Modul Teknik Editing II [TM6].

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
TEKNIK EDITING II
TEKNIK EDITING
DRAMA
 Teknik editing drama
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komunikasi
Broadcast
Tatap Muka
06
Kode MK
Disusun Oleh
41020
Yosaphat Danis Murtiharso
Abstract
Kompetensi
Materi ini memberikan pengetahuan dan
pemahaman
kepada
mahasiswa
mengenai Teknik dasar editing televisi
Mahasiswa memahami teknik
editing drama
Metode dan Gaya Editing
METODE DAN GAYA EDITING
Metode Editing adalah sebuah cara atau pendekatan dari seorang editor dalam
melakukan penyambungan dan penyusunan shot-shotnya. Hal ini banyak berkaitan
dengan aktivitas fisik maupun pemikiran sang editor.
Sebaiknya, metode editing ini sudah dipersiapkan sejak awal pembuatan film
sehingga saat di lapangan, juga terus-menerus diingatkan kepada sutradaranya.
1. METODE EDITING DASAR
1. Intercut
Penyambungan secara berselang-seling beberapa shot dimana adegan tersebut
masih satu ruang dan satu waktu.
2. Parallel Editing
Penyambungan secara berselang-seling dua peristiwa atau lebih yang terjadi di
ruang yang berbeda namun penonton merasa bahwa waktu terjadinya bersamaan.
3. Cross Cutting
Penyambungan secara berselang-seling dua peristiwa atau lebih dimana ruang dan
waktu terjadinya berbeda. Umumnya dihubungkan oleh tema.
2. METODE EDITING
1. Cutting To Continuity
Penyambungan yang dibutuhkan hanya untuk kesinambungan penceritaan
(narrative continuity).
2. Classical Cutting
Penyusunan dan pengaturan shot secara sistematis dengan cara sedemikian rupa
sehingga dapat menuntun penonton untuk memahami apa yang diinginkan
pembuatnya.
3. Thematic Montage
2016
6
Teknik Editing II
Yosaphat Danis Murtiharso
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Penyambungan berselang-seling dua sequence atau lebih yang memiliki keterkaitan
tema. Secara umum pola ini sering dikenal dengan istilah Multi Plot.
4. Abstract Cutting
Penyambungan dimana penonton sudah tidak dapat lagi melihat cutting itu sendiri.
5. Continuity Cutting
Merupakan penyambungan yang paling umum digunakan, sebab tidak ada aturan
yang mengikat kecuali match on action / match on cut. Artinya penyambungan
dibuat sedemikian rupa hanya agar penonton penonton nyaman dan tidak
merasakan interupsi dari cutting itu sendiri.
6. Dynamic Cutting
Ada banyak definisi dari metode ini, beberapa adalah sbb :
a. penyambungan secara cepat (sama dengan Rapid Cutting).
b. penyambungan yang cutting-nya disadari benar oleh penonton dll.
7. Rapid Cutting
Penyambungan secara cepat.
Selain metode di atas, sebenarnya banyak sekali metode yang sudah digunakan
para tokoh film sebelumnya, baik secara fisik dapat maupun secara konsespsi
misalnya metode editing dari :
1. Pudovkin (Constructive Editing, Contrast, Symbol, Simultaneity, Leit Motif dan
Parallelism)
2. Eisenstein (Intelectual Montage, Metric Montage, Rythmic Montage, Tonal
Montage dan
Overtonal Montage)
3. David Bordwell (Jump Cut dan Non-Diegetic Insert)
Metode yang dipaparkan, sebenarnya ada yang memiliki kesamaan, hanya saja
dipaparkan oleh
orang yang berbeda sehingga menjadi berbeda pula penamaannya. Misalnya NonDiegetic
Insert mirip sekali dengan Intelectual Montage dari Eisenstein.
3. GAYA EDITING
Gaya Editing merupakan metode editing digunakan secara konsisten dan dominan
pada sebuah film dan berlandaskan pada aspek naratif/penceritaannya (story
telling). Dalam film pendek, semua metode di atas dapat menjadi gaya, namun
dalam film cerita panjang metode-metode diatas, tidak semua bisa menjadi gaya
2016
6
Teknik Editing II
Yosaphat Danis Murtiharso
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
karena berbagai macam alasan. Misalnya pada metode editing dasar : parallel
cutting, intercut, cross-cutting.
BAGIAN VI : TAHAPAN PROSEDUR EDITING
1. SINKRONISASI
Sinkronisasi gambar dan suara, proses ini umumnya digunakan apabila perekaman
gambar dan suara terpisah. Misalnya menggunakan bahan baku seluloid untuk
perekaman gambar dan pita ¼ inchi untuk perekaman suaranya.
2. SCREENING RUSHES / MENONTON MATERI
Istilah ini sebenarnya diambil dari film dimana pada dasarnya seorang pembuat film
harus menonton seluruh materi yang akan diedit (wajib!). Sebab kita hampir tidak
mungkin menghafal atau tahu persis materi kita bila tidak kita lihat lagi.
