KONTRIBUSI WANITA TANI DALAM KEGIATAN

advertisement
KONTRIBUSI WANITA TANI DALAM KEGIATAN USAHATANI
KACANG TANAH DI DESA KOTA WUNA KECAMATAN TONGKUNO
KABUPATEN MUNA
SKRIPSI
Oleh:
TRISNAWATI BASO
D1A1 12 039
JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
KONTRIBUSI WANITA TANI DALAM KEGIATAN USAHATANI
KACANG TANAH DI DESA KOTA WUNA KECAMATAN TONGKUNO
KABUPATEN MUNA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Pertanian
Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan
Studi pada Jurusan Agribisnis
Oleh:
TRISNAWATI BASO
D1A1 12 039
JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2016
ii
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH
BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH
DIAJUKAN
PERGURUAN
SEBAGAI
TINGGI
SKRIPSI
ATAU
ATAU
KARYA
LEMBAGA
ILMIAH
MANAPUN.
PADA
APABILA
DIKEMUDIAN HARI TERBUKTI ATAU DAPAT DIBUKTIKAN BAHWA
SKRIPSI INI HASIL JIPLAKAN, MAKA SAYA BERSEDIA MENERIMA
SANKSI SESUAI PERATURAN YANG BERLAKU.
Kendari, Oktober 2016
TRISNAWATI BASO
D1A1 12 039
iii
ABSTRAK
Trisnawati Baso (D1A1 12 039). “Kontribusi Wanita Tani dalam
Kegiatan Usahatani Kacang Tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno
Kabupaten Muna”. Dibawah bimbingan Hartina Batoa dan Muhammad Aswar
Limi.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui kontribusi wanita tani
dalam kegiatan usahatani kacang tanah, dan (2) mengetahui curahan waktu kerja
wanita tani dalam kegiatan usahatani kacang tanah di Desa Kota Wuna
Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh wanita tani yang berusahatani kacang tanah di Desa Kota Wuna
Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna. Penentuan sampel dilakukan secara
sengaja (purposive). Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling
yang digunakan untuk memilih 39 wanita tani kacang tanah. Data dianalisis
menggunakan interval untuk mengetahui kontribusi wanita tani dan HKP untuk
mengatahui curahan waktu kerja wanita tani. Hasil penelitian ini adalah (1)
Kontribusi wanita tani dalam kegiatan usahatani kacang tanah dengan kategori
tinggi meliputi: Pembersihan lahan, teknik penanaman, pemeliharaan, pasca
panen, dan pemasaran. Kategori sedang meliputi: panen. Kategori rendah
meliputi: pemasangan pagar, dan jaring pagar. dan (2) Curahan waktu kerja
wanita tani terhadap usahatani kacang tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan
Tongkuno Kabupaten Muna adalah pembersihan lahan sebesar 6,90 HKP, teknik
penanaman sebesar 4,31 HKP, pemasangan pagar sebesar 2,84 HKP, pemasangan
jarring pagar sebesar 2,38 HKP, pemeliharaan sebesar 5,81 HKP, panen sebesar
7,30 HKP, pasca panen sebesar 4,20 HKP, dan pemasaran sebesar 1,86 HKP.
Kata Kunci: Usahatani kacang tanah, wanita tani, kontribusi, curahan waktu kerja
vi
ABSTRACT
Trisnawati Baso (D1A1 12 039). "The Contribution of Women Farmers in
the Peanut Farming Activities in Kota Wuna village Tongkuno subdistrict Muna
district". Under the supervision of Hartina Batoa and Muhammad Aswar Limi.
This study aimed to: (1) determine the contribution of women farmers in peanut
farming activities, and (2) determine working hours of women farmers in peanut
farming activities in the Kota Wuna village Tongkuno subdistrict Muna district.
Population for this study include all women farmers were farming peanuts in Kota
Wuna village Tongkuno subdistrict Muna district. Simple random sampling was
used to select 39 women farmers peanuts. Data were analyzed using the interval
to determine the contribution of women farmers and HKP to know the working
hours of women farmers. The results of this study were (1) The contribution of
women farmers in peanut farming activities with high category include: land
clearing, planting techniques, maintenance, post-harvest and marketing. Medium
category include: harvest. Low category includes: installation of fencing and
netting fence. and (2) Working hours of women farmers to farm peanuts in the
Village District of Tongkuno Wuna City Muna is at 6.90 HKP land clearing,
planting techniques amounted to 4.31 HKP, amounting to 2.84 HKP fencing,
installation of fence nets 2.38 HKP, maintenance amounting to 5.81 HKP,
amounting to 7.30 HKP harvest, post-harvest of 4.20 HKP, and marketing of 1.86
HKP.
Keywords: peanut farming, women farmers, contributions, working hours
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan seluruh
rangkaian perkuliahan, penelitian serta penyusunan skripsi hingga dalam wujud
sekarang ini. Shalawat serta salam senantiasa penulis haturkan kepada Nabi
Muhammad shallallahu’Alaihi Wasallam serta para keluarga dan sahabat beliau
yang menjadi suri tauladan bagi seluruh umat manusia.
Ucapan terima kasih dengan bangga penulis persembahkan kepada orang
tua, Bapak Sarifuddin Baso dan Ibu Wa Neo yang telah membesarkan,
menyayangi, mencintai, mendukung, memotivasi, memfasilitasi, dan mengontrol
serta semua kebaikan yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan
studi penulis. Bersamaan dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan
terima kasih dan penghormatan yang sebesar-besarnya kepada pembimbing, yaitu
Hartina Batoa, SP., M.Si sebagai Pembimbing I dan Muhammad Aswar Limi,
S.Pi., M.Si Sebagai Pembimbing II yang telah dengan sabar, tekun, tulus dan
ikhlas dalam membimbing memotifasi dan menasehati dalam penyelesaian studi
penulis. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada:
1.
Rektor Universitas Halu Oleo, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Halu
Oleo, Pengelola Jurusan/Program Studi Agribisnis Universitas Halu Oleo
beserta staf, Dosen di lingkungan Jurusan/Program Studi Agribisnis secara
khusus dan pada umumnya Dosen Fakultas Pertanian, yang telah memberikan
viii
kesempatan belajar bagi penulis, dan dukungan sarana dan prasaran dalam
kelancaran proses kuliah.
2.
Dosen pengajar pada Jurusan/Program Studi Agribisnis yang telah berperan
aktif dalam proses pembelajaran, pembentukan pola pikir dan karakter
penulis.
3.
Ibu Hartina Batoa, SP., M.Si selaku Penasehat Akademik selama penulis
mengikuti pendidikan pada Fakultas Pertanian UHO.
4.
Seluruh dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukan
pada saat pelaksanaan seminar dan ujian skripsi.
5.
Pegawai administrasi Jurusan Agribisnis dan Fakultas Pertanian atas urusan
admnistrasi yang mendukung penulis dalam masa pendidikan.
6.
Perangkat desa dan semua masyarakat Desa Kota Wuna yang telah
membantu, melayani dengan baik dan memberikan informasi dan wawasan
baru selama peneliti melakukan kegiatan penelitian di lokasi.
7.
Kakak tercinta Narti Kiranasari Baso, SH, serta adikku tersayang Ita
Mayangsari Baso. atas kasih sayang, dukungan motivasi , do’a dan
inspirasinya.
8.
Paman dan Bibi saya La Usaha, SP., Langgore, LM Syawal, La Piliha, La
Hamilu dan Siti Idhata, Wa Ode Lina, penulis berterimakasih banyak atas
nasehat, motifasi, bantuan moriil dan material.
9.
Erna, Erti, Asmaul Nur Misaori, Mitrazan Taratumpu, Ade Marsal, S,Si,
Santi, dan Juli selaku sepupu tercinta penulis berterimakasih banyak atas
semua kasih sayang, motivasi, dukungan, dan bantuan moriil dan material.
ix
10. Teman dan sahabat kuliah Agribisnis 2012 kelas B, yaitu yusriadin SP., La
Ode Abdul Asiz Hasidu SP., LM Arjuna Ruslan, Dian Parawansa, Wa Ode
Nurliati, Roswati Abas, Dermawansa, Fitriani,SP., Pusrawati, La Ode Halfin,
Worldianto Tiboyong, Rudi Hartono, Vadli, Suprayitno, Derman, Daud, Intan
Rosniati Udin, Agus Ari Artanto, Rezki, Achmad Sedy Pramono, Fadlan
Sahrinur, Sumiana, Helvina Dahsyad, Satria. yang selalu mendukung,
menyemangati, dan membantu.
11. Teman dan sahabat kuliah Agribisnis Angkatan 2012, yaitu Mustika,SP.,
Nurtani,SP., La Bai,SP., Lukman Inta,SP., Risna,SP., Eka Sariwati, Amrin
Aksa,SP., Israwati,SP., Dina Rachmayanti,SP., Gede Suadyana, Muh Ruslan
AP, Novia Ningsih, Awal Rahmat Hartono, Hasnawati Sarfan, Minartin, dan
yang lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung
menyemangati dan membantu.
12. Teman dan sahabat yaitu, Muhammad Alam, S,Ikom., Lilin Handriani, S,Sos,
Lalan Hardin, SH., Irna Sinolingga, Ahmad, Yuni Astika, Linda, Ono, Siti,
dan Ratih atas dukungan, semangat, dan doa kalian semua.
13. Pihak-pihak lain yang telah membantu penulis baik selama mengikuti proses
perkuliahan maupun proses penelitian berlangsung yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Penulis hanya bisa berdoa agar semua amal dan kebaikan yang telah
diberikan dalam penyelesaian studi penulis diganjar dengan kebaikan dan bernilai
pahala dari sisi Allah SWT.Amin. Penulis menyadari dalam skripsi yang disusun
penulis masih memiliki kekurangan dan kelemahan sehingga bimbingan dan
x
arahan sangat diharapkan penulis.Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan
manfaat bagi setiap pihak yang membutuhkan informasi dan ingin meningkatkan
pemahamannya.
Kendari,
Oktober 2016
TRISNAWATI BASO
D1A1 12 039
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ............................................................................... i
HALAMAN JUDUL .................................................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. v
ABSTRAK .................................................................................................... vi
ABSTRACT ................................................................................................. vii
UCAPAN TERIMAKASIH....................................................................... viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL .............................................................................. ...... xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………….
B. Rumusan Masalah………………………………………………....
C. Tujuan dan Kegunaan……………………………………………..
1
4
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
Konsep Kontribusi ...........................................................................
Konsep Curahan Waktu Kerja ................................................. .......
Wanita Tani ...................................................................................
Usahatani ..........................................................................................
Kacang Tanah …………………………………………………….
Penelitian Terdahulu……………………………………………. ..
Kerangka Pikir………………………………………………….....
6
9
11
13
14
27
33
III. METODE PENELITIAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
Waktu Dan Lokasi Penelitian……………………………………
Populasi dan Sampel…………………………………………. ..
Jenis dan Sumber Data……………………………………….. ...
Teknik Pengumpulan Data……………………………………. ..
Variabel Penelitian………………………………………………
Analisis Data…………………………………………………….
Konsep Operasional……………………………………………..
34
34
34
35
35
36
37
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Wilayah ...........................................................
A.1 Letak dan Luas Wilayah .......................................................
xii
39
39
A.2 Keadaan Iklim dan Topografi ..................................................
A.3 Keadaan Penduduk ..................................................................
A.3.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
dan Jenis Kelamin ..........................................................
A.3.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ...
A.3.3 Sarana dan Prasarana Sosial Ekonomi ...........................
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ...................................................
B.1 Identitas Responden ................................................................
B.1.1 Umur .............................................................................
B.1.2 Tingkat Pendidikan Formal...........................................
B.1.3 Jumlah Tanggungan Keluarga ......................................
B.1.4 Pengalaman Berusaha ...................................................
C. Kontribusi wanita tani ...................................................................
C.1 Pembersihan lahan .................................................................
C.2 Penanaman kacang tanah .......................................................
C.3 Pemasangan pagar ..................................................................
C.4 pemasangan jarring pagar ......................................................
C.5 Pemeliharaan ..........................................................................
C.6 Panen .....................................................................................
C.7 Pasca panen ............................................................................
C.8 Pemasaran .............................................................................
D. Curahan waktu kerja wanita tani dalam kegiatan usahatani kacang
tanah..............................................................................................
39
40
40
42
43
44
44
44
45
47
48
50
51
52
53
55
56
57
58
59
61
V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan .......................................................................................
B. Saran ..................................................................................................
63
63
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
LAMPIRAN .................................................................................................
65
68
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur di Desa Kota Wuna Kecamatan
Tongkuno Kabupaten Muna Tahun 2015 .............................................. 41
2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Kota Wuna
Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna Tahun 2015 ......................... 42
3. Kondisi Sarana dan Prasarana di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno
Kabupaten Muna Tahun 2015 ............................................................ 43
4. Distribusi Responden Berdasarkan Golongan Umur di Desa Kota Wuna
Kecamatan Tongkuno Tahun 2015 ...................................................... 45
5. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal
di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Tahun 2015 ..................... 46
6. Distribusi Penduduk Berdasarkan Tanggungan keluarga di Desa Kota
Wuna Kecamatan Tongkuno Tahun 2015 ........................................... 48
7. Pengalaman Responden Dalam Melakukan Usahanya
di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Tahun 2015...................... 49
8. Kontribusi wanita tani dalam pembersihan lahan pada kegiatan ushatani
kacang tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Tahun
2016 ...................................................................................................... 51
9. Kontribusi wanita tani dalam penanaman pada kegiatan usahatani kacang
tanah di Desa Kota Kecamatan Tongkuno Tahun 2016....................... 53
10. Kontribusi wanita tani dalam pemasangan pagar pada kegiatan usahatani
kacang tanah di Desa Kota Kecamatan Tongkuno Tahun 2016 .......... 54
11. Kontribusi wanita tani dalam pemasangan jarring pagar pada kegiatan
usahatani kacang tanah di Desa Kota Kecamatan Tongkuno Tahun
2016 ...................................................................................................... 55
12. Kontribusi wanita tani dalam pemeliharaan pada kegiatan usahatani
kacang tanah di Desa Kota Kecamatan Tongkuno Tahun 2016 .......... 56
13. Kontribusi wanita tani dalam panen pada kegiatan usahatani kacang tanah
di Desa Kota Kecamatan Tongkuno Tahun 2016 ................................ 57
14. Kontribusi wanita tani dalam pasca panen pada kegiatan usahatani kacang
tanah di Desa Kota Kecamatan Tongkuno Tahun 2016....................... 59
15. Kontribusi wanita tani dalam pemasaran pada kegiatan usahatani kacang
tanah di Desa Kota Kecamatan Tongkuno Tahun 2016....................... 60
16. Curahan waktu kerja wanita tani pada kegiatan usahatani kacang tanah di
Desa Kota Kecamatan Tongkuno Tahun 2016 .................................... 58
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1. Kerangka pikir ..........................................................................
xv
33
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1. Riwayat Hidup ...................................................................................
2. Kuisioner Penelitian ...........................................................................
3. Identitas Responden di Desa Kota Wuna tahun 2015 .......................
4. Analisis HKP Pembersihan Lahan .....................................................
5. Analisis HKP Teknik Penanaman ......................................................
6. Analisis HKP Pemasangan Pagar.......................................................
7. Analisis HKP Pemasangan Jarring Pagar .........................................
8. Analisis HKP Pemeliharaan ...............................................................
9. Analisis HKP Panen ..........................................................................
10. Analisis HKP Pasca Panen ................................................................
11. Analisis HKP Pemasaran ..................................................................
12. Hasil Analisis Interval Pembersihan Lahan .......................................
13. Hasil Analisis Interval Penanaman ....................................................
14. Hasil Analisis Interval Pemasangan Pagar .........................................
15. Hasil Analisis Interval Pemasangan Jarring Pagar.............................
16. Hasil Analisis Interval Pemeliharaan .................................................
17. Hasil Analisis Interval Panen .............................................................
18. Hasil Analisis Interval Pasca Panen ...................................................
19. Hasil Analisi Interval Pemasaran .......................................................
20. Dokumentasi Penelitian di Desa Kota Wuna tahun 2016 .................
xvi
68
69
74
75
77
79
81
83
85
87
89
91
91
91
91
92
92
92
92
93
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan pertanian merupakan prioritas pembangunan ekonomi
nasional di Indonesia yang dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya dan mencakup seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Secara komparatif Indonesia unggul
dalam sumber daya alam yang berlimpah dan sumberdaya manusia secara
kuantitatis dan kualitas, sehingga bisa memberi peluang untuk menumbuhkan
industri nasional terutama Agroindustri. Walaupun Indonesia beranjak dari negara
agraris menuju negara industri yang maju, namun peranan sektor pertanian masih
tetap mewarnai kemajuan disektor industri sehingga diperlukan kondisi ekonomi
yang seimbang antara bidang industri yang kuat dengan dukungan pertanian yang
tangguh. Salah satu sub sektor disektor pertanian adalah sub sektor perkebunan
sub sektor ini memberikan sumbangan yang cukup besar bagi perekonomian
nasional dan menjadi makin penting, serta adanya tenaga kerja yang cukup
tersedia dan melimpah sehingga bisa secara kompetitif dimanfaatkan.
Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan bagian dari Pulau Sulawesi yang
memiliki wilayah daratan seluas 38.140 km² dan wilayah perairan seluas 110.000
km². Sulawesi Tenggara memiliki masyarakat yang bekerja disektor pertanian
dengan jumlah 442,148 jiwa dengan rincian 277,695 petani laki – laki dan 164,
453 petani perempuan (BPS Sultra 2014), Berdasarkan potensi pertanian Sulawesi
Tenggara, Kabupaten Muna memiliki jumlah penduduk 42.251 jiwa yang bermata
pencaharian sebagai petani, Kabupaten Muna secara umum ikut serta dalam
2
menyumbangkan produksi pertaniannya yaitu kacang tanah dengan luas panen
3.70 Ha dan jumlah produksi yaitu 2,68 ton dan menghasilkan rata-rata produksi
yaitu 7,73 ton/ha (BPS Muna 2014). Desa Kota Wuna merupakan salah satu desa
yang berada Di Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna yang menghasilkan
kacang tanah dengan hasil produksi pada tahun 2014 yaitu menghasilkan 15 ton,
dengan luas lahan 10 Ha, sedangkan pada tahun 2015 produksi kacang tanah yang
dihasilkan yaitu menghasilkan 16 ton kacang tanah dengan luas lahan 15 Ha.
Tanaman kacang tanah memiliki peranan yang sangat penting bagi petani
yang mengusahakannya di Desa Kota Wuna. Usahatani kacang tanah di Desa ini
telah dilakukan sejak lama dan turun- temurun tujuannya adalah sebagai sumber
pendapatan utama bagi petani di Desa tersebut. Hal ini dikarenakan tanaman
kacang tanah mampu memberikan pendapatan yang relatif baik dibandingkan
dengan pendapatan yang diperoleh dari cabang usahatani yang lainnya, karena
harga jual kacang tanah mentah maupun kering yang di terima petani rata-rata
relatif tinggi.
Perkembangan peran dan posisi kaum perempuan sejak masa lampau
hingga saat ini telah menempatkan perempuan sebagai mitra yang sejajar dengan
kaum pria. Perempuan memiliki kesempatan yang sama dalam berbagai bidang
termasuk didalamnya peran dalam pembangunan pertanian. Sebagai salah satu
peran perempuan dalam pembangunan pertanian yaitu dengan ikut berperan dalam
menciptakan program-program yang mengarah pada pemberdayaan perempuan
dengan meluncurkan program diversifikasi pangan dan gizi yaitu program yang
berupaya mengintensifikasi pekarangan sebagai salah satu gerakan ketahanan
3
pangan keluarga dan masyarakat melalui pemanfaatan lahan pekarangan.
Pemberdayaan bisa dilakukan oleh lembaga-lembaga terkait melalui programprogram pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas perempuan
itu sendiri. Pemerintah bersama-sama tokoh masyarakat, dunia usaha, lembaga
swadaya masyarakat (LSM) dan organisasi perempuan serta organisasi
kemasyarakatan
berusaha
menyelenggarakan
program-program
kegiatan
pembangunan untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan (Chaidir, 2002).
Wanita tani memerankan peranan penting pada kegiatan usahatani untuk
meningkatkan produksi kacang tanah. Kegiatan usahatani yang dilakukan wanita
tani dipengaruhi oleh curahan waktu kerja. Curahan waktu kerja wanita tani dalam
kegiatan yang produktif banyak tergantung pada faktor sosial ekonomi dan
keadaan
keluarganya. Faktor-faktor sosial ekonomi yang berpengaruh pada
curahan waktu kerja wanita tani adalah usia, jumlah tanggungan keluarga, tingkat
upah, luas lahan, status perkawinan, tingkat pendidikan, dan tingkat pengalaman
(Sukesi, 2002).
Wanita tani di Desa Kota Wuna selain berperan sebagai ibu rumah tangga
dan membantu suami dalam pendapatan ekonomi rumah tangga seperti:
berdagang
hasil-hasil pertanian yang mereka usahakan, mereka juga ikut
berkontribusi dalam hal membangun pertanian, yaitu dengan ikut berpartisipasi
dalam berusahatani kacang tanah. Bentuk-bentuk partisipasi dalam berbagai
kegiatan yang dilakukan oleh para wanita tani seperti penyiapan lahan,
penanaman, pembuatan pagar, pemasangan jaring pada pagar, pemeliharaan
tanaman, panen, pasca panen, dan pemasaran. juga memiliki peran ganda lainnya.
4
Peran lain yang dilakukan oleh para wanita tani berupa kegiatan-kegiatan sosial
kemasyarakatan. Kegiatan-kegiatan sosial yang sering dilakukan dilingkungan
masyarakat tidak luput dari peran wanita sebagai ibu rumahtangga. Secara umum,
setiap kegiatan atau acara yang sering dilakukan oleh masyarakat diantaranya
acara selamatan, pernikahan, akikah, arisan dan acara sosial lainnya. Perempuan
sebagai ibu rumahtangga memiliki kontribusi atau partisipasi penting dalam
mendukung pelaksanaan dan keberhasilan setiap kegiatan atau acara yang pernah
dilakukan dilingkungan masyarakat setempat.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian tentang
kontribusi wanita tani dalam kegiatan usahatani kacang tanah di Desa Kota Wuna
Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahanya yaitu:
1. Berapa besar kontribusi wanita tani dalam kegiatan usahatani kacang tanah?
2. Berapa curahan waktu kerja wanita tani dalam kegiatan usahatani kacang
tanah?
C. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah
1. Mengetahui kontribusi wanita tani dalam kegiatan usahatani kacang tanah.
2. Mengetahui curahan waktu kerja wanita tani dalam kegiatan usahatani kacang
tanah.
5
Kegunaan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi pemerintah penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi
pengambilan
kebijakan
dalam
upaya
menyusun
dan
meningkatkan
pembangunan subsektor pertanian dalam hal ini sektor pertanian khususnya
para petani kacang tanah.
2. Bagi produsen baik wanita tani maupun para petani kacang tanah , penelitian
ini dapat dijadikan sebagai informasi yang dapat membantu untuk
meningkatkan produksifitas dalam usahatani kacang tanah.
3. Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran
dan informasi dalam penyusunan penelitian selanjutnya atau penelitianpenelitian yang sejenis.
6
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kontribusi
Kontribusi berasal dari bahasa inggris yaitu contribute atau contribution,
maknanya adalah keikutsertaan, keterlibatan (partisipasi), melibatkan diri maupun
sumbangan. Berarti dalam hal ini kontribusi dapat berupa materi atau tindakan.
Hal yang bersifat materi misalnya seorang individu memberikan pinjaman
terhadap pihak lain demi kebaikan bersama. Kontribusi dalam pengertian sebagai
tindakan yaitu berupa perilaku yang dilakukan oleh individu yang kemudian
memberikan dampak baik positif maupun negatif terhadap pihak lain. Dengan
demikian kontribusi berarti individu tersebut juga berusaha meningkatkan
efisisensi dan efektivitas hidupnya. Hal ini dilakukan dengan cara menajamkan
posisi perannya, sesuatu yang kemudian menjadi bidang spesialis, agar lebih tepat
sesuai dengan kompetensi. Kontribusi dapat diberikan dalam berbagai bidang
yaitu pemikiran, tenaga, sosial, finansial, barang dan lainnya.Dari rumusan
pengertian kontribusi yang dikemukakan di atas maka dapat diartikan bahwa
kontribusi adalah suatu keterlibatan yang dilakukan oleh seseorang yang
kemudian memposisikan dirinya terhadap peran dalam keluarga sehingga
memberikan dampak yang kemudian dinilai dari aspek sosial dan aspek ekonomi.
Kontribusi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kontribusi dalam bentuk
partisipasi.
Besarnya kontribusi kaum wanita dibidang pertanian merupakan peran
penting tenaga kerja wanita menyangkut kegiatan menanam, menyiang, atau
7
memelihara, memanen, merontok, membersihkan, pascapanen, pemasaran hasil
dan sebagainya selain memikul tugas penting dalam mengurus rumah tangga
wanita tani juga berperan aktif dalam proses produksi
sehingga patut diberi
teknologi tepat guna untuk mengurangi beban kerjanya, agar perannya sebagai ibu
rumah tangga tidak terbengkalai. (Bachrein, 2000).
Cholz menunjukkan bahwa kontribusi tenaga kerja mereka belum
terungkap secara transparan. Baik bila dilihat curahan waktu dan tenaga untuk
kegiatan produksi sampai pengolahan hasil dan pemasaran serta kaitannya dengan
kegiatan rumah tangga. Dalam perkembangan pertanian, kembali perempuan tidak
mampu untuk eksis dikarenakan masih adanya penilaian masyarakat terhadap
partisipasi perempuan pada sektor pertanian yang masih mendiskriminasi
perempuan serta asumsi yang menyatakan bahwa kegiatan pertanian merupakan
urusan laki-laki yang dinyatakan sebagai pengelola usahatani adalah suami atau
kepala keluarga (Paris, 1987 dalam Pratiwi, 2007).
Peningkatan pemahaman akan peran serta dan kontribusi perempuan
dalam pembangunan pertanian akan menimbulkan pemahaman bahwa penyuluhan
dan pendidikan keterampilan dibidang pertanian tidak saja ditujukan kepada kaum
laki-laki tetapi juga kepada perempuan. Walaupun dalam bidang pertanian
perempuan telah memiliki pengakuan secara legal di Indonesia dengan ratifikasi
Convention on the Elimination of All Discrimination Against Women (CEDAW)
atau Konvensi tentang Hak-hak politik perempuan dengan UU No. 68/1958 dan
konvensi tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan”
(Hartono, 2000).
8
Partisipasi masyarakat menurut Isbandi (2007) adalah keikutsertaan
masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di
masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk
menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan
masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi. Partisipasi dapat
diartikan juga sebagai bentuk keterlibatan aktif seseorang, atau sekelompok orang
(masyarakat) secara sadar untuk berkontribusi secara sukarela dalam program
pembangunan dan terlibat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring
sampai pada tahap evaluasi.
Mikkelsen (1999) membagi partisipasi menjadi 6 (enam) pengertian, yaitu:
1) Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa ikut
serta dalam pengambilan keputusan; 2) Partisipasi adalah pemekaan (membuat
peka) pihak masyarakat untuk meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan
untuk menanggapi proyek-proyek pembangunan; 3) Partisipasi adalah keterlibatan
sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang ditentukannya sendiri; 4)
Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang
atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya
untuk melakukan hal itu; 5) Partisipasi adalah pemantapan dialog antara
masyarakat setempat dengan para staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan,
monitoring proyek, agar supaya memperoleh informasi mengenai konteks lokal,
dan dampak-dampak sosial; dan 6) Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat
dalam pembangunan diri, kehidupan, dan lingkungan mereka.
9
Pentingnya partisipasi dikemukakan oleh Conyers (1991) sebagai
berikut: pertama, partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh
informasi mengenai kondisi, kebutuhan, dan sikap masyarakat setempat, yang
tanpa kehadirannya program pembangunan serta proyek-proyek akan gagal;
kedua, bahwa masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program
pembangunan jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya,
karena mereka akan lebih mengetahui seluk-beluk proyek tersebut dan akan
mempunyai rasa memiliki terhadap proyek tersebut; ketiga, bahwa merupakan
suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan masyarakat
mereka sendiri. Apa yang ingin dicapai dengan adanya partisipasi adalah
meningkatnya kemampuan (pemberdayaan) setiap orang yang terlibat baik
langsung maupun tidak langsung dalam sebuah program pembangunan dengan
cara melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan dan kegiatan-kegiatan
selanjutnya dan untuk jangka yang lebih panjang.
B. Konsep Curahan Waktu Kerja
Menurut Mubyarto dalam Sumarsono (2009), tingkat pencurahan jam
kerja adalah persentase banyaknya jam kerja yang dicurahkan terhadap jumlah
jam kerja yang tersedia. Jam kerja dan pendapatan merupakan variabel yang sulit
untuk dipisahkan. Pendapatan/upah diperoleh seseorang dari suatu pekerjaan
melalui pencurahan jam kerja untuk bekerja yang menghasilkan barang dan jasa.
Curahan jam kerja adalah jumlah jam kerja yang dilakukan oleh buruh untuk
melakukan pekerjaan di pabrik, di rumah dan pekerjaan sambilan. Lama bekerja
dalam seminggu bagi setiap orang tidak sama. Hal itu tergantung pada keadaan
10
masing-masing buruh, alasan ekonomi adalah yang paling dominan, untuk
mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari atau untuk menambah penghasilan
keluarga.
Alokasi waktu kerja merupakan curahan waktu kerja oleh petani dan
keluarga dalam kegiatan produktif baik untuk kegiatan usahatani, maupun
kegiatan lain, yaitu usahatani holtikultura, beternak, buruh tani, dan kegiatan lain
diluar sektor pertanian, curahan waktu dan kualitas tenaga kerja dipengaruhi oleh
jenis kelamin, apalagi dalam proses produksi pertanian. Tenaga kerja pria
mempunyai spesialisasi dalam bidang pekerjaan tertentu seperti mengolah tanah
dan tenaga kerja wanita menanam tanaman (Baruwadi, 2006).
Curahan waktu kerja tergantung pada status pekerjaan yang dilakukan.
Ada beberapa jenis-jenis kegiatan yang memerlukan curahan waktu yang banyak
dan berkelanjutan, tapi sebaliknya ada pula jenis-jenis kegiatan yang memerlukan
curahan waktu kerja yang terbatas (Nurmanaf, 2006).
Pendapatan suami yang rendah dan tekanan ekonomi adalah dua faktor
yang menjadi penyebab perempuan terutama perempuan pedesaan yang sudah
menikah untuk mencari tambahan pendapatan yang tujuannya agar dapat
membantu perekonomian keluarga dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari
dengan semakin meluasnya kesempatan kerja yang mampu menyerap tenaga kerja
perempuan atau wanita juga menjadi salah satu faktor pendorong perempuan
untuk bekerja (Novita, 2012).
Curahan waktu kerja wanita terdiri dari dua macam, yaitu dalam rumah tangga
dan diluar rumah tangga, bagi wanita yang bekerja diluar rumah tangga
11
tentunya curahan waktu kerja untuk didalam rumah tangga menjadi berkurang,
karena sebagian waktu telah dihabiskan diluar rumah tangga dalam mencari
nafkah.
Menurut Eliana (2007) ada beberapa faktor yang mempengaruhi curahan
waktu kerja produktif wanita dalam rumah tangga, yakni : 1) tingkat umur, 2)
tingkat pendidikan, dan 3) pengalaman kerja. Eliana mengungkapkan semakin tua
umur tenaga kerja wanita, maka kondisi fisiknya lebih rendah sehingga akan
berpengaruh pada produktivitas kerja.
C. Wanita Tani
Wanita indonesia terutama dipedesaan sebagai sumber daya manusia
cukup nyata partisipasinya khususnya dalam memenuhi fungsi keluarga dan
rumah tangga bersama pria. Beberapa hasil penelitian menunjukkan peran serta
wanita dalam berbagai industri dibeberapa daerah cukup besar dan menentukan,
dengan pengelolaan usaha yang bersifat mandiri. (Lestari, et.al (1997) dalam
mahdalia, A (2012)).
Sumberdaya wanita tani merupakan salah satu potensi yang besar dalam
menyumbang tenaga kerja pada kegiatan produksi. Fenomena wanita bekerja di
sektor pertanian bagi masyarakat bukan sesuatu hal yang baru. Sejarah
menunjukkan bahwa asal mula pertanian berawal dari pembagian kerja antara pria
dan wanita, dimana pria melakukan pekerjaan berburu dan meramu hasil hutan,
sedangkan wanita bertani disekitar rumah dan mengerjakan pekerjaan rumah
tangga. Masuknya tenaga kerja wanita ke sektor pertanian didorong oleh
kebutuhan pokok masyarakat (Sukesi, 2002).
12
Wanita
merupakan
sumber
daya
insani
yang
potensial
dalam
pembangunan. Potensi kaum wanita yang relatif besar sudah dimanfaatkan secara
maksimal terutama dalam kegiatan-kegiatan produktif, seperti bekerja atau
melakukan suatu kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan atau
penghasilan namun belum diekspos didalam media-media cetak sehingga dikenal
oleh masyarakat luas dan yang diekspos hanyalah tenaga kerja pria selaku kepala
rumah tangga. (Sumarsono, 2009).
Menurut Hamdani (2005), hubungan antara posisi ekonomi keluarga
dengan perbudakan tenaga kerja perempuan di daerah-daerah yang tradisinya di
kuasai oleh kaum laki-laki menjadi bukti jelas berlakunya budaya yang menindas
perempuan. Oleh karena itu nilai kerja mereka yang selama ini di abaikan bahkan
diremehkan harus dihargai dan dibuat tampak oleh tatanan masyarakat. Dari
sinilah dimulainya penyadaran peran wanita sebagai individu yang utuh, merasa
dihargai hasil karyanya, dan diakui keberadaanya.
Wanita selalu diminta berpartisipasi dalam pembangunan akan tetapi
pekerjaan yang dianggap didalam masyarakat sebagai kodratnya wanita tetap
dituntut untuk dilakukan sendirian oleh wanita dimana istilah keselarasan,
keserasian, dan keseimbangan berperan, (Nugroho, 2008).
Menurut Elizabeth (2008) wanita tani perlu dibina dan diberdayakan
sebagai receiving system untuk mempercepat proses alih teknologi, selain itu
perlu dikaji tindak dan revitalisasi mekanisme kerja penyuluhan untuk lebih
melibatkan wanita tani dalam mempercepat adopsi teknologi. Diperlukan pula
13
strategi perbaikan upah agar berimbang antar jender sebagai insentif
dan
keberpihakan terhadap wanita tani.
