PERSEPSI MAHASISWA DAN MAHASISWI TERHADAP ETIKA

advertisement
PERSEPSI MAHASISWA DAN MAHASISWI TERHADAP
ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI
(Studi Kasus Pada Mahasiswa & Mahasiswi Fakultas Ekonomi Jurusan
Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta)
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guma Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Oleh:
NOVYKA PRITA HAPSARI
B200 080 004
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
-
SURAT PERNYATAAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
B i s mi I I a hir r ahmanirr o him
Yang berlandatangan dibawah ini, saya
:
Nama
NO\ryKA PRITA IIAPSARI
NIM
B 200 080 004
Fakultas / Jurusan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis / Akuntansi
Jenis
Skripsi
Judul
PERSEPSI MAHASISWA DAN MAHASISWI
TERHADAP ETIKA BISNIS DAN ETIKA
PROFESI (Studi Kasus Pada Mahasisrva dan
Mahasiswi Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Dengan ini menyatakan bahwa
1.
2.
3.
:
Memberika hak bebas royalty kepada Perpustakaan UMS atas penulisan karya
ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.
Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan / mengalih formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, serta
menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada
Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.
Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak
Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hokum yang timbul atas
pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga
dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Surakafia, 11 Maret 2013
Yang Menyatakan
Novyka Prita Hapsari
PERSEPSI MAHASISWA DAN MAHASISWI TERHADAP
ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI
(Studi Kasus Pada Mahasiswa & Mahasiswi Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Surakarta)
NOVYKA PRITA HAPSARI
B 200 080 004
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi
antara mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi
Universitas Muhammadyah Surakarta terhadap etika bisnis dan etika profesi.
Untuk menguji penelitian ini, peneliti mengambil 76 sampel responden
dengan teknik purposive sampling yang mewakili 38 responden mahasiswa dan
38 responden mahasiswi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Surakarta tahun angkatan 2008. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan cara penyebaran kuisioner. Untuk memeproleh nilai yang
mendukung tujuan penelitian ini di lakukan uji t-test untuk mengetahui apakah
ada perbedaan persepsi antara mahasiswa dan mahasiswi tentang etika bisnis dan
etika profesi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan persepsi tentang
etika bisnis antara mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadyah Surakarta. Hasil ini didasarkan
pada hasil uji t bahwa persepsi mahasiswa yang memperoleh nilai thitung > ttabel
(3,804 > 1,671) dan mahasiswi yang memperoleh nilai thitung > ttabel (2,840 >
1,671) signifikan pada taraf signifikansi 5% dengan nilai p-value 0,010 (p<0,05).
Kemudian pada persepsi tentang etika profesi juga terdapat perbedaan yang
signifikan antara mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi
Universitas Muhammadyah Surakarta. Hasil ini didasarkan pada hasil uji t bahwa
persepsi mahasiswa yang memperoleh nilai nilai thitung > ttabel (3,804 > 1,671) dan
mahasiswi yang memperoleh nilai thitung > ttabel (3,087 > 1,671) signifikan pada
taraf signifikansi 5% dengan nilai p-value 0,008 (p<0,05).
Kata kunci: Etika bisnis, etika profesi, dan mahasiswa.
A. PENDAHULUAN
Kemajuan ekonomi mendorong munculnya pelaku bisnis baru
sehingga menimbulkan persaingan bisnis yang cukup tajam. Semua usaha
bisnis tersebut berusaha untuk memperoleh keuntungan yang sebesar–
besarnya. Implikasi-implikasi negatif dari tajamnya persaingan bisnis telah
demikian menggejala dalam banyak hal pencapain. Keuntungan yang sebesarbesarnya telah menjadi suatu ideologi, sehingga berbagai hal yang dianggap
menghalangi atau menghambat pencapain keuntungan sebesar-besarnya
tersebut harus ditiadakan. Selain itu ada pandangan lain bahwa dunia bisnis
adalah dunia lain dari kehidupan manusia, mereka mempunyai standard moral
tersendiri yang ciri–cirinya bersifat impersonal dan menyerupai permainan
atau game.
Di Indonesia, etika akuntan menjadi isu yang sangat menarik. Tanpa
etika, profesi akuntansi tidak akan ada karena fungsi akuntansi adalah
penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh pelaku
bisnis. Profesi akuntansi mendapat sorotan yang cukup tajam dari masyarakat.
Hal ini sering terjadi beberapa pelanggaran etika yang dilakukan oleh, akuntan
baik
akuntan
publik,
akuntan
intern
perusahaan,
maupun
akuntan
pemerintahan.
