DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 75 ASPEK POSITIF SUPERVISI PENDIDIKAN TERHADAP APLIKASI PEMBELAJARAN MODEL GABUNGAN ANTARA METODE CERAMAH DENGAN MODEL KOOPERATIF Siti Markamah*) Pengawas SD Dabin Ki Hajar Dewantara UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang Abstrak Metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsung pembelajaran. Dalam pemilihan metode apa yang tepat, guru harus melihat situasi dan kondisi siswa serta materi yang diajarkan. Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini senantiasa bagus bila penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung dengan media pembelajaran, serta memperhatikan batasbatas kemungkinan penggunaannya.Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Di antara model pembelajaran yang berorientasi pada aktifitas siswa dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif. Dari pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa, kreatifitas guru dalam menyampaikan materi ajar menggunakan gabungan metode ceramah dan model pembelajaran Kooperatif mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Dimana pada pra siklus rata-rata kalsikal kelas I hanya 65, siklus I 68, siklus II 76, kelas II pra siklus 66, siklus I 67, siklus II 73, kelas III pra siklus 66, siklus I 74, siklus II 77, kelas IV pra siklus 64, siklus I 65, siklus II 73, Kelas V pra siklus 62, siklus I 76, siklus II 80. kelas VI pra siklus 62, siklus I 68, siklus II 79, dengan nilai ketuntasan. Kata Kunci: Metode ceramah, Model Pembelajaran, Pembelajaran Kooperatif 1. Pendahuluan Tujuan pendidikan merupakan gambaran kondisi akhir atau nilai-nilai yang ingin dicapai dari suati proses pendidikan. Setiap tujuan pendidikan memiliki dua fungsi, yaitu (a) menggambarkan tentang kondisi akhir yang ingin dicapai, dan (b) memberikan arah dan cara bagi semua usaha dan proses yang dilakukan. Tujuan pendidikan Sekolah Dasar harus sealu mengacu pada tujuan pendidikan nasional dan tujuan pedndidikan dasar serta memperhatikan tahap perkembangan karakteristik perkembangan siswa, serta kesesuaiannya dengan lingkungan dan kebutuhan pembangunan daerah, arah pembangunan nasional serta memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan kehidupan umat manusia secara global. Pemahaman tentang fungsi dan tujuan pendidikan di Sekelah Dasar sangat penting bagi seluruh komponen tenaga kependidikan, yaitu dari guru, kepala sekolah, pengawas hingga tenaga dan lembaga kependidikan yang memayungi pelaksanaan pendidikan di Sekolah Dasar. Sekolah sebagai ujung tombak dari penyelenggara pendidikan yang terdepan memiliki tanggung jawab yang besar dalam mengupayakan ketercapaian tujuan pendidikan. Untuk itu diperlukan guru yang mampu berlaku profesional dalam menjalankan tugas, yang ditopang dengan kepemimpinan, pengawasan serta bimbingan dari kepala sekolah dan pengawas sekolah yang ada di lingkungan kerjanya. Bimbingan dan pengawasan yang dilakukan meliputi bidang administrasi maupun dalam proses kegiatan belajar mengajar. Mengacu pada salah satu tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) pengawas sekolah yaitu melakukan pembinaan kualitas sekolah, kinerja kepala sekolah, kinerja guru, dan kinerja seluruh staf sekolah, peneliti sebagai pengawas pada SD Negeri Wuwur Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang melakukan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) pada sekolah tersebut tentang penerapan aplikasi model pembelajaran gabungan antara metode ceramah dengan model kooperatif. Hasil pengamatan terhadap jalannya pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri Wuwur Unit Dinas Pendidikan Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang pada Tahun Pelajaran 2014/2015 semester 1 ditemukan adanya dominasi penggunaan metode pembelajaran dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang berdampak pada rendahnya hasil belajar dan aktifitas siswa dalam proses belajar. Guru-guru di kelas rata-rata belum memberdayakan strategi gaya dan seni mengajar yang maju. Di SD Negeri Wuwur Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang, berdasarkan hasil supervisi rutin peneliti sebagai Pengawas Sekolah ternyata sebagian besar guru masih melaksanakan pembelajaran yang DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 76 tradisional, di mana guru dalam melaksanakan pembelajaran tanpa menggunakan RPP yang dibuat sendiri, mereka cenderung menggunakan RPP cetakan yang ada dan belum melaksanakan pembelajaran berpusat