urgensi psikologi pendidikan islam dalam

advertisement
URGENSI PSIKOLOGI PENDIDIKAN ISLAM
DALAM PEMBELAJARAN
MUSARI
Dosen Jurusan PAI FITK dan Pascasarjana IAIN Mataram,
email: [email protected]
Abstrak
Psikologi pendidikan ialah suatu studi yang sistematis tentang proses dan cara terkait
erat dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia. Psikologi
Pendidikan ialah Ilmu yang mempelajari pra syarat (fator-faktor) bagi pelajar di
sekolah, berbagai jenis belajar dan fase-fase dalam semua proses belajar. Psikologi
Pendidikan Islam merupakan sebuah aliran baru dalam dunia psikologi yang
mendasarkan seluruh bangunan teori-teori dan konsep-konsepnya kepada nilai-nilai
ke-Islaman. Dalam psikologi pendidikan Islam pada khususnya sangatlah penting
untuk difahami dan diterapkan oleh guru. Adapun Fungsi Psikologi Pendidikan dalam
pendidikan dapat mengetahui gejala-gejala yang di timbulkan oleh peserta didik dalam
proses belajar mengajar, dan mampu untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi
pada diri peserta didik. Aplikasi teori Psikologi Pendidikan Islam dalam pengajaran
yang paling penting adalah menanamkan penalaran anak. Melakukan studi belajar
mengajar secara ilmiah dan harus fokus pada penalaran. Seorang guru harus
memahami situasi anak, dimana ia tumbuh dan berkembang, bagaimana situasi
lingkungan disekitarnya, bagaimana ekonomi keluarganya, dan juga bagaimana
aktivitas orang tuanya, tentu ini sangat berpengaruh dalam kehidupan kepribadian
anak. Hal ini terjadinya perubahan perilaku untuk perkembangan peserta didik ke arah
lebih berkembang terus dengan adanya laju pendidikan, pengalaman, dan nilai-nilai
yang dianutnya.
Kata kunci: Urgensi, Psikologi Pendidikan Islam, Pembelajaran.
Abstract
Islamic Educational Psychology is a new term in psychology, basing the entire kind of theories and
concepts to the value of Islamization. Particularly, In educational psychological Islam, it is very
essential to be understood and applied by the teachers. The main function of Educational Psychology
in education can be aware of the signs that showed by the learners in the teaching and learning process
as well as the way to overcome their problems that happen to learners. The most important of its
application in Islamic Educational Psychology; giving intellectual activity or reasoning for children. A
teacher has to understand the situation of children. For instance, where they grows and develops, how
the situation surrounding environment, how the family economy, and how the activity of the parents,
these are certainly very influential in the life of the children's personality. It is happen since
the behavior change for the development of learners towards more developed continuously with the
development of education, experience, and values that is espoused.
Keywords: Educational psychology Islam, Learning.
Schemata, Volume 4, Nomor 1, Juni 2015 | 21
Musari, Urgensi Psikologi Pendidikan Islam …
Latar Belakang
Sejak pertengahan abad ke IX yang didakwahkan sebagai abad kelahiran
Psikologi kontemporer di dunia Barat, terdapat banyak pengertian mengenai
“Psikologi” yang ditawarkan oleh para Psikolog. Masing-masing pengertian memiliki
keunikan, seiring dengan kecendrungan, asumsi, dan aliran yang di anut oleh para
penciptanya. Meskipun demikian perumusan psikologi dapat disederhanakan dalam
tiga pengertian:
Pertama, Psikologi adalah studi tentang jiwa seperti studi yang dilakukan oleh
Plato (427-347 SM) dan Aristoteles (322-384 SM) tentang kesadaran dan proses
mental yang berkaitan dengan jiwa; Kedua, Psikologi adalah Ilmu pengetahan tentang
kehidupan mental, seperti perhatian, persepsi, intelegensi, kemauan dan ingatan.
Defenisi ini dikemukakan oleh William Wundt; Ketiga, Psikologi adalah ilmu
pengetahuan tentang prilaku organisme, seperti prilaku kucing terhadap tikus,
prilaku manusia terhadap sesamanya, dan sebagainya, definisi ini dikemukakan oleh
Jhon Watson.
Lebih lanjut disebutkan bahwa Psikologi terbagi ke dalam dua bagian yaitu
psikologi umum (general phsychology) yang mengkaji perilaku pada umumnya. Psikologi
umum mengkaji sejarah dan definisi psikologi, manusia, fungsi-fungsi psikis,
kehkususan individual, interaksi sosial, dan gangguan mental.”1” Psikologi khusus
yang mengkaji perilaku individu dalam situasi khusus, diantaranya:
1. Psikologi Perkembangan; mengkaji perilaku individu yang berada dalam proses
perkembangan mulai dari masa konsepsi sampai dengan akhir hayat;
2. Psikologi Kepribadian; mengkaji perilaku individu khusus dilihat dari aspek –
aspek kepribadiannya;
3. Psikologi Klinis; mengkaji perilaku individu untuk keperluan penyembuhan
(klinis);
4. Psikologi Abnormal; mengkaji perilaku individu yang tergolong abnormal;
5. Psikologi Industri; mengkaji perilaku individu dalam kaitannya dengan dunia
industry;
6. Psikologi Pendidikan; mengkaji perilaku individu dalam situasi pendidikan.
Di samping jenis-jenis psikologi yang disebutkan di atas, masih terdapat
berbagai jenis psikologi lainnya, bahkan sangat mungkin ke depannya akan semakin
terus berkembang, sejalan dengan perkembangan kehidupan yang semakin dinamis
dan kompleks.
1
Sarlito W.Sarwono, Pengantar Psikologi Umum (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2009), 1-278.
22 | Schemata, Volume 4, Nomor 1, Juni 2015
Musari, Urgensi Psikologi Pendidikan Islam …
Termasuk dalam perkembangannya psikologi pendidikan Islam sebagai bagian
dari psikologi. Karena konsentrasinya pada persoalan belajar, yakni persoalanpersoalan yang senantiasa melekat pada subjek didik, maka konsumen utama
psikologi pendidikan ini pada umumnya adalah pada pendidik. Mereka memang
dituntut untuk menguasai bidang ilmu ini agar mereka, dalam menjalankan
fungsinya, dapat menciptakan kondisi-kondisi yang memiliki daya dorong yang besar
terhadap berlangsungnya tindakan-tindakan belajar secara efektif. Dalam
perkembangannya peserta didik secara demokratis terus melaju ke depan sesuai
dengan kemajuan teknologi dalam pendidikan. Secara global pendidikan saat ini
telah berkembang secara pesat sesuai dengan perkembangan yang tidak terbatas.
Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang yang sudah dipaparkan tadi, maka dalam makalah
ini akan membahas masalah yang terjadi di lapangan sesuai dengan perkembangan
pendidikan terkait dengan nilai-nili ke Islaman sebagai berikut: Bagaimanakah
kontribusi psikologi pendidikan Islam terhadap pendidikan?
PEMBAHASAN
Pengertian Psikologi, Psikologi Pendidikan dan Ruang Lingkup Psikologi
Pendidikan
Dalam Istilah lama psikologi lazim disebut dengan ilmu jiwa. Psikologi itu
sendiri berasal dari bahasa Inggris psychology. Kata psychology merupakan dua akar kata
yang bersumber dari bahasa Greek (Yunani) yaitu: psyche yang berarti jiwa dan logos
yang berarti ilmu. Jadi secara etimologi psikologi adalah Ilmu Jiwa. Mengingat jiwa
seseorang dapat dipelajari, diselidiki melalui prilakunya, maka psikologi sering kali
dikatakan ilmu yang mempelajari prilaku manusia. Karena prilaku seseorang adalah
hasil intraksi antara dirinya dengan lingkungan, maka perilaku harus dipelajari dalam
hubungan dengan lingkungannya.2
Sedangkan pendidikan berasal dari kata “didik” lalu kata ini mendapat awalan
“me” sehingga menjadi “mendidik” artinya memelihara dan memberi latihan. Dunia
pendidikan membicarakan berbagai hal diantaranya dalam memelihara dan memberi
latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan
kecerdasan pikiran. Selanjutnya, pengertian “pendidikan” menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
2.Singgih,
D. Gunarsa, Psikologi Praktis, Anak, Remaja dan Keluarga (Jakarta; Gunung Mulia,
1995), 1.
Schemata, Volume 4, Nomor 1, Juni 2015 | 23
Musari, Urgensi Psikologi Pendidikan Islam …
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan. Dalam bahasa Inggris, education (pendidikan) berasal dari kata educate atau
pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh
pengetahuan. Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai
suatu proses dengan metode-metode tertentu hingga orang memperoleh
pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.
Sebelum menjadi disiplin ilmu yang mandiri, psikologi memiliki akar akar yang
kuat dalam ilmu kedokteran dan filasafat hingga sekarang masih tampak
pengaruhnya.Dalam ilmu kedokteran, psikologi berperan menjelaskan apa-apa yang
terfikir dan terasa oleh organ-organ biologis (jasmaniah). Sedangkan dalam filsafat
psikologi berperan seta dalam memecahkan masalah masalah itu yang berkaitan
dengan akal, kehendak, dan pengetahuan.
Karena kontak dengan berbagai disiplin ilmu tersebutlah maka timbul
bermacam-macam definisi psikologi yang satu sama lain berbeda seperti:
1. Psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan mental (The Science of Mental Life);
2. Psikologi adalah ilmu mengenai fikiran (The Science of Mind);
3. Psikologi adalah ilmu mengenai tingkah laku (The Science of Behavior).
Pada asasnya psikologi menyentuh banyak bidang kehidupan diri organisme
baik manusia maupun hewan. Psikologi dalam hal ini berhubungan dengan
penyelidikan mengenai bagaimana dan mengapa organisme-organisme itu
melakukan apa yang mereka lakukan.
Psikologi secara umum mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia yang
berkaitan dengan pikiran (cognisi.), perasaan (emotion) dan kehendak (conasi). Gejala
tersebut secara umum memiliki ciri-ciri yang hampir sama pada diri manusia dewasa,
normal dan beradab. Dengan demikian, ketiga gejala pokok tersebut dapat diamati
melalui sikap dan prilaku manusia. Namun terkadang ada diantara pernyataan dalam
aktivitas yang tampak itu merupakan gejala campuran, sehingga para ahli psikologi
menambahnya hingga menjadi empat gejala jiwa utama yang dipelajari psikologi,
yaitu pikiran, perasaan, kehendak dan gejala campuran. Adapun yang termasuk gejala
campuran ini seperti intelegensi, kelelahan maupun sugesti.
Kemudian pada perkembangan selanjutnya mulai terungkap bahwa gejalagejala jiwa tersebut tidak sama pada manusia yang berbeda usia, gejala jiwa yang
melatar belakangi aktivitas, sikaf dan tingkah laku Peserta didik berbeda dengan anak
remaja, serta juga terdapat perbedaan antara remaja dengan orang dewasa maupun
orang yang sudah lanjut usia. Kenyataan ini mendorong para ahli psikologi untuk
mengembangkan cabang-cabang psikologi yang dapat digunakan untuk mempelajari
gejala-gejala jiwa manusia pada tingkat usia tertentu.
24 | Schemata, Volume 4, Nomor 1, Juni 2015
Musari, Urgensi Psikologi Pendidikan Islam …
Dalam pengertian yang luas dan representative (mewakili/ mencerminkan
segala segi), pendidikan ialah seluruh tahapan pengembangan kemampuan dan
prilaku-prilaku manusia, juga proses penggunaan hampir seluruh pengalaman
kehidupan. Psikologi pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu ilmu karena di
dalamnya telah memiliki kriteria persyaratan suatu ilmu, yakni:
1. Ontologis;3 obyek dari psikologi pendidikan adalah perilaku-perilaku individu
yang terlibat langsung maupun tidak langsung dengan pendidikan, seperti
peserta didik, pendidik, administrator, orang tua peserta didik dan masyarakat
pendidikan.
2. Epistemologis; teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan dalil – dalil
psikologi pendidikan dihasilkan berdasarkan upaya sistematis melalui berbagai
studi longitudinal maupun studi cross sectional, baik secara pendekatan kualitatif
maupun pendekatan kuantitatif.
3. Aksiologis; manfaat dari psikologi pendidikan terutama sekali berkenaan dengan
pencapaian efisiensi dan efektivitas proses pendidikan.
Dengan demikian, psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu
cabang psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks
situasi pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta, generalisasi dan
teori-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang diperoleh melalui metode
ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas proses pendidikan.
