PENGUJIAN NILAI SPESIFITAS DAN SENSITIVITAS HASIL

advertisement
wijaya kusuma, Volume I, Nomor 1, Januari 2007, 23-30
PENGUJIAN NILAI SPESIFITAS DAN SENSITIVITAS HASIL PEMERIKSAAN METODE
AGLUTINASI TERHADAP ELISA DALAM PEMERIKSAAN ANTIBODI IG G TOXOPLASMA
PADA WANITA HAMIL DI PUSKESMAS PEGIRIKAN SURABAYA
Oleh :
Ayling Sanjaya
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Suranaya
Abstrak
Berdasar hasil penelitian yang dilakukan pada 100 responden yaitu wanita hamil di PKM Pegirikan
Surabaya dengan m,enggunakan Plasmatec Latex Agglutination (LA) maka didapatkan 14% seropositif IgG
terhadap Toxoplasma gondii (T.gondii) dan 37% seropositif IgG T.gondii dengan uji ELISA (TOXOLISA).
Kemudian dilakukan pengukuran nilai uji diagnostic dalam hal sensitivitas Plasmatec LA terhadap Toxolisa IgG
ELISA sebesar 32,4% dan spesifisitas plasmatic LA terhadap Toxolisa IgG ELISA sebesar 96,8%. Sedangkan
sensitifitas Toxolisa IgG ELISA sebesar 98,3 % dengan spesifisitas sebesar 99,2 %. Melihat dari hasil yang ada
maka dapat dilihat bahwa Toxolisa IgG ELISA memiliki nilai uji diagnostic yang lebih tinggi dari pada plasmatec
LA dan dapat dipertimbangkan sebagai sarana skrining maupun diagnostic toksoplasmosis.
Kata Kunci : Toxoplasma gondii, wanita hamil , plasmatec LA, Toxolisa IgG ELISA
PENDAHULUAN
Toxoplasma
gondii
(T.gondii)
merupakan
protozoa yang bersifat intraseluler oblogat.
Protozoa bersel satu ini termasuk didalam
Phylum Apicomplkexa, Familia Sarcocystidae,
Genus Toxoplasma. Toxoplasma adalah penyakit
yang disebabkan oleh protozoa T gondii yang
dapaty menyebabkan morbiditas dan mortalitas
baik pada manusia maupun pada binatang.
Infeksi oleh T Gondii ini sering bersifat keonis
dan asimtomatis dan menyebar diseluruh dunia.
(Chai, 1997 ; Singh, 2003) Toxoplasmagondii
pertama kali ditemukan pada binatang pengerat
yaitu Ctenodactylus gundii di laboratorium di
Tunisia dan pada seekor kelinci di laboratorium
di Brazil ( Gandahusada, 1998 )
Toxoplasmosis merupakan suatu penyakit
zoonosis yang menjangkiti penduduk hamper
seluruh dunia. Hospes difinitifnya adalah kucing.
Sifat kosmopolit penyakit ini ditunjukkan dengan
ditemukannya penyakit ini diberbagai Negara
diseluruh dunia, termasuk Indonesia. (Gandahuada, 1990 )
Prevalensi toksoplasmosis pada manusia pada
umumnya
dinyatakan
atas
dasar
hasil
pemeriksaan serologis. Prevalensi toksoplasmosis
pada beberapa Negara di dunia seperti di
Amerika Serikat dilaporkan 5-30 % penderita
umur 10-19 tahun dan 10-67 % pada
kelompok umur diatas 50 tahun. Di Inggris
dilaporkan berkisar antara 30 %, bahkan
prevalensi toksoplasmosis di Paris mencapai 87
% karena kebiasaan kulinarinya (Rampengan,
1993 ; Jawetz, 1996). Namun prevalensi
toksoplasmosis di Jepang yang memiliki
kebiasaan makan daging tidak matang berkisar
20% (Thulliez. 2001)
Prevalensi
toksoplasmosis
di
Indonesia
berdasar hasil suevei serologi pada manusia
bervariasi antara 2-63%, sedangkan pada
binatang
di
Indonesia
prevalensi
toksoplasmosis pada kucing 35-75%, pada
babi 11-36%, pada kambing 11-61%, pada
anjing 75% dan pada ternak lain kurang dari
10%.