Masalah etika profesi merupakan suatu isu yang selalu menarik untuk
kepentingan riset. Tanpa etika, profesi akuntansi tidak akan ada karena fungsi
akuntansi adalah penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis
oleh para pelaku bisnis. Para pelaku bisnis ini diharapkan mempunyai
integritas dan kompetensi yang tinggi (Abdullah dan Abdul Halim, 2002).
Penelitian mengenai etika bisnis dan etika profesi akuntan aktivitasnya tidak
terlepas dari aktivitas bisnis baik yang menuntut mereka untuk bekerja secara
professional sehingga selain harus memahami dan menerapkan etika
profesinya, akuntan juga harus memahami dan menerapkan etika dalam bisnis.
B. LANDASAN TEORI
PERSEPSI
Persepsi merupakan proses untuk memahami lingkungannya meliputi
objek, orang dan simbol atau tanda yang melibatkan proses kognitif
(pengenalan). Proses kognitif adalah proses dimana individu memberikan arti
melalui penafsirannya terhadap rangsangan atau stimulus yang muncul dari
objek, orang, dan simbol tertentu. Dengan kata lain, persepsi mencakup
penerimaan, pengorganisasian, dan penafsiran stimulus yang telah diorganisasi
dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap.
Namun demikian karena persepsi tentang obyek atau peristiwa tersebut
tergantung pada suatu kerangka, ruang dan waktu, maka persepsi etika
seorang akuntan atau mahasiswa akuntansi juga akan sangat subyektif dan
situasional (Ludigdo dan Machfoedz, 1999).
ETIKA
Etika perlu dipahami sebagai sebuah cabang filsafat yang berbicara
mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam
hidupnya. Dapat diktakan bahwa etika mendiskriskripsikan suatu perwujudan
dari norma dan tingkah laku yang dapat membantu manusia untuk bertindak
secara bebas dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini mempunyai arti
khusus karena setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia merupakan hasil
dari pengambilan keputusan yang diambil sendiri diiringi dengan tersedianya
berbagai macam kesempatan untuk mempertanggungjawabkan nilainya.
ETIKA BISNIS
Etika bisnis merupakan bagian dari etika sosial, yang tumbuh dari etika
pada umumnya. Menurut Muslich (1998) dalam Murtanto dan Marini (2003)
mendefinisikan bahwa “Etika bisnis sebagai pengetahuan mengenai tata cara
yang ideal dalam pengetahuan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan
norma dan moralitas yang berlaku secara ekonomi atau social, dimana
penetapan norma dan moralitas ini dapat menunjang maksud dan tujuan
kegiatan bisnis. Menurut Raharjo dalam Sri Ekayani dan Adi Putra (2003),
“Etika bisnis beroperasi pada tingkat individual, organisasi, dan sistem.”
Etika bisnis menurut Keraf (1998) adalah suatu kebiasaan atau budaya
moral menyangkut kegiatan bisnis yang dianut dalam suatu perusahaan dari
satu generasi ke generasi yang lain. Inti etika ini adalah pembudayaan atau
pembiasaan penghayatan akan nilai, moral, atau prinsip moral tertentu yang
dianggap sebagai inti kekuatan dari suatu perusahaan yang sekaligus juga
membedakan dari perusahaan lain.
ETIKA PROFESI
Dalam hal etika profesi, sebuah profesi memiliki komitmen moral
yang tinggi, yang biasanya dituangkan dalam bentuk aturan khusus yang
menjadi pegangan bagi setiap orang yang mengemban profesi yang
bersangkutan. Aturan ini merupakan aturan main dalam menjalankan atau
mengemban profesi tersebut yang biasanya disebut sebagai kode etik yang
harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap profesi. Menurut Chua dkk (1994)
menyatakan bahwa etika professional juga berkaitan dengan perilaku moral
yang yang lebih terbatas pada kekhasan pola etika yang diharapkan untuk
profesi tertentu.
Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat harus
memiliki kode etik yang merupakan seperangkat prinsip–prinsip moral dan
mengatur tentang perilaku profesional (Agoes, 1996). Tanpa etika, profesi
akuntansi tidak akan ada karena fungsi akuntansi adalah penyedia informasi
untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis.
GENDER
Pengertian gender menurut Fakih (2001) adalah suatu sifat yang
melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara
social maupun cultural. Pengertian tersebut sejalan dengan kesimpulan yang
diambil oleh Umar (1995) yang mendifinisikan gender sebagai suatu konsep
yang
digunakan
untuk
mengidentifikasikan
perbedaan
laki-laki
dan
perempuan dilihat dari segi budaya. Sehingga gender dalam arti ini
mendefinisikan laki-laki dan perempuan dari sudut pandang non biologis
Dari berbagai kajian sosial inilah muncul berbagai teori sosial yang
kemudian dijadikan sebagai teori-teori gender atau sering juga disebut teoriteori feminism.
