288 peningkatan minat dan pemahaman konsep

advertisement
PENINGKATAN MINAT DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA
MELALUI PEMBELAJARAN TIPE CORE PADA SISWA KELAS VII
Oleh:
Hidayatul Hikmah, Mujiyem Sapti, Prasetiyo Budi Darmono.
Program Studi Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo
e-mail: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan pemahaman konsep matematika
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CORE pada siswa kelas VII.B SMP N
2 Kutowinangun. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII.B SMP N 2 Kutowinangun.
Objek penelitian berupa minat dan pemahaman konsep pada pembelajaran matematika.
Instrumen penelitian berupa peneliti, dokumen, lembar observasi, angket minat belajar dan soal
tes pemahaman konsep. Analisis data menggunakan rerata dan persentase. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe CORE dapat meningkatkan minat dan
pemahaman konsep matematika, terlihat dari pra tindakan persentase pemahaman konsep
sebesar 37,5% meningkat menjadi 40,6% dan terjadi peningkatan lagi pada akhir siklus II
sebesar 84,4%. Selain itu berdasarkan hasil pengisian angket menunjukkan persentase minat
belajar siswa dengan kategori tinggi sebesar 21,9% meningkat sebesar 59,4% pada akhir siklus
II.
Kata Kunci : Minat, Pemahaman Konsep, CORE
PENDAHULUAN
Salah satu cabang ilmu pengetahuan yang dianggap penting adalah matematika.
Matematika merupakan mata pelajaran yang dapat digunakan untuk mengembangkan
ketajaman penalaran sehingga mampu membantu siswa dalam menyelesaikan masalah
dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari hal-hal yang sederhana hingga hal-hal yang
kompleks dan rumit. Namun demikian, bagi sebagian besar siswa pelajaran matematika
merupakan mata pelajaran yang sulit, maka hal penting yang harus dimiliki siswa dalam
belajar matematika adalah kemampuan untuk memahami konsep matematika.
Tingkat pemahaman suatu materi antara siswa yang satu dengan siswa yang lain
berbeda-beda.
Ada siswa yang daya serapnya tinggi dan ada pula siswa yang
membutuhkan waktu lama untuk memahami suatu materi, sehingga ketika
mengerjakan soal siswa merasa kesulitan karena kurang memiliki bekal pengetahuan
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal tersebut. Berdasarkan hasil wawancara,
pemahaman konsep matematika kelas VII.B tergolong rendah. Mereka lebih cenderung
288
Ekuivalen: Peningkatan Minat dan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Pembelajaran Tipe CORE
pada Siswa Kelas VII
menghafal
rumus
daripada
memahami
konsep
pembelajarannya.
Kurangnya
pemahaman konsep suatu materi bisa disebabkan karena rendahnya minat belajar
matematika, hal ini terbukti dari hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa 35% siswa
kurang memperhatikan ketika proses belajar-mengajar berlangsung, 41% siswa tidak
bisa menjawab soal yang telah diberikan oleh guru.
Kurangnya minat belajar matematika berakibat rendahnya prestasi yang dicapai.
Idealnya dalam suatu pembelajaran, 80% siswa harus mampu mencapai nilai diatas
batas ketuntasan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diterapkan sekolah
70. Namun kenyataan yang terjadi pada siswa kelas VII.B SMP N 2 Kutowinangun hanya
68,75% dari 32 siswa yang mampu mencapai KKM.
Salah satu cara agar konsep suatu materi dapat terserap dengan baik yaitu dengan
meningkatkan minat belajar siswa. Minat belajar siswa dapat terbentuk apabila guru
mampu memahami dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan siswa. Karena itu “suasana pendidikan harus diciptakan dalam rangka
mengembangkan dialog-dialog kreatif dimana setiap peserta didik diberi kesempatan
yang sama untuk diskusi, berdebat, mengajukan dan merespon berbagai persoalan yang
muncul dalam setiap kegiatan pembelajaran” (Aunurrahman, 2012:4). Namun
kenyataan yang terjadi saat ini, guru lebih sering menggunakan model pembelajaran
ceramah dan tanya jawab yang bersifat teacher centered atau pembelajaran berpusat
pada guru, sehingga siswa cenderung pasif.
Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar siswa
yaitu model pembelajaran kooperatif. “Model pembelajaran kooperatif dikembangkan
untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima
keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial” (Suprijono, 2012:61). Khususnya
salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan pemahaman
konsep dengan tujuan agar pembelajaran berjalan dengan produktif dan bermakna bagi
siswa adalah CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending).
Model pembelajaran kooperatif tipe CORE ini menekankan kemampuan berpikir
siswa untuk menghubungkan, mengorganisasikan, mendalami, mengelola, dan
mengembangkan informasi yang didapat. Sehingga siswa dapat berpikir secara aktif dan
proses belajar mengajar menjadi lebih bermakna.
