PROSPEK EKONOMI ACEH PASCA PILKADA 2006 Prof. DR. R.Masbar, MSc. Dosen FE UNSYIAH 1. Pertumbuhan Ekonomi (Economic Growth) Prospek ekonomi tidak terlepas dari estimasi pertumbuhan ekonomi pada masa yg akan datang Berbagai Teori Pertumbuhan membahas bagaimana perekonomian berkembang dgn berbagai penyebab (faktor) yg mendukungnya. Misalnya, Solow Growth Model dan Endogenous Growth Theory Pertumbuhan Ekonomi Solow Growth Model menunjukkan bagaimana tabungan (saving), pertumbuhan penduduk, dan kemajuan teknologi mempengaruhi tingkat output suatu perekonomian dan pertumbuhannya antar waktu y = c + i dan c = (1-s)y sehingga y = (1-s)y+ i atau i = s.y Nilai dan laju pertumbuhan PDB Indonesia menurut penggunaan 2004-2005 Atas dasar harga konstan 2000 (Rp triliun) 2004 1. Konsumsi Rmh Tg 2. Konsumsi Pmrth 3. Pemb.modal ttp brt 4. a. Perubahan Inv. b. Diskrepansi Stat 5. Ekspor 6. Dikurangi Impor Produk Domestik Bruto 1.004,1 126,2 354,6 23,5 12,9 680,5 545,0 1.656,8 Laju Pertumbuhan 2005 (%) 2005 1.043,8 136,4 389,8 4,3 48,5 739,0 612,3 1.749,5 3,95 8,06 9,93 8,60 12,35 5,60 Nilai dan laju pertumbuhan PDRB Aceh menurut penggunaan 2003-2004 Penggunaan Laju Atas dasar harga konstan Pertumbu 2000 han 2004 (Rp milyar) (%) 2003 1. Konsumsi Rmh Tg 2. Konsumsi Pmrth 3. Pemb.modal ttp brt 4. a. Perubahan Inv. b. Diskrepansi Stat 5. Ekspor 6. Dikurangi Impor 7. Perdag.antar Prop.Net Produk Domestik Regional Bruto NonMigas 9.272,38 4.340,57 2.701,20 1.183,22 2.060,74 1.175,83 2.821,74 21.204,02 21.204,02 2004 9.476,88 4.012,15 2.797,75 -68,18 566,41 761,13 5.954,54 21.978,42 21.778,40 Prediksi Inflasi 2006 (%) 2,20 -7,56 3,57 -72,51 -35,26 111,02 3,65 2,71 8 Nilai dan laju pertumbuhan PDB Indonesia menurut penggunaan 2004-2005 Atas dasar harga konstan 2000 (Rp triliun) 2004 1. Konsumsi Rmh Tg 2. Konsumsi Pmrth 3. Pemb.modal ttp brt 4. a. Perubahan Inv. b. Diskrepansi Stat 5. Ekspor 6. Dikurangi Impor Produk Domestik Bruto 1.004,1 126,2 354,6 23,5 12,9 680,5 545,0 1.656,8 Laju Pertumbuhan 2005 (%) 2005 1.043,8 136,4 389,8 4,3 48,5 739,0 612,3 1.749,5 3,95 8,06 9,93 8,60 12,35 5,60 Nilai dan laju pertumbuhan PDRB Aceh menurut penggunaan 2003-2004 Penggunaan Laju Atas dasar harga konstan Pertumbu 2000 han 2004 (Rp milyar) (%) 2003 1. Konsumsi Rmh Tg 2. Konsumsi Pmrth 3. Pemb.modal ttp brt 4. a. Perubahan Inv. b. Diskrepansi Stat 5. Ekspor 6. Dikurangi Impor 7. Perdag.antar Prop.Net Produk Domestik Regional Bruto NonMigas 9.272,38 4.340,57 2.701,20 1.183,22 2.060,74 1.175,83 2.821,74 21.204,02 21.204,02 2004 9.476,88 4.012,15 2.797,75 -68,18 566,41 761,13 5.954,54 21.978,42 21.778,40 Prediksi Inflasi 2006 (%) 2,20 -7,56 3,57 -72,51 -35,26 111,02 3,65 2,71 8 Comparison of GDP Sectors Indonesia Aceh (trillion of rupiah) (trillion of rupiah) March March % % 97 98 Change 1997 1998 Change Agriculture 16.8 17.70 5.3 2.44 2.47 1.39 Mining 9.4 8.80 -6.9 2.95 2.39 -18.9 Industry 