Kooperatif. Guru masih melaksanakan pembelajaran dengan metode ceramah murni belum rutin bervariasi, maupun belum menggunakan alat peraga, dan tampaknya guru masih sebagai penyampai materi bentuk klasikal, belum banyak melakukan pembelajaran yang kreatif model kooperatif, yang dapat melatih mandiri dan tanggung jawab para peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari hasil supervisi yang telah dilaksanakan oleh peneliti dari guru kelas yang ada di SD Negeri Wuwur, ternyata rata-rata guru belum mampu melaksanakan pembelajaran berpusat kooperatif secara maksimal. Dari hasil supervisi rutin dapat dilihat secara nyata bahwa guru masih melaksanakan pembelajaran yang biasa-biasa saja. Pembelajaran yang dilakukan hanya menggunakan metode ceramah tanpa ada variasi dan kurang memanfaatkan peluang dengan memanfaatkan metode pembelajaran lain yang lebih menekankan aktifitas siswa dalam belajar. Dalam melaksanakan supervisi, Pengawas Sekolah melihat juga aktifitas Kepala Sekolah ternyata, mereka juga belum berupaya mengubah strategi supervisinya terhadap guru-guru di kelas. Dilihat dari frekuensi pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah juga belum optimal. Dari data supervisi dapat dilihat dalam satu bulan supervisi yang dilakukan, tidak lebih dari 2 kali sedangkan sisa waktunya lebih banyak digunakan untuk melaksanakan tugas di kantor Sekolah atau melaksanakan tugas – tugas lain terkait tugas kepala sekolah. Supervisi yang dilakukan masih terkesan melaksanakan pemantauan saja, seolah-olah hanya melihat dokumen dan hanya memotret keadaan saat terjadi di sekolah tanpa ada tindakan yang nyata menuju perbaikan pembelajaran selanjutnya. Oleh sebab itu di samping pemantauan harusnya juga melalui pengamatan yang cermat dalam proses pembelajaran. Pengamatan peneliti saat melakukan supervisi, peneliti mendapatkan data sebagai berikut: 1. Semua guru kelas mengajar menggunakan metode ceramah murni 2. Semua guru dari guru kelas I sampai kelas VI saat itu mengajar tanpa menggunakan alat peraga. 3. Secara keseluruhan guru kelas I sampai kelas VI menggunakan rencana pembelajaran cetak (foto copy) 4. Dari 4 guru yang melakukan evaluasi saat peneliti melakukan supervisi, hasil belajar klasikal siswanya belum memenuhi KKM. Mengacu pada hasil pengamatan peneliti tersebut di atas, peneliti memutuskan untuk melakukan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) pada SD Negeri Wuwur Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang. Berdasarkan hasil pengamatan pada latar belakang masalah, identifikasi masalah dalam penelitian dikemukakan sebagai berikut: 1. Masih rendahnya guru kompetensi guru di SD Negeri Wuwur dalam menggunakan model atau metode pembelajaran yang bervariasi 2. Guru nampak enggan atau kesulitan dalam menentukan dan menggunakan media pembelajaran 3. Kompetensi guru dalam menyusun perangkat pembelajaran (RPP) masih rendah 4. Penerapan metode ceramah murni, mengakibatkan capaian hasil belajar dan aktifitas siswa dalam proses belajar rendah. Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah dalam penelitian yang dikemukakan peneliti, maka ditentukan rumusan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) sebagai berikut: 1. Alternatif pemecahan masalah dalam Penelitian Tindakan Sekolah mengacu pada rumusan masalah penelitian, yang dilakukan melalui kegiatan supervisi akademik yang berkelanjutan, yang berorientasi pada penerapan aplikasi metode ceramah dengan model pembelajaran kooperatif. 2. Penerapan aplikasi metode ceramah dengan model pembelajaran kooperatif menjadi pilihan bagi peneliti, karena gabungan antara metode dan model pembelajaran tersebut dianggap mampu meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan guru, dan diharapkan mampu pula meningkatkan hasil belajar dan aktifitas siswa dalam proses belajar. Tujuan dilakukannya Penelitian Tindakan Sekolah di SD Negeri Wuwur UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang pada semester 1 Tahun Pelajaran 2014/2015 adalah sebagai upaya peneliti dalam meningkatan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa melalui penerapan aplikasi metode ceramah dengan model pembelajaran kooperatif. 