SAK ETAP APLIKASI UNTUK RUMAH SAKIT 1 Agenda 1. Pendahuluan 2. SAK ETAP 3. Detailed PSAK ETAP 4. Bisnis Proses Rumah Sakit 5. Akuntansi Rumah Sakit 2 Standar Akuntansi ?? • Untuk keseragaman laporan keuangan, laporan keuangan yang relevan dan reliable (representational faitfullness) • Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada pedoman baku sehingga meminimalkan bias dari penyusun • Memudahkan auditor dalam mengaudit • Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda. • Pengguna laporan keuangan banyak pihak sehingga penyusun tidak dapat menjelaskan kepada masing-masing pengguna Laporan Keuangan bertujuan umum yang relevan dan reliable sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam pengembilan keputusan. PPL - IAPI 3 Tujuan Laporan Keuangan • Memberikan infomasi – posisi keuangan, – kinerja – perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi • Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), dan pertanggung jawaban sumber daya yang dipercayakan kepadanya • Memenuhi kebutuhan sebagian besar pemakai. • Menyediakan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan menyediakan informasi non keuangan. PPL - IAPI 4 Empat Pilar Standar Akuntansi Indonesia Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik signifikan SAK-ETAP Standar Akuntansi Syari’ah – SAK Syariah Standar Akuntansi Pemerintahan - SAP IFRS hanya diadopsi PSAK SAK ETAP diluncurkan pada tanggal 17 July 2009 Instansi Pemerintah menggunakan Standar Akuntansi Pemerintahan PP 71 tahun 2010 PPL - IAPI 5 SAK ETAP • SAK ETAP: Standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik. • Digunakan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik signifikan • ETAP adalah entitas yang: – Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan – Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. – Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit. PPL - IAPI 6 AKUNTABILITAS PUBLIK SIGNIFIKAN • Harus menggunakan PSAK – IFRS based • Namun, dapat menggunakan SAK ETAP jika ada regulasi yang mengijinkan penggunaan SAK ETAP BPR sesuai dengan SE BI No.11/37/DKBU tahun 2009 • Karakteristik IFRS : – IFRS menggunakan “Principles Base “ : • Lebih menekankan pada intepretasi dan aplikasi atas standar sehingga harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut. • Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi. • Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi. – Banyak menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau menggunakan jasa penilai – Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik kuantitaif maupun kualitatif 7 SAK – ETAP: Why? • PSAK – IFRS based sulit diterapkan bagi perusahaan menengah kecil mengingat penentuan fair value memerlukan biaya yang tidak murah. • PSAK – IFRS rumit dalam implementasinya seperti kasus PSAK 50 dan PSAK 55 meskipun sudah disahkan tahun 2006 namun implementasinya tertunda bahkan 2010 sudah keluar PSAK 50 (revisi). • PSAK – IFRS menggunakan principle based sehingga membutuhkan banyak professional judgement. • PSAK – IFRS perlu dokumentasi dan IT yang kuat • SAK ETAP sebagai solusi utk SME (ETAP) PPL - IAPI 8 SAK ETAP 9 Manfaat SAK ETAP • Diharapkan dengan adanya SAK ETAP, perusahaan kecil, menengah, mampu untuk – menyusun laporan keuangannya sendiri, – dapat diaudit dan mendapatkan opini audit, sehingga dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana (misalnya dari Bank) untuk pengembangan usaha. • Lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK – IFRS sehingga lebih mudah dalam implementasinya • Tetap memberikan informasi yang handal dalam penyajian laporan keuangan. PPL - IAPI 10 SAK ETAP • Disusun dengan mengadopsi IFRS for SME dengan modifikasi sesuai kondisi di Indonesia dan dibuat lebih ringkas. • SAK ETAP masih memerlukan professional judgement namun tidak sebanyak untuk PSAK – IFRS. • Dalam beberapa hal tidak ada perubahan signifikan dibandingkan dengan PSAK lama: contoh PSAK 16 (1994). Namun ada beberapa hal yang dimodifikasi dari IFRS/IAS. 11 IFRS for SMEs • IFRS for SMEs, merupakan “mini” Full IFRS – Terdapat pengurangan opsi dan pengungkapan – Tidak terdapat pengakuan dan pengukuran yang berbeda dengan Full IFRS, kecuali – “borrowing cost” dibebankan langsung dan tidak dikapitalisasi, dan – terdapat pengaturan mengenai “ekuitas” • Target dari IFRS for SMEs adalah perusahaan menengah ke bawah. PPL - IAPI 12 SAK ETAP • PSAK lama (2006) yang disederhanakan: – – – – Pilihan pada alternatif standar yang lebih sederhana Penyederhaaan pengakuan dan pengukuran Mengurangi pengungkapan Penyederhanaan • Merupakan standar yang berdiri sendiri secara keseluruhan (stand alone) PPL - IAPI 13 ISI SAK ETAP BAB ISI BAB ISI 1 Ruang Lingkup 16 Aset Tidak Berwujud 2 Konsep dan Prinsip Pervasive 17 Sewa 3 Penyajian Laporan Keuangan 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontijensi 4 Neraca 19 Ekuitas 5 Laporan Laba Rugi 20 Pendapatan 6 Laporan Perubahan Ekuitas 21 Biaya Pinjaman 7 Laporan Arus Kas 22 Penurunan Nilai Aset 8 Catatan atas Laporan Keuangan 23 Imbalan Kerja 9 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Koreksi Kesalahan 24 Pajak Penghasilan 10 Investasi pada Efek Tertentu 25 Mata Uang Pelaporam 11 Persediaan 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak 27 Peristiwa setalah Akhir Periode Pelaporan 13 Investasi pada Joint Venture 28 Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa 14 Properti Investasi 29 Ketentuan Transisi 15 Aset Tetap 30 Tanggal Efektif Daftar Istilah 14 Ruang lingkup • • • PPL - IAPI SAK ETAP, dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP), yaitu entitas yang: Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal Entitas dengan akuntabilitas publik signifikan Telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau sedang dalam proses pengajuan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal; atau Menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi,pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi. Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK ETAP. Contoh: Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 15 Perbedaan Pokok PSAK dan SAK ETAP • SAK ETAP tidak mengatur pajak tangguhan • SAK ETAP hanya menggunakan metode tidak langsung untuk laporan arus kas. • SAK ETAP menggunakan metode biaya untuk investasi ke asosiasi dan menggunakan metode ekuitas untuk anak perusahaan. • SAK ETAP tidak secara penuh menggunakan PSAK 50/55. • SAK ETAP hanya menggunakan model biaya untuk aset tetap, aset tidak berwujud dan properti investasi. PSAK-IFRS boleh memilih model biaya atau model reavaluasi. • Beberapa pengaturan yang tidak dalam PSAK ETAP : penggabungan usaha, derivatif, hedging PPL - IAPI 16 Rerangka konseptual KDPPLK SAK ETAP Tujuan laporan keuangan Sama Karakteristik kualitatif laporan keuangan Sama Unsur-unsur laporan keuangan Sama – nama berbeda Konsep pengakuan Sama Konsep pengukuran: biaya historis biaya kini nilai realisasi bersih nilai sekarang Konsep pemeliharaan modal Konsep pengukuran: biaya historis nilai wajar Tidak ada 17 Penyajian Laporan Keuangan SAK UMUM SAK ETAP Kepatuhan terhadap SAK Pengungkapan atas PSAK “misleading” Kepatuhan terhadap SAK ETAP Komponen laporan keuangan: Lap posisi keuangan/neraca Lap laba rugi komprehensif Lap perubahan ekuitas Lap arus kas Catatan atas laporan keuangan Komponen laporan keuangan: Neraca Lap laba rugi Lap perubahan ekuitas Lap arus kas Catatan atas laporan keuangan Tanggung jawab atas lapkeu Tidak ada Dasar akrual & kelangsungan usaha Sama PPL - IAPI 18 Penyajian Laporan Keuangan (2) SAK UMUM Neraca • Pos minimal yang disajikan banyak • Urutan penyajian • Pengungkapan banyak SAK ETAP Neraca • Pos minimal yang disajikan lebih sedikit • Sama • Pengungkapan lebih sederhana Laporan laba rugi komprehensif Laporan laba rugi • Laba rugi dan pendapatan komprehensif • Laba rugi lain • Pos minimal • Pos minimal lebih sedikit PPL - IAPI 19 Penyajian Laporan Keuangan (3) SAK UMUM SAK ETAP Laporan perubahan ekuitas Pos minimal Pengungkapan distribusi dividen dan dividen per saham Tidak diperkenankan Laporan perubahan ekuitas Pos minimal lebih sedikit Tidak ada Laporan arus kas Arus kas operasi disajikan dengan metode langsung atau tidak langsung Arus kas valas, bunga & dividen, pajak penghasilan, investasi pada entitas anak, ventura bersama & entitas asosiasi, perubahan kepemilikan, dan transaksi nonkas Kas yang dibatasi Laporan arus kas Arus kas operasi disajikan dengan metode tidak langsung Arus kas bunga & dividen, pajak penghasilan, dan transaksi nonkas Laporan perubahan ekuitas dan saldo laba dapat menggantikan lap laba rugi dan lap perubahan ekuitas Tidak ada 20 Penyajian Laporan Keuangan (4) SAK UMUM Catatan atas laporan keuangan Kebijakan akuntansi Sumber estimasi ketidakpastian Modal Dividen dan informasi umum entitas PPL - IAPI SAK ETAP Catatan atas laporan keuangan Kebijakan akuntansi Sumber estimasi ketidakpastian 21 Laporan Keuangan Konsolidasian SAK UMUM Laporan keuangan konsolidasian SAK ETAP Tidak menyusun laporan keuangan konsolidasian Laporan keuangan tersendiri (lampiran dari laporan keuangan konsolidasian) Konsolidasi entitas bertujuan khusus PPL - IAPI 22 Kebijakan Akuntansi, Estimasi Akuntansi dan Kesalahan SAK UMUM SAK ETAP Kebijakan akuntansi Pemilihan kebijakan akuntansi PSAK serupa Conceptual framework Other pronouncements, literatur dan praktik Dampak penerapan PSAK yang akan berlaku Kebijakan akuntansi Pemilihan kebijakan akuntansi Bagian SAK serupa Conceptual framework SAK umum Other pronouncements, literatur dan praktik Tidak ada Estimasi akuntansi Sama Kesalahan Sama 23 Instrumen Keuangan SAK UMUM Instrumen keuangan Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Pinjaman yang diberikan dan piutang Maksud dan kemampuan PPL - IAPI SAK ETAP Efek yang diperdagangkan (marketable securities) Diperdagangkan Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Maksud 24 Persediaan SAK UMUM SAK ETAP Biaya perolehan atau nilai realisasi neto (mana lebih rendah) Sama FIFO dan rata-rata tertimbang Sama Persediaan pialang-pedagang komoditi Tidak ada menggunakan fair value Persediaan pemberi jasa PPL - IAPI