KONTRIBUSI WANITA TANI DALAM KEGIATAN USAHATANI KACANG TANAH DI DESA KOTA WUNA KECAMATAN TONGKUNO KABUPATEN MUNA SKRIPSI Oleh: TRISNAWATI BASO D1A1 12 039 JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016 KONTRIBUSI WANITA TANI DALAM KEGIATAN USAHATANI KACANG TANAH DI DESA KOTA WUNA KECAMATAN TONGKUNO KABUPATEN MUNA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Pertanian Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Studi pada Jurusan Agribisnis Oleh: TRISNAWATI BASO D1A1 12 039 JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HALU OLEO 2016 ii PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN PERGURUAN SEBAGAI TINGGI SKRIPSI ATAU ATAU KARYA LEMBAGA ILMIAH MANAPUN. PADA APABILA DIKEMUDIAN HARI TERBUKTI ATAU DAPAT DIBUKTIKAN BAHWA SKRIPSI INI HASIL JIPLAKAN, MAKA SAYA BERSEDIA MENERIMA SANKSI SESUAI PERATURAN YANG BERLAKU. Kendari, Oktober 2016 TRISNAWATI BASO D1A1 12 039 iii ABSTRAK Trisnawati Baso (D1A1 12 039). “Kontribusi Wanita Tani dalam Kegiatan Usahatani Kacang Tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna”. Dibawah bimbingan Hartina Batoa dan Muhammad Aswar Limi. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui kontribusi wanita tani dalam kegiatan usahatani kacang tanah, dan (2) mengetahui curahan waktu kerja wanita tani dalam kegiatan usahatani kacang tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita tani yang berusahatani kacang tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna. Penentuan sampel dilakukan secara sengaja (purposive). Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling yang digunakan untuk memilih 39 wanita tani kacang tanah. Data dianalisis menggunakan interval untuk mengetahui kontribusi wanita tani dan HKP untuk mengatahui curahan waktu kerja wanita tani. Hasil penelitian ini adalah (1) Kontribusi wanita tani dalam kegiatan usahatani kacang tanah dengan kategori tinggi meliputi: Pembersihan lahan, teknik penanaman, pemeliharaan, pasca panen, dan pemasaran. Kategori sedang meliputi: panen. Kategori rendah meliputi: pemasangan pagar, dan jaring pagar. dan (2) Curahan waktu kerja wanita tani terhadap usahatani kacang tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna adalah pembersihan lahan sebesar 6,90 HKP, teknik penanaman sebesar 4,31 HKP, pemasangan pagar sebesar 2,84 HKP, pemasangan jarring pagar sebesar 2,38 HKP, pemeliharaan sebesar 5,81 HKP, panen sebesar 7,30 HKP, pasca panen sebesar 4,20 HKP, dan pemasaran sebesar 1,86 HKP. Kata Kunci: Usahatani kacang tanah, wanita tani, kontribusi, curahan waktu kerja vi ABSTRACT Trisnawati Baso (D1A1 12 039). "The Contribution of Women Farmers in the Peanut Farming Activities in Kota Wuna village Tongkuno subdistrict Muna district". Under the supervision of Hartina Batoa and Muhammad Aswar Limi. This study aimed to: (1) determine the contribution of women farmers in peanut farming activities, and (2) determine working hours of women farmers in peanut farming activities in the Kota Wuna village Tongkuno subdistrict Muna district. Population for this study include all women farmers were farming peanuts in Kota Wuna village Tongkuno subdistrict Muna district. Simple random sampling was used to select 39 women farmers peanuts. Data were analyzed using the interval to determine the contribution of women farmers and HKP to know the working hours of women farmers. The results of this study were (1) The contribution of women farmers in peanut farming activities with high category include: land clearing, planting techniques, maintenance, post-harvest and marketing. Medium category include: harvest. Low category includes: installation of fencing and netting fence. and (2) Working hours of women farmers to farm peanuts in the Village District of Tongkuno Wuna City Muna is at 6.90 HKP land clearing, planting techniques amounted to 4.31 HKP, amounting to 2.84 HKP fencing, installation of fence nets 2.38 HKP, maintenance amounting to 5.81 HKP, amounting to 7.30 HKP harvest, post-harvest of 4.20 HKP, and marketing of 1.86 HKP. Keywords: peanut farming, women farmers, contributions, working hours vii UCAPAN TERIMA KASIH Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan seluruh rangkaian perkuliahan, penelitian serta penyusunan skripsi hingga dalam wujud sekarang ini. Shalawat serta salam senantiasa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad shallallahu’Alaihi Wasallam serta para keluarga dan sahabat beliau yang menjadi suri tauladan bagi seluruh umat manusia. Ucapan terima kasih dengan bangga penulis persembahkan kepada orang tua, Bapak Sarifuddin Baso dan Ibu Wa Neo yang telah membesarkan, menyayangi, mencintai, mendukung, memotivasi, memfasilitasi, dan mengontrol serta semua kebaikan yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan studi penulis. Bersamaan dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih dan penghormatan yang sebesar-besarnya kepada pembimbing, yaitu Hartina Batoa, SP., M.Si sebagai Pembimbing I dan Muhammad Aswar Limi, S.Pi., M.Si Sebagai Pembimbing II yang telah dengan sabar, tekun, tulus dan ikhlas dalam membimbing memotifasi dan menasehati dalam penyelesaian studi penulis. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada: 1. Rektor Universitas Halu Oleo, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo, Pengelola Jurusan/Program Studi Agribisnis Universitas Halu Oleo beserta staf, Dosen di lingkungan Jurusan/Program Studi Agribisnis secara khusus dan pada umumnya Dosen Fakultas Pertanian, yang telah memberikan viii kesempatan belajar bagi penulis, dan dukungan sarana dan prasaran dalam kelancaran proses kuliah. 2. Dosen pengajar pada Jurusan/Program Studi Agribisnis yang telah berperan aktif dalam proses pembelajaran, pembentukan pola pikir dan karakter penulis. 3. Ibu Hartina Batoa, SP., M.Si selaku Penasehat Akademik selama penulis mengikuti pendidikan pada Fakultas Pertanian UHO. 4. Seluruh dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukan pada saat pelaksanaan seminar dan ujian skripsi. 5. Pegawai administrasi Jurusan Agribisnis dan Fakultas Pertanian atas urusan admnistrasi yang mendukung penulis dalam masa pendidikan. 6. Perangkat desa dan semua masyarakat Desa Kota Wuna yang telah membantu, melayani dengan baik dan memberikan informasi dan wawasan baru selama peneliti melakukan kegiatan penelitian di lokasi. 7. Kakak tercinta Narti Kiranasari Baso, SH, serta adikku tersayang Ita Mayangsari Baso. atas kasih sayang, dukungan motivasi , do’a dan inspirasinya. 8. Paman dan Bibi saya La Usaha, SP., Langgore, LM Syawal, La Piliha, La Hamilu dan Siti Idhata, Wa Ode Lina, penulis berterimakasih banyak atas nasehat, motifasi, bantuan moriil dan material. 9. Erna, Erti, Asmaul Nur Misaori, Mitrazan Taratumpu, Ade Marsal, S,Si, Santi, dan Juli selaku sepupu tercinta penulis berterimakasih banyak atas semua kasih sayang, motivasi, dukungan, dan bantuan moriil dan material. ix 10. Teman dan sahabat kuliah Agribisnis 2012 kelas B, yaitu yusriadin SP., La Ode Abdul Asiz Hasidu SP., LM Arjuna Ruslan, Dian Parawansa, Wa Ode Nurliati, Roswati Abas, Dermawansa, Fitriani,SP., Pusrawati, La Ode Halfin, Worldianto Tiboyong, Rudi Hartono, Vadli, Suprayitno, Derman, Daud, Intan Rosniati Udin, Agus Ari Artanto, Rezki, Achmad Sedy Pramono, Fadlan Sahrinur, Sumiana, Helvina Dahsyad, Satria. yang selalu mendukung, menyemangati, dan membantu. 11. Teman dan sahabat kuliah Agribisnis Angkatan 2012, yaitu Mustika,SP., Nurtani,SP., La Bai,SP., Lukman Inta,SP., Risna,SP., Eka Sariwati, Amrin Aksa,SP., Israwati,SP., Dina Rachmayanti,SP., Gede Suadyana, Muh Ruslan AP, Novia Ningsih, Awal Rahmat Hartono, Hasnawati Sarfan, Minartin, dan yang lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung menyemangati dan membantu. 12. Teman dan sahabat yaitu, Muhammad Alam, S,Ikom., Lilin Handriani, S,Sos, Lalan Hardin, SH., Irna Sinolingga, Ahmad, Yuni Astika, Linda, Ono, Siti, dan Ratih atas dukungan, semangat, dan doa kalian semua. 13. Pihak-pihak lain yang telah membantu penulis baik selama mengikuti proses perkuliahan maupun proses penelitian berlangsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis hanya bisa berdoa agar semua amal dan kebaikan yang telah diberikan dalam penyelesaian studi penulis diganjar dengan kebaikan dan bernilai pahala dari sisi Allah SWT.Amin. Penulis menyadari dalam skripsi yang disusun penulis masih memiliki kekurangan dan kelemahan sehingga bimbingan dan x arahan sangat diharapkan penulis.Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi setiap pihak yang membutuhkan informasi dan ingin meningkatkan pemahamannya. Kendari, Oktober 2016 TRISNAWATI BASO D1A1 12 039 xi DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL ............................................................................... i HALAMAN JUDUL .................................................................................. ii HALAMAN PERNYATAAN .................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iv HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. v ABSTRAK .................................................................................................... vi ABSTRACT ................................................................................................. vii UCAPAN TERIMAKASIH....................................................................... viii DAFTAR ISI .............................................................................................. xii DAFTAR TABEL .............................................................................. ...... xiv DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang……………………………………………………. B. Rumusan Masalah……………………………………………….... C. Tujuan dan Kegunaan…………………………………………….. 1 4 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. B. C. D. E. F. G. Konsep Kontribusi ........................................................................... Konsep Curahan Waktu Kerja ................................................. ....... Wanita Tani ................................................................................... Usahatani .......................................................................................... Kacang Tanah ……………………………………………………. Penelitian Terdahulu……………………………………………. .. Kerangka Pikir…………………………………………………..... 6 9 11 13 14 27 33 III. METODE PENELITIAN A. B. C. D. E. F. G. Waktu Dan Lokasi Penelitian…………………………………… Populasi dan Sampel…………………………………………. .. Jenis dan Sumber Data……………………………………….. ... Teknik Pengumpulan Data……………………………………. .. Variabel Penelitian……………………………………………… Analisis Data……………………………………………………. Konsep Operasional…………………………………………….. 34 34 34 35 35 36 37 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Wilayah ........................................................... A.1 Letak dan Luas Wilayah ....................................................... xii 39 39 A.2 Keadaan Iklim dan Topografi .................................................. A.3 Keadaan Penduduk .................................................................. A.3.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin .......................................................... A.3.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... A.3.3 Sarana dan Prasarana Sosial Ekonomi ........................... B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................................... B.1 Identitas Responden ................................................................ B.1.1 Umur ............................................................................. B.1.2 Tingkat Pendidikan Formal........................................... B.1.3 Jumlah Tanggungan Keluarga ...................................... B.1.4 Pengalaman Berusaha ................................................... C. Kontribusi wanita tani ................................................................... C.1 Pembersihan lahan ................................................................. C.2 Penanaman kacang tanah ....................................................... C.3 Pemasangan pagar .................................................................. C.4 pemasangan jarring pagar ...................................................... C.5 Pemeliharaan .......................................................................... C.6 Panen ..................................................................................... C.7 Pasca panen ............................................................................ C.8 Pemasaran ............................................................................. D. Curahan waktu kerja wanita tani dalam kegiatan usahatani kacang tanah.............................................................................................. 39 40 40 42 43 44 44 44 45 47 48 50 51 52 53 55 56 57 58 59 61 V. KESIMPULAN A. Kesimpulan ....................................................................................... B. Saran .................................................................................................. 63 63 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. LAMPIRAN ................................................................................................. 65 68 xiii DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna Tahun 2015 .............................................. 41 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna Tahun 2015 ......................... 42 3. Kondisi Sarana dan Prasarana di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna Tahun 2015 ............................................................ 43 4. Distribusi Responden Berdasarkan Golongan Umur di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Tahun 2015 ...................................................... 45 5. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Tahun 2015 ..................... 46 6. Distribusi Penduduk Berdasarkan Tanggungan keluarga di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Tahun 2015 ........................................... 48 7. Pengalaman Responden Dalam Melakukan Usahanya di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Tahun 2015...................... 49 8. Kontribusi wanita tani dalam pembersihan lahan pada kegiatan ushatani kacang tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Tahun 2016 ...................................................................................................... 51 9. Kontribusi wanita tani dalam penanaman pada kegiatan usahatani kacang tanah di Desa Kota Kecamatan Tongkuno Tahun 2016....................... 53 10. Kontribusi wanita tani dalam pemasangan pagar pada kegiatan usahatani kacang tanah di Desa Kota Kecamatan Tongkuno Tahun 2016 .......... 54 11. Kontribusi wanita tani dalam pemasangan jarring pagar pada kegiatan usahatani kacang tanah di Desa Kota Kecamatan Tongkuno Tahun 2016 ...................................................................................................... 55 12. Kontribusi wanita tani dalam pemeliharaan pada kegiatan usahatani kacang tanah di Desa Kota Kecamatan Tongkuno Tahun 2016 .......... 56 13. Kontribusi wanita tani dalam panen pada kegiatan usahatani kacang tanah di Desa Kota Kecamatan Tongkuno Tahun 2016 ................................ 57 14. Kontribusi wanita tani dalam pasca panen pada kegiatan usahatani kacang tanah di Desa Kota Kecamatan Tongkuno Tahun 2016....................... 