Prevalensi
toksoplasmosis
pada
penduduk Jakarta menunjukkan angka ratarata 70% (Gandahusada, 1998, Teratawa,
2003)
Prevalensi toksoplasmosis pada wanita hamil
dibeberapa Negara seperti di Perancis berkisar
54,3% (Mc Cabe,1995) dan Brasil 65,8%
(Thulliez, 2001) di Indonesia, toksoplasmosis
pada wanita hamil di RS Cipto,mangunkusumo
Jakarta sebanyak 14,3% (Sayogo,1980), RS
Sardjito
Yokjakarta
sebanyak
20,8%
(Pranoto,1984) RSU Saiful Anwar sebanyak
wijaya kusuma, Volume I, Nomor 1, Januari 2007, 23-30
18,7% (Sardjono,1988), RSU Dr. Sutomo
Surabaya
sebanyak
33%
seropositif
(Dachlan,1999) Penelitian diwilayah Semampir
Surabaya terdapat 64% wanita hamil yang
seropositif (Basuki 1998).
Prevalensi toksoplasmosis congenital dibeberapa
Negara di dunia seperti di Belanda terdapat 6,5
dari 1000 kelahiran hidup, Paris terdapat 3 dari
1000 kelahiran hidup dan Vienna terdapat 6-7
dari 1000 kelahiran hidup (Gandahusada, 2000)
Prevalensi IgG terhadap T. gondii positif pada
wanita yang mengalami kegagalan kahamilan
dalam bentuk abortus spontan di RSU Saiful
Anwar Malang (RSAA) adalah 53,48% sedangkan
dengan igM positif berkisar 6,98% dan wanita
yang mengalami
abortus spontan tersebut
(Sarjono,2001). Pemeriksaan pada kelompok
tertentu di RSU Dr. Sutomo Surabaya pada 348
penderita dilakukan oleh Cachlan pada tahun
1997didapat titer positif IgG sebanyak 87
penderita dengan abortus inkompletus dan
sebanyal 102 penderita dengan kehamilan yang
beriwayat abortus ( Dachlan, 1994)
Manusia dapat terinfeksi T gondii melalui
makanan dan air yang mengandung kista
parasit, trnfusi darah, trnspalansi organ dan
transmisi vertical dari ibu ke anak(Feigin, 1998)
Penyakit toksoplasmosis ini dapat menimbulkan
morbiditas mortalitas yang nyata pada beberapa
keadaan tertentu misalnya infeksi congenital dan
individu dengan imunopresi seperti penderita
kanker, transpalansi organ dan AIDS (Acquired
Immune Deficiency Syndrome). Pada penderita
dengan imunosupresi, T gondii dapat menjadi
penyebab utama infeksi sistem saraf pusat dan
ensefalitis diakibatkan oleh terapi maupun proses
penyakitnya. (Soewandojo,2002)
Transmisi
vertical
merupakan
penyebab
terjadinya toksoplasmosis kongenital. Transmisi
penyakit dari ibu ke janin bergantung pula pada
usia kehamilan pada saat ibu terinfeksi (
Edwards, 2002 ) . penularan tersebut terjadi
karena T.gondii yang berada dalam sistem
sirkulasi mampu menembus barier plasenta dan
menyebar keseluruh jaringan atau organ janin (
Robert, 2000 ) . Transmisi T.gondii dari ibu pada
janin dapat mengakibatkan beberapa efek
patalogis misalnya keguguran janin (abortus),
bayi lahir mati , bayi lahir dwngan berbagai
kondisi patologis dan kecacatan , misalnya
klasifikasi intrakranial , hidrosefalus dan
retinokroiditis ( Trias klasik ) ( Holiman 1996 ;
Smith, 1999 ).
Pemeriksaan serologi saat ini merupakan
pilihan untuk diagnosis toksoplasmosis karena
relatif lebih muda dan cepat dikerjakan serta
cukup akurat namun tidak dapat mendeteksi
keberadaan
parasit
secara
langsung.
Pemeriksaan serologi untuk mendeteksi
antibodi terhadap T. gondii relative masih
mahal , namun atas pertimbangan dampak
negatif toksoplasmosis terutama toksoplamosis
kongenital terhadap kualitas generasi penerus
bangsa
Indonesia
,
maka
sangatlah
bermanfaat bila dapat dilakukan pendataan
dan
skrining
secara
serius
kejadian
toksoplasmosis terutama pada wanita hamil
mengingat resiko toksoplasmosis kongenital
serta resiko kegagalan kehamilan dan faktor –
faktor yang mempengaruhinya serata perlunya
pengembangan metode diagnosis yang cepat,
tepat dan haraga terjangkau . mengiat resiko
merugikan akibat toksiplasmosis maka sangat
diperlukan srana diagnostik yang tepat guna (
sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi ) serta
berdaya guna ( praktis dan murah )
Hal ini mendorong p[eneliti untuk mengadakan
penelitian mengetahui perbandingan hasil
pemeriksaan antara 2 metode pemeriksaan
yaitu metode pemeriksaan dengan metode
Latex Agglutination (LA) dari Toxoplasmosis
Latex ( Plasmatec laboratory product Ltd ) dan
metode
ELISA
(Enzymed
Lnked
Immunosorbent Assay) dari Kit Toxolisa IgG (
indec Diagnosis ) yang digunakan untuk
mendeteksi zat anti bodi IgB terhadap T.
gondii Pada wanita hamil.