3. NG (NO GOOD) CUTTING DAN SELECTION SHOT
- Logging
Sebelum memilih shot-shot yang akan kita gunakan, kita harus membuat catatan
yang komprehensif shot-shot tersebut agar dapat memudahkan kita dalam mencari
materi yang diperlukan
- Pemilihan Shot
Setelah melakukan logging, kita melakukan pemilihan shot yang akan kita gunakan
dalam film kita.
Contoh Logging :
* Film Cerita / Iklan / Iklan Layanan Masyarakat (PSA)
Judul : Mencari Cacing Tidur
Sutradara : Jamboel Turu
Reel / Roll : 4
Tanggal : 19 Januari 2093
SLATE SCENE SHOT TAKE TYPE OF SHOT NG / OK DESKRIPSI SHOT
1 10 2 1 MS NG Adi mencari kunci yang
10 2 2 MS OK hilang
2 20 1 1 LS OK Ibu keluar rumah
3 34 3 5 CU NG Anna menangis tersedu
34 3 6 CU OK -sedu
* Film Dokumenter
Judul : Menjual Bangkai Belatung
Sutradara : Komariah Basuki
2016
6
Teknik Editing II
Yosaphat Danis Murtiharso
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Reel/ Kaset : 4
Tanggal : 30 Januari 2105
NO DESKRIPSI SHOT TYPE OF
SHOT
TIME IN TIME OUT KETERANGAN
1 Hutan yang lebat ELS 00.01.20.15 00.03.00.01
2 Hutan yang lebat ELS 00.03.00.02 00.05.10.11 Angle berbeda
3 Hutan yang lebat ELS 00.05.10.12 00.08.17.09 Angle berbeda
4 Tanah basah LS 00.08.17.10 00.10.13.17
5 Para pemburu belatung MS 00.10.13.08 00.13.13.03 Memakai topi merah
6 Para pemburu belatung CU 00.13.13.04 00.15.21.14 Menggunakan sapu lidi
Dst Dst dst dst dst dst
Intermezo Penting :
Editing Script
Khusus untuk Dokumenter, setelah pemilihan shot kita membuat EDITING SCRIPT.
Tahapan ini berfungsi menyelaraskan antara script yang kita buat dan shot-shot
yang kita punya.
4. ASSEMBLY
- Pada film cerita / Iklan dan Iklan Layan Masyarakat, diartikan sebagai pengurutan
seluruh shot yang ada secara numerik. Umumnya slate / klep masih terlihat.
Assembly ini berfungsi untuk melihat struktur global film kita.
- Pada dokumenter lebih cenderung mengumpulkan dalam 1 scene atau 1 sequence
dari shot-shot yang akan kita edit.
5. ROUGH CUT
Kita sudah melakukan pemotongan dan penyambungan shot-shot dalam film, editing
ini masih kasar sehingga masih memungkinkan untuk berubah baik cutting, struktur
maupun plotnya. Pada pengerjaannya rough cut ini kita dapat melakukannya
sebanyak yang kita perlukan. Artinya masih mungkin untuk mendapatkan rough cut
1, rough cut 2 dst. Bentuk
fisik dari rough cut adalah setiap pemotongannya masih dibuat lebih panjang sedikit
dari cutting point-nya agar bisa member kemungkinan kepada editor. Pada masa
sekarang tahapan ini sudah jarang dipakai karena pada non-linear editing kesalahan
potong bisa materi dikembalikan lagi seperti semula.
6. FINE CUT & TRIMMING
2016
6
Teknik Editing II
Yosaphat Danis Murtiharso
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pada tahapan ini kita sudah memotong dan menyambung shot-shot sesuai dengan
apa yang kita harapkan dan bila tidak ada masalah, maka kita tinggal membuat
penajaman (trimming).
kalaupun ada perubahan jumlahnya sedikit. Biasanya sudah tidak ada lagi
perubahan mengenai struktur.
7. FINAL EDIT / PICTURE LOCK
Hasil akhir dari sebuah editing, sebenarnya istilah off-line secara tepat adalah pada
tahapan ini sebab tahapan ini merupakan kesepakatan final antara sutradara,
produser dan editor.
CATATAN :
- Dari tahapan assembly hingga trimming, sutradara baru boleh masuk ruangan
editing ketika satu tahapan selesai. Hal ini dimaksudkan agar tidak mengganggu
kerja editor yang nantinya akan memperlama pekerjaan.
- Sampai pada tahap ini semua pemotongan masih menggunakan Cut To Cut
8. ON – LINE EDITING
Pada tahapan ini kita sudah dapat membuat Opening Sequence (Main Title) dan
Credit Title.
Selain itu kita juga dapat menambahkan optical effect (dissolve, fade & wipe) sesuai
dengan kebutuhan film. Penambahan lain yang juga sesuai dengan tuntutan ide,
script atau konsep adalah visual effect & animasi.
Catatan : Mengedit film dokumenter, sebenarnya seperti bermain PUZZLE, sehingga
perlu
kecermatan dan ketepatan dalam
Daftar Pustaka
Thompson, Roy, Grammar of the Shot, Media Manual , Berlin, 1997
Zettl, Herbert, Video Basic 3, 3rd ed, Wadsworth Thomson Learning, 2004
2016
6
Teknik Editing II
Yosaphat Danis Murtiharso
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download