Sama 25 Investasi pada Entitas Asosiasi SAK UMUM SAK ETAP Pengaruh signifikan •Faktor kuantitatif dan kualitatif •Hak suara potensial Pengaruh signifikan •Faktor kuantitatif •Tidak ada Metode ekuitas Metode biaya Investasi pada entitas asosiasi yang tersedia untuk dijual Tidak ada 26 Investasi pada Joint Venture SAK UMUM SAK ETAP Pengendalian bersama operasi Pengendalian bersama operasi Pengendalian bersama aset Pengendalian bersama aset Pengendalian bersama entitas • Metode ekuitas atau proporsional konsolidasi Pengendalian bersama entitas • Metode biaya 27 Investasi pada Entitas Anak SAK UMUM SAK ETAP Pengendalian, termasuk entitas bertujuan khusus Pengendalian, tidak mengatur entitas bertujuan khusus Metode ekuitas dan harus dikonsolidasikan Metode ekuitas dan tidak dikonsolidasikan Transaksi pelepasan kepemilikan tetapi Tidak ada tidak menyebabkan hilangnya pengendalian (transaksi ekuitas) PPL - IAPI 28 Properti Investasi dan Aset Tetap SAK UMUM SAK ETAP Properti investasi • Model biaya • Model nilai wajar Properti investasi • Model biaya Aset tetap • Model biaya • Model revaluasi Aset tetap • Model biaya (revaluasi harus ada izin pemerintah) 29 Aset Tidak Berwujud SAK UMUM SAK ETAP Berasal dari internal dan eksternal Berasal dari eksternal Umur manfaat terbatas dan tidak terbatas Umur manfaat terbatas Goodwill Tidak ada Model biaya dan model revaluasi Model biaya PPL - IAPI 30 Sewa SAK UMUM Perjanjian sewa dan perjanjian mengandung sewa SAK ETAP Perjanjian sewa Klasifikasi sewa: indikator dan situasi yang Klasifikasi sewa: indikator yang tidak memerlukan judgment. perlu judgment: Sewa modal jika terjadi perpindahan risiko dan pengalihan aset opsi beli manfaat. min 75% umur ekonomis min 90% nilai wajar aset bersifat khusus) Jual dan sewa-balik (sale and leaseback) Tidak ada Sewa dan sewa lanjut (lease and sublease) PPL - IAPI Tidak ada 31 Kewajiban Diestimasi (Provisi) dan Kontinjensi, Ekuitas, dan Pendapatan SAK UMUM SAK ETAP Kewajiban diestimasi (provisi), aset kontinjensi, dan kewajiban kontinjensi Sama Ekuitas Sama Pendapatan penjualan barang dan jasa Sama Penggunaan istilah yang berbeda, dalam SAK ETAP masih menggunakan Kewajiban diestimasi bukan provisi seperti dalam PSAK 57. 32 Biaya Pinjaman dan Penurunan Nilai SAK UMUM Biaya pinjaman dikapitalisasi Penurunan nilai Instrumen keuangan: incurred loss SAK ETAP Biaya pinjaman dibebankan Penurunan nilai Pinjaman yang diberikan dan piutang: expected loss (aging schedule) Goodwill dan aset tidak berwujud Diamortisasi dengan umur manfaat tidak terbatas Persediaan Selisih nilai buku dan nilai realisasi bersih Aset lain Selisih nilai buku dan nilai jual dikurangi dengan biaya menjual PPL - IAPI 33 Imbalan Kerja SAK UMUM SAK ETAP Imbalan kerja jangka pendek Imbalan kerja jangka pendek Imbalan pasca kerja Imbalan pasca kerja, perhitungan lebih sederhana Imbalan kerja jangka panjang lainnya Imbalan kerja jangka panjang lainnya Pesangon pemutusan kerja Pesangong pemutusan kerja Imbalan berbasis saham Tidak ada PPL - IAPI 34 Pajak Penghasilan SAK UMUM SAK ETAP Konsep pajak tangguhan (deferred tax Konsep pajak terutang (tax liability concept) concept) Laba fiskal dan laba akuntansi Laba fiskal Aset dan liabilitas pajak tangguhan Utang pajak PPL - IAPI 35 Mata Uang Pelaporan dan Transaksi Valas SAK UMUM SAK ETAP Mata uang pelaporan: rupiah atau mata uang asing Mata uang pelaporan: rupiah atau mata uang asing Transaksi valas: kurs tanggal transaksi Transaksi valas: kurs rata-rata bulanan (mingguan) PPL - IAPI 36 BISNIS PROSES RUMAH SAKIT 37 Karakteristik Industri • Menyediakan jasa pelayanan kesehatan bagi masyarakat, diantaranya berupa jasa • pemeriksaan dan perawatan dokter, jasa pelayanan laboratorium, dan farmasi. • Perusahaan penyelenggara jasa kesehatan (Rumah Sakit) selain berusaha mendapatkan aliran kas masuk untuk mencukupi kebutuhan membayar jasa para dokter dan tenaga medis lainnya, pemakaian dan perawatan peralatan laboratorium dan medis, dan kebutuhan lainnya, sekaligus memiliki peran sosial yang dapat diwujudkan melalui berbagai program yang ditetapkan oleh manajemen dan sesuai dengan peraturan pemerintah. • Sumber-sumber utama pendapatan perusahaan diantaranya berasal dari jasa pelayanan medis, jasa penunjang lainnya, dan jasa dokter. Bapepam 38 Karakteristik BLU Rumah Sakit • BLU rumah sakit bertujuan meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat ddengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip efisiensi dan produktivitas, dan penerapan praktik bisnis yang etis dan sehat, serta tidak semata-mata mencari keuntungan. • BLU rumah sakit merupakan unit pelaksana teknis Kementerian Kesehatan yang diberi tugas dan wewenang untuk menyelenggarakan kegiatan jasa pelayanan, pendidikan, penelitian, dan pengembangan serta usaha lain dalam bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Kemenkes 39 Risiko Usaha • • • • • • • Risiko Malpraktik Kehilangan Tenaga Medik Kebijakan Pemerintah Nilai tukar Pemogokan karyawan Leverage Tidak tertagihnya piutang Bapepam 40 Karakteristik Rumah Rakit • Tidak sekedar mencari keuntungan namun ada aspek sosial dan pelayanan kepada masyarakat – tergantung jenis rumah sakit dan sumber pendanaan rumah sakit • Manajemen rumah sakit dinominasi oleh para dokter. • Kompleksitas manajemen rumah sakit menjadi tinggi dengan bentuk pelayanan yang beragam dan sistem pembayaran yang beragam. Misalnya dengan asuransi, penggantian perusahaan, dll. • Teknologi informasi yang mendukung pelayanan rumah sakit namun pada sisi lain tetap harus dijaga kerahasiaan data pasien. 41 Kepemilikan dan Bentuk Rumah Sakit • Perusahaan terbuka dimiliki oleh investor. PT. Siloam International Hospital Tbk.; PT. Sarana Meditama Metropolitan Tbk (RS Omni). • Perusahaan PT. Rumah Sakit Pelni. PT. Pertamedika (RS Pertamina) • Rumah sakit milik pemerintah pusat RSCM (BLU) • Rumah sakit milik pemerintah daerah RSUD (BLUD) 42 AKUNTANSI RUMAH SAKIT 43 Akuntansi Rumah Sakit STANDAR MANA YANG DIGUNAKAN ?? PSAK PSAK & PSAK 45 SAK ETAP SAK ETAP & PSAK 45 PSAP Akuntabilitas publik signifikan atau tidak Orientasi bisnis atau layanan umum 44 Pedoman Akuntansi Rumah Sakit • Menggunakan PSAK atau SAK ETAP sebagai dasar penyusunan pedoman akuntansi, tidak ada standar khusus industri. • Lampiran 03 SE-02/PM/2002 – Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik – Industri Rumah Sakit berlaku untuk emiten perusahaan rumah sakit. – Pendahuluan – Karakterstik usaha perumahasakitan – Penyajian dan pengungkapan LK (pedoman umum, komponen laporan keuangan dan pedoman pengungkapan – Ilustrasi Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus kas dan Catatan atas laporan keuangan Menggunakan acuan PSAK sebelum 2002 45 Pedoman Akuntansi Rumah Sakit – BLU&D • Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1981/MENKES/SK/2010 – Pedoman Akutansi Badan Layanan Umum Rumah Sakit. • Acuan yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan adalah PSAK dan pelaporan menggunakan PSAK 45. • Untuk beberapa BLUD tidak menyebutkan secara jelas, namun ada yang mengarahkan menggunakan ETAP atau SAP, namun tetap menggunakan PSAK 45 untuk pelaporan. • Saat ini telah disusun PSAP BLU/D SAP Menggunakan acuan PSAK sebelum 2010 46 Pedoman Umum • Tujuan laporan keuangan • Tanggung Jawab atas Laporan keuangan – manajemen / pimpinan rumah sakit • Komponen laporan keuangan • Bahasa Laporan Keuangan Indonesia • Mata uang pelaporan – rupiah • Kebijakan Akuntansi • Penyajian • • • • • • Konsistensi penyajian Materialitas dan Agregasi Saling hapus Periode pelaporan Penyajian secara wajar Informasi komparatif – naratif jika relevan • Laporan Keuangan interim Bapepam 47 Tujuan Laporan Keuangan • Laporan Keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (pengguna laporan keuangan) dalam pengambilan keputusan ekonomi yang rasional • Laporan Keuangan juga merupakan sarana pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Bapepam 48 Laporan Keuangan • NERACA ETAP • LAPORAN LABA RUGI • LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS • LAPORAN ARUS KAS • CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN • • • • • ETAP • NERACA BLU • LAPORAN AKTIVITAS/OPERASI • LAPORAN PERUBAHAN ASET BERSIH • LAPORAN ARUS KAS • CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN LAPORAN POSISI KEUANGAN LAPORAN LABA RUGI & PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS LAPORAN ARUS KAS PSAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 49 Neraca • Tujuan utama neraca adalah untuk menyediakan informasi tentang posisi keuangan meliputi aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. • Informasi dalam neraca digunakan bersama-sama dengan informasi yang diungkapkan dalam laporan keuangan lainnya sehingga dapat membantu para pengguna laporan keuangan untuk menilai: a) Kemampuan rumah sakit dalam memberikan jasa pelayanan kesehatan secara berkelanjutan; b) Likuiditas dan solvabilitas; dan c) Kebutuhan pendanaan eksternal. Kemenkes 50 Laporan Aktivitas • Tujuan Utama Laporan Aktivitas menyediakan informasi mengenai: a. Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat ekuitas; b. Hubungan antar transaksi dan peristiwa lain; dan c. Bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa. • Informasi dalam laporan aktivitas, yang digunakan bersama dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu para pengguna laporan keuangan untuk: a. Mengevaluasi kinerja dalam suatu periode; b. Menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan organisasi dalam memberikan jasa; c. Menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajemen; dan d. Menilai rentabilitas. Kemenkes 51 Laporan Arus Kas • Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama periode akuntansi serta saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Arus kas dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. • Informasi laporan arus kas digunakan bersama-sama dengan informasi yang diungkapkan dalam laporan keuangan lainnya sehingga dapat membantu para pengguna untuk menilai: a. b. c. d. kemampuan rumah sakit dalam menghasilkan kas dan setara kas; sumber dana rumah sakit; penggunaan dana rumah sakit; dan kemampuan rumah sakit untuk memperoleh sumber dana serta penggunaannya untuk masa yang akan datang. Kemenkes 52 Catatan atas Laporan Keuangan • Tujuan utama Catatan atas Laporan Keuangan adalah memberikan penjelasan dan analisis atas informasi yang ada di Neraca, Laporan Aktivitas, Laporan Arus Kas, dan informasi tambahan lainnya sehingga para pengguna mendapatkan pemahaman yang paripurna atas laporan keuangan. • Informasi dalam Catatan atas Laporan Keuangan mencakup antara lain: a. b. c. d. e. f. g. Pendahuluan; Kebijakan akuntansi; Penjelasan atas pos-pos neraca; Penjelasan atas pos-pos laporan aktivitas; Penjelasan atas pos-pos laporan arus kas; Kewajiban kontinjensi; dan Informasi tambahan serta pengungkapan lainnya. Kemenkes 53 CALK– Kebijakan akuntansi • Menyatakan standar mana yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan PSAK, SAK ETAP atau PSAP. • Kebijakan akuntansi untuk masing-masing komponen utama aset, liabilitas, pendapatan dan beban. • Kebijakan untuk masing-masing komponen merujuk pada ketentuan dalam masing-masing item. • Kebijakan berisikan penjelasan bagaimana pengakuan dan pengukuran item-item yang ada dalam laporan keuangan. 54 Catatan atas Laporan Keuangan • Laporan keuangan BLU rumah sakit disertai dengan lampiran: a. Analisis laporan keuangan yang terdiri dari: Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, Rasio Rentabilitas; b. Laporan aktivitas yang disajikan secara komparatif antara proyeksi sebagaimana tercantum dalam RBA dengan realisasi periode berjalan; c. BLU rumah sakit dapat menyajikan lampiran lain sesuai kebutuhan. Kemenkes 55 Keterbatasan Laporan Keuangan • Bersifat historis yang menunjukkan transaksi dan peristiwa yang telah lampau; • Bersifat umum, baik dari sisi informasi maupun manfaat bagi pihak pengguna. • Tidak luput dari penggunaan berbagai pertimbangan dan taksiran; • Bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. • Lebih menekankan pada penyajian transaksi dan peristiwa sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya (formalitas); dan • Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan sehingga menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber daya ekonomis dan tingkat kesuksesan antar BLU rumah sakit. Kemenkes 56 Aset • Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh BLU rumah sakit sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh BLU rumah sakit. • Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset adalah potensi dari aset tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, arus kas dan setara kas kepada rumah sakit. Aset Aset Lancar Aset Tetap Aset Lainnya Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang pelayanan Piutang lain-lain Persediaan Uang Muka Tanah Gedung dan Bangunan Peralatan dan Mesin Jalan, Irigasi dan Jaringan Konstruksi dalam Perngerjaa Jumlah aset tetap Akumulasi Penyusunan Aset kerjasama operasi Aset sewa Aset tak berwujud Aset lain-lain 57 Aset • Transaksi terkait kewajiban – – – – – – Pembelian aset Penurunan nilai piutang Pemakaian persediaan Penurunan nilai persediaan Depresiasi Penurunan nilai aset tetap 58 Kewajiban • Kewajiban adalah utang rumah sakit masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya rumah sakit yang mengandung manfaat ekonomi. • Kewajiban jangka pendek diselesaikan kurang dari satu tahun. • Kewajiban jangka panjang diselesaikan lebih dari satu tahun. Aset Kewajiban Jangka Pendek Kewajiban Jangka Pendek • • Utang usaha Utang pajak Biaya yang masih harus dibayar Pendapatan diterima dimuka Bagian lancar utang jangka panjang Utang jangka pendek lainnya Kredit investasi Pinjaman jangka panjang dari lembaga keuangan 59 Kewajiban • Transaksi terkait kewajiban – – – – – – – – Utang usaha – pengadaan persediaan / aset tetap Penerimaan uang muka pasien / jaminan pemerintah Penerimaan uang muka untuk sewa dibayar dimuka Beban yang masih harus dibayar Utang gaji – pembayaran gaji Utang pajak – pembayaran gaji Reklasifikasi kewajiban jangka panjang menjadi jangka pendek Kewajiban Estimasi 60 Ekuitas • Ekuitas adalah hak residual atas aset rumah sakit setelah dikurangi semua kewajiban; • Ekuitas adalah sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu oleh penyumbang atau hasil operasional rumah sakit. • Ekuitas sebagai bagian dari pemilik (pemerintah) harus dilaporkan sedemikian rupa, sehingga memberikan informasi mengenai sumbernya secara jelas dan disajikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standar akuntansi. Ekuitas Kewajiban Jangka Pendek Ekuitas Awal Surplus defisit tahun lalu Surplus defisit tahun berjalan Ekuitas Donasi 61 Ekuitas • Transaksi terkait ekuitas – – – – – Setoran modal Tambahan modal Tambahan donasi Revaluasi aset tetap Jurnal penutup 62 Pendapatan • Pendapatan (revenues) adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal selama suatu periode, yang mengakibatkan kenaikan ekuitas. • Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus masuk/penambahan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal (penyumbang). Pendapatan Pendapatan Usaha dan jasa layanan Pendapatan usaha rawat jalan Pendapatan usaha rawat darurat Pendapatan usaha rawat inap Hibah Pendapatan APBN Pendapatan usaha lainnya Keuntungan penjualan aset non lancar Pendapatan investasi 63 Pendapatan • Komponen pendapatan dipengaruhi oleh kegiatan utama usaha rumah sakit tersebut. • Ada beberapa rumah sakti memunculkan komponen pendapatan yang lain seperti: – – – – Farmasi Penunjang medis Selisih kapitasi – selisih antara iuran yang diterima dengan pelayanan yang diberikan. Umum • Standar tidak memberikan acuan dan pedoman jenis pendapatan rumah sakit. 64 Pendapatan • Pendapatan usaha dari jasa layanan diakui ketika hasil suatu transaksi yang meliputi penjualan jasa dapat diestimasi dengan andal, pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut harus diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca. • Hasil suatu transaksi dapat diestimasi dengan andal bila seluruh kondisi berikut ini dipenuhi: – Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal; – Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan; – Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur dengan andal; dan – Beban yang terjadi untuk transaksi dan untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal; • Pengungkapan: Rincian jenis pendapatan pada catatan atas laporan keuangan 65 Beban • Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar kas atau berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang mengkibatkan penurunan ekuitas. • Beban diakui pada saat timbulnya beban tersebut sebesar jumlah yang digunakan untuk pelayanan rumah sakit, jumlah yang telah dibayar, jumlah yang harus dibayarkan jumlah yang diestimasi atau sebesar jumlah yang dialokasikan. • Pengungkapan rincian beban dan tambahan pengungkapan untuk estimasi Beban Beban layanan Beban umum dan administrasi Beban lainnya Rugi penjualan aset non lancar Kerugian penurunan nilai Kerugian lainnya 66 Neraca NERACA RSUD “X” PER 31 DESEMBER 2011 dan 2012 ASET 2011 2012 Kenaikan/ penurunan ASET LANCAR xxx xxx xxx ASET TETAP xxx xxx xxx TOTAL ASET XXX XXX XXX KEWAJIBAN xxx xxx xxx KEWAJIBAN JANGKA PENDEL xxx xxx xxx KEWAJIBAN JANGKA PANJANG xxx xxx xxx TOTAL KEWAJIBAN xxx xxx xxx EKUITAS xxx xxx xxx TOTAL KEWAJIBAN + EKUITAS XXX XXX XXX ASET KSO ASET LAINNYA % Akun Neraca RSUD “X” AKUN NERACA ASET 2011 2012 Kenaikan/ penurunan ASET LANCAR xxx xxx xxx Kas dan Setara Kas xxx xxx xxx Investasi jangka pendek xxx xxx xxx Piutang pelayanan xxx xxx xxx Piutang lain-lain xxx xxx xxx Persediaan xxx xxx xxx Uang Muka xxx xxx xxx Biaya dibayar di muka xxx xxx xxx xxx xxx xxx JUMLAH ASET LANCAR % Akun Neraca AKUN Neraca RSUD “X” ASET 2011 2012 Kenaikan/ penurunan ASET TETAP xxx xxx xxx Tanah xxx xxx xxx Gedung dan Bangunan xxx xxx xxx Peralatan dan Mesin xxx xxx xxx Jalan, jaringan xxx xxx xxx Aset tetap lain xxx xxx xxx Konstruksi dalam pengerjaan xxx xxx xxx JUMLAH ASET TETAP xxx xxx xxx xxx xxx xxx NILAI BUKU ASET TETAP xxx xxx xxx Aset KSO xxx xxx xxx Aset lain-lain xxx xxx xxx Akumulasi penyusutan % Akun Neraca AKUN Neraca RSUD “X” KEWAJIBAN 2011 2012 Kenaikan/ penurunan Kewajiban Jangka pendek xxx xxx xxx Hutang Usaha xxx xxx xxx Hutang Pajak xxx xxx xxx Biaya yang masih harus dibayar xxx xxx xxx Pendapatan diterima di muka xxx xxx xxx Bagian lancar utang jangka panjang xxx xxx xxx Hutang jangka pendek lainnya xxx xxx xxx JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK xxx xxx xxx KEWAJIBAN JANGKA PANJANG xxx xxx xxx JUMLAH KEWAJIBAN xxx xxx xxx % Akun Neraca Lanjutan AKUN Neraca RSUD “X” EKUITAS 2011 2012 Kenaikan/ penurunan Ekuitas Awal xxx xxx xxx Surplus /Defisit tahun lalu xxx xxx xxx Surplus/Defisit tahun berjalan xxx xxx xxx Ekuitas Donasi xxx xxx xxx JUMLAH EKUITAS xxx xxx xxx % Laporan Operasional LAPORAN OPERASI RSUD “x” TAHUN 2010 DAN 2011 2011 2012 Kenaikan/ penurunan PENDAPATAN xxx xxx xxx PENDAPATAN USAHA JASA LAYANAN xxx xxx xxx HIBAH/DONASI/SUMBANGAN NON PEMERINTAH xxx xxx xxx PENDAPATAN APBN/APBD xxx xxx xxx PENDAPATAN USAHA LAINNYA xxx xxx xxx TOTAL PENDAPATAN XXX XXX XXX BEBAN LAYANAN xxx xxx xxx BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI xxx xxx xxx BEBAN LAINNYA xxx xxx xxx TOTAL BEBAN XXX XXX XXX SURPLUS/DEFISIT XXX XXX XXX PENYETORAN/PENARIKAN KAS NEGARA XXX XXX XXX SURPLUS/DEFISIT TAHUN BERJALAN DILUAR PENDAPATAN APBN XXX XXX XXX BEBAN % Akun Pendapatan AKUN OPERASI RSUD “x” TAHUN 2010 DAN 2011 2011 2012 Kenaikan/ penurunan PENDAPATAN xxx xxx xxx PENDAPATAN USAHA JASA LAYANAN xxx xxx xxx Pendapatan Usaha Rawat Jalan xxx xxx xxx Pendapatan Usaha Rawat Inap xxx xxx xxx Pendapatan Usaha Rawat Darurat xxx xxx xxx HIBAH/DONASI/SUMBANGAN NON PEMERINTAH xxx xxx xxx PENDAPATAN APBN/APBD xxx xxx xxx Operasional xxx xxx xxx Investasi xxx xxx xxx PENDAPATAN USAHA LAINNYA xxx xxx xxx TOTAL PENDAPATAN xxx xxx xxx % Akun Beban AKUN OPERASI RSUD “x” TAHUN 2010 DAN 2011 2011 2012 Kenaikan/ penurunan BEBAN xxx xxx xxx BEBAN LAYANAN xxx xxx xxx Beban Pegawai xxx xxx xxx Beban pemakaian bahan/persediaan xxx xxx xxx Beban Jasa Layanan xxx xxx xxx Beban Pemeliharaan xxx xxx xxx Beban Langganan Daya