MATERIAL DAN METODE
Penelitian dilakukan dipoli hamil puskesmas
pegirian Surabaya dari bulan april sampai
dengan juni 2006 . subyek penelitaan adalah
wanita hamil . sampel darah dikumpulkan dari
100 orang wanita hamil. Dilkukan pencatatan
pada riwayat penyakit , riwayat persalinan
wijaya kusuma, Volume I, Nomor 1, Januari 2007, 23-30
serta
perilaku
yang
beresiko
terkena
toksoplasmosis . pengukuran antibody IgB
T.gondii dilakukan dengan plasmatec LA dan
toxolisa IgB ELISA di tropical Disease Research
centre , Fakultas kedokteran Airlangga Surabaya
.
HASIL
Tabel 1
Hasil pemeriksaan antibodi IgB terhadap T.gondii
dengan
Uji Toxolisa Ig G ELISA pada wanita hamil
Di puskesmas pegirian Surabaya ( April-juni 2006 )
Pemeriksaan
dengan
Toxolisa Ig G ELISA
< 32IU/ml (negatif )
< 32IU/ml ( positif )
Total
Jumlah
( orang )
63
37
100
Persentasi
(%)
63
37
100
Pemeriksaan ELISA IgG ( Toxolisa IgG )
didapatkan hasil bahwa dari 100 wanita hamil
yang diperiksa di poli hamil PKM pegirian
Surabaya terdapat sebanyak 37 orang ( 37% )
adalah seropositif dengan dan sebanyak 63
orang ( 63% ) adalah seronegatif ( Tabel 1 ).
Tabel 2
Titer hasil pemeriksaan antibodi IgG terhadap T.
Gondii dengan uji plasmatec LA
Pada wanita hamil di PKM pegirian Surabaya ( April –
juni 2006 )
Pemeriksaan titer Ig G
(Plasmatec LA)
Jumlah
( orang )
Persentase
(%)
0 (tidak ada aglutinasi)
1:2
1:4
1:8
1 :16
1 : 32
Total
52
16
12
6
9
5
100
52
16
12
6
9
5
100
Tabel 3
Hasil pemeriksaan antibody IgG terhadap T. gondii
dengan uji plasmatiec Latex Agglutination pada
wanita hamil di puskesmas pegirian (April–juni 2006)
Pemeriksaan antibodi IgG
dengan Plasmatec LA
< 1 : 16 ( negatif )
< 1 : !6 ( positif )
TOTAL
Jumlah
( orang )
86
14
100
Persentase
(%)
86
14
100
Tabel 2 menyajikan hasil pemeriksaan hasil
pemeriksaan plasmatec LA dimana didapatkan
sebanyak 52 orang ( 52 % ) tidak didapatkan
reaksi aglutinasi sama sekali . kemudian
didapatkan titer ½ sebanyak 16 orang ( 16 %
), pada titer ¼ sebanyak 12 orang , pada titer
1/8 sebanyak 6 orang (6%)
Pada titer 1/16 sebanyak 9 orang ( 9% ) dan
pada titer 1/32 sebanyak 5 orang ( 5% ).
