2 membran sintesis dibuat sesuai dengan kebutuhan dan disesuaikan dengan sifat membran alami. Bahan yang dapat dijadikan sebagai pembuat membran organik sintetis antara lain yaitu polisulfon, selulosa asetat, polikarbonat, polipropilen, polietilen, poliamida, dan nilon.7 2.2. Selulosa Asetat Selulosa asetat merupakan salah satu turunan selulosa yang dibuat dengan mengganti gugus hidroksil (-OH) selulosa dengan gugus asetil berbentuk padatan putih, tak beracun, tak berasa, dan tak berbau.8Pembuatan selulosa asetat dapat dilakukan dengan mereaksikan selulosa dengan anhídrida asetat menggunakan katalis H2SO4.6 Selulosa dan turunannya dapat digunakan sebagai bahan baku pembuat membran mikrofiltrasi, ultrafiltrasi, reverse osmosis, gas separation dan dialisis. Selulosa asetat merupakan polimer penting sebagai pembuat membran. Membran selulosa asetat ini telah dikembangkan oleh Loeb-Sourirajan sekitar tahun 1950.9 Keunggulan membran selulosa asetat dibanding dengan membran sintesis lain adalah membran ini banyak tersedia, murah, dan tidak cenderung bermasalah terhadap penyerapan.10Namun membran selulosa asetat memiliki kuat tarik dan kuat tekan yang rendah. Untuk meningkatkan kuat tarik dan kuat tekan membran selulosa asetat diperlukan doping atau pelapisan dengan bahan lain.Struktur dari selulosa asetat terdapat pada Gambar 1.11 Gambar 1. Struktur Selulosa Asetat.11 2.3. Titanium dioksida(TiO2) TiO2 merupakan kristal yang berwarna putih yang indeks biasnya sangat tinggi, titik lebur 18550C dan tersusun atas ion Ti4+ dan O2dalam konfigurasi oktahedron.12Dalam bentuk kristal, TiO2 memiliki tiga struktur yaitu rutile, anatase, dan brookyte(Gambar 2).13Rutile dan anatase mempunyai struktur tetragonal dengan tetapan kisi kristal dan sifat fisika yang berbeda. Struktur rutile lebih stabil pada suhu tinggi sedangkan anatase stabil pada suhu rendah.Brookite merupakan jenis Kristal yang paling sulit diamati karena sifatnya yang tidak mudah dimurnikan.14 (a) (b) (c) Gambar 2. Struktur kristal TiO2 a. kristal rutile b. kristal anatase.c. Kristal brookite.13 Penambahan TiO2 pada membran sintesis dapat meningkatkan sifat fisik membran sehingga membran tidak mudah terdekomposisi dan meningkatkan hidropilitas membran sehingga fluks meningkat.14 2.4. Teknik Pembuatan Membran Pembuatan membran dapat dilakukan dengan beberapa teknik, yaitu dengan teknik sintering, stretching, track-etching, pembalikan fasa, dan leaching.Pada pembalikan fasa, polimer diubah secara terkendali dari fasa cair ke fasa padat.Dengan mengendalikan tahap awal transisi fasa maka morfologi membran dapat diatur, begitu juga dengan porinya.Teknik pembalikan fasa meliputi pengendapan dengan penguapan pelarut, pengendapan dari fasa uap, pengendapan dengan penguapan terkontrol, pengendapan termal dan pengendapan dengan perendaman (pembalikan fasa rendamendap).15 Pada teknik pembalikan fasa rendamendap, membran dibuat dengancara melarutkan suatu polimer dalam pelarut yang sesuai sehingga diperoleh larutan yang homogen. Kemudian dilakukan sonikasi agar larutan menjadi lebih homogen. Selanjutnya dibuat lapisan tipis dari larutan tersebut kemudian dikoagulasikan di dalam aquades sehingga terbentuk membran. Pemilihan teknik pembuatan membran sanga tmenentukan struktur membran yang dihasilkan.15 3 2.5. Fluks Air Fluks merupakan jumlah volum permeat (hasil pemisahan) yang melewati satu satuan luas membran dalam satuan waktu tertentu.16 ………………… (1) J = fluks (ml/cm2menit) V = volume hasil pemisahan yang tertampung (ml) A = luas membran yang dilalui (cm2) t = selang waktu pengukuran(menit) Salah satu faktor yang menyebabkan keterbatasan penggunaan membran berpori adalah fouling. Fouling adalah perubahan yang bersifat irreversible yang disebabkan oleh interaksi secara fisik dan kimiawi antara membran dan partikel yang terdapat dalam proses pemisahan. foulingmengakibatkan penurunan fluks permeat dan perubahan selektivitas pada membran. Perubahan ini dapat berlangsung selama proses pemisahan dan membutuhkan penanganan yang serius, termasuk penggantian membran.17 Sistem pemisahan membran yang paling sederhana yaitu sistem dead-end dan crossflow. Pada sistem dead-end , arah aliran tegak lurus terhadap membran. Sistem ini mempunyai kelemahan yaitu cenderung mengakibatkan fouling yang sangat tinggi karena terbentuknya cake di permukaan membran pada sisi umpan.Pada sistem crossflow, umpan dialirkan dengan arah aksial (sejajar) dengan permukaan membran. Aliran seperti itu menyebabkan pembentukan cakesangat lambat karena tersapu oleh gaya geser yang disebabkan oleh aliran cross-flow umpan. Pada aplikasi bidang industri, operasi secaracross-flow lebih disukai.Kedua sistem tersebut dapat ditunjukkan pada Gambar 3.4 2.6. Sifat Mekanik Membran Uji tekan, uji tarik dan uji getar merupakan bagian dari uji mekanik dari suatu material. Uji mekanik suatu bahan harus diketahui khususnya bagi bahan yang dalam penggunaanya akan mengalami pergesekan.18 Uji tekan dilakukan untuk mengetahui kemampuan membran menahan beban. Kuat tekan (compression strength) adalah besarnya gaya tekan (newton) per satuan luas penampang benda (mm2) sampai membran putus.Pengukuran kuat tekandilakukan seperti Gambar 4. Membran dijepit pada kedua sisi dan ditekan tepat pada tengah-tengah membran dengan alat yang memiliki ujung yang tumpul. Gambar 4. Skema kuat tekan membran Persamaan untuk kuat tekan adalah : KN = FNmax/ A0 ………………… (2) Keterangan : KN= Kuat tekan (N/ mm2) FNmax=Gaya maksimum yang tegakluruspermukaan (newton) A0= Luas penampang membran yang ditekan (mm2) Uji tarik (tensile test) digunakan untuk mengetahui elastisitas membran. Membran dijepit dan dihubungkan dengan sensor gaya yang terhubung dengan komputer. Skema uji tarik terlihat pada Gambar 5. Gambar 5. Skema uji tarik (a) (b) Gambar 3. Skema modul alirandead-end (a) dan cross-flow (b) pada proses filtrasi dengan membran. Kuat tarik didefinisikan sebagai besarnya gaya tarik maksimum (newton) dalam satuan luas penampang benda (mm2). Persamaan untuk kuat tarik adalah : KT = FTmax/ A0 ………………….. (3)