Rumah tangga wanita adalah aktor kunci dalam pencapaian ketahanan
pangan rumah tangganya. Salah satu alasannya adalah ketahanan pangan
merupakan bagian dari peranan reproduktif mereka. Kenyataan bahwa fungsi
rumah tangga sebagai unit konsumsi, peranan reproduktif wanita berkembang
pada ketahanan pangan dan nutrisi rumah tangganya secara keseluruhan dan tidak
terbatas hanya pada anak-anak mereka. Produksi ketahanan pangan dan nutrisi
rumah tangga terdiri dari beberapa aktifitas yang saling terkait, yaitu budidaya
tanaman pangan, pengadaan pangan, pengumpulan dan penukaran, persiapan dan
pengola han pangan, dan akhirnya distribusi pangan. Hampir semua aktifitas ini
merupakan tugas wanita. (Sukiyono, 2008)
D. Usahatani
Suratiyah (2006) menyatakan bahwa ilmu usahatani adalah ilmu yang
mempelajari bagaimana seseorang mengusahakan dan mengkordinir faktor-faktor
produksi yang berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal sehingga
memberikan manfaat yang sebaik-baiknya.
Ilmu usahatani juga didefenisikan atau mengelolah aset dan cara dalam
pertanian. Usahatani juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang
mengorganisasi sarana produksi pertanian dan teknologi dalam suatu usaha yang
menyangkut bidang pertanian (Moehar, 2001). Sedangkan menurut (Kadarsan,
2011) Usahatani adalah pengelolaan sumber daya alam, tenaga kerja, permodalan
14
dan skill lainnya untuk menghasilkan suatu produk pertanian secara efektif dan
efisien.
Ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana
seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk
memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila
petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki
(yang dikuasai) sebaik-baiknya dan dikatakan efisien bila pemanfaatan
sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi masukan
(input) (Soekarwati, 2002).
Melakukan usaha pertanian, seorang petani akan selalu berfikir bagaimana
ia mengalokasikan hasil seefisien mungkin untuk dapat memperoleh keuntungan
maksimal. Dilain pihak, saat petani dihadapkan pada keterbatasan biaya dalam
melaksanakan usahataninya, mereka tetap mencoba meningkatkan keuntungan
dengan kendala biaya usahatani yang terbatas. Caranya dengan melakukan
tindakan yang dapat memperoleh keuntungan lebih besar dengan biaya produksi
yang sekecil-kecilnya. Keuntungan usahatani merupakan selisih total penerimaan
dengan biaya usahatani (Daniel, 2002).
E. Kacang Tanah
Kacang tanah yang ada di Indonesia semula berasal dari benua Amerika.
Pemasukan ke Indonesia pertama- tama diperkirakan dibawa oleh pedagangpedagang Spanyol, sewaktu melakukan pelayarannya dari Mexico ke Maluku
setelah tahun 1597. Pada tahun 1863 HOLLE memasukkan Kacang Tanah dari
15
Inggris dan pada tahun 1864 SCHEFFER memasukkan pula Kacang Tanah dari
Mesir.
Kacang tanah adalah komoditas agrobisnis yang bernilai ekonomi cukup
tinggi dan merupakan salah satu sumber protein dalam pola pangan penduduk
Indonesia. Kebutuhan kacang tanah dari tahun ke tahun terus meningkat sejalan
dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan gizi masyarakat, diversifikasi
pangan, serta meningkatnya kapasitas industri pakan dan makanan di Indonesia.
Namun produksi kacang tanah dalam negeri belum mencukupi kebutuhan
Indonesia yang masih memerlukan subsitusi impor dari luar negeri. Oleh sebab itu
pemerintah terus berupaya meningkatkan jumlah produksi melalui intensifikasi,
perluasan
areal
pertanaman
dan
penggunaan
pemupukan
yang
tepat
(Adisarwanto, 2000).
Kacang tanah memiliki nilai ekonomi tinggi serta mempunyai peranan
besar dalam mencukupi kebutuhan bahan pangan jenis kacang-kacangan. Kacang
tanah memiliki kandungan protein 25 – 30%, lemak 40 – 50%, karbohidrat 12%
serta vitamin B1 dan menempatkan kacang tanah dalam hal pemenuhan gizi
setelah tanaman kedelai. Manfaat kacang tanah pada bidang industri antara lain
sebagai pembuatan margarine, sabun, minyak garing dan lain sebagainya (Ciboro,
2008).
Sistematika kacang tanah adalah sebagai berikut:
Kingdom
: Plantae atau tumbuh-tumbuhan
Divisio
: Spermatophyta atau tumbuhan berbiji
Sub Divisio
: Angiospermae atau berbiji tertutup
16
Klas
: Dicotyledoneae atau biji berkeping dua
Ordo
: Leguminales
Famili
: Papilionaceae
Genus
: Arachis
Spesies
: Arachis hypogeae L.; Arachis tuberosa Benth.; Arachis
Varietas-varietas kacang tanah unggul yang dibudidayakan para petani
biasanya bertipe tegak dan berumur pendek (genjah). Varietas unggul kacang
tanah ditandai dengan karakteristik sebagai berikut:
a. Daya hasil tinggi.
b. Umur pendek (genjah) antara 85-90 hari.
c. Hasilnya stabil.
d. Tahan terhadap penyakit utama (karat dan bercak daun).
e.
Toleran terhadap kekeringan atau tanah becek.
Varietas kacang tanah di Indonesia yang terkenal, yaitu:
a.
Kacang Brul, berumur pendek (3-4 bulan)
b.
Kacang Cina, berumur panjang (6-8 bulan)
c.
Kacang Holle, merupakan tipe campuran hasil persilangan antara varietasvarietas yang ada. Kacang Holle tidak bisa disamakan dengan kacang
"Waspada" karena memang berbeda varietas.
1. Manfaat Tanaman
Di bidang industri, digunakan sebagai bahan untuk membuat keju,
mentega, sabun dan minyak goreng. Hasil sampingan dari minyak dapat dibuat
bungkil (ampas kacang yang sudah dipipit/diambil minyaknya) dan dibuat
17
oncom melalui fermentasi jamur. Manfaat daunnya selain dibuat sayuran
mentah ataupun direbus, digunakan juga sebagai bahan pakan ternak serta
pupuk hijau. Sebagai bahan pangan dan pakan ternak yang bergizi tinggi,
kacang tanah mengandung lemak (40,50%), protein (27%), karbohidrat serta
vitamin (A, B, C, D, E dan K), juga mengandung mineral antara lain Calcium,
Chlorida, Ferro, Magnesium, Phospor, Kalium dan Sulphur.
2. Sentra Penanaman
Di tingkat Internasional mula-mula kacang tanah terpusat di India,
Cina, Nigeria, Amerika Serikat dan Gombai, kemudian meluas ke negara lain.
Di Indonesia kacang tanah terpusat di Pulau Jawa, Sumatra Utara, Sulawesi
dan kini telah ditanam di seluruh Indonesia.
3. Syarat Tumbuh
a. Iklim
1). Curah hujan yang sesuai untuk tanaman kacang tanah antara 800-1.300
mm/tahun. Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan rontok dan
bunga tidak terserbuki oleh lebah. Selain itu, hujan yang terus-menerus
akan meningkatkan kelembaban di sekitar pertanaman kacang tanah.
2). Suhu udara bagi tanaman kacang tanah tidak terlalu sulit, karena suhu
udara minimal bagi tumbuhnya kacang tanah sekitar 28-32oC. Bila
suhunya di bawah 10oC menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit
terhambat, bahkan jadi kerdil dikarenakan pertumbuhan bunga yang
kurang sempurna.
18
3). Kelembaban udara untuk tanaman kacang tanah berkisar antara 65-75 %.
Adanya curah hujan yang tinggi akan meningkatkan kelembaban terlalu
tinggi di sekitar pertanaman.
4).Penyinaran sinar matahari secara penuh amat dibutuhkan bagi tanaman
kacang tanah,terutama kesuburan daun dan perkembangan besarnya
kacang.
4.
Media Tanam
a. Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman kacang tanah adalah jenis tanah
yang gembur/bertekstur ringan dan subur
b. Derajat keasaman tanah yang sesuai untuk budidaya kacang tanah adalah
pH antara 6,0-6,5.
c. Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan
akhirnya mati. Air yang diperlukan tanaman berasal dari mata air atau
sumber air yang ada disekitar lokasi penanaman. Tanah berdrainase dan
berserasi baik atau lahan yang tidak terlalu becek dan tidak terlalu kering,
baik bagi pertumbuhan kacang tanah.
4.
Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang baik dan ideal untuk tanaman kacang tanah adalah
pada ketinggian antara 500 m dpl. Jenis kacang tanah tertentu dapat ditanam
pada ketinggian tempat tertentu untuk dapat tumbuh optimal.
5.
Pedoman Budidaya
a. Pembibitan
b. Persyaratan Benih
19
c. Syarat-syarat benih/bibit kacang tanah yang baik adalah:
1). Berasal dari tanaman yang baru dan varietas unggul.
2). Daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90 %) dan sehat.
3). Kulit benih mengkilap, tidak keriput dan cacat.
4). Murni atau tidak tercampur dengan varietas lain.
5). Kadar air benih berkisar 9-12 %.
6). Penyiapan Benih
Penyiapan benih kacang tanah meliputi hal-hal sebagai berikut:
1).
Benih dilakukan secara generatif (biji).
2).
Benih sebaiknya tersimpan dalam kaleng kering dan tertutup rapat.
3).
Benih yang baik tersimpan dalam keadaan kering yang konstan
4).
Benih diperoleh dari Balai Benih atau Penangkar Benih yang telah
ditunjuk oleh Balai Sertifikasi Benih.
6. Pengolahan Media Tanam
a. Persiapan
Pengukuran luas lahan sangat berguna untuk mengetahui berapa jumlah
benih yang dibutuhkan. Kondisi lahan yang terpilih harus disesuaikan
dengan persyaratan tanaman kacang tanah.
b. Pembukaan Lahan
Pembukaan lahan pada intinya merupakan pembersihan lahan dari segala
macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar pertanaman
sebelumnya. Tujuan pembersihan lahan untuk memudahkan perakaran
tanaman berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama
20
dan penyakit yang mungkin ada. Pembajakan dilakukan dengan hewan
ternak, seperti kerbau, sapi, atau pun dengan mesin traktor.
Pencangkulan dilakukan pada sisi-sisi yang sulit dijangkau oleh alat
bajak dan alat garu sampai tanah siap untuk ditanami.
c.
Pembentukan Bedengan
Untuk memudahkan pengaturan penanaman dilakukan pembedengan
sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan, yaitu untuk lereng agak
curam jarak tanam cukup 0,5 m dan untuk lahan yang tidak begitu
miring bisa antara 30-40 meter. Sedangkan untuk tanah datar, luas
bedengan adalah 10 - 20 meter / 2 x 10 meter. Ketebalan bedengan
antara 20-30 cm.
d.
Pengapuran
Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat
masam, perlu dilakukan pengapuran. Dosis yang biasa digunakan untuk
pengapuran pada saat pembajakan adalah 1-2,5 ton/ha dicampurkan dan
diaduk hingga merata. Selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tanam.
e. Pemberian pupuk hayati MiG-6PLUS saat pratanam (3hari sebelum
tanam).
Berikan pupuk hayati MiG-6PLUS pada permukaan lahan dengan cara
di semprot/disiramkan secara merata, dosis yang dibutuhkan adalah 2
liter per hektar. Pada lahan kering, aplikasi MiG-6PLUS sebaiknya pada
sore hari.
21
f. Pemupukan
Pemupukan adalah untuk menambah unsur-unsur hara yang diperlukan
tanaman. Jenis dan dosis pupuk setiap hektar yang dianjurkan adalah
Urea=60-90 kg ditambah TSP=60-90 kg ditambah KCl=50 kg. Semua
dosis pupuk diberikan pada saat tanam. Pupuk dimasukkan di kanan dan
kiri lubang tugal dan tugal dibuat kira-kira 3 cm.
7. Teknik Penanaman
a. Penentuan Pola Tanam
Pola tanaman harus memperhatikan musim dan curah hujan. Pada tanah
yang subur, benih kacang tanah ditanam dalam larikan dengan jarak tanam
40 x 15 cm atau 30 x 20 cm. Pada tanah yang kurang subur dapat ditanam
lebih rapat yaitu 40 x 10 cm atau 20 x 20 cm.
b. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat sedalam 3 cm dengan tugal dengan jarak seperti yang
telah ditentukan di atas.
c. Cara Penanaman
Pilih benih kacang yang telah memenuhi syarat benih bermutu tinggi.
Masukan benih satu atau dua butir ke dalam lubang tanam dengan tanah
tipis. Waktu tanam yang paling baik dilahan kering adalah pada awal
musim hujan, di lahan sawah dapat dilakukan pada bulan April-Juni
(palawija I) atau bulan Juli-September (palawija II). Sedangkan untuk lahan
bukaan terlebih dahulu dilakukan inokulasi rhizobium (benih dicampur
22
dengan inokulan dengan dosis 4 gram/kg) kemudian benih langsung
ditanam paling lambat 6 jam.
8. Pemeliharaan Tanaman
a. Penyulaman
Penyulaman dilakukan bila ada benih yang mati atau tidak tumbuh, untuk
penyulaman waktunya lebih cepat lebih baik (setelah yang lain kelihatan
tumbuh ± 3-7 hari setelah tanam).
b. Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk menghindari hama dan penyakit tanaman. Juga
agar tanaman yang ditanam tidak bersaing dengan tanaman liar (gulma) pada
umur 5-7 hari.
c. Pembubunan
Pembubunan dilakukan dengan cara mengumpulkan tanah di daerah
barisan sehingga membentuk gundukan yang membentuk memanjang
sepanjang barisan tanaman.
d. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan jenis dan dosis pupuk yang dianjurkan yaitu
Urea=60-90 kg/ha ditambah TSP=60-90 kg/ha ditambah KCl=50 kg/ha.
Semua dosis pupuk diberikan pada saat tanam dan pupuk dimasukan
dikanan kiri lubang tunggal.
e. Pemberian pupuk MiG-6PLUS pada saat pemeliharaan pada usia 3 minggu
dan 6 minggu setelah tanam, apabila menggunakan benih berumur
menengah atau panjang (90-120hari), diperlukan tambahan pupuk MiG-
23
6PLUS pada usia 9 minggu. Pemberian masing-masing 2 liter per hektar,
Pemberian larutan MiG-6PLUS di tanah disekitar perakaran.
f. Pengairan dan Penyiraman
Pengairan dilakukan agar tanah tetap lembab. Untuk menjaga kelembaban
pada musim kemarau diberikan mulsa dan pada saat tanaman berbunga
tidak dilakukan penyiraman, karena dapat menggganggu penyerbukan.
g.
Waktu Penyemprotan Pestisida
Penyemprotan untuk mengusir ataupun memberantas hama tanaman
hendaknya dilakukan pada sore atau malam hari. Obat yang digunakan
maupun dosis sesuai dengan jenis hama yang menyerang tanaman
tersebut.
h. Pemeliharaan Lain
Hal-hal lain yang sangat menunjang faktor pemeliharaan bisa dilakukan,
asalkan tidak memerlukan biaya yang berarti, misalnya pemangkasan,
perambatan, pemeliharaan tunas dan bunga serta sanitasi lingkungan lahan
(dijaga agar menunjang kesehatan tanaman).
9.
Hama Dan Penyakit
a. Hama
1). Uret
Gejala: memakan akar, batang bagian bawah dan polong akhirnya tanaman
layu dan mati. Pengendalian: menanam serempak, penyiangan intensif,
tanaman terserang dicabut dan uret dimusnahkan.
24
2). Ulat berwarna
Gejala: daun terlipat menguning, akhirnya mengering. Pengendalian:
penyemprotan insektisida Azodrin 15 W5C, Sevin 85 S atau Sevin 5 D. c)
Ulat grapyak Gejala: ulat memakan epidermis daun dan tulang secara
berkelompok. Pengendalian: (1) bersihkan gulma, menanam serentak,
pergiliran tanaman; (2) penyemprotan insektisida lannate L, Azodrin 15
W5C.
3). Ulat jengkal
Gejala: menyerang daun kacang tanah. Pengendalian: penyemprotan
insektisida Basudin 60 EC Azodrin 15 W5C, Lannate L Sevin 85 S.
4). Sikada
Gejala: menghisap cairan daun. Pengendalian: (1) penanaman serempak,
pergiliran tanaman; (2) penyemprotan insektisida lannate 25 WP,
Lebaycid 500 EC, Sevin 5D, Sevin 85 S, Supraciden 40 EC.
5). Kumbang daun
Gejala: daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga makan pucuk
bunga. Pengendalian: (1) penanaman serentak; (2) penyemprotan
Agnotion 50 EC, Azodrin 15 W5C, Diazeno 60 EC.
b. Penyakit
1). Penyakit layu
Pengendalian: penyemprotan Streptonycin atau Agrimycin, 1 ha
membutuhkan 0,5-1 liter. Agrimycin dalam kelarutan 200-400 liter/ha.
25
2). Penyakit sapu setan
Pengendalian: tanaman dicabut, dibuang dan dimusnahkan, semua
tanaman inang dibersihkan (sanitasi lingkungan).
3). Penyakit bercak daun Pengendalian:
penyemprotan dengan bubur Bardeaux 1 % atau Dithane
M 45, atau
Deconil pada tanaman selesai berbunga, dengan interval penyemprotan
1 minggu atau 10 hari sekali.
4). Penyakit mozaik
Pengendalian: penyemprotan dengan fungisida secara rutin 5-10 hari
sekali sejak tanaman itu baru tumbuh.
5).Penyakit gapong
Pengendalian: tanahnya didangir dan dicari nematodanya, kemudian
diberi DD (Dichloropane Dichloropene 40-800 liter/ha per aplikasi.
6). Penyakit Sclertium
Pengendalian: membakar tanaman yang terserang cendawan.
7). Penyakit karat
Pengendalian: tanaman yang terserang dicabut dan dibakar serta semua
vektor penularan harus dibasmi.
26
10. Panen
a. Ciri dan Umur Panen
Umur panen tanaman kacang tanah tergantung dari jenisnya yaitu
umur
pendek ± 3-4 bulan dan umur panjang ± 5-6 bulan. Adapun
ciri-ciri kacang tanah sudah siap dipanen antara lain:
1) mulai mengeras.
