Gambar 5.1 Perkembangan dan Prediksi Konsumsi Periode Tahun

advertisement
PROSPEK EKONOMI ACEH
PASCA PILKADA 2006
Prof. DR. R.Masbar, MSc.
Dosen FE UNSYIAH
1. Pertumbuhan Ekonomi
(Economic Growth)
 Prospek ekonomi tidak terlepas dari
estimasi pertumbuhan ekonomi pada masa
yg akan datang
 Berbagai Teori Pertumbuhan membahas
bagaimana perekonomian berkembang dgn
berbagai penyebab (faktor) yg
mendukungnya. Misalnya, Solow Growth
Model dan Endogenous Growth Theory
Pertumbuhan Ekonomi
 Solow Growth Model menunjukkan
bagaimana tabungan (saving), pertumbuhan
penduduk, dan kemajuan teknologi
mempengaruhi tingkat output suatu
perekonomian dan pertumbuhannya antar
waktu
 y = c + i dan c = (1-s)y sehingga
y = (1-s)y+ i atau i = s.y
Nilai dan laju pertumbuhan PDB Indonesia
menurut penggunaan 2004-2005
Atas dasar harga
konstan 2000
(Rp triliun)
2004
1. Konsumsi Rmh Tg
2. Konsumsi Pmrth
3. Pemb.modal ttp brt
4. a. Perubahan Inv.
b. Diskrepansi Stat
5. Ekspor
6. Dikurangi Impor
Produk Domestik Bruto
1.004,1
126,2
354,6
23,5
12,9
680,5
545,0
1.656,8
Laju
Pertumbuhan
2005 (%)
2005
1.043,8
136,4
389,8
4,3
48,5
739,0
612,3
1.749,5
3,95
8,06
9,93
8,60
12,35
5,60
Nilai dan laju pertumbuhan PDRB Aceh
menurut penggunaan 2003-2004
Penggunaan
Laju
Atas dasar harga konstan
Pertumbu
2000
han 2004
(Rp milyar)
(%)
2003
1. Konsumsi Rmh Tg
2. Konsumsi Pmrth
3. Pemb.modal ttp brt
4. a. Perubahan Inv.
b. Diskrepansi Stat
5. Ekspor
6. Dikurangi Impor
7. Perdag.antar Prop.Net
Produk Domestik
Regional Bruto NonMigas
9.272,38
4.340,57
2.701,20
1.183,22
2.060,74
1.175,83
2.821,74
21.204,02
21.204,02
2004
9.476,88
4.012,15
2.797,75
-68,18
566,41
761,13
5.954,54
21.978,42
21.778,40
Prediksi
Inflasi
2006
(%)
2,20
-7,56
3,57
-72,51
-35,26
111,02
3,65
2,71
8
Nilai dan laju pertumbuhan PDB Indonesia
menurut penggunaan 2004-2005
Atas dasar harga
konstan 2000
(Rp triliun)
2004
1. Konsumsi Rmh Tg
2. Konsumsi Pmrth
3. Pemb.modal ttp brt
4. a. Perubahan Inv.
b. Diskrepansi Stat
5. Ekspor
6. Dikurangi Impor
Produk Domestik Bruto
1.004,1
126,2
354,6
23,5
12,9
680,5
545,0
1.656,8
Laju
Pertumbuhan
2005 (%)
2005
1.043,8
136,4
389,8
4,3
48,5
739,0
612,3
1.749,5
3,95
8,06
9,93
8,60
12,35
5,60
Nilai dan laju pertumbuhan PDRB Aceh
menurut penggunaan 2003-2004
Penggunaan
Laju
Atas dasar harga konstan
Pertumbu
2000
han 2004
(Rp milyar)
(%)
2003
1. Konsumsi Rmh Tg
2. Konsumsi Pmrth
3. Pemb.modal ttp brt
4. a. Perubahan Inv.