dan Jasa xxx xxx xxx Beban subsidi Pasien xxx xxx xxx Beban penyusutan xxx xxx xxx xxx xxx xxx JUMLAH BEBAN LAYANAN % Akun Beban AKUN OPERASI RSUD “x” TAHUN 2010 DAN 2011 2011 2012 Kenaikan/ penurunan xxx xxx xxx Beban Pegawai xxx xxx xxx Beban Administrasi Perkantoran xxx xxx xxx Beban Pemeliharaan xxx xxx xxx Beban Langganan Daya dan Jasa xxx xxx xxx Beban Penyusutan xxx xxx xxx Beban Amortisasi xxx xxx xxx Beban Promosi xxx xxx xxx Beban Premi Asuransi xxx xxx xxx Beban Penyisihan Kerugian Piutang xxx xxx xxx Beban Umum dan Administrasi lain xxx xxx xxx XXX XXX XXX BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI TOTAL BEBAN UMUM & ADMINISTRASI % Laporan Arus Kas LAPORAN ARUS KAS RSUD “x” TAHUN 2010 DAN 2011 2011 2012 Kenaikan/ penurunan ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI ARUS KAS MASUK xxx xxx xxx ARUS KAS KELUAR xxx xxx xxx ARUS KAS NETTO DR AKT OPERASI xxx xxx xxx ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI XXX XXX XXX ARUS KAS MASUK xxx xxx xxx ARUS KAS KELUAR xxx xxx xxx ARUS KAS NETTO DR AKT INVESTASI xxx xxx xxx ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN ARUS KAS MASUK xxx xxx xxx ARUS KAS KELUAR xxx xxx xxx ARUS KAS NETTO DR AKT PENDANAAN XXX XXX XXX KENAIKAN NETTO KAS XXX XXX XXX SALDO KAS AWAL XXX XXX XXX SALDO KAS AKHIR XXX XXX XXX % Aktivitas Operasi AKUN ARUS KAS RSUD “x” TAHUN 2010 DAN 2011 2011 2012 Kenaikan/ penurunan ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI xxx xxx xxx ARUS KAS MASUK xxx xxx xxx Penerimaan Usaha dan jasa layanan xxx xxx xxx Penerimaan Hibah xxx xxx xxx Penerimaan APBN/APBD xxx xxx xxx Penerimaan kas lainnya xxx xxx xxx ARUS KAS KELUAR xxx xxx xxx Belanja Pegawai xxx xxx xxx Belanja barang xxx xxx xxx Penyetoran ke Kas negara xxx xxx xxx Belanja lain-lain xxx xxx xxx % Aktivitas Investasi AKUN ARUS KAS RSUD “x” TAHUN 2010 DAN 2011 2011 2012 Kenaikan/ penurunan ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI xxx xxx xxx ARUS KAS MASUK xxx xxx xxx Hasil Penjualan Aset Tetap xxx xxx xxx Perolehan Aset Lainnya xxx xxx xxx xxx xxx xxx Perolehan Aset Tetap xxx xxx xxx Perolehan Aset Tetap lainnya xxx xxx xxx ARUS KAS KELUAR % Aktivitas Pendanaan AKUN ARUS KAS RSUD “x” TAHUN 2010 DAN 2011 2011 2012 Kenaikan/ penurunan ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN xxx xxx xxx ARUS KAS MASUK xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx Perolehan Pinjaman ARUS KAS KELUAR Pembayanan Pokok Pinjaman % DETIL PSAK 80 BAB1 Ruang Lingkup Ruang lingkup • SAK ETAP, dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP), yaitu entitas yang: • Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan • Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal 81 Ruang lingkup BAB1 Ruang Lingkup • Entitas dengan akuntabilitas publik signifikan jika: – – Telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau sedang dalam proses pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal; atau Menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi,pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi. • Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK ETAP. – Contoh: Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 82 Apakah memiliki akuntabilitas publik? • • • • Perusahaan kecil yang memiliki saham di pasar modal. Perusahaan manufaktur besar (bukan emiten). Bank umum besar (bukan emiten). Entitas yang bisnis satu-satunya adalah pendapatan bunga atas uang yang dipinjamkan kepada nasabah. Entitas ini memperoleh semua dana dari seorang pemilik yang milyuner. 83 BAB 2 Konsep dan Prinsip Pervasif Konsep dan Prinsip Pervasive • • • Konsep dan prinsip pervasif merupakan KDPPLK (Kerangka Dasar Penyajian dan Pengukuran LK) untuk ETAP Tujuan Laporan Keuangan Karakteristik kualitatif informasi dalam laporan keuangan – • • • • • • • Dapat dipahami, relevan, materialitas, keandalan, substansi mengungguli bentuk, pertimbangan sehat, kelengkapan, dapat dibandingkan, tepat waktu, keseimbangan antara biaya dan manfaat Posisi keuangan: aset, kewajiban, ekuitas, Kinerja keuangan: pendapatan dan beban Pengakuan : probabilitas manfaat ekonomi masa depan dan keandalan pengukuran Pengukuran unsur-unsur laporan keuangan : biaya historis dan nilai wajar Prinsip pengakuan dan pengukuran berpengaruh luas (Pervasif) : dalam hal tidak ada pengaturan tertentu dalam SAK ETAP mengikuti aturan hirarki. Dasar akrual Saling hapus tidak diperkenankan 84 BAB 2 Konsep dan Prinsip Pervasive Laporan keuangan untuk tujuan umum • Laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan keuangan, misalnya: − pemegang saham, − kreditor, − pekerja, − masyarakat dalam arti luas 85 BAB 3 Penyajian Laporan Keuangan • • • • • • • • • Penyajian laporan keuangan Penyajian wajar Kepatuhan terhadap SAK ETAP Kelangsungan usaha Frekuensi pelaporan Penyajian yang konsisten Informasi komparatif Materialitas dan agregasi Laporan keuangan lengkap Identifikasi laporan keuangan 86 Penyajian Laporan Keuangan • Penyajian wajar posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas. • Entitas yang menggunakan SAK ETAP harus secara eksplisit menyatakan secara penuh atas kepatuhan terhadap SAK ETAP dalam catatan laporan keuangan. • Entitas harus menilai kelangsungan usaha pada saat menyusun laporan keuangan • Entitas menyajikan laporan keuangan minimal satu kali dalam setahun. • Informasi komparatif dengan periode sebelumnya • Pos-pos yang material disajikan terpisah. 87 Penyajian Konsisten • Penyajian dan klasifikasi pos-pos harus konsisten, kecuali: – Terjadi perubahan signifikan operasi entitas atau perubahan tersebut menghasilkan penyajian yang lebih andal dan relevan. – SAK ETAP mensyaratkan perubahan penyajian • Reklasifikasi harus dilakukan retrospektif, kecuali tidak praktis dapat secara prospektif. • Jika prospektif: diungkapkan sifat reklasifikasi dan jumlah pos yang direklasifikasi serta alasannya. 88 Penyajian laporan keuangan • Laporan keuangan lengkap − Neraca (Bab 4) − Laporan laba rugi (Bab 5) − Laporan perubahan ekuitas (Bab 6) − Laporan arus kas (Bab 7) − Catatan atas laporan keuangan (Bab 8) 89 Penyajian • Jika entitas hanya mengalami perubahan ekuitas yang berasal dari • • • • laba rugi, pembayaran dividen, koreksi kesalahan periode lalu dan perubahan kebijakan akuntansi • maka entitas dapat menyajikan Laporan laba rugi dan saldo laba sebagai pengganti Laporan laba rugi dan Laporan perubahan ekuitas. 90 Laporan Keuangan SAK ETAP • Neraca – Kewajiban • Laporan laba rugi • Laporan perubahan ekuitas • Laporan arus kas • Catatan atas laporan keuangan PSAK 1 (Revisi 2009) • Laporan posisi keuangan (neraca) – Liabilitas • Laporan laba rugi komprehensif • Laporan perubahan ekuitas • Laporan arus kas • Catatan atas laporan keuangan 91 Penyajian Laporan Keuangan • Identifikasi secara jelas setiap komponen laporan keuangan. • Informasi berikut, jika perlu, pada setiap halaman: – Nama entitas pelapor dan perubahan dalam nama tersebut sejak laporan periode terakhir – Tanggalatauperiodeyang dicakupolehlaporankeuangan, manayang lebihtepatbagi setiap komponenlaporankeuangan; – Matauangpelaporan, sepertididefinisikandalamBab25 Mata UangPelaporan; – Pembulatan angka yang digunakan dalam penyajian laporankeuangan. • Catatanlaporankeuangan: – Domisili, bentukhukumdanalamat kantoryang terdaftar – Penjelasan sifat operasi dan aktivitas utama 92 Neraca BAB 4 Neraca • Penyajian – Klasifikasi aset lancar dan aset tidak lancar – Klasifikasi kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang • Kecuali jika memberikan informasi yang andal dan relevan dapat berdasarkan likuiditas 93 Neraca • Menyajikan aset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu. • Minimal mencakup pos-pos: – – – – – – – – – – kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain, persediaan, properti investasi, aset tetap, aset tidak berwujud, utang usaha dan utang lainnya, aset dan kewajiban pajak, kewajiban diestimasi ekuitas. • Urutan dan format pos tidak ditentukan oleh SAK ETAP 94 Aset Lancar • – – – – • Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar jika: diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan, dalam jangka waktu siklus operasi normal entitas; dimiliki untuk diperdagangkan; diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan; atau berupa kas atau setara kas, kecuali jika dibatasi penggunaannya dari pertukaran atau digunakan untuk menyelesaikan kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan. Aset lainnya diklasifiaksikan tidak lancar 95 Kewajiban Jangka Pendek Entitas mengklasifikasikan kewajiban sebagai kewajiban jangka pendek jika: diperkirakan akan diselesaikan dalamjangka waktu siklus normal operasi entitas; dimiliki untuk diperdagangkan; kewajiban akan diselesaikan dalamjangka waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan; atau entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan. Entitas mengklasifikasikan semua kewajiban lainnya sebagai kewajiban jangka panjang. 96 Informasi disajikan di Neraca atau CALK • • • • kelompok aset tetap; jumlah piutang usaha, piutang dari pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa, pelunasan dipercepat dan jumlah lainnya; Rincian persediaan Kewajiban imbalan kerja dan kewajiban diestimasi lainnya 97 Contoh Klasifikasi Aset dan Kewajiban • Aset lancar – Kas dan setara kas – Piutang usaha – Persediaan – Biaya dibayar dimuka – Pajak dibayar dimuka • Aset tidak lancar – Properti investasi – Aset tetap – Aset tidak berwujud – Aset lainnya • Kewajiban jangka pendek – Utang bank jangka pendek – Utang usaha – Utang pajak – Biaya yang masih harus dibayar • Kewajiban jangka panjang – Utang bank jangka panjang – Kewajiban imbalan pascakerja 98 Ekuitas • Ekuitas terdiri dari: • • • • Modal disetor Tambahan modal disetor Saldo laba Pendapatan dan beban yang langsung diakui ke ekuitas • Entitas yang berbentuk PT, juga mengungkapkan: • • • • jumlah modal dasar jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh nilai nominal saham ikhtisar perubahan jumlah saham beredar 99 BAB 5 Laporan Laba Rugi Laporan Laba Rugi • Menyajikan laporan laba rugi suatu periode tertentu yang menunjukan kinerja keuangan selama periode tersebut. • Pos minimal: • • • • • Pendapatan beban keuangan bagian laba atau rugi investasi (metode ekuitas) beban pajak laba atau rugi bersih • Pos luar biasa tidak diperkenankan 100 Laporan Laba Rugi Entitas dapat menyajikan beban berdasarkan Sifat beban beban bahan baku beban tenaga kerja beban penyusutan beban sewa ruangan beban listrik beban operasi lainnya Fungsi beban beban pokok penjualan beban pemasaran beban umum dan administrasi beban operasi lainnya 101 BAB 6 Alternatif Penyajian Laporan Perubahan Ekuitas • Entitas dapat menyajikan: – Laporan perubahan ekuitas – Laporan laba rugi dan saldo laba • jika perubahan pada ekuitas hanya berasal dari laba atau rugi, pembayar dividen, koreksi kesalahan periode lalu dan perubahan kebijakan akuntansi. • Menyajikan: – – – – Laba rugi tahun berjalan Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas Pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan. Rekonsiliasi jumlah tercatat awal dan akhir periode dari komponen ekuitas. 