Tabel 3 menyajikan ringkasan data hasil
pemeriksaan antibody IgG T. gondii dengan
plasmatec Toxoplasmosis latex dan didapatkan
bahwa dari 100 orang repoden yang
mengalami seropositif ( titer >_ 1/16 )
sebanyak 86 orang (86%)
Dari hasil-hasil pemeriksaan tersebut diatas
dapatlah dibuat suatu crosstabs antara hasil
pemeriksaan Plasmatec LA dan Toxolisa IgG
ELISA sebagai berikut :
New
Test
Plasmatec
Latex
Agglutination)
+
-
Total
Reference test result
(ELISA Toxolisa IgG
+
Total
TP(a)=12 FP(b)=2
A+b=14
FN©=25
A+c=37
TN(d)=61
B+d=63
C+d=86
100
Dari crosstabulation yang ada dapat dihitung
nilai spesifitas, sensivitas dan akurasi
plasmatec lA terhadap Toxolisa IgG ELISA
dengan rumus sebagai berikut :
Rumus sensivitas m= a/(a+c)
= 12/(12+25)x100%=32,4%
Rumus spesifitas = d/(d-b)
= 61/61+2)x100%=96,8%
Akurasi = (a+d)/(a+b+c+d)
(12+61)/(12+2+25+61)x100%=73%
Dari penilaian uji plasmatec LA diatas dapat
disimpulkan bahwa uji tersebut memiliki
spesifitas 32,4%, sensivitas 96,8%, akurasi
73% terhadap tOxolisa IgG ELISA telah
diketahui dari test yang telah dilakukan oleh
Provider kid bahwa pada Toxilisa IgG ELISA
memiliki spesifitas sebesar 99,2%, sensifitas
sebesar 98,3% dan akurasi sebesar 98,9%
sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai uji
sensifitas, spesifitas dan akurali LA Plasmatec
lebih kecil dari pada nilai uji ELISA (Toxolisa)
wijaya kusuma, Volume I, Nomor 1, Januari 2007, 23-30
DISKUSI
Adanya perbedaan hasil pemeriksaan dengan
Plasmatec LA yang sero positif lebih sedikit (14
orang) dari pada ELISA (37 orang). Hal ini dapat
dijelaskan kemungkinan jumlah sample yang
terlalu sedikit, kemudian sample yang diambil
adalah pada daerah yang sama yaitu diseputar
PKM Pegirikan Surabaya, sehingga dapat
berkaitan homogenitas respon imenjenis strein T
Gondii yang hamper sama peserta urutan asam
amino yang mengkode ham,pir sama dimana
pada plasmatec ini tidak terbaca serta antiobodi
tidak spesifik dengan antigen pada Plasmatec LA
ini. Demikian pula kemungkinan pada sample
hanya didapatkan parasitenia yang rendah yang
tercermin dari kisaran titer yang tidak tinggi
sehingga jumlah antigen beredar hanya sedikit
untuk membentuk ikatan antigen antibody dan
agrotinasi (lattice formation). Oleh karena
sample yang diambil pada daerah yang sama
maka sifat yang sama pada semua hasil
pemeriksaan dengan polasmatec LA.
Namun sesuai dengan pernyataan Grant (1978)
bahwa elisa dapat mendeteksi bermacam jenis
antigen dalam serum sample karena tidak
bergantung pada reaksi agluginasi dan formasi
namun reaksi antigen antibody ini dilaber dengan
enzim dan ditandai dengan substrat kemudian
dilakukan pengukuran secara fotoimetrik atau
kuantitatif sehingga dapat difahami bahwa
Toxolisa IgG ELISA dapat mendeteksi lebvel lebih
banyak pada sample penelitian ini.
Yang perlu lebih jauh adalah bahwa dari jumlah
sample 100 orang, 14 positif dengan LA dan 37
dengan positif ELISA berarti ada 23 sampel yang
mengalami fase negative dari LA.
Hal ini
membuktikan Grant (1978) bahwa ELISA dapat
mengeliminasi hasil negative palsu.
Mencermati hasil penelitian spesifitas dan
sensivitas dari masing-masing pemeriksaan maka
didapatkan bahwa spesifitas plasmatec LA
sebesar 96,8% yang tergolong sangat tinggi
sedangklan sensivitasnya 96,8% yang sangat
rendah. Baldock (1995) : Uji-uji yang memberi
hasil kuantitatif seperti titer akan terdapat
hubungan terbalik antara sensifitas dan
spesivitas G De’Ath (1995) mengemukakan
sensifitas adalah proporsi individu sakit didalam
suatu populasi yang menunjukkan hasil positif
ataau kjemampuan jenis pemeriksa dalam
menemukan
anggta
masyarakat
yang
menderita penyakit.
Prinsip LA : Ikatan
antibody antigen memerlukan jumlah dan
konsentrasi yang equivalent untuk membentuk
lactise formation / klapping (Aglutinasi).
Kemungkinan responden low parasitenia
sehingga kurang dlam membentuk aglutinasi.
Kemungkinan pula dari segi alat dan reagen
yang digunakan misalnya kualitas dan
kuantitas latex dan daya penempelkannya.
Juga dapat dipertimbangkan kemungkinan
inkubasi serum sample yang tidak optimum,
suhu dan lama penyimpanan yang tidak sesuai,
jumlah aktifitas antigen terikatanm dengan
antibody yang tidak equivalent, serta keadaan
lingkungan seperti Ph, konsentrasi protein yang
tidak sesuai.
