BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Siaran Pers Dua Investor Tiongkok Manfaatkan Layanan Investasi 3 Jam Jakarta, 13 Januari 2016 -- Langkah pemerintah Indonesia yang gencar menawarkan kemudahan berinvestasi benar-benar dimanfaatkan oleh investor, termasuk investor asal Tiongkok. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat ada dua investor asal Tiongkok yang telah memanfaatkan layanan izin investasi 3 jam. Dua perusahaan RRT tersebut bergerak di bidang usaha industri penggilingan baja dan perusahaan aktivitas pelayanan pelabuhan laut. Masing-masing nilai investasi yang dicatatkan oleh investor RRT tersebut adalah US$ 460 juta (atau sekitar Rp 6,21 triliun dengan kurs Rp 13.500) dan US$ 81,5 juta (atau setara dengan Rp 1,1 triliun). Kepala BKPM Franky Sibarani menyampaikan Secara prosentase nilai investasi dari dua perusahaan RRT tersebut berkontribusi sebesar 40% dari total nilai investasi 7 perusahaan yang memanfaatkan layanan investasi 3 jam. Menurut Franky, dari dua perusahaan RRT tersebut terjadi penyerapan tenaga kerja sebesar 2.856 tenaga kerja. “Kami akan terus mengkomunikasikan keberadaan layanan izin investasi 3 Jam kepada investor, termasuk dari Tiongkok sebagai salah satu negara yang menjadi prioritas pemasaran investasi,” ujarnya dalam keterangan resmi kepada pers, Rabu (13/1). Franky menambahkan, selain dua perusahaan tersebut, terdapat 13 perusahaan supplier komponen perusahaan otomotif RRT yang sudah antri untuk mengajukan izin 3 jam. Ketiga belas perusahaan tersebut merupakan bagian dari lima belas perusahaan komponen, supplier bagi investor otomotif asal Tiongkok yang saat ini sedang proses konstruksi di Indonesia. “Dua perusahaan lainnya berasal dari Amerika Serikat dan Jerman. Ini sedang menjadi salah satu proyek yang akan dikawal oleh tim marketing officer RRT BKPM,” tambah Franky. Selain investor RRT, dari 7 perusahaan yang tercatat menggunakan layanan investasi 3 jam berasal dari Inggris, Belgia, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat dan Saudi Arabia. Selain itu, terdapat satu PMDN pembangkit listrik tenaga air yang juga tercatat memanfaatkan layanan izin investasi 3 jam. Sementara itu, terkait percepatan fasilitas jalur hijau, BKPM mencatat dua investor asal RRT yang telah mendapat fasilitas tersebut. Kedua investor tersebut masingmasing bergerak di sektor industri ban dan vulkanisir ban dengan nilai investasi Rp 6,4 triliun dan sektor industri perakitan kendaraan bermotor roda empat atau lebih 1 dan industri suku cadang dan aksesori kendaraan bermotor roda empat atau lebih dengan nilai investasi Rp 1,3 triliun. Tiongkok termasuk termasuk negara teratas yang mencatatkan nilai rencana investasi di Indonesia. BKPM mencatat sepanjang tahun 2015, pengajuan izin prinsip dari Tiongkok yang masuk ke BKPM mencapai angka Rp 277 triliun. Jumlah tersebut merupakan yang terbesar di atas Singapura sebesar Rp 203 triliun dan Jepang sebesar Rp 100 triliun. Untuk diketahui, BKPM pada tahun 2016 menargetkan capaian realisasi investasi bisa tumbuh 14,4% dari target tahun 2015 atau mencapai Rp 594,8 triliun. Realisasi ini dikontribusi dari PMA sebesar Rp 386,4 triliun atau naik 12,6% dari target PMA tahun lalu, serta dari PMDN sebesar Rp 208,4 triliun naik 18,4% dari target PMDN tahun lalu. Sedangkan dari sisi penyerapan tenaga kerja di tahun 2016, BKPM menargetkan penyerapan 2 juta tenaga kerja. Untuk mencapai target tersebut, BKPM pada tahun 2015 menetapkan 10 negara prioritas di antaranya Singapura, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, Australia, Taiwan, RRT, Timur Tengah, Malaysia dan Inggris. Selain 10 negara prioritas tersebut pada tahun 2016, BKPM menambahkan sembilan negara sebagai prioritas pemasaran investasi di antaranya Hong Kong, India, Thailand, Vietnam, Jerman, Belanda, Italia, Kanada dan Rusia. --Selesai-- Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi: Ariesta Riendrias Puspasari Kepala Biro Peraturan Perundang-Undangan, Hubungan Masyarakat dan Tata Usaha Pimpinan Jl. Jend. Gatot Subroto No.44 Jakarta 12190 Telepon : 021-5269874 HP : 08161946825 E-mail : [email protected] 2