HIPOTESIS
H1 : Terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa dan mahasiswi Fakultas
Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta
tentang etika bisnis
H2 : Terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa dan mahasiswi Fakultas
Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta
tentang etika profesi
C. METODE PENELITIAN
Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti (Djarwanto, 1996:37).
Populasi dalam peneletian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi Fakultas
Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadyah Surakarta tahun
angkatan 2008.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti dan dianggap
dapat mewakili populasinya (Djarwanto, 1996:41). Sampel dalam
penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Jurusan
Akuntansi Universitas Muhammadyah Surakarta tahun angkatan 2008
yang memenuhi kriteria.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling,
yang merupakan metode penetapan sampel dengan berdasarkan pada
kriteria-kriteria tertentu, karena peneliti hanya akan memilih sampel yang
memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya etika bisnis dan
etika profesi sehingga mereka dapat memberikan jawaban yang dapat
mendukung jalannya penelitian yang memiliki kriteria sebagai berikut :
a. Mahasiswa
Fakultas
Ekonomi
Jurusan
Akuntansi
Universitas
Muhammadiyah Surakarta tahun angkatan 2008 yang masih aktif.
b. Mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah yang telah mencakup
muatan etika yang diantaranya Pendidikan Agama, Kewarganegaraan,
Pengauditan, Ilmu Budaya Dasar, Perpajakan, Teori Akuntansi, Sistem
Informasi Akuntansi, Sistem Informasi Manajemen, Ilmu Alamiah
Dasar, Akuntansi Keuangan, Akuntansi Pengantar, Akuntansi Sektor
Publik,
Manajemen
Keuangan,
Akuntansi
Biaya,
Akuntansi
Manajemen, Bisnis Pengantar.
c. Mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah yang telah mencakup
muatan etika dengan nilai minimal B (Baik). Dengan sistem pemberian
nilai : (A = 4 = Sangat Baik) ; (B = 3 = Baik) ; (C= 2 = Cukup) ; (D =
1 = Kurang) ; (E = 0 = Gagal)
d. Bersedia menjadi responden
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah persepsi mahasiswa
dan mahasiswi terhadap etika bisnis dan etika profesi. Adapun penjelasan nya
sebagai berikut :
1.
Etika Bisnis
Etika bisnis menurut Keraf (1998) adalah suatu kebiasaan atau budaya
moral menyangkut kegiatan bisnis yang dianut dalam suatu perusahaan
dari satu generasi ke generasi yang lain. Inti etika ini adalah pembudayaan
atau pembiasaan penghayatan akan nilai, moral, atau prinsip moral tertentu
yang dianggap sebagai inti kekuatan dari suatu perusahaan yang sekaligus
juga membedakan dari perusahaan lain. Penelitian ini memfokuskan pada
prinsip-prinsip etika bisnis yaitu : prinsip otonomi,
kejujuran, tidak
berbuat jahat dan berbuat baik, keadilan, dan hormat pada diri sendiri.
Pengukuran skor pada penelitian ini menggunakan skala likert 5 alternatif
yang terdiri atas : SS (Sangat Setuju) Score = 5, S (Setuju) Score = 4, N
(Netral) Score = 3, TS (Tidak Setuju) Score = 2, STS (Sangat Tidak
Setuju) Score = 1.
2. Etika Profesi
Dalam hal etika profesi, sebuah profesi memiliki komitmen moral
yang tinggi, yang biasanya dituangkan dalam bentuk aturan khusus yang
menjadi pegangan bagi setiap orang yang mengemban profesi yang
bersangkutan. Penelitian ini memfokuskan pada prinsip-prinsip etika
profesi yang meliputi : prinsip tanggung jawab, keadilan, otonomi, dan
integritas moral. Pengukuran skor pada penelitian ini menggunakan skala
likert 5 alternatif yang terdiri atas : SS (Sangat Setuju) Score = 5, S
(Setuju) Score = 4, N (Netral) Score = 3, TS (Tidak Setuju) Score = 2,
STS (Sangat Tidak Setuju) Score = 1.
Metode Analisis Data
1. Pengujian Instrumen
a) Uji Validitas
Uji validitas diperlukan untuk mengkorelasikan antara skor yang
diperoleh yang masing-masing pertanyaan dengan skor totalnya.
Teknik korelasi yang digunakan adalah Pearson’s Corelation Moment.