b. Diskrepansi Stat
5. Ekspor
6. Dikurangi Impor
7. Perdag.antar Prop.Net
Produk Domestik
Regional Bruto NonMigas
9.272,38
4.340,57
2.701,20
1.183,22
2.060,74
1.175,83
2.821,74
21.204,02
21.204,02
2004
9.476,88
4.012,15
2.797,75
-68,18
566,41
761,13
5.954,54
21.978,42
21.778,40
Prediksi
Inflasi
2006
(%)
2,20
-7,56
3,57
-72,51
-35,26
111,02
3,65
2,71
8
Comparison of GDP
Sectors
Indonesia
Aceh
(trillion of rupiah)
(trillion of rupiah)
March
March
%
%
97
98
Change
1997
1998
Change
Agriculture
16.8
17.70
5.3
2.44
2.47
1.39
Mining
9.4
8.80
-6.9
2.95
2.39
-18.9
Industry
25.2
24.30
-3.4
3.20
2.93
-8.53
Power, Gas, Water
1.3
1.36
5.1
0.03
0.29
7.8
Construction
8.9
6.2
-30.8
0.56
0.45
-20.7
Trade, H & R
18.4
16.0
-12.7
0.69
0.69
-1.26
Transportation & Com.
8.1
8.0
-0.7
0.78
0.83
6.3
Finance, lending, & JP
9.5
8.6
-10
0.16
0.04
-77.6
Services
9.3
9.3
-0.0
0.63
0.64
0.9
GDP
98.1
91.5
-6.7
11.44
10.38
-9.28
2. Investasi
 Investasi di berbagai sektor merupakan
faktor yg penting dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi
 Investasi terdiri dari physical investment
baik public maupun private dan human
investment
 Investasi yg bagaimana yg akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi?
Alokasi Anggaran Pembangunan NAD
ALOKASI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
BRR NAD
DAU Kab./Kota
Dana Dekonsentrasi
Dana Tugas Berbantuan
DAK dan DR
Proyek Sektoral
TOTAL
Jumlah
(Rp. MILIAR)
8.589,00
5.020,00
890,33
146,73
592,80
2.328,00
17.566,86
ATAU 17,5 TRILIUN
Alokasi Anggaran Per Sektor
ALOKASI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
BRR NAD
Pendidikan Nasional ($)
Pekerjaan Umum ($)
Provinsi NAD
Agama
Kepolisian Negara
Pertahanan
Kesehatan ($)
Sektor Lain-lain*(con’t)
Jumlah
(Rp. MILIAR)
8.589,00
837,23
469,56
460,88
385,51
363,17
309,82
198,51
Alokasi Anggaran Per Sektor
ALOKASI
9. Pertanian ($)
10. Keuangan ($)
11. Hukum dan HAM
12. Mahkamah Agung
13. Kelautan & Perikanan ($)
14. Perhubungan ($)
15. Energi dan Mineral ($)
16. Tenaga Kerja & Trans ($)
17. Kejaksaan Agung
Jumlah
(Rp. MILIAR)
116,49
110,34
63,11
60,55
50,40
49,92
41,45
38,45
34,90
Alokasi Anggaran Per Sektor
ALOKASI
18. Sosial
19. Perindustrian ($)
20. BPS
21. BPN
22. KPU
23. Kehutanan ($)
24. BKKBN
25. BPK
26. Koperasi dan UKM ($)
27. Kebudayaan & Pariwisata
Jumlah (Rp.Miliar)
33,36
25,98
24,31
23,97
22,16
21,06
15,56
12,38
6,75
5,36
Pendonor Terbesar Tsunami
Donatur
1. IFRC
2. USAID
3. UNICEF
4. Save The Children
5. ADB
6. RCS
7. Japan Govt.
8. Farnow
9. UNDP
10. AIPRD
TOTAL
Pagu Bantuan (US $)
(Rp5,8T) 614.000.000
400.100.000
250.430.000
139.000.000
131.849.000
125.773.500
108.750.890
87.800.000
73.000.000
66.642.400
1.997.345.790
Pendonor Terbesar Tsunami
Donatur
11. GTZ KW
12. Canadian IDA
13. World Vision Int.
14. IOM
15. ACD/VOCA
16. Care Int. Indonesia
17. Caritas Switzerland
18. IRD
19. YBTC Indonesia
20. UN Habitat
TOTAL Akumulasi (23,5 T rph)
Pagu Bantuan (US $)
65.254.800
62.008.050
59.750.849
51.654.909
43.000.000
42.600.000
41.638.774
37.500.000
37.000.000
36.000.000
2.473.753.172
Posisi Kredit menurut Jenis Pengg.(Rp Miliar)
Uraian
I.
I.