Hal-hal tersebut dapat
mempengaruhi hasil test dan kemungkinan
dpat menjadi suatu alasan rendahnya hasil
sensifitas
pada
sample
ini,
dengan
pemeriksaan plasmatec LA pada penelitian ini.
Spesifikasi LA sangat tinggi 96,8 %
kemungkinan
responden
didaerah
yang
berisiko tinggi terpapar dalam T. gondii
sehingga sebagian besar dari mereka pernah
terpapar sehingga masih memiliki memori sel
dan terutama karena IgG dapat bertahan
bertahun-tahun lamanya sejak terjadi infeksi
bila dipandang dari suduk sensifitas dan
spesifitas , maka toxolisa IgG ELISA dipandang
dapat digunakan untuk skrening dan diaknosis
toxoplasmosis namun sebaiknya dilakukan tes
ulang sebagai konfirmasi perbedaan hasil test
antara ELISA denga LA baik dengan Plasmatc
LA maupun dengan nonm Plasmatec LA, oleh
karena dapat terjadi banyak kesalahan dalam
penelitian ini baik dari sudut sample serum,
alat dan reagen, maupun teknis pelaksana.
DAFTRA PUSTAKA
SK 2000
Cellular and Modelur
Immunologi, Philadelphia:WB Saunders
Company Hal 48-52
Abbas SK,
Lichtman AH 2003, Cellular and
Molecular
immunology,
Saunders
Publishing Page 193b.
Abbas
wijaya kusuma, Volume I, Nomor 1, Januari 2007, 23-30
Abbas SK, Lichtman AH. Pober JS, 1997, Cytokines :
Cellular and Molecular Immunology 3 rd
Edition Philadelphia: WB Saunders Company.
Hal 250-276
Anggaini R, 2002 Uji DOT EIA Tifoid dengan
Antigen OMP Salmonella thypoid tipe
FAGA local sebagai penunjang diagnosis
deman tifoid, Tesis Program S2 Pascasarjana
UNAIR
Azwar A, 1988. Pengantar Epideminologi Esisi
pertama, Jakarta. Binarupa Alksara Hal
50,51,64
Basuki S, Safriah A, Dachlan EG, Dachlan YP,
Wirjatmadi b, Uga S, Rai SK, 1996. Prevalence
of Toxoplasma antibody among pregnant
womwn in Semampir District Surabaya
Indonesia.
Burges GW, Prinsip Dasar ELISA dan variasi
konfigurasinya dalam teknologi ELISA
dalam diagnosis dan penelitian. Gajahmada
University Press, Hal 50-67
Bottone EJ .1991. Diagnosis of Acute Pulmonary
Toxoplasmosis by Visualization of invasive
and intracellular tachyzoites in Giemsa
stained Smears of bronchoalveolar lavage
Fluid. Journal of Microbiology. 29 (11) : 26262627
CDC.
2005.
Laboratory
Identification
of
Parasites Of public Health Concern :
toxoplasmosis gondii. Dalam www.cdc.gov
( tanggal akses 1 september 2005 pukul 10.00 )
Chai. 1997 . Experimental Infection of Murine
Splenic Lymphocytes and Granulocytes
with Toxoplasma gondii RH Tachyzoites.
Korean j Parasitol. 35 (2) : 79-85
Cornain S .1990. aspek imulogi dan pendekatan
imunoterapi peda infeksi Toxoplasma dari
kumpulan
makalah
symposium
tiksoplasmosis, editor gandahusaha S dan
sutanto I. falkutas kedokteran Universitas
Indonesia . hal 19-29
Cunningham .1997. Williams Obstetrics, 20th
edotion Stamford – USA : Prentice Hall
International Inc . Hal 69-93 , 95-123 , 579-605
Dachlan EG. 1999. Ig M Anti toxoplasma janin
dalam cairan ketuban sebagai indicator
Toksiplasmosis
kongenital
serta
korelasinya dengan IgM anti Toxoplasma
Seromaternal . Naskah disertai Universitas
Airlangga Surabaya
Dachlan EG.2001. Congenital Toxoplasmosis :
Fetal Antibodies Production in Amniotic
Fluid . Majalah Kedokteran Tropis Indonesia 12
(1) : 33-40
De Ath G .1995. Sensitifitas dan spesifitas :
beberapa pertimbangan dan Epidemiologi
dalam tegnologi ELISA dalam diagnosis
dan penelitian . Gajah Mada Univercity
Press. Hal : 167-174
Denkers EY and Gazzineli RT .1998. Regulation
and
Function
of
T-cell
Medited
Immunity During Toxoplasma Gondii
Infection . Clin microbial Rev . 64 (11): 267299
Denny CF , Eckmann L , Reed SL .1999.