2. Materi dan Metode 2.1. Tugas Pokok Pengawas Sekolah/Satuan Pendidikan Tugas pokok pengawas sekolah/satuan pendidikan adalah melakukan penilaian dan pembinaan dengan melaksanakan fungsi-fungsi supervisi, baik supervisi akademik maupun manajerial. Sedangkan mengacu pada Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) Nomor 118 Tahun 1996 tentang jabatan fungsional pengawas dan angka kreditnya, serta Keputusan Mendikbud no 020/O/1998 tentang petunjuk teknis pelaksanaan jabatan fungsional pengawas sekolah, dikemukakan tentang tugas pokok dan tanggung jawab pengawas sekolah 2.2. Tinjauan Tentang Pembelajaran Metode dan Model DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 77 2.2.1. Metode Pembelajaran Pada hakekatnya kegiatan beiajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar menganjar merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran. Untuk itu sudah seharusnya guru memiliki kemampuan dalam memilih da menentukan metode pembelajaran yang dianggap sesuai dengan materi ajar yang akan disampaikan. Metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsung pembelajaran (Sudjana, 2005:76). Dalam pemilihan metode apa yang tepat, guru harus melihat situasi dan kondisi siswa serta materi yang diajarkan. 2.2.2. Model Pembelajaran Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebeh efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut. 2.3. Metode Ceramah Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini senantiasa bagus bila penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung dengan media pembelajaran, serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunaannya. 2.4. Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2.5. Metode 2.5.1. Setting Penelitian Setting Penelitian Tindakan Sekolah di lakukan di SD Negeri Wuwur. Sesuai dengan namanya SD Negeri Wuwur beralamat di Desa Wuwur Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang. 2.5.2. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah guru kelas I sampai VI SD Negeri Wuwur Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2014/2015, sebanyak 6 orang guru yang terdiri atas 2 orang guru laki-laki dan 4 orang guru perempuan, yang kesemuanya berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil. 2.5.3. Perencanaan Tindakan Tindakan Penelitian Tindakan Sekolah dilakukan dalam dua siklus kegiatan supervisi, yang masing-masing terdiri atas empat tahap kegiatan yang dilakukan secara bekesinambungan dan berkaitan, yaitu; 1. Tahap Perencanaan 2. Tahap Pelaksanaan 3. Tahap Observasi 4. Tahap Refleksi 2.5.4. Teknik Pengumpulan Data Pengumpuloan data pada masa pra siklus didapatkan dari hasil supervisi rutin dari peneliti sebagai Pengawas Sekolah, sedangkan data siklus pembelajaran selanjutnya didasarkan pada hasil observasi/pengamatan, dokumentasi pembelajaran, dan pengisian lembar instrumen penelitian. 2.5.5. Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan peneliti dengan menggunakan analisis diskriptif komparatif, yaitu membandingkan hasil semua aspek tindakan yang telah dilakukan oleh subjek penelitian dari masing-masing tahap tindakan. 2.5.6. Instrumen Penilaian Instrumen penilaian disusun dan ditentukan sebagai acuan untuk mengukur tingkat keberhasilan penelitian yang dilakukan. Adapun instrumen penilaian dalam pelaksanaan penelitian adalah; 1. Guru berkode A (Baik) apabila hasil rata-rata skor pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selaku Pengawas Sekolah 71-100. 2. Guru berkode B (Cukup) apabila hasil rata-rata skor pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selaku Pengawas Sekolah 61-70. 3. Guru berkode C (Kurang) apabila hasil rata-rata skor pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selaku Pengawas Sekolah 10-60. 2.5.7. Indikator Ketercapaian Indikator ketercapaian dalam pelaksnaan penelitian diartikan sebagai target realistis dalam mencapai tujuan penelitian tindakan sekolah yang dilakukan dari tahap pra siklus hingga tercapainya tingkat keberhasilan penelitian yang harapkan. 3. Hasil Penelitian Dan Pembahasan 3.1. Hasil Penelitian 3.1.1. Kondisi Awal (Pra Siklus) Kondisi awal didasarkan pada saat peneliti selaku Pengawas Sekolah melakukan kegiatan supervisi rutin pada salah satu sekolah binaan peneliti yaitu di SD Negeri DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 78 Wuwur Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang, pada hari Rabu tanggal 6 Agustus 2014. menunjukkan ada masalah dalam pemilihan metode pembelajaran. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi peneliti sebagai Pangawas Sekolah, peneliti melakukan supervisi terhadap kegiatan kepala sekolah, guru dan dan staf sekolah. Sebagai bahan evaluasi peneliti sebagai pengawas SD Negeri Wuwur Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang, peneliti melakukan diskusi dengan Kepala Sekolah dan segenap guru pengajar beserta staf untuk mengadakan pembinaan guna meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran. Dalam melakukan supervisi kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru pada masing-masing kelas, peneliti menemukan beberapa kekurangan-kekurangan, khususnya dalam menerapkan metode dan strategi pembelajaran, dimana guru hanya menggunakan satu metode saja yaitu metode ceramah murni. Dari pengamatan peneliti, akatifitas pembelajaran sepenuhnya terpusat pada guru, siswa hanya beraktifitas mendengarkan penjelasan guru. Sebagai dampak dari pelaksanaan pembelajaran tersebut didapatkan data capaian hasil belajar siswa di bawah KKM. Rekam jejak pembelajaran yang dilakukan guru, peneliti sampaikan pada tabel 1 berikut ini. 3.1.2. Supervisi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pelaksanaan supervisi siklus I sebagai langkah pelaksanaan Penelitian Tindakan Sekolah di SD Negeri Wuwur Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang dilakukan berdasarkan kesepakatan anatara peneliti sebagai Pengawas Sekolah dengan pihak warga sekolah dilaksanakan pada tanggal 13 Agustus 2014 dengan tahapan-tahapan sesuai dengan metodologi penelitian, sebagai berikut: 1. Tahap Perencanaan No Mengjr Kls Mapel Metode KKM Rata-Rata Tes Formatif Pelaksanaan Pembelajaran Kondisi Awal SD Negeri Wuwur Kecamatan Pancur Nama Guru Tabel 1 1 2 3 4 5 6 Kaswati, S.Pd Ngardi, S.Pd Supadmi, S.Pd Catur Sri K, S.Pd Wijianto, S.Pd Umayah, S.Pd I II III IV V VI PKn IPS IPA MTK IPA Bhs Ind ceramah ceramah ceramah ceramah ceramah ceramah 70 70 70 70 70 70 65 66 66 64 62 62 Sedangkan dari sisi aktifitas siswa dalam proses belajar, peneliti sampaikan pada tabel aktifitas siswa 4.2 berikut ini. Tabel 2 Aktifitas Siswa Pembelajaran Kondisi Awal SD Negeri Wuwur Kecamatan Pancur I Jmlah Siswa 19 Siswa Aktif 3 2 II 21 6 28,6% 3 III 22 4 18,2% 4 IV 24 4 16,7% 5 V 18 5 27,8% 6 VI 21 3 14,3% No Kelas 1 Persentase 15,8% Dari tabel tersebut terbaca bahwa, di semua tingkatan kelas di SD Negeri Wuwur, pada pelaksanaan pembelajaran hari Rabu, tanggal 6 Agustus 2014 Yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan ini adalah; a. Meminta ijin kepada Kepala UPT Dinas Pendidikan Pancur Kabupaten Rembang untuk melakukan kegiatan penelitian. b. Meminta Kepala Sekolah SD Negeri Wuwur Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang sebagai teman sejawat dalam pelaksanaan penelitian. c. Menyusun format observasi pelaksanaan pembelajaran, aktifitas siswa, dan observasi hasil belajar siswa. d. Menentukan format dan skor penilaian hasil kinerja guru 2. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan penelitian, peneliti bersama teman sejawat melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru kelas I sampai dengan VI, melalui 2 tahap, yaitu a. Tahap I melakukan pengamatan terhadap jalannya pembelajaran di kelas I,II, dan III, yang dimulai pukul 07.00 sampai dengan pukul 08.45. b. Tahap I melakukan pengamatan terhadap jalannya pembelajaran di kelas IV,V, dan VI, yang dimulai pukul 09.00 sampai dengan pukul 12.10. Sesuai dengan hasil pembinaan dan arahan peneliti sebagai Pengawas Sekolah, pada pelaksanaan supervisi siklus I ini semua guru pada semua kelas menerapkan aplikasi gabungan metode ceramah dengan model pembelajaran Kooperatif. Namun untuk bentuk dan jenis pelaksanaannya diserahkan kepada guru kelas masing-masing. Dan dalam siklus I ini, dari guru yang mengajar kelas I sampai VI semuanya menerapkan gabungan metode ceramah dan diskusi kelompok. DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 79 3. Tahap Observasi Sesuai dengan tahap perencanaan yang telah disusun peneliti, pada tahap observasi/pengamatan ini, peneliti bersama teman sejawat melakukan observasi/pengamatan dengan mengacu pada format dan instrumen observasi yang telah tersusun. Data hasil observasi kinerja guru tersebut juga berpengaruh terhadap tingkat aktifitas siswa selam proses pembelajaran berlangsung, yang ditunjukkan dalam tabel 3 berikut ini. Tabel 3 Aktifitas Siswa Supervisi Siklus I SD Negeri Wuwur Kecamatan Pancur No Kelas 1 2 3 4 5 6 I II III IV V VI Jmlah Siswa 19 21 22 24 18 21 Siswa Aktif 8 9 17 13 16 10 Persentase 42,1% 42,9% 77,3% 54,2% 88,8% 47,6% V yang mampu memenuhi kriteria ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan. 4. Tahap Refleksi Dengan memperhatikan data dan fakta peneliti selaku Pengawas Sekolah melakukan refleksi dengan mereduksi ulang langkah-langkah pembinaan yang telah dilakukan pada guru di SD Negeri Wuwur yang untuk selanjutnya menentukan langkah pembinaan seperlunya. Adapun hasil refleksi yang dilakukan peneliti pada pelaksanaan supervisi pelaksanaan pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut; a. Memutuskan untuk melaksanakan supervisi pelaksanaan pembelajaran siklus II. b. Melakukan pembinaan kembali mengenai penerapan aplikasi gabungan metode ceramah dengan model pembelajaran kooperatif. 