pedoman - Diktis

advertisement
PEDOMAN
Model Integrasi Pendidikan Antikorupsi
dalam Kurikulum Perguruan Tinggi Agama Islam
Direktorat Pendidikan Tinggi Islam
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI
Tahun 2013
A. Latar
Belakang Pendidikan Antikorupsi
Fenomena korupsi khususnya di Indonesia merupakan tindakan yang
dapat menyebabkan sebuah negara menjadi bangkrut dengan efek yang
sangat luar biasa, seperti hancurnya perekonomian, rusaknya sistem
pendidikan dan pelayanan umum. Korupsi di Indonesia sudah membudaya
tanpa proses peradilan yang terbuka dan kredibel. Semua pihak yang terkait
dengan sebuah kasus korupsi seakan menutup mata dan lepas tangan seolah-
olah tidak terjadi apa-apa. Tindakan korupsi mulai dari yang paling besar
oleh para pejabat negera ini sampai kepada yang paling kecil, seperti pada
kepala desa, kepala sekolah dan pegawai rendahan. mulai dari proses
penyuapan berjumlah puluhan ribu rupiah yang biasa terlihat di jalanan
sampai pada kasus penggelapan uang negara dengan jumlah triliunan.
Korupsi telah menjadi bencana besar bagi kehidupan berbangsa
dan
bernegara di Indonesia. Dampak tindak korupsi sangat massif dan menyebar
ke mana-mana, sehingga mencekam bangsa Indonesia. Saat ini, Indonesia
menduduki peringkat ke-6 sebagai negara terkorup dari 159 negara di dunia.
Terkait dengan realitas tersebut, maka tindakan korupsi harus dilawan
dengan antikorupsi yang juga bersifat massif. Hal
ini menuntut keterlibatan
semua pihak terkait yang bertanggungjawab terhadap pembentukan karakter
bangsa, terutama sekali dunia pendidikan, khususnya Perguruan Tinggi
Agama Islam (PTAI). Pendidikan Antikorupsi (PAK) merupakan suatu
keniscayaan yang harus diberikan kepada mahasiswa sebagai upaya
penanaman pemahaman dan kesadaran akan bahaya perilaku korupsi
terhadap kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara, serta cerdas
dalam melawan perilaku korupsi tersebut.
Untuk itu, dunia pendidikan harus mampu menjadi motor gerakan
antikorupsi di Tanah Air dan PAK sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi dan
perguruan
tinggi akan
benar-benar menjadi garda terdepan dalam
pemberantasan tindak korupsi.
PAK ditanamkan secara evolusioner melalui
pendekatan preventif dan harus disampaikan secara holistik pada semua
jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan anak usia dini, dasar, menengah
hingga perguruan tinggi.
Dalam rangka implementasi PAK, pendidikan PTAI memilih
pendekatan akademis melalui kurikulum integratif
di
mana PAK akan
disisipkan ke dalam sejumlah mata kuliah terkait atau serumpun. Pemilihan
pendekatan
ini
dengan alasan bahwa pendekatan
ini tidak perlu menambah
mata kuliah tersendiri, lebih praktis, dan tidak memerlukan dosen khususo
tetapi cukup dosen mata kuliah terkait yang mengajarkannya. Penyisipan
muatan nilai Pendidikan Antikorupsi tersebut dilakukan secara eksplisit yang
dituang dalam materi pokok tersendiri. Kurikulum PAK yang terintegrasi ini
menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual, pendidikan orang
dewasa dan dengan strategi active learning.
Adapun mata kuliah yang dapat disisipi Pendidikan Antikorupsi ini
terdiri dari mata kuliah dalam kurikulum inti dan kurikulum institusional.
Kurikulum
inti meliputi
mata kuliah Pendidikan Kewargaan (civic
Education), Pendidikan Pancasila, Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Agama.
Sementara kurikulum institusional terdiri atas mata kuliah Akhlak-Tasawuf;
Tafsir, Hadis, Fiqh, Sejarah Peradaban Islam, Sejarah Islam Asia Tenggara,
Islam dan Tamaddun Melayu. Muatan nilai Pendidikan Antikorupsi juga
dapat disisipkan dalam Mata kuliah Fakultas, sehingga sejauh mata kuliah
Fakultas dapat diintegrasikan dengan nilai Pendidikan Antikorupsi, maka
dosen yang bersangkutan perlu mengaitkan hal tersebut.
Di
samping itu, pelaksanaan PAK juga menggunakan pendekatan
Internalisasi maksudnya, muatan nilai Pendidikan Antikorupsi merupakan
hidden cumiculum yang disosialisasikan dan diintemalisasikan melalui
u
berbagai kegiatan kemahasiswaan, kegiatan praktikum, kegiatan para dosen
dan pegawai, dan lain-lain. Untuk itu, berbagai media dan sarana dapat
ditempuh, seperti melalui pemasangan stiker slogan tentang "tidak dipungut.
biaya", o'terimakasih untuk tidak memberikan hadiah", dan lain-lain di
tempat-tempat strategis
di dalam kampus.
Jadi hidden curriculum
ini
lebih
merupakan gerakan advokasi yang bersifat persuasif dengan melibatkan
seluruh civitas akademika Perguruan Tinggi Agama Islam.
Dengan demikian, bentuk integrasi Pendidikan Antikorupsi dalam
Kurikulum di PTAI itu merupakan jalan keluar untuk mengatasi kekurangan
dari pendekatan integratif (seperti materi kurang memadai, tidak efektif dan
kurang internalisasi). Muatan Nilai Pendidikan Antikorupsi diberikan dalam
mata kuliah tersebut diatas akan tertuang secara eksplisit
di dalam deskripsi
mata kuliah, kompetensi yang diharapkan, materi pokok, pendekatan dan
strategi pembelajaran yang digunakan.
B. Tujuan Pendidikan Antikorupsi
Secara umum, Pendidikan antikorupsi bertujuan untuk memberikan
pemahaman yang sama dan terpadu serta terbimbing dalam rangka menekan
kerugian negara yang disebabkan oleh tindakan korupsi. Kemudian
harapannya berdampak pada adanya respon atau tanggapan balik dari rakyat
untuk bisa menyuarakan kearifannya mengenai penyimpangan korupsi (Tim
MCM, 2005: 42). Di samping itu PAK juga bertujuan untuk membentuk
kesadaran publik terhadap setiap kegiatan yang mengarah kepada adanya
tindakan korupsi oleh para penguasa atau pengambil kebijakan yang tidak
mempedulikan ruky at (Tim MCW, 2005 : 43).
Penanaman semangat antikorupsi pad
a setiap anak
bangsa melalui
pendidikan ini, diharapkan semangat antikorupsi akan mengalir
di
dalam
darah setiap generasi dan tercermin dalam perbuatan sehari-hari. Sehingga,
pekedaan membangun bangsa yang tersendat-sendat karena adanya korupsi,
di masa depan tidak ada terjadi lagi. Jika korupsi sudah diminimalisir, maka
setiap pekerjaan membangun bangsa akan maksimal. Selain itu,
pemberantasan korupsi bukan hanya tanggung jawab lembaga penegak
Download