BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari berbagai data dan fakta yang sudah diperoleh dari lapangan dan dikonfirmasikan dengan teori-teori yang menjadi acuan peneliti, dengan demikian dapat diperoleh beberapa kesimpulan mengenai beberapa hal yang menjadi fokus dalam penelitian ini. Kesimpulan-kesimpulan ini meliputi gaya komunikasi personal mahasiswa atau mahasiswi dan gaya komunikasi personal yang bukan mahasiswa atau mahasiswi dalam organisasi Karang Taruna Jiwo Suto Pangkahkulon Ujungpangkah Gresik. Pertama, dalam gaya komunikasi personal mahasiswa atau mahasiswi organisasi Karang Taruna Jiwo Suto. Personal mahasiswa atau mahasiswi berkomunikasi saat dalam suasana formal dan juga informal. Dalam suasana formal seperti saat rapat dan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat resmi. Mereka menggunakan simbol bahasa verbal yaitu Bahasa Indonesia. Sedangkan simbol bahasa non verbalnya terdapat pada cara berpakaian mereka yang bebas dalam berkomunikasi. Komunikasi yang dilakukan juga secara langsung atau bertatap muka. Dalam suasana formal mereka sering berkomunikasi memberi pesan berupa perintah dan arahan kepada personal lain dalam menjalankan kinerja organisasi. Perintah dan arahan tersebut sesuai dengan pengalaman pengetahuan yang mereka dapat 107 dari bangku perkuliahan mereka tentang ilmu organisasi. Akan tetapi mereka lebih sering berkomunikasi saat dalam suasana informal seperti saat santai. dalam suasana informal mereka berkomunikasi menggunakan simbol bahasa verbal yakni Bahasa Jawa khas Ujungpangkah dan bahasa non verbalnya sama dengan saat berkomunikasi dalam suasana formal. Saat santai mereka berkomunikasi secara langsung atau dengan bertatap muka serta berkomunikasi secara tidak langsung atau dengan melalui media yaitu lewat sms dan telephon. Mereka lebih suka berkomunikasi saat santai atau dalam suasana informal karena menurut mereka dengan berkomunikasi saat santai lebih mudah untuk mengeluarkan pendapat atau gagasan serta ide-ide mereka dalam menjalankan kinerja organisasi. Berkomunikasi saat santai juga mereka lakukan untuk menyeleseikan masalah apabila terdapat masalah dalam menjalanka kinerja organisasi. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa gaya komunikasi personal mahasiswa atau mahasiswi dalam suasana formal maupun informal adalah The Structuring Style atau gaya komunikasi terstruktur dan The Equalitarian Style atau gaya komunikasi dua arah. Kedua, dalam gaya komunikasi personal yang bukan mahasiswa atau mahasiswi. Personal yang bukan mahasiswa atau mahasiswi lebih sering melakukan berkomunikasi dalam suasana informal dari pada dalam suasana formal. Dalam suasana informal mereka juga berkomunikasi secara langsung seperti bertatap muka dan secara tidak langsung yakni menggunakan media Hand Phone dengan sms atau telepon. Simbol bahasa verbal yang digunakan juga Bahasa Jawa khas Ujungpangkah begitu juga dengan simbol non verbal dilihat dari pakaian bebas yang mereka pakai. Mereka lebih suka berkomunikasi dalam suasana informal atau saat santai karena menurut mereka berkomunikasi saat santai lebih nyaman dan leluasa untuk mengungkapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan kinerja organisasi baik itu berupa pendapat, gagasan atau ide. Mereka juga menggunakan komunikasi saat santai untuk menyeleseikan masalah dalam kinerja mereka untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut dan menjalin kesepakatan atas solusi dari permasalahan yang ada. Sedangkan dalam suasana formal personal yang bukan mahasiswa atau mahasiswi lebih sering menerima pesan berupa perintah atau himbauan dari kinerja yang mereka lakukan. Hal tersebut dikarenakan mereka kurang begitu memahami tentang ilmu organisasi atau bagaimana menjalankan organisasi secara struktural. Dari perintah yang diberikan dan himbauan terhadap kinerja mereka menganggap hal tersebut sebagai proses untuk mengembangkan pemikiran mereka dalam melakukan kinerja organisasi yang lebih baik dan menambah pengalaman mereka tentang ilmu pengetahuan berorganisasi. Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa gaya komunikasi personal yang bukan mahasiswa atau mahasiswi dalam suasana formal maupun informal adalah The Relinguishing Style atau gaya komunikasi yang cenderung menerima perintah dan saran dan The Equalitarian Style atau gaya komunikasi dua arah. B. Rekomendasi Dari hasil penelitian dan uraian di atas, maka peneliti memberikan beberapa saran yang mungkin bisa dijadikan bahan pertimbangan bagi beberapa pihak, seperti: 1. Organisasi Karang Taruna Jiwo Suto Pangkahkulon Ujungpangkah Gresik Terus mengembangkan program-program kerja organisasi yang baru dan bermanfaat masyarakat Pangkahkulon Ujungpangkah Gresik melalui komunikasi organisasi yang bagus, dengan menggunakan gaya komunikasi yang tepat bagi para personalnya. Sehingga dari gaya komunikasi itu bisa muncul ide-ide untuk membentuk program baru dan bermanfaat demi membangun organisasi yang lebih maju dan siap bersaing dengan organisasi Karang Taruna lain. 2. Personal Organisasi Karang Taruna Jiwo Suto Pangkahkulon Ujungpangkah Gresik. Meskipun personalnya terdiri dari dua individu yang berbeda yakni personal mahasiswa atau mahasiswi dan personal yang bukan mahasiswa atau mahasiswi. Namun tetap menjalin kerja sama antara personal satu dengan personal lainnya dalam menjalankan kinerja organisasi dengan gaya komunikasi yang baik dari masing-masing personal. Dari gaya komunikasi yang sesuai akan mampu memberikan suatu stimulus bagi personal organisasi dalam melaksanakan tugas-tugas dan juga bekerja antara satu dengan lainnya. Selain itu penting bagi personal organisasi dalam berkomunikasi untuk memahami dan menghargai karakter orang yang di ajak bicara. Sehingga perlu adanya perhatian khusus dan mau memulai berkomunikasi tanpa memilih-milih siapa orangnya. 3. Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Gaya komunikasi merupakan hal yang penting dalam komunikasi meskipun merupakan keilmuan yang paling dasar. Dan studi gaya komunikasi dalam organisasi merupakan salah satu studi komunikasi organisasi tentang bagaimana berkomunikasi dalam organisasi. Sehingga, Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut yakni melakukan kajian kuantitatif guna melakukan tes seberapa besar prosentase gaya komunikasi The Structuring Style, The Equalitarian Style dan The Relinguishing Style yang digunakan oleh personal organisasi Karang Taruna Jiwo Suto tersebut. 4. Untuk Pengembangan Organisasi Mengembangkan organisasi agar bisa maju dan tidak kalah bersaing dengan organisasi lainnya dapat dilakukan dengan melakukan penguatan keorganisasian. Hal ini dapat dilakukan dengan bekerja sama dalam menjalankan kinerja organisasi meskipun gaya komunikasi yang dilakukan personalnya berbeda-beda. Dengan cara seperti itulah suatu organisasi dapat mencapai tujuan dan sasarannya dengan baik.