PENINGKATAN MINAT DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN TIPE CORE PADA SISWA KELAS VII Oleh: Hidayatul Hikmah, Mujiyem Sapti, Prasetiyo Budi Darmono. Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail: [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan pemahaman konsep matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CORE pada siswa kelas VII.B SMP N 2 Kutowinangun. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII.B SMP N 2 Kutowinangun. Objek penelitian berupa minat dan pemahaman konsep pada pembelajaran matematika. Instrumen penelitian berupa peneliti, dokumen, lembar observasi, angket minat belajar dan soal tes pemahaman konsep. Analisis data menggunakan rerata dan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe CORE dapat meningkatkan minat dan pemahaman konsep matematika, terlihat dari pra tindakan persentase pemahaman konsep sebesar 37,5% meningkat menjadi 40,6% dan terjadi peningkatan lagi pada akhir siklus II sebesar 84,4%. Selain itu berdasarkan hasil pengisian angket menunjukkan persentase minat belajar siswa dengan kategori tinggi sebesar 21,9% meningkat sebesar 59,4% pada akhir siklus II. Kata Kunci : Minat, Pemahaman Konsep, CORE PENDAHULUAN Salah satu cabang ilmu pengetahuan yang dianggap penting adalah matematika. Matematika merupakan mata pelajaran yang dapat digunakan untuk mengembangkan ketajaman penalaran sehingga mampu membantu siswa dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari hal-hal yang sederhana hingga hal-hal yang kompleks dan rumit. Namun demikian, bagi sebagian besar siswa pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang sulit, maka hal penting yang harus dimiliki siswa dalam belajar matematika adalah kemampuan untuk memahami konsep matematika. Tingkat pemahaman suatu materi antara siswa yang satu dengan siswa yang lain berbeda-beda. Ada siswa yang daya serapnya tinggi dan ada pula siswa yang membutuhkan waktu lama untuk memahami suatu materi, sehingga ketika mengerjakan soal siswa merasa kesulitan karena kurang memiliki bekal pengetahuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal tersebut. Berdasarkan hasil wawancara, pemahaman konsep matematika kelas VII.B tergolong rendah. Mereka lebih cenderung 288 Ekuivalen: Peningkatan Minat dan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Pembelajaran Tipe CORE pada Siswa Kelas VII menghafal rumus daripada memahami konsep pembelajarannya. Kurangnya pemahaman konsep suatu materi bisa disebabkan karena rendahnya minat belajar matematika, hal ini terbukti dari hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa 35% siswa kurang memperhatikan ketika proses belajar-mengajar berlangsung, 41% siswa tidak bisa menjawab soal yang telah diberikan oleh guru. Kurangnya minat belajar matematika berakibat rendahnya prestasi yang dicapai. Idealnya dalam suatu pembelajaran, 80% siswa harus mampu mencapai nilai diatas batas ketuntasan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diterapkan sekolah 70. Namun kenyataan yang terjadi pada siswa kelas VII.B SMP N 2 Kutowinangun hanya 68,75% dari 32 siswa yang mampu mencapai KKM. Salah satu cara agar konsep suatu materi dapat terserap dengan baik yaitu dengan meningkatkan minat belajar siswa. Minat belajar siswa dapat terbentuk apabila guru mampu memahami dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Karena itu “suasana pendidikan harus diciptakan dalam rangka mengembangkan dialog-dialog kreatif dimana setiap peserta didik diberi kesempatan yang sama untuk diskusi, berdebat, mengajukan dan merespon berbagai persoalan yang muncul dalam setiap kegiatan pembelajaran” (Aunurrahman, 2012:4). Namun kenyataan yang terjadi saat ini, guru lebih sering menggunakan model pembelajaran ceramah dan tanya jawab yang bersifat teacher centered atau pembelajaran berpusat pada guru, sehingga siswa cenderung pasif. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar siswa yaitu model pembelajaran kooperatif. “Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial” (Suprijono, 2012:61). Khususnya salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan pemahaman konsep dengan tujuan agar pembelajaran berjalan dengan produktif dan bermakna bagi siswa adalah CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending). Model pembelajaran kooperatif tipe CORE ini menekankan kemampuan berpikir siswa untuk menghubungkan, mengorganisasikan, mendalami, mengelola, dan mengembangkan informasi yang didapat. Sehingga siswa dapat berpikir secara aktif dan proses belajar mengajar menjadi lebih bermakna. Ekuivalen: Peningkatan Minat dan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Pembelajaran Tipe CORE pada Siswa Kelas VII 289 METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaborasi, artinya peneliti berkolaborasi atau bekerjasama dengan teman sejawat, terlibat langsung dalam persiapan yang diperlukan, pelaksanaan tindakan, refleksi tindakan dan perencanaan siklus berikutnya. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII.B SMP Negeri 2 Kutowinangun Kebumen. Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan, dimulai pada bulan Februari dan berakhir pada bulan Juni 2013. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII.B SMP N 2 Kutowinangun dengan jumlah siswa 32 yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Objek penelitian berupa minat belajar dan pemahaman konsep kelas VII.B SMP N 2 Kutowinangun pada pembelajaran matematika. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi, teknik observasi, angket/kuesioner dan tes. Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data awal sebelum dikenai tindakan. Teknik observasi digunakan sebagai pengamatan yang ditujukan pada siswa dan dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Angket atau kuesioner digunakan untuk memperoleh informasi mengenai minat belajar matematika dari responden. Tes dilakukan untuk mendapatkan daftar prestasi belajar, sehingga dapat digunakan sebagai alat ukur terhadap pemahaman konsep matematika. Instrumen penelitian berupa dokumen, lembar observasi, angket minat belajar, dan soal tes pemahaman konsep. Teknik analisis data merupakan cara menganalisis data penelitian, termasuk alatalat statistik yang relevan untuk digunakan dalam penelitian (Noor, 2012:163). Analisis data dilakukan sebelum tindakan dan setelah tindakan. Teknik analisis data setiap siklus pada penelitian ini dihitung dengan rerata dan persentase. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada siklus I minat dan pemahaman konsep sudah meningkat dari sebelum dikenai tindakan namun belum memenuhi indikator keberhasilan. Berdasarkan lembar observasi, minat belajar siswa tergolong sedang. Pembelajaran pada siklus ini belum berjalan maksimal, masih banyak siswa kurang aktif dalam pembelajaran, siswa yang 290 Ekuivalen: Peningkatan Minat dan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Pembelajaran Tipe CORE pada Siswa Kelas VII pandai mendominasi kerja kelompok dan kurang memberi kesempatan kepada teman lain dalam satu kelompok untuk mencoba, sehingga sebagian besar siswa belum memenuhi indikator pencapaian minat. Lembar observasi dalam penelitian ini digunakan sebagai pedoman dalam merefleksi proses pembelajaran sekaligus sebagai acuan dalam menentukan siklus berikutnya. Sedangkan pemahaman konsep dalam siklus ini diperoleh dari hasil tes pemahaman konsep siklus I yang menunjukkan bahwa 40,6% dari 32 siswa mampu mencapai KKM. Hal tersebut belum dapat dikatakan berhasil, maka perlu perbaikan pada siklus berikutnya. Pembelajaran pada siklus II sudah dapat dikategorikan berhasil. Peneliti lebih sering memberi umpan balik terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Pembagian kelompok juga lebih diperhatikan untuk menghindari siswa pandai mendominasi kerja kelompok. Pada siklus ini minat dan pemahaman konsep matematika terjadi peningkatan dari siklus I. Berdasarkan hasil pengisian angket menunjukkan adanya peningkatan minat dengan kategori tinggi sebesar 33% dari sebelum dikenai tindakan. Sedangkan hasil tes pemahaman konsep siklus II menunjukkan adanya peningkatan sebesar 43,8% dari tes kompetensi dasar siklus I, sehingga indikator keberhasilan dalam penelitian ini telah terpenuhi. Peningkatan minat berdasarkan hasil pengisian angket dari pra tindakan sampai dengan akhir siklus II tergambar seperti pada tabel 1 Tabel 1 Persentase Minat Belajar Siswa Kategori Sedang Tinggi Pra Tindakan 78,1% 21,9% Akhir Siklus 40,6% 59,4% Dari pra tindakan, hasil pengisian angket menunjukkan persentase minat belajar siswa dengan kategori tinggi sebesar 21,9% meningkat sebesar 59,4% pada akhir siklus II. Sedangkan hasil tes pemahaman konsep diperoleh peningkatan persentase siswa yang memperoleh nilai di atas 70. Dari pra tindakan persentase pemahaman konsep sebesar 37,5% meningkat menjadi 40,6% dan terjadi peningkatan lagi pada akhir siklus II sebesar 84,4%, seperti pada tebel 2. Ekuivalen: Peningkatan Minat dan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Pembelajaran Tipe CORE pada Siswa Kelas VII 291 Tabel 2 Persentase pemahaman konsep matematika Pra tindakan Siklus I Siklus II 37,5% 40,6% 84,4% SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil tindakan dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CORE pada mata pelajaran matematika dapat meningkatkan minat belajar dan pemahaman konsep matematika siswa kelas VII.B SMP Negeri 2 Kutowinangun, sehingga perlu dijadikan variasi pembelajaran pada pokok bahasan yang lain. DAFTAR PUSTAKA Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta. Noor, Juliansyah. 2012. Metodologi Penelitian, Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 292 Ekuivalen: Peningkatan Minat dan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Pembelajaran Tipe CORE pada Siswa Kelas VII