SIARAN PERS Satgas Waspada Investasi Cegah Investasi

advertisement
SIARAN PERS
Satgas Waspada Investasi Cegah Investasi Bodong
Jakarta, 22 Juni 2016 – Pemerintah terus berupaya untuk melindungi kegiatan investasi yang dilakukan
oleh masyarakat. Hal ini ditandai dengan langkah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM) yang melakukan penandatanganan nota kesepahaman Koordinasi
Pencegahan dan Penanganan Dugaan Tindakan Melawan Hukum di Bidang Penghimpunan Dana
Masyarakat dan Pengelolaan Investasi di Jakarta, hari ini (22/6).
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani menyampaikan bahwa kerjasama dalam
penandatangan kesepakatan tersebut sangat penting. Dirinya mencontohkan kasus perusahaan yang
ijinnya dikeluarkan oleh BKPM dalam usaha perdagangan. “Kita masih ingat kasus investasi emas yang
marak dua tahun lalu. Nyatanya, perusahaan tersebut menghimpun dana masyarakat melalui investasi
emas secara ilegal, yang akhirnya merugikan para “investor”,” ujarnya dalam keterangan resmi kepada
media, Rabu (22/6).
Menurut Franky, ke depan kasus-kasus investasi bodong tersebut diharapkan dapat dicegah. Otoritas
Jasa Keuangan, bersama dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Komunikasi dan informatika,
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, BKPM, Kejaksaan dan Kepolisian yang tergabung
dalam Satgas Waspada Investasi dapat berkoordinasi menangani kasus-kasus seperti itu di masyarakat.
“Kami akhirnya mencabut izin investasi perusahaan tersebut. Kita belajar dari kasus tersebut. Praktikpraktik demikian harus dapat dicegah dan diatasi segera,” jelasnya.
Franky menambahkan bahwa kesepakatan yang dilakukan sangat penting untuk meningkatkan
komitmen dan koordinasi antara Kementerian dan Lembaga yang terkait. “Hal ini terutama dalam
meningkatkan kepercayaan, rasa aman dan nyaman masyarakat dalam berinvestasi,” paparnya.
Kepala BKPM juga mengemukakan bahwa salah satu visi BKPM adalah investasi bermanfaat untuk
rakyat, bukan sebaliknya, malah merugikan. “Salah satu langkah BKPM untuk memastikan hal ini adalah
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan realisasi investasi di lapangan, agar sesuai dengan izin
prinsip yang sudah dikeluarkan oleh BKPM atau Pemda,” ungkap Franky.
Beberapa langkah yang telah dilakukan dalam proses pengawasan di antaranya pada tahun 2015, BKPM
mencabut 12.892 izin prinsip investasi PMA dan PMDN karena berbagai alasan. “Salah satunya, karena
melanggar izin,” pungkasnya.
Kepala BKPM menegaskan komitmen untuk melaksanakan kesepakatan yang dilakukan. Diharapkan
dengan adanya koordinasi dan kerjasama yang semakin erat maka berdampak positif pada iklim
investasi yang semakin kondusif di Indonesia.
--Selesai-Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi:
Ariesta Riendrias Puspasari
Kepala Biro Peraturan Perundang-Undangan, Hubungan Masyarakat
dan Tata Usaha Pimpinan
Jl. Jend. Gatot Subroto No.44 Jakarta 12190
Telepon: 021-5269874
E-mail:[email protected]
Download