3.1.3. Supervisi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pelaksanaan supervisi pembelajaran siklus II didasarkan pada capaian hasil penelitian yang belum mampu memenuhi kriteria keberhasilan penelitian. Dari data hasil observasi aktifitas siswa di atas tergambar bahwa guru kelas III dan kelas V mampu mengorganisir kelas dengan menerapkan aplikasi gabungan metode ceramah dengan model pembelajaran kooperatif yang berdampak pada peningkatan aktifitas siswa dalam mengikuti jalannya proses pembelajaran. Supervisi pembelajaran siklus II dilaksanakan dalam dua tahap kegiatan, yaitu pembinaan akademik berupa pengarahan tentang penerapan aplikasi gabungan metode ceramah dengan model pembelajaran Kooperatif yang diselenggarakan pada Hari Sabtu, 15 Agustus 2014 bertempat di ruang guru SD Negeri Wuwur, dan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran pada Hari Rabu, tanggal 19 Agustus 2014. Sedangkan dampak dari keberhasilan dalam menerapkan aplikasi gabungan metode ceramah dengan model pembelajaran kooperatif terhadap capaian hasil belajar siswa disampaikan melalui tabel 4 berikut ini. Adapun tahapan-tahapan pelaksanaan supervisi siklus II ini adalah sebagai berikut: Tabel 4 Yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan ini adalah; Hasil Belajar Klasikal Siswa Supervisi Siklus I SD Negeri Wuwur Kecamatan Pancur No Kelas Mata Pelajaran KKM 1 2 3 4 5 6 I II III IV V VI PKn IPS IPA Matematika IPA Bhs Indonesia 70 70 70 70 70 70 Rata-Rata Tes Formatif 68 67 74 65 76 68 Dari tabel di atas menunjukkan keterkaitan antara keberhasilan guru dalam menerapkan metode dan model pembelajaran yang tepat dengan capaian hasil belajar siswa secara klasikal. Dimana dengan diterapkannya metode dan model pembelajaran yang tepat maka sangat dimungkinkan siswa mampu memahami dan menguasai materi ajar yang disampaikan guru. Hal tersebut ditunjukkan pada capaian hasil belajar siswa kelas III dan 1.Tahap Perencanaan a. Menyusun format observasi pelaksanaan pembelajaran, aktifitas siswa, dan observasi hasi belajar siswa siklus II b. Menentukan format dan skor penilaian hasil kinerja guru siklus II 2. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan penelitian, peneliti bersama teman sejawat melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru kelas I sampai dengan VI, melalui 2 tahap, yaitu a. Tahap I melakukan pengamatan terhadap jalannya pembelajaran di kelas I,II, dan III, yang dimulai pukul 07.00 sampai dengan pukul 08.45. b. Tahap I melakukan pengamatan terhadap jalannya pembelajaran di kelas IV,V, dan VI, yang dimulai pukul 09.00 sampai dengan pukul 12.10. DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 80 Sesuai dengan hasil pembinaan dan arahan peneliti sebagai Pengawas Sekolah, pada pelaksanaan supervisi siklus II ini semua guru pada semua kelas menerapkan aplikasi gabungan metode ceramah dengan model pembelajaran Kooperatif. Perbedaan penerapan aplikasi gabungan metode ceramah dengan model pembelajaran Kooperatif pada siklus I dengan siklus II adalah, apabila pada siklus I semua kelas menerapkan diskusi kelompok, maka pada siklsu II ini bentuk dan jenis pembelajaran kooperatif pelaksanaannya diserahkan kepada guru kelas masing-masing. Sesuai dengan bentuk dan jenis yang dilakukan masingmasing guru kelas dalam menerapkan aplikasi gabungan metode ceramah dengan model pembelajaran Kooperatif adalah sebagai berikut: a. Guru kelas I dan II menerapkan strategi pembelajaran menggunakan metode diskusi berpasangan. b. Guru Kelas III dan V menerapkan strategi pembelajaran menggunakan metode diskusi kelompok c. Guru Kelas IV dan VI menerapkan strategi pembelajaran menggunakan metode diskusi tipe Jigsaw. 