59 15. Kontribusi wanita tani dalam pemasaran pada kegiatan usahatani kacang tanah di Desa Kota Kecamatan Tongkuno Tahun 2016....................... 60 16. Curahan waktu kerja wanita tani pada kegiatan usahatani kacang tanah di Desa Kota Kecamatan Tongkuno Tahun 2016 .................................... 58 xiv DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Kerangka pikir .......................................................................... xv 33 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Riwayat Hidup ................................................................................... 2. Kuisioner Penelitian ........................................................................... 3. Identitas Responden di Desa Kota Wuna tahun 2015 ....................... 4. Analisis HKP Pembersihan Lahan ..................................................... 5. Analisis HKP Teknik Penanaman ...................................................... 6. Analisis HKP Pemasangan Pagar....................................................... 7. Analisis HKP Pemasangan Jarring Pagar ......................................... 8. Analisis HKP Pemeliharaan ............................................................... 9. Analisis HKP Panen .......................................................................... 10. Analisis HKP Pasca Panen ................................................................ 11. Analisis HKP Pemasaran .................................................................. 12. Hasil Analisis Interval Pembersihan Lahan ....................................... 13. Hasil Analisis Interval Penanaman .................................................... 14. Hasil Analisis Interval Pemasangan Pagar ......................................... 15. Hasil Analisis Interval Pemasangan Jarring Pagar............................. 16. Hasil Analisis Interval Pemeliharaan ................................................. 17. Hasil Analisis Interval Panen ............................................................. 18. Hasil Analisis Interval Pasca Panen ................................................... 19. Hasil Analisi Interval Pemasaran ....................................................... 20. Dokumentasi Penelitian di Desa Kota Wuna tahun 2016 ................. xvi 68 69 74 75 77 79 81 83 85 87 89 91 91 91 91 92 92 92 92 93 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan prioritas pembangunan ekonomi nasional di Indonesia yang dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan mencakup seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Secara komparatif Indonesia unggul dalam sumber daya alam yang berlimpah dan sumberdaya manusia secara kuantitatis dan kualitas, sehingga bisa memberi peluang untuk menumbuhkan industri nasional terutama Agroindustri. Walaupun Indonesia beranjak dari negara agraris menuju negara industri yang maju, namun peranan sektor pertanian masih tetap mewarnai kemajuan disektor industri sehingga diperlukan kondisi ekonomi yang seimbang antara bidang industri yang kuat dengan dukungan pertanian yang tangguh. Salah satu sub sektor disektor pertanian adalah sub sektor perkebunan sub sektor ini memberikan sumbangan yang cukup besar bagi perekonomian nasional dan menjadi makin penting, serta adanya tenaga kerja yang cukup tersedia dan melimpah sehingga bisa secara kompetitif dimanfaatkan. Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan bagian dari Pulau Sulawesi yang memiliki wilayah daratan seluas 38.140 km² dan wilayah perairan seluas 110.000 km². Sulawesi Tenggara memiliki masyarakat yang bekerja disektor pertanian dengan jumlah 442,148 jiwa dengan rincian 277,695 petani laki – laki dan 164, 453 petani perempuan (BPS Sultra 2014), Berdasarkan potensi pertanian Sulawesi Tenggara, Kabupaten Muna memiliki jumlah penduduk 42.251 jiwa yang bermata pencaharian sebagai petani, Kabupaten Muna secara umum ikut serta dalam 2 menyumbangkan produksi pertaniannya yaitu kacang tanah dengan luas panen 3.70 Ha dan jumlah produksi yaitu 2,68 ton dan menghasilkan rata-rata produksi yaitu 7,73 ton/ha (BPS Muna 2014). Desa Kota Wuna merupakan salah satu desa yang berada Di Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna yang menghasilkan kacang tanah dengan hasil produksi pada tahun 2014 yaitu menghasilkan 15 ton, dengan luas lahan 10 Ha, sedangkan pada tahun 2015 produksi kacang tanah yang dihasilkan yaitu menghasilkan 16 ton kacang tanah dengan luas lahan 15 Ha. Tanaman kacang tanah memiliki peranan yang sangat penting bagi petani yang mengusahakannya di Desa Kota Wuna. Usahatani kacang tanah di Desa ini telah dilakukan sejak lama dan turun- temurun tujuannya adalah sebagai sumber pendapatan utama bagi petani di Desa tersebut. Hal ini dikarenakan tanaman kacang tanah mampu memberikan pendapatan yang relatif baik dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh dari cabang usahatani yang lainnya, karena harga jual kacang tanah mentah maupun kering yang di terima petani rata-rata relatif tinggi. Perkembangan peran dan posisi kaum perempuan sejak masa lampau hingga saat ini telah menempatkan perempuan sebagai mitra yang sejajar dengan kaum pria. Perempuan memiliki kesempatan yang sama dalam berbagai bidang termasuk didalamnya peran dalam pembangunan pertanian. Sebagai salah satu peran perempuan dalam pembangunan pertanian yaitu dengan ikut berperan dalam menciptakan program-program yang mengarah pada pemberdayaan perempuan dengan meluncurkan program diversifikasi pangan dan gizi yaitu program yang berupaya mengintensifikasi pekarangan sebagai salah satu gerakan ketahanan 3 pangan keluarga dan masyarakat melalui pemanfaatan lahan pekarangan. Pemberdayaan bisa dilakukan oleh lembaga-lembaga terkait melalui programprogram pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas perempuan itu sendiri. Pemerintah bersama-sama tokoh masyarakat, dunia usaha, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan organisasi perempuan serta organisasi kemasyarakatan berusaha menyelenggarakan program-program kegiatan pembangunan untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan (Chaidir, 2002). Wanita tani memerankan peranan penting pada kegiatan usahatani untuk meningkatkan produksi kacang tanah. Kegiatan usahatani yang dilakukan wanita tani dipengaruhi oleh curahan waktu kerja. Curahan waktu kerja wanita tani dalam kegiatan yang produktif banyak tergantung pada faktor sosial ekonomi dan keadaan keluarganya. Faktor-faktor sosial ekonomi yang berpengaruh pada curahan waktu kerja wanita tani adalah usia, jumlah tanggungan keluarga, tingkat upah, luas lahan, status perkawinan, tingkat pendidikan, dan tingkat pengalaman (Sukesi, 2002). Wanita tani di Desa Kota Wuna selain berperan sebagai ibu rumah tangga dan membantu suami dalam pendapatan ekonomi rumah tangga seperti: berdagang hasil-hasil pertanian yang mereka usahakan, mereka juga ikut berkontribusi dalam hal membangun pertanian, yaitu dengan ikut berpartisipasi dalam berusahatani kacang tanah. Bentuk-bentuk partisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para wanita tani seperti penyiapan lahan, penanaman, pembuatan pagar, pemasangan jaring pada pagar, pemeliharaan tanaman, panen, pasca panen, dan pemasaran. juga memiliki peran ganda lainnya. 4 Peran lain yang dilakukan oleh para wanita tani berupa kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan. Kegiatan-kegiatan sosial yang sering dilakukan dilingkungan masyarakat tidak luput dari peran wanita sebagai ibu rumahtangga. Secara umum, setiap kegiatan atau acara yang sering dilakukan oleh masyarakat diantaranya acara selamatan, pernikahan, akikah, arisan dan acara sosial lainnya. Perempuan sebagai ibu rumahtangga memiliki kontribusi atau partisipasi penting dalam mendukung pelaksanaan dan keberhasilan setiap kegiatan atau acara yang pernah dilakukan dilingkungan masyarakat setempat. Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian tentang kontribusi wanita tani dalam kegiatan usahatani kacang tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahanya yaitu: 1. Berapa besar kontribusi wanita tani dalam kegiatan usahatani kacang tanah? 2. Berapa curahan waktu kerja wanita tani dalam kegiatan usahatani kacang tanah? C. Tujuan dan Kegunaan Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah 1. Mengetahui kontribusi wanita tani dalam kegiatan usahatani kacang tanah. 2. Mengetahui curahan waktu kerja wanita tani dalam kegiatan usahatani kacang tanah. 5 Kegunaan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi pemerintah penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi pengambilan kebijakan dalam upaya menyusun dan meningkatkan pembangunan subsektor pertanian dalam hal ini sektor pertanian khususnya para petani kacang tanah. 2. Bagi produsen baik wanita tani maupun para petani kacang tanah , penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi yang dapat membantu untuk meningkatkan produksifitas dalam usahatani kacang tanah. 3. Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran dan informasi dalam penyusunan penelitian selanjutnya atau penelitianpenelitian yang sejenis. 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kontribusi Kontribusi berasal dari bahasa inggris yaitu contribute atau contribution, maknanya adalah keikutsertaan, keterlibatan (partisipasi), melibatkan diri maupun sumbangan. Berarti dalam hal ini kontribusi dapat berupa materi atau tindakan. Hal yang bersifat materi misalnya seorang individu memberikan pinjaman terhadap pihak lain demi kebaikan bersama. Kontribusi dalam pengertian sebagai tindakan yaitu berupa perilaku yang dilakukan oleh individu yang kemudian memberikan dampak baik positif maupun negatif terhadap pihak lain. Dengan demikian kontribusi berarti individu tersebut juga berusaha meningkatkan efisisensi dan efektivitas hidupnya. Hal ini dilakukan dengan cara menajamkan posisi perannya, sesuatu yang kemudian menjadi bidang spesialis, agar lebih tepat sesuai dengan kompetensi. Kontribusi dapat diberikan dalam berbagai bidang yaitu pemikiran, tenaga, sosial, finansial, barang dan lainnya.Dari rumusan pengertian kontribusi yang dikemukakan di atas maka dapat diartikan bahwa kontribusi adalah suatu keterlibatan yang dilakukan oleh seseorang yang kemudian memposisikan dirinya terhadap peran dalam keluarga sehingga memberikan dampak yang kemudian dinilai dari aspek sosial dan aspek ekonomi. Kontribusi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kontribusi dalam bentuk partisipasi. Besarnya kontribusi kaum wanita dibidang pertanian merupakan peran penting tenaga kerja wanita menyangkut kegiatan menanam, menyiang, atau 7 memelihara, memanen, merontok, membersihkan, pascapanen, pemasaran hasil dan sebagainya selain memikul tugas penting dalam mengurus rumah tangga wanita tani juga berperan aktif dalam proses produksi sehingga patut diberi teknologi tepat guna untuk mengurangi beban kerjanya, agar perannya sebagai ibu rumah tangga tidak terbengkalai. (Bachrein, 2000). Cholz menunjukkan bahwa kontribusi tenaga kerja mereka belum terungkap secara transparan. Baik bila dilihat curahan waktu dan tenaga untuk kegiatan produksi sampai pengolahan hasil dan pemasaran serta kaitannya dengan kegiatan rumah tangga. Dalam perkembangan pertanian, kembali perempuan tidak mampu untuk eksis dikarenakan masih adanya penilaian masyarakat terhadap partisipasi perempuan pada sektor pertanian yang masih mendiskriminasi perempuan serta asumsi yang menyatakan bahwa kegiatan pertanian merupakan urusan laki-laki yang dinyatakan sebagai pengelola usahatani adalah suami atau kepala keluarga (Paris, 1987 dalam Pratiwi, 2007). Peningkatan pemahaman akan peran serta dan kontribusi perempuan dalam pembangunan pertanian akan menimbulkan pemahaman bahwa penyuluhan dan pendidikan keterampilan dibidang pertanian tidak saja ditujukan kepada kaum laki-laki tetapi juga kepada perempuan. Walaupun dalam bidang pertanian perempuan telah memiliki pengakuan secara legal di Indonesia dengan ratifikasi Convention on the Elimination of All Discrimination Against Women (CEDAW) atau Konvensi tentang Hak-hak politik perempuan dengan UU No. 68/1958 dan konvensi tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan” (Hartono, 2000). 8 Partisipasi masyarakat menurut Isbandi (2007) adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi. Partisipasi dapat diartikan juga sebagai bentuk keterlibatan aktif seseorang, atau sekelompok orang (masyarakat) secara sadar untuk berkontribusi secara sukarela dalam program pembangunan dan terlibat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring sampai pada tahap evaluasi. Mikkelsen (1999) membagi partisipasi menjadi 6 (enam) pengertian, yaitu: 1) Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa ikut serta dalam pengambilan keputusan; 2) Partisipasi adalah pemekaan (membuat peka) pihak masyarakat untuk meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan untuk menanggapi proyek-proyek pembangunan; 3) Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang ditentukannya sendiri; 4) Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk melakukan hal itu; 5) Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan para staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring proyek, agar supaya memperoleh informasi mengenai konteks lokal, dan dampak-dampak sosial; dan 6) Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan, dan lingkungan mereka. 