Latar belakang historis Psikologi Pendidikan didirikan oleh beberapa perintis
bidang Psikologi Pendidikan sebelum Awal abad ke-20. Tokoh paling menonjol
dalam sejarah awal psikologi pendidikan kebanyakan adalah pria kulit putih, seperti
James, Deway, dan Thorndike. Psikologi Pendidikan ini sangat erat kaitannya
dengan belajar. Karena itu, tidak mengherankan apabila beberapa ahli psikologi
pendidikan menyebutkan bahwa lapangan utama studi psikologi pendidikan adalah
soal belajar. Dengan kata lain, psikologi pendidikan memusatkan perhatian pada
persoalan-persoalan yang berkenaan dengan proses dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan tindakan belajar.
Psikologi pendidikan menurut Arthur S. Reber seorang guru besar psikologi
pada Brooklyn College, University Of New York mengatakan psikologi pendidikan
adalah sebuah subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah
kependidikan yang berguna dalam hal-hal sebagai berikut:
1. Penerapan disiplin-prinsip belajar dalam kelas;
2. Pengembangan dan perbarun kurikulum;
3. Ujian dan evaluasi bakat kemampuan;
3
Poedjowiyatno, Etika Filsafat Tingkah Laku (Jakarta: Reneka Cipta, 1996), 122.
Schemata, Volume 4, Nomor 1, Juni 2015 | 25
Musari, Urgensi Psikologi Pendidikan Islam …
4. Sosialisasi proses-proses dan intraksi pross-proses tersebut dengan
pendayagunaan ranah kognitif;
5. Penyelenggarakan pendidikan keguruan.4
Ahli lain menyebutkan yang dimotori oleh H.C. Whitherington, Psikologi
Pendididkan adalah studi yang sistematis tentang proses-proses dan factor-faktor
yang berhubungan dengan pendidikan manusia.5 Didukung pula oleh pendapat
Lester. D. Crow, dan Alice Crow, Psikologi pendidikan dapat dipandang sebagai
ilmu pengetahuan praktis, yang berguna untuk menerangkan belajar sesuai dengan
prinsip-prinsip yang ditetapkan secara ilmiah dan fakta-fakta sekitar tingkah laku
manusia.6
Berbeda dengan WS. Winkel SJ, Psikologi pendidikan adalah ilmu yang
mempelajari pra-syarat-pra syarat (Faktor-faktor) bagi pelajar di sekolah, berbagai
jenis belajar dan fase-fase dalam semua proses belajar.7 Dimana mendapat dukungan
oleh Daniel lenox Barlow mendefenisikan Psikologi Pendidikan sebagai sebuah
pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian sumbersumber untuk membantu melaksanakan tugas sebagai guru dalam proses mengajarbelajar secara lebih efektif.8
Proses pendidikan memang tidak terlepas dari situasi Psikologis yang sangat
beragam, karena setiap individu yang terlibat dalam pendidikan itu tentu memiliki
situasi psikologis sendiri. Maka di sini dibutuhkan kematangan kepribadian seorang
guru agar dapat membimbing situasi yang beragam tersebut pada kondusifitas yang
bermakna. Sementara John. W, Santrock mendefenisikan Psikologi Pendidikan
sebagai cabang ilmu yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan
pembelajaran dalam lingkungan pendidikan. Psikologi Pendidikan merupakan
bidang yang sangat luas sehingga dibutuhkan satu buah buku tersendiri untuk
menjelaskannya.9
Beragamnya kondisi psikologis dan kepribadian orang yang terselibat didalam
pendidikan tentu memunculkan banyak potensi yang beragam pula, untuk melihat
tersebut hendaknya harus obyektif. Misalnya sering kasus yang muncul belakangan
ini dimana kita melihat kabar buruk dari sebagian kecil pendidik kita, mereka dengan
sengaja menganiaya anak muridnya, melakukan pelecehan seksual dan
4.
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2010), 7-12.
5. H.C. Whetherington, Educational Psychology, terj. M. Bukhori (Jakarta: Aksara Baru, 1982),. 10.
6.L.D. Crow, Alice Crow, Educational Psycology, (New York: American Book Company, 1985),
7.
7WS.Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar (Jakarta: Gramedia, 1983), 19.
8 Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan...., 13.
9 John. W. Santrock, Psikologi Pendidikan (Terj), (Jakarta: Prenada Media Group, 2000), 4.
26 | Schemata, Volume 4, Nomor 1, Juni 2015
Musari, Urgensi Psikologi Pendidikan Islam …
sebagainya.Tentu kondisi ini dipengaruhi oleh sebuah penyebab yang membutuhkan
pendekatan yang intens.\
Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan pada asasnya adalah sebuah disiplin psikologi yang,
khusus mempelajari, meneliti, dan membahas seluruh tingkah laku manusia yang
terlibat dalam proses pendidikan itu meliputi tingkah laku belajar (oleh siswa),
tingkah laku mengajar (oleh guru), dan tingkah laku mengajar-belajar (oleh guru dan
siswa yang saling berintraksi)
Inti persoalan psikologi dalam psikologi pendidikan, tanpa mengabaikan
persoalan psikologi guru, terletak pada siswa.Pendidikan pada hakikatnya adalah
pelayanan yang khusus diperuntukkan bagi siswa. Oleh karena itu, ruang lingkup
pokok bahasan psikologi pendidikan, selain teori-teori pendidikan sebagai ilmu, juga
berbagai aspek psikologis para siswa khususnya ketika mereka terlibat dalam proses
belajar dan proses mengajar-belajar.
Secara garis besar, banyak ahli yang membatasi pokok-pokok bahasan
psikologi pendidikan menjadi tiga macam:
1. Pokok bahasan mengenai “Belajar” yang meliputi teori-teori, prinsip-prinsip
dan ciri khas prilaku belajar siswa dan sebagainya.
2. Pokok bahasan mengenai “proses belajar” yakni tahaban perbuatan dan
peristiwa yang terjadi dalam kegiatan belajar siswa.