25.2 24.30 -3.4 3.20 2.93 -8.53 Power, Gas, Water 1.3 1.36 5.1 0.03 0.29 7.8 Construction 8.9 6.2 -30.8 0.56 0.45 -20.7 Trade, H & R 18.4 16.0 -12.7 0.69 0.69 -1.26 Transportation & Com. 8.1 8.0 -0.7 0.78 0.83 6.3 Finance, lending, & JP 9.5 8.6 -10 0.16 0.04 -77.6 Services 9.3 9.3 -0.0 0.63 0.64 0.9 GDP 98.1 91.5 -6.7 11.44 10.38 -9.28 2. Investasi Investasi di berbagai sektor merupakan faktor yg penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Investasi terdiri dari physical investment baik public maupun private dan human investment Investasi yg bagaimana yg akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi? Alokasi Anggaran Pembangunan NAD ALOKASI 1. 2. 3. 4. 5. 6. BRR NAD DAU Kab./Kota Dana Dekonsentrasi Dana Tugas Berbantuan DAK dan DR Proyek Sektoral TOTAL Jumlah (Rp. MILIAR) 8.589,00 5.020,00 890,33 146,73 592,80 2.328,00 17.566,86 ATAU 17,5 TRILIUN Alokasi Anggaran Per Sektor ALOKASI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. BRR NAD Pendidikan Nasional ($) Pekerjaan Umum ($) Provinsi NAD Agama Kepolisian Negara Pertahanan Kesehatan ($) Sektor Lain-lain*(con’t) Jumlah (Rp. MILIAR) 8.589,00 837,23 469,56 460,88 385,51 363,17 309,82 198,51 Alokasi Anggaran Per Sektor ALOKASI 9. Pertanian ($) 10. Keuangan ($) 11. Hukum dan HAM 12. Mahkamah Agung 13. Kelautan & Perikanan ($) 14. Perhubungan ($) 15. Energi dan Mineral ($) 16. Tenaga Kerja & Trans ($) 17. Kejaksaan Agung Jumlah (Rp. MILIAR) 116,49 110,34 63,11 60,55 50,40 49,92 41,45 38,45 34,90 Alokasi Anggaran Per Sektor ALOKASI 18. Sosial 19. Perindustrian ($) 20. BPS 21. BPN 22. KPU 23. Kehutanan ($) 24. BKKBN 25. BPK 26. Koperasi dan UKM ($) 27. Kebudayaan & Pariwisata Jumlah (Rp.Miliar) 33,36 25,98 24,31 23,97 22,16 21,06 15,56 12,38 6,75 5,36 Pendonor Terbesar Tsunami Donatur 1. IFRC 2. USAID 3. UNICEF 4. Save The Children 5. ADB 6. RCS 7. Japan Govt. 8. Farnow 9. UNDP 10. AIPRD TOTAL Pagu Bantuan (US $) (Rp5,8T) 614.000.000 400.100.000 250.430.000 139.000.000 131.849.000 125.773.500 108.750.890 87.800.000 73.000.000 66.642.400 1.997.345.790 Pendonor Terbesar Tsunami Donatur 11. GTZ KW 12. Canadian IDA 13. World Vision Int. 14. IOM 15. ACD/VOCA 16. Care Int. Indonesia 17. Caritas Switzerland 18. IRD 19. YBTC Indonesia 20. UN Habitat TOTAL Akumulasi (23,5 T rph) Pagu Bantuan (US $) 65.254.800 62.008.050 59.750.849 51.654.909 43.000.000 42.600.000 41.638.774 37.500.000 37.000.000 36.000.000 2.473.753.172 Posisi Kredit menurut Jenis Pengg.(Rp Miliar) Uraian I. I. 2002 Bank Umum 1. Modal Kerja 738,1 2. Investasi 1.881,4 3. Konsumsi 878,0 BPR 1. Modal Kerj 17,9 2. Investasi 1,3 3. Konsumsi 8,1 Total 3.525,1 2003 882,5 1.668,5 989,2 18,5 1,4 9,0 2004 2005 75,4 1.381,7 870,9 1.191,1 161,2 2.417,1 20,1 3,3 8,7 23,1 3,3 8,6 3.569,4 1.139,8 5.025,3 Posisi Kredit menurut Sektor (Rp Miliar) Uraian 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 2002 Pertanian 356,4 