9 Pentingnya partisipasi dikemukakan oleh Conyers (1991) sebagai berikut: pertama, partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan, dan sikap masyarakat setempat, yang tanpa kehadirannya program pembangunan serta proyek-proyek akan gagal; kedua, bahwa masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program pembangunan jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya, karena mereka akan lebih mengetahui seluk-beluk proyek tersebut dan akan mempunyai rasa memiliki terhadap proyek tersebut; ketiga, bahwa merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan masyarakat mereka sendiri. Apa yang ingin dicapai dengan adanya partisipasi adalah meningkatnya kemampuan (pemberdayaan) setiap orang yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam sebuah program pembangunan dengan cara melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan dan kegiatan-kegiatan selanjutnya dan untuk jangka yang lebih panjang. B. Konsep Curahan Waktu Kerja Menurut Mubyarto dalam Sumarsono (2009), tingkat pencurahan jam kerja adalah persentase banyaknya jam kerja yang dicurahkan terhadap jumlah jam kerja yang tersedia. Jam kerja dan pendapatan merupakan variabel yang sulit untuk dipisahkan. Pendapatan/upah diperoleh seseorang dari suatu pekerjaan melalui pencurahan jam kerja untuk bekerja yang menghasilkan barang dan jasa. Curahan jam kerja adalah jumlah jam kerja yang dilakukan oleh buruh untuk melakukan pekerjaan di pabrik, di rumah dan pekerjaan sambilan. Lama bekerja dalam seminggu bagi setiap orang tidak sama. Hal itu tergantung pada keadaan 10 masing-masing buruh, alasan ekonomi adalah yang paling dominan, untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari atau untuk menambah penghasilan keluarga. Alokasi waktu kerja merupakan curahan waktu kerja oleh petani dan keluarga dalam kegiatan produktif baik untuk kegiatan usahatani, maupun kegiatan lain, yaitu usahatani holtikultura, beternak, buruh tani, dan kegiatan lain diluar sektor pertanian, curahan waktu dan kualitas tenaga kerja dipengaruhi oleh jenis kelamin, apalagi dalam proses produksi pertanian. Tenaga kerja pria mempunyai spesialisasi dalam bidang pekerjaan tertentu seperti mengolah tanah dan tenaga kerja wanita menanam tanaman (Baruwadi, 2006). Curahan waktu kerja tergantung pada status pekerjaan yang dilakukan. Ada beberapa jenis-jenis kegiatan yang memerlukan curahan waktu yang banyak dan berkelanjutan, tapi sebaliknya ada pula jenis-jenis kegiatan yang memerlukan curahan waktu kerja yang terbatas (Nurmanaf, 2006). Pendapatan suami yang rendah dan tekanan ekonomi adalah dua faktor yang menjadi penyebab perempuan terutama perempuan pedesaan yang sudah menikah untuk mencari tambahan pendapatan yang tujuannya agar dapat membantu perekonomian keluarga dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari dengan semakin meluasnya kesempatan kerja yang mampu menyerap tenaga kerja perempuan atau wanita juga menjadi salah satu faktor pendorong perempuan untuk bekerja (Novita, 2012). Curahan waktu kerja wanita terdiri dari dua macam, yaitu dalam rumah tangga dan diluar rumah tangga, bagi wanita yang bekerja diluar rumah tangga 11 tentunya curahan waktu kerja untuk didalam rumah tangga menjadi berkurang, karena sebagian waktu telah dihabiskan diluar rumah tangga dalam mencari nafkah. Menurut Eliana (2007) ada beberapa faktor yang mempengaruhi curahan waktu kerja produktif wanita dalam rumah tangga, yakni : 1) tingkat umur, 2) tingkat pendidikan, dan 3) pengalaman kerja. Eliana mengungkapkan semakin tua umur tenaga kerja wanita, maka kondisi fisiknya lebih rendah sehingga akan berpengaruh pada produktivitas kerja. C. Wanita Tani Wanita indonesia terutama dipedesaan sebagai sumber daya manusia cukup nyata partisipasinya khususnya dalam memenuhi fungsi keluarga dan rumah tangga bersama pria. Beberapa hasil penelitian menunjukkan peran serta wanita dalam berbagai industri dibeberapa daerah cukup besar dan menentukan, dengan pengelolaan usaha yang bersifat mandiri. (Lestari, et.al (1997) dalam mahdalia, A (2012)). Sumberdaya wanita tani merupakan salah satu potensi yang besar dalam menyumbang tenaga kerja pada kegiatan produksi. Fenomena wanita bekerja di sektor pertanian bagi masyarakat bukan sesuatu hal yang baru. Sejarah menunjukkan bahwa asal mula pertanian berawal dari pembagian kerja antara pria dan wanita, dimana pria melakukan pekerjaan berburu dan meramu hasil hutan, sedangkan wanita bertani disekitar rumah dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Masuknya tenaga kerja wanita ke sektor pertanian didorong oleh kebutuhan pokok masyarakat (Sukesi, 2002). 12 Wanita merupakan sumber daya insani yang potensial dalam pembangunan. Potensi kaum wanita yang relatif besar sudah dimanfaatkan secara maksimal terutama dalam kegiatan-kegiatan produktif, seperti bekerja atau melakukan suatu kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan atau penghasilan namun belum diekspos didalam media-media cetak sehingga dikenal oleh masyarakat luas dan yang diekspos hanyalah tenaga kerja pria selaku kepala rumah tangga. (Sumarsono, 2009). Menurut Hamdani (2005), hubungan antara posisi ekonomi keluarga dengan perbudakan tenaga kerja perempuan di daerah-daerah yang tradisinya di kuasai oleh kaum laki-laki menjadi bukti jelas berlakunya budaya yang menindas perempuan. Oleh karena itu nilai kerja mereka yang selama ini di abaikan bahkan diremehkan harus dihargai dan dibuat tampak oleh tatanan masyarakat. Dari sinilah dimulainya penyadaran peran wanita sebagai individu yang utuh, merasa dihargai hasil karyanya, dan diakui keberadaanya. Wanita selalu diminta berpartisipasi dalam pembangunan akan tetapi pekerjaan yang dianggap didalam masyarakat sebagai kodratnya wanita tetap dituntut untuk dilakukan sendirian oleh wanita dimana istilah keselarasan, keserasian, dan keseimbangan berperan, (Nugroho, 2008). Menurut Elizabeth (2008) wanita tani perlu dibina dan diberdayakan sebagai receiving system untuk mempercepat proses alih teknologi, selain itu perlu dikaji tindak dan revitalisasi mekanisme kerja penyuluhan untuk lebih melibatkan wanita tani dalam mempercepat adopsi teknologi. Diperlukan pula 13 strategi perbaikan upah agar berimbang antar jender sebagai insentif dan keberpihakan terhadap wanita tani. Rumah tangga wanita adalah aktor kunci dalam pencapaian ketahanan pangan rumah tangganya. Salah satu alasannya adalah ketahanan pangan merupakan bagian dari peranan reproduktif mereka. Kenyataan bahwa fungsi rumah tangga sebagai unit konsumsi, peranan reproduktif wanita berkembang pada ketahanan pangan dan nutrisi rumah tangganya secara keseluruhan dan tidak terbatas hanya pada anak-anak mereka. Produksi ketahanan pangan dan nutrisi rumah tangga terdiri dari beberapa aktifitas yang saling terkait, yaitu budidaya tanaman pangan, pengadaan pangan, pengumpulan dan penukaran, persiapan dan pengola han pangan, dan akhirnya distribusi pangan. Hampir semua aktifitas ini merupakan tugas wanita. (Sukiyono, 2008) D. Usahatani Suratiyah (2006) menyatakan bahwa ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengusahakan dan mengkordinir faktor-faktor produksi yang berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal sehingga memberikan manfaat yang sebaik-baiknya. Ilmu usahatani juga didefenisikan atau mengelolah aset dan cara dalam pertanian. Usahatani juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang mengorganisasi sarana produksi pertanian dan teknologi dalam suatu usaha yang menyangkut bidang pertanian (Moehar, 2001). Sedangkan menurut (Kadarsan, 2011) Usahatani adalah pengelolaan sumber daya alam, tenaga kerja, permodalan 14 dan skill lainnya untuk menghasilkan suatu produk pertanian secara efektif dan efisien. Ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi masukan (input) (Soekarwati, 2002). Melakukan usaha pertanian, seorang petani akan selalu berfikir bagaimana ia mengalokasikan hasil seefisien mungkin untuk dapat memperoleh keuntungan maksimal. Dilain pihak, saat petani dihadapkan pada keterbatasan biaya dalam melaksanakan usahataninya, mereka tetap mencoba meningkatkan keuntungan dengan kendala biaya usahatani yang terbatas. Caranya dengan melakukan tindakan yang dapat memperoleh keuntungan lebih besar dengan biaya produksi yang sekecil-kecilnya. Keuntungan usahatani merupakan selisih total penerimaan dengan biaya usahatani (Daniel, 2002). E. Kacang Tanah Kacang tanah yang ada di Indonesia semula berasal dari benua Amerika. Pemasukan ke Indonesia pertama- tama diperkirakan dibawa oleh pedagangpedagang Spanyol, sewaktu melakukan pelayarannya dari Mexico ke Maluku setelah tahun 1597. Pada tahun 1863 HOLLE memasukkan Kacang Tanah dari 15 Inggris dan pada tahun 1864 SCHEFFER memasukkan pula Kacang Tanah dari Mesir. Kacang tanah adalah komoditas agrobisnis yang bernilai ekonomi cukup tinggi dan merupakan salah satu sumber protein dalam pola pangan penduduk Indonesia. Kebutuhan kacang tanah dari tahun ke tahun terus meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan gizi masyarakat, diversifikasi pangan, serta meningkatnya kapasitas industri pakan dan makanan di Indonesia. Namun produksi kacang tanah dalam negeri belum mencukupi kebutuhan Indonesia yang masih memerlukan subsitusi impor dari luar negeri. Oleh sebab itu pemerintah terus berupaya meningkatkan jumlah produksi melalui intensifikasi, perluasan areal pertanaman dan penggunaan pemupukan yang tepat (Adisarwanto, 2000). Kacang tanah memiliki nilai ekonomi tinggi serta mempunyai peranan besar dalam mencukupi kebutuhan bahan pangan jenis kacang-kacangan. Kacang tanah memiliki kandungan protein 25 – 30%, lemak 40 – 50%, karbohidrat 12% serta vitamin B1 dan menempatkan kacang tanah dalam hal pemenuhan gizi setelah tanaman kedelai. Manfaat kacang tanah pada bidang industri antara lain sebagai pembuatan margarine, sabun, minyak garing dan lain sebagainya (Ciboro, 2008). Sistematika kacang tanah adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae atau tumbuh-tumbuhan Divisio : Spermatophyta atau tumbuhan berbiji Sub Divisio : Angiospermae atau berbiji tertutup 16 Klas : Dicotyledoneae atau biji berkeping dua Ordo : Leguminales Famili : Papilionaceae Genus : Arachis Spesies : Arachis hypogeae L.; Arachis tuberosa Benth.; Arachis Varietas-varietas kacang tanah unggul yang dibudidayakan para petani biasanya bertipe tegak dan berumur pendek (genjah). Varietas unggul kacang tanah ditandai dengan karakteristik sebagai berikut: a. Daya hasil tinggi. b. Umur pendek (genjah) antara 85-90 hari. c. Hasilnya stabil. d. Tahan terhadap penyakit utama (karat dan bercak daun). e. Toleran terhadap kekeringan atau tanah becek. Varietas kacang tanah di Indonesia yang terkenal, yaitu: a. Kacang Brul, berumur pendek (3-4 bulan) b. Kacang Cina, berumur panjang (6-8 bulan) c. Kacang Holle, merupakan tipe campuran hasil persilangan antara varietasvarietas yang ada. Kacang Holle tidak bisa disamakan dengan kacang "Waspada" karena memang berbeda varietas. 1. Manfaat Tanaman Di bidang industri, digunakan sebagai bahan untuk membuat keju, mentega, sabun dan minyak goreng. Hasil sampingan dari minyak dapat dibuat bungkil (ampas kacang yang sudah dipipit/diambil minyaknya) dan dibuat 17 oncom melalui fermentasi jamur. Manfaat daunnya selain dibuat sayuran mentah ataupun direbus, digunakan juga sebagai bahan pakan ternak serta pupuk hijau. Sebagai bahan pangan dan pakan ternak yang bergizi tinggi, kacang tanah mengandung lemak (40,50%), protein (27%), karbohidrat serta vitamin (A, B, C, D, E dan K), juga mengandung mineral antara lain Calcium, Chlorida, Ferro, Magnesium, Phospor, Kalium dan Sulphur. 2. Sentra Penanaman Di tingkat Internasional mula-mula kacang tanah terpusat di India, Cina, Nigeria, Amerika Serikat dan Gombai, kemudian meluas ke negara lain. Di Indonesia kacang tanah terpusat di Pulau Jawa, Sumatra Utara, Sulawesi dan kini telah ditanam di seluruh Indonesia. 3. Syarat Tumbuh a. Iklim 1). Curah hujan yang sesuai untuk tanaman kacang tanah antara 800-1.300 mm/tahun. Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan rontok dan bunga tidak terserbuki oleh lebah. Selain itu, hujan yang terus-menerus akan meningkatkan kelembaban di sekitar pertanaman kacang tanah. 2). Suhu udara bagi tanaman kacang tanah tidak terlalu sulit, karena suhu udara minimal bagi tumbuhnya kacang tanah sekitar 28-32oC. Bila suhunya di bawah 10oC menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, bahkan jadi kerdil dikarenakan pertumbuhan bunga yang kurang sempurna. 18 3). Kelembaban udara untuk tanaman kacang tanah berkisar antara 65-75 %. Adanya curah hujan yang tinggi akan meningkatkan kelembaban terlalu tinggi di sekitar pertanaman. 4).Penyinaran sinar matahari secara penuh amat dibutuhkan bagi tanaman kacang tanah,terutama kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang. 4. Media Tanam a. Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman kacang tanah adalah jenis tanah yang gembur/bertekstur ringan dan subur b. Derajat keasaman tanah yang sesuai untuk budidaya kacang tanah adalah pH antara 6,0-6,5. c. Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati. Air yang diperlukan tanaman berasal dari mata air atau sumber air yang ada disekitar lokasi penanaman. Tanah berdrainase dan berserasi baik atau lahan yang tidak terlalu becek dan tidak terlalu kering, baik bagi pertumbuhan kacang tanah. 4. Ketinggian Tempat Ketinggian tempat yang baik dan ideal untuk tanaman kacang tanah adalah pada ketinggian antara 500 m dpl. Jenis kacang tanah tertentu dapat ditanam pada ketinggian tempat tertentu untuk dapat tumbuh optimal. 5. Pedoman Budidaya a. Pembibitan b. Persyaratan Benih 19 c. Syarat-syarat benih/bibit kacang tanah yang baik adalah: 1). Berasal dari tanaman yang baru dan varietas unggul. 2). Daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90 %) dan sehat. 3). Kulit benih mengkilap, tidak keriput dan cacat. 4). Murni atau tidak tercampur dengan varietas lain. 5). Kadar air benih berkisar 9-12 %. 6). Penyiapan Benih Penyiapan benih kacang tanah meliputi hal-hal sebagai berikut: 1). Benih dilakukan secara generatif (biji). 2). Benih sebaiknya tersimpan dalam kaleng kering dan tertutup rapat. 3). Benih yang baik tersimpan dalam keadaan kering yang konstan 4). Benih diperoleh dari Balai Benih atau Penangkar Benih yang telah ditunjuk oleh Balai Sertifikasi Benih. 6. Pengolahan Media Tanam a. Persiapan Pengukuran luas lahan sangat berguna untuk mengetahui berapa jumlah benih yang dibutuhkan. Kondisi lahan yang terpilih harus disesuaikan dengan persyaratan tanaman kacang tanah. b. Pembukaan Lahan Pembukaan lahan pada intinya merupakan pembersihan lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar pertanaman sebelumnya. Tujuan pembersihan lahan untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama 20 dan penyakit yang mungkin ada. Pembajakan dilakukan dengan hewan ternak, seperti kerbau, sapi, atau pun dengan mesin traktor. Pencangkulan dilakukan pada sisi-sisi yang sulit dijangkau oleh alat bajak dan alat garu sampai tanah siap untuk ditanami. c. Pembentukan Bedengan Untuk memudahkan pengaturan penanaman dilakukan pembedengan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan, yaitu untuk lereng agak curam jarak tanam cukup 0,5 m dan untuk lahan yang tidak begitu miring bisa antara 30-40 meter. Sedangkan untuk tanah datar, luas bedengan adalah 10 - 20 meter / 2 x 10 meter. Ketebalan bedengan antara 20-30 cm. d. Pengapuran Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat masam, perlu dilakukan pengapuran. Dosis yang biasa digunakan untuk pengapuran pada saat pembajakan adalah 1-2,5 ton/ha dicampurkan dan diaduk hingga merata. Selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tanam. e. Pemberian pupuk hayati MiG-6PLUS saat pratanam (3hari sebelum tanam). Berikan pupuk hayati MiG-6PLUS pada permukaan lahan dengan cara di semprot/disiramkan secara merata, dosis yang dibutuhkan adalah 2 liter per hektar. Pada lahan kering, aplikasi MiG-6PLUS sebaiknya pada sore hari. 21 f. Pemupukan Pemupukan adalah untuk menambah unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman. Jenis dan dosis pupuk setiap hektar yang dianjurkan adalah Urea=60-90 kg ditambah TSP=60-90 kg ditambah KCl=50 kg. Semua dosis pupuk diberikan pada saat tanam. Pupuk dimasukkan di kanan dan kiri lubang tugal dan tugal dibuat kira-kira 3 cm. 7. Teknik Penanaman a. Penentuan Pola Tanam Pola tanaman harus memperhatikan musim dan curah hujan. Pada tanah yang subur, benih kacang tanah ditanam dalam larikan dengan jarak tanam 40 x 15 cm atau 30 x 20 cm. Pada tanah yang kurang subur dapat ditanam lebih rapat yaitu 40 x 10 cm atau 20 x 20 cm. b. Pembuatan Lubang Tanam Lubang tanam dibuat sedalam 3 cm dengan tugal dengan jarak seperti yang telah ditentukan di atas. c. Cara Penanaman Pilih benih kacang yang telah memenuhi syarat benih bermutu tinggi. Masukan benih satu atau dua butir ke dalam lubang tanam dengan tanah tipis. Waktu tanam yang paling baik dilahan kering adalah pada awal musim hujan, di lahan sawah dapat dilakukan pada bulan April-Juni (palawija I) atau bulan Juli-September (palawija II). Sedangkan untuk lahan bukaan terlebih dahulu dilakukan inokulasi rhizobium (benih dicampur 22 dengan inokulan dengan dosis 4 gram/kg) kemudian benih langsung ditanam paling lambat 6 jam. 8. Pemeliharaan Tanaman a. Penyulaman Penyulaman dilakukan bila ada benih yang mati atau tidak tumbuh, untuk penyulaman waktunya lebih cepat lebih baik (setelah yang lain kelihatan tumbuh ± 3-7 hari setelah tanam). b. Penyiangan Penyiangan dilakukan untuk menghindari hama dan penyakit tanaman. Juga agar tanaman yang ditanam tidak bersaing dengan tanaman liar (gulma) pada umur 5-7 hari. c. Pembubunan Pembubunan dilakukan dengan cara mengumpulkan tanah di daerah barisan sehingga membentuk gundukan yang membentuk memanjang sepanjang barisan tanaman. d. Pemupukan Pemupukan dilakukan dengan jenis dan dosis pupuk yang dianjurkan yaitu Urea=60-90 kg/ha ditambah TSP=60-90 kg/ha ditambah KCl=50 kg/ha. Semua dosis pupuk diberikan pada saat tanam dan pupuk dimasukan dikanan kiri lubang tunggal. e. Pemberian pupuk MiG-6PLUS pada saat pemeliharaan pada usia 3 minggu dan 6 minggu setelah tanam, apabila menggunakan benih berumur menengah atau panjang (90-120hari), diperlukan tambahan pupuk MiG- 23 6PLUS pada usia 9 minggu. Pemberian masing-masing 2 liter per hektar, Pemberian larutan MiG-6PLUS di tanah disekitar perakaran. f. Pengairan dan Penyiraman Pengairan dilakukan agar tanah tetap lembab. Untuk menjaga kelembaban pada musim kemarau diberikan mulsa dan pada saat tanaman berbunga tidak dilakukan penyiraman, karena dapat menggganggu penyerbukan. g. Waktu Penyemprotan Pestisida Penyemprotan untuk mengusir ataupun memberantas hama tanaman hendaknya dilakukan pada sore atau malam hari. Obat yang digunakan maupun dosis sesuai dengan jenis hama yang menyerang tanaman tersebut. h. Pemeliharaan Lain Hal-hal lain yang sangat menunjang faktor pemeliharaan bisa dilakukan, asalkan tidak memerlukan biaya yang berarti, misalnya pemangkasan, perambatan, pemeliharaan tunas dan bunga serta sanitasi lingkungan lahan (dijaga agar menunjang kesehatan tanaman). 