2002
Bank Umum
1. Modal Kerja
738,1
2. Investasi
1.881,4
3. Konsumsi
878,0
BPR
1. Modal Kerj
17,9
2. Investasi
1,3
3. Konsumsi
8,1
Total
3.525,1
2003
882,5
1.668,5
989,2
18,5
1,4
9,0
2004
2005
75,4 1.381,7
870,9 1.191,1
161,2 2.417,1
20,1
3,3
8,7
23,1
3,3
8,6
3.569,4 1.139,8 5.025,3
Posisi Kredit menurut Sektor (Rp Miliar)
Uraian
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
2002
Pertanian
356,4
Pertambangan
12,2
Perindustrian
1.737,5
Listrik, G & A
5,7
Konstruksi
57,6
Perdag. R & H
327,8
Pengangkutan
20,8
Jasa Dunia Us
71,6
Jasa Sos. Mas
14,5
Lain-lain
899,9
Total
3.504,5
2003
2004*
2005*
256,0
348,2
354,4
12,3
0,9
0,3
1.655,7 1.918,9 1.022,7
31,4
24,5
17,1
144,7
186,3
308,6
311,1
514,3
685,8
34,1
28,6
29,1
74,3
87,6
101,0
14,6
84,8
40,4
1.034,7 1.932,8 2.465,3
3.569,4 5.127,4 5.025,3
3. Kebijakan ekonomi: MoU bidang
Ekonomi
 Aceh berhak memperoleh dana melalui
hutang luar negeri
 Aceh berhak utk menetapkan suku bunga
berbeda dgn yg ditetapkan oleh Bank
Sentral RI (BI)
 Aceh berhak menetapkan dan memungut
pajak daerah utk membiayai kegiatankegiatan internal yg resmi
MoU bidang Ekonomi
 Aceh berhak melakukan perdagangan dan bisnis
secara internal dan internasional serta menarik
investasi dan wisatawan asing secara langsung ke
Aceh
 Aceh akan memiliki kewenangan atas
sumberdaya alam yang hidup dilaut teritorial
disekitar Aceh
 Aceh berhak menguasai 70% hasil dari semua
cadangan hidrkarbon dan sumberdaya alam
lainnya yg ada saat ini dan dimasa mendatang di
wilayah Aceh maupun laut teritorial sekitar Aceh
MoU bidang Ekonomi
 Aceh melaksanakan pembangunan dan
pengelolaan semua pelabuhan laut dan
pelabuhan udara dalam wilayah Aceh
 Aceh akan menikmati perdagangan bebas
dgn semua bagian RI tanpa hambatan
pajak, tarif ataupun hambatan lainnya
 Aceh akan menikmati akses langsung dan
tanpa hambatan ke negara-negara asing,
melalui laut dan udara
MoU bidang Ekonomi
 Pemerintah RI bertekad utk menciptakan
transparansi dalam pengumpulan dan
pengalokasian pendapatan antara
Pemerintah Pusat dan Aceh dgn menyetujui
auditor luar melakukan verifikasi atas
kegiatan tersebut dan menyampaikan hasilhasilnya kepada Kepala Pemerintah Aceh
MoU bidang Ekonomi
 GAM akan mencalonkan wakil-wakilnya utk
berpartisipasi secara penuh pada semua
tingkatan dalam komisi yg dibentuk utk
melaksanakan rekonstruksi pasca-Tsunami
(BRR).
4. Potensi Ekonomi
 Aceh adalah daerah pertanian (agraris)
 Sebahagian besar penduduk bekerja pada
sektor pertanian
 Aceh memiliki sumberdaya alam baik gas
maupun kelautan
Production Cengkeh, Cacoa and Tembacco
12000
10000
8000
Cengkeh
Kakao
Tembakau
6000
4000
2000
1998
1997
1996
1995
1994
1993
1992
1991
0
1990
Dalam 8 tahun
terakhir
 Produksi Kakao
meningkat
secara tajam
(35,2%).
 Produksi
Cengkeh dan
Tembakau
menurun
sangat tajam
masing-masing
11,9% dan
17,4%.
Production, Rubber, Palm Oil and Coffee (ton)



Produksi kelapa
mengalami kenaikan
tetapi tidak terlalu
tajam (4,4%)
Produksi Kopi
mengalami staknasi,
terlihat dari kurva
yang tidak bervariasi
(4,2%) (mendatar)
Hal yang dianggap
perlu untuk dilakukan
adalah bagaimana
menampung hasil
minyak sawit yang
produksinya terus
menerus meningkat
sehingga tidak perlu
lagi dijual dalam
bentuk mentah.