3. Pokok bahasan mengenai “situasi belajar”, suasana dan keadaan lingkugan
baik bersifat fisik maupun nonfisik yang berhubungan dengan kegiatan
belajar siswa.10
Sementara itu, Samuel Smith sebagaimana dikutip Suryabrata (1984),
menetapkan 16 topik bahasan yang rinciannya sebagai berikut:
1. Pengetahuan tentang psikologi pendidikan (the science of educational psikology);
2. Hereditas atau karakteristik pembawaan sejak lahir (heredity);
3. Ligkungan yang bersifat fisik (Physical Structure);
4. Perkembangan siswa (Growth);
5. Proses-proses tingkah laku (Behavior Process);
6. Hakikat dan ruang lingkup belajar (nature and scope of learning);
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar (Factors that condition learning);
8. Hukum-hukum dan teori-teori belajar (Lows and theories learning;)
10
John. W. Santrock, Psikologi Pendidikan ..., 24-25.
Schemata, Volume 4, Nomor 1, Juni 2015 | 27
Musari, Urgensi Psikologi Pendidikan Islam …
9. Pengukuran, yakni prinsip-prinsip dan batasan-batasan pengukuran evaluasi
(Measurement: basic principles and definitions;)
10. Transfer belajar meliputi mata pelajaran (transfer of learning: sunjec matters);
11. Sudut-sudut pandang praktis mengenai pengukuran (Pratical aspects of
measurements);
12. Ilmu statistic dasar (element of statistic);
13. Kasehatan rohai (mental hygiene);
14. Pendidikan membentuk watak (Character education);
15. Pengetahuan psikologi tentang pelajaran sekolah menengah (Psychologyof
secondary school subjects);
16. Pengetahuan psikologi tentang mata pelajaran sekolah dasar (phychologyop
secondary school subject.
Keenam belas pokok bahasan telah dikupas oleh hapir semua ahli yang telah
diselidiki Smith, walaupun jumlah porsi (jumlah bagian/jatah) yang diberikan dalam
penguasaan tersebut tidak sama.Sejalan dengan pembagian psikologi tersebut ahlilain
mnyebutkan bahwa pembagian dapat pula terinci menjadi lebih ringks yaitu ada 11
jenis psikologi khusus yaitu perkembangan,abnormal, sosial, komporatife,
diferensial, kepribadian, pendidikan, industri, klinis, kriminal, dan militer, di samping
pembagian secara umum.11 Dalam pembagianini psikologi pendidikan secara husus
terbagi dengan sebutan psikologi Pendidikan Islam.Untuk Itu pembahasannya
sebagai berikut.
Psikologi Pendidikan Islam12
Psikologi Pendidikan Islam sebagai strategi, cara, dan faktor-faktor dalam
berperilaku bagi individu sesuai dengan nilai-nilai ke-Islaman. Untuk lebih jelasnya
dalam memahami istilah psikologi pendidikan Islam terlebih perlu pembahasan
lanjutan apa yang dimaksudkan dengan hal tersebut. Sebagai penjelasan baiklah
meniti penjelasan berikut.
Pengertian Psikologi Pendidikan Islam
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang dibekali dengan berbagai
potensi fitrah yang tidak dimiliki makhluk lainnya. Potensi istimewa ini dimaksudkan
agar manusia dapat mengemban dua tugas utama, yaitu sebagai khalifatullah di muka
bumi dan juga abdi Allah untuk beribadah kepada-Nya.
11
Mohammad Surya, Psikologi Guru konsep dan Aplikasi (Bandung: Alfebeta, 2013), 21.
28 | Schemata, Volume 4, Nomor 1, Juni 2015
Musari, Urgensi Psikologi Pendidikan Islam …
Manusia dengan berbagai potensi tersebut membutuhkan suatu proses
pendidikan, sehingga apa yang akan diembannya dapat terwujud. H. M. Arifin,
dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam, mengatakan bahwa pendidikan Islam
bertujuan untuk mewujudkan manusia yang berkepribadian muslim baik secara lahir
maupun batin, yang mampu mengabdikan segala amal perbuatannya untuk mencari
keridhaan Allah SWT. Dengan demikian, hakikat cita-cita pendidikan Islam adalah
melahirkan manusia-manusia yang beriman dan berilmu pengetahuan, satu sama lain
saling menunjang. Manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu
agama tauhid .kalau ada manusia tidak beragama tauhid, maka hal itu tidak wajar.
Halini terjadikarena pengaruh lingkungan.12. Sehingga manusia dalam kehidupannya
tidak adanya kewajaran sebagai manusia karena tidak mengikuti tuntunan yang telah
digariskan oleh Allah SWT. Penentu manusia adalah lingkungan keberadaan
manusia.
Pendidikan memiliki hubungan yang sangat erat dengan psikologi. Pendidikan
merupakan suatu proses panjang untuk mengaktualkan seluruh potensi diri manusia
sehingga potensi kemanusiaannya menjadi aktual. Dalam proses mengaktualisasi diri
tersebut diperlukan pengetahuan tentang keberadaan potensi, situasi dan kondisi
lingkungan yang tepat untuk mengaktualisasikannya.
Berdasarkan uraian di atas, maka sudah selayaknya dalam pendidikan Islam
memiliki landasan psikologis yang berwawasan kepada Islam, dalam hal ini dengan
berpandu kepada al-Quran dan hadits sebagai sumbernya, sehingga akhir dari tujuan
pendidikan Islam dapat terwujud dan menciptakan insan kamil bahagia di dunia dan
akhirat. Sebenarnya, banyak sekali istilah untuk menyebutkan psikologi yang
berwawasan kepada Islam. Diantara para psikolog ada yang menyebut dengan istilah
psikologi Islam, psikologi al-Qur’an, psikologi Qur’ani, psikologi sufi dan nafsiologi13. Namun
pada dasarnya semua istilah tersebut memiliki makna yang sama.
Fondasi Psikologi Islam
Dalam al-Quran, ada beberapa kata kunci yang berbicara mengenai psikologi
yaitu al-nafs, al-qalb, al-aql, al-ruh, dan fitrah.14 Dari analisis terhadap kosa kata tersebut,
secara metode tafsir maudhu’i atau tematik akan diformulasikan sejumlah konsepkonsep psikologi dari al-Quran, selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk
menyusun paradigma teori psikologi Islami.
Jalaluddin,Psikologi Agama (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2001), 152.
Zakiah Daradjat, Psikterapi Islami (jakarta:Bulan Bintang, 2002), 129-140.
14 Fuad Nashori, Potensi-potensi Manusia (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2003), 108.
12
13
Schemata, Volume 4, Nomor 1, Juni 2015 | 29
Musari, Urgensi Psikologi Pendidikan Islam …
Psikologi Islam merupakan sebuah aliran baru dalam dunia psikologi yang
mendasarkan seluruh bangunan teori-teori dan konsep-konsepnya kepada Islam.