102 Contoh Modal Disetor Tambahan Modal Disetor Laba Belum Direalisasi Efek Tersedia Dijual Saldo Laba Jumlah Ekuitas Saldo awal 500.000 150,000 65.000 256.000 971.000 Pengeluaran saham baru 150.000 (150,000) Rugi belum direalisasi (35.000) (35.000) Dividen kas (125.000) (125.000) Laba bersih tahun berjalan 154.000 154.000 285.000 965.000 Saldo akhir 650.000 - 30.000 103 Contoh 2013 Pendapatan 500.000.000 Beban pokok penjualan 150.000.000 Laba kotor 350.000.000 Beban usaha 65.000.000 Laba usaha 285.000.000 Beban bunga 15.000.000 Laba sebelum pajak 270.000.000 Pajak 75.600.000 Laba bersih 194.400.000 Saldo laba awal tahun 225.000.000 Laba bersih tahun berjalan 194.400.000 Dividen tunai (75.000.000) Saldo laba akhir tahun 344..000 104 Catatan atas Laporan Keuangan • • • • • • Merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangn Menjelaskan informasi umum tentang perusahaan Kebijakan akuntansi yang dipilih oleh perusahaan termasuk metode akuntansi dan estimasi yang digunakan Penjelasan rinci / data detail mengenai angka dalam laporan keuangan Informasi tambahan mengenai transaksi atau akun tertentu: • Utang tingkat bunga, kreditor, jumlah utang, jatuh tempo, jaminan yang digunakan • Investasi nama perusahaan, jumlah kepemilikan, waktu akuisisi, dll • Pajak jumlah pajak dibayarkan, pajak tangguhan, beda permanen/temporer, pajak final, dll Informasi penting yang diharuskan oleh standar • Segmen usaha • Transaksi hubungan istimewa • Kontijensi • Kontrak kerjasama 105 BAB 7 Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas • Menyajikan informasi arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. • Aktivitas operasi hanya dapat disajikan secara tidak langsung. • Bunga dan dividen harus diungkap secara terpisah secara konsisten sebagai aktivitas operasi, investasi atau pendanaan. • Pajak penghasilan diungkapkan terpisah sebagai aktivitas operasi kecuali dapat secara spesifik diidentifikasi sebagai aktivitas investasi atau pendanaan. • Transaksi non kas tidak dapat disajikan dalam laporan arus kas. 106 Klasifikasi arus kas • Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. • Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas • Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan 107 Aktivitas Operasi – Indirect method Perubahan current asset dan current liabilities Arus kas dari kegiatan operasi Laba bersih + Kerugian dan Keuntungan + Beban bukan kas seperti depresiasi dan amortisasi 108 Arus kas dari kegiatan investasi Hasil dari : – Penjualan aset tetap – Penjualan investasi – Penagihan pokok pinjaman kepada pihak lain + Arus kas dari kegiatan Investasi Kas dibayarkan kepada : − Pembelian aset tetap − Pembelian investasi − Pembeli _ 109 Arus kas dari kegiatan pendanaan Hasil dari : – Penerbitan saham – Penerbitan obligasi – Pinjaman + Dibayarkan untuk : Membeli treasury stock Menarik obligasi Membayar pokok pinjaman Membayar deviden Arus kas dari kegiatan Financing _ 110 BAB 8 Catatan atas L/K Catatan Atas Laporan Keuangan • Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan, penjelasan naratif atau rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan. – Harus mengungkapkan: • dasar penyusunan laporan keuangan • kebijakan akuntansi yang signifikan • informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan, tapi relevan untuk memahami laporan keuangan – Disajikan secara sistematis dan merujuk silang ke pos-pos dalam laporan keuangan. 111 Urutan Penyajian • Pernyataan kepatuhan sesuai SAK ETAP • Ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan • Informasi yang mendukung pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan, sesuai dengan urutan penyajian dalam laporan keuangan • Pengungkapan lain: – kejadian setelah tanggal neraca – standar akuntansi baru – kondisi ekonomi global • Informasi tentang sumber utama ketidakpastian estimasi 112 Catatan atas Laporan Keuangan • • • • • • Merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangn Menjelaskan informasi umum tentang perusahaan Kebijakan akuntansi yang dipilih oleh mengikuti ketentuan dalam bab yang ada Penjelasan rinci / data detail mengenai angka dalam laporan keuangan Informasi tambahan mengenai transaksi atau akun tertentu: • Utang tingkat bunga, kreditor, jumlah utang, jatuh tempo, jaminan yang digunakan • Investasi nama perusahaan, jumlah kepemilikan, akuisisi, dll • Pajak jumlah pajak dibayarkan, utang pajak. Informasi penting yang diharuskan oleh standar • Transaksi hubungan istimewa • Kontijensi • Kontrak kerjasama 113 BAB 9 Kebijakan Akuntansi • • • Kebijakan Akuntansi Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, aturan dan praktik tertentu yang diterapkan oleh suatu entitas dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangannya. Jika SAK ETAP secara spesifik mengatur transaksi, kejadian atau keadaan lainnya, maka entitas harus menerapkan SAK ETAP. Namun, jika dampak tidak material maka entitas tidak perlu mengikuti persyaratan dalam SAK ETAP. • Entitas harus memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara konsisten untuk transaksi atau kejadian dan kondisi lain yang serupa. 114 Tidak Ada Pengaturan Spesifik – Jika SAK ETAP tidak secara spesifik mengatur suatu transaksi, peristiwa atau kondisi, maka manajemen menggunakan pertimbangan relevan dan andal untuk memilih kebijakan akuntansi dengan hirarki: • persyaratan dan panduan SAK ETAP yang berhubungan dengan isu serupa atau terkait • definisi, kriteria pengakuan dan konsep pengukuran sesuai dengan Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif. • persyaratan dan panduan dalam PSAK non-ETAP yang berhubungan dengan isu serupa atau terkait • pengaturan terkini dari badan penyusun standar lain yang menggunakan kerangka dasar yang serupa • literatur akuntansi dan praktik industri yang berterima umum sepanjang tidak bertentangan. 115 Perubahan Kebijakan Akuntansi • Perubahan kebijakan akuntansi hanya jika: – disyaratkan sesuai SAK ETAP – menghasilkan informasi yang lebih andal dan relevan • Penerapan perubahan akuntansi: – sesuai dengan ketentuan transisi SAK ETAP – jika tidak diatur, maka penerapan secara retrospektif • entitas menerapkan kebijakan akuntansi baru seolah-olah kebijakan akuntansi baru telah diterapkan sebelumnya. • jika tidak praktis, entitas menerapkan kebijakan akuntansi baru pada periode sajian paling awal. 116 Estimasi Akuntansi • Perubahan estimasi akuntansi adalah penyesuaian jumlah tercatat aset atau kewajiban, atau jumlah konsumsi periodik suatu aset, yang berasal dari pengujian status sekarang dari, dan ekspektasi manfaat ekonomi dan kewajiban masa mendatang. • Perubahan estimasi akuntansi yang berasal dari informasi baru atau pengembangan baru dan, oleh karena itu, bukan koreksi kesalahan. • Penerapan secara prospektif 117 Perubahan estimasi • Entitas A membeli aset tetap bangunan yang dibeli 1/1/2X03 sebesar 820 juta. Bangunan disusutkan dengan metode garis lurus, masa manfaat 20 tahun, nilai sisa 20 juta. • Pada 1/1/2X13 entitas merubah masa manfaat dari 10 tahun tersisa menjadi 20 tahun tersisa sehingga total masa manfaat menjadi 30 tahun. Jumlah penyusutan per tahun (820-20)/20=40 Penyusutan selama 10 tahun = 400 Nilai buku tersisa 820-400 = 420 Penyusutan baru (420 – 20)/20 = 20 118 Koreksi Kesalahan Periode Lalu • Kesalahan periode yang lalu adalah kelalaian dan kesalahan pencatatan dalam laporan keuangan entitas untuk satu atau lebih periode lalu yang muncul dari kegagalan untuk menggunakan atau kesalahan penggunaan informasi yang andal, yang: • tersedia ketika laporan keuangan diterbitkan; dan • diekspektasi dengan layak seharusnya diperoleh dan dimasukkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan tersebut • Diterapkan secara retrospektif 119 Koreksi Kesalahan • • Entitas A membeli aset tetap peralatan yang dibeli 1/1/2X08 sebesar 520 juta. Peralatan disusutkan dengan metode garis lurus, masa manfaat 10 tahun, nilai sisa 20 juta. Pada 31/12/2X13 Entitas menemukan kesalahan bahwa nilai peralatan tersebut seharusnya 620. Nilai sisa dan masa manfaat tidak berubah Koreksi harus dilakukan dari tahun 2X08 sampai dengan 2X13. Depresiasi lama (520-20) / 10 = 50 Depresiasi baru (620-20) / 10 = 60 Depresiasi 31/12/2X13 menggunakan depresiasi baru Beban depresiasi 60 Akumulasi depresiasi 60 Koreksi 1/1/@X08 sampai 31/12/2X13 Saldo Laba 50 Akumulasi depresiasi 50 120 BAB 10 Investasi Efek Investasi Efek Tertentu • Efek adalah surat berharga utang atau ekuitas • Klasifikasi pada saat perolehan berdasarkan tujuan manajamen: – dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity) – diperdagangkan (trading) – tersedia untuk dijual (available for sale) • HTM disajikan sebesar biaya perolehan dikurangi amortisasi premi atau diskonto • Trading disajikan sebesar nilai wajar pada tanggal neraca • AFS dinilai pada nilai wajar pada tanggal neraca 121 Perubahan Nilai Wajar Efek diperdagangkan Efek tersedia untuk dijual Efek dimiliki hingga jatuh tempo Laba rugi belum direalisasi Laba rugi telah direalisasi Laba rugi Laba rugi Komponen ekuitas Laba rugi - Laba rugi 122 Investasi pada Efek Tertentu • Penyajian di neraca (classified balance sheet): – Trading sebagai