Arsitektur Rumah Joglo di Jawa Tengah Perkembangan Rumah Tradisional Jawa Suku jawa merupakan suku yang membuat rumah joglo pertama, suku ini mendiami pulau jawa daerah tengah dan timur, sebelum adanya pembagian wilayah seperti sekarang ini. Pusat kebudayaan suku jawa semula berpusat di Surakarta, tetapi dengan terjadinya perjanjian giyangti tahun 1755, pusat kebudayaan jawa berpusat di dua tempat, yaitu surakarta dan Yogyakarta. Gambar 2.1 : Joglo Tradisional di Jawa Tengah Sumber : http://joglorumah.blogspot.com/2013/09 Bangunan joglo adalah rumah adat di Jawa Tengah yang merupakan interpretasi arsitektur Jawa yang mencerminkan ketenangan dan hadir di antara bangunan- bangunan yang beraneka ragam di Pulau Jawa. Interpretasi ini memiliki ciri pada konstruksi bangunan yang kokoh dan memiliki karakteristik tersendiri pada masing-masing jenisnya dan bentuknya. Rumah adat joglo yang merupakan rumah peninggalan adat kuno dengan karya seninya yang bermutu memiliki nilai arsitektur tinggi sebagai wujud dan kebudayaan daerah yang sekaligus merupakan salah satu wujud seni bangunan atau gaya seni bangunan tradisional. http://joglorumah.blogspot.com/2013/09 Rumah Joglo pada umumnya hanya dimiliki oleh mereka yang mampu atau kalangan kerajaan, hal ini dikarenakan rumah joglo butuh bahan lebih banyak dan mahal Arsitektur Indonesia 1 ketimbang rumah bentuk lain. Masyarakat jawa jaman dulu menganggap bahwa rumah joglo tidak boleh dimiliki oleh sembarang orang, tapi hanya diperkenankan bagi kaum bangsawan, raja, dan pangeran, serta mereka yang terhormat dan terpandang. Pada dasarnya rumah bentuk joglo berdenah bujur sangkar, dengan empat pokok tiang di tengah yang disebut saka guru, dan digunakan blandar bersusun yang di sebut tumpangsari. Struktur tiang pada joglo yang seperti itu, selain sebagai penopang struktur utama rumah, juga sebagai tumpuan atap rumah agar atap rumah. Pada bagian pintu masuk memiliki tiga buah pintu, yakni pintu utama di tengah dan pintu kedua yang berada di samping kiri dan kanan pintu utama. Ketiga bagian pintu tersebut memiliki makna simbolis bahwa pintu yang berada di tengah untuk keluarga besar, sementara dua pintu di samping kanan dan kiri untuk besan. Untuk membedakan status sosial pemilik rumah, kehadiran bentangan dan tiang penyangga dengan atap bersusun yang biasanya dibiarkan menyerupai warna aslinya menjadi ciri khas dari kehadiran sebuah pendopo dalam rumah dengan gaya ini. Jenis-Jenis Rumah Joglo Rumah bentuk Joglo dapat dibedakan sebagai berikut : a. Rumah Joglo Kepuhan Limasan. Rumah ini memakai uleng ganda, sunduk bandang lebih panjang dan ander agak pendek, sehingga empyak/atap brunjung lebih panjang. Gambar 2.2 : Joglo Kepuhan Limasan Sumber : http://joglorumah.blogspot.com/2013/09 Arsitektur Indonesia 2 b. Rumah Joglo Kepuhan Lawakan Ialah Rumah Joglo tanpa memakai geganja, atap brunjung agak tegak sehingga kelihatan tinggi. Gambar 2.3 : Joglo Kepuhan Lawakan Sumber : http://joglorumah.blogspot.com/2013/09 c. Rumah Joglo Jempongan Merupakan Joglo yang memakai dua buah pengeret dengan denah bujur sangkar. Gambar 2.4 : Joglo Jempongan Sumber : http://joglorumah.blogspot.com/2013/09 d. Rumah Joglo Pengrawit Arsitektur Indonesia 3 Disebut Rumah Joglo Pengrawit karena memakai lambang gantung, atap bronjong merenggang dari atap penanggap, atap emper merenggang dari atap penanggap, tiap sudut diberi tiang (saka) bentung tertancap pada sudut, tumpang lima buah, memakai singup dan geganja Gambar 2.5 : Joglo Pengrawit Sumber : http://joglorumah.blogspot.com/2013/09 e. Rumah Joglo Ceblokan Merupakan rumah yang memakai saka pendem (terdapat bagian tiang sebelah bawah terpendam). Rumah bentuk ini terkadang tidak memakai sunduk. Gambar 2.6 : Joglo Ceblokan Sumber : http://joglorumah.blogspot.com/2013/09 f. Rumah Joglo Apitan Arsitektur Indonesia 4 Rumah Joglo dengan empyak bronjong lebih tinggi karena pengeret lebih