2) Daun menguning dan sebabian mulai berguguran, Polong sudah berisi
penuh dan keras.
3) Warna polong coklat kehitam-hitaman.
b. Cara Panen
Pencabutan tanaman, lalu memetik polong (buahnya) terus bersihkan
dan dijemur matahari, memilih bila diperlukan untuk benih dan
seterusnya dilakukan penyimpanan, untuk konsumsi bisa di pasarkan
langsung atau bisa langsung dibuat berbagai jenis produk makanan.
11. Pasca Panen
a. Pengumpulan
Kumpulkan brangkasan tanaman kacang tanah ditempat strategis.
b. Penyortiran dan Penggolongan
Pilah-pilah polong yang tua dan polong yang muda untuk dipisahkan
berdasarkan derajat ketuaannya, lalu seleksi polong yang rusak atau
busuk untuk dibuang.
c. Penyimpanan
1) Penyimpanan dalam bentuk polong kering, masukan polong kering
27
kedalam karung goni atau kaleng tertutup rapat lalu disimpan digudang
penyimpanan yang tempatnya kering.
2) Penyimpanan dalam bentuk biji kering.
3) Kupas polong kacang tanah kering dengan tangan atau alat pengupas
kacang tanah. Jemur (keringkan) biji kacang tanah hingga berkadar air
9% lalu masukan ke dalam wadah.
d. Pengemasan dan Pengangkutan
Pengemasan bisa dilakukan untuk produk mentah/polong mentah
dalam
bungkus plastik per 10 kg. Dapat juga berupa kemasan kue
atau bentuk makanan yang sudah dimasak seperti kacang rebus,
kacang goreng dan berbagai jenis kue dari kacang tanah. Untuk
pengangkutan pada prinsipnya yang pentuing kondisi komoditi
tersebut tidak rusak atau tidak berubah dari kualitas yang sudah
disiapkan.
c. Penelitian Terdahulu
Nisran (2008) Partisipasi Wanita Tani dalam Kegiatan Usahatani Padi
Sawah di Kelurahan Ranomeeto, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe
Selatan dengan tujuan mengetahui partisipasi wanita tani dalam kegiatan
usahatani padi sawah di Kelurahan Ranomeeto Kecamatan Ranomeeto Kabupaten
Konawe Selatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa wanita tani mempunyai
tingkat partisipasi dalam kegiatan usahatani padi sawah tergolong tinggi. Hal ini
menandakan bahwa wanita tani sudah cukup menyadari arti pentingnya
berpartisipasi dalam kegiatan usahatani padi sawah. Hal ini menandakan bahwa
28
wanita tani sudah cukup menyadari arti pentingnya berpartisipasi dalam kegiatan
usahatani padi sawah.
Sitorus (2008) Peranan Wanita Tani dalam Usahatani Padi sawah dan
Kontribusinya terhadap Pendapatan Keluarga di Desa Sionggang Utara,
Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir, Medan yang bertujuan untuk
mengetahui curahan tenaga kerja pria dan wanita dalam usahatani padi sawah dan
pekerjaan rumahtangga, besarnya pendapatan rumahtangga petani padi sawah dan
besarnya kontribusi pendapatan wanita dari usahatani padi sawah dan non
usahatani padi sawah terhadap total pendapatan keluarga dengan menggunakan
alat analisis curahan waktu kerja, pendapatan dan kontribusi pendapatan. Hasil
penelitian menunjukan bahwa curahan tenaga kerja pria dalam usahatani padi
sawah lebih besar dari pada curahan jam kerja wanita, karena pada lokasi
penelitian usahatani padi sawah merupakan mata pencaharian utama dalam
keluarga sehingga pria dituntut untuk terlibat pada semua tahapan pekerjaan
usahatani padi sawah, sedangkan wanita hanya terlibat pada tahapan-tahapan
tertentu saja, pendapatan rumahtangga petani padi sawah di Desa Sionggang
Utara masih rendah karena sekitar 60% petani padi sawah di daerah penelitian
berada pada garis kemiskinan hal ini sesuai dengan standar ukuran pendapatan
keluarga menurut Suyagyo, serta kontribusi pendapatan wanita sekitar 91,24%,
sedangkan kontribusi pendapatan pria 8,75%, hal ini menunjukkan bahwa wanita
memberikan kontribusi pendapatan yang sangat tinggi.
Raodah (2013) Peran Istri Nelayan dalam Meningkatkan Ekonomi
Keluarga di Kelurahan Lapulu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara, dengan
29
tujuan untuk mengungkapkan peran isteri-isteri nelayan dalam aktivitas
domesitik, sosial dan ekonomi publik, untuk mengetahui faktor-faktor yang
mendorong sehingga isteri-isterinelayan melakukan peran ganda tersebut,dan
besarnya kontribusi yang diberikan isteri nelayan dalam meningkatkan ekonomi
keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa istri-istri nelayan di Kelurahan
Lapulu selain berperan di ranah domestik sebagai ibu rumah tangga yang
mengurus suami dan anak-anak, mereka juga meluangkan waktunya untuk
membantu suami bekerja sebagai, pengolah ikan asin, pembuatan terasi,
berbagaimakanan olahan dari rumput laut dan ikan, serta bekerja sebagai buruh di
industri pengolahan ikan.Penghasilan yang diperoleh istri-istri nelayan memberi
kontribusi yang cukup besar dalam membantumengatasi biaya kebutuhan rumah
tangga nelayan.
Lewa (2014) Kontribusi Curahan Tenaga Kerja Wanita Tani pada
Usahatani Padi Sawah di Desa Wuliwalo Kecamatan Mauponggo Kabupaten
Nagekeo dengan tujuan untuk mengetahui curahan tenaga kerja wanita tani pada
usahatani padi sawah serta kontribusinya terhadap pendapatan usahatani keluarga.
Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa peranan wanita tani di Desa Wuliwalo pada kegiatan
usahatani padi sawah yaitu sebesar 54,97%. Persentase tersebut menggambarkan
bahwa peranan wanita cukup besar dalam kegiatan usahatani padi sawah karena
setiap tahapan usahatani padi sawah melibatkan wanita serta kontribusi curahan
tenaga kerja wanita terhadap pendapatan usahatani padi sawah di Desa Wuliwalo
30
Kecamatan Mauponggo Kabupaten Nagekeo adalah sebesar Rp 57.692.479.26-,
dengan rata-rata Rp.1.109470,75-,/petani.
Hartina, (2015) melakukan penelitian dengan judul Kontribusi Perempuan
Usaha Mikro terhadap Usaha, Keluarga dan Komunitasnya dalam Meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah di Sulawesi Tenggara.Penelitian ini bertujuan: a)
menganalisis faktor kultural dan struktural yang dihadapi Perempuan Usaha
Mikro (PUM), b) menganalisis kontribusi PUM terhadap usaha, keluarga, dan
komunitasnya, dan c) merumuskan strategi pengembangan PUM. Hasil penelitian
diperoleh bahwa secara kultural, PUM di Sulawesi Tenggara mendapat dukungan
penuh dari keluarganya terutama dukungan suami, dan pekerjaan tersebut kurang
lebih telah sesuai dengan apa yang diharapkan. Disamping itu, masyarakat sekitar
menunjukkan respon positif terhadap usaha yang dilakukan oleh PUM.
Sementara faktor struktural yang turut mempengaruhi usaha PUM secara
umum adalah belum terdaftarnya usaha PUM di tingkat pemerintah setempat yang
berakibat pada lemahnya pelayanan perbaikan usaha melalui pembinaan maupun
penyediaan fasilitas usaha. Disisi lain, PUM memiliki kontribusi penting bagi
keluarga yang dibuktikan dengan rutinitas usaha PUM yang bahkan dilakukan
setiap harinya, dengan curahan waktu kerja mencapai 6,35 jam per hari. Namun
demikian, kesejahteraan PUM di Sulawesi Tenggara masih tergolong rendah.
PUM yang telah hidup sejahtera hanya mencapai 9% sedangkan yang cukup
sejahtera baru mencapai 40%, dan sisanya sebanyak 51% masih dalam kondisi
kehidupan yang kurang sejahtera. Sulitnya PUM mencapai kesejahteraan
disebabkan selain aspek manajemen usaha yang masih lemah juga disebabkan
31
rendahnya modal usaha sehingga PUM cenderung melakukan usaha berskala
kecil. Dengan demikian strategi yang dapat dilakukan untuk pengembangan PUM
diantaranya yakni pembentukan dan penguatan kelompok PUM, penguatan
kompetensi PUM, membangun mitra dengan lembaga-lembaga perkreditan dan
semua stakeholder dalam menciptakan produk sesuai permintaan pasar.
La Bai (2016) Kontribusi Istri Nelayan Bajo terhadap Rumahtangga dan
Komunitasnya di Desa Latawe Kecamatan Napano Kusambi Kabupaten Muna
Barat. Dengan tujuan untuk mengetahui: (1) kontribusi istri nelayan bajo terhadap
rumahtangganya dan (2) kontribusi istri nelayan bajo terhadap komunitasnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Kontribusi istri nelayan
bajo terhadap
pendapatan rumahtangga dominan berada dalam kategori sangat rendah yaitu
sebanyak 22 responden memperoleh kontribusi pendapatan berkisar 1% - 19%
atau 45,83% responden memiliki pendapatan yang sangat rendah. Kontribusi istri
nelayan bajo terhadap komunitasnya meliputi kegiatan pernikahan, selamatan,
akikah dan kematian. Bentuk kontribusi responden yang paling dominan dalam
bentuk barang dengan frekunsi kontribusi kategori selalu yaitu sebanyak 25
responden dengan persentase 52,18%.
Sukmawati Abdullah dan Putu Arimbawa (2012) Melakukan penelitian
tentang Curahan Waktu Kerja Gender pada Usahatani Padi Sawah di Desa
Tampabulu Kec. Poleang Utara Kab. Bombana. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: curahan waktu kerja gender pada ushatani padi sawah bahwa, peran
reproduktif masih di dominasi oleh kaum wanita dengan rata-rata curahan waktu
kerja 4jam/hari, peran produktif laki-laki dan wanita turut membantu laki-laki
32
(suami) dalam mencari nafkah untuk menambah pendapatan keluarga dan curahan
tenaga kerja laki-laki dalam usahatani padi sawah lebih besar dari pada curahan
tenaga kerja wanita, wanita hanya terlibat pada tahap-tahap tertentu saja.
d.
Kerangka Pikir
Usahatani kacang tanah merupakan kegiatan budidaya tanaman kacang
tanah dari pengolahan lahan sampai dengan pemasaran. Tanaman kacang tanah
bisa dibudidayakan dengan pola monokultur dan tumpang sari. Usahatani
Monokultur menjelaskan bahwa hanya satu jenis tanaman yang ditanam pada
suatu lahan. Usahatani Campuran/tumpangsari merupakan penanaman campuran
dari dua atau lebih jenis tanaman dalam suatu luasan lahan.
Wanita tani merupakan salah satu potensi yang besar dalam menyumbang
tenaga kerja pada kegiatan produksi. Wanita tani adalah istri petani yang terlibat
langsung dan ikut bertanggung jawab dalam pendapatan rumah tangga. Wanita
(penduduk asli) desa kota wuna yang memliki tingkat pendidikan rendah rata-rata
bekerja sebagai wanita tani. Hal ini dikarenakan wanita tersebut tidak memiliki
keterampilan dan pengetahuan luas, sehingga mereka lebih memilih untuk bekerja
sebagai buruh tani.
Kontribusi merupakan sumbangsih atau peran, atau keikutsertaan
seseorang dalam suatu kegiatan tertentu, kontribusi dalam pengertian sebagai
tindakan yaitu berupa perilaku yang dilakukan oleh individu yang kemudian
memberikan dampak baik positif maupun negatif terhadap pihak lain. Curahan
waktu kerja merupakan proporsi waktu bekerja yang dicurahkan untuk kegiatankegiatan tertentu disektor pertanian terhadap total waktu angkatan kerja. Besarnya
33
kontribusi wanita tani dalam kegiatan usahatani kacang tanah yaitu dilihat dari
sumbangan partisipasi dan curahan kerja wanita tani terhadap kegiatan usahatani
kacang tanah yang meliputi; proses penyiapan lahan, penanaman, pembuatan
pagar, pemasangan jaring, pemeliharaan tanaman, panen, pasca panen, sampai
pemasaran.
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini merupakan hasil kajian dari
tinjauan pustaka yang telah diuraikan sebelumnya. Secara sistematis model
kerangka pemikiran yang digunakan adalah sebagai berikut:
Usahatani
kacang
tanah
Wanita
Tani
Kontribusi
Curahan
waktu kerja
Kegiatan usahatani kacang tanah
- Pengolahan tanah
- Teknik Penanaman
- Pengendalian hama dan
penyakit
- Pemeliharaan
- Panen
- Pasca panen
- Pemasaran
Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Kontribusi Wanita Tani Dalam Kegiatan
Usahatani Kacang Tanah
34
III.
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada Bulan Juni sampai selesai di Desa
Kota Wuna Kecamatan Tongkuno. Penentuan lokasi ditentukan secara sengaja
(purposive) dengan dasar pertimbangan bahwa: 1) Desa Kota Wuna merupakan
salah satu daerah penghasil kacang tanah ; 2) Wanita tani di Desa Kota Wuna
berkontribusi pada kegiatan usahatani kacang tanah.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita tani yang terlibat
dalam kegiatan usahatani kacang tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno
Kabupaten Muna, Jumlah populasi dalam penelitian ini menurut hasil survei awal
adalah sejumlah 394 wanita tani.
Penentuan sampel ditentukan secara random sampling (acak sederhana)
yaitu dengan mengambil 10% dari jumlah populasi yaitu sebanyak 39 responden.
Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2002), bahwa apabila subjek penelitian
lebih dari 100 orang dan homogen maka dapat diambil sampel minimal 10-15%
atau 20-25%.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data dalam penelitian ini meliputi :
1. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dilapangan melalui observasi
dan wawancara dari wanita tani yang berkontribusi dalam kegiatan usahatani
kacang tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna.
35
2.
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari berbagai instansi terkait dengan
penelitian ini seperti dinas pertanian, BPS, dan dari berbagai media yang
berhubungan dengan kegiatan usahatani kacang tanah.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini diambil dari
dua sumber, yaitu : data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data
untuk data primer dilakukan dengan melalui survei dan wawancara mendalam
dengan panduan kuesioner untuk memperoleh informasi tentang kontribusi wanita
tani. Dan curahan waktu kerja wanita tani. Teknik pengumpulan data untuk data
sekunder
dilakukan
dengan
melakukan
pengumpulan
informasi
dengan
mencermati berbagai referensi, seperti : buku-buku teks, jurnal-jurnal penelitian
dan bahan lainnya yang relevan dengan landasan teori penelitian, serta melakukan
data pendukung dari instansi terkait.
E. Variabel Penelitian
Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah :
1.
Identitas responden
Identitas responden dalam penelitian ini, adalah umur, tingkat pendidikan,
pengalaman berusahatani, jumlah tanggungan keluarga.
2.
Variabel Kontribusi
Variabel kontribusi dalam penelitian ini, adalah kontribusi terhadap kegiatan
usahatani kacang tanah yang meliputi : penyiapan lahan, penanaman,
pembuatan pagar, pemasangan jaring pada pagar, pemeliharaan tanaman,
panen, pasca panen, pemasaran.
36
F.
Analisis Data
Data yang diperoleh ditabulasi kemudian dianalisis secara deskriptif
kuantitatif.
1.
Untuk menggolongkan tingkat, sedang dan rendahnya kontribusi wanita tani
dalam kegiatan usahatani kacang tanah digunakan rumus analisis sebagai
berikut:
PK = Range + 1
(Sunyoto, 2009)
Banyak kelas
Dimana : PK
2.
= interval kelas
Range
= jarak sebaran (skor tinggi-rendah)
Banyak kelas
= banyak kelas
Angka 1
= nilai konstan
Untuk menghitung Curahan waktu kerja wanita tani dalam kegiatan
usahatani kacang tanah dianalisis dengan menggunakan analisis HKP,
Hernanto (1991) menyatakan bahwa tenaga kerja diukur menurut besarnya
curahan kerja dalam suatu usahatani sebagai berikut:
a. Jumlah jam dan hari kerja total. Ukuran ini menghitung seluruh
pencurahan kerja sejak persiapan sampai panen yang menggunakan
inventarisasi jam kerja (1 hari = 7 jam kerja) lalu dijadikan hari kerja
total.
b. Jumlah setara pria (man equivalent) yaitu jumlah kerja yang
dicurahkan untuk seluruh proses produksi, diukur dengan hari kerja
pria. Ini berarti harus menggunakan ketentuan berdasarkan upah yaitu
untuk pria dinilai 1 HKP, wanita 0,8 HKP dan anak-anak 0,5 HKP.
37
Penelitian ini menghitung curahan waktu kerja wanita, maka dapat
dihitung dengan rumus : HKP = 0,8 HKP x jam kerja/hari.
G. Konsep Operasional
Konsep operasional merupakan pengertian dari istilah-istilah yang akan
digunakan dalam penelitian ini dan juga merupakan batasan yang digunakan
untuk mempermudah pengumpulan data dan memperjelas ruang lingkup
penelitian, yang terdiri dari:
1. Kontribusi
merupakan keikutsertaan, keterlibatan (partisipasi), melibatkan
diri maupun sumbangan.
2. Wanita tani adalah istri petani yang terlibat langsung dan ikut bertanggung
jawab dalam pendapatan rumah tangga.
3. Umur yaitu usia responden dihitung sejak lahir sampai saat penelitian
dilaksanakan, dinyatakan dalam satuan tahun.
4. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang pernah diikuti dan
diselesaikan oleh responden dihitung dalam satuan tahun.
5. Jumlah tanggungan keluarga adalah seluruh anggota kelurga batin dan
nonbatin responden yang masih dalam tanggungan diukur dalam jiwa.
6. Pengalaman berusahatani adalah lamanya petani responden mengusahakan
tanaman kacang tanah sampai pada saat penelitian, diukur dalam satuan tahun.
7.
Curahan waktu kerja merupakan jumlah jam kerja yang dikerahkan atau
dihabiskan dalam kegiatan usahatani kacang tanah diukur dalam satuan HKP.
Satu HKP wanita adalah 0,8.
38
8.
Kegiatan usahatani kacang tanah merupakan kegiatan usahatani kacang tanah
yang dilakukan oleh petani yang meliputi : (penyiapan lahan, penanaman,
pemeliharaan, panen, pasca panen, dan pemasaran).
9.
Pengolahan tanah merupakan pembersihan lahan dari segala macam gulma
(tumbuhan pengganggu) dan akar-akar pertanaman sebelummnya.
10. Penanaman merupakan pemilihan benih kacang yang telah memenuhi syarat
benih bermutu tinggi.
11. Pemeliharaan merupakan kegiatan wanita tani dalam pemeliharaan tanaman
kacang tanah.
12. Panen merupakan kegiatan pemanenan kacang tanah yang telah memenuhi
syarat panen.
13. Pasca panen merupakan kegiatan wanita tani dalam hal melakukan
pengumpulan, penyortiran dan penggolongan, penyimpanan, pengemasan dan
pengangkutan.
14. Pemasaran merupakan kegiatan mendistribusikan kacang tanah sampai
ketangan konsumen.
39
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Wilayah
A.1. Letak dan Luas Wilayah
Desa Kota Wuna merupakan salah satu desa yang ada di wilayah
administrasi Kabupaten Muna
yang berada di Kecamatan Tongkuno. Secara
geografis, Desa Kota Wuna memiliki batas-batas desa sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tongkuno
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Lakologou
- Sebelah Timur berbatasan dengan selat Buton
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kabawo, dan Lawa
Desa Kota Wuna merupakan desa yang mempunyai luas 133 Km2 atau
30,16% dari luas wilayah Kecamatan Tongkuno.
A.2. Keadaan Iklim dan Topografi
Secara umum keadaan iklim di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno
tidak jauh berbeda dengan keadaan iklim pada beberapa wilayah lain yang ada di
wilayah Indonesia. Ciri iklim tropis dengan dua jenis musim dalam setahun
merupakan sifat kondisi iklim secara umum yang terjadi di Indonesia khususnya
di Desa Kota Wuna Dua jenis musim yang dimaksud adalah musim penghujan
dan musim kemarau. Pada musim penghujan biasanya terjadi pada bulan April
sampai bulan Juni sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan Juli sampai bulan
Oktober dan terkadang musim hujan dan musim kemarau terjadi pada bulan Maret
40
sampai dengan November .Kedua musim ini sangat mempengaruhi kehidupan
masyarakat di Desa Kota Wuna, hal ini disebabkan oleh dampak yang
ditimbulkan oleh kedua musim tersebut. Selain itu, berkaitan dengan mata
pencaharian pokok masyarakat di Desa Kota Wuna sebagai Petani.
A.3. Keadaan Penduduk
A.3.1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin
Pada hakekatnya penduduk dengan segala potensi yang dimilikinya akan
sangat mendukung kelancaran dalam pelaksanaan segala bidang. Potensi yang
dimaksud adalah sumberdaya manusia. Dengan dukungan sumberdaya manusia
yang berkualitas akan sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai
pembangunan terlebih lagi dengan adanya dukungan sumberdaya alam, modal dan
sumberdaya lainnya yang sangat potensial untuk menjalankan pembangunan
dengan baik.
Jumlah penduduk yang besar apabila dapat dibina dan dikerahkan sebagai
tenaga kerja produktif yang berkualitas akan merupakan modal pembangunan
yang handal dan dapat mendatangkan keuntungan bagi usaha pembangunan
bangsa. Penduduk Desa Kota Wuna pada tahun 2015 sebesar (1.476 ) jiwa yang
terdiri dari 399 KK dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
41
Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur di Desa Kota Wuna Kecamatan
Tongkuno Kabupaten Muna Tahun 2015
Umur (Tahun)
Jumlah Penduduk (jiwa)
1. ≤ 15
544
2. 16-54
880
3. > 54
52
Jumlah
1.476
Sumber : Data Potensi Desa Kota Wuna,
Persentase (%)
36,84%
59,62%
3,52%
100,00
Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk di Desa Kota Wuna
merupakan usia produktif untuk bekerja. Penduduk yang memiliki usia produktif
untuk bekerja sebesar (880) jiwa (59,62% ). Dimana pada usia produktif memiliki
kemampuan fisik yang lebih kuat sehingga mampu bekerja dengan baik. Hal ini
sesuai dengan pendapat Soeharjo dan Patong (1984) dimana kriteria produktif
tidaknya umur seseorang terbagi dalam tiga golongan. Golongan tersebut adalah
usia 0 – 14 tahun dikatakan katagori umur yang belum produktif, 15 – 54 tahun
katagori umur produktif dan golongan diatas 54 tahun adalah katagori umur tidak
produktif.
Produktif tidaknya umur seseorang tentunya akan berpengaruh terhadap
kemampuan kerja, cara berpikir dan tingkat respon terhadap sesuatu. Seseorang
dengan usia yang relatif muda (produktif) biasanya lebih terampil dan dinamis
dalam bertindak dibandingkan orang yang berusia tidak produktif. Dengan
demikian maka dapat dikatakan bahwa penduduk di Desa Kota Wuna dalam
melakukan kegiatan usaha sehari-hari akan berhasil karena sebagian besar berada
pada usia produktif. Usia produktif akan menciptakan kondisi atau iklim kerja
yang bardaya saing dan proaktif dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.
42
A.3.2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Mata pencarian merupakan unsur penting untuk menunjang kehidupan
ekonomi manusia karena dengan mata pencaharian tersebut manusia dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya. Jenis mata pencaharian suatu wilayah tergantung
dari potensi sumberdaya alam, tingkat pendidikan serta keterampilan yang
dimiliki oleh masing-masing masyarakat tersebut. Mata pencaharian penduduk
Desa Kota Wuna sangat bervariasi, namun sebagian besar penduduk bergerak
disektor pertanian. Untuk mengetahui lebih jelas dari keadaan penduduk menurut
mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Kota Wuna
Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna Tahun 2015
No
1
2
3
4
Jumlah Mata Pencaharian
Jumlah Penduduk/Orang
Petani
280
Pedagang
20
Pegawai negeri
10
Perangkat desa
8
Jumlah
318
Sumber: Data Potensi Desa Kota Wuna,
Persentase%
77,78
6,15
3,14
2,51
100,00
Tabel 2 menunjukkan sebagian besar penduduk Desa Kota Wuna bermata
pencaharian sebagai petani, yaitu sebesar (280) orang (77,78%). Berdasarkan
jumlah penduduk yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani, maka
sektor pertanian dijadikan sebagai mata pencaharian utama penduduk Desa Kota
Wuna. Hal ini disebabkan karena Desa Kota Wuna terletak dibagian perdalaman
Kabupaten Muna dan secara umum, masyarakat yang hidup dibagian pedalaman
Kabupaten Muna mata pencaharian sehari-harinya pasti sama.
,
43
A.3.3. Sarana dan Prasarana Sosial Ekonomi
Fasilitas infrastruktur yang turut mendorong roda perekonomian di Desa
Kota Wuna Kecamatan Tongkuno cukup memadai. Fasilitas infrastruktur
merupakan tempat dimana masyarakat akan lebih mudah, nyaman, cepat dan
menguntungakan dalam mengakses dan menjalankan aktifitasnya
mengalami
hambatan
atau
kendala-kendala
mengembangkan
tanpa
usahanya.
Perkembangan yang menentukan laju perubahan ekonomi masyarakat disuatu
wilayah pada dasarnya berkaitan erat dengan ketersediaan sarana dan prasarana
sosial ekonomi. Keadaan sarana dan prasarana yang ada di Desa Kota Wuna dapat
dilihat pada tabel 3 berikut.
Tabel 3. Kondisi Sarana dan Prasarana di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno
Kabupaten Muna Tahun 2015
No. Sarana
N
dan Prasarana
1. Sarana Pendidikan
a. SD
b. SMP
Sarana Kesahatan
2.
a. Puskesmas
pembantu
3.
b. Posyandu
Sarana Agama
4.
a. Masjid
Sarana pemerintahan
a. Kantor desa
Satuan Fisik
Jumlah Fisik
Keterangan
Unit
Unit
4
1
Baik
Baik
Baik
Unit
Unit
1
3
Unit
1
Baik
Baik
Baik
Unit
1
Baik
Sumber: Data Potensi Desa Kota Wuna
Tabel 3 menunjukkan bahwa desa kota wuna memiliki sarana keagamaan,
sarana kesehatan, sarana pemerintahan, dan sarana pendidikan yang berfungsi
melayani kebutuhan masyarakat sehari-hari. Adanya sarana tersebut dapat
44
diharapkan masyarakat dapat menunjang percepatan ekonomi masyarakat dalam
meningkatkan kegiatan agribisnisnya.
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Penelitian ini dilakukan di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno
Kabupaten Muna . Pada penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah
wanita tani yaitu melihat kontribusi wanita tani dan curahan waktu kerja dalam
kegiatan usahatani kacang tanah.
B.1. Identitas Responden
Identitas responden yang termasuk dalam penelitian ini meliputi: umur,
tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga dan pengalaman berusaha. Lebih
jelasnya diuraikan sebagai berikut:
B.1.1. Umur
Umur merupakan usia seseorang yang dihitung sejak lahir sampai saat
penelitian dilaksanakan. Umur bagi seorang wanita sangat mempengaruhi
kemampuan fisik dalam mengelola suatu usaha atau kegiatan. Umumnya seorang
wanita yang masih berumur muda dan sehat akan mempengaruhi kemampuan
berfikir yang lebih maju, dinamis dan lebih kuat, lebih bersemangat dibandingkan
dengan seorang yang usianya lebih tua dimana kemampuan kerja seseorang akan
bertambah dan pada suatu tingkatan umur tertentu akan mulai menurun. Menurut
Soeharjo dan Patong (1984), bahwa katagori umur produktif adalah mulai dari
usia 15-54 tahun dan selebihnya masuk katagori umur non produktif. Untuk lebih
jelasnya data disajikan pada Tabel 4 berikut.
45
Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Golongan Umur di Desa Kota Wuna
Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna Tahun 2016
No.
1.
2.
Golongan Umur (tahun)
Jumlah(orang)
Produktif (15 - 54)
36
Non Produktif (diatas 54)
3
Jumlah
39
Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2016
Persentase(%)
92,30%
7,69%
100,00
Tabel 4 menunjukkan bahwa sekitar 36 (92,30%) responden masuk dalam
kategori umur produktif. Hal ini sesuai dengan pendapat Soeharjo dan Patong
(1984), bahwa katagori umur produktif adalah mulai dari usia 15-54 tahun dan
selebihnya masuk katagori umur non produktif. Hal ini berarti bahwa kemampuan
fisik dan kemampuan berfikir para wanita desa kota wuna masih dalam kondisi
produktif.
Produktifnya
umur
responden
yang
berada
dilokasi
sangat
mempengaruhi prestasi kerja dalam hal ini kemampuan fisik, pengalaman dan
cara berpikir dalam memecahkan masalah terkait dengan kegiatan usaha seharihari. Sementara jumlah responden yang masuk dalam kategori tidak produktif
sebanyak 3 (7,69 %) responden. Oleh karena itu, masyarakat yang memiliki
keterbatasan dalam kemampuan fisik maka seharusnya pihak-pihak yang
bersangkutan memberikan lapangan pekerjaaan sesuai dengan kemampuan baik
secara fisik ataupun secara psikis.Sehingga dapat diharapkan masyarakat
memperoleh penghidupan yang layak dan berkelanjutan.
B.1.2. Tingkat Pendidikan Formal
Pendidikan formal merupakan salah satu aspek yang menentukan
kemampuan dan cara berpikir responden dalam mengelola usahanya. Semakin
tinggi pendidikan formal responden, maka pengetahuan dan wawasannya luas
46
serta cara berpikirnya akan semakin rasional. Selain itu, pendidikan pula
merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan dan merangsang seseorang
untuk kreatif dan inofatif dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang
berkaitan dengan usaha yang digeluti. Dengan demikian akan mempercepat proses
adopsi informasi dan inovasi dalam upaya mengembangkan usaha yang
dikelolanya.
Pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendidikan formal
yang pernah diikuti oleh wanita tani responden. Mengenai keadaan pendidikan
formal yang pernah diikuti oleh wanita tani responden di Desa Kota Wuna dapat
dilihat pada Tabel 5 berikut.
Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal di Desa
Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna Tahun 2016
No.
1
2
3
4
Tingkat Pendidikan
Jumlah Responden (orang)
Tidak Sekolah
22
Tamat SD/Sederajat
15
Tamat SMP/Sederajat
2
Tamat SMA/Sederajat
2
Jumlah
39
Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2016
Persentase (%)
56,41%
38,46%
5,12%
100,00
Tabel 5 menunjukkan bahwa wanita tani responden di Desa Kota Wuna
Kecamatan Tongkuno pada umumnya telah menempuh pendidikan formal, baik
pendidikan dasar, menengah maupun atas. Dengan hasil presentase wanita tani
responden yang tidak pernah mengikuti pendidikan formal sebanyak (22)
responden (56,41%) dan yang pernah mengikuti pendidikan formal sebanyak (15)
responden (38,46%) hanya menempuh jenjang pendidikan sekolah dasar (SD),
sebanyak (2) responden (5,12%) menempuh jenjang pendidikan sekolah
47
menengah pertama (SMP). Berdasarkan penelitian di Desa Kota Wuna maka
dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan wanita tani
dominan pada tingkat SD.
responden
lebih
Sehingga dapat dikatakan bahwa wanita tani
responden telah memiliki pengetahuan dasar untuk mengembangkan usahanya.
Soehardjo dan Patong (1984) beliau menyatakan bahwa tingkat pendidikan yang
relatif tinggi dan umur yang mudah menyebabkan sesorang lebih cenderung
dinamis yang tercermin melalui cara kerja, pola berfikir dan mudah tidaknya
dalam menerima inovasi dan informasi baru yang pada akhirnya akan
berpengaruh pada peningkatan nilai tambah pada usaha yang dilakukan.
B.1.3. Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan keluarga merupakan anggota keluarga yang tinggal
satu rumah dimana dalam memenuhi kebutuhan hidupnya berada dalam satu unit
manajemen. Besarnya jumlah tanggungan keluarga sangat terkait dengan tingkat
pendapatan seseorang. Jumlah keluarga yang semakin besar menyebabkan
seseorang memerlukan tambahan pengeluaran atau kebutuhan penghasilan yang
lebih tinggi untuk membiayai kehidupannya. Anggota keluarga memiliki
pengaruh yang sangat besar dalam kegiatan usaha yang dilakukan seseorang,
sebab selain merupakan sumber tenaga kerja juga sering pula melibatkan anggota
keluarga dalam melakukan pengambilan keputusan sehingga keputusannya
merupakan keputusan keluarga. Semakin besar jumlah tanggungan
keluarga
berarti semakin besar pula usaha yang dilakukan oleh seorang wanita tani dalam
membantu suami untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Tetapi jika anggota
keluarga tersebut telah cukup produktif, maka pertambahan anggota keluarga akan
48
mengurangi
beban
keluarga
dalam
mengatasi
pemenuhan
kebutuhan
rumahtangga.
Soeharjo dan Patong (1984) mengemukakan bahwa yang termasuk
anggota keluarga kecil yaitu berkisar 2-4 orang sedangkan anggota keluarga >4
orang termasuk keluarga besar. Hasil penelitian diperoleh data mengenai jumlah
anggota keluarga wanita tani responden berkisar antara orang seperti pada Tabel
6. berikut.
Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Tanggungan Keluarga di Desa Kota
Wuna Kecamatan Tongkuno 2016
No Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah Responden
.
(orang)
1. 2– 4 (kecil)
18
2. >4 (besar)
21
Jumlah
39
Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2016
Persentase (%)
46,15%
53,84%
100,00
Tabel 6 menunjukkan bahwa jumlah tanggungan untuk masing-masing
responden lebih dominan pada kategori keluarga besar sebanyak (21) orang
dengan persentase (53,84%). Besarnya jumlah tanggungan keluarga tersebut,
wanita tani yang membantu suami dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga
dituntut untuk memiliki kemampuan dan keterampilan dalam menghasilkan nilai
tambah untuk pendapatan rumahtangganya. Sedangkan yang termasuk dalam
kategori keluarga kecil sebanyak (18) orang dengan persentase (46,15%). Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 2.
B.1.4. Pengalaman Berusahatani
Pengalaman merupakan suatu proses pendidikan yang diperoleh diluar
bangku sekolah dari suatu kejadian atau peristiwa yang pernah dialami dan
49
berguna bagi seseorang untuk berbuat lebih baik dari sebelumnya. Dalam hal ini,
pengalaman berusahatani kacang tanah untuk mengembangkan usaha yang di
kelola. Menurut Tuwo (2011) bahwa, pengalaman merupakan guru yang baik bagi
petani. Pengalaman dapat menjadi acuan dalam penyusunan langkah dimasa yang
akan datang.
Soeharjo dan patong (1984) mengkategorikan tiga golongan kriteria
pengalaman dalam berusaha, yaitu kurang berpengalaman (<5 tahun), cukup
berpengalaman (5-10 tahun) dan berpengalaman (>10 tahun). Gambaran
mengenai wanita tani responden berdasarkan pengalaman dalam kegiatan
berusaha dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.