Islam sebagai subjek dan objek kajian dalam ilmu pengetahuan, harus dibedakan
kepada tiga bentuk: Islam sebagai ajaran, Islam sebagai pemahaman dan pemikiran
serta Islam sebagai praktek atau pengamalan. Islam sebagai ajaran bersifat universal
dan berlaku pada semua tempat dan waktu, bersifat absolut dan memiliki kebenaran
normatif, yaitu benar berdasarkan pemeluk agama tersebut, sehingga bebas ruang
dan waktu. Islam sebagai pemahaman dan praktek, selalu berhubungan dengan
ruang dan waktu, sehingga bersifat partikular, lokal dan temporal. Dan itu semua
adalah fondasi awal untuk melakukan gagasan aktulisasi psikologi Islami. Kontek
Aceh paska pengesahan RUU-PA, kita berharap supaya qanun-qanun tentang
pendidikan secara umum dapat memuat rincian ketiga hal tersebut, karena itu adalah
ruh dari psikolongi pendidikan kita ke depan post conflict and post tsunami.
Kontribusi Psikologi Pendidikan Islam dalam Pendidikan
a) Psikologi Pendidikan Islam dalam Pendidikan
Manusia merupakan makhluk pilihan Allah yang mengembangkan tugas ganda,
yaitu sebagai khalifah Allah dan Abdullah (Abdi Allah)15.Untuk mengaktualisasikan
kedua tugas tersebut, manusia dibekali dengan sejumlah potensi didalam
dirinya.Hasan Langgulung mengatakan, potensi-potensi tersebut berupa ruh, nafs,
akal, qalb, dan fitrah. Sejalan dengan itu, Zakiyah Darajat mengatakan, bahwa potensi
dasar tersebut berupa jasmani, rohani, dan fitrah namun ada juga yang menyebutnya
dengan jismiah, nafsiah dan ruhaniah.
b) Aspek jismiah
Aspek jismiah adalah keseluruhan organ fisik-biologis, serta sistem sel, syaraf
dan kelenjar diri manusia. Organ fisik manusia adalah organ yang paling sempurna
diantara semua makhluk. Alam fisik-material manusia tersusun dari unsur tanah, air,
api dan udara. Keempat unsur tersebut adalah materi dasar yang mati.
Kehidupannya tergantung kepada susunan dan mendapat energi kehidupan yang
disebut dengan nyawa atau daya kehidupan yang merupakan vitalitas fisik manusia.
Kemampuannya sangat tergantung kepada sistem konstruksi susunan fisik-biologis,
seperti: susunan sel, kelenjar, alat pencernaan, susunan saraf sentral, urat, darah,
tulang, jantung, hati dan lain sebagainya. Jadi, aspek jismiah memiliki dua sifat dasar.
Pertama berupa bentuk konkrit berupa tubuh kasar yang tampak dan kedua bentuk
15
Slamet Wiyono, Manajemen Potensi Diri (Jakarta:PT Gramedia widyasarana, 2006), 24-25.
30 | Schemata, Volume 4, Nomor 1, Juni 2015
Musari, Urgensi Psikologi Pendidikan Islam …
abstrak berupa nyawa halus yang menjadi sarana kehidupan tubuh. Aspek abstrak
jismiah inilah yang akan mampu berinteraksi dengan aspek nafsiah dan ruhaniah
manusia.
c) Aspek nafsiah
Aspek nafsiah adalah keseluruhan kualitas insaniah yang khas dimiliki dari
manusia berupa pikiran, perasaan dan kemauan serta kebebasan. Dari aspek nafsiah
ini terdapat tiga dimensi psikis, yaitu dimensi nafsu, ‘aql, dan qalb.16
Dimensi nafsu merupakan dimensi yang memiliki sifat-sifat kebinatangan
dalam sistem psikis manusia, namun dapat diarahkan kepada kemanusiaan setelah
mendapatkan pengaruh dari dimensi lainnya, seperti ‘aql dan qalb, ruh dan fitrah.
Nafsu adalah daya-daya psikis yang memiliki dua kekuatan ganda, yaitu: daya yang
bertujuan untuk menghindarkan diri dari segala yang membahayakan dan
mencelakakan (daya al-ghadabiyah). Serta daya yang berpotensi untuk mengejar segala
yang menyenangkan (daya al-syahwaniyyah).
Dimensi akal adalah dimensi psikis manusia yang berada diantara dua dimensi
lainnya yang saling berbeda dan berlawanan, yaitu dimensi nafsu dan qalb. Nafsu
memiliki sifat kebinatangan dan qalb memiliki sifat dasar kemanusiaan dan berdaya
cita-rasa. Akal menjadi perantara diantara keduanya. Dimensi ini memiliki peranan
penting berupa fungsi pikiran yang merupakan kualitas insaniah pada diri manusia.
Dimensi qalb memiliki fungsi kognisi yang menimbulkan daya cipta seperti
berpikir, memahami, mengetahui, memperhatikan, mengingat dan melupakan.
Fungsi emosi yang menimbulkan daya rasa seperti tenang, Sayang dan fungsi konasi
yang menimbulkan daya karsa seperti berusaha.
d) Aspek ruhaniah
Aspek ruhiyah adalah keseluruhan potensi luhur (high potention) diri manusia.
Potensi luhur itu memancar dari dimensi ruh dan fitrah. Kedua dimensi ini
merupakan potensi diri manusia yang bersumber dari Allah. Aspek ruhaniyah
bersifat spiritual dan transedental. Spiritual, karena ia merupakan potensi luhur batin
manusia yang merupakan sifat dasar dalam diri manusia yang berasal dari ruh ciptaan
Allah. Bersifat transidental, karena mengatur hubungan manusia dengan yang Maha
transenden yaitu Allah. Fungsi ini muncul dari dimensi fitrah.
Dari penjabaran di atas, dapat disebutkan bahwa aspek jismiah bersifat empiris,
konkrit, indrawi, mekanistik dan determenistik. Aspek ruhaniah bersifat spiritual,
transeden, suci, bebas, tidak terikat pada hukum dan prinsip alam dan cenderung
16
Fuad Anshori,Potensi-potensi Manusia (Yogyakarta, Pustaka Pelajar,2003), 110.
