SIARAN PERS BKPM Lakukan Kegiatan Pemasaran Investasi di

advertisement
SIARAN PERS
BKPM Lakukan Kegiatan Pemasaran Investasi
di Amerika Serikat dan Kanada
Jakarta, 22 Mei 2016 -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) terus mengintesifkan upaya
menarik investasi dari negara-negara yang menjadi fokus pemasaran. Sepanjang 23-28 Mei
mendatang, Kepala BKPM Franky Sibarani direncanakan melakukan kegiatan pemasaran
investasi di Amerika Serikat dan Kanada. Tercatat ada lima forum bisnis yang akan
diselenggarakan di lima kota di kedua negara, bekerjasama dengan perwakilan Republik
Indonesia di Amerika Serikat dan Kanada. Kepala BKPM Franky Sibarani menyatakan Amerika
Serikat dan Kanada merupakan salah satu negara yang menjadi fokus pemasaran investasi
mengingat besarnya outward investment kedua negara tersebut.
“Berdasarkan data FDI Market, sepanjang 2010-2015 Amerika Serikat merupakan negara dengan
outward investment terbesar ke dunia, sebesar USD$ 654 miliar. Sementara yang masuk ke
Indonesia sekitar 1%. Demikian halnya dengan Kanada, di mana porsi investasi ke Indonesia lebih
kecil lagi. Untuk itulah, kami bekerjasama dengan perwakilan RI di Amerika Serikat dan Kanada,
melakukan kegiatan pemasaran untuk menarik investasi mereka ke Indonesia,”ujar Franky
melalui keterangan resmi ke media hari ini (22/5).
Tercatat, ada lima forum bisnis yang akan diselenggarakan, masing-masing di Washington DC,
Salt Lake City, dan Los Angeles untuk Amerika Serikat, serta Toronto dan Montreal untuk Kanada.
Selain itu, Kepala BKPM juga akan mengadakan pertemuan one on one dengan perusahaanperusahaan di kedua negara yang sudah mengindikasikan minat berinvestasi ke Indonesia, baik
yang melakukan investasi baru maupun perluasan.
“Untuk di Los Angeles kami merencanakan untuk mengadakan pertemuan dengan industri film
Amerika yang tergabung dalam Motion Pictures Association (MPA). Dalam komunikasi awal yang
kami lakukan, kebijakan pemerintah membuka sektor film menarik minat mereka untuk
berinvestasi di Indonesia. Kami akan melakukan pendalaman terhadap minat tersebut,”jelas
Franky.
Pejabat Kantor Perwakilan BKPM di New York (IIPC) Elsa Noviliyanti menambahkan, pihaknya
terus aktif melakukan kegiatan promosi investasi untuk menjaring minat investasi di Amerika
Serikat dan Kanada. “Bekerja sama dengan tim Marketing Officer dan perwakilan RI di Amerika
Serikat dan Kanada, kami terus berusaha menarik minat investor melalui program-program
promosi,” Lanjut Elsa.
Amerika Serikat tergolong negara prioritas pemasaran investasi, Dari data yang dimiliki oleh
BKPM pada tahun 2015, nilai realisasi investasi AS mencapai US$ 893 juta terdiri dari 261 proyek
dengan didominasi oleh sektor-sektor pertambangan. Dari sisi komitmen, tercatat masuknya
komitmen US$ 4,8 miliar terdiri dari 76 proyek.
Untuk diketahui, BKPM pada tahun 2016 menargetkan capaian realisasi investasi bisa tumbuh
14,4% dari target tahun 2015 atau mencapai Rp 594,8 triliun. Realisasi ini dikontribusi dari PMA
sebesar Rp 386,4 triliun atau naik 12,6% dari target PMA tahun lalu, serta dari PMDN sebesar Rp
208,4 triliun naik 18,4% dari target PMDN tahun lalu. Untuk mencapai target tersebut, BKPM
pada menetapkan 10 negara prioritas termasuk di antaranya Amerika Serikat, Australia,
Singapura, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, RRT, Timur Tengah, Malaysia, dan Inggris.
BKPM Paparkan Perbaikan Kemudahan Berusaha di World Bank
Selain melakukan kegiatan pemasaran investasi, kunjungan Kepala BKPM di Amerika Serikat juga
akan dimanfaatkan untuk menginformasikan perbaikan indikator kemudahan berusaha (Ease of
Doing Business) ke World Bank. Dalam pertemuan tersebut, Kepala BKPM akan didampingi Hakim
Agung MA, Kemenkumham, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), PT PLN serta KBRI Washington DC.
“Dalam pertemuan dengan World Bank, kami akan paparkan reformasi yang dilakukan
pemerintah di bidang ekonomi. Termasuk di dalamnya perbaikan indikator Ease of Doing
Business yang sudah dihasilkan pemerintah,”tambah Franky.
Sebagaimana diketahui, Presiden Joko Widodo pada (28/4) yang lalu telah mengumumkan Paket
Kebijakan Ekonomi XII terkait dengan perbaikan indikator kemudahan berusaha di Indonesia.
Upaya pemerintah memperbaiki kemudahan berusaha (ease of doing business)dilakukan untuk
memberikan tiga kepastian bagi pelaku usaha. Kepastian yang akan diberikan pada pelaku usaha
adalah dalam hal pemangkasan prosedur, waktu dan biaya yang diperlukan .
--Selesai--
Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi:
Ariesta Riendrias Puspasari
Kepala Biro Peraturan Perundang-Undangan, Hubungan Masyarakat
dan Tata Usaha Pimpinan
Jl. Jend. Gatot Subroto No.44 Jakarta 12190
Telepon: 021-5269874
E-mail: [email protected]
Download