Tabel 7. Pengalaman Responden dalam Melakukan Usahatani kacang tanah di
Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna Tahun 2015
No
1.
2.
3.
Kategori
Jum. Responden(orang)
Kurang berpengalaman (< 5)
Cukup berpengalaman (5 – 10)
Berpengalaman (> 10)
Jumlah
Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2016
11
28
39
Persentase(%)
28,20%
71,79%
100,00
Tabel 7 menunjukkan bahwa wanita tani responden lebih dominan pada
kategori berpengalaman (28) dengan persentase (71,79%), sehingga dapat
dikatakan bahwa wanita tani responden berpengalaman dan mempunyai
pengetahuan lebih untuk meningkatkan kegiatan budidaya yang lebih maju.
Banyaknya pengalaman dalam berusaha oleh wanita tani responden sangat
berpengaruh dalam keterampilannya memelihara dan mengelola usaha yang
dijalankannya. Pengalaman dalam berusaha akan selalu membawa perubahan bagi
wanita tani dalam mengelola usahanya. Seorang wanita tani yang mempunyai
50
pengalaman akan dapat menentukan alternatif yang lebih baik sehubungan dengan
usahanya, pengalaman yang lebih akan memberikan suatu pelajaran dan manfaat
bagi wanita tani serta dengan adanya pengalaman yang sudah dilalui akan menjadi
bahan referensi untuk melakukan kegiatan usaha kearah yang lebih baik.
C. Kontribusi Wanita Tani
Kontribusi berasal dari bahasa inggris yaitu contribute atau contribution,
maknanya adalah keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri maupun sumbangan.
Berarti dalam hal ini kontribusi dapat berupa materi atau tindakan. Kontribusi
berupa materi misalnya seorang individu memberikan pinjaman terhadap pihak
lain demi kebaikan bersama. Kontribusi dalam pengertian sebagai tindakan yaitu
berupa perilaku yang dilakukan oleh individu yang kemudian memberikan
dampak baik positif maupun negatif terhadap pihak lain. Dengan demikian
kontribusi berarti individu tersebut juga berusaha meningkatkan efisiensi dan
efektivitas hidupnya. Hal ini dilakukan dengan cara menajamkan posisi perannya,
sesuatu yang kemudian menjadi bidang spesialis, agar lebih tepat sesuai dengan
kompetensi. Kontribusi dapat diberikan dalam berbagai bidang yaitu pemikiran,
tenaga, sosial, finansial, barang dan lainnya. Rumusan pengertian kontribusi yang
dikemukakan diatas maka dapat diartikan bahwa kontribusi adalah suatu
keterlibatan yang dilakukan oleh seseorang yang kemudian memposisikan dirinya
terhadap peran dalam keluarga sehingga memberikan dampak yang kemudian
dinilai dari aspek sosial dan aspek ekonomi.
51
C.1. Pembersihan Lahan
Lahan adalah merupakan lingkungan fisis dan biotik yang berkaitan
dengan daya dukungnya terhadap perikehidupan dan kesejahteraan hidup
manusia. Setiap kegiatan pertanian pasti membutuhkan pengolahan lahan.
Pengolahan lahan dapat dilakukan dengan cara dibajak atau dicangkul.
Pengolahan lahan dapat mematikan gulma yang kemudian akan membusuk
menjadi humus dan aerasi tanah menjadi lebih baik (Pitijo, 2006). Pengolahan
lahan bertujuan mengubah keadaan lahan pertanian dengan alat tertentu hingga
memperoleh susunan lahan (struktur tanah) yang dikehendaki oleh tanaman,
pengolahan lahan yang dilakukan di Desa Kota Wuna untuk kegiatan usahatani
kacang tanah masih berjalan secara tradisional dalam hal ini pengolahan lahan
yang dimaksud merupakan pembersihan yang dilakukan dengan pemaculan tanah
pada lahan yang akan diolah agar siap digunakan untuk penanaman kacang tanah,
kemudian penyemprotan gulma. Berdasarkan hasil penelitian bahwa kontribusi
wanita tani dalam pengolahan lahan terhadap kegiatan usahatani kacang tanah
dapat dilihat pada Tabel 8 berikut.
Tabel 8.
Kontribusi Wanita Tani dalam pembersihan Lahan pada Kegiatan
Usahatani Kacang Tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno
Kabupaten Muna 2016
Kategori
Jumlah Responden
(Jiwa)
Tinggi
18
Sedang
13
Rendah
8
Jumlah
39
Sumber : Data Primer Diolah 2016
Persentase (%)
46,15
33,33
20,51
100,00
52
Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan bahwa kontribusi wanita tani pada
pembersihan lahan dalam kegiatan usahatani kacang tanah di Desa Kota Wuna
berada pada kategori tinggi yaitu sebesar (46,15%). Artinya bahwa terdapat 18
orang wanita tani yang terlibat atau ikut serta dalam pembersihan lahan berada
pada kategori tinggi. Hal ini disebabkan karena dalam pembersihan lahan wanita
tani ikut berkontribusi pada pembersihan lahan. Adapun pembersihan lahan yang
di lakukan yaitu pencabutan gulma dan penyemprotan pada gulma yang ada pada
lahan yang akan ditanami kacang tanah.
C.2. Penanaman Kacang Tanah
Kacang tanah merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari
Amerika Selatan, tepatnya berasal dari Brazilia. Penanaman pertama kali
dilakukan oleh orang Indian (suku asli bangsa Amerika). Di Benua Amerika
penanaman berkembang dilakukan oleh pendatang dari Eropa. Kacang Tanah ini
pertama kali masuk ke Indonesia pada awal abad ke-17, dibawa oleh pedagang
Cina dan Portugis. Kontribusi wanita tani di Desa Kota Wuna dalam halnya tanam
kacang tanah dilakukan dengan cara tanah yang sudah diolah, ditugal lalu tiap
lubang tugal dimasukkan kacang tanah lalu ditutup kembali, dalam hal penugalan
tanah kadang juga dilakukan oleh para wanita disamping mereka menanam
mereka juga menugal tanah yang siap untuk ditanami kacang tanah. Berdasarkan
hasil penelitian bahwa kontribusi wanita tani dalam penanaman terhadap kegiatan
usahatani kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 9 berikut.
53
Tabel 9. Kontribusi Wanita Tani dalam Penanaman pada Kegiatan Usahatani
Kacang Tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten
Muna 2016
Kategori
Jumlah Responden
(Jiwa)
Tinggi
19
Sedang
17
Rendah
3
Jumlah
39
Sumber : Data Primer Diolah 2016
Persentase (%)
48,71
43,58
7,69
100,00
Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa kontribusi wanita tani pada
proses penanaman kacang tanah di Desa Kota Wuna berada pada kategori tinggi
yaitu sebesar (48,71%) , Artinya bahwa terdapat 19 orang wanita tani yang terlibat
atau ikut serta dalam penanaman. Hal ini dikarenakan wanita tani desa kota wuna
lebih mendominasi kegiatan penanaman.
Berdasarkan hasil wawancara di Desa Kota Wuna bahwa petani
membudidayakan kacang tanah dengan cara tradisional lahan yang akan ditanami
kacang tanah dilubangi atau ditugal dengan menggunakan sebatang kayu yang
panjangnya 1 meter. Metode ini selalu digunakan semua para petani kacang tanah
di Desa Kota Wuna karena alat yang digunakan sangat mudah untuk diperoleh.
Jenis kacang tanah yang dibudidayakan yaitu kacang merah.
C.3. Pemasangan Pagar
Wanita tani Desa Kota Wuna juga ikut berkontribusi terhadap pemasangan
pagar dalam kegiatan usahatani kacang tanah, walaupun dalam hal ini keterlibatan
wanita tani tersebut tidak begitu besar pengaruhnya dibandingkan dengan lakilaki, diakibatkan bedanya pengaruh tenaga antara wanita dan laki-laki. Proses
pemasangan pagar yaitu dengan membuat tiang atau kayu balok atau penyanggah
54
agar dapat menopang kayu-kayu yang disusun rapat diantara tiang-tiang tersebut,
dan ada juga pagar yang ditanam sejajar menggunakan kayu balok. Berdasarkan
hasil penelitian bahwa kontribusi wanita tani dalam pemasangan pagar terhadap
kegiatan usahatani kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 10 berikut.
Tabel 10.
Kontribusi Wanita Tani dalam Pemasangan Pagar pada Kegiatan
Usahatani Kacang Tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno
Kabupaten Muna 2016
Kategori
Jumlah Responden
(Jiwa)
Tinggi
11
Sedang
7
Rendah
21
Jumlah
39
Sumber : Data Primer Diolah 2016
Persentase (%)
28,20
17,94
53,84
100,00
Berdasarkan Tabel 10 menunjukkan bahwa kontribusi wanita tani pada
pemasangan pagar dalam kegiatan usahatani kacang tanah di Desa Kota Wuna
berada pada kategori rendah yaitu sebesar (53,84%). Artinya bahwa terdapat 21
orang wanita tani yang terlibat atau ikut serta dalam pemasangan pagar berada
pada kategori rendah. Hal ini disebabkan karena dalam pemasangan pagar lebih
mengarah pada tanggung jawab laki-laki karena merupakan pekerjaan yang
sifatnya berat dan tidak bisa dilakukan oleh seluruh wanita tani seperti penanaman
tiang penyanggah pagar.
Berdasarkan hasil wawancara dengan wanita tani Desa Kota Wuna yaitu
Wa kamba “bahwa wanita tani ikut terlibat dalam pemasangan pagar, tetapi tidak
dalam waktu yang lama sehingga dalam hal ini membuat wanita tani kurang
terlibat dalam pemasangan pagar”.
55
C.4. Pemasangan Jaring Pagar
Wanita tani Desa Kota Wuna tidak hanya berkontribusi terhadap
pengolahan tanah, penanaman,pemeliharaan dan juga kegiatan lainnya. Tetapi
para wanita tani ini juga ikut terlibat dalam pemasangan jaring pada pagar yang
ada pada lahan tanaman kacang tanah, hal ini dilakukan karena untuk mencegah
masuknya hama agar tidak merusak tanaman kacang tanah sampai kemudian
dipanen. Berdasarkan hasil penelitian bahwa kontribusi wanita tani dalam
pengolahan lahan terhadap kegiatan usahatani kacang tanah dapat dilihat pada
Tabel 11 berikut.
Tabel 11. Kontribusi Wanita Tani dalam Pemasangan jaring pagar pada Kegiatan
Usahatani Kacang Tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno
Kabupaten Muna 2016
Kategori
Jumlah Responden
(Jiwa)
Tinggi
9
Sedang
9
Rendah
21
Jumlah
39
Sumber : Data Primer Diolah 2016
Persentase (%)
23,07
23,07
53,84
100,00
Berdasarkan Tabel 11 menunjukkan bahwa kontribusi wanita tani pada
proses pemasangan jaring pagar pada lahan tanaman kacang tanah di Desa Kota
Wuna berada pada kategori rendah yaitu sebesar (53,84%), Artinya bahwa
terdapat 21 orang wanita tani yang terlibat atau ikut serta dalam pemasangan
jaring pagar berada pada kategori rendah. Hal ini disebabkan karena dalam
pemasangan jaring pagar selain menjadi pekerjaan laki-laki para wanita tani juga
ikut terlibat meskipun tidak semua yang melakukannya. Berdasarkan hasil
56
wawancara pada wanita tani Desa Kota Wuna bahwa pemasangan jarring yang
dimaksud adalah agar hama tidak masuk kedalam lahan tanaman kacang tanah.
C.5. Pemeliharaan
Pemeliharaan sangat menunjang kesehatan tanaman dimana pemeliharaan
tersebut yaitu pembersihan dari gulma, pemangkasan, pemeliharaan tunas,
kontribusi wanita tani dalam pemeliharaan tanaman kacang tanah juga masih
berjalan secara tradisional dimana para wanita tani di desa ini memelihara
tanaman yaitu hanya dengan membersihkan gulma yang ada disekitar tanaman
kacang tanah yang dibantu dengan alat yaitu tembilang dan juga parang untuk
melakukan pemeliharaan, kacang tanah juga memerlukan air dalam proses
pemeliharaan apabila kacang tanah kurang akan air maka tunas kacang tanah akan
hangus, maka disinilah keterlibatan wanita dimulai yaitu dengan mengangkut air.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa kontribusi wanita tani dalam pemeliharaan
terhadap kegiatan usahatani kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 12 berikut.
Tabel 12.
Kontribusi Wanita Tani dalam Pemeliharaan pada Kegiatan Usahatani
Kacang Tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten
Muna 2016
Kategori
Jumlah Responden
(Jiwa)
Tinggi
13
Sedang
17
Rendah
9
Jumlah
39
Sumber : Data Primer Diolah 2016
Persentase (%)
33,33
43,58
23,07
100,00
Berdasarkan Tabel 12 menunjukkan bahwa kontribusi wanita tani pada
pemeliharaan di Desa Kota Wuna berada pada kategori sedang yaitu sebesar
(43,58%) . Artinya bahwa terdapat 17 orang wanita tani yang terlibat atau ikut
57
serta dalam pemeliharaan berada pada kategori sedang. Hal ini dikarenakan bahwa
pada pemeliharaan lahan tanaman kacang tanah merupakan pekerjaan wanita tani
Desa Kota Wuna yaitu membersihkan gulma yang ada disekitar tanaman kacang
tanah.
C.6. Panen
Panen merupakan pekerjaan akhir dari budidaya tanaman (bercocok
tanam) patijo (2006), tapi merupakan awal dari pekerjaan pascapanen, yaitu
melakukaan persiapan untuk penyimpanan dan pemasaran. Berdasarkan hasil
penelitian bahwa kontribusi wanita tani dalam proses panen terhadap kegiatan
usahatani kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 13 berikut.
Tabel 13.
Kontribusi Wanita Tani dalam Proses Panen pada Kegiatan Usahatani
Kacang Tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten
Muna 2016
Kategori
Jumlah Responden
(Jiwa)
Tinggi
13
Sedang
20
Rendah
6
Jumlah
39
Sumber : Data Primer Diolah 2016
Persentase (%)
33,33
51,28
15,38
100,00
Berdasarkan Tabel 13 menunjukkan bahwa kontribusi wanita tani terhadap
kegiatan panen di Desa Kota Wuna berada pada kategori sedang yaitu sebesar
(51,28%), Artinya bahwa terdapat 20 orang wanita tani yang terlibat atau ikut
serta dalam panen berada pada kategori sedang. Hal ini dikarenakan bahwa dalam
melakukan kegiatan panen kacang tanah tidak hanya dilakukan oleh para laki-laki
saja tetapi juga dilakukan oleh para wanita tani, dimana proses panen ini
58
dilakukan oleh para wanita tani yaitu dengan cara dicabut menggunakan bambu
yang ujungnya berbentuk runcing.
Berdasarkan hasil wawancara dengan wanita tani Desa Kota Wuna yaitu
Wa Liana “meskipun keterlibatan wanita tani dalam proses pemanenan dalam
keadaan sedang, mereka tetap terlibat walaupun dalam curahan waktu kerja yang
kurang diakibatkan waktu panen yang dilakasanakan yaitu dari jam 11 siang
sampai jam 02 siang lalu dilanjutkan sampai jam 04 sore”.
C.7. Pasca Panen
Penanganan pasca panen adalah tindakan yang disiapkan atau dilakukan
pada tahapan pascapanen agar hasil pertanian siap dan aman digunakan oleh
konsumen dan atau diolah lebih lanjut oleh industri. Kontribusi wanita tani
terhadap Kegiatan pasca panen kacang tanah di Desa Kota Wuna sangat
berpengaruh dimana setelah kegiatan panen, kacang tanah yang sudah dicabut
diangkut oleh para wanita tani untuk mengangkut hasil panen kacang tanah wanita
kadang memikul menggunakan keranjang dengan berjalan kaki dan menempuh
jarak sekitar 2-4 km perjalanan. Berdasarkan hasil penelitian bahwa kontribusi
wanita tani dalam pasca panen terhadap kegiatan usahatani kacang tanah dapat
dilihat pada Tabel 14 berikut.
59
Tabel 14.
Kontribusi Wanita Tani dalam Proses Pasca Panen pada Kegiatan
Usahatani Kacang Tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno
Kabupaten Muna 2016
Kategori
Jumlah Responden
(Jiwa)
Tinggi
19
Sedang
17
Rendah
3
Jumlah
39
Sumber : Data Primer Diolah 2016
Persentase (%)
48,71
43,58
7,69
100,00
Berdasarkan Tabel 14 menunjukkan bahwa kontribusi wanita tani terhadap
kegiatan pasca panen di Desa Kota Wuna berada pada kategori tinggi yaitu
sebesar (48,71%) Artinya bahwa terdapat 19 orang wanita tani yang terlibat atau
ikut serta dalam pasca panen berada pada kategori tinggi. Hal ini dikarenakan
bahwa dalam melakukan kegiatan
pasca panen kacang tanah tidak hanya
pekerjaan laki-laki tetapi wanita tani pun juga ikut terlibat, dimana proses pasca
panen ini dilakukan oleh para wanita tani yaitu dengan memisahkan biji dengan
batang dan daun kemudian mengangkutnya menggunakan keranjang lalu dibawa
kepenampungan.
C.8. Pemasaran
Kegiatan pemasaran atau memasarkan suatu produk yaitu proses
mendistribusikan atau menawarkan sebuah barang kepada konsumen, Menurut
(Kotler, 1993) pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan manajerial
dimana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan
usahakan melalui penciptaan, pertukaran yang dapat memenuhi kebutuhan,
keinginan dan permintaan seseorang atau kelompok. Kegiatan ini merupakan
salah satu kegiatan yang dilakukan oleh para wanita, terutama pada para wanita
60
tani untuk menjual hasil-hasil produk pertanian yang mereka budidayakan, wanita
tani Desa Kota Wuna selain berkontribusi dalam melakukan pembudidayaan
kacang tanah mereka juga ikut berkontribusi dalam hal memasarkan kacang.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa kontribusi wanita tani dalam memasarkan
terhadap kegiatan usahatani kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 15 berikut.