Schemata, Volume 4, Nomor 1, Juni 2015 | 31
Musari, Urgensi Psikologi Pendidikan Islam …
kepada kebaikan. Aspek nafsiah berada diantara keduanya dan berusaha mewadahi
kepentingan yang berbeda.
Pada hakikatnya, proses pendidikan merupakan proses aktualisasi potensi diri
manusia. Sistem proses menumbuh kembangkan potensi diri itu telah ditawarkan
secara sempurna dalam sistem ajaran Islam, ini yang pada akhirnya menyebabkan
manusia dapat menjalankan tugas yang telah dibebankan Allah.
Kontribusi Psikologi Pendidikan Islam dalam Pendidikan
Dari berbagai uraian dapat menunjukkan bahwa Kontribusi yang diperoleh
dalam Pendidikan Islam terhadap pendidikan setidaknya dapat membahas 9
kontribusi kaitannya dengan pendidikan. Yang dimaksudkan adalah sebagai
penjelasan berikut.
a) Fungsi Psikologi Pendidikan dalam Pendidikan
Secara kodrati manusia selalu ingin mendidik keturunannya, hal ini
menunjukkan bahwa masalah pendidikan adalah masalah manusia sejak manusia itu
ada berada dalam kehidupannya. Hal ini bisa dilampaui dengan efektif dan efesian
bila pendidik memahami keadaan anak didiknya, untuk sampai pada tujuan ini antara
lain perlu mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak sejak lahir bahkan
sejak masa konsepsi dan seterusnya.
Peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi dalam tiap tiap fase serta factor yang
menunjang dan menghambat, potensi potensi dasar yang dimiliki anak serta
intelegensi dan bakat, sifat-sifat serta cirri-ciri kepribadian anak. Selanjutnya juga
perlu mengetahui cara cara yang tepat dan jitu untuk melayani mereka, maka sudah
barang tentu harus memahami hal hal yang berhubungan dengan masalah belajar
dan mengajar dan segala variasi serta modelnya,. Inilah sebenarnya fungsi psikologi
pendidikan lebih-lebih psikologi pendidikan Islam dalam pendidikan agar dapat
mengatasi segala macam masalah yang terjadi pada diri peserta didik. Psikologi
pendidikan dapat membantu para Guru dan calon guru dalam memahami proses
dan masalah kependidikan serta mengatasi masalah tersebut dengan baik, 17 Dengan
memahami psikologi pendidikan, seorang guru melalui pertimbangan -pertimbangan
psikologisnya diharapkan dapat:
b) Merumuskan Tujuan Pembelajaran Secara Tepat.
Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru akan
dapat lebih tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki
17.
Mustaqim, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008),. 4-5.
32 | Schemata, Volume 4, Nomor 1, Juni 2015
Musari, Urgensi Psikologi Pendidikan Islam …
sebagai tujuan pembelajaran. Misalnya, dengan berusaha mengaplikasikan pemikiran
Bloom “18”tentang taksonomi perilaku individu dan mengaitkannya dengan teoriteori perkembangan individu.
c) Memilih Strategi atau Metode Pembelajaran yang sesuai.
Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru
dapat menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan
mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu “ 19”, jenis belajar
dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami peserta didik.
d) Memberikan Bimbingan atau Bahkan Memberikan Konseling.”20”
Tugas dan peran guru, di samping melaksanakan pembelajaran, juga
diharapkan dapat membimbing para siswanya. Dengan memahami psikologi
pendidikan, tentunya diharapkan guru dapat memberikan bantuan psikologis secara
tepat dan benar, melalui proses hubungan interpersonal yang penuh kehangatan dan
keakraban. Sebagai guru memiliki beban dan tanggung jawab terhadap
perkembangan dan pertumbuhan peserta didik. Baikperkembangan rohani maupun
pertumbuhan fisik. Khususnya dalam perkembangan guru memiliki peranan dalam
memberikan layanan orientasi dan informasi kepada peserta didik. Demikian pula,
guru mendata berbagai kelemahan dan kekurangn yang lalai dari peserta didik. Hal
ini semata-mata demiperkembangan peserta didik yang optimal dan disesuaikan
dengan nilai-nilai agamyang dinanutnya. Bagi peserta didik penganut Islamtentunya
nilai-nilai ke Islaman sangat di depankan dalam membantu memecahkan
masalahnya.
e) Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik.
Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang
dimiliki siswa, seperti bakat, kecerdasan dan minat.Sedangkan memotivasi dapat
diartikan berupaya memberikan dorongan kepada siswa untuk melakukan perbuatan
tertentu, khususnya perbuatan belajar. Tanpa pemahaman psikologi pendidikan yang
memadai, tampaknya guru akan mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya
sebagai fasilitator maupun motivator belajar siswanya.
Hamzah B.Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran (Jakarta:BumiAksara,2006),13-15
Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), 39-47.
20 Samuel T. Gladding, Konseling Profesi yang Menyeluruh (Jakarta: PT Indek , 2012), 179-207.
18
19
Schemata, Volume 4, Nomor 1, Juni 2015 | 33
Musari, Urgensi Psikologi Pendidikan Islam …
f) Menciptakan iklim belajar yang kondusif.
Efektivitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif.
Guru dengan pemahaman psikologi pendidikan yang memadai memungkinkan
untuk dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas,
sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan.
g) Berinteraksi secara tepat dengan siswanya.
Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk
terwujudnya interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi
sosok yang menyenangkan di hadapan siswanya.
h) Menilai hasil pembelajaran yang adil.
Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan dapat mambantu guru dalam
mengembangkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis
penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil
penilaian.
i) Aplikasi Teori Psikologi Pendidikan dalam Pendidikan
Salah satu tokoh Psikologi Pendidikan Willem James mengatakan bahwa
eksprimen psikologi di laboratorium sering kali tidak menjelaskan kepada kita
bagaimana cara mengajar anak secara efektif. Dia menegaskan pentingnya
mempelajari proses belajar mengajar di kelas guna untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Salah satu rekomendasinya adalah mulailah mengajar dari titik yang
sedikit lebih tinggi di atas tingkat pengetahuan dan pemahaman anak dengan tujuan
memperluas cakrawala pemikiran anak.
Kemudian Jhon Dewey tokoh yang berperan besar dalam membentuk
psikologi pendidikan, dia menjadi motor penggerak untuk mengaplikasikan psikologi
ditingkat praktis. Dewey membangun laboratorium psikologi pendidikan pertama di
AS, tepatnya di Universitas Chicago pada tahun 1894. Kemudian di Colombia
University dia melanjutkan karya inovatifnya tersebut. Kita banyak mendapat ide
penting dari Jhon dewey.