Chemokine Secretion of humas Cells in
Response
to
Toxoplasma
gondii
Infiction . Infect Immun . 67 (4) : 15471552
Derouin F , Sarfati C, Beauvais B , Iliou MC , Dehen
L , Lariviere M .1989. Laboratory Diagnosis
of Pulmonary Toxoplasmosis in Patiens
With
Acquired
Immunodeficiency
Sydrome. Journal Clinial Microbiology. 27 (7)
: 1661-1663
Dubey JP and Beattie CP .1998. Toksoplasmosis
of Animals and Man . Boca Raton : CRC
Press. Hal . 239-320
Dubey JP , Lindsay DS , Speer CA .1998.
Structures
Of
toksoplasma
gondii
Tachyzites, Bradyzoites and Sporozoites
and biology and developen of tissue. Clin
Microbiol Rev . 11 : 267-299
Dubay JP .1999. Toxoplasma gondii . dalam
www.medimicrochapter84.com ( tanggal
akses 1 september 2005 pukul 10.00 )
Edwards
.2002.
Fungal
and
protozoan
Infections . In AA Fanaroff , RJ Martin (eds)
Neonatal – perinatal medicine , Diseases of
Fetus and infant , 7th ed . St louis : Mosby.
Hal 745-755.
Feigin RD and Cherry JD .1998. Textbook of
pediatric Infectious Disease , 4 th ed .
Philadelphia : WB Saunders. Hal . 2921
Frenkel JK .1973. Toxoplasma in Around of Us .
Bioscience . 23: 343-352
Frenkel JK .1989. Toxoplasmosis in trpical
Medecine and Parasitology. Ed . By
Goldsmith R and Heyneman S . California
: Appleton & Lange . Hal 332-341
Gandausaha
S
.1990.
Toxoplasmosis
Epidemiologi
,
Patogenesis
dan
Diagnotik . kumpulan makalah symposium
toksoplasmosi
Falkultas
Kedokteran
Universitas Indonesia
Gandausaha
S.
1992.
Diagnosis
dan
Penatalaksanaan Toxoplasmosis. Maj.
Parasit . Ind. 5 (1) : 7-13
Gandausaha S .1998. Parasitologi Kedokteran ,
edisi ketiga . Jakarta : balai Penerbit Falkultas
Kedokteran Universitas Indonesia . Hal . 153161
wijaya kusuma, Volume I, Nomor 1, Januari 2007, 23-30
Gandausaha S .1999. Diagnosis laboratoris
Toxoplasma . majalah Kedokteran Indonesia.
49 (6) : 212-218
Gandausaha S .2000. Parasitologi Kedokteran.
Jakarta : Balai penerbit FKUI. Hal. 160
Grant J. 1978. Immunological Methods in
Bacterology In Handbook of Experimental
Immunology third edition. Blackwell Scientific
publication . page . 39.10 and 39.11
Handoyo I .2003. pengantar imunoasai dasar
Surabaya : Airlangga University Press.
Hayneman D , McKerrow JH .1991. parasitic
disease.
In
:
Basic
and
Clinical
Immunologi, 7th edition. Stites DP, Terr AI (
ed ) . USA : Prentice Hall Internatinal. Hal .
675-676
Hennawy M. 2005. Toksoplasmosis During
precnancy : Widespread Phobia. Dalam
www.geocities.commmhennawy ( tanggal
akses 1 september 2005 pukul 10.00 )
Hilla R .1997. The immunology of normal
pregnancy Versus That of Recurrent
Spontaneous Abortion . James Cook
Universty of North Queensland . dalam
www.capsid.jcu.au ( tanggal akses 1
september 2005 pukul 10.00 )
Hokama Y , Nakamura R.M .1982. Immunology and
Immunopathology a Basic Concept first
edition. Boston Company. Page 159, 169, 170
Holdeman N. 1998. Ocular Toxoplasmosis . Dalam
www.kfunigraz.ac.at ( tanggal akses 1
september 2005 pukul 10.00 )
Holiman RE. 1996. Toxoplasmosis. Dalam Cook,
G(Eds). Manson’s Tropical Diseases 20th .
London : ELBS-WB Saunders
Hunter CA, Subauste CS, Remington JS .1999a.
Production of IFN-y by NK Cells form
Toxoplasma gondii Infected SCID Mice :
Regulation by IL-10 , IL-12 and TNF-a Infect
Immun. 62 : 2818-2824
Hunter CA, Subauste CS , Remington JS. 1994b.
The Role of Cytokines in Toxoplasmosis.
