SIARAN PERS DEPARTEMEN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Phone/Fax: 021-385-8216/021-3812016 www.depdag.go.id Depdag Serahkan Bantuan Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Untuk Aceh Dukungan Terhadap Pemenuhan Standar Mutu Kopi, Kakao dan Minyak Atsiri NAD, 27 Maret 2008 – Departemen Perdagangan RI hari ini menyerahkan bantuan berupa gedung baru Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) kepada Pemerintah Daerah Naggroe Aceh Darussalam (NAD). Pengadaan peralatan laboratorium tersebut bertujuan untuk membantu daerah dalam pelaksanaan pengawasan mutu barang ekspor dan pengendalian mutu barang impor. Dalam sambutan tertulis yang dibacakan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Depdag, Diah Maulida, Menteri Perdagangan mengatakan bahwa pengawasan mutu barang ekspor harus ditingkatkan, terutama untuk 10 komoditas utama yakni: udang, kopi, CPO, kakao, karet dan produk karet, TPT, alas kaki, elektronika, komponen otomotif, dan furnitur serta 10 komoditas potensial yaitu: kerajinan tangan, ikan dan produk ikan, tumbuhan obat, kulit dan produk kulit, makanan olahan, perhiasan, minyak atsiri, rempah-rempah, peralatan kantor bukan kertas, dan alat kesehatan. Sedangkan pengendalian mutu barang impor harus tetap diperhatikan terkait adanya penerapan SNI Wajib. Pemerintah juga akan terus memberikan dukungan kepada eksportir komoditas Indonesia berkenaan dengan adanya persyaratan standar dari negara pembeli menyangkut isu Kesehatan, Keselamatan, Keamanan dan Lingkungan (K3L). Gedung BPSMB diharapkan dapat digunakan sebagai tempat pelatihan Sumber Daya Manusia Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) BPSMB NAD di bidang pengambilan contoh, pengujian mutu dan kalibrasi peralatan. Direktorat PPMB Departemen Perdagangan selama ini juga telah melaksanakan pelatihan penyusunan dokumen mutu laboratorium dengan cara magang di laboratorium penguji Balai Pengujian Mutu Barang Ekspor Impor (BPMBEI) Jakarta maupun di UPTD BPSMB NAD, sehingga mampu melakukan pengujian mutu komoditas biji kopi dan biji kakao serta melaksanakan kalibrasi peralatan pengujian yang menghasilkan data pengujian yang valid. Mendag mengharapkan BPSMB dapat memberikan sumbangan positif bagi peningkatan penerimaan daerah Provinsi NAD terutama dari komoditas ekspor non migas diantaranya biji kopi Arabika dan Robusta, damar, biji pinang, serta biji kakao. Sarana berupa BPSMB serta peralatan penyulingan minyak atsiri yang diserahkan Depdag untuk Aceh pagi ini sejalan dengan upaya peningkatan daya saing produk Indonesia. Sarana ini akan mempermudah daerah untuk memfasilitasi para UKM ekspor untuk meningkatkan mutu produknya serta memperluas akses dan sarana untuk memenuhi standar mutu berbagai produk mereka baik untuk di pasarkan di dalam negeri maupun untuk tujuan ekspor. Para pelaku usaha terutama UKM ekspor semakin menyadari betapa pentingnya menerapkan standar mutu produk dalam kegiatan perdagangan untuk memenuhi tuntutan konsumen baik dalam negeri maupun konsumen negara tujuan ekspor.; Sarana ini juga akan mendorong upaya Indonesia untuk mengembangkan potensi produk di berbagai daerah agar memenuhi dan setara dengan standar mutu yang di minta di pasar dunia; dan yang tak kalah pentingnya adalah bahwa dengan memberlakukan standar mutu produk sesuai persyaratan, secara tidak langsung kita telah ikut mengamankan masuknya produk impor yang tidak memenuhi aspek K3L yang merugikan kita. Diah yang didampingi Direktur Pengawasan dan Pengendalian Mutu Barang (PPMB), Nus Nuzulia Ishak, juga menyerahkan peralatan penyulingan minyak atsiri untuk UKM di provinsi NAD. UKM yang menerima peralatan penyulingan minyak atsiri, masing-masing adalah Aneuk Nanggroe dan UKM Tengku di Panto sebagai perwakilan UKM. Peralatan penyulingan minyak atsiri tersebut akan digunakan secara bersama oleh kelompok UKM lainnya. ”Laboratorium Penguji Mutu BPSMB NAD diharapkan dapat membantu pengawasan dan pembinaan mutu komoditas khususnya untuk komoditas biji kopi, biji kakao dan minyak atsiri,” kata Diah. Untuk meningkatkan produk ekspor dan mengendalikan produk impor sesuai aspek K3L maka diperlukan suatu laboratorium yang terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) yang mengacu pada persyaratan SNI 9-17025-2005. Laboratorium tersebut harus mampu melakukan pengujian berdasarkan ketentuan yang dipersyaratkan, sehingga sertifikat dan laporan hasil ujinya dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan. Provinsi NAD sangat potensial untuk mengembangkan produk hasil pertanian dominan seperti: kopi, kakao, kopra, biji pinang, minyak kelapa, biji pala, karet konvensional, minyak atsiri dll. - Selesai Informasi lebih lanjut, hubungi: Srie Agustina Kepala Pusat Humas Departemen Perdagangan Telp/Fax: 021-385-8216/ 021-3812016 email : [email protected]