aset lancar – HTM dan AFS sebagai aset lancar atau tidak lancar berdasarkan keputusan manajemen, kecuali akan jatuh tempo pada tahun berikutnya harus sebagai aset lancar. • Laporan arus kas: – Trading: arus kas operasi – AFS dan HTM: arus kas investasi 123 BAB 11 Persediaan Persediaan • Persediaan: – Untuk dijual dalam kegiatan usaha normal – Dalam proses produksi untuk kemudian dijual – Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa • Biaya perolehan persediaan mencakup seluruh biaya pembelian, biaya koversi, dan biaya lainnya yang terjadi untuk membawa persediaan ke kondisi dan lokasi sekarang • Biaya pembelian persediaan: – harga beli, bea impor, pajak lainnya (kecuali yang kemudian dapat ditagih kembali kepada otoritas pajak), biaya pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan, dan jasa. Diskon dagang, potongan, dan lainnya yang serupa dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian. • Biaya konversi: overhead produksi tetap dan variabel 124 Pengukuran • Nilai persediaan diukur pada nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih – Biaya perolehan • biaya pembelian • biaya konversi • biaya lainnya untuk membawa persediaan ke kondisi sekarang – Nilai realisasi bersih • harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan menjual 125 Persediaan • Tidak dapat diakui sebagai biaya persediaan, sehingga harus menjadi beban tahun berjalan: – biaya bahan tidak terpakai, tenaga kerja dan biaya produksi lainnya yang tidak normal; – biaya penyimpanan, kecuali biaya yang diperlukan dalam proses produksi sebelum tahap produksi selanjutnya; – biaya overhead administratif yang tidak berkontribusi untuk membuat persediaan ke kondisi dan lokasi sekarang; dan – biaya penjualan. 126 Persediaan • Rumus biaya yang dapat dipergunakan: – Identifikasi khusus (untuk persediaan yang sifatnya khusus) – Masuk pertama keluar pertama (MPKP = FIFO) – Rata-rata tertimbang • Metode masuk terakhir keluar pertama (MTKP = LIFO) tidak diperkenankan. 127 Penurunan Nilai • Pada setiap tanggal pelaporan, entitas harus menilai apakah persediaan mengalami penurunan nilai, dengan – Membandingkan jumlah tercatat setiap pos persediaan dengan harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan menjual (nilai realisasi bersih = NRV) – Jika jumlah tercatat > nilai realisasi bersih, maka persediaan diturunkan nilainya hingga sebesar nilai realisasi bersih – Selisih nilai realisasi bersih dan jumlah tercatat diakui sebagai kerugian penurunan nilai yang merupakan beban periode berjalan. 128 Ilustrasi Nilai Realisasi Bersih Biaya persediaan barang belum jadi: Rp 8 juta Harga jual: Rp 12.5 juta Biaya untuk menyelesaikan barang: Rp 4.5 juta Biaya untuk menjual: Rp 500 ribu Penghitungan Nilai Realisasi Bersih: Nilai jual persediaan Rp 12 juta Dikurangi: Estimasi biaya penyelesaian Rp 4.5 juta Estimasi biaya penjualan Rp 500 ribu Rp 5 juta Nilai Realisasi Bersih (NRB) Rp 7 juta Nilai persediaan (NRB) Biaya Kerugian penurunan nilai persediaan Rp 7 juta Rp 8 juta (Rp 1 juta) 129 Penilaian Persediaan Biaya atau Nilai Realisasi Bersih yang Lebih Kecil Persediaan Kuantitas Biaya NRV Total Biaya Total NRV Lebih Kecil A 400 50 60 20.000 24.000 20.000 B 200 120 100 24.000 20.000 20.000 C 500 70 60 35.000 30.000 30.000 D 300 200 220 60.000 66.000 60.000 139.000 134.000 130.000 TOTAL NRV: Net Realizable Value = harga jual dikurangi biaya untuk menjual. Penurunan dihitung secara total = 139.000 – 134.000 = 5.000 Penurunan dihitung tiap produk = 139.000 – 130.000 = 9.000 Jurnal COGS* 9.000 Penyisihan penurunan nilai persediaan 9.000 Jika penurunan nilai sifatnya operasional dapat dimasukkan ke COGS, namun jika sifatnya material dan tidak rutin dimasukkan dalam beban/pendapatan lain-lain (setelah laba operasi) 130 BAB 12 Investasi Investasi pada Asosiasi dan Anak • Entitas asosiasi: investor mempunyai pengaruh signifikan – Biasanya 20% hak suara atau lebih. • Entitas anak: entitas yang dikendalikan oleh induk. • Investasi pada entitas asosiasi dicatat dengan metode biaya (cost method). • Investasi pada anak dengan metode ekuitas, dan tidak dibuat laporan konsolidasian. 131 Metode Ekuitas • Investasi awalnya dicatat sebesar . harga perolehan • Laba menambah investasi • Pengumuman dividen dicatat mengurangi investasi Mengapa laba bersih menambah nilai investasi? Laba bersih akan menambah laba ditahan perusahaan. Bertambahnya laba ditahan, berarti ekuitasnya bertambah juga 132 Metode Ekuitas – Anak Perusahaan Pencatatan Awal investasi Dalam metode ekuitas, pencatatan pada awal investasi sama dengan pencatatan yang dilakukan dengan menggunakan metode lainnya. ILUSTRASI Tanggal 6 Januari Amazon.com membeli saham 400.000 untuk 60% dari saham yang dimiliki Drugstore.com. Jan.6 Investasi jangka panjang 400.000 Kas 400.000 (pembelian investasi saham) 133 Metode Ekuitas – Anak Perusahaan Pengumuman Laba dan Pembagian Dividen Pada Metode Ekuitas, Laba bersih yang dimiliki oleh perusahaan investee akan menambah nilai investasi dari investor. Tanggal 31 Desember Drugstore melaporkan adanya laba bersih yang dihasilakan oleh perusahaan sebesar 100,000. dan membagikan dividen 60.0000 Des.31 Investasi jangka panjang 60.000 Pendapatan Investasi 60.000 (pengumuman laba bersih, 100,000 x 0.6) Des.31 Kas 48.000 Pendapatan Investasi 48.000 (pengumuman dividen = 80,000 x 0.6) 134 Metode cost - Asosiasi • CV. Melati membeli kepemilikan PT. Mawar sebanyak 40% secara tunai 100.000 pada 1 Januari 20x1 • PT. Mawar selama tahun 20X1 melaporkan laba sebesar 20.000 dan membagikan dividen 12.000 Investasi pada perusahaan asosiasi Kas Kas Pendapaan investasi pd per. asoasiai 100.000 100.000 4.800 4.800 135 BAB 13 Joint Venture Investasi Pada Joint Venture • Joint venture: perjanjian kontraktual antara beberapa pihak untuk menjalankan aktivitas ekonomi • Pengendalian bersama: kesepakatan kontraktual untuk bersama-sama mengendalikan suatu aktivitas ekonomi sehingga keputusan strategis diambil bersama-sama. • Tipe: – PBO (Pengendalian Bersama Operasi) – PBA (Pengendalian Bersama Aset) – PBE (Pengendalian Bersama Entitas) 136 Investasi pada Joint Venture - PBO • PBO: – Masing-masing venturer menggunakan aset tetapnya, dan mengelola sendiri persediaannya. – Masing-masing venturer juga memikul pengeluarannya, menyelesaikan kewajibannya serta mencari sumber pendanaan untuk aktivitasnya sendiri. – Aset, kewajiban dan beban sendiri dicatat masing-masing – Perjanjian mengatur pembagian pendapatan dan beban bersama. 137 Investasi pada Joint Venture - PBA • PBA: – Para venturer melakukan pengendalian bersama dan kepemilikan bersama atas satu atau lebih aset yang diserahkan oleh venturer, atau dibeli untuk digunakan dalam melaksanakan kegiatan joint venture. – Pengendalian bersama dan kepemilikan bersama atas satu atau lebih aset – Setiap venturer membukukan bagian aset, kewajiban, bagian pendapatan dan beban 138 Investasi Pada Joint Venture • PBE: – Joint venture yang melibatkan pendirian suatu perusahaan, persekutuan atau entitas lain dimana setiap venturer memiliki bagian. – Entitas beroperasi dengan cara yang sama dengan entitas lain, kecuali adanya perjanjian kontraktual antar venturer untuk membuat pengendalian bersama atas aktivitas ekonomi tersebut. – Investor mencatat investasi pada PBE pada biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai. 139 BAB 14 Properti Properti Investasi • Properti Investasi adalah tanah dan atau bangunan yang dikuasai pemilik atau lessee sewa pembiayaan yang disewakan atau untuk kenaikan nilai dan bukan untuk digunakan untuk proses produksi atau penyediaan jasa atau tujuan administasi atau dijual dalam kegiatan sehari-hari. • Dicatat pada nilai perolehan yaitu harga pembelian dan setiap pengeluaran yang dapat diatribusikan secara langsung. • Setelah perolehan awal maka properti investasi dicatat pada nilai perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai (cost model). 140 BAB 15 Aset Tetap Aset Tetap • Aset tetap: – aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan ke pihak lain atau untuk tujuan administratif dan – diharapkan digunakan lebih dari satu periode. • Diakui sebagai aset jika memenuhi prinsip pengakuan. 141 Unsur Biaya Perolehan • Pada saat perolehan, aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan: – harga beli, – biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung atas perolehan aset tetap dan – estimasi awal biaya pembongkaran aset, biaya pemindahan dan biaya restorasi lokasi. 142 Pengukuran Biaya Perolehan • Jika pembayaran atas perolehan aset ditangguhkan maka diakui setara nilai tunainya dan diakui beban keuangan. • Aset tetap setelah perolehan awal dicatat pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai. • Revaluasi aset tetap sesuai dengan ketentuan pemerintah diperkenankan • Pengeluaran setelah perolehan awal diakui bila memperpanjang umur manfaat, meningkatkan kapasitas, mutu, standar kinerja atau manfaat ekonomi lainnya. 143 Penyusutan • Beban penyusutan diakui dalam laporan laba rugi kecuali sebagai bagian perolehan aset. • Beban penyusutan dihitung berdasarkan alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan selama umur manfaat. • Metode penyusutan harus mencerminkan ekspektasi pola penggunaan manfaat ekonomi masa depan aset. • Metode penyusutan antara lain garis lurus, saldo menurun atau jumlah unit produksi. • Jika terdapat indikasi terjadi perubahan signifikan manfaat ekonomi atau pola penggunaan manfaat ekonomi masa depan telaah ulang mengubah masa manfaat atau metode perubahan estimasi 144 Penjualan • Saat aktiva tetap dijual, pemilik bisa untung, rugi, atau impas. – Jika harga jual sama dengan nilai buku, tidak ada untung atau rugi (impas). – Jika harga jual lebih kecil dari nilai buku, menderita rugi sebesar selisihnya. – Jika harga jual lebih besar dari nilai buku, mendapat untung sebesar selisihnya. • Untung dan rugi akan dilaporkan pada laporan laba rugi sebagai pendapatan atau kerugian lainnya. 145 Penurunan Nilai dan Penghentian Pengakuan • Penurunan nilai diakui pada saat terjadinya. • Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomi di masa depan yang diekspektasi dari penggunaan atau pelepasannya. • Pada saat pelepasan enitas mengakui keuntungan atau kerugian dari pelepasan sebesar perbedaan hasil penjualan neto dengan jumlah tercatat. 