Biotherapy. 7 (34) : 2347
Jawetz Melnick and Adelberg .1996. Mikribiologi
Kedokteran. Alih bahasa Edi Nugroho dan
RF Maulany. Jakarta : EGC
Jones J , Lopes A , Wilson M . 2003. Congenital
Toxoplasmosis. Dalam www.cdc.gov (
tanggal akses 1 september 2005 pukul 10.00 )
Karnen GB. 1991. Imunologi dasar edisi 2 jakarta :
falkutas Kedokteran Universitas Indonesia . Hal.
36-43
Kasper LH and Boothroyd JC.1993. Toxoplasma
gondii and Toxsoplasma , In : Warren KS
Immunology and Molecular Biology of Parasitic
Infetions. London : Blackwell Scientific
Publication. Hal. 269-301
Kasper LH. 1998. Toxoplasma Infection, in :
Fauci AL, Braunwald E, Isselbacher KJ, Wilson
JD, Martin JB, Kasper DL, Hause SL, Longo
DL. Harrison’s Principle of Internal Medicine
edisi 14. New York : MC Graw-Hill. Hal. 11971202
Lappalainen M & Hedman K. 2004 . Serodiagnosis
of Toxoplasmosis : The Impact of
Measurement og IgG Avidity. J. Infect Dis ;
40 (1) : 81-88
Levine
ND.1995.
Protozoologi
Veteriner.
Yogyakarta : UGM Press
Lynfield L & Guerina RG.1997. Toksoplasmosis.
Pediart Rev. 18 (3) : 75-83
Mazumber P, Chuang HYK , Wentz MW and
Wiedbrank DL. 1988. Latex Agglutination
tests for Detection of Antibodies’ to
Toxoplasma gondii. Journal of Clinikal
Microbiologi Vol 26 (11). Page 2444-2446
Mc Cabe RE and Remington JS. 1985. Toxoplasma
Gondii in Principles and practice of
Infectious dsease, 2nd ed. Canada : John
Wiley & Sons Inc. hal. 1540-1548
Mc Cabe RE and Remington JS. 1990.
Toxoplasmosis, in : Warren KS and
Mahmoud AAF. Tropical and Geographical
Medicine edition . New York : Mc Graw – hill
Information service company . hal . 309-320
Mc Cabe R, Remington JS.1995. Toksoplasmosis :
The Time Has Come. N Engl j med. 31 (8) :
313-315
Mc Kerrow J. 1997. Parasitic desease, IN : Stites
DP et al . medical immunology 9th edition.
Stamford – USA : Appleton & Lange. Hal.
725-738
Mordue DG , Monroy F , Regina ML , Dinarella CA
and Sibley LD .2001. Acute Toxoplasmosis
Leasd to Lethal Overproduction of Th 1
Cytokines . journal of Immunology . 167
(43) : 4574-4584
Nee PF and Joiner AK . 2000. Totoxoplasmosis
Current Treatment Options in Infectious
diseases . journal of Infectious Diseases . 2
(22) : 249-258
Parker S.P , Cibitt W.D . 1993. Modified latex
Agglutination Test of antibodies to
Toxoplasma gondii in eluates form Guthrie
cards . J of Clin . Pathology
Ragupathy R. 1997. Th1-type Immunity is
Incompatible
with
successful
Pregnancy. Journal of Immunology Today.
18 (10):478-482
Rampengan TH and Laurent IR. 1993. Penyakit
Infeksi pada Anak . Jakarta :EGC
wijaya kusuma, Volume I, Nomor 1, Januari 2007, 23-30
Rantam F.A. 2003. Metode Immunology . Surabaya :
Airlangga university Press. Hal . 79-94
Remington
JS
and
Desmonts
G.
1982.
Toxoplasmosis in Infectious disease of
The Fetus and Newborn Infant. Ed by
Remington JS and Klein JO,2nd ed. Philadelphia
: WB Saunders. Hal. 167-172
Rengminton JS. 1983. Toxoplasmosis, In :
Infectious Disease of the fetus and Newborn
Infant , 2nd edition. Philadelphia : WB .
Saunders. Hal. 143-244
Rengminton JS .1985. Toxoplasmosis , in :
Infectious Diseases of the Fetus and Newborn
Infant, 3rd edition. Philadelphia : WB . Saunders
Company. Hal . 90-123
Rengminton JS. 1995. Infectious Disease of The
Fetus and Newborn Infant,4th Edition .
Philadelphia : WB Saunders
Rengminton JS , Mc Leod R Desmont G. 1995 .
