TAK CUKUP ANAK ASAL KENYANG Yang penting anak kenyang

advertisement
TAK CUKUP ANAK ASAL KENYANG
Yang penting anak kenyang ........ prinsip yang masih sering dipegang oleh
ibu atau pengasuh dalam pemberian makan kepada anak. Urusan kualitas dan
keseimbangan zat gizi yang ada di dalamnya dikesampingkan. Alhasil, porsi
terbesar yang masuk ke dalam tubuh anak adalah karbohidrat alias zat sumber
tenaga saja. Padahal, dalam masa pertumbuhannya, anak membutuhkan aneka zat
gizi yang lain, yaitu protein sebagai zat pembangun dan vitamin mineral yang
diibaratkan sebagai polantas yang mengatur kelancaran metabolisme tubuh.
Yang menjadi pertanyaan si ibu atau pengasuh, jika rasa kenyang sudah
membuat seorang anak tidak rewel dan mereka kuat berlari dan asyik bermain,
mengapa harus tetap mempertimbangkan asupan zat gizi lain selain zat sumber
tenaga, yang terdapat dalam makanan pokok (nasi, mie, jagung atau ubi jalar)?
Mengapa perlu menambahkannya dengan protein, baik dari hewani atau tumbuhtumbuhan? Mengapa tetap diperlukan sayur dan buah dalam menu sehari-hari
anak, sekalipun mereka ogah memakannya? Begitu seriuskah akibat bagi
pertumbuhan anak jika jumlah dan perbandingan antara zat gizi tersebut tidak
terpenuhi? Seberapa banyak sebenarnya porsi masing-masing zat gizi tersebut ?
Setelah ibu diberi penjelasan tentang manfaat zat-zat gizi atau nutrisi, seperti
misalnya karbohidrat sebagai sumber tenaga, protein sebagai zat pembangun dan
vitamin mineral sebagai zat pengatur, tak jarang berbagai keluhan dari mereka
mengenai masalah makan pada anak masih terdengar, antara lain : anak tidak suka
makan sayur atau buah, tidak senang minum susu, hanya mau mengkonsumsi mie
instan, sulit dibujuk makan nasi apalagi ditambah dengan lauk pauk seperti daging,
ayam, ikan, tahu dan tempe. Alasannya, sulit mengunyah apalagi menelannya.
Orang tua atau pengasuh menyadari, bahwa asupan makanan dalam porsi
dan kualitas gizi yang seimbang perlu diberikan kepada anak sesuai kebutuhan gizi
pada tahapan umur mereka. Masalahnya, anak tidak kooperatif dalam
mengkonsumsi makanan yang sudah disiapkan keluarga. Beberapa tips di bawah
ini dapat disimak bagaimana cara mengatasinya :
1. Pengaturan menu makanan bagi anak yang belum genap berusia satu tahun
berbeda dengan orang dewasa. Meskipun mereka sedang mengalami masa
percepatan tumbuh kembang namun kemampuan mengunyah, menelan dan
mencerna makanan masih terbatas. Bagi anak bayi yang belum genap berusia
6 bulan, mutlak hanya Air Susu Ibu (ASI) yang layak diberikan. Keunggulan ASI,
antara lain mengandung zat anti bodi sehingga meningkatkan daya tahan tubuh
ASI memiliki semua zat dibutuhkan bayi secara lengkap, ASI mudah dicerna dan
diserap oleh tubuh, praktis tanpa persiapan penyediaannya di sebuah
wadah/botol, murah atau ekonomis karena tidak perlu membeli dan tidak
berisiko berbahaya mengandung kuman penyebab diare akibat pemakaian dot
atau botol yang dicuci dengan tidak bersih. Yang lebih penting, juga menjalin
kasih sayang ibu dan anak.