9. Hama Dan Penyakit a. Hama 1). Uret Gejala: memakan akar, batang bagian bawah dan polong akhirnya tanaman layu dan mati. Pengendalian: menanam serempak, penyiangan intensif, tanaman terserang dicabut dan uret dimusnahkan. 24 2). Ulat berwarna Gejala: daun terlipat menguning, akhirnya mengering. Pengendalian: penyemprotan insektisida Azodrin 15 W5C, Sevin 85 S atau Sevin 5 D. c) Ulat grapyak Gejala: ulat memakan epidermis daun dan tulang secara berkelompok. Pengendalian: (1) bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran tanaman; (2) penyemprotan insektisida lannate L, Azodrin 15 W5C. 3). Ulat jengkal Gejala: menyerang daun kacang tanah. Pengendalian: penyemprotan insektisida Basudin 60 EC Azodrin 15 W5C, Lannate L Sevin 85 S. 4). Sikada Gejala: menghisap cairan daun. Pengendalian: (1) penanaman serempak, pergiliran tanaman; (2) penyemprotan insektisida lannate 25 WP, Lebaycid 500 EC, Sevin 5D, Sevin 85 S, Supraciden 40 EC. 5). Kumbang daun Gejala: daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga makan pucuk bunga. Pengendalian: (1) penanaman serentak; (2) penyemprotan Agnotion 50 EC, Azodrin 15 W5C, Diazeno 60 EC. b. Penyakit 1). Penyakit layu Pengendalian: penyemprotan Streptonycin atau Agrimycin, 1 ha membutuhkan 0,5-1 liter. Agrimycin dalam kelarutan 200-400 liter/ha. 25 2). Penyakit sapu setan Pengendalian: tanaman dicabut, dibuang dan dimusnahkan, semua tanaman inang dibersihkan (sanitasi lingkungan). 3). Penyakit bercak daun Pengendalian: penyemprotan dengan bubur Bardeaux 1 % atau Dithane M 45, atau Deconil pada tanaman selesai berbunga, dengan interval penyemprotan 1 minggu atau 10 hari sekali. 4). Penyakit mozaik Pengendalian: penyemprotan dengan fungisida secara rutin 5-10 hari sekali sejak tanaman itu baru tumbuh. 5).Penyakit gapong Pengendalian: tanahnya didangir dan dicari nematodanya, kemudian diberi DD (Dichloropane Dichloropene 40-800 liter/ha per aplikasi. 6). Penyakit Sclertium Pengendalian: membakar tanaman yang terserang cendawan. 7). Penyakit karat Pengendalian: tanaman yang terserang dicabut dan dibakar serta semua vektor penularan harus dibasmi. 26 10. Panen a. Ciri dan Umur Panen Umur panen tanaman kacang tanah tergantung dari jenisnya yaitu umur pendek ± 3-4 bulan dan umur panjang ± 5-6 bulan. Adapun ciri-ciri kacang tanah sudah siap dipanen antara lain: 1) mulai mengeras. 2) Daun menguning dan sebabian mulai berguguran, Polong sudah berisi penuh dan keras. 3) Warna polong coklat kehitam-hitaman. b. Cara Panen Pencabutan tanaman, lalu memetik polong (buahnya) terus bersihkan dan dijemur matahari, memilih bila diperlukan untuk benih dan seterusnya dilakukan penyimpanan, untuk konsumsi bisa di pasarkan langsung atau bisa langsung dibuat berbagai jenis produk makanan. 11. Pasca Panen a. Pengumpulan Kumpulkan brangkasan tanaman kacang tanah ditempat strategis. b. Penyortiran dan Penggolongan Pilah-pilah polong yang tua dan polong yang muda untuk dipisahkan berdasarkan derajat ketuaannya, lalu seleksi polong yang rusak atau busuk untuk dibuang. c. Penyimpanan 1) Penyimpanan dalam bentuk polong kering, masukan polong kering 27 kedalam karung goni atau kaleng tertutup rapat lalu disimpan digudang penyimpanan yang tempatnya kering. 2) Penyimpanan dalam bentuk biji kering. 3) Kupas polong kacang tanah kering dengan tangan atau alat pengupas kacang tanah. Jemur (keringkan) biji kacang tanah hingga berkadar air 9% lalu masukan ke dalam wadah. d. Pengemasan dan Pengangkutan Pengemasan bisa dilakukan untuk produk mentah/polong mentah dalam bungkus plastik per 10 kg. Dapat juga berupa kemasan kue atau bentuk makanan yang sudah dimasak seperti kacang rebus, kacang goreng dan berbagai jenis kue dari kacang tanah. Untuk pengangkutan pada prinsipnya yang pentuing kondisi komoditi tersebut tidak rusak atau tidak berubah dari kualitas yang sudah disiapkan. c. Penelitian Terdahulu Nisran (2008) Partisipasi Wanita Tani dalam Kegiatan Usahatani Padi Sawah di Kelurahan Ranomeeto, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan dengan tujuan mengetahui partisipasi wanita tani dalam kegiatan usahatani padi sawah di Kelurahan Ranomeeto Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa wanita tani mempunyai tingkat partisipasi dalam kegiatan usahatani padi sawah tergolong tinggi. Hal ini menandakan bahwa wanita tani sudah cukup menyadari arti pentingnya berpartisipasi dalam kegiatan usahatani padi sawah. Hal ini menandakan bahwa 28 wanita tani sudah cukup menyadari arti pentingnya berpartisipasi dalam kegiatan usahatani padi sawah. Sitorus (2008) Peranan Wanita Tani dalam Usahatani Padi sawah dan Kontribusinya terhadap Pendapatan Keluarga di Desa Sionggang Utara, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir, Medan yang bertujuan untuk mengetahui curahan tenaga kerja pria dan wanita dalam usahatani padi sawah dan pekerjaan rumahtangga, besarnya pendapatan rumahtangga petani padi sawah dan besarnya kontribusi pendapatan wanita dari usahatani padi sawah dan non usahatani padi sawah terhadap total pendapatan keluarga dengan menggunakan alat analisis curahan waktu kerja, pendapatan dan kontribusi pendapatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa curahan tenaga kerja pria dalam usahatani padi sawah lebih besar dari pada curahan jam kerja wanita, karena pada lokasi penelitian usahatani padi sawah merupakan mata pencaharian utama dalam keluarga sehingga pria dituntut untuk terlibat pada semua tahapan pekerjaan usahatani padi sawah, sedangkan wanita hanya terlibat pada tahapan-tahapan tertentu saja, pendapatan rumahtangga petani padi sawah di Desa Sionggang Utara masih rendah karena sekitar 60% petani padi sawah di daerah penelitian berada pada garis kemiskinan hal ini sesuai dengan standar ukuran pendapatan keluarga menurut Suyagyo, serta kontribusi pendapatan wanita sekitar 91,24%, sedangkan kontribusi pendapatan pria 8,75%, hal ini menunjukkan bahwa wanita memberikan kontribusi pendapatan yang sangat tinggi. Raodah (2013) Peran Istri Nelayan dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga di Kelurahan Lapulu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara, dengan 29 tujuan untuk mengungkapkan peran isteri-isteri nelayan dalam aktivitas domesitik, sosial dan ekonomi publik, untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong sehingga isteri-isterinelayan melakukan peran ganda tersebut,dan besarnya kontribusi yang diberikan isteri nelayan dalam meningkatkan ekonomi keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa istri-istri nelayan di Kelurahan Lapulu selain berperan di ranah domestik sebagai ibu rumah tangga yang mengurus suami dan anak-anak, mereka juga meluangkan waktunya untuk membantu suami bekerja sebagai, pengolah ikan asin, pembuatan terasi, berbagaimakanan olahan dari rumput laut dan ikan, serta bekerja sebagai buruh di industri pengolahan ikan.Penghasilan yang diperoleh istri-istri nelayan memberi kontribusi yang cukup besar dalam membantumengatasi biaya kebutuhan rumah tangga nelayan. Lewa (2014) Kontribusi Curahan Tenaga Kerja Wanita Tani pada Usahatani Padi Sawah di Desa Wuliwalo Kecamatan Mauponggo Kabupaten Nagekeo dengan tujuan untuk mengetahui curahan tenaga kerja wanita tani pada usahatani padi sawah serta kontribusinya terhadap pendapatan usahatani keluarga. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan wanita tani di Desa Wuliwalo pada kegiatan usahatani padi sawah yaitu sebesar 54,97%. Persentase tersebut menggambarkan bahwa peranan wanita cukup besar dalam kegiatan usahatani padi sawah karena setiap tahapan usahatani padi sawah melibatkan wanita serta kontribusi curahan tenaga kerja wanita terhadap pendapatan usahatani padi sawah di Desa Wuliwalo 30 Kecamatan Mauponggo Kabupaten Nagekeo adalah sebesar Rp 57.692.479.26-, dengan rata-rata Rp.1.109470,75-,/petani. Hartina, (2015) melakukan penelitian dengan judul Kontribusi Perempuan Usaha Mikro terhadap Usaha, Keluarga dan Komunitasnya dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah di Sulawesi Tenggara.Penelitian ini bertujuan: a) menganalisis faktor kultural dan struktural yang dihadapi Perempuan Usaha Mikro (PUM), b) menganalisis kontribusi PUM terhadap usaha, keluarga, dan komunitasnya, dan c) merumuskan strategi pengembangan PUM. Hasil penelitian diperoleh bahwa secara kultural, PUM di Sulawesi Tenggara mendapat dukungan penuh dari keluarganya terutama dukungan suami, dan pekerjaan tersebut kurang lebih telah sesuai dengan apa yang diharapkan. Disamping itu, masyarakat sekitar menunjukkan respon positif terhadap usaha yang dilakukan oleh PUM. Sementara faktor struktural yang turut mempengaruhi usaha PUM secara umum adalah belum terdaftarnya usaha PUM di tingkat pemerintah setempat yang berakibat pada lemahnya pelayanan perbaikan usaha melalui pembinaan maupun penyediaan fasilitas usaha. Disisi lain, PUM memiliki kontribusi penting bagi keluarga yang dibuktikan dengan rutinitas usaha PUM yang bahkan dilakukan setiap harinya, dengan curahan waktu kerja mencapai 6,35 jam per hari. Namun demikian, kesejahteraan PUM di Sulawesi Tenggara masih tergolong rendah. PUM yang telah hidup sejahtera hanya mencapai 9% sedangkan yang cukup sejahtera baru mencapai 40%, dan sisanya sebanyak 51% masih dalam kondisi kehidupan yang kurang sejahtera. Sulitnya PUM mencapai kesejahteraan disebabkan selain aspek manajemen usaha yang masih lemah juga disebabkan 31 rendahnya modal usaha sehingga PUM cenderung melakukan usaha berskala kecil. Dengan demikian strategi yang dapat dilakukan untuk pengembangan PUM diantaranya yakni pembentukan dan penguatan kelompok PUM, penguatan kompetensi PUM, membangun mitra dengan lembaga-lembaga perkreditan dan semua stakeholder dalam menciptakan produk sesuai permintaan pasar. La Bai (2016) Kontribusi Istri Nelayan Bajo terhadap Rumahtangga dan Komunitasnya di Desa Latawe Kecamatan Napano Kusambi Kabupaten Muna Barat. Dengan tujuan untuk mengetahui: (1) kontribusi istri nelayan bajo terhadap rumahtangganya dan (2) kontribusi istri nelayan bajo terhadap komunitasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Kontribusi istri nelayan bajo terhadap pendapatan rumahtangga dominan berada dalam kategori sangat rendah yaitu sebanyak 22 responden memperoleh kontribusi pendapatan berkisar 1% - 19% atau 45,83% responden memiliki pendapatan yang sangat rendah. Kontribusi istri nelayan bajo terhadap komunitasnya meliputi kegiatan pernikahan, selamatan, akikah dan kematian. Bentuk kontribusi responden yang paling dominan dalam bentuk barang dengan frekunsi kontribusi kategori selalu yaitu sebanyak 25 responden dengan persentase 52,18%. Sukmawati Abdullah dan Putu Arimbawa (2012) Melakukan penelitian tentang Curahan Waktu Kerja Gender pada Usahatani Padi Sawah di Desa Tampabulu Kec. Poleang Utara Kab. Bombana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: curahan waktu kerja gender pada ushatani padi sawah bahwa, peran reproduktif masih di dominasi oleh kaum wanita dengan rata-rata curahan waktu kerja 4jam/hari, peran produktif laki-laki dan wanita turut membantu laki-laki 32 (suami) dalam mencari nafkah untuk menambah pendapatan keluarga dan curahan tenaga kerja laki-laki dalam usahatani padi sawah lebih besar dari pada curahan tenaga kerja wanita, wanita hanya terlibat pada tahap-tahap tertentu saja. d. Kerangka Pikir Usahatani kacang tanah merupakan kegiatan budidaya tanaman kacang tanah dari pengolahan lahan sampai dengan pemasaran. Tanaman kacang tanah bisa dibudidayakan dengan pola monokultur dan tumpang sari. Usahatani Monokultur menjelaskan bahwa hanya satu jenis tanaman yang ditanam pada suatu lahan. Usahatani Campuran/tumpangsari merupakan penanaman campuran dari dua atau lebih jenis tanaman dalam suatu luasan lahan. Wanita tani merupakan salah satu potensi yang besar dalam menyumbang tenaga kerja pada kegiatan produksi. Wanita tani adalah istri petani yang terlibat langsung dan ikut bertanggung jawab dalam pendapatan rumah tangga. Wanita (penduduk asli) desa kota wuna yang memliki tingkat pendidikan rendah rata-rata bekerja sebagai wanita tani. Hal ini dikarenakan wanita tersebut tidak memiliki keterampilan dan pengetahuan luas, sehingga mereka lebih memilih untuk bekerja sebagai buruh tani. Kontribusi merupakan sumbangsih atau peran, atau keikutsertaan seseorang dalam suatu kegiatan tertentu, kontribusi dalam pengertian sebagai tindakan yaitu berupa perilaku yang dilakukan oleh individu yang kemudian memberikan dampak baik positif maupun negatif terhadap pihak lain. Curahan waktu kerja merupakan proporsi waktu bekerja yang dicurahkan untuk kegiatankegiatan tertentu disektor pertanian terhadap total waktu angkatan kerja. Besarnya 33 kontribusi wanita tani dalam kegiatan usahatani kacang tanah yaitu dilihat dari sumbangan partisipasi dan curahan kerja wanita tani terhadap kegiatan usahatani kacang tanah yang meliputi; proses penyiapan lahan, penanaman, pembuatan pagar, pemasangan jaring, pemeliharaan tanaman, panen, pasca panen, sampai pemasaran. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini merupakan hasil kajian dari tinjauan pustaka yang telah diuraikan sebelumnya. Secara sistematis model kerangka pemikiran yang digunakan adalah sebagai berikut: Usahatani kacang tanah Wanita Tani Kontribusi Curahan waktu kerja Kegiatan usahatani kacang tanah - Pengolahan tanah - Teknik Penanaman - Pengendalian hama dan penyakit - Pemeliharaan - Panen - Pasca panen - Pemasaran Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Kontribusi Wanita Tani Dalam Kegiatan Usahatani Kacang Tanah 34 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada Bulan Juni sampai selesai di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno. Penentuan lokasi ditentukan secara sengaja (purposive) dengan dasar pertimbangan bahwa: 1) Desa Kota Wuna merupakan salah satu daerah penghasil kacang tanah ; 2) Wanita tani di Desa Kota Wuna berkontribusi pada kegiatan usahatani kacang tanah. B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita tani yang terlibat dalam kegiatan usahatani kacang tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna, Jumlah populasi dalam penelitian ini menurut hasil survei awal adalah sejumlah 394 wanita tani. Penentuan sampel ditentukan secara random sampling (acak sederhana) yaitu dengan mengambil 10% dari jumlah populasi yaitu sebanyak 39 responden. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2002), bahwa apabila subjek penelitian lebih dari 100 orang dan homogen maka dapat diambil sampel minimal 10-15% atau 20-25%. C. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data dalam penelitian ini meliputi : 1. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dilapangan melalui observasi dan wawancara dari wanita tani yang berkontribusi dalam kegiatan usahatani kacang tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna. 35 2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari berbagai instansi terkait dengan penelitian ini seperti dinas pertanian, BPS, dan dari berbagai media yang berhubungan dengan kegiatan usahatani kacang tanah. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini diambil dari dua sumber, yaitu : data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data untuk data primer dilakukan dengan melalui survei dan wawancara mendalam dengan panduan kuesioner untuk memperoleh informasi tentang kontribusi wanita tani. Dan curahan waktu kerja wanita tani. Teknik pengumpulan data untuk data sekunder dilakukan dengan melakukan pengumpulan informasi dengan mencermati berbagai referensi, seperti : buku-buku teks, jurnal-jurnal penelitian dan bahan lainnya yang relevan dengan landasan teori penelitian, serta melakukan data pendukung dari instansi terkait. E. Variabel Penelitian Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah : 1. Identitas responden Identitas responden dalam penelitian ini, adalah umur, tingkat pendidikan, pengalaman berusahatani, jumlah tanggungan keluarga. 2. Variabel Kontribusi Variabel kontribusi dalam penelitian ini, adalah kontribusi terhadap kegiatan usahatani kacang tanah yang meliputi : penyiapan lahan, penanaman, pembuatan pagar, pemasangan jaring pada pagar, pemeliharaan tanaman, panen, pasca panen, pemasaran. 36 F. Analisis Data Data yang diperoleh ditabulasi kemudian dianalisis secara deskriptif kuantitatif. 1. Untuk menggolongkan tingkat, sedang dan rendahnya kontribusi wanita tani dalam kegiatan usahatani kacang tanah digunakan rumus analisis sebagai berikut: PK = Range + 1 (Sunyoto, 2009) Banyak kelas Dimana : PK 2. = interval kelas Range = jarak sebaran (skor tinggi-rendah) Banyak kelas = banyak kelas Angka 1 = nilai konstan Untuk menghitung Curahan waktu kerja wanita tani dalam kegiatan usahatani kacang tanah dianalisis dengan menggunakan analisis HKP, Hernanto (1991) menyatakan bahwa tenaga kerja diukur menurut besarnya curahan kerja dalam suatu usahatani sebagai berikut: a. Jumlah jam dan hari kerja total. Ukuran ini menghitung seluruh pencurahan kerja sejak persiapan sampai panen yang menggunakan inventarisasi jam kerja (1 hari = 7 jam kerja) lalu dijadikan hari kerja total. b. Jumlah setara pria (man equivalent) yaitu jumlah kerja yang dicurahkan untuk seluruh proses produksi, diukur dengan hari kerja pria. Ini berarti harus menggunakan ketentuan berdasarkan upah yaitu untuk pria dinilai 1 HKP, wanita 0,8 HKP dan anak-anak 0,5 HKP. 37 Penelitian ini menghitung curahan waktu kerja wanita, maka dapat dihitung dengan rumus : HKP = 0,8 HKP x jam kerja/hari. G. Konsep Operasional Konsep operasional merupakan pengertian dari istilah-istilah yang akan digunakan dalam penelitian ini dan juga merupakan batasan yang digunakan untuk mempermudah pengumpulan data dan memperjelas ruang lingkup penelitian, yang terdiri dari: 1. Kontribusi merupakan keikutsertaan, keterlibatan (partisipasi), melibatkan diri maupun sumbangan. 2. Wanita tani adalah istri petani yang terlibat langsung dan ikut bertanggung jawab dalam pendapatan rumah tangga. 3. Umur yaitu usia responden dihitung sejak lahir sampai saat penelitian dilaksanakan, dinyatakan dalam satuan tahun. 4. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang pernah diikuti dan diselesaikan oleh responden dihitung dalam satuan tahun. 5. Jumlah tanggungan keluarga adalah seluruh anggota kelurga batin dan nonbatin responden yang masih dalam tanggungan diukur dalam jiwa. 6. Pengalaman berusahatani adalah lamanya petani responden mengusahakan tanaman kacang tanah sampai pada saat penelitian, diukur dalam satuan tahun. 7. Curahan waktu kerja merupakan jumlah jam kerja yang dikerahkan atau dihabiskan dalam kegiatan usahatani kacang tanah diukur dalam satuan HKP. Satu HKP wanita adalah 0,8. 38 8. Kegiatan usahatani kacang tanah merupakan kegiatan usahatani kacang tanah yang dilakukan oleh petani yang meliputi : (penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, panen, pasca panen, dan pemasaran). 9. Pengolahan tanah merupakan pembersihan lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar pertanaman sebelummnya. 10. Penanaman merupakan pemilihan benih kacang yang telah memenuhi syarat benih bermutu tinggi. 11. Pemeliharaan merupakan kegiatan wanita tani dalam pemeliharaan tanaman kacang tanah. 12. Panen merupakan kegiatan pemanenan kacang tanah yang telah memenuhi syarat panen. 13. Pasca panen merupakan kegiatan wanita tani dalam hal melakukan pengumpulan, penyortiran dan penggolongan, penyimpanan, pengemasan dan pengangkutan. 14. Pemasaran merupakan kegiatan mendistribusikan kacang tanah sampai ketangan konsumen. 39 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Wilayah A.1. Letak dan Luas Wilayah Desa Kota Wuna merupakan salah satu desa yang ada di wilayah administrasi Kabupaten Muna yang berada di Kecamatan Tongkuno. Secara geografis, Desa Kota Wuna memiliki batas-batas desa sebagai berikut: - Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tongkuno - Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Lakologou - Sebelah Timur berbatasan dengan selat Buton - Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kabawo, dan Lawa Desa Kota Wuna merupakan desa yang mempunyai luas 133 Km2 atau 30,16% dari luas wilayah Kecamatan Tongkuno. A.2. Keadaan Iklim dan Topografi Secara umum keadaan iklim di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno tidak jauh berbeda dengan keadaan iklim pada beberapa wilayah lain yang ada di wilayah Indonesia. Ciri iklim tropis dengan dua jenis musim dalam setahun merupakan sifat kondisi iklim secara umum yang terjadi di Indonesia khususnya di Desa Kota Wuna Dua jenis musim yang dimaksud adalah musim penghujan dan musim kemarau. Pada musim penghujan biasanya terjadi pada bulan April sampai bulan Juni sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan Juli sampai bulan Oktober dan terkadang musim hujan dan musim kemarau terjadi pada bulan Maret 40 sampai dengan November .Kedua musim ini sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat di Desa Kota Wuna, hal ini disebabkan oleh dampak yang ditimbulkan oleh kedua musim tersebut. Selain itu, berkaitan dengan mata pencaharian pokok masyarakat di Desa Kota Wuna sebagai Petani. A.3. Keadaan Penduduk A.3.1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Pada hakekatnya penduduk dengan segala potensi yang dimilikinya akan sangat mendukung kelancaran dalam pelaksanaan segala bidang. Potensi yang dimaksud adalah sumberdaya manusia. Dengan dukungan sumberdaya manusia yang berkualitas akan sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai pembangunan terlebih lagi dengan adanya dukungan sumberdaya alam, modal dan sumberdaya lainnya yang sangat potensial untuk menjalankan pembangunan dengan baik. Jumlah penduduk yang besar apabila dapat dibina dan dikerahkan sebagai tenaga kerja produktif yang berkualitas akan merupakan modal pembangunan yang handal dan dapat mendatangkan keuntungan bagi usaha pembangunan bangsa. Penduduk Desa Kota Wuna pada tahun 2015 sebesar (1.476 ) jiwa yang terdiri dari 399 KK dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. 41 Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna Tahun 2015 Umur (Tahun) Jumlah Penduduk (jiwa) 1. ≤ 15 544 2. 16-54 880 3. > 54 52 Jumlah 1.476 Sumber : Data Potensi Desa Kota Wuna, Persentase (%) 36,84% 59,62% 3,52% 100,00 Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk di Desa Kota Wuna merupakan usia produktif untuk bekerja. Penduduk yang memiliki usia produktif untuk bekerja sebesar (880) jiwa (59,62% ). Dimana pada usia produktif memiliki kemampuan fisik yang lebih kuat sehingga mampu bekerja dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Soeharjo dan Patong (1984) dimana kriteria produktif tidaknya umur seseorang terbagi dalam tiga golongan. Golongan tersebut adalah usia 0 – 14 tahun dikatakan katagori umur yang belum produktif, 15 – 54 tahun katagori umur produktif dan golongan diatas 54 tahun adalah katagori umur tidak produktif. Produktif tidaknya umur seseorang tentunya akan berpengaruh terhadap kemampuan kerja, cara berpikir dan tingkat respon terhadap sesuatu. Seseorang dengan usia yang relatif muda (produktif) biasanya lebih terampil dan dinamis dalam bertindak dibandingkan orang yang berusia tidak produktif. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa penduduk di Desa Kota Wuna dalam melakukan kegiatan usaha sehari-hari akan berhasil karena sebagian besar berada pada usia produktif. Usia produktif akan menciptakan kondisi atau iklim kerja yang bardaya saing dan proaktif dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. 42 A.3.2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Mata pencarian merupakan unsur penting untuk menunjang kehidupan ekonomi manusia karena dengan mata pencaharian tersebut manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Jenis mata pencaharian suatu wilayah tergantung dari potensi sumberdaya alam, tingkat pendidikan serta keterampilan yang dimiliki oleh masing-masing masyarakat tersebut. Mata pencaharian penduduk Desa Kota Wuna sangat bervariasi, namun sebagian besar penduduk bergerak disektor pertanian. Untuk mengetahui lebih jelas dari keadaan penduduk menurut mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna Tahun 2015 No 1 2 3 4 Jumlah Mata Pencaharian Jumlah Penduduk/Orang Petani 280 Pedagang 20 Pegawai negeri 10 Perangkat desa 8 Jumlah 318 Sumber: Data Potensi Desa Kota Wuna, Persentase% 77,78 6,15 3,14 2,51 100,00 Tabel 2 menunjukkan sebagian besar penduduk Desa Kota Wuna bermata pencaharian sebagai petani, yaitu sebesar (280) orang (77,78%). Berdasarkan jumlah penduduk yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani, maka sektor pertanian dijadikan sebagai mata pencaharian utama penduduk Desa Kota Wuna. Hal ini disebabkan karena Desa Kota Wuna terletak dibagian perdalaman Kabupaten Muna dan secara umum, masyarakat yang hidup dibagian pedalaman Kabupaten Muna mata pencaharian sehari-harinya pasti sama. , 43 A.3.3. Sarana dan Prasarana Sosial Ekonomi Fasilitas infrastruktur yang turut mendorong roda perekonomian di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno cukup memadai. Fasilitas infrastruktur merupakan tempat dimana masyarakat akan lebih mudah, nyaman, cepat dan menguntungakan dalam mengakses dan menjalankan aktifitasnya mengalami hambatan atau kendala-kendala mengembangkan tanpa usahanya. Perkembangan yang menentukan laju perubahan ekonomi masyarakat disuatu wilayah pada dasarnya berkaitan erat dengan ketersediaan sarana dan prasarana sosial ekonomi. Keadaan sarana dan prasarana yang ada di Desa Kota Wuna dapat dilihat pada tabel 3 berikut. Tabel 3. Kondisi Sarana dan Prasarana di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna Tahun 2015 No. Sarana N dan Prasarana 1. Sarana Pendidikan a. SD b. SMP Sarana Kesahatan 2. a. Puskesmas pembantu 3. b. Posyandu Sarana Agama 4. a. Masjid Sarana pemerintahan a. Kantor desa Satuan Fisik Jumlah Fisik Keterangan Unit Unit 4 1 Baik Baik Baik Unit Unit 1 3 Unit 1 Baik Baik Baik Unit 1 Baik Sumber: Data Potensi Desa Kota Wuna Tabel 3 menunjukkan bahwa desa kota wuna memiliki sarana keagamaan, sarana kesehatan, sarana pemerintahan, dan sarana pendidikan yang berfungsi melayani kebutuhan masyarakat sehari-hari. Adanya sarana tersebut dapat 44 diharapkan masyarakat dapat menunjang percepatan ekonomi masyarakat dalam meningkatkan kegiatan agribisnisnya. B. Hasil Penelitian dan Pembahasan Penelitian ini dilakukan di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna . Pada penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah wanita tani yaitu melihat kontribusi wanita tani dan curahan waktu kerja dalam kegiatan usahatani kacang tanah. B.1. Identitas Responden Identitas responden yang termasuk dalam penelitian ini meliputi: umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga dan pengalaman berusaha. Lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut: B.1.1. Umur Umur merupakan usia seseorang yang dihitung sejak lahir sampai saat penelitian dilaksanakan. Umur bagi seorang wanita sangat mempengaruhi kemampuan fisik dalam mengelola suatu usaha atau kegiatan. Umumnya seorang wanita yang masih berumur muda dan sehat akan mempengaruhi kemampuan berfikir yang lebih maju, dinamis dan lebih kuat, lebih bersemangat dibandingkan dengan seorang yang usianya lebih tua dimana kemampuan kerja seseorang akan bertambah dan pada suatu tingkatan umur tertentu akan mulai menurun. Menurut Soeharjo dan Patong (1984), bahwa katagori umur produktif adalah mulai dari usia 15-54 tahun dan selebihnya masuk katagori umur non produktif. Untuk lebih jelasnya data disajikan pada Tabel 4 berikut. 45 Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Golongan Umur di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna Tahun 2016 No. 1. 2. Golongan Umur (tahun) Jumlah(orang) Produktif (15 - 54) 36 Non Produktif (diatas 54) 3 Jumlah 39 Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2016 Persentase(%) 92,30% 7,69% 100,00 Tabel 4 menunjukkan bahwa sekitar 36 (92,30%) responden masuk dalam kategori umur produktif. Hal ini sesuai dengan pendapat Soeharjo dan Patong (1984), bahwa katagori umur produktif adalah mulai dari usia 15-54 tahun dan selebihnya masuk katagori umur non produktif. Hal ini berarti bahwa kemampuan fisik dan kemampuan berfikir para wanita desa kota wuna masih dalam kondisi produktif. Produktifnya umur responden yang berada dilokasi sangat mempengaruhi prestasi kerja dalam hal ini kemampuan fisik, pengalaman dan cara berpikir dalam memecahkan masalah terkait dengan kegiatan usaha seharihari. Sementara jumlah responden yang masuk dalam kategori tidak produktif sebanyak 3 (7,69 %) responden. Oleh karena itu, masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam kemampuan fisik maka seharusnya pihak-pihak yang bersangkutan memberikan lapangan pekerjaaan sesuai dengan kemampuan baik secara fisik ataupun secara psikis.Sehingga dapat diharapkan masyarakat memperoleh penghidupan yang layak dan berkelanjutan. B.1.2. Tingkat Pendidikan Formal Pendidikan formal merupakan salah satu aspek yang menentukan kemampuan dan cara berpikir responden dalam mengelola usahanya. Semakin tinggi pendidikan formal responden, maka pengetahuan dan wawasannya luas 46 serta cara berpikirnya akan semakin rasional. Selain itu, pendidikan pula merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan dan merangsang seseorang untuk kreatif dan inofatif dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang berkaitan dengan usaha yang digeluti. Dengan demikian akan mempercepat proses adopsi informasi dan inovasi dalam upaya mengembangkan usaha yang dikelolanya. Pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendidikan formal yang pernah diikuti oleh wanita tani responden. Mengenai keadaan pendidikan formal yang pernah diikuti oleh wanita tani responden di Desa Kota Wuna dapat dilihat pada Tabel 5 berikut. Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna Tahun 2016 No. 1 2 3 4 Tingkat Pendidikan Jumlah Responden (orang) Tidak Sekolah 22 Tamat SD/Sederajat 15 Tamat SMP/Sederajat 2 Tamat SMA/Sederajat 2 Jumlah 39 Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2016 Persentase (%) 56,41% 38,46% 5,12% 100,00 Tabel 5 menunjukkan bahwa wanita tani responden di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno pada umumnya telah menempuh pendidikan formal, baik pendidikan dasar, menengah maupun atas. Dengan hasil presentase wanita tani responden yang tidak pernah mengikuti pendidikan formal sebanyak (22) responden (56,41%) dan yang pernah mengikuti pendidikan formal sebanyak (15) responden (38,46%) hanya menempuh jenjang pendidikan sekolah dasar (SD), sebanyak (2) responden (5,12%) menempuh jenjang pendidikan sekolah 47 menengah pertama (SMP). Berdasarkan penelitian di Desa Kota Wuna maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan wanita tani dominan pada tingkat SD. responden lebih Sehingga dapat dikatakan bahwa wanita tani responden telah memiliki pengetahuan dasar untuk mengembangkan usahanya. Soehardjo dan Patong (1984) beliau menyatakan bahwa tingkat pendidikan yang relatif tinggi dan umur yang mudah menyebabkan sesorang lebih cenderung dinamis yang tercermin melalui cara kerja, pola berfikir dan mudah tidaknya dalam menerima inovasi dan informasi baru yang pada akhirnya akan berpengaruh pada peningkatan nilai tambah pada usaha yang dilakukan. B.1.3. Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah tanggungan keluarga merupakan anggota keluarga yang tinggal satu rumah dimana dalam memenuhi kebutuhan hidupnya berada dalam satu unit manajemen. Besarnya jumlah tanggungan keluarga sangat terkait dengan tingkat pendapatan seseorang. Jumlah keluarga yang semakin besar menyebabkan seseorang memerlukan tambahan pengeluaran atau kebutuhan penghasilan yang lebih tinggi untuk membiayai kehidupannya. Anggota keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kegiatan usaha yang dilakukan seseorang, sebab selain merupakan sumber tenaga kerja juga sering pula melibatkan anggota keluarga dalam melakukan pengambilan keputusan sehingga keputusannya merupakan keputusan keluarga. Semakin besar jumlah tanggungan keluarga berarti semakin besar pula usaha yang dilakukan oleh seorang wanita tani dalam membantu suami untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Tetapi jika anggota keluarga tersebut telah cukup produktif, maka pertambahan anggota keluarga akan 48 mengurangi beban keluarga dalam mengatasi pemenuhan kebutuhan rumahtangga. Soeharjo dan Patong (1984) mengemukakan bahwa yang termasuk anggota keluarga kecil yaitu berkisar 2-4 orang sedangkan anggota keluarga >4 orang termasuk keluarga besar. Hasil penelitian diperoleh data mengenai jumlah anggota keluarga wanita tani responden berkisar antara orang seperti pada Tabel 6. berikut. Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Tanggungan Keluarga di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno 2016 No Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah Responden . (orang) 1. 2– 4 (kecil) 18 2. >4 (besar) 21 Jumlah 39 Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2016 Persentase (%) 46,15% 53,84% 100,00 Tabel 6 menunjukkan bahwa jumlah tanggungan untuk masing-masing responden lebih dominan pada kategori keluarga besar sebanyak (21) orang dengan persentase (53,84%). Besarnya jumlah tanggungan keluarga tersebut, wanita tani yang membantu suami dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga dituntut untuk memiliki kemampuan dan keterampilan dalam menghasilkan nilai tambah untuk pendapatan rumahtangganya. Sedangkan yang termasuk dalam kategori keluarga kecil sebanyak (18) orang dengan persentase (46,15%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 2. B.1.4. Pengalaman Berusahatani Pengalaman merupakan suatu proses pendidikan yang diperoleh diluar bangku sekolah dari suatu kejadian atau peristiwa yang pernah dialami dan 49 berguna bagi seseorang untuk berbuat lebih baik dari sebelumnya. Dalam hal ini, pengalaman berusahatani kacang tanah untuk mengembangkan usaha yang di kelola. Menurut Tuwo (2011) bahwa, pengalaman merupakan guru yang baik bagi petani. Pengalaman dapat menjadi acuan dalam penyusunan langkah dimasa yang akan datang. Soeharjo dan patong (1984) mengkategorikan tiga golongan kriteria pengalaman dalam berusaha, yaitu kurang berpengalaman (<5 tahun), cukup berpengalaman (5-10 tahun) dan berpengalaman (>10 tahun). Gambaran mengenai wanita tani responden berdasarkan pengalaman dalam kegiatan berusaha dapat dilihat pada Tabel 7 berikut. Tabel 7. Pengalaman Responden dalam Melakukan Usahatani kacang tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna Tahun 2015 No 1. 2. 3. Kategori Jum. Responden(orang) Kurang berpengalaman (< 5) Cukup berpengalaman (5 – 10) Berpengalaman (> 10) Jumlah Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2016 11 28 39 Persentase(%) 28,20% 71,79% 100,00 Tabel 7 menunjukkan bahwa wanita tani responden lebih dominan pada kategori berpengalaman (28) dengan persentase (71,79%), sehingga dapat dikatakan bahwa wanita tani responden berpengalaman dan mempunyai pengetahuan lebih untuk meningkatkan kegiatan budidaya yang lebih maju. Banyaknya pengalaman dalam berusaha oleh wanita tani responden sangat berpengaruh dalam keterampilannya memelihara dan mengelola usaha yang dijalankannya. Pengalaman dalam berusaha akan selalu membawa perubahan bagi wanita tani dalam mengelola usahanya. Seorang wanita tani yang mempunyai 50 pengalaman akan dapat menentukan alternatif yang lebih baik sehubungan dengan usahanya, pengalaman yang lebih akan memberikan suatu pelajaran dan manfaat bagi wanita tani serta dengan adanya pengalaman yang sudah dilalui akan menjadi bahan referensi untuk melakukan kegiatan usaha kearah yang lebih baik. C. Kontribusi Wanita Tani Kontribusi berasal dari bahasa inggris yaitu contribute atau contribution, maknanya adalah keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri maupun sumbangan. Berarti dalam hal ini kontribusi dapat berupa materi atau tindakan. Kontribusi berupa materi misalnya seorang individu memberikan pinjaman terhadap pihak lain demi kebaikan bersama. Kontribusi dalam pengertian sebagai tindakan yaitu berupa perilaku yang dilakukan oleh individu yang kemudian memberikan dampak baik positif maupun negatif terhadap pihak lain. Dengan demikian kontribusi berarti individu tersebut juga berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas hidupnya. Hal ini dilakukan dengan cara menajamkan posisi perannya, sesuatu yang kemudian menjadi bidang spesialis, agar lebih tepat sesuai dengan kompetensi. Kontribusi dapat diberikan dalam berbagai bidang yaitu pemikiran, tenaga, sosial, finansial, barang dan lainnya. Rumusan pengertian kontribusi yang dikemukakan diatas maka dapat diartikan bahwa kontribusi adalah suatu keterlibatan yang dilakukan oleh seseorang yang kemudian memposisikan dirinya terhadap peran dalam keluarga sehingga memberikan dampak yang kemudian dinilai dari aspek sosial dan aspek ekonomi. 51 C.1. Pembersihan Lahan Lahan adalah merupakan lingkungan fisis dan biotik yang berkaitan dengan daya dukungnya terhadap perikehidupan dan kesejahteraan hidup manusia. Setiap kegiatan pertanian pasti membutuhkan pengolahan lahan. Pengolahan lahan dapat dilakukan dengan cara dibajak atau dicangkul. Pengolahan lahan dapat mematikan gulma yang kemudian akan membusuk menjadi humus dan aerasi tanah menjadi lebih baik (Pitijo, 2006). Pengolahan lahan bertujuan mengubah keadaan lahan pertanian dengan alat tertentu hingga memperoleh susunan lahan (struktur tanah) yang dikehendaki oleh tanaman, pengolahan lahan yang dilakukan di Desa Kota Wuna untuk kegiatan usahatani kacang tanah masih berjalan secara tradisional dalam hal ini pengolahan lahan yang dimaksud merupakan pembersihan yang dilakukan dengan pemaculan tanah pada lahan yang akan diolah agar siap digunakan untuk penanaman kacang tanah, kemudian penyemprotan gulma. Berdasarkan hasil penelitian bahwa kontribusi wanita tani dalam pengolahan lahan terhadap kegiatan usahatani kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 8 berikut. Tabel 8. Kontribusi Wanita Tani dalam pembersihan Lahan pada Kegiatan Usahatani Kacang Tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna 2016 Kategori Jumlah Responden (Jiwa) Tinggi 18 Sedang 13 Rendah 8 Jumlah 39 Sumber : Data Primer Diolah 2016 Persentase (%) 46,15 33,33 20,51 100,00 52 Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan bahwa kontribusi wanita tani pada pembersihan lahan dalam kegiatan usahatani kacang tanah di Desa Kota Wuna berada pada kategori tinggi yaitu sebesar (46,15%). Artinya bahwa terdapat 18 orang wanita tani yang terlibat atau ikut serta dalam pembersihan lahan berada pada kategori tinggi. Hal ini disebabkan karena dalam pembersihan lahan wanita tani ikut berkontribusi pada pembersihan lahan. Adapun pembersihan lahan yang di lakukan yaitu pencabutan gulma dan penyemprotan pada gulma yang ada pada lahan yang akan ditanami kacang tanah. C.2. Penanaman Kacang Tanah Kacang tanah merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari Amerika Selatan, tepatnya berasal dari Brazilia. Penanaman pertama kali dilakukan oleh orang Indian (suku asli bangsa Amerika). Di Benua Amerika penanaman berkembang dilakukan oleh pendatang dari Eropa. Kacang Tanah ini pertama kali masuk ke Indonesia pada awal abad ke-17, dibawa oleh pedagang Cina dan Portugis. Kontribusi wanita tani di Desa Kota Wuna dalam halnya tanam kacang tanah dilakukan dengan cara tanah yang sudah diolah, ditugal lalu tiap lubang tugal dimasukkan kacang tanah lalu ditutup kembali, dalam hal penugalan tanah kadang juga dilakukan oleh para wanita disamping mereka menanam mereka juga menugal tanah yang siap untuk ditanami kacang tanah. Berdasarkan hasil penelitian bahwa kontribusi wanita tani dalam penanaman terhadap kegiatan usahatani kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 9 berikut. 53 Tabel 9. Kontribusi Wanita Tani dalam Penanaman pada Kegiatan Usahatani Kacang Tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna 2016 Kategori Jumlah Responden (Jiwa) Tinggi 19 Sedang 17 Rendah 3 Jumlah 39 Sumber : Data Primer Diolah 2016 Persentase (%) 48,71 43,58 7,69 100,00 Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa kontribusi wanita tani pada proses penanaman kacang tanah di Desa Kota Wuna berada pada kategori tinggi yaitu sebesar (48,71%) , Artinya bahwa terdapat 19 orang wanita tani yang terlibat atau ikut serta dalam penanaman. Hal ini dikarenakan wanita tani desa kota wuna lebih mendominasi kegiatan penanaman. Berdasarkan hasil wawancara di Desa Kota Wuna bahwa petani membudidayakan kacang tanah dengan cara tradisional lahan yang akan ditanami kacang tanah dilubangi atau ditugal dengan menggunakan sebatang kayu yang panjangnya 1 meter. Metode ini selalu digunakan semua para petani kacang tanah di Desa Kota Wuna karena alat yang digunakan sangat mudah untuk diperoleh. Jenis kacang tanah yang dibudidayakan yaitu kacang merah. C.3. Pemasangan Pagar Wanita tani Desa Kota Wuna juga ikut berkontribusi terhadap pemasangan pagar dalam kegiatan usahatani kacang tanah, walaupun dalam hal ini keterlibatan wanita tani tersebut tidak begitu besar pengaruhnya dibandingkan dengan lakilaki, diakibatkan bedanya pengaruh tenaga antara wanita dan laki-laki. Proses pemasangan pagar yaitu dengan membuat tiang atau kayu balok atau penyanggah 54 agar dapat menopang kayu-kayu yang disusun rapat diantara tiang-tiang tersebut, dan ada juga pagar yang ditanam sejajar menggunakan kayu balok. Berdasarkan hasil penelitian bahwa kontribusi wanita tani dalam pemasangan pagar terhadap kegiatan usahatani kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 10 berikut. Tabel 10. Kontribusi Wanita Tani dalam Pemasangan Pagar pada Kegiatan Usahatani Kacang Tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna 2016 Kategori Jumlah Responden (Jiwa) Tinggi 11 Sedang 7 Rendah 21 Jumlah 39 Sumber : Data Primer Diolah 2016 Persentase (%) 28,20 17,94 53,84 100,00 Berdasarkan Tabel 10 menunjukkan bahwa kontribusi wanita tani pada pemasangan pagar dalam kegiatan usahatani kacang tanah di Desa Kota Wuna berada pada kategori rendah yaitu sebesar (53,84%). Artinya bahwa terdapat 21 orang wanita tani yang terlibat atau ikut serta dalam pemasangan pagar berada pada kategori rendah. Hal ini disebabkan karena dalam pemasangan pagar lebih mengarah pada tanggung jawab laki-laki karena merupakan pekerjaan yang sifatnya berat dan tidak bisa dilakukan oleh seluruh wanita tani seperti penanaman tiang penyanggah pagar. Berdasarkan hasil wawancara dengan wanita tani Desa Kota Wuna yaitu Wa kamba “bahwa wanita tani ikut terlibat dalam pemasangan pagar, tetapi tidak dalam waktu yang lama sehingga dalam hal ini membuat wanita tani kurang terlibat dalam pemasangan pagar”. 