Jika koefisien korelasi (r) bernilai positif dan lebih besar dari r tabel,
maka dinyatakan bahwa butir pertanyaan tersebut valid atau sah. Jika
sebaliknya, bernilai negatif atau positif namun lebih kecil dari r tabel,
maka butir pertanyaan dinyatakan invalid dan harus dihapus.
b) Uji Reliabilitas
Menurut Sekaran (2000:228) uji reliabilitas digunakan untuk
mengetahui sejauh mana hasil pengukuran telah konsisten apabila
dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala yg sama. Uji reliabilitas
dilakukan terhadap item-item pernyataan yang telah valid. Reliabilitas
instrumen dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan koefisien
cronbach’s Alpha. Jika nilai koefisien alpha lebih besar 0,6 maka
disimpulkan bahwa instrumen tersebut handal atau reliabel.
2. Uji Asumsi Klasik
a) Uji Normalitas
Uji normalitas sebaran data dalam penelitian ini untuk mengetahui
sebaran data atau varian data dengan menggunakan metode Statistical
Packages for Social Science (SPSS) Kolmogorov Smirnov Test, yaitu
untuk menyakinkan bahwa variabel yang dibandingkan rata-ratanya
mengikuti sebaran atau distribusi. Pengujian ini menggunakan
pengujian dua sisi, yaitu dengan membandingkan taraf signifikan
tertentu. Apabila hasil yang diperoleh lebih besar dari taraf signifikan,
maka sebaran data penelitian adalah normal. Sebaliknya, jika
probabilitas lebih kecil dari taraf signifikan, maka sebaran tidak
normal (Ghozali, 2001:112)
b) Uji Homogenitas varian’s antar kelompok
Uji homogenitas varians antar kelompok ditujukan untuk
mengetahui bahwa masing-masing kelompok sampel berasal dari
populasi yang sama dan varian dari masing-masing kelompok adalah
homogenitas (Ghozali, 2001 : 128).
Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan metode
Statistical Packages for Social Science (SPSS) Test
Homogenitas
varian hanya dilakukan pada item yang telah memenuhi asumsi
sebaran normal data. Pengujian homogenitas data menggunakan
Levene’s Test for Equality of Variance. Jika nilai Levene’s test
signifikan (di bawah 5%), maka hipotesa nol akan ditolak bahwa group
memiliki varians yang berbeda dan hal ini tidak memenuhi syarat.
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian pada hipotesis ini menggunakan statistik parametrik
dengan alat analisis independent sampel t-test untuk mengetahui ada atau
tidak perbedaan rata-rata diantara dua kelompok sampel yang saling
independent (Djarwanto, 1996: 314).
Rumus t-test adalah sebagai berikut (Djarwanto, 1996: 312):
t
x1  x2 
Sx1  Sx2
Keterangan :
x1
= rata-rata X1
x2
= rata-rata X2
Sx1  Sx2
= standard eror beda rata-rata
Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t pada tingkat
keyakinan 95% dan tingkat kesalahan 5%, dengan ketentuan degree of
freedom (d.f) = n1 + n2 -2 atau dapat dilakukan juga dengan melihat pvalue, maka keputusanya:
a. Apabila t~ hit > t~tabel: Ho ditolak dan Ha diterima, alpha= 0,05, df n1
+ n2 -2
b.
Apabila t~hit < t~ tabel : Ho diterima dan Ha ditolak, alpha= 0,05; df
n1 + n2 -2
c.
Apabila p-value/asysimp. sig < alpha = 0.05, maka Ho ditolak dan Ha
diterima
d.
Apabila p-value/asysimp. sig > alpha = 0.05, maka Ho diterima dan Ha
ditolak
D. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan Independent Sample t
test perbedaan persepsi tentang etika bisnis diperoleh nilai thitung > ttabel (3,804
> 1,671) untuk mahasiswa dan diperoleh nilai thitung > ttabel (2,840 > 1,671)
untuk mahasiswi pada taraf signifikansi 5% dengan nilai p-value 0,010
(p<0,05). Maka H1 diterima. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan
persepsi tentang etika bisnis antara mahasiswa dan mahasiswi. Berarti
penelitian ini dapat dikaitkan dengan penelitian Ekayani dan Putra (2003)
tentang persepsi akuntan dan mahasiswa di Bali terhadap etika bisnis. Hal ini
dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
persepsi mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan Independent Sample t
test perbedaan persepsi tentang etika profesi diperoleh nilai thitung > ttabel (3,804
> 1,671) untuk mahasiswa dan diperoleh nilai thitung > ttabel (3,087 > 1,671)
untuk mahasiswi pada taraf signifikansi 5% dengan nilai p-value 0,008
(p<0,05). Maka H2 diterima. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan
persepsi tentang etika profesi antara mahasiswa akuntansi dan mahasiswi.
