PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMK PGRI 4 NGAWI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Oleh : Bambang Sumantri Dosen Tetap Yayasan STKIP PGRI Ngawi Abstrak : Ada beberapa factor yang mempengaruhi prestasi belajar yang pada dasarnya dapat dikategorikan menjadi dua kelompok, yaitu ekstern dan intern. Salah satu faktor intern adalah disiplin belajar.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi Antara didiplin belajar dengan prestasi belajar. Jenis enelitian ini adalah penelitian expost facto dengan jenis korelasional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 247 siswa kelas XI SMK PGRI 4 Ngawi. Sampel penelitian sebanyak 60 siswa yang ditarik dengan teknik proporsional random sampling. Variabel penelitian ada dua disiplin belajar sebagai independent variable dan prestasi belajar sebagai dependent variable. Instrument yang digunakan berupa angket untuk variable disiplin belajar dan dokumentasi untuk variable prestasi belajar. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan teknik korelasional. Data disiplin belajar berskala ordinal diklasifikasikan menjadi tiga kategori berjenjang, sehingga teknik analisis data yang digunakan korelasi tri serial. Dari analisis data menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara disiplin belajar terhadap prestasi belajar yang dicapai siswa.dimana r hitung sebesar 0,894 yang lebih besar dari r table 0,254. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat kedisiplinan siswa dalam belajar merupakan salah satu faktor yang ikut mempengaruhi terhadap prestasi belajar siswa, semakin tinggi tingkat disiplin belajar semakin tinggi pula prestasi belajar yang dicapainya. Berdasar hasil temuan tersebut disarankan khususnya guru agar senantiasa menerapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan disiplin belajar siswa. Bagi orang tua agar senantiasa mengawasi cara-cara belajar anaknya, sehingga terbentuk karakter berdisiplin. Kata kunci: Pengaruh, Disiplin Belajar, Prestasi Belajar A. PENDAHULUAN Pendidikan di negara kita hingga saat ini masih dihinggapi adanya sejumlah permasalahan. Secara makro permasalahan tersebut diantaranya adalah tentang kesempatan memperoleh pendidikan bagi semua warga negara tanpa terkecuali, rendahnya mutu / prestasi hasil belajar peserta didik, relevansi hasil pendidikan dengan tuntutan masyarakat / stake holder maupun efektifitas dan efisiensi sistem pendidikan. Media Prestasi Vol.. VI No. 3 Edisi Desember 2010 117 Permasalahan subsatansial bidang mutu pendidikan yang dirasakan sampai sekarang adalah menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih belum memuaskan. Hal demikian ditunjukkan oleh nilai yang dicapai siswa khususnya hasil Ujian Nasional masih rendah. Sudah sepantasnya kalau pendidikan mendapat perhatian yang lebih besar, baik oleh pemerintah, masyarakat maupun keluarga. Lebih-lebih sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia berusaha mengejar ketinggalannya di bidang teknologi untuk dapat sejajar dengan negara-negara maju. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut. Pada hakekatnya pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya, sehingga lahirlah putera-putera bangsa yang dalam jiwanya tertanam perpaduan nilai antara intelektual, etika dan kepribadian bangsa. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 sebagai berikut : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab Keberhasilan pendidikan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, tetapi menjadi tanggung jawab seluruh bangsa Indonesia. Peran serta masyarakat sangat menentukan keberhasilan pendidikan. Proses pendidikan berlangsung di keluarga, masyarakat dan sekolah. Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah. Karena itu pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. ( Suharta dan R. Wibowo, 1998 ) Media Prestasi Vol.. VI No. 3 Edisi Desember 2010 118 Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal merupakan tempat kegiatan belajar mengajar yang bertujuan meningkatkan kualitas anak didik. Dalam proses belajar mengajar terlihat adanya rangkaian kegiatan yang menyeluruh menyangkut berbagai faktor, sehingga berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari individu yang bersangkutan, anatara lain meliputi keadaan jasmani (fisik) dan rochani (psikis). Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar individu yang bersangkutan atau yang sering disebut sebagai faktor lingkungan. Faktor lain yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar adalah disiplin belajar. Baik itu disiplin belajar di sekolah maupun di rumah. Disiplin belajar di rumah, antara lain meliputi : belajar setiap hari, mengerjakan pekerjaan rumah, membuat laporan, belajar berkelompok dan sebagainya. Sedangkan disiplin belajar di sekolah antara lain meliputi : ketepatan waktu datang ke sekolah, keaktifan mengikuti pelajaran di kelas, ketaatan mengikuti peraturan di kelas maupun sekolah, menggunakan waktu luang dan sebagainya. Menegakkan disiplin tidak bertujuan mengurangi kebebasan atau kemerdekaan siswa. Memang pada permulaannya disiplin dirasakan sebagai aturan yang mengekang kebebasan, akan tetapi bila aturan ini dirasakan sebagai suatu aturan yang harus dipatuhi secara sadar untuk kebaikan sendiri dan bersama maka lama kelamaan akan menjadi suatu kebiasaan yang baik menuju ke arah disiplin diri sendiri. Jadi disiplin tidak lagi merupakan suatu yang datang dari luar yang memberikan keterbatansan, akan tetapi disiplin telah merupakan aturan yang datang dari dalam dirinya sebagai suatu yang wajar yang dilakukan sehari-hari. Jadi siswa yang terbiasa dalam belajar, akan selalu teratur dalam belajarnya, baik itu di rumah maupun di sekolah. Tugas yang selalu diberikan oleh guru tidak merupakan beban dalam dirinya, akan tetapi merupakan pemacu bagi dirinya untuk mengetahui sejauhmana kemampuan yang dimilikinya. Sebaliknya bagi siswa yang tidak disiplin dalam belajar, akan selalu resah karena tugas-tugas yang diberikan guru merupakan beban bagi dirinya. Siswa tersebut akan merasa kesulitan dalam belajar. Media Prestasi Vol.. VI No. 3 Edisi Desember 2010 119 Siswa yang selalu disiplin dalam belajar selalu siap menerima pelajaran. Dengan demikian prestasi yang dicapainya tentu akan lebih baik dari pada yang kurang/tidak disiplin dalam belajar. B. KAJIAN PUSTAKA 1. Disiplin Belajar Disiplin adalah merupakan salah satu faktor penting dalam mencapai suatu tujuan, baik itu tujuan organisasi maupun tujuan individu. Dengan kata lain disiplin merupakan salah satu aspek dari kehidupan manusia, selama manusia tersebut mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Secara tradisional disiplin dimaksudkan sebagai penertiban tingkah laku anak oleh kekuatan yang berasal dari luar diri anak, sehingga seolah-olah kurang memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan daya dan kemampuan yang ada padanya. Dengan demikian disiplin yang ketat, kemungkinan besar akan menimbulkan pertentangan antara usaha penyesuaian diri dengan lingkungan dan keinginan untuk mendapatkan kebebasan dalam bertindak. Apabila dikaji lebih mendalam, disiplin bukan hanya dibentuk oleh kekuatan dari luar tetapi juga dorongan dari dalam diri untuk mengendalikan diri menyesuaikan dengan ketentuan yang ada. Untuk memperjelas pengertian disiplin ini dikemukakan beberapa pendapat dari para ahli, Poerwodarminto ( 1997 ) menyebutkan bahwa “Disiplin adalah ketaatan pada aturan dan tata tertib”. Suahrsimi Arikunto ( 2005) menyebutkan bahwa “Disiplin adalah kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada hatinya”. Meichhati ( 1993) mengemukakan bahwa “Disiplin yang baik mengandung ketundukan anak didik terhadap peraturan-peraturan