Pertama, dari dewey kita mendapatkan pandangan tentang anak sebagai
pembelajar aktif (actife learn) sebelum Dewey mengemukakan pandangan ini ada
keyakinan bahwa anak anak mestinya duduk diam dikursi mereka dan
mendengarkan pelajaran secara fasif dan sopan. Sebaliknya Dewey percaya bahwa
34 | Schemata, Volume 4, Nomor 1, Juni 2015
Musari, Urgensi Psikologi Pendidikan Islam …
anak anak akan belajar dengan lebih baik jika mereka aktif. Keaktifan bagain dari
kunci awal keberhasilan peserta didik
Kedua, dari Dewey kita mendapatkan ide bahwa pendidikan seharusnya di
fokuskan pada anak secara keseluruhan dan memperkuat kemampuan anak untuk
beradaptasi dengan lingkungannya. Dewey percaya bahwa anak anak seharusnya
tidak hanya pelajaran akademik saja, akan tetapi juga harus diajari cara untuk berfikir
dan beradaptasi dengan lingkungan di luar sekolah. Dia secara khusus berpendapat
bahwa anak-anak harus belajar agar mampu memecahkan masalah secara reflektif.
Ketiga, dari dewey kita mendapatkan bahwa gagasan bahwa semua anak berhak
mendapatkan pendidikan yang selayaknya. Cita-cita demokratis ini pada masa
pertengahan abad ke-19 belum muncul, sebab saat itu pendidikan hanya di berikan
pada sebagian anak kecil saja.Terutama anak-anak yang berasal dari keluarga yang
kaya. Dewey adalah salah seorang psikolog yang sangat berpengaruh khususnya
pendidikan yang layak bagi semua anak tanpa membedakan status dan asal usul
keluarga. Laki-laki ataupun perempuan dari semua lapisan sosial ekonomi dan etnis.
Ahlilian menyebutkan bahwa, kemudian Thorndike memberikan banyak
perhatian pada penilaian dan pengukuran21 dan perbaikan dasar dasar belajar secara
ilmiah. Thorndike mengajukan gagasan bahwa psikologi pendidikan harus punya
basis ilmiah dam mesti fokus ada pengukuran. 22Dengan penilaian dan pengukuran
sebagai indikator untuk mengetahui keberhasilan dalam belajar.
Arthur W. Combs mengatakan Belajar akan terjadi bila mempunyai arti bagi
individu. Guru tidak dapat melaksanakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan
dengan kehidupan mereka. Anak tidak bisa matematika atau sejarah bukan karena
mereka bodoh akan tetapi karena enggan dan terpaksa dan merasa sebenarnya tidak
ada alasan penting bagi mereka untuk mempelajarinya. Untuk itu, guru harus
memahami priaku peserta didik dengan mencoba memahami dunia persepsi peserta
didik tersebut sehingga apabila ingin merubah prilakunya, seorang guru mesti
berusaha merubah keyakinan atau pandangan peserta didik yang ada. Perilaku
internal membedakan seeorang dengan yang lain.
Combs berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan
berasumsi bahwa peserta didik mau belajar apabila materi pelajarannya disusun dan
disajikan bagaimana mestinya. Padahal arti tidaklah menyatu pada materi pelajaran
itu, sehingga yang penting adalah bagaimana membawa peserta didik atau peserta
21Suke Silverius, Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik (Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia, 1982), 4-5.
22 Jhon, W. Santrock, Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua, (Jakarta: Kencana, 2008), 4-5
Schemata, Volume 4, Nomor 1, Juni 2015 | 35
Musari, Urgensi Psikologi Pendidikan Islam …
didik untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan
menghubungkannya dengan kehidupannya nanti.
Ramayulis, menyebutkan kebutuhan pokok sekunder ada 6 sebagaimana
disebutkan oleh Abraham Maslow“23”berpendapat bahwa pemenuhan kebutuhan
berpengaruh sekali terhadap upaya memahami motivasi manusia. Sebagian dari
teorinya yang penting didasarkan atas asumsi bahwa dalam diri manusia terdapat
dorongan positif untuk tumbuh dan kekuatan kekuatan yang melawan atau
menghalangi pertumbuhan.24
Maslow mengatakan bahwa manusia memiliki hierarki kebutuhan yang di
mulai dri kebutuhan jasmaniah yang paling asasi sampai dengan kebutuhan tertinggi
yakni kebutuhan estetis. Kebutuhan jasmaniah seperti makan, minum, tidur dan sex
menuntut sekali untuk di puaskan. Apabila kebutuhan ini terpuaskan maka
muncullah kebutuhan keamanan seperti kebutuhan kesehatan dan kebutuhan
terhindar dari bahaya dan bencana.
Berikutnya adalah kebutuhan untuk memiliki cinta kasih seperti dorongan
untuk memiliki kawan dan keluarga, kebutuhan untuk menjadi anggota kelompok
dan sebagainya. Ketidak mampuan untuk memenuhi kebutuhan ini dapat
mendorong seseorang untuk berbuat lain untuk memperoleh pengakuan dan
perhatian, misalnya dia menggunakan prestasi sebagai pengganti cinta kasih.
Berikutnya adalah kebutuhan harga diri yaitu kebutuhan untuk di hargai, di hormati
dan di percaya orang lain.
Penutup
Psikologi pendidikan ialah suatu studi yang sistematis tentang proses dan cara
terkait engan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia. Psikologi
Pendidikan dapat di pandang sebagai ilmu pengetahuan praktis yang berguna untuk
menjelaskan atau menerangkan belajar sesuai dengan prinsip-prinsip yang di
tetapkan secara ilmiah dan fakta-fakta seputar tingkah laku manusia. Psikologi
Pendidikan ialah Ilmu yang mempelajari pra syarat (fator-faktor) bagi pelajar di
sekolah, berbagai jenis belajar dan fase- fase dalam semua proses belajar.
Psikologi Islam merupakan sebuah aliran baru dalam dunia psikologi yang
mendasarkan seluruh bangunan teori-teori dan konsep-konsepnya kepada nilai-nilai
ke-Islaman. Islam sebagai subjek dan objek kajian dalam ilmu pengetahuan, harus
Ramayulis, Pengantar Psikologi Agama (Jakarta: KalamMulia, 2002.), 39-41.
s. dkk. Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Yogyakarta, 1993, 23.