Pertambangan 12,2 Perindustrian 1.737,5 Listrik, G & A 5,7 Konstruksi 57,6 Perdag. R & H 327,8 Pengangkutan 20,8 Jasa Dunia Us 71,6 Jasa Sos. Mas 14,5 Lain-lain 899,9 Total 3.504,5 2003 2004* 2005* 256,0 348,2 354,4 12,3 0,9 0,3 1.655,7 1.918,9 1.022,7 31,4 24,5 17,1 144,7 186,3 308,6 311,1 514,3 685,8 34,1 28,6 29,1 74,3 87,6 101,0 14,6 84,8 40,4 1.034,7 1.932,8 2.465,3 3.569,4 5.127,4 5.025,3 3. Kebijakan ekonomi: MoU bidang Ekonomi Aceh berhak memperoleh dana melalui hutang luar negeri Aceh berhak utk menetapkan suku bunga berbeda dgn yg ditetapkan oleh Bank Sentral RI (BI) Aceh berhak menetapkan dan memungut pajak daerah utk membiayai kegiatankegiatan internal yg resmi MoU bidang Ekonomi Aceh berhak melakukan perdagangan dan bisnis secara internal dan internasional serta menarik investasi dan wisatawan asing secara langsung ke Aceh Aceh akan memiliki kewenangan atas sumberdaya alam yang hidup dilaut teritorial disekitar Aceh Aceh berhak menguasai 70% hasil dari semua cadangan hidrkarbon dan sumberdaya alam lainnya yg ada saat ini dan dimasa mendatang di wilayah Aceh maupun laut teritorial sekitar Aceh MoU bidang Ekonomi Aceh melaksanakan pembangunan dan pengelolaan semua pelabuhan laut dan pelabuhan udara dalam wilayah Aceh Aceh akan menikmati perdagangan bebas dgn semua bagian RI tanpa hambatan pajak, tarif ataupun hambatan lainnya Aceh akan menikmati akses langsung dan tanpa hambatan ke negara-negara asing, melalui laut dan udara MoU bidang Ekonomi Pemerintah RI bertekad utk menciptakan transparansi dalam pengumpulan dan pengalokasian pendapatan antara Pemerintah Pusat dan Aceh dgn menyetujui auditor luar melakukan verifikasi atas kegiatan tersebut dan menyampaikan hasilhasilnya kepada Kepala Pemerintah Aceh MoU bidang Ekonomi GAM akan mencalonkan wakil-wakilnya utk berpartisipasi secara penuh pada semua tingkatan dalam komisi yg dibentuk utk melaksanakan rekonstruksi pasca-Tsunami (BRR). 4. Potensi Ekonomi Aceh adalah daerah pertanian (agraris) Sebahagian besar penduduk bekerja pada sektor pertanian Aceh memiliki sumberdaya alam baik gas maupun kelautan Production Cengkeh, Cacoa and Tembacco 12000 10000 8000 Cengkeh Kakao Tembakau 6000 4000 2000 1998 1997 1996 1995 1994 1993 1992 1991 0 1990 Dalam 8 tahun terakhir Produksi Kakao meningkat secara tajam (35,2%). Produksi Cengkeh dan Tembakau menurun sangat tajam masing-masing 11,9% dan 17,4%. Production, Rubber, Palm Oil and Coffee (ton) Produksi kelapa mengalami kenaikan tetapi tidak terlalu tajam (4,4%) Produksi Kopi mengalami staknasi, terlihat dari kurva yang tidak bervariasi (4,2%) (mendatar) Hal yang dianggap perlu untuk dilakukan adalah bagaimana menampung hasil minyak sawit yang produksinya terus menerus meningkat sehingga tidak perlu lagi dijual dalam bentuk mentah. Perlu adanya pabrik CPO di Aceh. 300000 250000 200000 Karet Minyak Sawit Inti Sawit Kelapa Kopi 150000 100000 50000 0 1990 