146 Pengungkapan • Entitas mengungkapkan untuk setiap kelompok aset: – Dasar pengukuran untuk menentukan nilai tercatat – Merode penyusutan; umur manfaat dan tarif penyusutan – Jumlah tercatat bruto dan akumulai penyusutan, akumulai penurunan nilai pada awal dan akhr periode – Rekonsiliasi jumlah tercatat awal dan akhir periode: penambahan, pelepasan, kerugian penurunan nilai / pemulihan, penyusutan dan perubahan lain, • Entitas juga harus mengungkapkan: keberadaan dan kumlah pembatasan hak milik dan aset dijaminkan; jumlah komitmen kontrak untuk memperoleh aset tetap. 147 BAB 17 Aset tidak Berwujud Aset Tidak Berwujud • Aset tidak berwujud: aset non moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik. • Syarat identifikasi: – Dapat dipisahkan dari aset lainnya atau terbagi terpisah atau dapat dijual, dialihkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan baik invidual atau bersama. – Muncul dari hak kontraktual atau hak hukum lainnya. 148 Pengakuan dan Pengukuran • Dapat diakui jika memenuhi prinsip pengakuan. • Aset tidak berwujud pada saat perolehan diukur pada biaya perolehannya. • Aset tidak berwujud dihasilkan secara internal tidak diakui dan pengeluaran tersebut dicatat sebagai beban. • Pengeluaran yang awalnya diakui sebagai beban tidak boleh diakui sebagai bagian perolehan aset tidak berwujud dikemudian hari. • Aset tidak berwujud setelah perolehan diukur pada nilai perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan rugi penurunan nilai. 149 Umur Manfaat dan Metode Amortisasi • Semua aset tidak berwujud diakui sebagai aset dengan umur manfaat terbatas • Umur manfaat aset tidak berwujud yang berasal dari hak kontraktual atau hak hukum lainnya tidak boleh melebihi periode hak kontraktual atau hak hukum. • Jika entitas tidak mampu mengestimasi umur manfaat suatu aset tidak berwujud, maka umur manfaatnya dianggap 10 tahun. • Nilai residu dianggap nol, kecuali dalam kondisi tertentu. • Metode amortisasi dipilih, jika tidak dapat dilakukan secara andal maka menggunakan metode garis lurus. • Telaah ulang atas umur dan metode amortisasi dilakukan pada saat terdapat indikasi perubahan terkait dengan aset – Jika berubah maka mengikuti perubahan sebagai estimasi akuntansi. 150 Ilustrasi Amortisasi Aset Tak Berwujud Membayar Rp80 juta untuk hak paten. Umur paten 6 tahun dan dikeluarkan 2 tahun sebelum pembelian. Tanggal Uraian Des. 31 Beban Amortisasi Paten Debit Kredit 20 juta* 20 juta *6 tahun – 2 tahun = 4 tahun ( Rp 80 juta/ 4 tahun) = Rp 20 juta per tahun 151 Penurunan Nilai dan Penghentian Pengakuan • Rugi penurunan nilai diakui pada saat terjadinya. • Aset tidak berwujud dihentikan pada saat dilepaskan atau tidak ada lagi manfaat ekonomi masa depan atas penggunaan atau pelepasan. 152 BAB 17 Sewa Sewa • Klasifikasi sewa tergantung pada substansi transaksi dan bukan bentuk hukumnya. • Sewa pembiayaan jika sewa mengalihkan secara substansi seluruh manfaat dan risiko kepemilikan aset kepada lessee, jika tidak maka sebagai sewa operasi. • Klasifikasi sewa dilakukan pada awal sewa dan tidak berubah selama masa sewa kecuali lessee dan lessor sepakat mengubah persyaratan sewa sehingga klasifikasi sewa harus dievaluasi ulang. 153 Sewa • Sewa Pembiayaan jika memenuhi salah satu: – sewa mengalihkan kepemilikan aset pada lessee pada akhir masa sewa – lessee mempunyai hak opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan – masa sewa adalah sebagian besar umur ekonomis aset yaitu sama atau lebih dari 75% umur ekonomis aset sewaan. – pada awal masa sewa nilai kini pembayaran sewa minimum sama atau lebih dari 90% nilai wajar aset sewaan – aset sewaan bersifat khusus dan dimana hanya lessee yang dapat menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material. 154 Sewa Pembiayaan– Laporan Keuangan Lessee • Mencatat aset dan kewajiban sebesar nilai tunai pembayaran sewa ditambah nilai residu • Mencatat depresiasi selama umur manfaat aset atau masa sewa. Bila tidak ada pengalihan: yang lebih rendah antara masa sewa dan umur manfaatnya • Pembelian aset sewaan sebelum berakhirnya masa sewa menyebabkan keuntungan atau kerugian • Tingkat diskonto: tingkat bunga yang dibebankan lessor atau tingkat bunga yang berlaku pada awal sewa • Mencatat pembayaran minimum – Pelunasan kewajiban – Beban keuangan 155 Sewa Pembiayaan– Laporan Keuangan Lessor • Menyewakan aset dan mencatat penanaman neto sewa • Penanaman neto sewa = jumlah piutang sewa + nilai residu – pendapatan sewa belum diakui • Mencatat pendapatan sebagai tingkat pengembalian berkala atas penanaman neto sewa 156 Sewa Operasi • Lessee: – Tidak mencatat aset sewaan – Mencatat beban sewa secara straight line • Lessor: – Mencatat aset sewaan (termasuk depresiasi) – Mencatat penerimaan secara straight line 157 Transaksi Jual dan Sewa Balik • Harus diperlakukan sebagai dua transaksi terpisah, yaitu: – transaksi jual dan – transaksi sewa • Selisih harga jual dan nilai tercatat aset yang dijual harus: – diakui sebagai keuntungan atau kerugian ditangguhkan – diamortisasi secara proporsional dengan beban penyusutan (jika sewa balik merupakan sewa pembiayaan) atau beban sewa (jika sewa balik merupakan sewa operasi) 158 BAB 18 Diestimasi dan Kontijensi Kewajiban Diestimasi • Kewajiban diestimasi adalah kewajiban yang waktu dan jumlahnya belum pasti. • Entitas mengakui kewajiban diestimasi jika: – terdapat kewajiban kini sebagai hasil dari peristiwa masa lalu – kemungkinan (lebih mungkin dibandingkan tidak mungkin) terjadi arus keluar manfaat ekonomis pada saat penyelesaian – jumlah kewajiban dapat diestimasi secara andal • Jumlah kewajiban diestimasi ditelaah setiap tanggal pelaporan dan melakukan penyesuaian untuk mencerminkan estimasi terbaik. 159 Pengukuran • Dicatat sebagai hasil estimasi terbaik atas pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada tanggal neraca. • Diukur pada nilai kini jika dampaknya material. 160 Kewajiban Kontinjensi • Kewajiban kontinjensi merupakan – kewajiban potensial yang belum pasti; atau – kewajiban kini yang tidak diakui karena mungkin terjadi, tapi tampaknya tidak, atau jumlahnya tidak dapat diestimasi secara andal • Kewajiban kontinjensi tidak diakui, tapi pengungkapan diperlukan. 161 Contoh Peristiwa Kemungkinan besar salah satu kelompok produk akan mengalami kerugian operasi selama beberapa tahun di masa depan Kewajiban diestimasi atau kontinjensi - Kontrak memberatkan – biaya yang tidak dapat dihindarkan untuk memenuhi kewajiban kontrak lebih besar dari manfaat ekonominya. Kewajiban diestimasi Garansi produk – garansi untuk memperbaiki atau mengganti kesalahan produksi dalam 3 tahun sejak penjualan Kewajiban diestimasi, sebesar estimasi terbaik (data historis) 162 Contoh Peristiwa Kewajiban diestimasi atau kontinjensi Penutupan suatu divisi – komunikasi dan rencana implementasi sebelum akhir periode pelaporan Kewajiban diestimasi sebesar biaya yang mungkin terjadi Kasus pengadilan – pengacara Kewajiban kontinjensi, memberikan opini kemungkinan entitas dengan pengungkapan. diputuskan tidak bersalah. Kasus pengadilan – pengacara memberikan opini kemungkinan entitas diputuskan bersalah. Kewajiban diestimasi, sebesar estimasi terbaik untuk penyelesaian kewajiban 163 Ilustrasi Kewajiban Diestimasi – Garansi Biaya garansi terestimasi: 3% dari 20,000 unit @Rp 150 ribu = Rp 90 juta Ayat jurnal penyesuaian: Dr. Biaya garansi Rp 90 juta Cr. Kewajiban terestimasi (garansi) Misal pada 2012: (200 unit diperbaiki Rp 150 ribu) Dr. Kewajiban terestimasi (garansi) Rp 30 juta Cr. Persediaan Cr. Gaji terutang Rp 90 juta Rp 28 juta Rp 2 juta 164 BAB 19 Ekuitas • • • • • • Bentuk Hukum Entitas Entitas Perorangan Persekutuan Perdata Firma CV Perseroan Terbatas Koperasi 165 Badan usaha PT • Modal saham meliputi: – saham preferen – saham biasa – tambahan modal disetor • Antara lain: agio saham , sumbangan , tambahan modal dari penjualan kembali saham diperoleh kembali dengan harga di atas jumlah yang dibayarkan pada saat perolehannya 166 Penyajian ekuitas Ekuitas Modal saham – modal dasar 10.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 1000. Modal saham disetor penuh – 5.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 1.000 5.000.000 Tambahan modal disetor 1.000.000 Jumlah modal saham 6.000.000 Saldo laba 2.450.000 Jumlah ekuitas 8.450.000 167 Pembagian dividen • Kewajiban entitas untuk membagi dividen timbul pada saat pengumuman pembagian dividen • Bentuk dividen: – dividen kas – dividen saham • berasal dari saldo laba yang diinvestasikan kembali oleh pemegang saham dalam bentuk moda disetor • dicatat berdasarkan nilai wajar saham 170 BAB 20 Pendapatan Jenis-jenis pendapatan – Penjualan barang – Penyediaan jasa – Kontrak konstruksi – Penggunaan aset entitas oleh pihak lain: • bunga • royalti atau • dividen 171 Pengukuran pendapatan • Entitas harus mengukur pendapatan berdasarkan nilai wajar atas pembayaran yang diterima atau masih harus diterima. • Untuk pembayaran tangguhan, jika merupakan transaksi keuangan, – maka nilai kini dari seluruh pembayaran diakui sebagai pendapatan – selisih nilai kini dan nilai nominal pembayaran diakui sebagai pendapatan bunga 172 Penjualan barang • Pendapatan diakui jika semua kondisi berikut telah terpenuhi: – Entitas telah mengalihkan risiko dan manfaat yang signifikan dari kepemilikan barang kepada pembeli; – Entitas tidak mempertahankan mengendalian efektif atas barang yang terjual; – Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal; – Ada kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan transaksi akan mengalir masuk ke dalam entitas; dan – Biaya yang telah atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi dapat diukur secara andal 174 Ilustrasi Penjualan Barang Sebuah toko bernama “Terang Jaya” menjual peralatan elektronik, salah satunya televisi. Pada tanggal 6 Maret 2012, seorang pelanggan membeli satu unit televisi untuk dipasang di rumahnya seharga Rp 3.000.000,Terang Jaya mengakui pendapatan pada saat televisi diterima oleh pelanggan sebesar Rp 3.000.000,- oleh karena proses instalasi televisi tidak rumit. 