3. Tahap Observasi Sesuai dengan tahap perencanaan yang telah disusun peneliti, pada tahap observasi/pengamatan ini, peneliti bersama teman sejawat melakukan observasi/pengamatan dengan mengacu pada format dan instrumen observasi yang telah tersusun. Data hasil observasi kinerja guru tersebut juga berpengaruh terhadap tingkat aktifitas siswa selam proses pembelajaran berlangsung, yang ditunjukkan dalam tabel 5 berikut ini. Tabel 5 Aktifitas Siswa Supervisi Siklus II SD Negeri Wuwur Kecamatan Pancur No Kelas 1 2 3 4 5 6 I II III IV V VI Jmlah Siswa 19 21 22 24 18 21 Siswa Aktif 16 18 20 19 14 19 Persentase 84,2% 85,7% 90,9% 79,2% 77,8% 90,5% Dari data hasil observasi aktifitas siswa di atas tergambar bahwa guru kelas I hingga kelasVI mampu mengorganisir kelas dengan menerapkan aplikasi gabungan metode ceramah dengan model pembelajaran kooperatif yang berdampak pada peningkatan aktifitas siswa dalam mengikuti jalannya proses pembelajaran. Sedangkan dampak dari keberhasilan dalam menerapkan aplikasi gabungan metode ceramah dengan model pembelajaran kooperatif terhadap capaian hasil belajar siswa pada supervisi siklus II disampaikan melalui tabel 6 berikut ini. Tabel 6 Hasil Belajar Klasikal Siswa Supervisi Siklus II SD Negeri Wuwur Kecamatan Pancur No Kelas Mata Pelajaran KKM 1 I PKn 70 Rata-Rata Tes Formatif 76 2 II IPS 70 73 3 III IPA 70 77 4 IV Matematika 70 73 5 V IPA 70 80 6 VI Bhs Indonesia 70 79 Dari tabel di capaian hasil belajar siswa pada supervisi siklus II di atas menunjukkan pengaruh dari penerapan metode dan model pembelajaran terhadap capaian hasil belajar siswa secara klasikal. Dalam tabel tersebut tergambar tingkat keberhasilan pelaksanaan pembelajaran guru dari sisi hasil belajar siswa secara klasikal pada masing-masing kelas. 4. Tahap Refleksi Refleksi terhadap hasil pelaksanaan supervisi pelaksanaan pembelajaran siklus II melalui penerapan aplikasi metode ceramah dengan model pembelajaran Kooperatif, yang dilakukan peneliti sebagai Pengawas Sekolah di SD Negeri Wuwur adalah sebagai berikut: a. Masing-masing guru kelas di SD Negeri Wuwur telah memahami pola, cara dan strategi pembelajaran melalui penerapan aplikasi metode ceramah dengan model pembelajaran Kooperatif. b. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Sekolah yang dilakukan peneliti selaku Pengawas Sekolah di SD Negeri Wuwur dinyatan selesai hanya sampai siklus II saja. 3.2. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian Tindakan Sekolah yang dilakukan peneliti selaku Pengawas Sekolah di SD Negeri Wuwur Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang pada semester 1 Tahun Pelajaran 2014/2015 didasarkan pada hasil supervisi awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 3 Agustus 2014, dimana didapatkan temuan bahwa pelaksanaan pembelajaran yang guru dari gur kelas I sampai dengan kelas VI kesemuanya berlangsung monoton, dan kesemuanya hanya menggunakan metode tunggal ceramah murni. Hasil pengamatan menunjukkan DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 81 penerapan metode cermah murni tersebut berdapak pada rendahnya peran serta/aktifitas siswa dalam proses pembelajaran dan capaian hasil belajar siswa. Sesuai dengan Peraturan Menteri No. 12 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Pengawas. Seorang pengawas diharapkan memiliki enam dimensi kompetensi, yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi supervisi manajerial, kompetensi supervisi akademink, kompetensi evaluasi pendidikan, dan kompetensi penelitian pengembangan. Maka peneliti selaku Pengawas Sekolah melakukan Penelitian Tindakan Sekolah yang dilakukan dalam tahap-tahap siklus ke siklus melalui penerapan aplikasi gabungan metode ceramah dengan model pembelajaran Kooperatif. Melalui kegiatan ini diharapkan mampu membawa pengaruh positif terhadap pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri Wuwur Kecamatan Pancur pada semester 1 Tahun Pelajaran 2014/2015. Tabel 7 No Kelas Mapel KKM 1 2 3 4 5 6 I II III IV V VI PKn IPS IPA Matematika IPA Bhs Ind 70 70 70 70 70 70 Tabel 8 Pelaksanaan penelitian siklus 1 didasarkan pada hasil pengamatan supervisi awal yang menunjukkan kekurang berhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru kelas I sampai VI SD Negeri Wuwur Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang. No Hasil penelitian pada siklus 1 menunjukkan adanya peningkatan kualitas pembelajaran, aktifitas, dan hasil belajar siswa, melalui penerapan aplikasi gabungan metode ceramah dan model pembelajaran Kooperatif, namun peningkatannya masih belum mampu seluruhnya mencapai kriteria ketuntasan peneltian yang diharapkan dan. Hal ini terlihat hanya 2 (33,3%) guru kelas saja (guru kelas III dan V), yang menunjukkan keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran melalui penerapan aplikasi gabungan metode ceramah dan model pembelajaran Kooperatif, menggunakan metode diskusi kelompok. Peningkatan kualitas pembelajaran yang terjadi pada siklus I ternyata berdampak pula pada capaian hasil belajar siswa. Hal ini tergambar pada tabel 7 peningkatan hasil belajar siswa dari kondisi awal hingga siklus 1, sebagai berikut; Capaian RataRata Hasil Belajar Kondisi Siklus awal 1 65 68 66 67 66 74 64 65 62 76 62 68 Sedangkan perubahan dan peningkatan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran siklus 1 disajikan peneliti pada tabel 8 berikut ini; 3.2.1. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus 1 Saat peneliti melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran, guru kelas I sampai dengan kelas VI melakukan pembelajaran dengan mengedepankan penerapan pembelajaran kooperatif diskusi kelompok. Hal ini menunjukkan keterbatasan pemahaman guru dalam mencerna pengertian jenis dan bentuk model pembelajaran kooperatif, dimana mereka menganggap pembelajaran kooperatif adalah menerapkan metode diskusi kelompok saja. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dari Kondisi Awal - Siklus 1 SD Negeri Wuwur Kecamatan Pancur 1 2 3 4 5 6 Peningkatan Aktifitas Siswa Dari Kondisi Awal - Siklus 1 SD Negeri Wuwur Kecamatan Pancur Kelas I II III IV V VI Jumlah Siswa 19 21 22 24 18 21 Siswa Aktif Awal % 3 6 4 4 5 3 15,8% 28,6% 18,2% 16,7% 27,8% 14,3% Siklus 1 8 9 17 13 16 10 % 42,1% 42,9% 77,3% 54,2% 88,8% 47,6% Seperti yang ditunjukkan pada tabel 8 di atas bahwa di semua tingkatan kelas terjadi peningkatan aktifitas siswa dari kondisi awal sampai pada siklus 1. Dari tabel tersebut juga terlihat, hanya pada kelas III dan V saja aktifitas siswa mampu melebihi 70% dari jumlah siswa pada kelas masing-masing. Hal ini menunjukkan masih adanya masalah dalam dalam penerapan gabungan metode ceramah dengan model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan guru. Menyikapi hasil penelitian pada supervisi siklus 1 di atas, peneliti sebagai Pengawas Sekolah bersama Kepala SD Negeri Wuwur Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang yang berlaku sebagai teman sejawat dalam pelaksanaan penelitian sepakat untuk melanjutkan langkah/tahap penelitian ke siklus 2. 3.2.2. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus 2 Pelaksanaan penelitian siklus 2 didasarkan pada data dan fakta hasil pengamatan dan supervisi yang dilakukan peneliti sebagai Pengawas Sekolah pada kondisi awal dan DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 82 Dalam pelaksanaan observasi/pengamatan terhadap jalannya pembelajaran yang dilakukan masing-masing guru kelas, terlihat masing-masing guru kelas melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan jenis dalam model pembelajaran kooperatif. Diantaranya; guru kelas I dan II menerapkan gabungan metode ceramah dengan metode diskusi berpasangan, guru kelas III,IV dan kelas V menerapkan gabungan metode ceramah dengan metode diskusi kelompok, sedangkan guru kelas VI menerapkan gabungan metode ceramah dengan metode diskusi tipe Jigsaw. Berdasarkan hasil pengmatan, menunjukkan adanya peningkatan dari semua sisi aspek yang diharapkan, yaitu aspek kualitas, aktifitas dan capaian hasil belajar siswa hingga memenuhi kriteria ketuntasan penelitian yang diharapkan. Tabel 9 No Kelas Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dari Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2 SD Negeri Wuwur Kecamatan Pancur Mapel KKM Capaian Rata-Rata Hasil Belajar 1 I PKn 70 Kondisi Awal 65 Siklus 1 68 Siklus 2 76 2 II IPS 70 66 67 73 3 III IPA 70 66 74 77 4 IV Matematika 70 64 65 73 5 V IPA 70 62 76 80 6 VI Bhs Ind 70 62 68 79 Sedangkan perubahan dan peningkatan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran dari kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 disajikan peneliti pada tabel 10 berikut ini; No 1 2 3 4 5 6 Jumlah Siswa Langkah-langkah yang dilakukan peneliti bersama teman sejawat dalam pelaksanaan pembelajaran supervisi siklus 2 adalah sebagai berikut: a. Melakukan pembinaan akademik tentang jenis-jenis dan bentuk-bentuk metode yang dapat diterapkan dalam mendudkung penerapan model pembelajaran Kooperatif. b. Memberikan pengarahan tentang teknik melaksanakan pembelajaran yang mengedepankan penerapan gabungan metode ceramah dengan model pembelajaran Kooperatif. c. Melakukan observasi dan supervisi klinis dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 2 yang dilakukan guru kelas. d. Menyusun instrumen observasi sebagai indikator keberhasilan penelitian. Tabel 10 Peningkatan Aktifitas Siswa Dari Kondisi Awal - Siklus 2 SD Negeri Wuwur