55 C.4. Pemasangan Jaring Pagar Wanita tani Desa Kota Wuna tidak hanya berkontribusi terhadap pengolahan tanah, penanaman,pemeliharaan dan juga kegiatan lainnya. Tetapi para wanita tani ini juga ikut terlibat dalam pemasangan jaring pada pagar yang ada pada lahan tanaman kacang tanah, hal ini dilakukan karena untuk mencegah masuknya hama agar tidak merusak tanaman kacang tanah sampai kemudian dipanen. Berdasarkan hasil penelitian bahwa kontribusi wanita tani dalam pengolahan lahan terhadap kegiatan usahatani kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 11 berikut. Tabel 11. Kontribusi Wanita Tani dalam Pemasangan jaring pagar pada Kegiatan Usahatani Kacang Tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna 2016 Kategori Jumlah Responden (Jiwa) Tinggi 9 Sedang 9 Rendah 21 Jumlah 39 Sumber : Data Primer Diolah 2016 Persentase (%) 23,07 23,07 53,84 100,00 Berdasarkan Tabel 11 menunjukkan bahwa kontribusi wanita tani pada proses pemasangan jaring pagar pada lahan tanaman kacang tanah di Desa Kota Wuna berada pada kategori rendah yaitu sebesar (53,84%), Artinya bahwa terdapat 21 orang wanita tani yang terlibat atau ikut serta dalam pemasangan jaring pagar berada pada kategori rendah. Hal ini disebabkan karena dalam pemasangan jaring pagar selain menjadi pekerjaan laki-laki para wanita tani juga ikut terlibat meskipun tidak semua yang melakukannya. Berdasarkan hasil 56 wawancara pada wanita tani Desa Kota Wuna bahwa pemasangan jarring yang dimaksud adalah agar hama tidak masuk kedalam lahan tanaman kacang tanah. C.5. Pemeliharaan Pemeliharaan sangat menunjang kesehatan tanaman dimana pemeliharaan tersebut yaitu pembersihan dari gulma, pemangkasan, pemeliharaan tunas, kontribusi wanita tani dalam pemeliharaan tanaman kacang tanah juga masih berjalan secara tradisional dimana para wanita tani di desa ini memelihara tanaman yaitu hanya dengan membersihkan gulma yang ada disekitar tanaman kacang tanah yang dibantu dengan alat yaitu tembilang dan juga parang untuk melakukan pemeliharaan, kacang tanah juga memerlukan air dalam proses pemeliharaan apabila kacang tanah kurang akan air maka tunas kacang tanah akan hangus, maka disinilah keterlibatan wanita dimulai yaitu dengan mengangkut air. Berdasarkan hasil penelitian bahwa kontribusi wanita tani dalam pemeliharaan terhadap kegiatan usahatani kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 12 berikut. Tabel 12. Kontribusi Wanita Tani dalam Pemeliharaan pada Kegiatan Usahatani Kacang Tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna 2016 Kategori Jumlah Responden (Jiwa) Tinggi 13 Sedang 17 Rendah 9 Jumlah 39 Sumber : Data Primer Diolah 2016 Persentase (%) 33,33 43,58 23,07 100,00 Berdasarkan Tabel 12 menunjukkan bahwa kontribusi wanita tani pada pemeliharaan di Desa Kota Wuna berada pada kategori sedang yaitu sebesar (43,58%) . Artinya bahwa terdapat 17 orang wanita tani yang terlibat atau ikut 57 serta dalam pemeliharaan berada pada kategori sedang. Hal ini dikarenakan bahwa pada pemeliharaan lahan tanaman kacang tanah merupakan pekerjaan wanita tani Desa Kota Wuna yaitu membersihkan gulma yang ada disekitar tanaman kacang tanah. C.6. Panen Panen merupakan pekerjaan akhir dari budidaya tanaman (bercocok tanam) patijo (2006), tapi merupakan awal dari pekerjaan pascapanen, yaitu melakukaan persiapan untuk penyimpanan dan pemasaran. Berdasarkan hasil penelitian bahwa kontribusi wanita tani dalam proses panen terhadap kegiatan usahatani kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 13 berikut. Tabel 13. Kontribusi Wanita Tani dalam Proses Panen pada Kegiatan Usahatani Kacang Tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna 2016 Kategori Jumlah Responden (Jiwa) Tinggi 13 Sedang 20 Rendah 6 Jumlah 39 Sumber : Data Primer Diolah 2016 Persentase (%) 33,33 51,28 15,38 100,00 Berdasarkan Tabel 13 menunjukkan bahwa kontribusi wanita tani terhadap kegiatan panen di Desa Kota Wuna berada pada kategori sedang yaitu sebesar (51,28%), Artinya bahwa terdapat 20 orang wanita tani yang terlibat atau ikut serta dalam panen berada pada kategori sedang. Hal ini dikarenakan bahwa dalam melakukan kegiatan panen kacang tanah tidak hanya dilakukan oleh para laki-laki saja tetapi juga dilakukan oleh para wanita tani, dimana proses panen ini 58 dilakukan oleh para wanita tani yaitu dengan cara dicabut menggunakan bambu yang ujungnya berbentuk runcing. Berdasarkan hasil wawancara dengan wanita tani Desa Kota Wuna yaitu Wa Liana “meskipun keterlibatan wanita tani dalam proses pemanenan dalam keadaan sedang, mereka tetap terlibat walaupun dalam curahan waktu kerja yang kurang diakibatkan waktu panen yang dilakasanakan yaitu dari jam 11 siang sampai jam 02 siang lalu dilanjutkan sampai jam 04 sore”. C.7. Pasca Panen Penanganan pasca panen adalah tindakan yang disiapkan atau dilakukan pada tahapan pascapanen agar hasil pertanian siap dan aman digunakan oleh konsumen dan atau diolah lebih lanjut oleh industri. Kontribusi wanita tani terhadap Kegiatan pasca panen kacang tanah di Desa Kota Wuna sangat berpengaruh dimana setelah kegiatan panen, kacang tanah yang sudah dicabut diangkut oleh para wanita tani untuk mengangkut hasil panen kacang tanah wanita kadang memikul menggunakan keranjang dengan berjalan kaki dan menempuh jarak sekitar 2-4 km perjalanan. Berdasarkan hasil penelitian bahwa kontribusi wanita tani dalam pasca panen terhadap kegiatan usahatani kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 14 berikut. 59 Tabel 14. Kontribusi Wanita Tani dalam Proses Pasca Panen pada Kegiatan Usahatani Kacang Tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna 2016 Kategori Jumlah Responden (Jiwa) Tinggi 19 Sedang 17 Rendah 3 Jumlah 39 Sumber : Data Primer Diolah 2016 Persentase (%) 48,71 43,58 7,69 100,00 Berdasarkan Tabel 14 menunjukkan bahwa kontribusi wanita tani terhadap kegiatan pasca panen di Desa Kota Wuna berada pada kategori tinggi yaitu sebesar (48,71%) Artinya bahwa terdapat 19 orang wanita tani yang terlibat atau ikut serta dalam pasca panen berada pada kategori tinggi. Hal ini dikarenakan bahwa dalam melakukan kegiatan pasca panen kacang tanah tidak hanya pekerjaan laki-laki tetapi wanita tani pun juga ikut terlibat, dimana proses pasca panen ini dilakukan oleh para wanita tani yaitu dengan memisahkan biji dengan batang dan daun kemudian mengangkutnya menggunakan keranjang lalu dibawa kepenampungan. C.8. Pemasaran Kegiatan pemasaran atau memasarkan suatu produk yaitu proses mendistribusikan atau menawarkan sebuah barang kepada konsumen, Menurut (Kotler, 1993) pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan manajerial dimana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan usahakan melalui penciptaan, pertukaran yang dapat memenuhi kebutuhan, keinginan dan permintaan seseorang atau kelompok. Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh para wanita, terutama pada para wanita 60 tani untuk menjual hasil-hasil produk pertanian yang mereka budidayakan, wanita tani Desa Kota Wuna selain berkontribusi dalam melakukan pembudidayaan kacang tanah mereka juga ikut berkontribusi dalam hal memasarkan kacang. Berdasarkan hasil penelitian bahwa kontribusi wanita tani dalam memasarkan terhadap kegiatan usahatani kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 15 berikut. Tabel 15. Kontribusi Wanita Tani dalam pemasaran pada Kegiatan Usahatani Kacang Tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna 2016 Kategori Jumlah Responden (Jiwa) Tinggi 24 Sedang 15 Rendah Jumlah 39 Sumber : Data Primer Diolah 2016 Persentase (%) 61,53 38,46 100,00 Berdasarkan Tabel 15 menunjukkan bahwa kontribusi wanita tani terhadap kegiatan pemasaran di Desa Kota Wuna berada pada kategori tinggi yaitu sebesar (61,53%) Artinya bahwa kontribusi wanita tani dalam memasarkan kacang tanah yaitu sebesar (61,53%) dimana kategori tersebut merupakan besarnya keterlibatan dan keikutsertaan wanita tani dalam memasarkan kacang tanah. Hal ini dikarenakan bahwa dalam pemasaran kacang tanah juga dilakukan oleh para wanita tani, dimana pemasaran ini dilakukan oleh para wanita tani yaitu dengan dijual di beberapa pasar yaitu, di pasar Laino Raha, dan juga dijual di pasar Wakuru dimana harga jual kacang tanah yang sudah bersih yaitu Rp. 17.000/liter sedangkan yang masih ada kulitnya Rp 5.000/ liter. 61 D. Curahan Waktu Kerja Wanita Tani dalam Kegiatan Usahatani Kacang Tanah Curahan waktu kerja tergantung pada status pekerjaan yang dilakukan. Ada beberapa jenis-jenis kegiatan yang memerlukan curahan waktu yang banyak dan berkelanjutan, tapi sebaliknya ada pula jenis-jenis kegiatan yang memerlukan curahan waktu kerja yang terbatas (Nurmanaf, 2006). Curahan waktu kerja adalah seberapa banyak waktu yang dicurahkan/diberikan oleh responden terhadap kegiatan yang dilakukannya. Kontribusi wanita tani yang berupa alokasi waktu dalam usahatani adalah merupakan keterlibatan wanita tani dalam hal ini istri dari petani untuk meningkatkan produksi yang baik. Pada kondisi ini, kontribusi diberikan wanita tani meliputi kontribusi tenaga kerja yang merupakan besarnya alokasi waktu kerja yang diberikan oleh wanita tani dalam usahatani kacang tanah. Berdasarkan hasil penelitian curahan waktu kerja wanita tani dalam kegiatan usahatani kacang tanah Desa Kota Wuna dapat dilihat pada Tabel 16 berikut. Tabel 16. Curahan Waktu Kerja Wanita Tani Dalam Kegiatan Usahatani Kacang Tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna 2016. No Jenis Kegiatan Rata-rata HKP 1 Pembersihan lahan 6,90 2 teknik penanaman 4,31 3 pemasangan pagar 2,84 4 Pemasangan jaring pagar 2,38 5 pemeliharaan 5,81 6 panen 7,30 7 pasca panen 4,20 8 pemasaran 1,86 Sumber : Data Primer Diolah 2016 62 Berdasarkan data Tabel 16 menunjukkan bahwa curahan waktu kerja wanita tani dalam kegiatan usahatani kacang tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna yaitu pembersihan lahan sebesar 6,90 HKP, teknik penanaman sebesar 4,31 HKP, pemasangan pagar sebesar 2,84 HKP, pemasangan jarring pagar sebesar 2,38 HKP, pemeliharaan sebesar 5,81 HKP, panen sebesar 7,30 HKP, pasca panen sebesar 4,20 HKP, dan pemasaran sebesar 1,86 HKP. Jika dilihat dari curahan waktu baik HKP/jam maupun HKP/hari maka curahan waktu kerja wanita tani terbanyak disisihkan pada kegiatan panen. Hal ini disebabkan karena dalam kegiatan usahatani kacang tanah khususnya pada panen merupakan keterlibatan wanita tani Desa Kota Wuna. Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh sukmawati Abdullah dan putu arimbawa (2012) yang berjudul Curahan Waktu Kerja Gender pada Usahatani Padi Sawah di Desa Tampabulu Kec. Poleang Utara Kab. Bombana, menunjukkan bahwa tidak ada curahan waktu kerja wanita dalam kegiatan persiapan lahan, pengolahan tanah, penyemaian, penanaman, penyiangan, pemupukan, pencegahan hama dan penyakit, pengangkutan, dan penyimpanan, tetapi pada kegiatan panen terdapat curahan waktu kerja yaitu sebesar 203,12 HKP dan pengeringan 031,25 HKP. Sedangkan dalam penelitian ini wanita tani memiliki curahan waktu kerja dalam setiap kegiatan usahatani kacang tanah, mulai dari pembersihan lahan, teknik penanaman, pemasangan pagar, pemasangan jaring pagar, pemeliharaan, panen, pasca panen, sampai pemasaran. 63 V. KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang kontribusi wanita tani dalam kegiatan usahatani kacang tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Kontribusi wanita tani dalam kegiatan usahatani kacang tanah dengan kategori tinggi meliputi: Pembersihan lahan, teknik penanaman, pemeliharaan, pasca panen, dan pemasaran. Kategori sedang meliputi: panen. Kategori rendah meliputi: pemasangan pagar, dan jaring pagar. 2. Curahan waktu kerja wanita tani terhadap usahatani kacang tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna adalah pembersihan lahan sebesar 6,90 HKP, teknik penanaman sebesar 4,31 HKP, pemasangan pagar sebesar 2,84 HKP, pemasangan jarring pagar sebesar 2,38 HKP, pemeliharaan sebesar 5,81 HKP, panen sebesar 7,30 HKP, pasca panen sebesar 4,20 HKP, dan pemasaran sebesar 1,86 HKP. B. Saran Beberapa hal yang dapat disarankan dari hasil penelitian ini, yaitu : 1. Kepada wanita tani Desa Kota Wuna diharapakan tetap mempertahankan keterlibatan pada usahatani kacang tanah sehingga dapat memberikan hasil produksi yang baik. 2. Curahan waktu kerja wanita tani dalam kegiatan usahatani kacang tanah pada responden wanita tani di Desa Kota Wuna merupakan hal yang sangat penting 64 yang perlu mendapat respon positif karena selain berperan sebagai ibu rumahtangga juga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarganya dengan berusahatani. 65 DAFTAR PUSTAKA. Abdullah, S dan P. Arimbawa. 2012. Curahan Waktu Kerja Gender pada Usahatani Padi Sawah di Desa Tampabulu Kec. Poleang Utara Kab. Bombana. Agriplus, Vol. 22, No. 3, Hal. 215 – 223. Adisarwanto, T, 2000. Meningkatkan Produksi Kacang Tanah di Lahan Sawah dan Lahan Kering, Penebar Swadaya, Jakarta. Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V. Rineka Cipta. Jakarta. Ari, dkk. 2000. Perempuan Yang Menuntun. Asoka. Indonesia Bachrein, S., I. Ishaq, dan v.w Rufaidah, 2000. Peranan Wanita Dalam Pengembangan Usahatani di Jawa Barat ( Studi kasus: Kecamatan Cikelet, Garut). Jurnal JP2TP3 (1). Baruwadi, Mahludin. 2006. Ekonomi Rumah Tangga. UNG Pres Gorontalo. Ciboro, M.A, 2008. Respon Beberapa Varietas Kacang Tanah ( Arhacis hipogea). Terhadap Pemakaian Mikoriza pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah. Universitas Sumatera Utara Medan. Conyers, D, 1991. Perencanaan Sosial di Dunia ketiga.UGM Press.Yogyakarta. Daniel, Moehar, 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta. PT Bumi Akasara. Elizabeth, R, 2008, Wanita Tani Dalam Pencapaian Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Pedesaan, Iptek Tanaman pangan Vol. 3 No. 1. Eliana, Novita. 2007. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Curahan Waktu Kerja Wanita Vol.4 no.2,2007.https://abgribisnis fpum jurnal. Files Wordpress.com/2012/03/jurnal-vol-4-no-2rratina.pdf. Diaksas pada tanggal 18 mei 2013 Hartono, Sunaryati, 2000. Ratifikasi Konvensi Perserikatan Bangsa – Bangsa Tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita dan Undang – Undang Hak Asasi Manusia. Direktoral Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Jakarta. Hartina, B., Arimbawa, P., Munirwan, Z., Awaluddin, H., dan M. Aswar, L. 2015.Kontribusi Perempuan Usaha Mikro terhadap Usaha, Keluarga dan Komunitasnya dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah di Sulawesi Tenggara. Balitbang. Kendari. 66 Hamijoyo,2007. Panduan Penguatan Menejemen Lembaga Swadaya Masyarakat. Jakarta. Isbandi, R. A, 2007. Perencanaan Partisipatoris Berbasis Aset Komunitas: dari Peikiran Menuju Penerapan. FISIP UI Press.Depok. Kotler, P. 1993. Manajemen Pemasaran: Analisis Perencanaan Implementasi dan Pengendalian. Volume II. Edisi Ketujuh. Jakarta: lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Lewa, 2014. Kontribusi Tenaga Kerja Wanita Tani Pada Usahatani Padi Sawah Di Desa Wuliwali Kecamatan Mauponggo Kabupaten Nagekeo.SkripsiFakultas PertanianUniversitas Hasanudin. Makassar. Labai, 2016. Kontribusi Istri Nelayan Bajo terhadap Rumahtangga dan Komunitasnya di Desa Latawe Kecamatan Napano Kusambi Kabupaten Muna Barat. Skripsi Fakultas PertanianUniversitas Halu Oleo. Kendari. Mahdalia, A Kontribusi Curahan Waktu Kerja Perempuan Terhadap Total Curahan Waktu Kerja Pada Usaha Peternakan Sapi Potong di Pedesaan. Makasar. Nisran, 2008. Partisipasi Wanita Tani dalam Kegiatan Usahatani Padi Sawah Di Kelurahan Ranomeeto, Kecamatan Ranomeeto, Konawe Selatan. Skripsi Fakultas PertanianUniversitas Halu Oleo. Kendari. Nugroho, Riant, 2008. Gender dan Administrasi Publik Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Nurmanaf, A. Rozany. 2006. Peranan Sektor Luar Pertanian terhadap Kesempatan dan Pendapatan di Pedesaann Berbasis Lahan Kering. Jurnal SOCA Vol. 8 No.3 November 2008. Pratiwi, Novia, 2007. Analisis Gender Pada RumahTangga Petani Monokultur Sagu Kasus Desa Segorogunung Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. Raodah, 2013. Peranan Istri Nelayan dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga di Kelurahan Lapulu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.Jurnal AlQalam, Vol. 19, No.2, Hal. 305-315. Ratag, S., 2004. Pendapatan Usahatani Vanili di Desa Promorongan Kec. Tarenan. Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian UNSRAT. Manado. Soekarwati, 2002. Analisis Usahatani. Jakarta: UI - Press 67 Sukiyono,et all. 2008. Status Wanita dan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Nelayan dan Petani Padi di Kabupaten Muko – Muko Provinsi Bengkulu, Jurnal Agro Ekonomi. Volume 26 no. 2 Oktober 2008 : 191 – 207 Suratiyah, K. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. Sukesi, K. MS. 2002. Hubungan Kerja Dan Dinamika Hubungan Gender Dalam Sistem Pengusahaan Tebu Rakyat. Lembaga Penerbitan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang. Soeharjo, A. dan D. Patong. 1984. Sendi-sendi Pokok Ilmu Usahatani. Faperta, Universitas Hasanuddin. Ujung Pandang. Tuwo, A. 2011. Ilmu Usahatani: Teori dan Aplikasinya Menuju Sukses. Unhalu Press. Kendari. 