Tabel 15.
Kontribusi Wanita Tani dalam pemasaran pada Kegiatan Usahatani
Kacang Tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten
Muna 2016
Kategori
Jumlah Responden
(Jiwa)
Tinggi
24
Sedang
15
Rendah
Jumlah
39
Sumber : Data Primer Diolah 2016
Persentase (%)
61,53
38,46
100,00
Berdasarkan Tabel 15 menunjukkan bahwa kontribusi wanita tani
terhadap kegiatan pemasaran di Desa Kota Wuna berada pada kategori tinggi
yaitu sebesar (61,53%) Artinya bahwa kontribusi wanita tani dalam memasarkan
kacang tanah yaitu sebesar (61,53%) dimana kategori tersebut merupakan
besarnya keterlibatan dan keikutsertaan wanita tani dalam memasarkan kacang
tanah. Hal ini dikarenakan bahwa dalam pemasaran kacang tanah juga dilakukan
oleh para wanita tani, dimana pemasaran ini dilakukan oleh para wanita tani yaitu
dengan dijual di beberapa pasar yaitu, di pasar Laino Raha, dan juga dijual di
pasar Wakuru dimana harga jual kacang tanah yang sudah bersih yaitu Rp.
17.000/liter sedangkan yang masih ada kulitnya Rp 5.000/ liter.
61
D. Curahan Waktu Kerja Wanita Tani dalam Kegiatan Usahatani Kacang
Tanah
Curahan waktu kerja tergantung pada status pekerjaan yang dilakukan.
Ada beberapa jenis-jenis kegiatan yang memerlukan curahan waktu yang banyak
dan berkelanjutan, tapi sebaliknya ada pula jenis-jenis kegiatan yang memerlukan
curahan waktu kerja yang terbatas (Nurmanaf, 2006). Curahan waktu kerja adalah
seberapa banyak waktu yang dicurahkan/diberikan oleh responden terhadap
kegiatan yang dilakukannya. Kontribusi wanita tani yang berupa alokasi waktu
dalam usahatani adalah merupakan keterlibatan wanita tani dalam hal ini istri dari
petani untuk meningkatkan produksi yang baik. Pada kondisi ini, kontribusi
diberikan wanita tani meliputi kontribusi tenaga kerja yang merupakan besarnya
alokasi waktu kerja yang diberikan oleh wanita tani dalam usahatani kacang
tanah.
Berdasarkan hasil penelitian curahan waktu kerja wanita tani dalam
kegiatan usahatani kacang tanah Desa Kota Wuna dapat dilihat pada Tabel 16
berikut.
Tabel 16. Curahan Waktu Kerja Wanita Tani Dalam Kegiatan Usahatani Kacang
Tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna
2016.
No
Jenis Kegiatan
Rata-rata HKP
1
Pembersihan lahan
6,90
2
teknik penanaman
4,31
3
pemasangan pagar
2,84
4
Pemasangan jaring pagar
2,38
5
pemeliharaan
5,81
6
panen
7,30
7
pasca panen
4,20
8
pemasaran
1,86
Sumber : Data Primer Diolah 2016
62
Berdasarkan data Tabel 16 menunjukkan bahwa curahan waktu kerja
wanita tani dalam kegiatan usahatani
kacang tanah di Desa Kota Wuna
Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna yaitu pembersihan lahan sebesar 6,90
HKP, teknik penanaman sebesar 4,31 HKP, pemasangan pagar sebesar 2,84 HKP,
pemasangan jarring pagar sebesar 2,38 HKP, pemeliharaan sebesar 5,81 HKP,
panen sebesar 7,30 HKP, pasca panen sebesar 4,20 HKP, dan pemasaran sebesar
1,86 HKP. Jika dilihat dari curahan waktu baik HKP/jam maupun HKP/hari maka
curahan waktu kerja wanita tani terbanyak disisihkan pada kegiatan panen. Hal ini
disebabkan karena dalam kegiatan usahatani kacang tanah khususnya pada panen
merupakan keterlibatan wanita tani Desa Kota Wuna.
Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh sukmawati Abdullah dan
putu arimbawa (2012) yang berjudul Curahan Waktu Kerja Gender pada
Usahatani Padi Sawah di Desa Tampabulu Kec. Poleang Utara Kab. Bombana,
menunjukkan bahwa tidak ada curahan waktu kerja wanita dalam kegiatan
persiapan lahan, pengolahan tanah, penyemaian, penanaman, penyiangan,
pemupukan, pencegahan hama dan penyakit, pengangkutan, dan penyimpanan,
tetapi pada kegiatan panen terdapat curahan waktu kerja yaitu sebesar 203,12
HKP dan pengeringan 031,25 HKP. Sedangkan dalam penelitian ini wanita tani
memiliki curahan waktu kerja dalam setiap kegiatan usahatani kacang tanah,
mulai dari pembersihan lahan,
teknik penanaman, pemasangan pagar,
pemasangan jaring pagar, pemeliharaan, panen, pasca panen, sampai pemasaran.
63
V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang kontribusi wanita tani dalam kegiatan
usahatani kacang tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten
Muna, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1.
Kontribusi wanita tani dalam kegiatan usahatani kacang tanah dengan
kategori
tinggi
meliputi:
Pembersihan
lahan,
teknik
penanaman,
pemeliharaan, pasca panen, dan pemasaran. Kategori sedang meliputi:
panen. Kategori rendah meliputi: pemasangan pagar, dan jaring pagar.
2.
Curahan waktu kerja wanita tani terhadap usahatani kacang tanah di Desa
Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna adalah pembersihan
lahan sebesar 6,90 HKP, teknik penanaman sebesar 4,31 HKP, pemasangan
pagar sebesar 2,84 HKP, pemasangan jarring pagar sebesar 2,38 HKP,
pemeliharaan sebesar 5,81 HKP, panen sebesar 7,30 HKP, pasca panen
sebesar 4,20 HKP, dan pemasaran sebesar 1,86 HKP.
B. Saran
Beberapa hal yang dapat disarankan dari hasil penelitian ini, yaitu :
1.
Kepada wanita tani Desa Kota Wuna diharapakan tetap mempertahankan
keterlibatan pada usahatani kacang tanah sehingga dapat memberikan hasil
produksi yang baik.
2.
Curahan waktu kerja wanita tani dalam kegiatan usahatani kacang tanah pada
responden wanita tani di Desa Kota Wuna merupakan hal yang sangat penting
64
yang perlu mendapat respon positif karena selain berperan sebagai ibu
rumahtangga juga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarganya dengan
berusahatani.
65
DAFTAR PUSTAKA.
Abdullah, S dan P. Arimbawa. 2012. Curahan Waktu Kerja Gender pada
Usahatani Padi Sawah di Desa Tampabulu Kec. Poleang Utara Kab.
Bombana. Agriplus, Vol. 22, No. 3, Hal. 215 – 223.
Adisarwanto, T, 2000. Meningkatkan Produksi Kacang Tanah di Lahan Sawah
dan Lahan Kering, Penebar Swadaya, Jakarta.
Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V.
Rineka Cipta. Jakarta.
Ari, dkk. 2000. Perempuan Yang Menuntun. Asoka. Indonesia
Bachrein, S., I. Ishaq, dan v.w Rufaidah, 2000. Peranan Wanita Dalam
Pengembangan Usahatani di Jawa Barat ( Studi kasus: Kecamatan Cikelet,
Garut). Jurnal JP2TP3 (1).
Baruwadi, Mahludin. 2006. Ekonomi Rumah Tangga. UNG Pres Gorontalo.
Ciboro, M.A, 2008. Respon Beberapa Varietas Kacang Tanah ( Arhacis hipogea).
Terhadap Pemakaian Mikoriza pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah.
Universitas Sumatera Utara Medan.
Conyers, D, 1991. Perencanaan Sosial di Dunia ketiga.UGM Press.Yogyakarta.
Daniel, Moehar, 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta. PT Bumi Akasara.
Elizabeth, R, 2008, Wanita Tani Dalam Pencapaian Ketahanan Pangan Rumah
Tangga di Pedesaan, Iptek Tanaman pangan Vol. 3 No. 1.
Eliana, Novita. 2007. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Curahan Waktu Kerja
Wanita
Vol.4
no.2,2007.https://abgribisnis
fpum
jurnal.
Files
Wordpress.com/2012/03/jurnal-vol-4-no-2rratina.pdf. Diaksas pada tanggal
18 mei 2013
Hartono, Sunaryati, 2000. Ratifikasi Konvensi Perserikatan Bangsa – Bangsa
Tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita dan
Undang – Undang Hak Asasi Manusia. Direktoral Jendral Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional Jakarta.
Hartina, B., Arimbawa, P., Munirwan, Z., Awaluddin, H., dan M. Aswar, L.
2015.Kontribusi Perempuan Usaha Mikro terhadap Usaha, Keluarga dan
Komunitasnya dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah di Sulawesi
Tenggara. Balitbang. Kendari.
66
Hamijoyo,2007. Panduan Penguatan Menejemen Lembaga Swadaya Masyarakat.
Jakarta.
Isbandi, R. A, 2007. Perencanaan Partisipatoris Berbasis Aset Komunitas: dari
Peikiran Menuju Penerapan. FISIP UI Press.Depok.
Kotler, P. 1993. Manajemen Pemasaran: Analisis Perencanaan Implementasi dan
Pengendalian. Volume II. Edisi Ketujuh. Jakarta: lembaga penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Lewa, 2014. Kontribusi Tenaga Kerja Wanita Tani Pada Usahatani Padi Sawah
Di
Desa
Wuliwali
Kecamatan
Mauponggo
Kabupaten
Nagekeo.SkripsiFakultas PertanianUniversitas Hasanudin. Makassar.
Labai, 2016. Kontribusi Istri Nelayan Bajo terhadap Rumahtangga dan
Komunitasnya di Desa Latawe Kecamatan Napano Kusambi Kabupaten
Muna Barat. Skripsi Fakultas PertanianUniversitas Halu Oleo. Kendari.
Mahdalia, A Kontribusi Curahan Waktu Kerja Perempuan Terhadap Total
Curahan Waktu Kerja Pada Usaha Peternakan Sapi Potong di Pedesaan.
Makasar.
Nisran, 2008. Partisipasi Wanita Tani dalam Kegiatan Usahatani Padi Sawah Di
Kelurahan Ranomeeto, Kecamatan Ranomeeto, Konawe Selatan. Skripsi
Fakultas PertanianUniversitas Halu Oleo. Kendari.
Nugroho, Riant, 2008. Gender dan Administrasi Publik Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Nurmanaf, A. Rozany. 2006. Peranan Sektor Luar Pertanian terhadap
Kesempatan dan Pendapatan di Pedesaann Berbasis Lahan Kering. Jurnal
SOCA Vol. 8 No.3 November 2008.
Pratiwi, Novia, 2007. Analisis Gender Pada RumahTangga Petani Monokultur
Sagu Kasus Desa Segorogunung Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten
Karanganyar.
Raodah, 2013. Peranan Istri Nelayan dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga di
Kelurahan Lapulu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.Jurnal AlQalam, Vol. 19, No.2, Hal. 305-315.
Ratag, S., 2004. Pendapatan Usahatani Vanili di Desa Promorongan Kec.
Tarenan. Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian UNSRAT. Manado.
Soekarwati, 2002. Analisis Usahatani. Jakarta: UI - Press
67
Sukiyono,et all. 2008. Status Wanita dan Ketahanan Pangan Rumah Tangga
Nelayan dan Petani Padi di Kabupaten Muko – Muko Provinsi Bengkulu,
Jurnal Agro Ekonomi. Volume 26 no. 2 Oktober 2008 : 191 – 207
Suratiyah, K. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sukesi, K. MS. 2002. Hubungan Kerja Dan Dinamika Hubungan Gender Dalam
Sistem Pengusahaan Tebu Rakyat. Lembaga Penerbitan Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya. Malang.
Soeharjo, A. dan D. Patong. 1984. Sendi-sendi Pokok Ilmu Usahatani. Faperta,
Universitas Hasanuddin. Ujung Pandang.
Tuwo, A. 2011. Ilmu Usahatani: Teori dan Aplikasinya Menuju Sukses. Unhalu
Press. Kendari.
68
Lampiran 1. Riwayat Hidup Penulis
RIWAYAT HIDUP
Trisnawati Baso atau yang biasa disapa Trisna di lahirkan
pada tanggal 3 juli 1994 di Raha Kecamatan Katobu
Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara. Penulis
adalah anak ke dua dari tiga orang bersaudara dari
pasangan Bapak Sarifuddin Baso dan Ibu Wa Neo,
pendidikan sekolah dasar penulis ditamatkan di SDN 14
Raha pada tahun 2006 dan melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Raha tamat pada
tahun 2009, kemudian melanjutkan pendidikan di SMKN 1 Raha dan tamat pada
tahun 2012. Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan
Tinggi di Universitas Halu Oleo Kendari dan diterima di Jurusan Agribisnis,
Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo Kendari melalui jalur SNMPTN pada
tahun 2012.
Untuk menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian, penulis melakukan
penelitian dengan judul “Kontribusi wanita tani dalam kegiatan usahatani kacang
tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna”
69
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO FAKULTAS PERTANIAN
Alamat : Kampus Bumi Tridarma Andonohu Kendari
KUISIONER PENELITIAN
Kepada Yth,
Bapak/Ibu………………………………..
Di,
Tempat
Dalam rangka penelitian ilmiah guna penyusunan Skripsi Program
Sarjana
(S1)
pada jurusan agribisnis program kelas reguler Fakultas
Pertanian Universitas Halu Oleo, saya memerlukan beberapa informasi
berkaitan dengan “ Kontribusi Wanita Tani Dalam Kegiatan Usahatani
Kacang Tanah Di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten
Muna”
Maka dengan kerendahan hati saya mohon bapak/ibu untuk
membantu mengisi pertanyaan-pertanyaan secara lengkap dan sejujurjujurnya dengan penuh keiklasan dan sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya.sesuai dengan kode etik penelitian, saya menjamin kerahasiaan
semua data. Kesediaan bapak/ibu mengisi kuisioner ini adalah bantuan
yang begitu berharga bagi saya, atas partisipasinya dan perhatian yang
bapak/ibu berikan, saya ucapkan terimakasih.
70
A.
Identitas Responden
1. Nama
: ……………………………………
2. Umur
: …………………….Tahun
3. Pendidikan
: Tidak Ada / SD / SLTP / SLTA
/Diploma/ Sarjana
4. Pengalaman usahatani kacang tanah: ………………….....Tahun
5. Luas Lahan Garapan
: ……………………..
6. Jumlah Tanggungan Keluarga
: ……………………..
B. Lampiran kuisioner (pertanyaan)
1. Pengolahan lahan
1.1. Berapa jam ibu melakukan pembersihan lahan dalam satu hari?
No
1
Jenis kegiatan
Jumlah jam
Pembersihan lahan
1.2. Berapa hari ibu melakukan pembersihan lahan?
No
1
Jenis kegiatan
Pembersihan lahan
Jumlah hari
71
2. Teknik Penanaman
2.1. Berapa jam ibu mengikuti proses penanaman kacang tanah?
No
1
Jenis kegiatan
Jumlah jam
Penanaman kacang tanah
2.2. Berapa hari ibu mengikuti proses penanaman kacang tanah?
No
1
Jenis kegiatan
Jumlah hari
Penanaman kacang tanah
3. Pemasangan pagar
3.1.Berapa jam ibu ikut melakukan pemasangan pagar dalam satu hari?
No
1
Jenis kegiatan
Jumlah jam
Pemasangan pagar
3.2. Berapa hari ibu ikut melakukan pemasangan pagar?
No
1
Jenis kegiatan
Jumlah hari
Pemasangan pagar
4. Pemasangan jarring pagar
4.1. Berapa jam ibu ikut memasang jarring pada pagar dalam satu hari?
No
1
Jenis kegiatan
Pemasangan jarring
Jumlah jam
72
4.2.Berapa hari ibu ikut memasang jarring pada pagar dalam satu hari?
No
Jenis kegiatan
Jumlah hari
1
Pemasangan jarring
5. Pemeliharaan
5.1 Berapa jam ibu melakukan pemeliharaan tanaman kacang tanah dalam satu
hari?
No
1
Jenis kegiatan
Jumlah jam
Pemeliharaan
5.2 . Berapa hari ibu melakukan pemeliharaan tanaman kacang tanah dalam
satu hari?
No
1
Jenis kegiatan
Jumlah hari
Pemeliharaan
6. Panen
6.1.Berapa jam ibu ikut memanen kacang tanah dalam satu hari?
No
1
Jenis kegiatan
Jumlah jam
Panen
6.2. Berapa hari ibu ikut memanen kacang tanah ?
No
1
Jenis kegiatan
Panen
Jumlah hari
73
7. Pasca panen
7.1.Berapa jam ibu ikut pasca panen kacang tanah dalam satu hari ?
No
1
Jenis kegiatan
Jumlah jam
Pasca panen
7.2. Berapa hari ibu ikut pasca panen kacang tanah ?
No
Jenis kegiatan
1
Pasca panen
Jumlah hari
8. Pemasaran
8.1.Berapa jam ibu menjual kacang tanah dalam satu hari?
No
1
Jenis kegiatan
Jumlah jam
Memasarkan
8.2 Berapa hari ibu menjual kacang tanah tersebut ?
No
1
Jenis kegiatan
Memasarkan
Jumlah hari
74
Lampiran 2.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Identitas Responden di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno
Kabupaten Muna Barat Tahun 2015.
