LOKASI DALAM ANALISIS EKONOMI WILAYAH Landasan Analisis Ekonomi Regional (AER) teori lokasi. Langkah-langkah : Mendefinisikan space konsep region. Menerapkan konsep region dalam AER Teori lokasi, suatu ilmu yang mengkhususkan analisisnya pada penggunaan konsep spasial. Teori lokasi merupakan fondasi dan bagian yang tidak terpisahkan dalam AER. LANJUTAN ... Teori Lokasi Pola pemanfaatan ruang dalam suatu wilayah. Secara garis besar, teori lokasi dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok pemikiran/teori, yaitu : Teori biaya terkecil (Least Cost Theory), Teori daerah pasar (Market Area Theory), Teori bid-rent (Bid Rent Theory). LANJUTAN ... Kelompok pemikiran baik yang mendasarkan pada teori biaya terkecil , teori daerah pasar maupun teori bid-rent, pada dasarnya pendekatan tersebut ditujukan untuk mendapatkan laba yang maksimum. Pendekatan Maksimasi laba dirintis oleh Loria 1884, seorang Italia yang menyatakan bahwa para industrialis selalu mencari lokasi yang akan menghasilkan laba maksimum. LEAST COST THEORY Alfred Weber (1909) Prinsip dasar : pengusaha akan memilih lokasi yg biayanya paling kecil. Pendekatan ini dikenal sebagai Least cost theory yang menekankan analisisnya pada unsur produksi, sementara unsur permintaan atau pasar diabaikan. Beberapa asumsi yang mendasari teori ini : (i) Lokasi pasar dan bahan baku sudah tertentu, (ii) Bahan baku localized materials, (iii) Tidak terjadi perubahan teknologi (fixed technical coeficient), dan (iv) Ongkos transpor tetap untuk setiap kesatuan produksi dan jarak. FAKTOR PEMILIHAN LOKASI UNTUK KEGIATAN EKONOMI DALAM SUATU WILAYAH Biaya transportasi, Upah tenaga kerja, Kekuatan-kekuatan aglomerasi. ANALISIS EKONOMI REGIONAL Pola dan Struktur Pemanfaatan Ruang Wilayah Space Region Teori Lokasi & Ekonomi Regional 3 Kelompok Pemikiran/Pendekatan Teori Lokasi : 1. Least Cost Theory 2. Market Area Theory 3. Bid Rent Theory FAKTOR BIAYA TRANSPORTASI Pertama kali Alfred Weber membahas pengaruh biaya transportasi sebagai penentu lokasi primer, kemudian memperlihatkan kedua faktor lainnya dapat memodifikasi lokasi. Dengan asumsi, biaya transportasi proporsional dengan jarak dan berat yang diangkut, maka biaya pengangkutan terkecil (least transport costs) adalah dimana berat total dari input dan output yang diangkut berada pada suatu titik minimum. Konsep ini dijelaskan dgn menggunakan segitiga lokasional (Gambar 2) : GB. LOKASI OPTIMUM BERDASARKAN BIAYA TRANSPORTASI TERKECIL C-Pasar T-lokasi optimum M1-bahan baku M2-bahan baku LEAST COST THEORY Isodapan Rp E3 AC E2 E1 Lokasi PengangKutan biaya terkecil AR Lokasi Tenaga Kerja murah A G3:Lokasi Optimum Pendkt Biaya Terkecil Transportasi dan tenaga Kerja (Weber) O B G4. Lokasi Optimum Berdasarkan Biaya Terkecil MARKET AREA THEORY Q F Rp R . P F’ P AC S O F A G6.: Kurva Permintaan (Losch) G7. Demand Cone AR Q O B G5. Lokasi Optimum Berdasarkan Daerah Pasar LOCATION RENT (LR) LR = Y(m-c) – Ytd, LR = Location rent per unit lahan, Y = Hasil per unit lahan, m = Harga jual per unit produk, c = Biaya produksi per unit produk, t = Biaya transportasi per unit produk, dan d = Jarak lokasi kegiatan ekonomi ke pasar atau core. CONTOH : Hasil = 100 kw per ha; Harga jual = Rp 50.000 per kw; Biaya produksi Rp 30.000 per kw, Biaya transportasi = Rp 200 per kw/Km; Jarak 40 Km dari pasar. LR =100x(50.000-30.000)–100x (200 x 40) = 1.200.000. Biaya Transportasi LR Bid Rent Curve Pasar Jarak dari Pasar G 8 : Hubungan LR produksi pertanian dg biaya transportasi. Setiap komoditas memp. bid-rent curve tergantung karakteristik ko-moditas. Unit usaha susu mendekati pasar. Kentang dan kapas bisa jauh dari pasar. Location rent nilainya berkurang dengan makin jauh-nya jarak kegiatan ekonomi dr pasar atau core. Biaya transportasi mening-kat dg makin jauhnya jarak kegiatan ekono-mi dari pasar/core (G 8). Jarak bisa diukur dengan cara fisik (satuan jarak) atau waktu tempuh dan biaya transportasi. LR, LANDUSE, DAN LAND VALUE Isard (1956) : Mengembangkan pola penggunaan lahan di daerah perkotaan sbg pengembangan teori lokasi penggu-naan lahan pertanian. Alonso (1960) : Zonasi konsentrik penggunaan lahan dari pusat kota, dae-rah perkotaan, dan macam-macam pro-duksi pertanian menurut margin usaha menjadi atribut bagi hubungan Landuse dan Land value sbb : Landuse menentukan nilai tanah (land value), dan Nilai tanah (land value) mendistribusi-kan landuse, disebabkan perbedaan kemampuan membayar sewa tanah. Alonso (1964) : Mengembangkan teori pola penggunaan lahan berdasarkan konsep ekonomi atau location rent yang dikemukakan R.M Hurd (1924) dan R.M. Haigh (1926). Carter (1975) melakukan studi tentang Geographi Perkotaan. LR Bid-Rent Curve Core d Perdagangan Pemukiman Pertanian Industri d G 9 : Dalam ruang wilayah perkotaan-hinterland, pola penggunaan tanah ditentukan oleh jarak lokasi kegiatan dari core meliputi daerah perdagangan (komersial), industri, permukiman, dan pertanian. Perdagangan mempunyai bid-rent curve yang curam, artinya lokasinya mendekati core, Industri dan permukiman lokasinya agak jauh dari core. Pertanian bid-rent curvenya landai artinya lokasinya jauh dari core. TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL 1. Teori Basis Ekonomi (Economic Based Theory). 2. Multiplier Perdagangan Inter Regional 3. Teori Basis Ekspor (Export Based Model) 4. Model Neo Klasik 5. Model Cumulative Causation 6. Centre-Periphary atau Core-Periphery Model 7. DLL. TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL B A D C Berbagai daerah mempunyai ting-kat kemakmuran yg berbeda. Adanya perluasan kegiatan ekono-mi di suatu daerah akan mempu-nyai dampak multiplier (multiplier effect) perekonomian regional secara lebih luas. Perubahan-perubahan ini dapat dijelaskan melalui serangkaian teori ekonomi secara kolektif, yang menekankan saling hubungan antara sektor-sektor yang terdapat dalam perekonomian regional dan perambatan kekuatan-kekuatan pendorong yang berasal dari salah satu sektor ke semua sektor lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung. INDEKS WILLIAMSON Keterangan : ∑(Yi i Y)2Pi/P VW = ---------------------Y Vw Pi P Yi = Indeks Williamson = Penduduk di daerah i. = Penduduk nasional = Pendapatan per kapita di daerah i, Y = Pendapatan per kapita nasional.