68 Lampiran 1. Riwayat Hidup Penulis RIWAYAT HIDUP Trisnawati Baso atau yang biasa disapa Trisna di lahirkan pada tanggal 3 juli 1994 di Raha Kecamatan Katobu Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara. Penulis adalah anak ke dua dari tiga orang bersaudara dari pasangan Bapak Sarifuddin Baso dan Ibu Wa Neo, pendidikan sekolah dasar penulis ditamatkan di SDN 14 Raha pada tahun 2006 dan melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Raha tamat pada tahun 2009, kemudian melanjutkan pendidikan di SMKN 1 Raha dan tamat pada tahun 2012. Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi di Universitas Halu Oleo Kendari dan diterima di Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo Kendari melalui jalur SNMPTN pada tahun 2012. Untuk menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian, penulis melakukan penelitian dengan judul “Kontribusi wanita tani dalam kegiatan usahatani kacang tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna” 69 KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS HALU OLEO FAKULTAS PERTANIAN Alamat : Kampus Bumi Tridarma Andonohu Kendari KUISIONER PENELITIAN Kepada Yth, Bapak/Ibu……………………………….. Di, Tempat Dalam rangka penelitian ilmiah guna penyusunan Skripsi Program Sarjana (S1) pada jurusan agribisnis program kelas reguler Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo, saya memerlukan beberapa informasi berkaitan dengan “ Kontribusi Wanita Tani Dalam Kegiatan Usahatani Kacang Tanah Di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna” Maka dengan kerendahan hati saya mohon bapak/ibu untuk membantu mengisi pertanyaan-pertanyaan secara lengkap dan sejujurjujurnya dengan penuh keiklasan dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.sesuai dengan kode etik penelitian, saya menjamin kerahasiaan semua data. Kesediaan bapak/ibu mengisi kuisioner ini adalah bantuan yang begitu berharga bagi saya, atas partisipasinya dan perhatian yang bapak/ibu berikan, saya ucapkan terimakasih. 70 A. Identitas Responden 1. Nama : …………………………………… 2. Umur : …………………….Tahun 3. Pendidikan : Tidak Ada / SD / SLTP / SLTA /Diploma/ Sarjana 4. Pengalaman usahatani kacang tanah: ………………….....Tahun 5. Luas Lahan Garapan : …………………….. 6. Jumlah Tanggungan Keluarga : …………………….. B. Lampiran kuisioner (pertanyaan) 1. Pengolahan lahan 1.1. Berapa jam ibu melakukan pembersihan lahan dalam satu hari? No 1 Jenis kegiatan Jumlah jam Pembersihan lahan 1.2. Berapa hari ibu melakukan pembersihan lahan? No 1 Jenis kegiatan Pembersihan lahan Jumlah hari 71 2. Teknik Penanaman 2.1. Berapa jam ibu mengikuti proses penanaman kacang tanah? No 1 Jenis kegiatan Jumlah jam Penanaman kacang tanah 2.2. Berapa hari ibu mengikuti proses penanaman kacang tanah? No 1 Jenis kegiatan Jumlah hari Penanaman kacang tanah 3. Pemasangan pagar 3.1.Berapa jam ibu ikut melakukan pemasangan pagar dalam satu hari? No 1 Jenis kegiatan Jumlah jam Pemasangan pagar 3.2. Berapa hari ibu ikut melakukan pemasangan pagar? No 1 Jenis kegiatan Jumlah hari Pemasangan pagar 4. Pemasangan jarring pagar 4.1. Berapa jam ibu ikut memasang jarring pada pagar dalam satu hari? No 1 Jenis kegiatan Pemasangan jarring Jumlah jam 72 4.2.Berapa hari ibu ikut memasang jarring pada pagar dalam satu hari? No Jenis kegiatan Jumlah hari 1 Pemasangan jarring 5. Pemeliharaan 5.1 Berapa jam ibu melakukan pemeliharaan tanaman kacang tanah dalam satu hari? No 1 Jenis kegiatan Jumlah jam Pemeliharaan 5.2 . Berapa hari ibu melakukan pemeliharaan tanaman kacang tanah dalam satu hari? No 1 Jenis kegiatan Jumlah hari Pemeliharaan 6. Panen 6.1.Berapa jam ibu ikut memanen kacang tanah dalam satu hari? No 1 Jenis kegiatan Jumlah jam Panen 6.2. Berapa hari ibu ikut memanen kacang tanah ? No 1 Jenis kegiatan Panen Jumlah hari 73 7. Pasca panen 7.1.Berapa jam ibu ikut pasca panen kacang tanah dalam satu hari ? No 1 Jenis kegiatan Jumlah jam Pasca panen 7.2. Berapa hari ibu ikut pasca panen kacang tanah ? No Jenis kegiatan 1 Pasca panen Jumlah hari 8. Pemasaran 8.1.Berapa jam ibu menjual kacang tanah dalam satu hari? No 1 Jenis kegiatan Jumlah jam Memasarkan 8.2 Berapa hari ibu menjual kacang tanah tersebut ? No 1 Jenis kegiatan Memasarkan Jumlah hari 74 Lampiran 2. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Identitas Responden di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna Barat Tahun 2015. Umur Pendidikan (Tahun) (Tahun) 34 60 30 43 34 42 34 42 60 35 40 40 35 30 45 34 42 32 30 43 40 51 40 45 36 39 40 34 45 43 28 37 45 35 44 50 55 43 40 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 9 9 6 6 6 Jumlah Tanggungan Keluarga (Jiwa) 3 3 2 3 7 2 4 5 4 6 5 6 4 7 7 5 3 4 5 5 6 5 3 4 7 6 5 4 5 4 4 3 6 3 5 7 7 4 5 Pengalaman Berusaha (Tahun) 10 30 10 15 15 15 15 15 35 10 10 15 10 10 15 10 15 10 10 15 15 20 15 15 15 15 15 15 20 20 10 10 20 15 20 20 20 20 20 Luas lahan usaha (Hektar) 1,5 1 1,5 1,5 1,5 1 1 2 1 2 1 1 1 1,5 1 1 1,5 1 1 1,5 1 1 1,5 1 1 1 1 1,5 1,5 1 1 1,5 1 1 2 2 1 1 2 75 LAMPIRAN 4. Analisis HKP Pembersihan Lahan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Pembersihan Lahan Jam 3 7 4 6 7 4 4 3 6 3 3 6 7 7 6 4 4 3 4 4 7 3 3 7 3 7 6 6 6 3 Hari 20 10 20 10 10 20 20 20 7 20 20 7 10 10 7 20 20 20 20 20 10 20 20 10 20 10 7 7 7 20 HKP 6 8 9 6 8 9 9 6 4.8 6 6 4.8 8 8 4.8 9 9 6 9 9 8 6 6 8 6 8 4.8 4.8 4.8 6 Kategori Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sedang Sedang Rendah Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Rendah Rendah Rendah Sedang 76 Lampiran 4. Lanjutan Analisis HKP Pembersihan Lahan Pembersihan Lahan No Jam 4 7 3 3 6 6 3 4 7 31 32 33 34 35 36 37 38 39 PK = PK = Hari 20 10 20 20 7 7 20 20 10 HKP 9 8 6 6 4.8 4.8 6 9 8 269.4 6.907692 Skor Tertinggi – Skor Terendah +1 Banyak Kelas 9−4,8+1 3 = 5,2 3 = 1,73 Kategori : 9 – 7,27 = Tinggi 7,26 – 5,54 = Sedang 5,53 – 3,81 = Rendah Kategori Tinggi Tinggi Sedang Sedang Rendah Rendah Sedang Tinggi Tinggi 77 Lampiran 5. Analisis HKP Teknik Penanaman No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Penugalan Jam Hari HKP 4 7 3.2 3 7 2.4 4 7 3.2 4 7 3.2 7 2 1.6 7 2 1.6 7 3 2.4 7 3 2.4 7 2 1.6 7 3 2.4 4 7 3.2 7 2 1.6 3 7 2.4 4 7 3.2 4 7 3.4 7 2 1.6 7 3 2.4 7 3 2.4 7 2 1.6 3 7 2.4 4 7 3.4 4 7 3.4 7 2 1.6 7 2 1.6 7 3 2.4 4 7 3.4 4 7 3.4 7 2 1.6 4 7 3.4 Teknik Penanaman Penanaman Jam Hari HKP 7 3 2.4 7 3 2.4 7 3 2.4 7 2 1.6 7 3 2.4 4 3 1.37 5 2 1.14 5 3 1.71 4 2 0.9 7 2 1.6 4 3 1.37 7 2 1.6 7 3 2.4 7 3 2.4 7 3 2.4 7 2 1.6 7 2 1.6 7 3 2.4 7 3 2.4 7 3 2.4 7 3 2.4 7 3 2.4 7 2 1.6 5 3 1.71 7 2 1.6 5 2 1.14 7 3 2.4 7 3 2.4 7 3 2.4 HKP 5.6 4.8 5.6 4.8 4 2.97 3.54 4.11 2.5 4 4.57 3.2 4.8 5.6 5.8 3.2 4 4.8 4 4.8 5.8 5.8 3.2 3.31 4 4.54 5.8 4 5.8 Kategori Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi 78 Lampiran 5. Lanjutan Analisis HKP Teknik Penanaman Teknik Penanaman Penugalan Penanaman Jam Hari HKP Jam Hari HKP 7 2 1.6 7 3 2.4 3 7 2.4 7 2 1.6 7 2 1.6 4 2 0.9 7 3 2.4 7 3 2.4 7 3 2.4 5 2 1.14 7 2 1.6 7 3 2.4 4 7 3.4 7 2 1.6 7 2 1.6 7 3 2.4 3 7 2.4 5 3 1.71 7 2 1.6 5 3 1.71 No 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 PK = PK = Skor Tertinggi – Skor Terendah +1 Banyak Kelas 5,8−2,5+1 3 = 4,3 3 Kategori : 5,8 – 4,37 = Tinggi 4,36 – 2,94 = Sedang 2,93– 1,51 = Rendah = 1,43 HKP Kategori 4 4 2.5 4.8 3.54 4 5 4 4.11 3.31 168.2 4.312821 Sedang Sedang Rendah Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang 79 Lampiran 6. Analisis Pemasangan Pagar No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Pemasangan Pagar Jam 7 7 7 7 4 4 7 7 4 7 7 5 5 7 4 4 7 7 5 7 7 7 4 5 5 7 7 7 7 Hari 4 7 5 4 5 5 3 3 5 3 5 3 3 3 5 5 3 3 3 3 5 4 5 3 3 3 7 5 4 HKP 3.2 5.6 4 3.2 2.28 2.28 2.4 2.4 2.28 2.4 4 1.71 1.71 2.4 2.28 2.28 2.4 2.4 1.71 2.4 4 3.2 2.28 1.71 1.71 2.24 5.6 4 3.2 kategori Sedang Tinggi Tinggi Sedang Rendah Rendah Sedang Sedang Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Tinggi Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Tinggi Sedang 80 Lampiran 6. Lanjutan Analisis HKP Pemasangan Pagar Pemasangan Pagar No Jam 4 7 5 7 7 5 5 7 7 7 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 PK = PK = Hari 5 5 3 7 5 3 3 3 3 5 HKP 2.28 4 1.71 5.6 4 1.71 1.71 2.4 2.4 4 111.08 2.848205 Skor Tertinggi – Skor Terendah +1 Banyak Kelas 5,6−1,71+1 3 = 4,89 3 Kategori : 5,6 – 30,97 = Tinggi 3,96 – 2,34 = Sedang 2,33 – 0,71 = Rendah = 1,63 Kategori Rendah Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi 81 Lampiran 7. Analisis HKP Pemasangan Jarring Pagar No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Pemasangan Jaring Pagar Jam 4 4 7 7 4 4 7 7 7 4 4 7 4 4 7 7 7 4 4 7 7 7 4 4 7 4 4 4 4 Hari 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 5 4 4 4 3 5 4 4 3 4 3 4 4 5 4 5 4 4 HKP 1.82 1.82 3.2 2.4 1.82 1.82 2.4 2.4 2.4 1.82 1.82 4 1.82 1.82 3.2 2.4 4 1.82 1.82 3.4 3.2 2.4 1.82 1.82 4 1.82 1.82 1.82 1.82 Kategori Rendah Rendah Tinggi Sedang Rendah Rendah Sedang Sedang Sedang Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Tinggi Sedang Tinggi Rendah Rendah Sedang Tinggi Sedang Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah 82 Lampiran 7. Lanjutan Analisis HKP Pemasangan Jarring Pagar Pemasangan Jaring Pagar No Jam 7 4 4 7 7 4 4 7 4 7 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 PK = PK = Hari 4 4 4 4 3 4 4 5 4 3 HKP 3.2 1.82 1.82 3.2 2.4 1.82 1.82 4 1.82 2.4 92.82 2.38 Skor Tertinggi – Skor Terendah +1 Banyak Kelas 4−12,82+1 3 = 3,18 3 Kategori : 4 – 2,94 = Tinggi 2,93 – 1,88 = Sedang 1,87 – 0,88 = Rendah = 1,06 Kategori Tinggi Rendah Rendah Tinggi Sedang Rendah Rendah Tinggi Rendah Sedang 83 Lampiran 8. Analisis HKP Pemeliharaan Tanaman No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Pemeliharaan Tanaman Pemeliharaan Penyemprotan Jam Hari HKP Jam Hari HKP 4 7 3.2 4 2 0.9 7 7 5.6 4 2 0.9 6 7 4.8 3 7 2.4 7 7 5.6 3 7 2.4 7 3 2.4 4 4 1.82 7 3 2.4 4 7 3.2 5 7 4 7 3 2.4 6 7 4.8 3 7 2.4 7 7 5.6 4 4 1.82 7 3 2.4 4 4 1.82 7 3 2.4 3 7 2.4 5 7 4 4 2 0.9 7 7 5.6 3 3 1 7 7 5.6 3 3 1 7 7 5.6 7 2 1.6 4 7 3.2 3 7 2.4 5 7 4 4 2 0.9 7 3 2.4 7 2 1.2 4 7 3.2 4 2 0.9 6 7 4.8 4 4 1.82 7 7 5.6 7 4 3.2 7 7 5.6 4 4 1.82 5 7 4 7 4 1.82 6 7 4.8 3 3 1 5 7 4 4 2 0.9 7 3 2.4 3 7 2.4 7 3 2.4 4 2 0.9 5 7 4 3 3 1 6 7 4.8 3 2 0.6 HKP Kategori 4.1 6.5 7.2 8 4.22 5.6 6.4 7.2 7.42 4.22 4.8 4.9 6.6 6.6 7.2 5.6 4.9 3.6 4.1 6.62 8.8 7.42 5.82 5.8 4.9 4.8 3.3 5 5.4 Rendah Sedang Tinggi Tinggi Rendah Sedang Sedang Tinggi Tinggi Rendah Rendah Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Rendah Rendah Rendah Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang 84 Lampiran 8. Lanjutan Analisis HKP Pemeliharaan Tanaman No 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 PK = PK = Pemeliharaan Tanaman Pemeliharaan Penyemprotan Jam Hari HKP Jam Hari HKP 5 7 4 3 4 1.32 7 3 2.4 7 3 2.4 7 3 2.4 3 7 2.4 5 7 4 4 2 0.9 7 7 5.6 4 4 1.82 5 7 4 3 4 1.32 7 7 5.6 3 4 1.32 5 7 4 3 3 1 7 7 5.6 4 4 1.82 7 7 5.6 3 7 2.4 Skor Tertinggi – Skor Terendah +1 Banyak Kelas 8,8−3,3+1 3 = 6,5 3 Kategori : 8,8 – 6,64 = Tinggi 6,63– 4,48 = Sedang 4,47- 2,32 = Rendah = 2,16 HKP Kategori 5.32 4.8 4.8 4.9 7.42 5.32 6.92 5 7.42 8 226.92 5.818462 Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi 85 Lampiran 9. Analisis HKP Panen Panen No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Jam 4 4 6 5 4 4 4 5 5 6 4 6 4 5 6 6 4 6 6 6 4 6 5 6 4 6 6 5 4 Hari 20 20 10 10 20 10 20 10 10 10 10 10 20 10 10 10 20 10 10 10 20 10 20 10 20 10 10 10 20 Kategori HKP 9 9 6.85 5.71 9 4.57 9 5.71 5.71 6.85 4.57 6.85 9 5.71 6.85 6.85 9 6.85 6.85 6.85 9 6.85 11.42 6.85 9 6.85 6.85 5.71 9 Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi Rendah Tinggi Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Rendah Tinggi 86 Lampiran 9. Lanjutan Analisis HKP Panen Panen No Jam 6 4 4 6 5 6 6 6 5 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 PK = PK = 4 Hari 10 20 20 10 10 10 10 10 10 20 Kategori HKP 6.85 9 9 6.85 5.71 6.85 6.85 6.85 5.71 9 284.98 7.307179 Skor Tertinggi – Skor Terendah +1 Banyak Kelas 11,42−4,57+1 3 = Kategori : 11,42 – 8,81 = Tinggi 8,80 – 6,2 = Sedang 6,1 – 3,59 = Rendah 7,85 3 = 2,61 Sedang Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sedang Sedang Sedang Rendah Tinggi 87 Lampiran 10. Analisis HKP Pasca Panen Pasca Panen No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Jam 4 4 5 4 5 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 3 Hari 7 10 7 10 7 10 10 7 7 7 10 7 10 10 7 10 10 7 10 7 10 7 10 7 10 7 7 7 7 HKP 3.2 4.57 4 4.57 4 4.57 4.57 4 4 2.4 4.57 3.2 4.57 4.57 3.2 5.71 5.71 4 5.71 3.2 4.57 3.2 4.57 3.2 4.57 4 4 4 2.4 kategori Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Rendah Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Rendah 88 Lampiran 10. Lanjutan Analisis HKP Pasca Panen Pasca Panen No Jam 3 5 5 5 4 5 5 4 5 4 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 PK = PK = Hari 7 10 10 7 10 7 10 10 7 10 HKP 2.4 5.71 5.71 4 4.57 4 5.71 4.57 4 4.57 164.07 4.206923 Skor Tertinggi – Skor Terendah +1 Banyak Kelas 5,71−2,4 +1 3 = Kategori : 5,71– 4,28 = Tinggi 4,27– 2,85 = Sedang 2,84- 1,42 = Rendah 4,31 3 = 1,43 Kategori Rendah Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi 89 Lampiran 11. Analisis HKP Pemasaran Pemasaran No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Jam 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 Hari 2 3 1 3 1 2 2 1 1 3 1 2 1 3 3 1 2 3 1 3 3 1 1 3 3 1 1 2 2 HKP 1.82 2.74 0.9 2.74 0.9 1.82 1.82 0.9 0.9 2.74 0.9 1.82 0.9 2.74 2.74 0.9 1.82 2.74 0.9 2.74 2.74 0.9 0.9 2.74 2.74 0.9 0.9 1.82 1.82 Kategori Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi Tinggi 90 Lampiran 11. Lanjutan Analisis HKP Pemasaran Pemasaran No Jam 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Total Rata-rata PK = PK = Hari 3 3 3 3 1 3 1 3 3 1 HKP 2.74 2.74 2.74 2.74 0.9 2.74 0.9 2.74 2.74 0.9 72.82 1.867179 Skor Tertinggi – Skor Terendah +1 Banyak Kelas 2,74−1,84+1 3 = Kategori : 2,74 – 1,8 = Tinggi 1,7– 0,86 = Sedang 0,85- 0,08 = Rendah 2,84 3 = 0,94 Kategori Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang 91 Lampiran 12. Hasil Analisis Interval 1. Pembersihan Lahan Kategori Tinggi Sedang Rendah Jumlah Jumlah Responden (Jiwa) 18 13 8 39 Persentase (%) 46,15 33,33 20,51 100,00 2. Teknik Penanaman Kacang Tanah Kategori Tinggi Sedang Rendah Jumlah Jumlah Responden (Jiwa) 19 17 3 39 Persentase (%) Jumlah Responden (Jiwa) 11 7 21 39 Persentase (%) 48,71 43,58 7,69 100,00 3. Pemasangan Pagar Kategori Tinggi Sedang Rendah Jumlah 28,20 17,94 53,84 100,00 4. Pemasangan Jarring Pagar Kategori Tinggi Sedang Rendah Jumlah Jumlah Responden (Jiwa) 9 9 21 39 Persentase (%) 23,07 23,07 53,84 100,00 92 5. Pemeliharaan Tanaman Kategori Tinggi Sedang Rendah Jumlah Jumlah Responden (Jiwa) 13 17 9 39 Persentase (%) Jumlah Responden (Jiwa) 13 20 6 39 Persentase (%) Jumlah Responden (Jiwa) 19 17 3 39 Persentase (%) Jumlah Responden (Jiwa) 24 15 39 Persentase (%) 33,33 43,58 23,07 100,00 6. Panen Kategori Tinggi Sedang Rendah Jumlah 33,33 51,28 15,38 100,00 7. Pasca Panen Kategori Tinggi Sedang Rendah Jumlah 48,71 43,58 7,69 100,00 8. Pemasaran Kategori Tinggi Sedang Rendah Jumlah 61,53 38,46 100,00 93 Lampiran 13. Dokumentasi Penelitian Dokumentasi penelitian pada kontribusi wanita tani dalam kegiatan uasahatani kacang tanah di Desa Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna Tahun 2016. Kantor unit pemukiman Kota Wuna Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna Wawancara dan juga pengisian kuisioner kepada wanita tani 94 Lanjutan Lampiran 12. Wawancara dengan responden Kegiatan bersama petani kacang tanah