yang tanpa menyukarkan proses belajar” Dari beberapa pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa adanya beberapa unsur yang terdapat dalam pengertian disiplin, bahwa disiplin adalah ketaatan atau kepatuhan seseorang terhadap peraturan. Ketaatan ini dilandasi oleh suatu kesadaran. Ketaatan ini timbul untuk mencapai suatu tujuan. Disiplin belajar tidak timbul dengan sendirinya, akan tetapi dipengaruhi olegh beberapa faktor. Menurut Meichati ( 1993 ) menyebutkan bahwa “FaktorMedia Prestasi Vol.. VI No. 3 Edisi Desember 2010 120 faktor yang mempengaruhi disiplin dibagi menjadi empat, yaitu : faktor physiologis, faktor perorangan, faktor sosial dan faktor lingkungan” a. Faktor physiologis Masalah kesehatan dapat mempengaruhi sikap. Keadaan panca indera yang sehat, tubuh yang sehat, makan yang cukup memungkinkan siswa belajar dengan tenang. Kesehatan pendidik dan anak didik akan membantu terlaksananya ketertiban dan suasana belajar yang tenang di dalam kelas, yang pada gilirannya meningkatkan hasil yang dicapai. b. Faktor Perorangan Tidak tertutup kemungkinan adanya tingkah laku siswa yang kurang baik di dalam kelas. Sifat perorangan, seperti egois, sering menentang, acuh tak acuh, sering mengganggu orang lain dan sebagainya semua perlu mendapat perhatian. Kalau hal demikian dibiarkan akan mengakibatkan suasana belajar yang tidak kondusif dan tidak tertib, sehingga akan mengganggu hasil belajar yang dicapainya. c. Faktor Sosial Dalam keghidupan bermasyarakat akan timbul pengaruh sosial dalam sikap seseorang. Pengaruh-pengaruh tersebut antara lain : ingin bebas bertindak, ingin terpandang, tergolong dalam kelompok atau melakukan diri dan lain sebagainya. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut : - Keinginan bebas bertindak : sifat umum pada para siswa muda untuk meniadakan pengawasan atas dirinya dari orang-orang dewasa, sehingga cara-cara menentang, melanggar peraturan merupakan tindakan terbebas. Tetapi peraturan yang dibuat sendiri akan lebih dihargai dan ditaati. Kesibukan-kesibukan merupakan alternatif untuk menyalurkan kebebasan untuk bertindak. - Keinginan melakukan diri : ingin merasa aman dalam kelompoknya, kasih sayang, dihargai dan sebagainya. Bahayanya apabila kelompoknya adalah pendorong untuk berbuat sesuatu yang terlalu berani, melanggar suatu ketertiban dan dipandang sebagai cara untuk memperoleh pengakuan tersebut. Media Prestasi Vol.. VI No. 3 Edisi Desember 2010 121 - Keinginan terpandang menjadi pusat perhatian. Walaupun sikap ini ditujukan pada faktor sosial pelaksanaannya dapat bersifat antisosial bila tidak dikendalikan. Apabila kita membahas masalah kedisiplinan tak dapat dilepaskan dari masalah tata tertib. Karena kedisiplinan pada dasarnya merupakan kesadaran dan kepatuhan seseorang untuk mentaati segala peraturan yang ada. Berdasarkan uraian tentang disiplin dan belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa disiplin belajar adalah kepatuhan dari semua siswa untuk melaksanakan kewajiban belajar secara sadar sehingga diperoleh perubahan pada dirinya, baik itu berupa pengetahuan, perbuatan maupun sikap baik itu belajar di rumah maupun belajar di sekolah. Disiplin belajar di sekolah tidak berarti anak didik nampak diam saja dalam mengikuti pelajaran, melainkan mengandung partisipasi penuh dalam berbagai kegiatan sekolah. Dengan disiplin para siswa bersedia untuk tunduk dan mengikuti peraturan dan selalu menjauhi hal-hal yang tidak baik. Salah satu keuntungan dengan adanya disiplin adalah siswa belajar hidup dengan pembiasaan yang baik dan bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya. Belajar setiap hari secara teratur hanya mungkin dijalankan kalau siswa mempunyai disiplin untuk mentaati rencana yang dibuatnya. Disiplin akan menciptakan kemauan untuk bekerja secara teratur. Disiplin belajar selain akan membuat siswa memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses ke arah pembentukan watak yang baik. Watak yang baik dalam diri seseorang akan menciptakan suatu pribadi yang luhur dan menjadi harapan bangsa pada umumnya. Cara belajar yang baik bukan lahir pada segolongan orang saja. Cara belajar yang baik adalah suatu kecakapan yang dapat dimiliki siapa saja dengan jalan latihan. Membaca dan mempelajari pengetahuan mengenai cara belajar yang baik tidaklah sukar, akan tetapi mengusahakan agar kecakapan itu benarbenar dimiliki sehari-hari mesti perlu kesungguhan. Kalau teknik belajar yang baik telah menjadi kebiasaan, telah merekat pada dirinya, maka tidak akan terasa lagi belajar itu sebagai beban yang berat. Media Prestasi Vol.. VI No. 3 Edisi Desember 2010 122 Dengan memiliki kebiasaan belajar yang baik, akan terbukti bahwa setiap usaha belajar selalu memberikan hasil yang memuaskan. Ilmu pengetahuan yang dipelajari dapat dimengerti dan dikuasai dengan baik. Tidak ada lagi istilah “momok” terhadap salah satu mata pelajaran. Dengan demikian jelaslah bahwa kedisiplinan akan membuahkan hasil yang baik dalam belajar. Apabila kita membahas masalah kedisiplinan, maka tidak dapat dilepaskan dari masalah tata tertib. Karena pada dasarnya kedisiplinan merupakan kesadaran dan kepatuhan dari seseorang untuk mentaati segala peraturan yang ada. 2. Pengertian Prestasi Belajar Untuk memperoleh definisi tentang prestasi, terlebih dahulu dikemukakan beberapa pendapat dari beberapa ahli, Poerwodarminto ( 1997 ) menyebutkan bahwa “Prestasi adalah hasil yang dicapai dengan usaha, sesuatu yang dicapai tidak dengan usaha bukanlah suatu prestasi”. Winkel ( 1994 ) menyebutkan bahwa “Prestasi adalah bukti keberhasilan usaha yang dicapai”. Zainal Arifin ( 2000 ) menyebutkan bahwa “Prestasi adalah kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan sesuatu hal”. Berdasarkan pada pengertian prestasi dan pengertian belajar yang dikemukakan di atas, maka dapat dikemukakan di sini bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil yang dicapai seseorang secara sadar dan disengaja dengan kegiatannya yaitu belajar. Keberhasilan seseorang dalam mencapai prestasi belajar tidak akan terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik itu faktor yang menunjang maupun yang bersifat menghambat. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu yang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar individu atau yang disebut dengan lingkungan. 1. Faktor Intern Media Prestasi Vol.. VI No. 3 Edisi Desember 2010 123 Faktor intern secara garis besarnya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu : a. Faktor Jasmaniah Faktor jasmaniah atau faktor fisiologis yang dimaksud adalah menyangkut keadaan jasmani dari individu yang belajar, terutama yang berkaitan dengan berfungsinya alat-alat tubuh yang ada pada dirinya. Adapun faktor jasmaniah ini berhubungan dengan kesehatan dan keadaan tubuh. Masalah kesehatan sesorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar sesorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu. Selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat. Mudah mengantuk jika badannya lemah. Begitu juga dengan keadaan tubuh, misalnya cacat tubuh. Cacat ini dapat berupa buta, tuli, bisu, patah kaki, lumpuh dan lain-lain. Dengan keadaan tubuh seperti ini akan mempengaruhi proses belajarnya. b. Faktor Psikologis Faktor ini dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Faktor ini pada dasarnya berkaitan erat dengan aspek-aspek : intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan sebagainya. Apabila faktor ini tidak berkembang dengan baik maka dapat mengakibatkan terhambatnya proses belajar pada diri individu. 