Perlu adanya pabrik
CPO di Aceh.
300000
250000
200000
Karet
Minyak Sawit
Inti Sawit
Kelapa
Kopi
150000
100000
50000
0
1990 1992 1994 1996 1998
Rubber Production, Palm Oil, Coconut and Coffee
(Ton)
350000
300000
250000
Karet
Minyak Sawit
Inti Sawit
Kelapa
Kopi
200000
150000
100000
50000
98
19
96
19
94
19
92
19
90
0
19
Dalam 8 tahun terakhir
terlihat bahwa :
 Produksi karet dari
tahun ketahun terus
meningkat
sebanyak11,55%
 Produksi minyak
sawit merupakan
produksi perkebunan
yang paling besar di
Aceh. Produksi nya
meningkat terus
hingga tahun
1997.Pada tahun
1998 mengalami
sedikit penurunan,
rata-rata
peningkatanya
sebesar (9,32%).
 Produksi inti sawit
juga terus menerus
meningkat sebesar
The Number of poor Population in Aceh
(NAD)
District
1996
Poor
Pop.
South Acheh
Southeast A.
East Acheh
Mid dle Ach.
West Acheh
Great Acheh
Pidie
North Acheh
Banda Acheh
Sabang Port
Acheh Prov.
Indonesia
40962
20761
73205
24250
46970
27460
50725
106673
31907
2654
425598
22.5 m il.
1999
Total
Pop.(000
)
377.7
195.6
685.4
224.9
483.3
281.8
456.3
979.1
225.1
24.8
3934
Poor
Pop.
62625
31543
154601
37128
84062
47829
163124
263425
38403
4064
886809
47.0 m il.
Source: CBS Acheh, 2000
Note: 1. Data in February 1996 from Susenas 1996.
Data in June 1998 ( Temporary number)
Data in December 1998 from Susenas-type 1998
Data in February 1999 from Susenas 1999
Data in August 1999 from Susenas Mini 1999
Data in February 2000 from Estimated number
2000
Total
Pop.
(000)
385.4
196.2
717.9
231.8
505.9
297.2
464
1019.8
239.8
25.3
4083.3
Poor
Pop.
75262
74094
203802
49136
145524
79074
136290
312160
22014
6013
1101369
33.2 m il.
2001
Total
Pop.(000
)
391.1
198.2
731.3
235.5
516.7
303
4694
1038.9
246.8
25.1
84753
60376
261459
43554
148985
82243
146458
373577
17190
5109
Total
Pop.
(000)
385.6
211.9
710.2
228.7
498.6
289.3
480.1
973.9
219.7
23.7
4156
1223703
4021.7
Poor
Pop.
APBN 2002 (Rp. Triliun)
APBN
Nilai
1. Pendapatan Negara
2. Belanja negara
- Pengeluaran rutin
- Pengeluaran pemb.
- Perimbangan dana
otonomi
khusus & penyeimb
3. Defisit
Perubahan
%PDB
Nilai
%PDB
301,874
344,008
193,741
52,299
17,9
24,0
11,5
3,1
305,151
345,604
200,382
47,414
17,8
20,1
11,7
2,8
94,531
3,437
(42,134)
5,6
0,2
2,5
94,038
3,770
(40,453)
5,5
0,2
-2,4
Porsi Bagi Hasil
Sumber Penerimaan Sebelum NAD
NAD
Pusat
Prov. Pusat
Prov.








70
70
20
90
80
80
80
80
Minyak bumi
Gas Alam
PPh WP Pribadi
PBB
BPHTB
Kehutanan
Pertambangan Umum
Perikanan
85
70
80
10
20
20
20
20
15
30
20
90
80
80
80
80
30
30
80
10
20
20
20
20
Alokasi Anggaran Pembangunan
NAD
Sumber Penerimaan








Minyak bumi
Gas Alam
PPh WP Pribadi
PBB
BPHTB
Kehutanan
Pertambangan Umum
Perikanan
85
70
80
10
20
20
20
20
15
30
20
90
80
80
80
80
30
30
80
10
20
20
20
20
70
70
20
90
80
80
80
80
Labor Force
 Demikian pula
halnya dengan
ketersediaan
tenaga kerja.
Dalam 8 tahun
terakhir tenaga
kerja di propinsi
NAD labor force
meningkat.