pendek. Bentuk rumah ini kelihatan kecil tetapi langsing. Gambar 2.7 : Joglo Kepuhan Apitan Sumber : http://joglorumah.blogspot.com/2013/09 g. Rumah Joglo Lambangsari Rumah Joglo yang memakai lambangsari, tanpa empyak emper, dengan tumpangsari lima tingkat, uleng ganda dan godegan. Gambar 2.8 : Joglo Lambang Sari Sumber : http://joglorumah.blogspot.com/2013/09 h. Rumah Joglo Apitan/ Rumah Joglo Trajumas Ialah Rumah Joglo yang memakai tiga buah pengeret, tiga atau lima buah tumpang dan empat empyak (atap) emper. Arsitektur Indonesia 5 Gambar 2.9 : Joglo Trajumas Sumber : http://joglorumah.blogspot.com/2013/09 i. Rumah Joglo Semar Tinandu Rumah Joglo yang memakai dua buah pengeret dan dua buah tiang (saka) guru diantara dua buah pengeret. Biasanya dua buah tiang tadi diganti dengan tembok sambungan dari beteng kebanyakan rumah bentuk ini dipakai sebagai regol (gapura). Gambar 2.10 : Joglo Semar Tinandu Sumber : http://joglorumah.blogspot.com/2013/09 j. Rumah Joglo Hageng (besar) Hampir sama dengan rumah joglo pengrawit tetapi ukuran lebih rendah dan ditambah atap yang disebut peningrat dan ditambah tratak keliling. Arsitektur Indonesia 6 Gambar 2.11 : Joglo Hageng Sumber : http://joglorumah.blogspot.com/2013/09 k. Rumah Joglo Mangkurat Pada dasarnya sama dengan Joglo Pengrawit, tetapi lebih tinggi dan cara menyambung atap penanggap dengan penitih. Gambar 2.12 : Joglo Mangkurat Sumber : http://joglorumah.blogspot.com/2013/09 Arsitektur Indonesia 7 l. Rumah Joglo Wantah Apitan Rumah Joglo memakai lima buah tumpang, singup dan takir lumajang. Biasanya rumah bentuk ini kelihatan langsing. Gambar 2.13 : Joglo Wantah Apitan Sumber : http://joglorumah.blogspot.com/2013/09 BAGIAN-BAGIAN RUMAH JOGLO: Gambar 2.14 : Denah Rumah Tradisional Jawa Sumber : http://www.hdesignideas.com/2011/01/tata-ruang-rumah-adat-jawa-tengah.html Arsitektur Indonesia 8 Gambar 2.15 : Denah Rumah Tradisional Jawa Sumber : http://www.hdesignideas.com/2011/01/tata-ruang-rumah-adat-jawa-tengah.html a. Pendopo Pendopo merupakan bangunan terdepan dari rumah joglo yang berfungsi sebagai tempat menerima tamu atau tempat mengadakan upacara-upacara adat. Secara filosofis, hal ini menggambarkan adanya prinsip keterbukaan yang dianut oleh tuan rumah. Pada umumnya pendopo selalu terbuka atau tidak diberi dinding penutup. Gambar 2.16 : Pendopo Rumah Tradisional Jawa Sumber : desawisata-tanjung.blogspot.com Arsitektur Indonesia 9 b. Umah Jero / Sentong. Bagian ini digunakan sebagai tempat tidur. Tetapi sebelum orang tua menikahkan anaknya, maka pintu sentong akan selalu tertutup atau terkunci. Sentong baru dibuka atau dipakai untuk tidur setelah anaknya dinikahkan. Sentong ini terbagi menjadi tiga yaitu: 1. Sentong Tengen ( Kanan ) sebagai tempat tidur bagi anak laki-laki yang telah dinikahkan. 2. Sentong kiwo ( Kiri) sebagai tempat tidur bagi anak perempuan yang telah dinikahkan. 3. Sentong Tengah dianggap sakral dan digunakan untuk pemujaan. Masyarakat Jawa yang mayoritas menggantungkan hidupnya pada bidang pertanian, percaya bahwa Sentong Tengah adalah tempat bersemayamnya roh nenek moyang yakni Dewi Sri sebagai Dewi. Gambar 2.17 : Umah Jero pada Rumah Tradisional Jawa Sumber : indrasmansamapin.blogspot.com Arsitektur Indonesia 10 Gambar 2.18 : Denah Umah Jero Sumber : www.academia.edu/8847401/MATERI_RUMAH_JOGLO c. Gandok Gandok merupakan bangunan yang terletak di samping (pavilium). Biasanya menempel dengan bangunan bagian belakang. Arah membujur gandok melintang pada rumah belakang. Gandok berfungsi sebagai tempat penyimpanan perabot dapur, ruang makan dan terkadang berfungsi sebagai dapur. Gambar 2.19 : Gandok pada Rumah Tradisional Jawa Sumber : kebudayaanindonesia.net Arsitektur Indonesia 11 d. Pringgitan Pringgitan merupakan bangunan yang biasanya terletak di antara pendopo dan dalem. Bangunan ini dipakai untuk pementasan wayang/ ringgit. Gambar 2.20 : Pringgitan pada