2. Faktor Ekstern Yaitu faktor yang berasal dari luar individu atau sering disebut lingkungan. Adapun faktor ekstern ini meliputi : faktor keluarga, sekolah dan faktor masyarakat. a. Faktor keluarga Siswa yang belajar menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga dan lain sebagainya. Hal ini akan mengakibatkan perbedaan latar belakang individu. b. Faktor sekolah Media Prestasi Vol.. VI No. 3 Edisi Desember 2010 124 Faktor sekolah juga akan mempengaruhi belajar siswa. Kekuranglengakapan fasilitas belajar di sekolah, kurang baik interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, keadaan gedung sekolah yang kurang memenuhi persyaratan dan sebagainya akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. c. Faktor masyarakat Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat. Keadaan masyarakat yang kurang kondusif dalam belajar atau lingkungan masyarakat yang tidak baik akan membawa dampak terhadap prestasi belajar siswa. Dengan adanya lingkungan yang bermacam-macam akan mempengaruhi siswa dalam belajarnya sehingga prestasi belajar yang diperolehnya juga berbeda-beda. C. METODE PENELITIAN Penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan pengaruh antara disiplin belajar terhadap prestasi belajar yang dicapai siswa. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang telah ada atau data yang telah tersedia dan adanya sudah lampau. Dengan demikian metode dalam penelitian ini adalah metode expost facto, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengungkap variabel dimana datanya sudah berlalu tetapi penting sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijaksanaan selanjutnya. Adapun data yang diungkap dalam penelitian ini adalah data tentang disiplin belajar yang digali dengan menggunakan angket. Sedangkan data tentang prestasi belajar digunakan metode dokumentasi yakni dengan melihat nilai prestasi dalam rapor siswa. Dalam penelitian ini yang menjadi populasinya adalah seluruh siswa kelas XI SMK PGRI 4 Ngawi berjumlah 247 siswa. Populasi dalam penelitian ini dirasa terlalu luas dan untuk lebih menghemat waktu, tenaga dan biaya, maka perlu ditarik Media Prestasi Vol.. VI No. 3 Edisi Desember 2010 125 adanya sampel penelitian. Sampel adalah “suatu proporsi kecil dari populasi yang dipilih untuk keperluan analisis” (Sanapiah Faisal, 2002). Adapun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan proporsional random sampling. Proporsional dimana masing-masing kelas yang merupakan sub populasi diambil 10 siswa. Kelas terdiri dari 6 (enam) kelas sehingga sampel seluruhnya berjumlah 60 orang siswa. Sedangkan random, karena masing-masing siswa setiap kelas mempunyai peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel penelitian. Untuk memperoleh data tentang disiplin belajar digunakan angket dengan kategori tertutup terstruktur. Sedangkan data prestasi belajar diperoleh berdasarkan dokumentasi. Data dalam penelitian ini ada dua kategori, yaitu Disiplin belajar dengan skala ordinal dan prestasi belajar dengan skala interval. Disiplin belajar dikategorikan dalam tiga kelompok berjenjang, dengan demikian rumus yang digunakan adalah korelasi tri serial. D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Disiplin belajar siswa digali dengan angket. Jumlah item dalam angket adalah 15 buah, dengan demikian skor yang diperoleh akan berkisar antara 15 sampai dengan 60. Dari rentangan nilai tersebut kemudian dikelompokkan menjadi tiga kategori berjenjang, yaitu : disiplin belajar yang baik, cukup baik dan kurang baik. Dengan demikian dapat dikemukakan di sini pengelompokkan skor yang diperoleh siswa dalam hal disiplin belajar tersebut seperti berikut ini : 1. Skor antara 15 - 30 tergolong disiplin yang tidak baik 2. Skor antara 31 - 45 tergolong disiplin yang cukup baik 3. Skor antara 46 - 60 tergolong disiplin yang baik. Berdasarkan penggolongan di atas, maka dapat diketahui kategori dari tingkat disiplin belajar siswa dalam table berikut : : Media Prestasi Vol.. VI No. 3 Edisi Desember 2010 126 Tabel : 1 Tingkat Disiplin Belajar Siswa dan Prosentasenya NO KATEGORI FREKUENSI % 1. Disiplin yang baik 6 10 2. Disiplin yang cukup baik 42 70 3. Disiplin yang tidak baik 12 20 Total 60 100 Keterangan : 1. Kategori disiplin belajar yang baik adalah berjumlah 6 (enam) orang atau 10 %. 