkan kegiatan belajar dan
pembelajaran.
2. Memberi masukan saaran dan kritik serta umpan
balik kepada sekolah terhadap tujuan dan hasil
belajar siswa.
3. Memahami bahwa keberhasilan pendidikan bukan
hanya di tentukan oleh guru dan sekolah saja,
tetapi peran serta masyarakat lingkungan sekolah
juga menentukan bagi keberhasilan pendidikan.
Daftar Pustaka
Santoso, Wahyu . W (2008) Konsep Penelitian Jakarta; Bina
Pustaka Tama
Sri Anitah . W (2008) Strategi Pembelajaran SD Jakarta;
Universitas Terbuka
Sudjana Nana, 2006 Standar Mutu Pengawas, Jakarta:
Depdiknas
Sudjana Nana, 2007, Beda Strategi, Model, Pendekatan,
Metode, dan Teknik Pembelajaran Jakarta; Bina Pustaka
Sunarto, Hapsoyo, 2001. Pembinaan Profesional Guru SD
Melalui Tindakan Kelas. University of Malang
Suprayekti, dkk (2008) Pembaharuan Pembelajaran di SD
Jakarta;Universitas Terbuka
Trianto. 2007. Model – Model Pembelajaran Inovatif
Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka
Winataputra, dkk (2009) Teori Belajar dan Pembelajaran
Jakarta;Universitas Terbuka
Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi
Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Download