175 Penyediaan jasa • Entitas harus mengakui pendapatan sesuai dengan tahap penyelesaian dari transaksi pada akhir periode pelaporan (biasanya disebut metode persentase penyelesaian). • Hasil suatu transaksi dapat diestimasi secara andal apabila memenuhi semua kondisi berikut: – Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal; – Ada kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomis akan mengalir kepada entitas; – Tingkat penyelesaian transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara andal; dan – Biaya yang terjadi dalam transaksi dan biaya penyelesaian transaksi dapat diukur secara andal. 176 Bunga, royalti dan dividen • Entitas harus mengakui pendapatan yang muncul dari penggunaan aset oleh entitas yang lain yang menghasilkan bunga, royalti dan dividen ketika: – ada kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomis yang berhubungan dengan transaksi akan mengalir kepada entitas; – jumlah pendapatan tersebut dapat diukur secara andal. 177 Pengakuan bunga, royalti dan dividen – Bunga harus diakui secara akrual; – Royalti harus diakui dengan menggunakan dasar akrual sesuai dengan substansi dari perjanjian yang relevan; dan – Dividen harus diakui ketika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran telah terjadi. 178 Ilustrasi Bunga, Royalti, dan Dividen Pada tanggal 11 November 2011, Reva menyerahkan draft buku yang baru selesai ditulisnya kepada penerbit “Jendela Pustaka”. Setelah melalui tahap pemeriksaan dan uji kelayakan, pada tanggal 11 Desember 2011, pihak penerbit mengirimkan pemberitahuan kepada Reva untuk menandatangani kontrak penerbitan dan distribusi buku. Kontrak telah ditandatangani kedua belah pihak pada tanggal 13 Desember 2011 dengan nilai Rp 200 juta. Reva mengakui pendapatan royalti senilai Rp 200 juta pada tanggal 13 Desember 2011, karena kejadian acuan (penandatanganan kontrak) telah terjadi. 179 BAB 21 Biaya Pinjaman Biaya Pinjaman • Biaya pinjaman adalah bunga dan biaya lainnya yang timbul dari kewajiban keuangan suatu entitas • Termasuk: – – – – – Bunga cerukan bank dan pinjaman jangka pendek dan panjang Amortisasi diskonto atau premium pinjaman Amortisasi biaya tambahan pinjaman Beban pembiayaan sewa pembiayaan Perbedaan nilai tukar dari pinjaman mata uang asing yang dianggap sebagai penyesuaian terhadap biaya bunga. • Entitas harus mengakui seluruh biaya pinjaman sebagai beban pada laporan laba rugi di periode terjadinya 180 BAB 22 Penurunan Nilai • • • Penurunan Nilai Kerugian penurunan nilai terjadi jika nilai tercatat melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali Penurunan nilai pinjaman dan piutang dinilai sebesar estimasi kerugian yang tidak dapat ditagih. Persediaan: – Penurunan terjadi sebagai konsekuensi penilaian berdasarkan harga jual dikurangi biaya menyelesaikan dan menjual. – Pemulihan penurunan nilai diakui maksimal sebesar rugi yang telah diakui. • Aset lain: – Entitas harus menilai pada setiap tanggal laporan apakah terjadi indikasi bahwa ada aset yang turun nilainya. – Kerugian penurunan nilai dan pemulihan kerugian diakui dalam laporan laba rugi (selisih nilai tercatat aset dengan nilai wajar dikurangi biaya menjual) – Jika ada indikasi entitas harus mengestimasi nilai wajar aset dikurangi biaya untuk menjual aset tersebut – Pemulihan penurunan nilai tidak boleh melebihi niliai yang ditentukan – Indikasi: sumber informasi eksternal atau sumber informasi internal. 181 BAB 23 Imbalan Kerja Imbalan Kerja • Diakui sebagai kewajiban, setelah dikurangi jumlah yang telah dibayar. • Diakui sebagai beban, kecuali disyaratkan lain. • Imbalan paska kerja jangka panjang dihitung berdasarkan projected unit credit, jika tidak mampu dapat menggunakan yang disederhanakan dengan mengabaikan beberapa faktor yaitu tingkat kenaikan gaji, jasa yang akan datang, dan mortalitas pekerja. 182 BAB 24 Pajak Penghasilan Pajak Penghasilan • Diakui berdasarkan kewajiban pajak periode berjalan dan periode sebelumnya yang belum dibayar. • Jika terdapat kelebihan bayar maka diakui sebagai aset. • Pajak tangguhan tidak diatur. 183 BAB 25 Mata Uang Pelaporan Mata Uang Pencatatan dan Pelaporan • Menggunakan mata uang rupiah. • Entitas dapat menggunakan mata uang lain sepanjang memenuhi sebagai mata uang fungsional. • Mata uang pencatatan harus sama dengan mata uang pelaporan. • Mata uang fungsional: indikator arus kas, indikator harga jual, indikator biaya. • Penentuan saldo awal untuk pencatatan akuntansi dilakukan dengan mengukur seolah-olah mata uang fungsional telah digunakan sejak terjadinya transaksi. 184 BAB 26 Transaksi Mata Uang Asing Transaksi dalam Mata Uang Asing • Transaksi dalam mata uang asing dicatat pada pengakuan awal dengan menggunakan kurs tunai pada tanggal transaksi. • Pada akhir periode pelaporan, entitas harus melaporkan: – pos moneter dengan kurs tanggal neraca – pos moneter yang diukur dengan biaya perolehan historis dengan kurs pada tanggal transaksi – pos non moneter yang diukur pada nilai wajar dengan kurs pada tanggal nilai wajar. • Keuntungan atau kerugian diakui pada beban tahun berjalan dan keuntungan atau kerugian yang terkait langsung dengan transaksi ekuitas dibebankan ke ekuitas. 185 BAB 27 Tgl Setelah Pelaporan Post Balance Sheets • Dua jenis peristiwa setelah tanggal neraca – Peristiwa setelah tanggal laporan yang memerlukan penyesuaian – Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian. • Dividen yang diumumkan setelah tanggal laporan tidak boleh diakui sebagai kewajiban pada akhir perode laporan. 186 BAB 28 Hubungan Istimewa Pihak Hubungan Istimewa • Pengungkapan hubungan termasuk hubungan entitas induk dengan anak. • Pengungkapan kompensasi personel manajemen kunci • Pengungkapan transaksi pihak yang mempunyai hubungan istimewa. • Entitas tidak boleh menyatakan bahwa transaksi tersebut dilakukan setara dengan pihak yang faham dan berkeingingan untuk melakukan transaksi kecuali syarat tersebut dapat dibenarkan. 187 BAB 29&30 Transisi Tgl Efektif Ketentuan Transisi dan Tanggal Efektif • SAK ETAP diterbitkan tahun 2009 berlaku efektif 1 Januari 2011 dan dapat diterapkan lebih awal yaitu 1 Januari 2010. • Diterapkan secara retrospektif, jika tidak praktis diperkenankan prospektif. • Prospektif: – Mengakui semua aset dan kewajiban sesuai SAK ETAP – Tidak mengakui aset dan kewajiban jika tidak diijinkan oleh SAK ETAP – Mereklasifikasi pos-pos yang berdasarkan kerangka pelaporan sebelumnya menjadi pos-pos sesuai SAK ETAP – Menerapkan pengukuran aset dan kewajiban yang diakui sesuai SAK ETAP. 188 Ketentuan Transisi dan Tanggal Efektif • ETAP dapat memilih tetap menggunakan SAK atau menggunakan SAK ETAP. • ETAP yang tetap memilih menggunakan SAK tidak boleh di kemudian hari berubah menggunakan SAK ETAP. • Entitas dengan akuntabilitas publik yang kemudian telah memenuhi persyaratan sebagai ETAP dapat menggunakan SAK ETAP. • ETAP yang kemudian berubah menjadi bukan ETAP maka harus menggunakan SAK dan tidak boleh lagi menggunakan SAK ETAP 189 Ketentuan Transisi dan Tanggal Efektif 190 SISTEM AKUNTANSI RUMAH SAKIT 191 Prinsip Penyusunan SIA RS • Efisiensi dan efektivitas kegiatan jangan sampai terganggu karena sistem akuntansi. • Internal kontrol, prosedut yagn dapat menjamin pengendalian dan meminimalisasi kemungkinan terjadikan berbagai kecurangan. • Auditability, proses akuntansi harus memungkinkan dilakukan pengecekan kembali proses yang telah dilaksanakan melalui kegiatan audit, sehingga dokumentasi prosedur dan transaksi harus lengkap dan tersimpan dengan baik 192 Prinsip Penyusunan SIA RS 1. Efisiensi dan efektivitas, yaitu penggunaa membantu terciptanya pengendalian. 2. Internal Control (kontrol internal), yaitu p pengendalian dan meminimalisasi kemungk 3. Auditability. Artinya, proses akuntansi b keuangan. Sebaliknya, proses audit dimul penelusuran bukti (formulir). Karena itu membantu lancarnya proses akuntansi yan lebih “auditable”. 193 Akuntansi PENGIDENTIFIKASIAN AKUNTANSI PENCATATAN PELAPORAN 194 Siklus Transaksi Rumah Sakit Model Model Siklus Siklus Transaksi Transaksi Siklus Pendapatan Peristiwa Ekonomi (Transaksi ) Siklus Pengeluaran Siklus Pelayanan Siklus Pelaporan Keuangan Laporan Keuangan Siklus Keuangan 195 Siklus transaksi di Rumah Sakit • Siklus pendapatan terkait dengan pemberian jasa pelayanan rumah sakit kepada pasien atau pihak lain dan penerimaan pembayaran pasien atau tagihan dari pihak lain. • Siklus pengeluaran terkait dengan pengadaan barang dan/atau jasa dari pihak lain dan pelunasan utang dan kewajibannya. • Siklus produksi/pelayanan terkait dengan transformasi sumber daya rumah sakit menjadi jasa pelayanan rumah sakit. • Siklus keuangan terkait dengan perolehan dan pengelolaan capital fund (dana modal), seperti modal kerja (sumber dana kas atau dana likuid lainnya) dan sumber dana jangka panjang • Siklus pelaporan keuangan tidak terkait dengan siklus operasi (operating cycle) sebagaimana empat siklus pertama di atas. Siklus ini memperoleh data operasi dan akuntansi dari siklus yang lain dan memprosesnya menjadi laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. 196 Chart of Account • Proses akuntansi dimulai dengan penyusunan Bagan Akun (Chart of Account/COA) • Chart of Account adalah daftar kode yang digunakan untuk mengklasifikasikan transaksi yang terjadi dalam organisasi • Tujuan pengkodean akun adalah untuk memudahkan pencatatan, pemrosesan informasi dan pelaporan keuangan. • Kode akun harus disusun secara sistematis, sesuai dengan kaidahkaidah ilmu akuntansi, serta mengacu pada stuktur untuk membangun suatu sistem akuntansi • Setiap kode dalam suatu akun mempunyai makna dan tujuan 197 CHART OF ACCOUNT (BAGAN AKUN) • Dalam Laporan keuangan untuk pihak eksternal, kode akun menggambarkan posisi akun dalam laporan keuangan. Sedangkan penyusunan kode akun untuk pelaporan keuangan kepada pihak internal, kode akun menggambarkan pertanggungjawaban dan pengendalian. • Penyusunan kode akun disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan organisasi. Digit berikutnya dalam kode akun merupakan kode sub klasifikasi dari akun tersebut 198