2. Kategori cukup disiplin dalam belajar adalah berjumlah 42 (empat puluh dua) orang atau 70 %. 3. Kategori kurang disiplin dalam belajar adalah berjumlah 12 (dua belas) orang atau 20 %. Sedangkan data prestasi belajar adalah merupakan data yang berskala interval, sehingga tidak diklasifikasikan lagi. Berikut disajikan data prestasi belajar beserta data disiplin belajar setelah diberi skor. Tabel : 2 Nilai Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan Kategori Disiplin Belajar TINGGI CUKUP RENDAH NB = 6 NC = 42 NK = 12 PB = 0,10 PC = 0,70 PK = 0,20 MB = 7,98 MC = 7,24 MK = 6,47 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa berada dalam kategori cukup baik dengan rata-rata nilai 7,24 sebanyak 42 siswa (70%). Sedang dalam kategori tinggi sebanyak dengan rata-rata nilai 7,98 sebanyak 6 siswa (10%) dan Media Prestasi Vol.. VI No. 3 Edisi Desember 2010 127 sisanya sebanyak 12 siswa (20%) dengan rata-rata nilai 6,47 dalam kategori rendah. Hasil analisis data dengan menggunakan korelasi tri serial Antara disiplin belajar dengan prestasi belajar diperoleh koefisien sebesar 0,894 sedangkan harga kritik r table sebesar 0,254. Dengan demikian dapat disimpulkan terdapat korelasi yang signifikan Antara kedua variable tersebut. 2. Pembahasan Disiplin belajar pada siswa SMK PGRI 4 Ngawi dalam kategori cukup tinggi, hal demikian menunjukkan bahwa belum maksimal seperti ekspektasi. Banyak factor yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan ini, yaitu internal dan eksternal, baik lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Selain itu siswa SMK termasuk kategori remaja yang relative labil, sehingga mudah terpengaruh oleh situasi. Prestasi belajar siswa SMK PGRI 4 Ngawi juga berkisar pada kategori cukup dengan menunjukkan rata-rata nilai 7, 24. Hal ini belum mendeskripsikan capaian potensi akademik secara maksimal. Belum maksilanya capaian tersebut dikarenakan oleh kurang maksimalnya tingkat disiplin diri siswa. Hasil analisis menunjukkan adanya korelasi yang signifikan dari kedua variable tersebut. Ini berarti semakin tinggi tingkat disiplin diri siswa akan semakin tinggi pula tingkat capaian prestasi belajrnya. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan hsil penelitian yang dilakukan oleh Bambang (2002) yang menyimpulkan bahwa disiplin belajar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar dengan koefisien korelasi sebesar 0,663. Selain factor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar, maka dengan disimplin dalam belajar dengan menyusun rencana atau schedule yang berupa jadwal yang mesti ditaati sendiri, tentu akan menjadi kebiasaan yang menyatu dalam cara-cara belajar. Senada dengan pernyataan tersebut juga dikemukakan dalam penelitian Narno (2001) yang menyebutkan bahwa ada pengaruh yang signifikan cara-cara belajar dengan prestasi belajar. Dimana cara-cara belajar yang terstruktur dengan jadwal tersendiri memberi pengaruh yang kuat terhadap prestasi belajar. Media Prestasi Vol.. VI No. 3 Edisi Desember 2010 128 Berdasarkan temuan tersebut, maka nyata bahwa belajar yang dilakukan dengan cara-cara yang terstruktur dalam bentuk jadwal akan memberi nuansa kebiasaan secara terstruktur yang dengan sendirinya dapat membentuk karakter disiplin. Bila seseorang dnegan kebiasaan belajar dengan disiplin tinggi tentu akan lebih mudah dalam penguasaan ilmu pengetahuan, yang pada gilirannya meningkatkan capaian prestasi akademiknya. E. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan Penelitian dengan judul Pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar ini telah memperoleh hasil yang dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Tingkat disiplin belajar yang dilakukan oleh para siswa kelas XI SMK PGRI 4 Ngawi tahun pelajaran 2009/2010 masih tergolong cukup baik. Hal ini dapat dibuktikan dari sampel yang berjumlah 60 orang, ternyata hanya 6 orang ( 10 % ) yang tergolong baik, dan yang tergolong tidak baik sebesar 12 orang ( 20 % ), sedang yang tergolong cukup disiplin sebesar 42 orang ( 70 % ). b. Prestasi belajar yang dicapai siswa kelas XI SMK PGRI 4 Ngawi tahun pelajaran 2009/2010 yang telah ditetapkan sebagai sampel penelitian diperoleh nilai ratarata 7,16. c. Dari analisis data menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara disiplin belajar terhadap prestasi belajar yang dicapai siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat kedisiplinan siswa dalam belajar merupakan salah satu faktor yang ikut mempengaruhi terhadap prestasi belajar siswa. 2. Saran-saran Adapun saran-saran yang dikemukakan berkenaan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk orang tua Telah diketahui bahwa disiplin belajar siswa baik di sekolah maupun di rumah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap prestasi belajar siswa. Karena itu disarankan bagi orang tua untuk lebih meningkatkan disiplin belajar bagi anak-anaknya, khususnya di rumah. Biasanya, anak kalau tidak dipantau dan Media Prestasi Vol.. VI No. 3 Edisi Desember 2010 129 dimotivasi oleh orang tua dalam belajar ada kecenderungan untuk tidak disiplin dalam belajar. b. Untuk para guru Dengan temuan penelitian ini maka para guru sebagai orang yang langsung berhubungan dengan siswa khususnya dalam proses belajar mengajar sangat disarankan untuk menjaga dan selalu meningkatkan disiplin belajar bagi para siswanya. Disiplin belajar di kelas bukan berarti siswa diam begitu saja, akan tetapi melibatkan aktivitas baik fisik maupun mental. c. Untuk para siswa Hasil penelitian ini jelas menunjukkan adanya pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar yang dicapai. Karena itu para siswa dengan kesadarannya sendiri untuk lebih meningkatkan kedisiplinan baik belajar di sekolah maupun di rumah serta disiplin dalam segala hal, supaya membiasakan kebiasaan dalam kehidupan yang berdisiplin. Hal demikain senantiasa akan membawa hasil yang baik. F. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. 2001. Teknik Belajar yang Tepat, Semarang : Mutiara Permata Widya. Ali, Mohamad. 1995. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, Bandung : Angkasa. Arifin, Zainal. 2000. Evaluasi Instruksional. Bandung : Remaja Karya. Arikunto, Suharsimi. 2005. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta Rineka Cipta. Faisal, Sanapiah dan Mulyadi Guntur Waseso. 2002 Metodologi Penelitian Kependidikan. Surabaya : Usaha Nasional. Furchan, Arief. 2002. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, Surabaya : Usaha Nasional. Hadi, Sutrisno. 2003. Metodologi Research Jilid III. Yogyakarta : Andi Offset. Hamalik, Oemar. 2000. Metode Belajar dan Kesulitan Belajar. Bandung Tarsito. Meichati, Siti.1993. Psikologi Pendidikan (Terjemahan). FIP – IKIP Yogyakarta. Nasution, S. 1997. Metode Research. Bandung : Jemars. Pasaribu, I.L. 1993. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Tarsito. Poerwodarminto, W.J.S. 1997. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Slameto. 1991. Belajar dan faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta. Media Prestasi Vol.. VI No. 3 Edisi Desember 2010 130 Sudjana, Nana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru. Sumiati dan Asra. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung : Wacana Prima. Surakhmad, Winarno. 2000. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito. Winkel. 1994. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia. Media Prestasi Vol.. VI No. 3 Edisi Desember 2010 131