Toxoplasmosis , in ; Rengminton JS , Klein Jo
, ed . Infectious diseases of the Fetus and
Newborn Infant, 4th edition Philadelphia : WB
Saunders . Hal . 140-260
Robert LS , Janovi J . 2000. foundations of
Parasitilogy. Boston : Mcgraw Hill. Hal . 127132
Roit I. 1980. Essential Immunologi Fourth edition.
Blackwell scienfisic Publication. Page 7
Roit I .1998. Immunity to infencion . In Essential
immunology sixth ed . London : Blecwell
scientific Publication .p. 164-167
Roit I. 2003 . immunology , essential
immunology . Jakarta : Widia Gama Medika
Ryning FW , Mc Leod R , Maddox JC , Hunt S and
Remington JS .1979. Probable Transmision
of
Toxoplasma
gondii
by
oragan
Transplantation . Annual International
Medicine. 90 (1) : 47-49
Sarjono TW, Soebaktiningsih, Oemirins. 1998.
Pemerisaan
pendahuluhan
toksoplasmosis dengan metode IHA pada
ibu-ibu hamil di RSUD dr. Saiful anwar
Malang . Majalah Kedokteran Tropi Indonesia .
1 (1) : 39-47
Sardjono TW . 2005 . pengaruh infeksi
toxoplasma terhadap hasil kehamilan
melalui interferon gama, caspase -3 dan
Apoptosis Sel-Sel plasenta . Naska disertai .
UNAIR Surabaya
Siegel SE, Lunde MN , Gelderman AH , Halterman
RH, Brown JA, Levine AS and Grow RG Jr.1971.
Transmission
of
toxsoplasmosisby
leucocte transfusion. Journal blood. 37 (4) :
388-394
Singh S. 2003. mother to child Transmision and
diagnosis of toxoplasma gondii infection
during pregnancy . Indian Journal of
Medical Microbology. 21 (2) : 69-76
Skorin L .2005. Neurological Aspect of
Toksoplasmosis.
Dalam
www.labmed.ucsf.edu ( tanggal akses 1
september 2005 )
Smith JL. 1999. Foodborne Infections During
Pregnancy . J Food Protect. 62, 818-829
Soedarto . 1995. Protozoologi Kedokteran , edisi 3.
Jakarta : Widya Medika. Hal. 105-106
Soewandojo
E
.2002.
Diagnosis
dan
penatalakasanan
toksoplmosis
.
Surabaya : Airlangga University Press. Hal
.180
Stemmer SM. 2000. Three Months in Review:
Current Progess in Early Pregnancy Investigation, Early Pregnancy. Journal of Biology and
Medicine. 4(1) : 214-218
Sumarsono H .1990. Beberapa masalah klinis
toksoplamosis pada penderita dewasa
dan penderita imunodefisiensi. Kumpulan
makalah symposium Toksoplasmosis FKUI.
Hal . 65-70
Sutanto . 1999. invasi toksoplasma gondii fe
dalam sel Hospes serta Diferensiasinya
Dari TakiZoit ke Bradizoid . Majalah
kedokteran Indonesia . 49 (6) : 208-211
Terazawa A, Muljono R, Susanto L , Margono SS,
Konishi E. 2003. High Toxoplasma gondii
Antibody Prevalence Among in habitans
in Jakarta Indonesia. Journal Infectious
Disease japan . 56 ( 43 ) : 107-109
Thuliez P. 2001. Comentary : Efficacy of prenatal
treatment for Toxoplasmosis : A
Possibility that cannot be ruled out . int . J
Epidemiol. 30 (55) : 1315-1316
Tizard I.R .1995. immunology an Introduction
Fourth edition. Sanders College Publishing.
Page 263
Tjahjokoesoemo
B.S.
1989.
Prevalensi
tiksoplasma gondii pada wanita kontak
dan
non
kontak
dengan
kucing
disurabaya. Tesis Program S2 Pascasarjana
Universitas Airlangga Surabaya
Turgeon M.L . 1996. immunologi and Serology
in laboratory Medcine second adition Mosby
Publising . page 123-129 , 153-154
Wallon M. 1999. Congenital Toxoplasmosis :
Systemmatic Review of Evidence of
Efficacy of treatment in pregnancy.
Bilogy Medical Journal. 31 ( 8) : 1511-1514
Wilson M, Ware D.A , Walls K.W. 1987. Evalutaion
of commercial Serodiagnostic Kits foer
Toxoplasmosis . J. of Clin . Microbiology :
25 (12) . page 2262
wijaya kusuma, Volume I, Nomor 1, Januari 2007, 23-30
Zainudin M. 1998. Metodologi Penelitian. Surabaya
: Airlangga University Press
Download