Rumah Tradisional Jawa Sumber : popyaly.blogspot.com e. Kuncung. Kuncung adalah bangunan yang terletak di samping atau depan pendopo yang berfungsi sebagai tempat bersantai misalnya minum teh atau membaca Koran Gambar 2.21 : Pringgitan pada Rumah Tradisional Jawa Sumber : nida-dewaruci-uny.blogspot.com f. Pawon. Pawon merupakan bagaian dari suatu rumah joglo yang dipergunakan sebagai tempat untuk memasak. Arsitektur Indonesia 12 Unsur-Unsur Bangunan Rumah Tradisional Joglo 1. Denah Denah rumah tradsional jawa tengah membentuk pola grid, bila di tarik garis-garis imajiner,maka pola grid akan terlihat. Gambar 2.22 : Denah Rumah Joglo Sumber : http://insinyurdullah.blogspot.com/2010_01_01_archive.html 2. Keseimbangan Keseimbangan pada rumah tradisional jawa tengah berbentk simetris, baik scara tampak maupun denah, hal ini akan terlihat jika ditarik garis imajiner pada masing-masing sumbu. Gambar 2.23 : Keseimbangan Rumah Joglo Sumber : http://insinyurdullah.blogspot.com/2010_01_01_archive.html • Pondasi dan kolom Pondasi pada rumah tradisional jawa tengah menggunakan jenis pondasi umpak, yaitu dengan penopang batu kali yang dihubungkan ke kolom. Jenis kayu yang digunakn Arsitektur Indonesia 13 adalah jati, karena kayu jenis ini selain karena kekuatannya, juga mudah didapat pada waktu dahulu. Sebagian kepala pondasi dimunculkan ke permukaan tanah, dan menjadi aksen tersendiri dalam rumah ini Kayu jati 20cm Pondasi batu kali Gambar 2.24 : hubungan pondasi dan kolom Sumber : http://insinyurdullah.blogspot.com/2010_01_01_archive.html • Pondasi dan lantai Kepala pondasi dan lantai berhubungan langsung. Sebelum adanya perkerasan lantai dahulu lantai rumah tradisional ini menggunakan tanah sebagai alasnya. Hubungan kolom dan lantai Gambar 2.25 : hubungan kolom dan lantai Sumber : http://insinyurdullah.blogspot.com/2010_01_01_archive.html • Bukaan / Jendela Bukaan pada rumah tradisionl jawa tengah terdiri dari banyak bukaan, menyesuaikan dengan iklim indonesia yang tropis. Tetapi ukuran bukaan tersebut tidak terlalu besardan biasanya ditutupi oleh ukiran. Arsitektur Indonesia 14 Gambar 2.26 : Jendela Rumah Joglo Sumber : http://insinyurdullah.blogspot.com/2010_01_01_archive.html • Pintu Pintu Utama pada rumah joglo dibuat lebar, hal ini merupakan implementasi masyarakat jawa yang terbuka kepada semua tamu yang datang, pintu biasa dihiasi ukiran-ukiran khas yang biasa disebut gebyok. Gambar 2.27 : Pintu Rumah Joglo Sumber : http://insinyurdullah.blogspot.com/2010_01_01_archive.html • Kolom Kolom pada rumah tradisonal jawa tengah berjumlah genap, dengan 4 kolom utama sebagai struktur di tengah,atau biasa disebut soko guru, Arsitektur Indonesia 15 Gambar 2.28 : Kolom Rumah Joglo Sumber : http://insinyurdullah.blogspot.com/2010_01_01_archive.html • Atap Atap rumah tradisonal jawa tengah berebentuk atap limasan, lebih spesifik lagi disebut dengan limasan lawakan. Gambar 2.29 : Atap Rumah Joglo Sumber : http://insinyurdullah.blogspot.com/2010_01_01_archive.html Gambar 2.30 : Hubungan Rumah Joglo dan candi Sumber : Joko Budiwiyanto, 2005, “Tinjauan Historis Perkembangan Rumah Tradisional Jawa” Arsitektur Indonesia 16 Gambar 2.31 : Bagian-bagian Rumah Joglo Sumber : dunia-arsitekpart2.blogspot.com Arsitektur Indonesia 17 Ornamen Pada Rumah Tradisional Joglo Gambar 2.18 : Ornamen pada bangunan Jawa Sumber : Ismunandar,2001 :64,96,97 ; Glolier International, 1998 :61) Ornamen pada bangunan Joglo banyak mengandung makna dan simbolis. Ornamen ini bermacam ragamnya, misalnya gunungan, tlacapan, ayam jago, ular naga, banyutetes,banaspati dan sebagainya. A. Ukiran pada dinding Ukiran pintu gebyok www.tokojatijepara.com Arsitektur Indonesia 18 B. Ukiran pada strukur Ukiran pada tumpang sari www.radjapendapa.com Ukiran pada umpak www.radjapendapa.com Ukiran pada pengerat Ukiran pada blandar www.radjapendapa.com Arsitektur Indonesia www.radjapendapa.com 19