Uploaded by alfaniazulfa27

DAMPAK KORUPSI

advertisement
NAMA
: ALFANIA ZULFA
NIM
: P137420616024
DAMPAK MASIF KORUPSI DALAM BIDANG POLITIK DAN
DEMOKRASI DI INDONESIA
Korupsi berasal dari bahasa latin corruptio, yang berarti busuk, rusak,
menggoyahkan, memutarbalikkan, atau menyogok. Di Indonesia korupsi telah
berkembang pesat dan dianggap sebagai kejahatan luar biasa. Korupsi dianggap
merusak karena sifatnya yang merugikan masyarakat dan negara. Masalah korupsi
tengah menjadi perbincangan hangat di masyarakat, terutama media massa lokal
dan nasional. Maraknya korupsi di Indonesia seakan sulit untuk diberantas dan telah
menjadi budaya. Pada dasarnya, korupsi adalah suatu pelanggaran hukum yang kini
telah menjadi suatu kebiasaan.
Korupsi tidak bias terlepas dari kehidupan politik dan demokrasi. Anggaran
APBN/APBD yang diluncurkan ke masyarakat implementasinya harus dapat
dipertanggungjawabkan secara accountable kepada masyarakat dan bebas dari
intervensi kepentingan pribadi maupun golongan semata.
Beberapa bentuk konflik kepentingan dapat menimbulkan suatu potensi
korupsi seperti dalam bentuk kebijakan dan gratifikasi. Indonesia merupakan
negara demokrasi dimana masyarakat dapat ikut serta dalam pengawasan terhadap
jalannya pemerintahan. Tindakan korupsi yang terjadi, membuat ada banyak
permasalahan yang terjadi dalam politik dan demokrasi yang ada dalam suatu
negara.
Terdapat beberapa macam dan contoh dampak korupsi terhadap politik dan
demokrasi :
1. Munculnya pemimpin korupsi
Perilaku koruptif dan tindak korupsi dilakukan dari tingkat yang paling bawah,
dimana perilaku suap yang dilakukan oleh para calon pemimpin partai.
Terjadinya suap tersebut bertujuan dalam persaingan merebutkan jabatan.
Ketika sudah menjadi pemimpin akhirnya mereka melakukan tindakan korupsi
untuk mengembalikan uang yang telah mereka keluarkan untuk menyuap
rakyat.
2. Hilangnya kepercayaan pada demokrasi
Demokrasi yang diterapkan di Indonesia sedang menghadapi cobaan berat
yakni berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap demokrasi. Terjadinya
tindak korupsi besar-besaran yang dilakukan para petinggi pemerintah atau
petinggi partai. Hal tersebut mengakibatkan berkurangnya kepercayaan dari
masyarakat terhadap pemerintahan yang sedang berjalan. Masyarakat akan
semakin apatis dengan apa yang dilakukan dan diputuskan oleh pemerintah.
Apatisme yang terjadi ini seakan memisahkan antara masyarakat dan
pemerintah yang akan terkesan berjalan sendiri-sendiri. Hal ini benar-benar
harus diatasi dengan kepemimpinan yang baik, jujur, bersih dan adil. Sistem
demokrasi yang dijalankan Indonesia masih sangat muda, walaupun
kelihatannya stabil namun menyimpan berbagai kerentanan.
3. Hancurnya kedaulatan rakyat
Kekayaan di negara Indonesia hanya dinikmati oleh sekelompok orang saja,
bukan kepada rakyat. Seharusnya kedaulatan ada di tangan rakyat, namun
kedaulatan yang ada dalam partai politik dianggap bahwa sebuah partai
memiliki andil yang besar dalam rakyat.
4. Menguatnya Plutokrasi
Korupsi yang sudah menyandera pemerintahan pada akhirnya akan
menghasilkan konsekuensi menguatnya plutokrasi (sistem politik yang dikuasai
oleh pemilik modal/kapitalis) karena sebagian orang atau perusahaan besar
melakukan ‘transaksi’ dengan pemerintah, sehingga pada suatu saat merekalah
yang mengendalikan dan menjadi penguasa di negeri ini.
Perusahaan-perusahaan besar ternyata juga ada hubungannya dengan partaipartai yang ada di kancah perpolitikan negeri ini, bahkan beberapa pengusaha
besar menjadi ketua sebuah partai politik. Tak urung antara kepentingan partai
dengan kepentingan perusahaan menjadi sangat ambigu.
DAFTAR PUSTAKA
KPK. 2013. Pahami Dulu Baru Lawan!. Jakarta : Komisi Pemberantasan Korupsi
Muhlizi, A.F. 2014. Revolusi Mental untuk Membentuk Budaya Hukum Anti
Korupsi. Jurnal Rechtsvinding, Vol. 3 No 3
Nugraheni, Hermin, Lestari, T.W, Sukini. 2018. Mahasiswa Pelopor Gerakan
Antikorupsi. Yogyakarta : Deepublish
Rosikah, C.D, Listianingsih, D.M. 2013. Pendidikan Antikorupsi, Kajian
Antikorupsi Teori dan Praktik. Jakarta : Sinar Grafika
Wijayanto, dkk. 2009. Korupsi Mengkorupsi Indonesia Sebab, Akibat, dan Prospek
Pemberantasan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Download