2000000
1500000
Bekerja
1000000
Mencari Kerja
Jumlah
500000
0
0
9
19
2
9
19
4
9
19
6
9
19
8
9
19
Unemployment
 Tenaga kerja
yang
menganggur
juga meningkat
dari tahun
ketahun. Ini
memberikan
gambaran
adanya tenaga
kerja potensial
yang bisa
digunakan
untuk
mencukupi
keperluan untuk
membuka
bisnis baru
14
12
10
8
6
4
2
0
1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998
Job Seeker Based on Education
Level
 Yang terbanyak
mencari kerja
adalah yang
berpendidikan
SLTA, diikuti oleh
sarjana penuh
dan sarjana
muda.
 Ini merupakan
tenaga kerja
potensial
Tidak Sekolah
SD
SLTP
SLTA
Sarjana Muda
Sarjana Penuh
Value of Investment
2500000
2000000
1500000
PMA
1000000
PMDN
500000
19
98
19
96
19
94
19
92
0
19
90
 Selama
periode 1990
sampai
dengan 1998
penanaman
modal di
Propinsi NAD
mengalami
peningkatan
yang luar
biasa.
 Peningkatan
investasi ini
didominasi
oleh
Penanaman
Value Of Investment
 Pada tahun
1993
penanaman
modal asing
meningkat
drastis tetapi
kemudian
menurun
dengan tajam
pada tahun
1994 dan tahun
1995
 Pada tahun
1997 kenaikan
yang sangat
tajam terjadi
2500000
2000000
1500000
PMA
1000000
PMDN
500000
0
0
9
19
2
9
19
4
9
19
6
9
19
8
9
19
Export, Import and BOP
 Sampai
dengan
sekarang
BOP NAD
masih positif
ini
menandakan
nilai Export
masih lebih
besar dari
pada nilai
Import
3500000
3000000
2500000
2000000
Ekspor
Impor
1500000
1000000
500000
0
90 992 994 996 998
9
1
1
1
1
1
Neraca
Perdagangan
Export, Import and BOP
3500000
3000000
Ekspor
2500000
2000000
Impor
1500000
Neraca
Perdagangan
1000000
500000
98
19
96
19
94
19
92
19
19
90
0
Non Oil and Gas Export
 Dari
Keseluruha
n hasil
export
nonmigas,
eksport
hasil
pertanian
masih
rendah
sekali
nilainya
dibandingk
an dengan
ekspor
Hasil
Industri.
400000
350000
300000
250000
200000
150000
100000
50000
0
90 992 994 996 998 000
9
1
1
1
1
1
2
Hasil
Pertanian
Hasil Industri
Total
Non Oil and Gas Export
 Hal ini
memberikan
gambaran
bahwa ekport
hasil
pertanian
masih
mempunyai
potensi untuk
ditingkatkan
400000
350000
300000
250000
Hasil Pertanian
200000
Hasil Industri
150000
Total
100000
50000
0
0
2
4 96
8
0
9
9
9
9
0
19
19
19 19
19
20
Agriculture Commodity Export
 Dari
keseluruhan
Total eksport
komoditas
pertanian
Kopi
Robusta,
Kopi Arabika
dan Udang
Segar
merupakan
ekspor
andalan
bagai
propinsi
25000
20000
15000
Kopi Robusta
Kopi Arabika
10000
5000
0
90 992 994 996 998 000
9
1
1
1
1
1
2
Udang Segar
Agricultural Commodity Export
 Walaupun nilainya sekarang ini menurun, tetapi
25000
pada periode 1993-1998
pernah mengalami
kenaikan yang sangat
20000 besar dengan puncaknya
pada tahun 1997
Kopi Robusta
15000
Kopi Arabika
10000
Udang Segar
5000
0
90 992
9
1
1
94 996
9
1
1
98 000
9
1
2
5. Kesimpulan
 Prospek perekonomian Aceh akan tumbuh secara
signifikan jika dana investasi tersebut disalurkan
atau dilaksanakan secara efisien
 Diperkirakan hanya 30-40% dana tersebut akan
berada di Aceh, sedangkan sisanya akan terjadi
“capital outflow”
 Setelah dua atau tiga tahun mendatang
perekonomian Aceh akan lesu kembali seperti
yang terjadi kawasan Lhok Seumawe, karena
tidak adanya “economic base” di Aceh.
Download