1992 1994 1996 1998 Rubber Production, Palm Oil, Coconut and Coffee (Ton) 350000 300000 250000 Karet Minyak Sawit Inti Sawit Kelapa Kopi 200000 150000 100000 50000 98 19 96 19 94 19 92 19 90 0 19 Dalam 8 tahun terakhir terlihat bahwa : Produksi karet dari tahun ketahun terus meningkat sebanyak11,55% Produksi minyak sawit merupakan produksi perkebunan yang paling besar di Aceh. Produksi nya meningkat terus hingga tahun 1997.Pada tahun 1998 mengalami sedikit penurunan, rata-rata peningkatanya sebesar (9,32%). Produksi inti sawit juga terus menerus meningkat sebesar The Number of poor Population in Aceh (NAD) District 1996 Poor Pop. South Acheh Southeast A. East Acheh Mid dle Ach. West Acheh Great Acheh Pidie North Acheh Banda Acheh Sabang Port Acheh Prov. Indonesia 40962 20761 73205 24250 46970 27460 50725 106673 31907 2654 425598 22.5 m il. 1999 Total Pop.(000 ) 377.7 195.6 685.4 224.9 483.3 281.8 456.3 979.1 225.1 24.8 3934 Poor Pop. 62625 31543 154601 37128 84062 47829 163124 263425 38403 4064 886809 47.0 m il. Source: CBS Acheh, 2000 Note: 1. Data in February 1996 from Susenas 1996. Data in June 1998 ( Temporary number) Data in December 1998 from Susenas-type 1998 Data in February 1999 from Susenas 1999 Data in August 1999 from Susenas Mini 1999 Data in February 2000 from Estimated number 2000 Total Pop. (000) 385.4 196.2 717.9 231.8 505.9 297.2 464 1019.8 239.8 25.3 4083.3 Poor Pop. 75262 74094 203802 49136 145524 79074 136290 312160 22014 6013 1101369 33.2 m il. 2001 Total Pop.(000 ) 391.1 198.2 731.3 235.5 516.7 303 4694 1038.9 246.8 25.1 84753 60376 261459 43554 148985 82243 146458 373577 17190 5109 Total Pop. (000) 385.6 211.9 710.2 228.7 498.6 289.3 480.1 973.9 219.7 23.7 4156 1223703 4021.7 Poor Pop. APBN 2002 (Rp. Triliun) APBN Nilai 1. Pendapatan Negara 2. Belanja negara - Pengeluaran rutin - Pengeluaran pemb. - Perimbangan dana otonomi khusus & penyeimb 3. Defisit Perubahan %PDB Nilai %PDB 301,874 344,008 193,741 52,299 17,9 24,0 11,5 3,1 305,151 345,604 200,382 47,414 17,8 20,1 11,7 2,8 94,531 3,437 (42,134) 5,6 0,2 2,5 94,038 3,770 (40,453) 5,5 0,2 -2,4 Porsi Bagi Hasil Sumber Penerimaan Sebelum NAD NAD Pusat Prov. Pusat Prov. 70 70 20 90 80 80 80 80 Minyak bumi Gas Alam PPh WP Pribadi PBB BPHTB Kehutanan Pertambangan Umum Perikanan 85 70 80 10 20 20 20 20 15 30 20 90 80 80 80 80 30 30 80 10 20 20 20 20 Alokasi Anggaran Pembangunan NAD Sumber Penerimaan Minyak bumi Gas Alam PPh WP Pribadi PBB BPHTB Kehutanan Pertambangan Umum Perikanan 85 70 80 10 20 20 20 20 15 30 20 90 80 80 80 80 30 30 80 10 20 20 20 20 70 70 20 90 80 80 80 80 Labor Force Demikian pula halnya dengan ketersediaan tenaga kerja. Dalam 8 tahun terakhir tenaga kerja di propinsi NAD labor force meningkat. 