Umur Pendidikan
(Tahun) (Tahun)
34
60
30
43
34
42
34
42
60
35
40
40
35
30
45
34
42
32
30
43
40
51
40
45
36
39
40
34
45
43
28
37
45
35
44
50
55
43
40
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
9
9
6
6
6
Jumlah
Tanggungan
Keluarga (Jiwa)
3
3
2
3
7
2
4
5
4
6
5
6
4
7
7
5
3
4
5
5
6
5
3
4
7
6
5
4
5
4
4
3
6
3
5
7
7
4
5
Pengalaman
Berusaha (Tahun)
10
30
10
15
15
15
15
15
35
10
10
15
10
10
15
10
15
10
10
15
15
20
15
15
15
15
15
15
20
20
10
10
20
15
20
20
20
20
20
Luas lahan usaha
(Hektar)
1,5
1
1,5
1,5
1,5
1
1
2
1
2
1
1
1
1,5
1
1
1,5
1
1
1,5
1
1
1,5
1
1
1
1
1,5
1,5
1
1
1,5
1
1
2
2
1
1
2
75
LAMPIRAN 4. Analisis HKP Pembersihan Lahan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Pembersihan Lahan
Jam
3
7
4
6
7
4
4
3
6
3
3
6
7
7
6
4
4
3
4
4
7
3
3
7
3
7
6
6
6
3
Hari
20
10
20
10
10
20
20
20
7
20
20
7
10
10
7
20
20
20
20
20
10
20
20
10
20
10
7
7
7
20
HKP
6
8
9
6
8
9
9
6
4.8
6
6
4.8
8
8
4.8
9
9
6
9
9
8
6
6
8
6
8
4.8
4.8
4.8
6
Kategori
Sedang
Tinggi
Tinggi
Sedang
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sedang
Sedang
Rendah
Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
Tinggi
Sedang
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi
Rendah
Rendah
Rendah
Sedang
76
Lampiran 4. Lanjutan Analisis HKP Pembersihan Lahan
Pembersihan Lahan
No
Jam
4
7
3
3
6
6
3
4
7
31
32
33
34
35
36
37
38
39
PK =
PK =
Hari
20
10
20
20
7
7
20
20
10
HKP
9
8
6
6
4.8
4.8
6
9
8
269.4
6.907692
Skor Tertinggi – Skor Terendah +1
Banyak Kelas
9−4,8+1
3
=
5,2
3
= 1,73
Kategori :
9 – 7,27
= Tinggi
7,26 – 5,54 = Sedang
5,53 – 3,81 = Rendah
Kategori
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Tinggi
77
Lampiran 5. Analisis HKP Teknik Penanaman
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Penugalan
Jam
Hari
HKP
4
7
3.2
3
7
2.4
4
7
3.2
4
7
3.2
7
2
1.6
7
2
1.6
7
3
2.4
7
3
2.4
7
2
1.6
7
3
2.4
4
7
3.2
7
2
1.6
3
7
2.4
4
7
3.2
4
7
3.4
7
2
1.6
7
3
2.4
7
3
2.4
7
2
1.6
3
7
2.4
4
7
3.4
4
7
3.4
7
2
1.6
7
2
1.6
7
3
2.4
4
7
3.4
4
7
3.4
7
2
1.6
4
7
3.4
Teknik Penanaman
Penanaman
Jam
Hari
HKP
7
3
2.4
7
3
2.4
7
3
2.4
7
2
1.6
7
3
2.4
4
3
1.37
5
2
1.14
5
3
1.71
4
2
0.9
7
2
1.6
4
3
1.37
7
2
1.6
7
3
2.4
7
3
2.4
7
3
2.4
7
2
1.6
7
2
1.6
7
3
2.4
7
3
2.4
7
3
2.4
7
3
2.4
7
3
2.4
7
2
1.6
5
3
1.71
7
2
1.6
5
2
1.14
7
3
2.4
7
3
2.4
7
3
2.4
HKP
5.6
4.8
5.6
4.8
4
2.97
3.54
4.11
2.5
4
4.57
3.2
4.8
5.6
5.8
3.2
4
4.8
4
4.8
5.8
5.8
3.2
3.31
4
4.54
5.8
4
5.8
Kategori
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sedang
Tinggi
Rendah
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
Tinggi
Sedang
Tinggi
78
Lampiran 5. Lanjutan Analisis HKP Teknik Penanaman
Teknik Penanaman
Penugalan
Penanaman
Jam
Hari HKP Jam Hari HKP
7
2
1.6
7
3
2.4
3
7
2.4
7
2
1.6
7
2
1.6
4
2
0.9
7
3
2.4
7
3
2.4
7
3
2.4
5
2
1.14
7
2
1.6
7
3
2.4
4
7
3.4
7
2
1.6
7
2
1.6
7
3
2.4
3
7
2.4
5
3
1.71
7
2
1.6
5
3
1.71
No
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
PK =
PK =
Skor Tertinggi – Skor Terendah +1
Banyak Kelas
5,8−2,5+1
3
=
4,3
3
Kategori :
5,8 – 4,37 = Tinggi
4,36 – 2,94 = Sedang
2,93– 1,51 = Rendah
= 1,43
HKP
Kategori
4
4
2.5
4.8
3.54
4
5
4
4.11
3.31
168.2
4.312821
Sedang
Sedang
Rendah
Tinggi
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi
Sedang
79
Lampiran 6. Analisis Pemasangan Pagar
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Pemasangan Pagar
Jam
7
7
7
7
4
4
7
7
4
7
7
5
5
7
4
4
7
7
5
7
7
7
4
5
5
7
7
7
7
Hari
4
7
5
4
5
5
3
3
5
3
5
3
3
3
5
5
3
3
3
3
5
4
5
3
3
3
7
5
4
HKP
3.2
5.6
4
3.2
2.28
2.28
2.4
2.4
2.28
2.4
4
1.71
1.71
2.4
2.28
2.28
2.4
2.4
1.71
2.4
4
3.2
2.28
1.71
1.71
2.24
5.6
4
3.2
kategori
Sedang
Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Rendah
Sedang
Sedang
Rendah
Rendah
Tinggi
Rendah
Rendah
Sedang
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Tinggi
Tinggi
Sedang
80
Lampiran 6. Lanjutan Analisis HKP Pemasangan Pagar
Pemasangan Pagar
No
Jam
4
7
5
7
7
5
5
7
7
7
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
PK =
PK =
Hari
5
5
3
7
5
3
3
3
3
5
HKP
2.28
4
1.71
5.6
4
1.71
1.71
2.4
2.4
4
111.08
2.848205
Skor Tertinggi – Skor Terendah +1
Banyak Kelas
5,6−1,71+1
3
=
4,89
3
Kategori :
5,6 – 30,97 = Tinggi
3,96 – 2,34 = Sedang
2,33 – 0,71 = Rendah
= 1,63
Kategori
Rendah
Tinggi
Rendah
Tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Tinggi
81
Lampiran 7. Analisis HKP Pemasangan Jarring Pagar
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Pemasangan Jaring Pagar
Jam
4
4
7
7
4
4
7
7
7
4
4
7
4
4
7
7
7
4
4
7
7
7
4
4
7
4
4
4
4
Hari
4
4
4
3
4
4
3
3
3
4
4
5
4
4
4
3
5
4
4
3
4
3
4
4
5
4
5
4
4
HKP
1.82
1.82
3.2
2.4
1.82
1.82
2.4
2.4
2.4
1.82
1.82
4
1.82
1.82
3.2
2.4
4
1.82
1.82
3.4
3.2
2.4
1.82
1.82
4
1.82
1.82
1.82
1.82
Kategori
Rendah
Rendah
Tinggi
Sedang
Rendah
Rendah
Sedang
Sedang
Sedang
Rendah
Rendah
Tinggi
Rendah
Rendah
Tinggi
Sedang
Tinggi
Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sedang
Rendah
Rendah
Tinggi
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
82
Lampiran 7. Lanjutan Analisis HKP Pemasangan Jarring Pagar
Pemasangan Jaring Pagar
No
Jam
7
4
4
7
7
4
4
7
4
7
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
PK =
PK =
Hari
4
4
4
4
3
4
4
5
4
3
HKP
3.2
1.82
1.82
3.2
2.4
1.82
1.82
4
1.82
2.4
92.82
2.38
Skor Tertinggi – Skor Terendah +1
Banyak Kelas
4−12,82+1
3
=
3,18
3
Kategori :
4 – 2,94
= Tinggi
2,93 – 1,88 = Sedang
1,87 – 0,88 = Rendah
= 1,06
Kategori
Tinggi
Rendah
Rendah
Tinggi
Sedang
Rendah
Rendah
Tinggi
Rendah
Sedang
83
Lampiran 8. Analisis HKP Pemeliharaan Tanaman
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan
Penyemprotan
Jam
Hari
HKP
Jam
Hari
HKP
4
7
3.2
4
2
0.9
7
7
5.6
4
2
0.9
6
7
4.8
3
7
2.4
7
7
5.6
3
7
2.4
7
3
2.4
4
4
1.82
7
3
2.4
4
7
3.2
5
7
4
7
3
2.4
6
7
4.8
3
7
2.4
7
7
5.6
4
4
1.82
7
3
2.4
4
4
1.82
7
3
2.4
3
7
2.4
5
7
4
4
2
0.9
7
7
5.6
3
3
1
7
7
5.6
3
3
1
7
7
5.6
7
2
1.6
4
7
3.2
3
7
2.4
5
7
4
4
2
0.9
7
3
2.4
7
2
1.2
4
7
3.2
4
2
0.9
6
7
4.8
4
4
1.82
7
7
5.6
7
4
3.2
7
7
5.6
4
4
1.82
5
7
4
7
4
1.82
6
7
4.8
3
3
1
5
7
4
4
2
0.9
7
3
2.4
3
7
2.4
7
3
2.4
4
2
0.9
5
7
4
3
3
1
6
7
4.8
3
2
0.6
HKP
Kategori
4.1
6.5
7.2
8
4.22
5.6
6.4
7.2
7.42
4.22
4.8
4.9
6.6
6.6
7.2
5.6
4.9
3.6
4.1
6.62
8.8
7.42
5.82
5.8
4.9
4.8
3.3
5
5.4
Rendah
Sedang
Tinggi
Tinggi
Rendah
Sedang
Sedang
Tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah
Rendah
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Rendah
Sedang
Sedang
84
Lampiran 8. Lanjutan Analisis HKP Pemeliharaan Tanaman
No
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
PK =
PK =
Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan
Penyemprotan
Jam
Hari
HKP
Jam
Hari
HKP
5
7
4
3
4
1.32
7
3
2.4
7
3
2.4
7
3
2.4
3
7
2.4
5
7
4
4
2
0.9
7
7
5.6
4
4
1.82
5
7
4
3
4
1.32
7
7
5.6
3
4
1.32
5
7
4
3
3
1
7
7
5.6
4
4
1.82
7
7
5.6
3
7
2.4
Skor Tertinggi – Skor Terendah +1
Banyak Kelas
8,8−3,3+1
3
=
6,5
3
Kategori :
8,8 – 6,64 = Tinggi
6,63– 4,48 = Sedang
4,47- 2,32 = Rendah
= 2,16
HKP
Kategori
5.32
4.8
4.8
4.9
7.42
5.32
6.92
5
7.42
8
226.92
5.818462
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi
Tinggi
85
Lampiran 9. Analisis HKP Panen
Panen
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Jam
4
4
6
5
4
4
4
5
5
6
4
6
4
5
6
6
4
6
6
6
4
6
5
6
4
6
6
5
4
Hari
20
20
10
10
20
10
20
10
10
10
10
10
20
10
10
10
20
10
10
10
20
10
20
10
20
10
10
10
20
Kategori
HKP
9
9
6.85
5.71
9
4.57
9
5.71
5.71
6.85
4.57
6.85
9
5.71
6.85
6.85
9
6.85
6.85
6.85
9
6.85
11.42
6.85
9
6.85
6.85
5.71
9
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Tinggi
Rendah
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Rendah
Sedang
Tinggi
Rendah
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Rendah
Tinggi
86
Lampiran 9. Lanjutan Analisis HKP Panen
Panen
No
Jam
6
4
4
6
5
6
6
6
5
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
PK =
PK =
4
Hari
10
20
20
10
10
10
10
10
10
20
Kategori
HKP
6.85
9
9
6.85
5.71
6.85
6.85
6.85
5.71
9
284.98
7.307179
Skor Tertinggi – Skor Terendah +1
Banyak Kelas
11,42−4,57+1
3
=
Kategori :
11,42 – 8,81 = Tinggi
8,80 – 6,2 = Sedang
6,1 – 3,59 = Rendah
7,85
3
= 2,61
Sedang
Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sedang
Sedang
Sedang
Rendah
Tinggi
87
Lampiran 10. Analisis HKP Pasca Panen
Pasca Panen
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Jam
4
4
5
4
5
4
4
5
5
3
4
4
4
4
4
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
5
5
5
3
Hari
7
10
7
10
7
10
10
7
7
7
10
7
10
10
7
10
10
7
10
7
10
7
10
7
10
7
7
7
7
HKP
3.2
4.57
4
4.57
4
4.57
4.57
4
4
2.4
4.57
3.2
4.57
4.57
3.2
5.71
5.71
4
5.71
3.2
4.57
3.2
4.57
3.2
4.57
4
4
4
2.4
kategori
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Rendah
Tinggi
Sedang
Tinggi
Tinggi
Sedang
Tinggi
Tinggi
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Rendah
88
Lampiran 10. Lanjutan Analisis HKP Pasca Panen
Pasca Panen
No
Jam
3
5
5
5
4
5
5
4
5
4
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
PK =
PK =
Hari
7
10
10
7
10
7
10
10
7
10
HKP
2.4
5.71
5.71
4
4.57
4
5.71
4.57
4
4.57
164.07
4.206923
Skor Tertinggi – Skor Terendah +1
Banyak Kelas
5,71−2,4 +1
3
=
Kategori :
5,71– 4,28 = Tinggi
4,27– 2,85 = Sedang
2,84- 1,42 = Rendah
4,31
3
= 1,43
Kategori
Rendah
Tinggi
Tinggi
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi
Tinggi
Sedang
Tinggi
89
Lampiran 11. Analisis HKP Pemasaran
Pemasaran
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Jam
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
Hari
2
3
1
3
1
2
2
1
1
3
1
2
1
3
3
1
2
3
1
3
3
1
1
3
3
1
1
2
2
HKP
1.82
2.74
0.9
2.74
0.9
1.82
1.82
0.9
0.9
2.74
0.9
1.82
0.9
2.74
2.74
0.9
1.82
2.74
0.9
2.74
2.74
0.9
0.9
2.74
2.74
0.9
0.9
1.82
1.82
Kategori
Tinggi
Tinggi
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi
Tinggi
Sedang
Tinggi
Tinggi
Sedang
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Tinggi
Tinggi
90
Lampiran 11. Lanjutan Analisis HKP Pemasaran
Pemasaran
No
Jam
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Total
Rata-rata
PK =
PK =
Hari
3
3
3
3
1
3
1
3
3
1
HKP
2.74
2.74
2.74
2.74
0.9
2.74
0.9
2.74
2.74
0.9
72.82
1.867179
Skor Tertinggi – Skor Terendah +1
Banyak Kelas
2,74−1,84+1
3
=
Kategori :
2,74 – 1,8 = Tinggi
1,7– 0,86 = Sedang
0,85- 0,08 = Rendah
2,84
3
= 0,94
Kategori
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi
Tinggi
Sedang
91
Lampiran 12. Hasil Analisis Interval
1. Pembersihan Lahan
Kategori
Tinggi
Sedang
Rendah
Jumlah
Jumlah Responden
(Jiwa)
18
13
8
39
Persentase (%)
46,15
33,33
20,51
100,00
2. Teknik Penanaman Kacang Tanah
Kategori
Tinggi
Sedang
Rendah
Jumlah
Jumlah Responden
(Jiwa)
19
17
3
39
Persentase (%)
Jumlah Responden
(Jiwa)
11
7
21
39
Persentase (%)
48,71
43,58
7,69
100,00
3. Pemasangan Pagar
Kategori
Tinggi
Sedang
Rendah
Jumlah
28,20
17,94
53,84
100,00
4. Pemasangan Jarring Pagar
Kategori
Tinggi
Sedang
Rendah
Jumlah
Jumlah Responden
(Jiwa)
9
9
21
39
Persentase (%)
23,07
23,07
53,84
100,00
92
5. Pemeliharaan Tanaman
Kategori
Tinggi
Sedang
Rendah
Jumlah
Jumlah Responden
(Jiwa)
13
17
9
39
Persentase (%)
Jumlah Responden
(Jiwa)
13
20
6
39
Persentase (%)
Jumlah Responden
(Jiwa)
19
17
3
39
Persentase (%)
Jumlah Responden
(Jiwa)
24
15
39
Persentase (%)
33,33
43,58
23,07
100,00
6. Panen
Kategori
Tinggi
Sedang
Rendah
Jumlah
33,33
51,28
15,38
100,00
7. Pasca Panen
Kategori
Tinggi
Sedang
Rendah
Jumlah
48,71
43,58
7,69
100,00
8. Pemasaran
Kategori
Tinggi
Sedang
Rendah
Jumlah
61,53
38,46
100,00
93
Lampiran 13. Dokumentasi Penelitian
Dokumentasi penelitian pada kontribusi wanita tani dalam kegiatan
uasahatani kacang tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten
Muna Tahun 2016.
Kantor unit pemukiman Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten
Muna
Wawancara dan juga pengisian kuisioner kepada wanita tani
94
Lanjutan Lampiran 12.
Wawancara dengan responden
Kegiatan bersama petani kacang tanah
Download