Berarti penelitian ini dapat dikaitkan dengan penelitian Ekayani dan Putra
(2003), Bawono dan Lutfia (2008). Hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi mahasiswa dan mahasiswi
Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
E. PENUTUP
Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan Independent Sample t-test
tentang perbedaan persepsi tentang etika bisnis antara mahasiswa
memperoleh nilai thitung > ttabel (3,804 > 1,671) dan mahasiswi memperoleh
nilai thitung > ttabel (2,840 > 1,671) maka signifikan pada taraf signifikansi
5% dengan nilai p-value 0,010 (p<0,05). Maka H1 diterima. Artinya
terdapat perbedaan yang signifikan persepsi tentang etika bisnis antara
mahasiswa dan mahasiswi.
2. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan Independent Sample t-test
tentang perbedaan persepsi tentang etika profesi antara mahasiswa
memperoleh nilai thitung > ttabel (3,804 > 1,671) dan mahasiswi memperoleh
nilai
thitung
>
ttabel
(3,087 > 1,671) maka signifikan pada taraf signifikansi
5% dengan nilai p-value 0,008 (p<0,05). Maka H2 diterima. Artinya
terdapat perbedaan yang signifikan persepsi tentang etika profesi antara
mahasiswa dan mahasiswi.
Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan tidak memilih responden dari satu
angkatan saja karena tidak hanya mahasiswa satu angkatan saja yang telah
mengambil mata kuliah yang dimaksud.
2. Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya sampel lebih diperluas lagi yaitu
dengan menambah sampel dari universitas lain dengan fakultas dan
jurusan yang sama sehingga memungkinkan tingkat generalisasinya lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Syukry dan Abdul Halim. 2002. Pengintegrasian Etika dalam
Pendidikan dan Riset Akuntansi. Kompak. STIE YO.
Agus, Sukrisno, dan I Cenik ardana. 2009. Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta :
Salemba Empat
Anshori, Muh. Rusli, 2005. Persepsi Akuntan, Mahasiswa Akuntansi,
danKaryawan Bagian Akuntansi terhadap Etika Bisnis. Skripsi UNS-tidak
dipublikasikan.
Djarwanto, PS. 1996. Statistik Induktif. Yogyakarta: BPFE UGM
Ekayani, Ni Nengah Sri, dan Made Pradana Adi Putra. 2003. Persepsi Akuntan
dan Mahasiswa Bali Terhadap Etika Bisnis dan Etika profesi. SNA. VI,
Surabaya:16-17 oktober.
Fakih. 2001. Analisis Gender dan Transformasi Sosial.Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang: BP
UNDIP.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis.
Yogyakarta : BPFE.
Keraf, Imam. 2000. Etika Bisnis, Tuntutan dan Retervansinya, Yogyakarta:
Kanisius.
Ludigdo, Unti, dan Mas’ud Machfoedz. 1999. Persepsi Akuntan dan Mahasiswa
Terhadap Etika Bisnis. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, vol. 2, jaunari,
pp1-19.
Martadi, Indiana Farid, dan Sri Suranta. 2006. Persepsi Akuntan, Mahasiswa
Akuntansi dan Karyawan Bagian Akuntansi Dipandang Dari Segi Gender
Terhadap Etika Bisnis dan Etika Profesi. Simposium Nasional Akuntansi
(SNA) IX. Padang, Agustus.
Marzuki. 2007. Kajian Awal tentang Teori-Teori gender. PKn dan Hukum FISE
UNY
Mulyadi. 2002. Pemeriksaan Akuntan. Yogyakarta: BPFE.
Rifki, Muhammad. 2008. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Etika Bisnis
di Yogyakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.
Robbins, Stephen. 2002. Research Methods For Business, a Skill Building.
Approach. Third Edition. New York. John Willey dan Sons. Inc
Sekaran, Uma. 2000. Research Methods For Business, a Skill Building. Approach.
Third Edition. New York. John Willey dan Sons. Inc
Sihwajoeni dan M. Gudono. 2000. Persepsi Akuntan Terhadap Kode Etik
Akuntan. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 3, No.2, juli: 168-184.
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: ALFABETA
Yusup, Muhamat, 2005. Persepsi Akuntan, Mahasiswa Akuntansi, dan Karyawan
Bagian Akuntansi terhadap Etika Profesi Akuntan. Skripsi UNS- tidak
dipublikasikan.
Umar, Nasaruddin. 1999. Argumen Kesetaraan Gender : Perspektif Al-Qur’an.
Jakarta : Paramadina.
Download