23
24.Rumini,
36 | Schemata, Volume 4, Nomor 1, Juni 2015
Musari, Urgensi Psikologi Pendidikan Islam …
dibedakan kepada tiga bentuk: Islam sebagai ajaran, Islam sebagai pemahaman, dan
pemikiran serta Islam sebagai praktek atau pengamalan.
Secara sederhana, jika ada sebuah pertanyaan mengapa psikologi pendidikan
menjadi sangat penting untuk difahami dan diterapkan oleh guru pada saat
memfasilitasi proses pembelajarannya. Maka yang menjadi jawabannya adalah bahwa
seorang guru sama halnya dengan seorang dokter yang tidak cukup hanya
mengetahui gejala penyakit dan obat yang diperlukan saja, akan tetapi ia juga harus
mengetahui susunan anggota tubuh serta fungsinya. Demikian pula halnya, seorang
guru yang ingin memperbaiki atau menumbuhkan kemampuan khusus pada murid
harus mengetahui pikiran murid, mengetahui susunan kecerdasannya, caranya
menangkap pengetahuan dan keterampilannya.
Dalam psikologi pendidikan pada umumnya dan psikologi pendidikan Islam
pada khususnya sangatlah penting untuk difahami dan diterapkan oleh guru. Adapun
manfaat memahami psikologi pendidikan bagi seorang guru ialah dapat membantu
memecahkan persoalan pendidikan serta dapat mengetahui perbedaan kharakteristik
dan pola pikir para peserta didik. Ruang lingkup Psikologi Pendidikan mencakup 16
Topik bahasan: Pengetahuan tentang psikologi pendidikan (the science of educational
psikology), Hereditas atau karakteristik pembawaan sejak lahir (heredity), Ligkungan
yang bersifat fisik (Physical Structure), Perkembangan siswa (Growth), Proses-proses
tingkah laku (Behavior Process), Hakikat dan ruang lingkup belajar (nature and scope of
learning), Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar (Factors that condition learning,
Hukum-hukum dan teori-teori belajar (Lows and theories learning, Pengukuran, yakni
prinsip-prinsip dan batasan-batasan pengukuran evaluasi (Measurement: basic principles
and definitions, Transfer belajar meliputi mata pelajaran (transfer of learning: sunjec matters,
Sudut-sudut pandang praktis mengenai pengukuran (Pratical aspects of measurements,
Ilmu statistic dasar (element of statistic, Kasehatan rohani (mental hygiene), Pendidikan
membentuk watak (Character education), Pengetahuan psikologi tentang pelajaran
sekolah menengah (Psychologyof secondary school subjects), Pengetahuan psikologi tentang
mata pelajaran sekolah dasar (phychologyop secondary school subject.
Adapun Fungsi Psikologi Pendidikan dalam pendidikan dapat mengetahui
gejala-gejala yang di timbulkan oleh peserta dalam proses belajar mengajar, dan
mampu untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi pada diri peserta. Aplikasi
teori Psikologi Pendidikan dalam pengajaran yang paling penting adalah
menanamkan penalaran anak. Melakukan studi belajar mengajar secara ilmiah dan
harus fokus pada penalaran.
Seorang guru harus memahami situasi anak, dimana ia tumbuh dan
berkembang, bagaimana situasi lingkungan disekitarnya, bagaimana ekonomi
Schemata, Volume 4, Nomor 1, Juni 2015 | 37
Musari, Urgensi Psikologi Pendidikan Islam …
keluarganya, dan juga bagaimana aktifitas orang tuanya, tentu ini sangat berpengaruh
dalam kehidupan kepribadian anak. Para pakar psikologi pada awalnya melakukan
percobaan untuk membuat sebuah pendekatan pada binatang, seperti kucing
maupun anjing. Setelah itu baru mereka melahirkan teori-teori yang di dalamnya
stimulus dan respon. Hlini terjadinya prubahan perilaku untuk perkembangan
peserta didik ke arah lebih berkembang terusdengan adanya laju pendidikan,
pengalaman,dan nilai-nilai yang ianutnya.
Daftar Pustaka
Achmadi. Ideologi Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
Ansori, Fuad. Potensi-Potensi Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.
Ahmad, Abu dan Supriono, Widodo. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 1991.
Alice Crow, L.D.. Craw. Education Psycology. New York: American Book
Company, 1985.
Bruno. Frank.J. Kamus Istilah Kunci Psikologi. Yogyakarta: Kanisius, 1984.
Daradjat, Zakiah. Psikterapi Islami. Jakarta: Bulan Bintang, 2002.
Gladding, Samuel T.. Konseling Profesi yang Menyeluruh. Jakarta: PT Indek, 2012.
Gunarsa, Singgih, D.. Psikologi Praktis, Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta: Gunung
Mulia, 1995.
Jalaluddin. Psikologi Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009.
Mustaqim. Psikologi Pendidikan. Semarang: Pustaka Pelajar, 2008.
Poedjowiyatno. Etika Filsafat Tingkah Laku.Jakarta: Reneka Cipta, 1996.
Ramayulis. Pengantar Psikologi Agama. Jakarta: KalamMulia, 2002.
Rumini,dkk.. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Yogyakarta, 1993.
Santrock. Jhon. W.. Psikologi Pendidikan, Edisi Kkedua. Jakarta: Kencana. 2008.
Santrock, Jhon. W.. Psikologi Pendidikan (Terj), Jakarta: Prenada Media Group, 2007.
Sarwono, Sarlito W.. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: RajagrafindoPersada, 2009.
Silvernus, Suke. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia, 1982.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosda Karya,
2010.
Surya, Brata, Sumardi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grafisindo Persada, 2008.
Surya, Mohammad. Psikologi Guru Konsep dan Aplikasi. Bandung: Alfebeta, 2013.
Uno,B.Hamzah. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara,
2006.
38 | Schemata, Volume 4, Nomor 1, Juni 2015
Musari, Urgensi Psikologi Pendidikan Islam …
Wetherington, H.C. Eduation Psychology, Terj.M. Bukhari. Jakarta: Aksara Baru, 1982.
Winkel, W.S.. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia, 1983.
Wiyono, Slamet. Manajemen Potensi Diri. Jakarta:PT Gramedia widyasarana, 2006.
Schemata, Volume 4, Nomor 1, Juni 2015 | 39
Download