Ekuivalen: Peningkatan Minat dan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Pembelajaran Tipe CORE
pada Siswa Kelas VII
289
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilakukan secara kolaborasi, artinya peneliti berkolaborasi atau bekerjasama dengan
teman sejawat, terlibat langsung dalam persiapan yang diperlukan, pelaksanaan
tindakan, refleksi tindakan dan perencanaan siklus berikutnya. Penelitian ini
dilaksanakan di kelas VII.B SMP Negeri 2 Kutowinangun Kebumen. Penelitian
dilaksanakan selama 5 bulan, dimulai pada bulan Februari dan berakhir pada bulan Juni
2013. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII.B SMP N 2 Kutowinangun
dengan jumlah siswa 32 yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.
Objek penelitian berupa minat belajar dan pemahaman konsep kelas VII.B SMP N 2
Kutowinangun pada pembelajaran matematika.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
dokumentasi, teknik observasi, angket/kuesioner dan tes. Teknik dokumentasi
digunakan untuk memperoleh data awal sebelum dikenai tindakan. Teknik observasi
digunakan sebagai pengamatan yang ditujukan pada siswa dan dilakukan pada saat
kegiatan pembelajaran berlangsung. Angket atau kuesioner digunakan untuk
memperoleh informasi mengenai minat belajar matematika dari responden. Tes
dilakukan untuk mendapatkan daftar prestasi belajar, sehingga dapat digunakan sebagai
alat ukur terhadap pemahaman konsep matematika. Instrumen penelitian berupa
dokumen, lembar observasi, angket minat belajar, dan soal tes pemahaman konsep.
Teknik analisis data merupakan cara menganalisis data penelitian, termasuk alatalat statistik yang relevan untuk digunakan dalam penelitian (Noor, 2012:163). Analisis
data dilakukan sebelum tindakan dan setelah tindakan. Teknik analisis data setiap siklus
pada penelitian ini dihitung dengan rerata dan persentase.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada siklus I minat dan pemahaman konsep sudah meningkat dari sebelum dikenai
tindakan namun belum memenuhi indikator keberhasilan. Berdasarkan lembar
observasi, minat belajar siswa tergolong sedang. Pembelajaran pada siklus ini belum
berjalan maksimal, masih banyak siswa kurang aktif dalam pembelajaran, siswa yang
290
Ekuivalen: Peningkatan Minat dan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Pembelajaran Tipe CORE
pada Siswa Kelas VII
pandai mendominasi kerja kelompok dan kurang memberi kesempatan kepada teman
lain dalam satu kelompok untuk mencoba, sehingga sebagian besar siswa belum
memenuhi indikator pencapaian minat. Lembar observasi dalam penelitian ini
digunakan sebagai pedoman dalam merefleksi proses pembelajaran sekaligus sebagai
acuan dalam menentukan siklus berikutnya. Sedangkan pemahaman konsep dalam
siklus ini diperoleh dari hasil tes pemahaman konsep siklus I yang menunjukkan bahwa
40,6% dari 32 siswa mampu mencapai KKM. Hal tersebut belum dapat dikatakan
berhasil, maka perlu perbaikan pada siklus berikutnya.
Pembelajaran pada siklus II sudah dapat dikategorikan berhasil. Peneliti lebih
sering memberi umpan balik terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Pembagian
kelompok juga lebih diperhatikan untuk menghindari siswa pandai mendominasi kerja
kelompok. Pada siklus ini minat dan pemahaman konsep matematika terjadi
peningkatan dari siklus I. Berdasarkan hasil pengisian angket menunjukkan adanya
peningkatan minat dengan kategori tinggi sebesar 33% dari sebelum dikenai tindakan.
Sedangkan hasil tes pemahaman konsep siklus II menunjukkan adanya peningkatan
sebesar 43,8% dari tes kompetensi dasar siklus I, sehingga indikator keberhasilan dalam
penelitian ini telah terpenuhi.
Peningkatan minat berdasarkan hasil pengisian angket dari pra tindakan sampai
dengan akhir siklus II tergambar seperti pada tabel 1
Tabel 1
Persentase Minat Belajar Siswa
Kategori
Sedang
Tinggi
Pra Tindakan
78,1%
21,9%
Akhir Siklus
40,6%
59,4%
Dari pra tindakan, hasil pengisian angket menunjukkan persentase minat belajar siswa
dengan kategori tinggi sebesar 21,9% meningkat sebesar 59,4% pada akhir siklus II.
Sedangkan hasil tes pemahaman konsep diperoleh peningkatan persentase siswa
yang memperoleh nilai di atas 70. Dari pra tindakan persentase pemahaman konsep
sebesar 37,5% meningkat menjadi 40,6% dan terjadi peningkatan lagi pada akhir siklus II
sebesar 84,4%, seperti pada tebel 2.
Ekuivalen: Peningkatan Minat dan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Pembelajaran Tipe CORE
pada Siswa Kelas VII
291
Tabel 2
Persentase pemahaman konsep matematika
Pra tindakan
Siklus I
Siklus II
37,5%
40,6%
84,4%
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil tindakan dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CORE pada mata pelajaran matematika
dapat meningkatkan minat belajar dan pemahaman konsep matematika siswa kelas
VII.B SMP Negeri 2 Kutowinangun, sehingga perlu dijadikan variasi pembelajaran pada
pokok bahasan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta.
Noor, Juliansyah. 2012. Metodologi Penelitian, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
292
Ekuivalen: Peningkatan Minat dan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Pembelajaran Tipe CORE
pada Siswa Kelas VII
Download