2000000 1500000 Bekerja 1000000 Mencari Kerja Jumlah 500000 0 0 9 19 2 9 19 4 9 19 6 9 19 8 9 19 Unemployment Tenaga kerja yang menganggur juga meningkat dari tahun ketahun. Ini memberikan gambaran adanya tenaga kerja potensial yang bisa digunakan untuk mencukupi keperluan untuk membuka bisnis baru 14 12 10 8 6 4 2 0 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 Job Seeker Based on Education Level Yang terbanyak mencari kerja adalah yang berpendidikan SLTA, diikuti oleh sarjana penuh dan sarjana muda. Ini merupakan tenaga kerja potensial Tidak Sekolah SD SLTP SLTA Sarjana Muda Sarjana Penuh Value of Investment 2500000 2000000 1500000 PMA 1000000 PMDN 500000 19 98 19 96 19 94 19 92 0 19 90 Selama periode 1990 sampai dengan 1998 penanaman modal di Propinsi NAD mengalami peningkatan yang luar biasa. Peningkatan investasi ini didominasi oleh Penanaman Value Of Investment Pada tahun 1993 penanaman modal asing meningkat drastis tetapi kemudian menurun dengan tajam pada tahun 1994 dan tahun 1995 Pada tahun 1997 kenaikan yang sangat tajam terjadi 2500000 2000000 1500000 PMA 1000000 PMDN 500000 0 0 9 19 2 9 19 4 9 19 6 9 19 8 9 19 Export, Import and BOP Sampai dengan sekarang BOP NAD masih positif ini menandakan nilai Export masih lebih besar dari pada nilai Import 3500000 3000000 2500000 2000000 Ekspor Impor 1500000 1000000 500000 0 90 992 994 996 998 9 1 1 1 1 1 Neraca Perdagangan Export, Import and BOP 3500000 3000000 Ekspor 2500000 2000000 Impor 1500000 Neraca Perdagangan 1000000 500000 98 19 96 19 94 19 92 19 19 90 0 Non Oil and Gas Export Dari Keseluruha n hasil export nonmigas, eksport hasil pertanian masih rendah sekali nilainya dibandingk an dengan ekspor Hasil Industri. 400000 350000 300000 250000 200000 150000 100000 50000 0 90 992 994 996 998 000 9 1 1 1 1 1 2 Hasil Pertanian Hasil Industri Total Non Oil and Gas Export Hal ini memberikan gambaran bahwa ekport hasil pertanian masih mempunyai potensi untuk ditingkatkan 400000 350000 300000 250000 Hasil Pertanian 200000 Hasil Industri 150000 Total 100000 50000 0 0 2 4 96 8 0 9 9 9 9 0 19 19 19 19 19 20 Agriculture Commodity Export Dari keseluruhan Total eksport komoditas pertanian Kopi Robusta, Kopi Arabika dan Udang Segar merupakan ekspor andalan bagai propinsi 25000 20000 15000 Kopi Robusta Kopi Arabika 10000 5000 0 90 992 994 996 998 000 9 1 1 1 1 1 2 Udang Segar Agricultural Commodity Export Walaupun nilainya sekarang ini menurun, tetapi 25000 pada periode 1993-1998 pernah mengalami kenaikan yang sangat 20000 besar dengan puncaknya pada tahun 1997 Kopi Robusta 15000 Kopi Arabika 10000 Udang Segar 5000 0 90 992 9 1 1 94 996 9 1 1 98 000 9 1 2 5. Kesimpulan Prospek perekonomian Aceh akan tumbuh secara signifikan jika dana investasi tersebut disalurkan atau dilaksanakan secara efisien Diperkirakan hanya 30-40% dana tersebut akan berada di Aceh, sedangkan sisanya akan terjadi “capital outflow” Setelah dua atau tiga tahun mendatang perekonomian Aceh akan lesu kembali seperti yang terjadi kawasan Lhok Seumawe, karena tidak adanya “economic base” di Aceh.