2. Pada saat bayi genap berusia 6 bulan, kecukupan zat gizi perlu ditambah
dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Pada saat ini mulai diperkenalkan
bahan makanan baru secara bertahap. Pengenalan secara bertahap diperlukan,
agar bayi dapat beradaptasi menerima cita rasa dan untuk mengetes apakah
bahan makanan baru tersebut menimbulkan sakit atau reaksi alegi. Pengenalan
bertahap ini bukan hanya menyangkut jenis tetapi juga kekentalan dan
kekerasan makanan yang diberikan. Ketika bayi berusia 6 sampai dengan 9
bulan, makanan lumat diberikan secara bertahap 6 sampai dengan 9 sendok
sebanyak 2 atau 3 kali dalam sehari. WHO menyarankan pemberian makanan
ini tanpa menggunakan gula garam apalagi penyedap. Semakin bertambah
umur anak, maka semakin keras tekstur makanan yang diberikan sesuai dengan
kemampuan gigi, lidah dan organ pencernaan lain dalam mencernanya. Dari
makanan lumat, beralih ke nasi tim dan setelah genap berusia setahun, anak
mulai diperkenalkan makanan dewasa, tentu saja dengan porsi bertahap.
3. Dalam pemilihan jenis bahan makanan bagi anak tersebut perlu memenuhi azas
keseimbangan antara ketiga zat gizi serta kecukupan air. Semakin muda usia
anak, semakin banyak kebutuhan karbohidrat dan protein bagi setiap kilogram
berat badannya (BB nya). Hal ini diperlukan untuk kecukupan proses tumbuh
kembang di samping untuk melakukan aktifitas fisik dan pemeliharaan
kesehatannya. Seorang ibu di Kota Malang berhasil mendidik kedua buah
hatinya dalam mengkonsumsi sayuran bayam setiap hari. Si ibu memotivasi
kedua anaknya dengan manfaat sayur bayam tersebut sebagaimana yang
digambarkan dalam film kartun Popeye yang gemar makan bayam dan
memperoleh kekuatan dengan mengkonsumsinya. Meskipun bayam
sesungguhnya bukan sebagai sumber energi yang menimbulkan kekuatan
ekstra, tetapi tidak salah dijelaskan kepada anak, bahwa dengan mengonsumsi
bayam, tubuh Popeye tidak pernah sakit dan menjadi produktif dalam
beraktivitas.
Kecukupan zat sumber tenaga dapat terpenuhi dari makanan sehari-hari, seperti
nasi, roti, kentang, mi. Meskipun BB anak yang lebih muda lebih ringan dari
pada anak yang lebih besar, namun kebutuhan setiap kilogram BB nya lebih
tinggi. Sebagai contoh, disebabkan oleh pertumbuhannya yang lebih pesat,
setiap kilogram BB anak yang berusia 1 sampai 3 tahun setiap kilogram BB nya
membutuhkan 100 Kalori, lebih besar dari pada anak yang berusia 14 sampai
18 tahun dengankecukupan energinya 40 Kalori setiap kilogram BB nya. Begitu
pula kebutuhan protein sebagai zat pembangun tubuh pada anak yang lebih
muda lebih besar dari pada anak yang lebih tua. Bukan hanya jumlah tetapi
mutu protein sangat menentukan pertumbuhan pada anak. Mutu protein
ditentukan oleh susunan asam amino yang terkandung di dalamnya. Mutu
protein lebih baik yang berasal dari hewani (susu, telur, daging, ikan) dari pada
nabati (tempe, tahu, nasi). Kualitas asam amino yang terkandung dalam protein
yang dikonsumsi anak tersebut mempengaruhi optimalisasi pembentukan enzim,
hormon dan antibodi pada anak. Kebutuhan protein pada anak usia 1 sampai
dengan 3 tahun adalah 2 g setiap kilogram BB nya. Yang tak kalah penting
adalah kecukupan kebutuhan tubuh anak akan sumber lemak. Selain sebagai
sumber energi, lemak berfungsi sebagai pelarut vitamin A,D,E dan K dan
pemberi rasa sedap pada makanan. Dianjurkan seperlima dari kebutuhan energi
seorang anak berasal dari lemak. Zat sumber lemak antara lain berasal dari
minyak goreng, santan dan margarine. (Oleh: Ine Indrati Sigit)
Download