Kecamatan Pancur Kelas siklus 1 yang masih belum mampu memenuhi harapan penelitian yang diharapkan. I II III IV V VI 19 21 22 24 18 21 Siswa Aktif Aw al 3 6 4 4 5 3 % 15,8% 28,6% 18,2% 16,7% 27,8% 14,3% Siklus 1 8 9 17 13 16 10 % 42,1% 42,9% 77,3% 54,2% 88,8% 47,6% Siklus 2 % 16 18 20 19 14 19 84,2% 85,7% 90,9% 79,2% 77,8% 90,5% Seperti yang ditunjukkan pada tabel 10 di atas bahwa di semua tingkatan kelas terjadi peningkatan aktifitas siswa jika dibandingkan dengan kondisi awal maupun siklus 1. Pada siklus 2 ini nampak dengan jelas bahwa penerapan aplikasi gabungan antara metode ceramah dengan model pembelajaran Kooperatif mampu membawa perubahan dan peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan guru dan capaian hasil belajar siswa hingga memenuhi kriteria ketuntasan, baik kriteria ketuntasan penelitian maupun ketuntasan sekalah/klasikal dari masing-masing mata pelajaran di SD Negeri Wuwur Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang pada semester 1 Tahun Pelajaran 2014/2015. 4. Kesimpulan Setelah peneliti melakukan kegiatan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) di SD Negeri Wuwur Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang pada semester 1 Tahun Pelajaran 2014/2015, dari tahap pembelajaran awal hingga siklus II, dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Keberhasilan pembelajaran sangat ditunjang oleh kemampuan guru dalam menyajikan proses kegiatan belajar mengajar melalui model pembelajaran yang menarik perhatian siswa. b. Penerapan aplikasi gabungan metode cerama dengan Model Pembelajaran Kooperatif mampu meningkatkan kualitas pembelajaran guru dan prestasi hasil belajar siswa di SD Negeri Wuwur Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang pada semester 1 Tahun Pelajaran 2014/2015. c. Kedudukan pengawas sebagai pembina para guru dan kepala sekolah, mengharuskan dia memiliki kesiapan memberikan solusi bagi permasalahan yang mereka hadapi. Sehingga pengawas dituntut mempertinggi kemampuan profesionalnya sebagai penjamin mutu pendidikan di sekolah binaannya masing-masing. d. Berdasarkan permendiknas No. 12 tahun 2007 ada enam dimensi kompetensi yang harus dimiliki oleh pengawas yaitu ; (a) Kompetensi kepribadian; (b) kompetensi supervisi manajerial; (c) kompetensi DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 83 supervisi akademik; (d) kompetensi evaluasi pendidikan; (e) kompetensi penelitian dan pengembangan; dan (f) kompetensi sosial. Berdasarkan paparan laporan penelitian dan simpulan di atas, maka peneliti memberi saran dan tindak lanjut kepada : a. Kepala Sekolah 1. Hendaknya senantiasa menjaga iklim sejuk dalam pelaksanaan pembelajaran dan kegiatan kedinasan di sekolah yang dipimpinnya. 2. Menumbuh kembangkan saling asah, asih, dan asuh dalam setiap kegiatan sekolah. 3. Menjaga keterbukaan dalam manajerial kepengurusan sekolah bersama segenap guru dan staf di sekolah. 4. Memberi kebebasan kreatifitas guru dan warga sekolah seluas-luasnya bagi kemajuan sekolah. b. Guru 1. Sebelum melakukan proses pembelajaran hendaknya mempersiapakan perangkat pembelajaran yang dibutuhkan guna mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 2. Sesederhana apapun hendaknya guru dalam mengajar mengupayakan menggunakan media pembelajaran. 3. Gunakan metode dan model pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa dalam belajar. c. Untuk masyarakat 1. Memberi dukungan sepenuhnya kepada sekolah untuk mengembangkan kegiatan belajar dan pembelajaran. 2. Memberi masukan saaran dan kritik serta umpan balik kepada sekolah terhadap tujuan dan hasil belajar siswa. 3. Memahami bahwa keberhasilan pendidikan bukan hanya di tentukan oleh guru dan sekolah saja, tetapi peran serta masyarakat lingkungan sekolah juga menentukan bagi keberhasilan pendidikan. Daftar Pustaka Santoso, Wahyu . W (2008) Konsep Penelitian Jakarta; Bina Pustaka Tama Sri Anitah . W (2008) Strategi Pembelajaran SD Jakarta; Universitas Terbuka Sudjana Nana, 2006 Standar Mutu Pengawas, Jakarta: Depdiknas Sudjana Nana, 2007, Beda Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran Jakarta; Bina Pustaka Sunarto, Hapsoyo, 2001. Pembinaan Profesional Guru SD Melalui Tindakan Kelas. University of Malang Suprayekti, dkk (2008) Pembaharuan Pembelajaran di SD Jakarta;Universitas Terbuka Trianto. 2007. Model – Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka Winataputra, dkk (2009) Teori Belajar dan Pembelajaran Jakarta;Universitas Terbuka Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.